Redaksi/Sirkulasi/Iklan: GEDUNG PERS PANCASILA Jl. Gelora VII No. 32 Palmerah Selatan Jakarta Pusat. Tlp: 021-5356272, 5357602 Fax: 021-53670771
www.suluhindonesia.com
Pengemban Pengamal Pancasi la
Jumat, 16 September 2016
No. 168 tahun X
Kapal Meledak, Satu Turis Tewas
DENPASAR - Satu unit kapal cepat yang melayani rute Padangbai, Bali, menuju Pulau Gili Trawangan, NTB, meledak diduga di bagian mesin saat tengah berlayar, menyebabkan satu penumpang yang diketahui berkewarganegaraan asing meninggal dunia. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali, Komisaris Besar Polisi Anak Agung Made Sudana saat ditemui di Nusa Dua, Kabupaten Badung, kemarin menjelaskan kecelakaan laut tersebut tengah didalami oleh Polres Karangasem. Masih didalami Polres Karangasem dan nanti akan menghadirkan Puslabfor untuk mengetahui apa penyebabnya, katanya. Menurut dia, kapal cepat Fast Boat Gili Cat 2 itu bertolak dari Dermaga rakyat kawasan Padangbai, Kamis seki-
tar pukul 09.25 Wita. Kapal yang membawa 35 penumpang, sebagian besar merupakan wisatawan mancanegara itu mengalami masalah dengan adanya ledakan yang kemudian muncul kepulan asap diduga di bagian mesin sekitar 200 meter dari dermaga atau berselang 10 menit setelah berlayar. Akibat peristiwa tersebut, 13 penumpang mengalami luka-luka dan satu orang meninggal dunia. Namun kepolisian masih mengidentifikasi korban meninggal dunia itu, termasuk kewarganegaraannya. Para korban, kata dia, sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Penta Medika, Karangasem, namun tidak menutup kemungkinan dirujuk ke RSUP Sanglah Denpasar untuk penanganan medis lebih lanjut. (ant)
Suluh Indonesia/ade
PROGRAM AMNESTI PAJAK - Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto melaporkan harta kekayaannya di Kanwil Pajak Besar IV Sudirman, Jakarta, kemarin. Tommy mendaftarkan diri sebagai peserta program pengampunan pajak (tax amnesty).
Pamen Polisi Terima Suap TPFG Temukan
JAKARTA - Tim Pencari Fakta Gabungan (TPFG) menemukan adanya penyalahgunaan wewenang yang dilakukan oleh seorang perwira menengah polisi berinisial KPS yang diduga memeras terpidana mati kasus narkoba bernama Chandra Halim alias Akiong. Soal aliran dana dari Akiong ke seorang pamen (perwira menengah) sedang diusut Propam (Polri). Aliran dananya Rp668 juta. Itu bukan dari Freddy (Budiman), kata anggota TPFG Effendi Gazali, di Jakarta, kemarin. Aliran dana sebesar ratusan juta tersebut ditemukan
ketika tim tengah menyelidiki kebenaran isu aliran dana dari terpidana mati mendiang Freddy Budiman kepada pejabat Polri. Saat ini polisi sedang melakukan tindak lanjut dengan langkah pro justicia terhadap oknum KPS karena sudah ada bukti permulaan, ungkapnya. Selain adanya aliran dana Rp668 juta, tim juga mengendus adanya aliran dana lainnya dari Akiong ke KPS yang dilakukan secara bertahap. Rincian dugaan aliran dana itu yakni sebesar Rp25 juta, Rp50 juta, Rp75 juta, Rp700 juta dan Rp1 miliar. Akiong merupakan terpi-
dana mati kasus narkoba yang kini dipenjara di sebuah lapas di Sumatera Utara. Tim Pencari Fakta Gabungan (TPFG) menyatakan bahwa tidak menemukan adanya aliran dana dari mendiang Freddy Budiman kepada sejumlah pejabat Polri. Tim tidak menemukan aliran dana (Freddy Budiman) kepada pejabat tertentu di Mabes Polri, kata anggota TPFG Effendi Gazali, di Jakarta, Kamis. Hal itu disimpulkan dari pemeriksaan terhadap video testimoni, wawancara sejumlah narasumber, laporan PPATK dan surat yang dibuat Freddy untuk keluarganya.
Pihaknya mengakui bahwa pertemuan Haris dan Freddy pada 9 Juni 2014 di LP Batu Nusakambangan memang terjadi. Tim melakukan simulasi ruangan, tempat duduk, suasana diskusi saat itu, dan isi pembicaraan. Keseluruhannya hampir sama dengan apa yang disampaikan Haris, katanya. Dalam m engusut dugaan aliran dana dari Freddy, tim mempelajari tiga video yang dibuat oleh Humas Dirjen Pemasyarakatan Kemenkumham, video yang dibuat keluarga Freddy dan sebuah surat yang dibuat almarhum untuk keluarga. Namun, dari hasil pengusutan, hasilnya nihil. (ant)
Suluh Indonesia/ant
KECELAKAAN KAPAL WISATA - Sejumlah petugas Laboratorium dan Forensik Denpasar melakukan penyelidikan terhadap kapal wisata Gili Cat II yang mengalami kecelakaan di Pelabuhan Padangbai, Karangasem, Bali, kemarin. Kapal wisata yang melayani rute Padangbai-Gili Trawangan itu sekitar pukul 09.30 Wita meledak pada bagian mesin saat tengah berlayar, mengakibatkan satu turis tewas.
Revisi RUU Pemilu
Mempertanyakan Syarat Mengusung Capres
KETUA Komisi Pemilihan Umum (KPU) Juri Ardiantoro mempertanyakan logika hasil Pemilu Legislatif 2014 digunakan untuk mengusung capres-cawapres di Pemilihan Presiden 2019. Juri meyakini, pemilu nasional yang akan digelar pertama kali secara serentak secara teknis akan menghadapi banyak masalah. Juri Ardiantoro dalam diskusi RUU Pemilu yang digelar di ruang Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) DPR,
Jakarta, kemarin mempertanyakan, kalau hasil pemilu 2014 jadi syarat capres/cawapres 2019, landasan logikanya apa?.
Dalam draf RUU Pemilu yang merevisi UU No.8/2012 tentang Pemilu, pemerintah mengusulkan syarat pengusungan calon presiden dan calon wakil presiden 2019 menggunakan hasil pemilu legislatif lama atau Pileg 2014. Usulan ini, merupakan solusi atas pilpres yang dilaksanakan secara serentak dengan pemilu legislatif. Penegasan disampaikan Mendagri Tjahjo Kumolo saat melaporkan hasil draf RUU Pemilu pemerintah kepada Presiden Joko Widodo Selasa (13/9/2016), sebelum diajukan ke DPR. Juri meyakini, secara teknis KPU akan menemui banyak masalah dalam penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019. Menurutnya, sistem pemilu akan menjadi perdebatan panjang parpol dalam membahas RUU Pemilu nanti, karena menyangkut kepentingan sendiri. Dia berharap sistem pemilu yang akan dirumuskan harus lebih baik dari Uu sebelumnya. Juri juga berharap UU Pileg bisa disahkan dan diberlakukan secepat mungkin agar KPU memiliki waktu lebih banyak untuk menyusun dan mengangagendakan tahapan pemilu. Pada Pemilu 2014 lalu, katanya UU Pemilu disahkan pada Februari 2012, artinya waktu yang diberikan DPR dan pemerintah kepada KPU dalam membuat UU sebagai pedoman sangat cukup. (har)
Suluh Indonesia/ant
KASUS TESTIMONI FREDDY BUDIMAN - Tim Pencari Fakta Gabungan yang dibentuk Polri (dari ki-ka) Anggota Kompolnas Poengky Indarti, Ketua Setara Institute Hendardi, Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar, Akademisi Universitas Indonesia Effendi Gazali dan Kepala Biro Pertanggung Jawaban Profesi Div Propam Polri Brigjen Pol Coky Manurung, memberikan keterangan pers hasil investigasi testimoni terpidana mati Freddy Budiman di Kompleks STIK/PTIK, Jakarta, kemarin.
Kriminalitas di Subang
Perampok Bawa Kabur Rp10 Miliar
BANDUNG Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus menyatakan, kawanan rampok berhasil membawa kabur uang sebesar Rp10 miliar lebih milik PT. TAG perusahaan jasa pengiriman uang ATM di Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Rabu (14/9). Rp10.956.650.000 kerugian resmi yang disampaikan oleh pihak PT. TAG, kata Yusri di Bandung, kemarin. Ia mengatakan uang keseluruhan yang dibawa mobil milik perusahaan tersebut
sebesar Rp17.003.948.400. Namun kawanan perampok itu, kata Yusri tidak membawa semuanya, sebagian karung berisikan uang rupiah ditinggal pelaku. Tiga karung yang berisikan uang tidak sempat dibawa oleh pelaku, katanya. Sisa uang tidak dibawa perampok itu selanjutnya dibawa oleh pegawai PT. TAG untuk disetorkan. Uang itu dibawa untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dan sudah dibuatkan tanda terimanya, kata Yusri. Aksi perampokan itu terjadi
di jalan Raya Subang-Bandung di Desa Cisaat, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Rabu sekitar pukul 18.30 WIB. Mobil PT. TAG jenis APV nomor polisi B 9895 NCD tibatiba disalip oleh mobil pelaku jenis minibus Avanza warna hitam tanpa diketahui plat nomor polisinya. Mobil pelaku tersebut kemudian tertabrak oleh mobil PT TAG, tidak lama kemudian dua pelaku turun dari mobilnya dan mengeluarkan tembakan ke arah kaca mobil. Pelaku meminta dua orang
turun dari mobil lalu dimasukan ke dalam mobil milik pelaku, kemudian diikat, lalu mata dan mulut ditutup pakai lakban. Selanjutnya korban Bayu dan Johan dibuang di Lembang dan ditemukan oleh salah seorang warga, kata Yusri. Polisi selanjutnya memburu para pelaku yang diketahui berjumlah 10 orang dengan ciri-ciri perawakan tinggi. Berkoordinasi dengan Ditreskrimum Polda Jabar dan Polres-polres tetangga, katanya. (ant)