Dosen pembimbing: Dr. Resza Riskiyanto, S.T., M.T
Dosen Penguji : Ir Sri Hartuti Wahyuningrum, M.T.
ABSTRAK
Transit hub di Stasiun Tawang menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan
konektivitas transportasi dan memperbaiki pengalaman pengguna. Tulisan ini
mengusulkan pendekatan place making dalam perencanaan dan perancangan transit
hub tersebut. Melalui integrasi berbagai elemen seperti transportasi publik, fasilitas
komersial, ruang terbuka publik, dan infrastruktur hijau, tujuan utama pendekatan
placemaking adalah menciptakan lingkungan yang nyaman, aman, dan menarik
bagi pengguna. Analisis konteks lokal, termasuk karakteristik budaya dan sosial,
menjadi dasar dalam pengambilan keputusan perancangan. Penerapan konsep-konsep desain seperti pejalan kaki yang ramah, aksesibilitas universal, dan penataan
ruang yang estetis memainkan peran penting dalam menciptakan identitas tempat
yang kuat. Selain itu, partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan dan
perancangan menjadi kunci keberhasilan, sehingga kebutuhan dan aspirasi lokal
dapat tercermin dalam desain akhir. Dengan demikian, perencanaan dan
perancangan transit hub di Stasiun Tawang dengan pendekatan placemaking tidak
hanya memperbaiki infrastruktur fisik, tetapi juga menciptakan ruang publik yang
inklusif dan berdaya saing.
DAFTAR ISI
BAGIAN I: Pendahuluan
Latar Belakang
Isu & Permasalahan
Pendekatan Perancangan
Deskripsi Projek
Diagram perancangan
BAGIAN II:Analisis
Perkotaan
Site
pengguna dan aktivitas
BAGIAN
III: Hasil Perncangan
Program rancangan
Hasil Rancangan
Gambar Kerja
DEVELOPING
COMMUNITY
PROFILE
PLACE
MAKING
HASIL
PERANCAN GAN
ANALISIS
SITE
PERMASALA
HAN
ANALISIS
PERKOTAAN
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
Latar Belakang
Mobilitas yang tinggi di perkotaan menuntut tersedianya sarana transportasi umum yang handal. Di negara-negara maju, masyarakatnya mengandalkan transportasi umum sebagai moda untuk mobilitas. Kendaraan pribadi untuk perjalanan jauh atau untuk liburan bersama keluarga. Masyarakat di negara maju lebih memilih menggunakan transportasi umum karena sistem transportasi umum cepat, nyaman, bersih, tepat waktu dan aman.
Salah satu kota dengan mobilitas yang tinggi adalah kota semarang. Terdapat berbagai moda transportasi darat yang tersedia di kota Semarang, salah satunya Keret Api. Semarang memiliki dua stasiun yang tersedia, yaitu stasiun poncol dan stasiun Tawang. Stasiun tawang merupakan salah satu stasiun terpadat dan tersibuk. Selain itu juga terdapat berbagai transportasi publik yang tersedia pada kawasan stasiun tawang, Namun hal tersebut kurang di akomodir dengan baik, sehingga terdapat berbagai permasalahan yang timbul, oleh karena itu perlu adanya penyelesaian atas permasalahan tersebut.
Selain itu kawasan stasiun tawang juga berada pada daerah kota lama, salah satu daerah wisata yang cukup padat dan ramai, terlebih lagi pada bagian depan juga terdapat polder yang dijadikan area publik, namun kenyataannya area publik tersebut kurang ditata dengan baik, sehingga kurang efektif untuk digunakan
Dengan kedua permasalahan tersebut, maka perlu suatu penyelesaian berupa wadah yang dapat mengakomodir kedua hal tersebut, yaitu Transit Hub. Perencanaan transit Hub sebagai ruang publik ini, diharapkan dapat
mengakomodir mobilitas yang ada pada stasiun Tawang, baik kualitas ruang publik
yang baik, serta ruang tunggu yang nyaman bagi para pengguna stasiun Tawang.
ISU & PERMASALHAN
KONEKTIVITAS
Bagaimana membuat keselarasan serta menghubungkan antara ketiga daerah tersebut agar terintegrasi serta menjadi satu kesatuan
Ruang tunggu yang seperti apa nantinya yang akan dihadirkan untuk memenuhi segala aktivitas serta kebutuhan dari pengguna kawasan stasiun tawang
RUANG TUNGGU
BANJIR
ST. TAWANG
KOTALAMA POLDER
PLACE MAKING
Deskripsi Projek
Projek ini bertujuan untuk menciptakan suatu wadah yang dapat mengakomodir kebutuhan pengguna stasiun serta moda transportasi publik agar lebih nyaman, aman serta efisien, selain itu berdasarkan tinjauan lokasi makan perancangan ini juga memiliki tujuan untuk menciptakan ruang publik yang dapat mendukung produktivitas pengguna serta mengakomodir kebutuhan pengguna agar kualitas ruang publik pada kawasan stasiun tawang menjadi lebih baik
BAGIAN 2: ANALISIS
ANALISIS URBAN/ PERKOTAAN
ANALISIS
USER & AKTIVITAS
Lahan
Eksisting
ANALISIS URBAN/PERKOTAAN
Zoning
Analisis
Kendaraan
umum
Analisis fungsi bangunan
Analisis Ketinggian Bangunan
Analisis fasilitas
Analisis Jalan
ANALISIS BANGUNAN
AREA PEMUKIMAN
AREA PABRIK
AREA KANTOR
AREA KOMERSIL
BANGUNAN KOSONG
AREA PENDIDIKAN
FUNGSI BANGUNAN
Pada area sekitar perancangan terdapat beberapa fungsi bangunan yang tersedia, seperti pada gambar di atas. Permasalahan utama pada fungsi ini adalah banyak nya bangunan terbangkalai yang cukup mengganggu
BANGUNAN 3 LANTAI / LEBIH
BANGUNAN 2 LANTAI
BANGUNAN 1 LANTAI
KETINGGIAN BANGUNAN
Rata- rata ketinggian pada area sekitar tapak ialah 8-10m atau 1-2 lantai, dengan fungsi yang berbeda beda
ANALISIS FASILITAS
FASILITAS PUBLIK
Terdapat berbagai macam bangunan publik dengan berbagai macam fungsinya, guna menunjang kemudahan serta kenyamanan pengguna
Terdapat zona parkir serta area hijau yang tersedia dan diperispakan
ANALISIS JALAN
JALAN UTAMA: 10M
JALAN NON UTAMA: 7M
PEMBAGIAN JALAN
Garis berwarna merah merupakan jalan utama, atau jalan yang sering digunakan masyarakat untuk mengelilingi kota lama dengan berkendara, dikarenakan jalannya yang cukup lebar
Jalan 1 arah
Jalan 2 arah
Jalan Perumahan
PERATURAN JALAN
Terdpat beberapa titik jalan yang ad adi kota lama yang di fungsikan satu arah dan dua arah
TRANSPORTASI UMUM
Bus Rapid Transit/BRT
HALTE BRT RUTE BRT
OJEK/GOJEK
OJEK/GOJEK GOCAR
ANALISIS SITE
stasiun kereta api kelas besar
tipe A yang terletak di kawasan Kota Lama Semarang, Tanjung Mas, Semarang Utara,
SURABAYA
ST Pasar turi
Anatar Kota
Ekonomi
Eksekutif
titik tengah dari lintas utara Jawa
JAKARTA
Gambir
LUAS TANAH
12.000 M
TERPADAT
+_ 8000 ORANG/HARI
Pelayanan kepadatan
fasilitas
TERENDAH
+_ 3000 ORANG/ HARI
TERKAIT PERATURAN TAPAK
FASILITAS SEKITAR
PERATURAN PEMBANGUNAN
KELOMPOK BWK
FUNGSI BWK KDB & KLB
BWK III meliputi Kecamatan Semarang Barat dan Kecamatan Semarang Utara; BWK III dengan pengembangan fungsi utama meliputi:
transportasi laut;
transportasi udara; dan
kantor pelayanan pemerintah Provinsi.
PERATURAN MENGENAI BENTUK
PERATURAN POLDER
Campuran Perdagangan dan Jasa, Perumahan KDB yang direncanakan 60% (enam puluh perseratus), dengan KLB: 1
Garis sempadan yang ditetapkan untuk garis sempadan kolam retensi yaitu sepanjang 20 m dari titik as tanggul
Garis sempadan folder dapat dimanfaatkan secara bersyarat atau terbatas untuk:
Bangunan Sarana dan prsarana
Kegiatan olahraga dan pariwisata
Fasilitas Dermaga atau jembatan
Ruang terbuka hijau
Utilitas Kota
ANALISIS SITE
KANTOR KAI
BANGUNAN 3 Lantai dengan
ketinggian kurang lebih 12 meter
BANGUNAN 2 Lantai dengan ketinggian kurang lebih 11 meter
BANGUNAN 2 Lantai dengan
ketinggian kurang lebih 9
2 Lantai dengan ketinggian kurang lebih 8 meter
KAI TERRACE
meter
BANGUNAN
BANGUNAN RUMAH
LOKO CAFE
ANALISIS SITE
ATAP YANG TINGGI DAN BERBENTUK PELANA
UNSUR VERTIKAL YANG KUAT
TERDAPAT SELASAR YANG CUKUP LUAS
KETINGGIAN TERTINGGI MENCAPAI 21 M
USER & AKTIVITAS
STASIUN TAWANG AREA POLDER
USER & AKTIVITAS
AREA SEKELILING
SIRKULASI PENGGUNA
SIRKULASI PENGANTAR
MENUNGGUPARKIR
PENUMPANG
MENUNGGUPARKIR
PENUMPANG
HANYA MENGANTAR, LALU KELUAR
MENUNGGU KERETA
MENUNGGU BERSAMA PENUMPANG MENUNGGU DI LOKO CAFE MENUNGGU DI POLDER
MASUK
KELUAR
SIRKULASI PENGGUNA
SIRKULASI KEDATANGAN
MENUJUHALTEBRT
MENUJUPANGKALANOJEK
SIRKULASI PENGGUNA
SUPERIMPOSE
Jika melihat sirkulasi tapak, maka akan jadi kepadatan pada area sebelah barat, yang dekat dengan pintu keluar, dikarenakan pusat aksesibilitas berada di area barat
ANBALISIS
BANGUNAN
ANALISIS SITE
PERANCANGAN TRANSIT HUB TAWANG SEBAGAI RUANG PUBLIK
ANALISIS
FASILITAS
ZONING
PROGRAM ANALISIS
JALAN
ANALISIS
USEER DAN
AKTIVITAS
ANALISIS
UTILITAS
ANALISIS
SIRKULASI
HASIL RANCANGAN
PROGRAM RUANG
ZONING DAN SIRKULASI
SIRKULASI EKSISTING
GUBAHAN MASSA
PENENTUAN LETAK BANGUNAN
PEMISAHAN
BANGUNA
ketinggian bangunan hanya 14m
terdapat selasar guna mereduksi panas
PENAIKAN
MASSA
BANGUNAN
PENAMBAHAN ATAP
PEMANFAATAN IKLIM TROPIS, YAITU
PENCAHAYAAN DAN PENGHAWAAN
BERDASARKAN PROGRAM RUANG YANG
TELAH DI RANCANG
Mengikuti axis dari bangunan tawang
SKEMA SIRKULASI
KENDARAAN
SIRKULASI BRT
SIRKULASI MOTOR/MOBIL
SIRKULASI DROP OFF KEBERANGAKTAN
SIRKULASI SERVIS HALTE BRT
POTONGAN KAWASAN
AREA POLDER
DROPOFFCO-WORKING Toilet, Difabel& Umum RuangTungguJalanTaman Area Bermain Anak Jogging Track DeckMancing DeckMancingPedestrian Jogging Track CommunalareaPrdestrianSelasar Retail Taman Indoor RetailDROPOFF Area Parkir
PERBEDAAN ELEVASI TANAH
KONEKTIVITAS
RUANG TUNGGU
Penyelsaian terhdap permasalahan tersebut kerat kaitanya tentang penyelarasan bentuk bangunan, bagaimana bangunan yang dirancangan tidak menutupi bangunan utama itu sendiri yaitu stasiun tawang, serta program yang dirancanakan dapat mengakomodir bagi seluruh kebutuhan pengguna, baik penggunan area publik ataupun penggunan transit HUB
BANJIR
Material yang digunakan pun sama yaitu atap genteng tanah liat dengan warna yang serupa
Berdasarkan kontekstual, bentuk atap paling dominan adalah limasan, oleh karna itu, pada bangunan ini
mengadopsi bentuk atap limasan, namun dengan modifikasi lebih modern
Pengunaan selasar sebagai mereduksi panas, juga mengikuti karakteristik dari tawang, yang memiliki selsar yang luas
Bentuk yang memanjang dan repetisi sesuai dengan bangunan tawang, serta ketinggian yang tidka melebihi bangunan tawang
Struktur mrnggunakan kolom 50 x50 dengan grid terpanjang 9 meter dan terpendek 5 meter. Menggunakan pondasi bore pile
Bentuk grid ini juga dapat mempermudah sirkulasi serta mempermudah dalam merancang retail
BANJIR
Saat stasiun tawang terendam banjir, semua aktivitas dan kegiatan lumpuh, tidak ada tempat tinggi yang dapat digunkana penumpang untuk mengungsi, sehingga penumpang harus berada dalam kondisi banjir sampai banjir pun surut, maka perlunya tempa berlindung di saat banjir melanda, yaitu dengan cara meninggikan permukaan lantai bangunan yang baru
Banjir pada kawasan stasiun tawang bertahan cukup lama, dengan ketinggian bervariatif yaitu 30-50cm
Ketinggian bangunan pada kawasan stasiun tawang, dinaikan setinggi 90cm, yang bertujuan agar aman dari banjir yang biasanya terjadi pada kawasan ini. Banjir yang terjadi pada kawasan stasiun tawang ini berkisar 30-50 cm, sehingga mengganggu kenyamanan penumpang untuk menunggu dikala banjir
Bangunan ini dikala banjir juga dapat dijadikan tempat penampungan sementara yang nyaman, dengan berbagai fasilitas yang memadai serta lengkap, sehingga penumpang akan merasa aman ketika adanya banjir di kawasan stasiun tawang
Simulasi ketinggian banjir 60 cm dengan ketinggian bangunan
BANGUNAN KEBERANGKATAN
BANGUNAN KEDATANGAN
PERBEDAAN ELEVASI TANAH
RUANG TUNGGU
AREA TRANSIT
Blurrinng the boundaries
AREA PUBLIK
MEMBUAT SUATU WADAH YANG DAPAT
MENGAKOMODIR KEBUTUHAN BAIK PENGGUNA
RUANG PUBLIK MAUPUN TRANSIT MENJADI SATU
KAWASAN TANPA ADANYA HAMBATAN, SEHINGGA
DAPAT DINIKMATI OLEH KEDUANYA
SKEMA MASUK MENGGUNAKAN BRT
SKEMA MASUK KENDARAAN SELAIN BRT
SKEMA SIRKULASI KELUAR SIANG-MALAM
KELUAR MENUJU DROP OFF DAN TRANSPORTASI ONLINE
KELUAR MENUJU KOTA LAMA/ HALTE BRT
SKEMA SIRKULASI KELUAR TENGAH MALAM
Pada malam hari, area retail akan ditutup sehingga pengunjung dapat langsung keluar menuju drop off ataupun area tunggu gojek secara langsung, tanpa melalui area retail terlebih dahulu