20 HALAMAN
NOMOR 328 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com
TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA
E-mail: balipost@indo.net.id
HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000
balipost (144 rb Like) http://facebook.com/balipost
SELASA PAING, 26 JULI 2016
Pengemban Pengamal Pancasila
@balipostcom (4.295 Follower) http://twitter.com/balipostcom
@balipostcom http://instagram.com/balipostcom
TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418
Bali Darurat Narkoba
Ada Siswa Jadi Pengedar, Narkoba Sudah Masuk Desa Peredaran narkoba di Bali meresahkan. Bahkan Bali sudah darurat narkoba. Bayangkan, seorang siswa di Karangasem ditangkap sebagai pengedar. Di Mengwi, Badung, ada lima pelajar (salah satunya SMP) yang terbukti menggunakan narkoba. Sungguh memprihatinkan! Sementara peredaran narkoba sudah mencapai pelosok desa. Terbukti, peternak ayam petelor di Penebel (Tabanan) tersangkut kasus narkoba.
KEBUTUHAN narkoba di Bali sangat tinggi dan peredarannya begitu cepat. Demikian penegasan Kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Bali Brigjen Pol. Putu Gede Suastawa, Senin (25/7) kemarin. Selain itu modus menyembunyikan barang haram itu juga semakin beragam. Selain disimpan dalam tas dan bungkus rokok, bahkan ada yang ditelan. ‘’Mereka terus berinovasi untuk bisa menyelundupkan atau mengedarkan narkoba di Bali. Memang sulit diberantas jika hanya menyerahkan kepada BNN dan kepolisian saja. Kalau dibiarkan maka siapa pun bisa kena.
Maka dari itu mari bersamasama memerangi peredaran narkoba ini,’’ pungkasnya. Apalagi peredaran narkoba sudah merambah hingga pelosok desa. Salah satu buktinya narkoba sudah beredar di kalangan peternak ayam petelor di wilayah Penebel, Tabanan. Jika tidak ditanggulangi maka dikhawatirkan akan membuat bangkrut peternak wilayah tersebut. Penyebab narkoba bisa cepat masuk ke desa-desa, kata Suastawa, karena pengedarnya mempromosikannya sebagai obat kuat. Hal. 19 Bikin Impoten
Bali Peringkat Ke-11 di Indonesia NARKOBA bukan mainan. Tetapi para bandarnya mengemasnya seperti permainan. Direktur Resnarkoba Polda Bali Kombes Pol. Franky merilis pengungkapan kasus 726 butir ekstasi bentuk boneka dolphin (lumba-lumba). Menurut Franky, bentuk ineks seperti itu merupakan produk lama tetapi dicetak lagi dan dikirim dari bandar asal Surabaya, Jawa Timur. ‘’Dari pengungkapan kasus ini, berapa orang Bali yang kami selamatkan? Melihat peredaran narkoba saat ini, kondisi Bali sudah di atas darurat. Untuk itu kami akan kejar terus bandar maupun pengedarnya,’’ tegas Kombes Franky, pekan lalu. Kebutuhan narkoba di Bali sangat tinggi dan peredarannya begitu cepat. Oleh karena itu, ia bersama Kasubditnya berusaha mengimbanginya dengan menangkap pengedar skala besar. Apalagi, Kapolri punya program yaitu Promoter (profesional, modern dan terpercaya). ‘’Itu program 100 hari Bapak Kapolri dan harus kita wujudkan,’’ tandas Franky. Apa yang disampaikan Franky sesuai dengan data yang dimilki BNNP Bali, Hal. 19 Pemerintah Pusat
IDI Tetap Tolak Suntik Kebiri Jakarta (Bali Post) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menegaskan konsistensinya menolak menjadi eksekutor hukuman kebiri terhadap pelaku kekerasan seksual terhadap anak. Menurut IDI, menjadi eksekutor dalam penegakan hukum bertentangan dengan etika kedokteran. ‘’Silakan pemerintah menunjuk petugasnya, dan dilatih, karena menyuntik tidak membutuhkan keahlian yang sangat, itu keahlian yang sederhana, orang awam bisa. Misalnya punya penyakit diabetes melitus menyuntik setiap saat bisa,’’ kata Wakil Ketua IDI Daeng Muhammad Faqih dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VIII di ruang kerja Komisi VIII DPR, Jakarta, Senin (25/7) kemarin. Menurutnya, ketentuan dalam etika kedokteran sudah sejak dulu seperti itu, bahwa dokter dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan etika yang ada. ‘’Karena kita dokter profesi yang menekankan pada pertolongan, kita harus melakukan tindakan dalam rangka memberikan pertolongan. Kalau dalam rangka menghukum enggak kena,’’ kata Daeng. Hal. 19 Menghukum Menyiksa
Penjagaan Istri Santoso Diperlonggar
Jumiatun Dirawat di Ruang VIP Palu (Bali Post)Penjagaan terhadap istri kedua gembong teroris Santoso di Rumah Sakit Bhayangkara Palu, Sulawesi Tengah, pada Senin (25/7) kemarin terlihat diperlonggar. Hal tersebut berbeda dengan hari sebelumnya saat Jumiatun alias Umi Delima, tiba di Bhayangkara. ‘’Saat tiba di sini, istri Santoso dirawat di ruangan perawatan umum,’’ kata seorang sumber di RS Bhayangkara Palu. Namun, katanya, setelah dilakukan pemulihan kesehatan intensif, istri Santoso dipindahkan ke ruangan VIP khusus di samping ruangan perawatan umum. Sejumlah anggota Polri bersenjata lengkap pun disiagakan di dekat ruang perawatan VIP Bhayangkara. Terlihat di atas meja jaga, ada delapan helm pasukan yang disusun rapi. Jumiatun juga memiliki nama lain yakni Ipa alias Latifah alias Bunga, alias Ade alias Askia, lahir di Bima pada 23 Oktober 1994 dengan alamat Desa Campa Mada, Kabupaten Bima, NTB. Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Drs. Rudy Sufahriadi di Palu,
Senin kemarin, menanggapi perkembangan terkini terhadap istri almarhum Santoso. Umi Delima menyerahkan diri ke aparat Satgas Operasi Tinombala pada Sabtu (23/7) difasilitasi petani di Poso. Dia berpisah dengan Santoso saat suaminya itu tertembak dan membawa lari satu pucuk senjata yang digunakan Santoso baku tembak dengan aparat. Rudy mengatakan Umi Delima belum dimintai keterangan secara formal karena menunggu pemulihan kesehatannya secara total. Hal. 19 Secara Formal
Jumiatun Diantar Petani JUMIATUN alias Umi Delima, istri Santoso (alm), pimpinan kelompok sipil bersenjata di Poso, Sulawesi Tengah, terpaksa membuang senjata suaminya di dalam hutan karena kelelahan setelah beberapa hari melarikan diri pascatertembaknya Santoso. ‘’Waktu lari, dia membawa lari senjata Santoso. Senjata itu ditinggal di hutan. Nanti kalau sudah sehat kita bawa kembali ke hutan cari senjata itu,’’ kata Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Drs. Rudy Sufahriadi di Palu, Senin (25/7) kemarin. Kepada wartawan, Rudy menjelaskan kronologi pelarian Umi Delima setelah Santoso tertembak pada Senin (18/7) petang. ‘’Dalam kontak tembak, Santoso sempat jatuh di depan Delima. Sempat bicara sebentar lalu dia ambil senjata Santoso kemudian dia lari,’’ katanya. Rudy mengatakan Umi Delima terus berlari dan berlari sambil membawa senjata yang digunakan Santoso. Dalam pelarian itu, dia masih sempat mendengar suara anggota kelompoknya Basri dan istrinya. ‘’Dia lari sendirian,’’ katanya. Menurut Rudy, karena sudah lelah, Umi Delima akhirnya melepaskan senjata tersebut. ‘’Senjata dia tinggal karena sudah capek,’’ katanya. Namun, Kapolda tidak menjelaskan jenis senjata yang dimaksud. Hal. 19 Pekerja Kebun
Luhut Soal Jokowi
Kalau Sudah Yakin Tak Pernah Mundur
Bali Post/ant
PENYAPU JALANAN - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menggendong seorang petugas penyapu jalan yang memegang penghargaan Adipura Kirana pada pertemuan dengan ratusan petugas penyapu jalan di Semarang, Jawa Tengah, Senin (25/7) kemarin. Adipura Kirana merupakan penghargaan untuk kota yang dinilai mampu mendorong pertumbuhan ekonomi melalui perdagangan, pariwisata, dan investasi.
MENTERI Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Luhut Panjaitan menegaskan kondisi perekonomian Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo semakin membaik, meski sempat mengalami fase penurunan. Ia mengakui jika di awal pemerintahan, banyak yang pesimis dengan kemampuan pemerintahan Presiden Jokowi karena hanya dianggap sebagai orang Solo dan berasal dari daerah. Namun, ia mengagumi prinsip Presiden Jokowi yang kalau sudah yakin dengan kebenaran sebuah niat, maka tidak akan pernah mundur untuk mewujudkannya. ‘’Sepanjang dibuat untuk kepentingan bangsa dan negara, beliau
tidak pernah mundur,’’ katanya dalam dialog di Medan, Senin (25/7) kemarin. Ia juga mengatakan, Presiden Joko Widodo memimpin pelaksanaan konsep ‘’revolusi mental’’ dengan keteladanan yang diawali dari keluarga dan konsistensi dalam pengambilan keputusan. Gaya hidup sederhana yang diterapkan Presiden Jokowi selama ini bukan pencitraan, melainkan pola hidup yang dijalankan anggota keluarganya. Ia mencontohkan kebiasaan Ibu Negara Iriana yang lebih senang menggunakan tas produksi dalam negeri karena dinilai memiliki kualitas yang tidak kalah bagus. ‘’Kalau istri saya masih branded-lah, kalau
ibu itu, tas yang di pasar,’’ katanya dalam dialog dengan tema ‘’Peranan Tokoh Masyarakat dalam Membina Kehidupan Berbangsa dan Bernegara dalam Bingkai NKRI’’. Baru-baru ini, Presiden Jokowi diketahui menggunakan sepatu baru yang awalnya dianggap sepatu bermerek dengan harga yang mahal. ‘’Saya pikir seperti saya yang bermerek, tidak tahunya Cibaduyut lagi,’’ katanya disambut tawa peserta dialog yang terdiri dari puluhan tokoh masyarakat Sumut. Menurut Luhut, pola hidup sederhana itu menyebabkan Presiden Jokowi terkesan mengabaikan protokoler kepresidenan. Hal. 19 Pengujian Makanan
Joko Widodo