Edisi 17 Maret 2017 | Suluh Indonesia

Page 1

Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771 www.suluhindonesia.com

Jumat, 17 Maret 2017

No. 48 tahun XI

Pengemban Pengamal Pancasila

WNI Bebas Hukuman Mati JAKARTA - Masamah binti Raswa Sanusi, WNI asal Cirebon, Jawa Barat, yang ditahan di Penjara Tabuk, Arab Saudi, atas dakwaan membunuh anak majikannya berumur 11 bulan, haru dan bahagia karena ia dinyatakan bebas oleh hakim Pengadilan Tabuk. Senin, 13 Maret 2017, menjadi hari bersejarah dan tak terlupakan bagi wanita ini karena hakim di Pengadilan Tabuk membebaskannya dari hukuman mati qishas, demikian keterangan yang diperoleh dari KJRI Jeddah, Kamis. Alkisah pada tahun 2009, WNI asal Cirebon itu ditahan di Penjara Tabuk. Sejak saat itu, Masamah yang baru tujuh bulan bekerja di rumah majikannya terpaksa harus merasakan dinginnya tembok penjara. Ia sempat divonis hukuman kurungan

selama lima tahun, namun jaksa penuntut umum menyatakan banding yang kemudian dikabulkan oleh Mahkamah Banding. Selanjutnya Mahkamah Tabuk kembali menggelar persidangan atas kasus Masamah hingga tahap akhir persidangan. Sejak kasus ini bergulir, majikan atau ahli waris korban bersikukuh menuntut Masamah dengan hukuman mati qishas. Hasil sidang pada 26 Februari 2017 menetapkan bahwa sidang yang digelar 13 Maret 2017 sedianya menjadi tahap pembacaan vonis terhadap terdakwa. Namun, hakim ternyata masih mempertimbangkan untuk menggali lebih dalam keterangan dari saksi-saksi yang dulu pernah dihadirkan termasuk keterangan dari kepala Mahkamah Umum Tabuk terkait legalitas pengakuan Masamah sebelumnya.(ant)

Suluh Indonesia/ade

MANTAN MENDAGRI GAMAWAN FAUZI JADI SAKSI - Mantan Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi saat memberikan kesaksian dalam sidang perkara dugaan korupsi proyek e-KTP yang digelar di Pengadilan Tipikor, Jakarta Pusat, Kamis (16/3) kemarin.

Mantan Sekjen Kemendagri

Akui Terima Uang E-KTP JAKARTA - Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Dalam Negeri Diah Anggraini mengaku menerima uang 500 ribu dolar AS terkait proyek kasus proyek KTP elektronik (KTP-E). “Betul yang mulia. Pada sekitar 2013 di masa akhir jabatan kami, kami dihubungi Pak Irman terdakwa I waktu itu mengatakan ada sedikit rejeki,” kata Diah Anggraeni ketika menjawab pertanyaan Ketua Majelis Hakim John Halasan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis. Diah mengaku pertama

kali menerima uang dari Irman senilai 300 ribu dolar AS dikirim oleh stafnya Direktur Jenderal (Dirjen) Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Irman ke rumahnya. Mantan sekjen Kemendagri ini juga mengaku juga menerima uang dari Andi Agustinus senilai 200 ribu dolar AS dan sempat menanyaakan uang apa dan Andi menjawab tidak ada yang memikirkan dirinya. Diah Anggraeni mengaku setelah dua hari menerima uang tersebut mengaku menghubungi Irman untuk mengambilkan uang tersebut.

Dia bermaksud akan mengembalikan uang tersebut, namun Irman mengatakan jika mengembalikannya maka berarti akan bunuh diri. “Saya tidak berani cerita kepada keluarga saya Yang Mulia. Uang itu saya simpan sampai berbuih,” kata Diah Anggraeni. Dia mengaku bahwa uang tersebut terkait dengan proyek KTP-E setelah dirinya diperiksa KPK dan menyampaikan akan mengembalikan uang tersebut. Diah Anggraeni memberikan keterangan saksi atas dua ter-

dakwa, yakni Irman dan Sugiharto didakwa merugikan negara hingga Rp 2,3 triliun dalam proyek KTP-E. Bertemu Novanto Diah Anggraini juga mengakui pernah bertemu dengan Ketua DPR RI Setya Novanto terkait dengan proyek KTP elektronik. Dalam sidang lanjutan kasus proyek KTP-E di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis, Diah mengaku bertemu di Hotel Gran Melia Jakarta sekitar pukul 06.00 WIB pada bulan Februari 2010.(ant)

Suluh Indonesia/ant

PRESIDEN RESMIKAN PLBN BADAU - Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan warga setempat saat peresmian Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu Badau di Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Kamis (16/3). Dengan PLBN diharapkan dapat meningkatkan ekspor

Gamawan: DPR Usulkan

Ubah Anggaran E-KTP MANTAN Menteri Dalam Negeri Gamawan Fauzi mengatakan Komisi II DPR RI periode 2009-2014 mengusulkan perubahan sumber anggaran proyek pengadaan KTP berbasis nomor induk kependudukan secara nasional (e-KTP) dari Pinjaman Hibah Luar Negeri (PHLN) menjadi bersumber APBN. “DPR minta supaya diupayakan dengan anggaran APBN murni karena sebelumnya ada PHLN,” kata Gamawan saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam sidang kasus

proyek e-KTP di Pengadilan Tipikor Jakarta, Kamis. Gamawan mengaku perubahan anggaran e-KTP ini dibahas dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat antara

Kementerian Dalam Negeri dengan Komisi II DPR RI. Mantan Mendagri ini mengaku dalam pengadaan proyek e-KTP ini pihaknya sudah meminta bantuan KPK untuk mengawal penganggarannya. Gamawan mengungkapkan KPK menyarankan proyek tersebut untuk dikawal oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) dan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP). “Saya minta Sekjen bersurat ke LKPP dan BPKP minta dikawal, didampingi istilahnya,” ucapnya. Gamawan mengungkapkan pihaknya juga meminta LKPP untuk mengawal lelang elektronik proyek tersebut, namun di tengah jalan terjadi perbedaan pendapat dengan Pejabat Pembuat Komitmen. “Karena antar-lembaga, PPK dan LKPP beda, bukan kewenangan saya. Saya suratkan ke Wakil Presiden,” ungkap Gamawan. Selanjutnya dibentuk tim yang dibentuk oleh Wakil Presiden untuk memediasi perbedaan LKPP dan PPK dan Gamawan merasa persoalan tersebut sudah selesai. Gamawan mengaku bahwa dirinya tidak pernah mendengar adanya “mark-up” atau pengelembungan dari laporan pejabat pembuat komitmen (PPK) dan ketua panitia pengadaan. “Saya tidak tahu tentang itu, karena yang saya tahu itu yang dilaporkan saja. Saya tanya tender ada banyak vendor bilang tidak ada yang di bawah Rp7 triliun,” katanya.(ant)

Suluh Indonesia/ant

VONIS SIDANG KECURANGAN PILKADA - Dua terdakwa pelaku politik uang untuk pasangan Wahidin-Andika dalam Pilgub Banten, Hidayat Wijaya (kiri) dan Afrizal Nur (kanan), menyimak pembacaan vonis saat sidang kasus Kecurangan Pilgub Banten di PN Serang, Banten, Kamis (16/3). Keduanya dihukum tiga tahun penjara ditambah denda masing-masing Rp200 juta setelah tertangkap petugas Panwas.

Penilaian UN Diserahkan

Ke Masing-masing Rektor JAKARTA - Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) menyerahkan sepenuhnya keputusan penggunaan nilai Ujian Nasional (UN) kepada para rektor perguruan tinggi negeri (PTN). “Penggunaan nilai UN untuk Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), kami serahkan sepenuhnya kepada masing-masing rektor,” ujar Direktur Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan

(Belmawa) Kemristekdikti, Prof Intan Ahmad, di Jakarta, Kamis. Dia mengatakan kewenangan penerimaan mahasiswa merupakan otonomi dari rektor. Begitu juga pemanfaatan nilai UN untuk SNMPTN dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penerimaan mahasiswa. “Rektor yang menentukan berapa persen bobot dari nilai UN tersebut digunakan untuk penerimaan mahasiswa baru.” Jumlah sekolah yang mendaftar pada SNMPTN

2017 mengalami peningkatan tajam, 18.002 sekolah dan jumlah pendaftar mencapai 893.323 orang. Jika dibandingkan, dengan peserta SNMPTN 2016, berjumlah 645.202 orang. Ketua Umum Panitia SNMPTN/SBMPTN 2017, Ravik Karsidi, mengatakan jumlah pendaftar SNMPTN pada tahun ini mengalami kenaikan dikarenakan bergabungnya sejumlah PTN baru yang melaksanakan SNMPTN. “Pada tahun lalu, jumlah PTN yang ikut hanya 64, sedangkan tahun ini mencapai 74

PTN,” kata Ravik. Sejumlah PTN baru yang ikut SNMPTN pada tahun ini yakni UPN Veteran Jogjakarta, Jakarta, dan Jawa Timur. Kampus baru lainnya adalah Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar), Universitas Timor (Unimor), dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK). Pendaftaran SNMPTN 2017, lanjut Ravik, sudah ditutup. Saat ini sedang dilakukan pencetakan kartu peserta seleksi yakni mulai 14 Maret hingga 14 April. (ant)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Edisi 17 Maret 2017 | Suluh Indonesia by e-Paper KMB - Issuu