20 HALAMAN NOMOR 93 TAHUN KE 69 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (152 rb Like) http://facebook.com/balipost
MINGGU WAGE, 20 NOVEMBER 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.485 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Thailand Taklukkan Indonesia
AKBP Brotoseno Terancam Dipecat
4 - 2
Sidoarjo (Bali Post) AKBP Raden Brotoseno dan Kompol D. terancam dipecat dari Polri. Proses hukum tersangka penerima suap penanganan perkara dugaan korupsi cetak sawah masih berlangsung. “Kalau nanti divonis hukuman di atas dua tahun, pasti dikeluarkan. Sekarang proses hukum tengah berjalan,” kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian didampingi Kapolda Jatim Irjen (Pol.) Anton Setiadji di sela-sela menghadiri kegiatan bakti sosial yang dilaksanakan Polda Jatim di Gedangan, Sidoarjo, Sabtu (19/11) kemarin. Tito meminta kepada publik untuk bersabar karena proses hukum kepada tersangka tengah berlangsung. Termasuk, sidang kode etik nantinya juga digelar. “Kita juga akan melaksanakan kegiatan kode etik. Kalau seandainya dianggap menjatuhkan nama baik Polri, bisa saja (dikeluarkan),” tambahnya. Hal. 19 Penerima Suap
Manila Kalah stamina dan skill. Itulah terkesan ketika Timnas Indonesia dikalahkan Thailand 4-2 pada laga pembukaan Piala AFF 2016, Sabtu (19/11) kemarin. Padahal skuat Garuda sempat mengejar defisit dua gol. Tertinggal 0-2 di babak pertama, Indonesia mencoba mengambil inisiatif serangan sejak awal paruh kedua dan akhirnya berbuah dua gol dalam rentang waktu tiga menit saja. Gol pertama Indonesia tercipta di menit ke-53. Umpan Rizki Rizaldi Pora dari sisi kiri disambut Boaz Solossa, meski dipepet dua pemain Thailand. Skor jadi 1-2. Tiga menit berselang, giliran Lerby Aliandry yang mencetak gol memanfaatkan skema yang hampir mirip. Umpan Benny Wahyudi dari sisi kanan, sundulan melambung Lerby bersarang ke gawang Thailand. Skor jadi imbang 2-2. Tetapi, Thailand akhirnya berhasil kembali unggul atas Indonesia setelah Theerasil Dangda mencetak gol keduanya membuat skor jadi 3-2 saat laga tersisa 11 menit saja. Hal. 19 Umpan Pendek
BPM/ade
PARADE - Parade Bhinneka Tunggal Ika diisi dengan mengarak Bendera Merah Putih di Bundaran Patung Arjuna Wijaya, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11) kemarin.
Rencana Aksi 2 Desember Bernuansa Politis Kapolri Siap Tindak Tegas BPM/ant
REBUT - Pesepak bola Indonesia Stefano Lilipaly (kanan) berebut bola dengan pesepak bola Thailand C. Prathum.
Surabaya (Bali Post) Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menyebut, rencana aksi 2 Desember nanti menyimpan agenda tersembunyi. Bukan lagi soal tuntutan proses hukum Ahok, melainkan sudah bernuansa politik. “Kalau proses hukum Ahok sudah jelas, polisi sedang memproses dan secepatnya akan dilimpahkan ke kejaksaan,” katanya seusai menghadiri dialog kebangsaan di Surabaya, Sabtu (19/11) kemarin. Aksi 2 Desember nanti, kata Tito, sangat kental bermuatan politis. Polisi tidak akan segan-segan mengambil tindakan tegas jika sampai berpotensi mengganggu ket-
ertiban umum. “Apalagi jika sampai mengarah kepada tindakan makar, kami akan tindak tegas,” ucap Tito. Seperti diberitakan, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF MUI) akan menggelar aksi damai jilid III pada 2 Desember 2016. Pada bagian lain, Kapolri berencana membentuk tim khusus untuk meredam potensi konflik di berbagai
kelompok masyarakat. Tim ini nantinya terdiri dari unsur kepolisian di tingkat Polres, Polsek, dan TNI di tingkat Kodim, Bakesbang di daerah, serta tokoh masyarakat yang tergabung dalam Forum Kerukunan Umat Beragama. Dia menyatakan, beragam latar belakang suku bangsa di Indonesia, lanjut dia, sangat memungkinkan memunculkan potensi konflik dalam kelompok besar. “Itulah pentingnya memahami nilai-nilai kebinekaan karena pada dasarnya bangsa ini terbentuk dari latar belakang kelompok yang berbeda-beda. Akan sangat berbahaya bagi keutuhan
Nasib Keluarga Pahlawan Puputan Margarana Hari ini, Minggu (20/11), tepat 70 tahun perang Puputan Margarana terjadi di Uma Karang, Margarana, Tabanan. Tiap tanggal 20 November, rakyat Bali memperingati sebagai Hari Puputan Margarana, untuk mengenang kembali perjuangan para pahlawan dalam pertempuran habis-habisan mengusir pasukan Belanda yang dipimpin I Gusti Ngurah Rai. DI BALIK perjuangan para pahlawan pada masa itu, keluarga pahlawan yang gugur di Puputan Margarana belum banyak mendapat perhatian. Semua ahli waris Laskar Ciung Wanara yang gugur di Puputan Margarana, 20 November 1946 lalu pernah mendapat peng-
hargaan dan tali kasih pada Anugerah Pers K. Nadha Nugraha. Bahkan, banyak yang mengaku baru kali ini ahli waris mendapat perhatian sebagai keluarga veteran dan pejuang. Gede Wayan Yasa, ahli waris pahlawan Wayan Kasub, asal Penebel, Tabanan mengakui
perhaian pemerintah terhadap keluarga pejuang masih minim. Pria ini menceritakan, pamannya Wayan Kasub gugur di Margarana ketika berumur 26 tahun. Hal. 19 Dinyatakan Gugur
Tak Semua Dapat Tunjangan Veteran DI BANJAR Bajera Kelod, Selemadeg, salah seorang pejuang kemerdekaan I Ketut Sepud kini tiap harinya berprofesi sebagai pemangku Prajapati desa setempat. Ditemui di kediamannya, kakek yang kini telah berusia 87 tahun ini mengenang masa-masa perjuangannya. Meski tidak ikut serta secara langsung dalam perang Puputan Margarana, namun ia memiliki tugas yang cukup strategis yakni menjadi salah satu pejuang penjaga perbatasan agar pasukan NICA tidak sampai menduduki markas besar perjuangan di Munduk Malang. Bahkan, ia pun sempat melarikan diri saat diberondong tembakan oleh pasukan NICA. BPM/bit Hal. 19 KONDISI - Kondisi pejuang I Ketut Bawa Klewang CANDI - Candi utama di Taman Pujaan Bangsa Margarana. Sepud.
NKRI jika salah satu kelompok memaksakan kehendak, sehingga memunculkan konflik,” katanya. Menurut dia, kebebasan yang terlalu bebas seperti sekarang ini dapat menimbulkan kerawanan karena bisa memunculkan primordialisme, yaitu salah satu kelompok memaksakan kehendaknya sehingga terjadi radikalisme maupun terorisme. “Karena itu, perlu ada mekanisme kontrol agar potensi konflik mulai dari kelompok masyarakat terkecil sebisa mungkin dapat diredam. Karena itu, perlu tim khusus untuk itu,” katanya. (ant/kmb)
Keteguhan Hati Pahlawan I Gusti Ngurah Rai Oleh Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya ‘’ANDAIKAN semua rakyat di Bali memihak NICA, biarlah saya sendiri melanjutkan perjuangan ini.’’ Itu sepenggal kalimat yang pernah diucapkan Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai ketika menghadapi gempuran musuh tentara NICA dari Belanda. Sebuah kalimat yang penuh makna dan pantas direnungkan, betapa keteguhan hati seorang anak bangsa yang harus berani, tulus, ikhlas mempertahankan setiap jengkal Tanah Air dari amuk keserakahan Belanda yang ketika itu menjajah dan ingin menguasai Indonesia, termasuk Bali. Saya berpikir, saya merenung dan bertanya-tanya, di masa kini adakah anakanak bangsa ini memiliki sikap, sifat dan tekad sebesar ini? Harapan saya, semoga masih ada dan masih banyak. Semoga harapan saya itu menemui kebenaran, karena dengan kebenaran itu kita masih memiliki harapan besar akan tetap tegak dan kokohnya negeri ini, Indonesia Raya tercinta.
Salah satu tokoh dari Bali I Gusti Ngurah Rai telah menjadi contoh dan teladan bagaimana setiap anak bangsa harus bersikap kesatria ketika menghadapi musuh, menghadapi suatu negara asing yang merasa digjaya untuk menguasai negeri lain. Militansi yang berkobar-kobar, menjadi bara semangat untuk membangun kekuatan diri, demi mempertahankan Tanah Air, dia tak risau dengan sikap yang tak sejalan dengannya, karena tujuannya satu: demi mempertahankan Tanah Air. Hal. 19 Dari Bali
Kiprah Pejuang Bapak Tjilik
Buat Taman Pahlawan Margarana dan Panti Asuhan Korban Revolusi Generasi sekarang hanya mengetahui adanya Monumen Nasional Taman Pujaan Bangsa Margarana atau lebih dikenal dengan Taman Pahlawan Margarana. Ternyata ide pembangunan Taman Pahlawan Margarana datang dari seorang pejuang almarhum I Nengah Wirta Tamu yang lebih akrab dikenal Bapak Tjilik.
DALAM buku autobiografinya kemudian dipertegas lagi oleh putra sulungnya, Ir. I Wayan Abdi Negara, M.Si., dijelaskan bahwa dalam upaya mengenang, menghormati, dan mengabdikan jasa–jasa para pahlawan pejuang yang telah gugur sebagai pahlawan kusuma bangsa tahun 1953, Bapak Tjilik mempunyai gagasan cemelang untuk membuat candi sebagi tanda bakti kepada pahlawan yaitu Candi Margarana kemudian berkembang menjadi Taman Pahlawan Margarana. Candi adalah hasil budaya nenek moyang bangsa Indonesia pada zaman dahulu yang menggambarkan kemegahan dan kebesaran jiwa
bangsa Indonesia. Bapak Tjilik semasih hidup sempat menuturkan kepada I Wayan Abdi Negara kronologis berdirinya Candi Margarana. Pada tanggal 8 Juli 1953 pukul 08.00 wita, tiba–tiba ingatan Bapak Tjilik terpusat kepada para pahlawan yang telah gugur. Dia bersama Ida Bagus Kalem, seorang seniman lukis dan arsitektur, menuju Desa Pejeng, Gianyar. Di salah satu kuburan rekan seperjuangan yaitu Tjokorda Anom Sandat Bapak Tjilik merenungkan bentuk candi. Hasil olah pikiran Bapak Tjilik itu disuruh I.B. Kalem menuangkan dalam bentuk gambar candi sekarang.
Gambar perencanaan Candi Margarana dibuat oleh Bapak Tjilik dan Ida Bagus Kalem menjadi pemenang tender dari 13 peserta sayembara. Didirikanlah Candi Pahlawan Margarana di atas persawahan Uma Kaang, Desa Marga, Kabupaten Tabanan. Candi ini diresmikan 20 November 1953, karena di tempat ini telah terjadi perang Puputan Margarana 20 November 1946 melawan Belanda yang merupakan suatu peristiwa heroik para pejuang kemerdekaan putra-putri terbaik di Bali yang tercakup dalam pasukan Ciung Wanara. Hal. 19 Induk MBO
Bapak Tjilik (alm)
BPM/dok