Edisi 08 Mei 2016 | Balipost.com

Page 1

20 HALAMAN NOMOR 253 TAHUN KE 68 Online :http://www.balipost.co.id http://www.balipost.com E-mail: balipost@indo.net.id

TERBIT SEJAK 16 AGUSTUS 1948 PERINTIS: K. NADHA HARGA LANGGANAN Rp 90.000 ECERAN Rp 4.000

balipost (124 rb Like) http://facebook.com/balipost

MINGGU PON, 8 MEI 2016

TAK terasa sudah hampir 12 tahun saya menulis kolom di Bali Post. Tulisan saya yang pertama judulnya ‘’Semua Orang Bisa Jadi Milyuner’’ itu terbit di bulan September 2004 dulu di kolom namanya Money&You.

Membaca kembali tulisan-tulisan dalam rentang 12 tahun bagi saya bagaikan menembus terowongan waktu. Kembali ke masa lalu. Kembali ke masa-masa baru belajar (dan sok tahu), ke masa-masa awal membangun BPR Lestari, miskin namun

@balipostcom http://instagram.com/balipostcom

TELEPON: Iklan/Redaksi/Sirkulasi (0361) 225764 Faksimile: 227418

Pengemban Pengamal Pancasila

PAJAK !

@balipostcom (4.088 Follower) http://twitter.com/balipostcom

penuh semangat. Beberapa tulisan kalau saya baca lagi sekarang, ternyata malu-maluin, namun ada pula beberapa yang saya suka. Tulisan-tulisan di Money&You (kemudian menjadi Money&I) sebenarnya menggambarkan perjalanan belajar saya. Yang saya sampaikan sebenarnya bukan murni pemikiranpemikiran saya (ada beberapa ide orisinal saya), namun sebenarnya

merupakan pemikiran-pemikiran dan ide dari banyak orang, banyak guru, banyak teman di mana saya belajar selama perjalanan karier saya. Tulisan-tulisan itu juga menggambarkan perkembangan pemikiran saya, mulai dari sok tahu sampai sekarang mudah-mudahan sudah lebih bijak. Sebuah era haruslah berakhir. Bosan juga menulis di kolom kotak yang terbatas.

Saya dengan ini sengaja akan mengakhiri kolom Money&I (karena sekarang sudah menjelma menjadi majalah). Oleh karenanya saya pamit, dan mengucapkan beribu terima kasih atas segala perhatian dari pihak Bali Post. Atas perhatian masyarakat Bali. Semoga Money&I selama ini bermanfaat. Hal. 19 Menginspirasi

www.alexpchandra.com

Hongkong Airlines ’’ Turbulence’’ Belasan Penumpang Dirawat di Bali Mangupura (Bali Post ) – Pesawat Hongkong Airlines HX6704 tujuan Denpasar - Hongkong mengalami turbulence (guncangan hebat di udara) sehingga harus kembali ke Bandara I Gusti Ngurah Rai (return to base - RTB), Sabtu (7/5) kemarin pukul 04.34 Wita. Insiden ini mengakibatkan belasan penumpang dan kru luka-luka. Maskapai tipe A332 tersebut mengangkut 204 penumpang dan 12 kru. Dari 17 yang mengalami cedera tiga di antaranya merupakan awak pesawat. Data yang diperoleh, penumpang pesawat yang mengalami luka-luka adalah Zhang Yajing (48), Connie Hui (21), Hang Ping Huang (63), Pan Shi Gun (47), Xiao Xiu Qiong (38), Sin Yan Chan (26), Tze Ching Woing (33), Yin

Kang Huang (64), Tang Yao Yang (24), Shang Shan Tang (22), Lijun Ran (45), dan Li Jun Trang (45). Korban yang dirujuk ke Rumah Sakit BIMC Kuta dengan melibatkan tiga ambulans AP1, satu ambulans KKP, satu ambulans Pemprov Bali, dan satu lagi ambulans BPBD. Hal. 19 Kembali ke Ngurah Rai

BPM/wan

RESAH - Sejumlah penumpang Hongkong Airlines resah dan gelisah saat menunggu di Bandara Ngurah Rai, Sabtu (7/5) kemarin.

TURBULENSI - Pesawat Hongkong Airlines yang mengalami turbulensi akhirnya kembali ke Bandara Ngurah Rai, Sabtu (7/5) kemarin.

Hanya Luka Ringan Mangupura (Bali Post) Hingga saat ini jumlah korban turbulensi pesawat Hongkong Airline yang tercatat di BIMC Hospital 14 orang, namun satu pasien telah dirujuk ke Siloam Hospital. Pasien diterima pukul 04.30 dini hari dan

langsung mendapatkan penanganan dari tim medis BIMC. Putu Hema, Operation Manager BIMC, mengatakan saat ini ada 13 pasien yang ditangani pihaknya baik laki-laki maupun perempuan. Dari semua korban tersebut, rata-ra-

421 Bidan PTT Berharap Jadi PNS SETELAH memperjuangkan nasibnya beberapa waktu lalu ke Jakarta, para bidan akhirnya dijanjikan akan diangkat menjadi PNS tahun 2016 ini. Namun, akan diberlakukan aturan tes CAT dan maksimal usia 35 tahun. Beberapa kali organisasi bidan menghadap ke Menpan maupun Menkes bahkan pernah menghadap Presiden terkait adanya aturan tersebut. “Para bidan bergerak lagi 4 Mei lalu dengan tujuan supaya tes itu hanya formalitas karena bidan terkendala masalah usia,” kata Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Bali, Ketut Adi Arini, Sabtu (7/5) kemarin. Berdasarkan informasi yang didapatnya, tes hanya bersifat formalitas karena bidan PTT telah mengabdikan diri selama bertahun-tahun. Sementara aturan maksimal usia pengangkatan bidan di atas 35 tahun tidak bisa diangkat, berlaku jika bidan tersebut baru diangkat menjadi bidan PTT setelah usia 35 tahun. Sedangkan bidan yang telah menjadi bidan PTT sebelum usia 35 tahun, dapat diangkat menjadi PNS. Aturan tersebut diberlakukan lantaran UU ASN yang mengatur pengangkatan PNS maksimal usia 35 tahun. Di Bali ada 427 bidan PTT. Dari jumlah itu hanya 6 orang yang nasibnya belum jelas karena adanya aturan usia maksimal 35 tahun. Namun, dengan adanya perjuangan bidan beberapa waktu lalu, 6 orang tersebut akan dicarikan payung hukumnya agar dapat diangkat menjadi PNS. Jika anggaran negara cukup untuk mengangkat PNS tahun ini, Bali dikatakan sudah siap dengan nama-nama bidan yang direkomendasikan. “Kalau anggaran tidak mencukupi, akan diangkat bertahap,” imbuhnya. Bidan-bidan tersebut tersebar di 716 desa di Bali. Hanya, daerah yang medannya berat seperti Singaraja, Karangasem, dan Bangli memerlukan dua bidan tiap desa. Hal. 19 800 Bidan

ta pasien hanya mengalami luka ringan. “Kondisi pasien kebanyakan keseleo dan beberapa pasien yang melakukan X-ray, tapi belum tahu hasilnya,” ujarnya, Sabtu (7/5) kemarin. Hal. 19 Sudah Dipulangkan

Nasib Bidan di Bali

TUGAS BERAT, GAJINYA DI BAWAH UMR Setiap 5 Mei diperingati sebagai Hari Bidan. Ini disebabkan begitu mulia dan beratnya tugas bidan di Tanah Air. Namun saying, perhatian pemerintah masih sangat kurang. LIHAT saja nasib bidan di desa terpencil di Bali. Mereka dibebankan menjadi gawang terdepan menangani kelahiran dan menurunkan angka kematian bayi dan ibu melahirkan, namun perbaikan kesejahteraannya tak sederas tugasnya. Anggota DPRD Bali Ketut Kariyasa Adnyana mengakui pekerjaan bidan cukup berat namun gaji yang mereka dapat masih di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Selain itu, bidan PTT sebagian besar sudah

memiliki pengabdian di atas 10 tahun. Paling rendah 7,5 tahun pengabdian, sehingga muncul pula aspirasi untuk segera menetapkan mereka menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS). “Dengan adanya tambahan untuk insentif mereka sebelum ditetapkan menjadi PNS, kami harapkan mereka betul-betul mengabdikan diri dan menjadi ujung tombak menjaga kesejahteraan masyarakat. Terutama dalam mencegah kematian ibu dan bayi saat melahirkan,” jelasnya.

Kariyasa menambahkan, DPRD Bali sebelumnya pernah memiliki program inisiatif dewan untuk memberi beasiswa bagi tamatan SMA yang melanjutkan pendidikan di sekolah kebidanan. Namun setelah tamat, mereka harus mau ditempatkan di daerah tertinggal atau desa yang masih kekurangan tenaga bidan. Oleh karena itu, tamatan SMA yang diberi beasiswa diutamakan berasal dari daerah tersebut. Hal. 19 Tak Maksimal

Bali Perlu Bidan MasukDusun Jumlah Kecamatan dan Desa di Bali Tahun 2015

BPM/dok

BIDAN- Para bidan di Bali secara kontinu meningkatkan kompetensi membantu melahirkan dan merawat bayi.

No

Kabupaten/Kota

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Jumlah

Jembrana Tabanan Badung Gianyar Klungkung Bangli Karangasem Buleleng Denpasar

Jumlah Jumlah Kecamatan Desa 5 10 6 7 4 4 8 9 4 57

51 133 62 70 59 72 78 148 43 716

Sumber: BPS Provinsi Bali

JIKA ingin masyarakat Bali sehat dan turunnya angka kematian bayi dan ibu melahirkan, tiap dusun wajib disiagakan seorang bidan. Sementara kini dengan program desa siaga mewajibkan tiap desa memiliki seorang bidan belum berjalan maksimal. Usulan Bali perlu bidan dusun ini diajukan pengamat pendidikan kesehatan yang juga Ketua YP3LPK Bali, Drs. Ida Bagus Arka. Alasannya singkat yakni bidan dusun sebagai deteksi dini kesehatan masyarakata di tingkat dusun. Jika ini berperan, puskemas dan RS tak dipadati oleh pasien. Hal. 19 Digaji Pemda

Kisah Bidan PTT di Balik Bukit

Rela Jalan Kaki Tiga Kilometer untuk ’’Home Care’’ Menjalani profesi sebagai seorang bidan tidaklah mudah. Selain harus cakap dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, seorang bidan juga harus memiliki mental yang tangguh dan siap ditugaskan di wilayah mana pun. Tak terkecuali wilayah terpencil yang masih minim infrastruktur.

SEPERTI yang selama ini dijalani oleh bidan Ni Putu Dian Purnamasari. Bidan berstatus PTT kelahiran Desa Suter, Kintamani ini mengaku sudah lima tahun terakhir bertugas di Puskesmas Pembantu (Pustu) yang berlokasi di Banjar Batu Meyeh Desa Songan, Kintamani. Selama bertugas di wilayah balik bukit tersebut, sudah banyak suka maupun duka yang dilaluinya dalam melayani kesehatan masyarakat. Dia menuturkan dengan kondisi infrastruktur jalan di Banjar

Batu Meyeh yang masih belum memadai, dirinya tak jarang harus rela berjalan kaki ke rumah-rumah penduduk untuk memberikan pelayanan kesehatan (home care). “Ketika ada warga yang sakit dan meminta kita datang ke rumahnya, kita sebisa mungkin harus datang memberikan pelayanan kesehatan. Walaupun dengan kondisi jalan yang sempit dan rusak,” terangnya. Selama bertugas di Batu Meyeh, dirinya pernah berjalan kaki ke rumah penduduk sejauh 3-10 kilometer.

Selain menghadapi kondisi infrastruktur jalan yang masih belum memadai, sebagai bidan di wilayah balik bukit, bidan Dian selama ini juga harus menghadapi tantangan krisis air bersih. Sebagaimana yang diketahui, sebagian besar dusun yang ada di wilayah balik bukit tidak memiliki sumber air bersih yang bisa dimanfaatkan warga untuk memenuhi kebutuhan seharihari. Untuk kebutuhan di pustu, bidan Dian mengaku memanfaatkan air dengan cara membeli. Tak jarang juga bantuan air diberikan

oleh pihak dusun. Meski tidak semudah tugas bidan di wilayah desa pada umumnya, namun bidan Dian mengaku cukup menikmati tugasnya melayani masyarakat di Pustu Batu Meyeh. Sebagai bidan yang masih berstatus PTT pusat, impian yang dimilikinya sebenarnya tidak muluk-muluk. Satu-satunya harapan yang dimilikinya saat ini yakni bisa diangkat sebagai bidan dengan status PNS. “Keinginan saya bisa diangkat sebagai PNS,” harap wanita 27 tahun ini. (ina)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 08 Mei 2016 | Balipost.com by e-Paper KMB - Issuu