Edisi 27 Desember 2016 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com

Selasa, 27 Desember 2016

No. 239 tahun X

Pengemban Pengamal Pancasila

Densus 88 Bekuk

Oknum PNS Pelaku Teror Bom di Ambon AMBON - WA, seorang oknum PNS pelaku aksi teror bom di sejumlah bank di Kota Ambon diringkus aparat Desnus 88 di kawasan Nania, Kecamatan Teluk Ambon. Pelaku ditangkap melakukan pengintaian. Kepala Bidang Humas Polda Mlauku, AKBP Richard Tatuh kepada waratwan di ruang kerjanya mengatakan, saat ini tersangka masih diamankan di rumah tahanan Markas Brimob Polda Maluku untuk pemeriksaan lebih lanjut. “Jadi benar bahwa kemarin Densus 88 antiteror telah menangkap salah satu terduga pengancaman dan pemerasan atas nama WA alias SA di Nania. Penangkapan yang bersangkutan ini setelah Densus melakukan pengntaian,” jelas Richard.

Dia mejelaskan, dari hasil pemeriksaan yang dilakukan tim Densus, tersangka terlibat aksi teror di sejumlah bank di Kota Ambon dua pekan lalu. Pelaku juga ikut menaruh paket mencurigakan berisi rangkaian kabel, lilin dan pipa beserta surat ancaman di depan Bank Maluku cabang Mardika. Dia menjelaskan, penangkapan dilakukan setelah aparat berhasil mendapatkan sejumlah barang bukti berupa mesin print dan laptop dari sebuah rental komputer di kawasan Poka. Di rental inilah tersangka membuat surat ancaman serta kop surat yang ditujukan kepada sejumlah bank di Ambon. “Alat print dan laptop juga telah disita. Jadi di rental itu tersangka membuat surat dan kop suratnya,” ujarnya. (ant)

Tertembak Pistol Ayahnya MAKASSAR - Seorang anak polisi bernama Muhammad Alif (14), akhirnya meninggal dunia saat tiba di RSUD Lanto Daeng Pasewang Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan setelah tertembak pistol ayahnya, Aiptu Tengku, bertugas sebagai Kepala SPK C di Polres Jeneponto. “Akibat kelalaian bersangkutan dalam penggunaan senjata apo, bapak korban dikenakan sanksi disiplin yang membuat anaknya tewas tertembak sendiri pistol bapaknya,” kata Kapolres Jeneponto, AKBP Hery Susanto saat dikonfirmasi dari Makassar, kemarin. Saat ini, kata Hery, Tengku sedang menjalani proses pemeriksaan karena dianggap lalai dalam menjaga senjata api sehingga mengakibatkan terjadi insiden, anaknya meninggal dunia. Aiptu Tengku

kini ditempatkan di ruangan khusus karena keadaan masih shock. Kendati ada kesalahan yang dilakukan anggotanya, namun Hery menyayangkan hal itu sampai terjadi, namun pihak penyidik masih terus melakukan pendalaman pada kasus kecelakan tanpa disengaja ini. Setelah pemeriksaan rampung, dirinya akan mengambil keputusan sesuai bobot kesalahannya. Diketahui, Alif merupakan anak ketiga dari Aiptu Tengku, saat itu pada Minggu (25/12) sekitar pukul 19.30 WITA, Alif masuk ke kamar ayahnya yang saat itu baru saja meninggalkan rumah sekitar pukul 18.45 WITA menuju kantor untuk melaksanakan tugas piket penjagaan. Namun saat berangkat Tengku lupa membawa pistolnya. (ant)

Suluh Indonesia/ant

PENANGKAPAN TERORIS - Karo Penmas Mabes Polri Brigjen. Pol Rikwanto menunjukkan surat wasiat terduka teroris saat memberikan keterangan di Mabes Polri, Jakarta, kemarin.

Penangkapan Teroris Purwakarta

Polisi Belum Temukan Bom

Suluh Indonesia/ant

PERINGATI TSUNAMI - Sejumlah perahu nelayan ditambatkan di Pelabuhan Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, kemarin. Menurut panglima laut wilayah setempat, seluruh nelayan Aceh pantang melaut pada hari peringatan tsunami Aceh guna memperingati serta berdoa bagi korban.

JAKARTA - Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Polri Brigjen Pol Rikwanto mengatakan polisi belum menemukan barang bukti berupa bom dari empat terduga teroris yang ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Purwakarta. “Barang bukti bom belum ditemukan. Namun, dari penemuan timbangan itu bisa mengindikasikan. Bisa jadi ada kiriman bom, dari mana itu, masih kami didalami,” kata Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, kemarin. Rikwanto menjelaskan bahwa polisi juga menggerebek kontrakan empat terduga teroris saat masih ting-

gal di Bandung sebelum pindah ke Purwakarta. “Dikontrakan di Bandung, ditemukan beberapa peralatan seperti paku berbagai macam ukuran kemudian timbangan. Memang belum kami temukan bom. Tetapi dari timbangan yang ditemukan akan ada yang ditimbang. Hanya belum ditemukan saja bahannya,” tuturnya. Rikwanto mengatakan polisi menemukan surat pernyataan dari TKP saat penggerebekan terduga teroris yang ditangkap tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri di Purwakarta. “Ini bukan surat ‘pengantin’ tetapi surat pernyataan bahwa Abu Fais dan kawankawan seperti memberi instruksi kepada kelompoknya untuk

siap melakukan kegiatannya melawan kepolisian dan melakukan teror kaitannya dengan Natal dan Tahun Baru,” kata Rikwanto. Ia mengatakan, di rumah kontrakan itu ditemukan, handphone dengan banyak sim card. Ada flashdisk juga, buku pelajaran agama, catatan-catatan tulisan tangan, modem juga ditemukan di sana. Berikut isi surat pernyataan dari terduga teroris tersebut. Bismillahirrahmanirrahim Wahai kalian bala tentara thogut, sesungguhnya hari ini dan seterusnya akan menjadi hari-hari yang penuh ketakutan dan hari yang kelam bagi kalian. Kami akan men-

datangi kalian di mana saja kalian berada. Kami akan mengintai pospos kalian, rumah-rumah kalian, baik itu di tempat keramaian atau sepi, siang atau malam, kami akan jadikan sisasisa umur kalian diujung pisaupisau kami. Jikalau engkau tidak bertobat dari kekafiran dan kedzaliman kalian dari pada kaum muslimin. Kalian yang sudah memenjarakan saudara-saudara kami, menyiksa dan membunuh para mujahid yang berjuang menegakkan syariat Allah. Sesungguhnya bumi ini milik Allah dan tidak sepantasnya kalian berhukum selain hukum Allah. Dan kalian adalah penegak hukum hukum syaitan. (ant)

Wapres :

Kebijakan Bebas Visa Perlu Dievaluasi WAKIL Presiden Jusuf Kalla menyatakan kebijakan bebas visa bagi warga negara lain perlu dievaluasi menyusul maraknya isu mengenai orang asing yang bekerja secara ilegal di Indonesia. Wapres mengingatkan, jangan-jangan kita sudah bebaskan visa, tetapi wisatawannya tidak ada. Jadi perlu kita evaluasi juga. Ia mengemukakan pada awalnya kebijakan bebas visa untuk sekitar 170 negara diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara. “Kita merasa kenapa

wisatawan ini di sini baru sekitar 10 juta. Di lain pihak negara tetangga yang lebih kecil sudah di atas 20 juta. Salah satu masalahanya mereka itu banyak membebaskan visa, memudahkan visa dengan negara-negara yang kita sudah periksa. Itu yang terjadi sebenarnya,” kata Wapres. Ia mengakui bahwa program bebas visa tersebut me-

miliki dampak, terutama penyalahgunaan untuk keperluan kerja, seperti para pekerja China di Indonesia yang dikabarkan tidak melengkapi dokumen ketenagakerjaan. “China punya penduduk 1,4 miliar jiwa. Kalau untuk datang ke Indonesia harus ke Beijing dulu, harus ke Shanghai dan Guangdong karena di situ kita punya konsulat. Bayangkan susahnya negeri yang begitu besar, tapi sulit kalau mau bepergian karena harus mengurus visa dulu. Karena potensinya besar, China juga termasuk bagian dari bebas visa di antara 170-an negara itu,” katanya. Lebih rendah Namun dia tidak percaya begitu saja dengan isu yang berembus karena gaji pekerja kasar di Indonesia jauh lebih rendah dibandingkan dengan China sehingga tidak memotivasi warga negara asing untuk bekerja di Indonesia. Kalaupun ada orang asing yang bekerja di Indonesia dengan menggunakan visa kunjungan wisata, maka Kalla menginstruksikan aparat penegak hukum untuk memulangkan atau mendeportasinya. “Jadi kalau ada yang melanggar, kita pulangkan juga. Kalau orang China itu yang visa turis kita pulangkan juga, deportasi juga. Sama di Malaysia dipulangkan juga orang Indonesia. Di Saudi juga orang Indoensia yang melanggar,” ujarnya. (ant)

Suluh Indonesia/ant

PETANI BUANG TOMAT - Warga membuang buah tomat ke sungai di Kedu, Temanggung, kemarin. Petani tomat setempat terpaksa membuang tomat hasil panen mereka karena harga tomat anjlok menjadi Rp500 di tingkat petani sehingga tidak mampu menutup biaya operasional dan transportasi.

Jumlah TKA Simpangsiur

DPR Gunakan Hak Penyelidikan JAKARTA - Simpangsiurnya data yang diberikan oleh lembaga terkait mengenai jumlah tenaga kerja asing (TKA) terutama yang berasal dari Cina baik yang legal maupun ilegal dinilai mengindikasikan ada persoalan di internal pemerintah. Oleh karena itu, kalangan dewan perlu membuat hak penyelidikan (hak angket) mengenai permasalahan ini. Pakar Hukum Tata Negara, Asep Warlan Yusuf ber-

pendapat DPR bisa menggunakan haknya seperti penggunaan angket untuk bisa menyelidiki sesungguhnya berapa sebenarnya jumlah TKA asal Tiongkok tersebut. “Ini baik Presiden, Menakertrans dan juga Dirjen Imigrasi Kemenkumham maupun datadata dari daerah-daerah memberikan informasi yang berbeda soal TKA Tiongkok. Ini berbahaya untuk kedaulatan negara. Saat ini untuk mendapatkan data yang sebenar-benarnya maka rakyat melalui wakilnya

bisa menyelidiki sendiri hal itu dengan penggunaan hak angket,” kata Asep Warlan Yusuf di Jakarta, kemarin. Sebelumnya, Ketua Komisi IX DPR Dede Yusuf mengusulkan dibentuknya Satuan Tugas untuk menangani persoalan ini. Namun, pembentukan biasanya bersifat internal pemerintah sehingga keputusan yang dihasilkan tidak mampu mengikat pemerintah. Ia mengakui isu TKA asal Cina sudah menjadi isu yang meresahkan masyarakat seh-

ingga DPR selaku lembaga pengawas jalannnya pemerintahan harus memperoleh kebenaran soal ini. Sebagai wakil rakyat, DPR diminta tidak membiarkan isu ini berkembang liar. ”Kalau interpelasi itu hak bertanya dan biasanya kalau menyangkut kebijakan saja. Tapi banyaknya TKA asal Tiongkok itu pelanggaran hukum dan oleh karena itu tidak cukup dengan interpelasi tapi harus diusut melalu angket,’’ katanya. (har)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 27 Desember 2016 | Suluh Indonesia by e-Paper KMB - Issuu