20 HALAMAN NOMOR 114 TAHUN KE 69 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id
TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (152 rb Like) http://facebook.com/balipost
MINGGU KLIWON, 11 DESEMBER 2016
Desa Buduk Terendam Banjir Mangupura (Bali Post) – Jangan menganggap Bali bebas banjir. Buktinya, hujan lebat yang mengguyur wilayah Kabupaten Badung, Sabtu (10/12) kemarin, menimbulkan bencana banjir di sejumlah titik. Salah satunya di wilayah Desa Buduk. Desa yang terletak di Kecamatan Mengwi. Semantara informasi masyarakat yang bermukim di sekitar lokasi bencana menyebutkan banjir merendam dua tempat suci yakni di Pura Taman Beji di Banjar Sengguan dan Pura Penganyudan di Banjar Pasekan. Selain itu, banjir juga menggenangi Jalan Raya Buduk, kos-kosan di Banjar Sengguan, jalan depan Indomart Banjar Tengah. Belum ada laporan soal korban jiwa dari bencana tersebut. Sementara itu, tokoh masyarakat Desa Buduk, Ida Bagus Arga Patra, mengatakan banjir disebabkan naiknya debit air di Sungai Yeh Pangi. Selain air sungai yang meluap, saluran irigasi subak juga meluap yakni Subak Ayung dan Subak Bernasi juga memicu terjadinya banjir. Hal. 19 Dekat Sungai
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.485 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 233801, 225764 Faksimile: 227418
Bom Bekasi untuk Ledakkan Istana Negara
LOKASI BOM - Aparat kepolisian berjaga hingga Sabtu malam ( 10/12) di lokasi ditemukan bom di kontrakan Jalan Bintarajaya, Bekasi Selatan. BPM/ade
Calon Pengantinnya Seorang Wanita Jakarta (Bali Post) Menjelang Natal dan Tahun Baru 2017, aksi terorisme kembali mengancam Jakarta. Kini, sasarannya adalah Istana Negara. Hal itu terungkap saat Polri sukses menangkap pemilik bom di sebuah rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat pukul 15.40 WIB, Sabtu (10/12) kemarin.
BPM/toet they
BANJIR - Kondisi dua pura di Desa Buduk ketika diterjang banjir, Sabtu (10/12) kemarin.
Sebuah bom aktif yang berdaya ledak besar ditemukan di rumah tersebut. Bom pun akhirnya diledakkan sore kemarin sehingga lokasi sudah steril. Aparat kepolisian menangkap empat orang yakni NS, AS (laki-laki) dan DYN (perempuan). Sementara SY perakit bom ditangkap di Solo semalam. Kronologis penangkapan dimulai dengan pembuntutan oleh anggota Densus 88 terhadap NS dari Solo ke Jakarta. Setibanya
di Jakarta, kendaraan yang ditumpangi NS kemudian menjemput DYN di daerah Pondok Kopi. Mereka saat itu diketahui membawa sebuah kardus. DYN kemudian diantar ke kantor pos di sekitar kawasan Bintara untuk mengirimkan kardus yang dibawanya. Namun, saat kardus diambil dan diperiksa anggota Densus 88, ditemukan pakaian dan surat wasiat DYN yang ditujukan untuk orang tuanya. Isi surat
wasiat tersebut menyatakan kesiapan DYN untuk melakukan amaliyah alias pengantin pelaku peledakan bom. Dari kantor pos, NS, AS, dan DYN menuju rumah kos di Jalan Bintara Jaya VIII Bekasi, tempat DYN turun dengan membawa ransel hitam dan masuk ke kamar 104. Sementara NS dan AS meninggalkan rumah kos tersebut sambil tetap dibuntuti. Hal. 19 Dalam Ransel
Anggota JAKDN Pimpinan Abu Jandal Empat terduga pelaku bom yang ditemukan di Bekasi itu diketahui anggota Jamaah Anshar Khalifah Daulah Nusantara (JAKDN) yang berafiliasi dengan ISIS. JAKDN ini memiliki pentolan Abu Jandal yang kini masih menjadi buronan polisi. “Ini jaringan JAKDN (Jamaah Anshar Khilafah Daulah Nusantara),” kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar saat dikonfirmasi kemarin. Boy juga menambahkan bahwa NS merupakan pimpinan jaringan di Solo, Jawa Tengah. Sementara surat wasiat milik DYN kini diamankan. Surat ini diperoleh dari paket yang dikirim via kantor pos, sebelumnya dihantarkan oleh tiga orang itu. Hal. 19 Sterilkan Lokasi
Terminal Kian Termenung
BPM/dok
SEPI - Suasana sepi setiap hari menyelimuti Terminal Tipe A Mengwi, Badung.
’’Konflik’’ Terminal Mengwi Vs Ubung KEBERADAAN Terminal Mengwi tidak berfungsi maksimal. Sejak diresmikan tahun 2011 lalu hingga saat ini, keberadaan terminal Tipe A itu mati suri. Hal ini menyusul banyaknya bus angkutan kota antarprovinsi (AKAP) yang menurunkan penumpang di jalan depan Terminal Mengwi, bukan di dalam terminal tersebut. Kondisi pelayan di Terminal Mengwi, juga diakui Ngurah Sukarma, salah seorang sopir angkutan umum di terminal tersebut, Sabtu (10/12) kemarin, belum tertata dengan baik. Kendati difungsikan sebagai terminal tipeAuntuk memecah kemacetan di kota, namun justru masih banyak angkutan kota antar-provinsi (AKAP) yang tidak mematuhi aturan dengan menurunkan penumpang di jalanan dan Terminal Ubung. Konflik dua terminal ini harus diselesaikan. “Program pemerintah itu harus sejalan, kalau bus tetap diloloskan (ke Terminal Ubung –red) akan berdampak bagi kami, bahkan besar dampaknya bagi pengemudi,” keluhnya. Dia mengakui, adanya dualisme fungsi terminal, yakni di Terminal Ubung dengan Mengwi, memberikan peluang bagi AKAP untuk berbuat curang. Perilaku tersebut harus ditindak tegas, sehingga tidak merugikan angkutan umum yang beroperasi di Terminal Mengwi. “Ini memerlukan tindakan tegas pemerintah, artinya sekarang ada dua kaki yang berpijak ada di Ubung dan Mengwi. Kalau pemerintah tegas, tidak akan ada masalah,” jelasnya. Hal. 19 Matikan Angkutan Umum
Tidak Terbit Terkait hari raya Maulid Nabi Muhammad SAW yang merupakan libur nasional, maka Bali Post pada Senin (12/12) tidak terbit. Bali Post terbit kembali seperti biasa mulai Selasa (13/12) . Oleh karena itu, pelanggan dan relasi iklan harap maklum. Redaksi
Empat Tahun Tak Sumbangkan Pendapatan Terminal Loka Srana, Bangli sejak empat tahun lalu tak menyumbangkan pendapatan ke daerah. Hal tersebut menyusul terminal yang berada di pusat kota itu dijadikan tempat penampungan pedagang Pasar Kidul yang menjadi korban kebakaran. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Bangli, I Gede Arta, Sabtu (10/12) kemarin, menjelaskan sebelum kebakaran Pasar Kidul, terminal yang berlokasi di timur kantor PLN itu mampu menyumbangkan pendapatan yang lumayan besar untuk daerah. Akan tetapi, sejak 2013, hal tersebut nihil. Sebab, kendaraan umum tak bisa masuk. Hal. 19 Pedagang Pasar
Sejak tahun 2002 terjadi perubahan dalam menggunakan jasa angkutan. Bila sebelumnya masyarakat yang ingin ke luar daerah, dipastikan akan memilih bus untuk jenis armada angkutannya. Namun, kini mereka telah beralih menggunakan moda angkutan lainnya, seperti kendaraan pribadi, jasa travel, serta angkutan udara. KONDISI tersebut juga memengaruhi hiruk pikuk suasana terminal di Bali. Jangankan di daerah kabupaten, sejumlkah terminal di Kota Denpasar saja terpuruk. Ibaratnya, nasib terminal termenung. Termenung menunggu perubahan nasib atau termenung menjelang ditutup. Dari laporan wartawan Bali Post di sejumlah daerah menunjukkan sejumlah terminal kian sepi. Krama Bali semakin sedikit yang mau menjadi sopir angkutan. Terminal kini magarang dengan pasar. Lihat saja Terminal Batubulan yang menjadi pusat per-
jalanan dari Bali Barat ke Bali Timur sepi penumpang dan armada. Warga tak lagi mau menunggu armada di terminal, melainkan menyetop armada di tengah jalan. Armada angkutan pun demikian, enggan masuk terminal. Di Bangli, Klungkung, Amlapura, Jembrana, Buleleng, dan Tabanan juga bernasib sama. Untuk melihat kondisi riil di lapangan, kita lihat saja kondisi Terminal Ubung, Denpasar yang dulu dikenal terminal terpadat dan terkrodit. Hal. 19 Tipe B
BPM/sos
DITUTUP- Terminal Loka Srana, Bangli ditutup untuk menampung pedagang.
Nasib Terminal Negara dan Kediri
Malam Disulap Jadi Pasar Senggol SELAMA beberapa tahun terakhir, Terminal Umum Negara (TUN) memiliki fungsi ganda. Terminal ini disulap sebagai Pasar Senggol di malam hari. Kondisi tersebut menjadikan terminal tidak berfungsi maksimal, terutama saat malam hari. Pasalnya, hampir seluruh lahan terminal digunakan untuk lapak dagang. Para pedagang dan sopir angkutan berebut lahan. Tak jarang, kondisi tersebut sering memicu konflik karena kepentingan masing-masing. Seperti beberapa waktu lalu, sopir angkot dan kendaraan umum lainnya berkeinginan bisa beroperasi hingga malam hari. Namun di sisi lain, lapak pedagang sudah datang sejak sore. Alhasil, para sopir angkot terpaksa harus menyingkir dari tempat mereka resmi untuk ngetem (menunggu penumpang). Hal tersebut sempat menuai protes dari sejumlah sopir angkot. Kendati sejatinya sudah ditentukan jam pembagian penggunaan terminal, namun para pedagang sering datang
mendahului. Dari sisi pengelolaan, keduanya juga berbeda. Terminal dikelola Dinas Perhubungan, sedangkan Pasar Senggol oleh Perusda Jembrana. Sopir angdes merasa keberatan terminal yang digunakan untuk ngetem diserobot para pedagang Pasar Senggol sebelum waktunya. Di samping pembagian waktu, juga dari sisi kebersihan areal terminal sering menjadi permasalahan. Lokasi yang saling berdekatan dan saluran pembuangan yang terbatas, menjadikan kawasan itu agak kumuh. Oleh pengelola, para pedagang juga diminta untuk menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, terutama soal limbah cair. Mereka diminta untuk menyiapkan plastik untuk menampung sampah dan selanjutnya dibuang di tong sampah yang disediakan. Sejumlah tong telah disiapkan termasuk gerobak pembuang sampah dari Dinas LHKP Pemkab Jembrana. Hal. 19 Terminal Baru
BPM/olo
BERFUNGSI GANDA – Kondisi Terminal Umum Negara yang berfungsi ganda. Di malam hari berubah menjadi pasar senggol.