Tabloid Profesi Edisi 214

Page 1

Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

Tabloid Mahasiswa UNM

Pengemban Tridharma Perguruan Tinggi

Berbagi Fasilitas Minim Tabloid Tahun XLI TabloidMahasiswa MahasiswaUNM UNMProfesi ProfesiEdisi Edisi214 212Mei April Tahun XL2017 2017


2

persepsi Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

surat dari pembaca

Pacu Standardisasi Sarana Kampus

C

ermin perguruan tinggi yang berprestasi sudah barang tentu tampak lewat sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, administrasi tersistematis dengan baik dan sarana dan prasarana yang sesuai standar. Beberapa perguruan tinggi beken di Indonesia bahkan sudah lama menerapkan hal ini seperti UGM, UI, IPB, ITB, Unpad, Undip, hingga Unhas. Wajar saja, perguruan tinggi tersebut mematok standar tinggi terkhusus di prasarana guna membuat nyaman mahasiswanya. Sehingga bisa ditebak, hari ini kita hanya bisa melihat ke atas dan mengakui prestasi yang mereka peroleh. Lalu bagaimana dengan Universitas Negeri Makassar (UNM)? Persoalan prasarana, memang tidak ada yang salah dikampus orange. Fasilitas pendukung modern pun telah diterapkan, bahkan bisa dibilang cukup bergengsi. Hanya saja, beberapa gedung hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar terkait proses penyelesaiannya. Sebut saja, Gedung ICP FMIPA, Menara Tellu Cappa PPs, Lab Terpadu FT, Gedung BU FE, hingga gedung perkuliahan FIS yang sebatas pondasi semen. Tak hanya mahasiswa gedung, jumlah sekira 32.000 mahasiswa yang tersebar di sembilan fakultas dan Program Pascasarjana dinilai tidak sebanding dengan ruang kuliah yang ada. Mahasiswa pun “dipaksa” saling sikut hanya karena tidak kebagian ruangan. Tengok saja di FIS, sebanyak 2.934 mahasiswa harus berebutan 18 ruang kelas. Kondisi makin diperparah jika satu kelas dipaksakan untuk memuat 80 hingga 100 mahasiswa disatukan dalam satu kelas.

Alhasil, ruang kelas yang idealnya ditempati 30 orang menjadi tidak kondusif. Tak sampai di situ, ruangan menuntut ilmu yang mestinya dilengkapi dengan AC, nyatanya tidak berfungsi alias pajangan untuk formalitas belaka. Akibatnya transfer ilmu menjadi tidak efektif mahasiswa pun tidak produktif. Tak hanya ruang kelas, fasilitas seperti perpustakaan dan wc umum pun masih jauh dari kata layak. Koleksi buku minim dan kloset yang macet menjadi pemandangan lazim di FIS. Perekrutan dosen sesuai dengan kebutuhan pun perlu dikaji ulang. Agar tidak terjadi kesemrawutan di mana ada yang kelebihan dan kekurangan tenaga pengajar di jurusan tertentu. Sekelumit masalah ini sudah menjadi barang wajib untuk diselesaikan. Komitmen dan keikhlasan dijajaran birokrasi diperlukan guna memperbaiki prasarana yang terbengkalai. Penambahan gedung untuk ruang kelas sudah harus diperadakan. Realisasi sudah harga yang tidak bisa ditawar lagi agar mahasiswa mendapatkan hak pendidikan yang baik. Apalagi, kini FIS dikapteni Hasnawi Haris yang naik takhta untuk kedua kalinya. Pastinya, ia sudah makan garam perihal berbagai polemik di fakultas yang ka pimpin. Sivitas akademika FIS tentu berharap, pria asal Soppeng ini tidak menunggu waktu lama untuk berleha-leha menyelesaikan permasalahan yang ada. Pemimpin tentu diminta agar tidak mengkambinghitamkan masalah apapun kepada pihak lain. Karena sejatinya kunci sukses perguruan tinggi berada di tangan seorang pemangku kebijakan. (*)

Apa yang Anda pertanyakan?

f

Windra Sandi : Wireless sebagai fasilitas kampus tidak bisa diakses, meski dengan menggunakan PIN Mahasiswa yang tertera dalam bukti pembayaran SPP Ganjil/Genap. dan beberapa mahasiswa lain juga tidak bisa mengakses wireless kampus, sudah 5 bulan lamanya. Sekretaris ICT Centre, Syamsir Kalau ada mahasiswa yang tidak bisa mengakses, suruh saja langsung datang ke sini supaya diverifikasi langsung di sini. Laporkan apanya yang bermasalah sampai tidak bisa terakses. Karena kalau hanya seperti ini penyampaiannya, kita tidak tahu kenapa sampai dia tidak bisa mengakses. Karena ini hanya beberapa saja mahasiswa yang tidak bisa akses wireless.

Vivin Nugrika Apakah biaya yang berkaitan penyelesaian studi termasuk wisuda bagi angkatan 013 sudah termasuk kedalam UKT yang dibayarkan? Pembantu Rektor Bidang Administrasi dan Keuangan (PR II) UNM , Karta Jayadi Tidak termasuk dalam UKT, karena itu bukan merupakan bagian dari akademik kurikuler yang harus diikuti oleh mahasiswa.

Putra Taurus Saran saya kalau bisa di UNM buka prodi Pendidikan Bahasa Jepang nya. Karena Bahasa Jepang bnyak d pelajari di beberapa SMA di kota Makassar. Pembantu Rektor Bidang Akademik (PR I) UNM , Muharram Kita pertimbangkan ke depan. Pembukaan prodi baru harus melalui prosedur dan syarat tertentu. Salah satunya tenaga dosen yang harus ada.

Keluarga Besar LPM Profesi UNM

mengucapkan Selamat Menempuh Hidup Baru Kanda Suriawati, S.Pd. (Bendahara Periode 2010-2011) Kanda Andi Akmal, S.Pd. P elindung: Husain Syam. Dewan Pendamping: Abdullah Dola, Asia Ramli Prapanca, Hazairin Sitepu, Anshari, Ammas, Syahrir Muhammmad, Mukhramal Azis, Uslimin, ­F acharuddin Palapa, Abdul Wahid Nara, Husain Rasyid, Syamsuddin Yoko, Rusli Siri, Makmur Abdullah. Pemimpin Umum: Awal Hidayat, Sekretaris: Ita Andriani, Bendahara: Fatimah Muffidah Azzahra, Pemimpin Redaksi: Rosni Armin, Kepala Penelitian dan Pengembangan: Nurul Fildzah Zatalini. Tabloid Mahasiswa PROFESI diterbitkan oleh Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar STT : 1635/SK/Ditjen PPG/1990. Pemimpin Umum/Penanggung Jawab: Awal Hidayat, Pemimpin Redaksi: Rosni Armin, Redaktur Pelaksana Penerbitan: Resa Saputra, Reporter: Ita Andriani, Fatimah Muffidah Azzahra, Nurul Fildzah Zatalini, Endang Sri Wahyuni, Ratna, Citra Jati Utami, Nurul Charismawaty S, Masturi, Salmawati, Wahyudin, Anggi Prakasi, Musfirah, Nurul Atika, Dasrin, Siti Nurhaliza, M. Faisal Fajar, Ayu Ananda Pratiwi, Dewi Ulfah, Andi Asoka Ulfa, Karmila, Miftahul Rahmat Rauf Fotografer: Muh. Agung Eka, Layouter/ Desainer Grafis: Noval Kurniawan; Manajer Sirkulasi dan Iklan: St. Aminah. Redaksi LPM Profesi UNM : Jl. Mallengkeri Luar No. 25 Kelurahan Mangasa Kecamatan Tamalate Makassar, Telp. (0411) 8914674, ­e-mil: profesi.online@gmail.com, website: www.profesi-unm.com

Tata Letak: Noval Kurniawan

Dalam proses peliputan, wartawan PROFESI dibekali tanda pengenal atau surat tugas dan dilarang meminta atau menerima pemberian dalam bentuk apapun. Urai data, ungkap fakta, saji berita

Streaming: radioprofesi.com


mozaik Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Mahasiswa FIK UNM

Perkuat Timnas di AFC U-20

Prestasi kembali diukir mahasiswa Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Makassar (UNM), Ardiansyah Nur.

Ia terpilih menjadi bagian dari Tim Nasional (Timnas) Futsal Indonesia yang berlaga pada ajang kejuaraan Asian Futsal Confederation (AFC) U-20 yang dilangsungkan 17 hingga 26 Mei mendatang. Ardiansyah membeberkan, Ia terpilih menjadi pemain Timnas futsal lantaran diajak salah satu pelatih futsal UNM, Azhar. Tak sampai disitu, Ia harus melewati penyeleksian selama tiga bulan. “Proses tahap awal menyisakan 20 nama dan mengikuti pertandinagn TC di Yogyakarta. Kemudian tahap terakhir, sisa 14 pemain yang dipilih,” bebernya. Lanjut, pria kelahiran 1997 ini bersyukur dapat mewakili nama Indonesia di ajang Internasional. “Sempat tidak menyangka dan bersyukur dapat terpilih. Karena persaingannya sangat ketat, lawan saya berasal dari semua provinsi. Tapi yang lolos hanya dari Jayapura, Pontianak, Depok, Semarang dan Makassar. Saya sendiri dari perwakilan Makassar sekaligus UNM,” ucapnya.

3

Mahasiswa angkatan 2014 ini menuturkan optimis akan membawa juara tim futsal Indonesia. “Tim kita diisi pemain-pemain yang bertelanta. Apalagi tim kita salah satu yang ditakuti di Asia Tenggara,” tuturnya. Ia berharap kepada mahasiswa UNM untuk tidak berhenti berkarya dan membangggakan nama almamater. “Saya yakin, yang namanya mahasiswa pasti orang hebat. Begitupun dengan teman mahasiswa UNM. Sudah saanya kita mengerjakaan hal yang produktiff yang bisa mengibarkan nama kampus ini ditingkat nasional dan internasional,” harapnya. (gip)

SNAPSHOT

FOTO: RESA - PROFESI

TAMBAK. Seorang mahasiswa sedang memperhatikan ikan lele yang sedang dibudidayakan di gedung Menara Tellu Cappa.

Mister Teen 2017

Mahasiswa FSD Raih Best Talent

MUHAMMAD Kusdianto Frans, Mahasiswa Jurusan Seni Drama, Tari, dan Musik (Sendratasik) Fakultas Seni dan Desain (FSD) Universitas Negeri Makassar (UNM), berhasil meraih Best Talent di ajang Mister Teen Indonesia. Kuswandi merupakan perwakilan Sulawesi Tenggara pada kegiatan yang digelar di Makassar, Sabtu(20/5) lalu. Kepiawaiannya saat mempersembahkan colour guard membuatnya berhasil meraih penghargaan tersebut. Apalagi bakat yang ia tampilkan memang telah ia tekuni sejak duduk dibangku menengah pertama. “Talent yang kemarin itu colour guard, memang hobi saya dari SMP dance sambil bawa bendera, dan alhamdulillah dari hobi yang saya tekuni

berhasil dapat the best talent,” jelasnya. Mahasiswa angkatan 2015 ini mengungkapkan bahwa keberhasilannya tidak luput dari dukungan pemerintah Sulawesi Tenggara. Sebab membantu memenuhi kebutuhan kostumnya untuk penampilan bakat. Tak hanya itu, pihak kampus juga sangat mendukung dengan memberi izin dalam mempersiapkan diri mengikuti ajang tersebut. “Alhamdulillah dukungan pemerintah bagus, sampai-sampai kepala bidang pariwisata kesini bawa kostum dengan rombongannya. Sedang Dukungan dari kampus dapat izin tidak kuliah selama 3 minggu, mereka cukup mendukung kan minta restu juga kan,”tuturnya. Lanjut, Ia berharap gelar yang ia dapatkan bisa

menjadi inspirasi bagi banyak orang. Menurutnya apapun kekurangan yang dimiliki seseorang, tidak boleh menjadi penghambat untuk meraih apa yang diinginkan. “Semoga saya bisa menginspirasi semua remaja yang ada di Indonesia. Kekurangan jangan menjadi penghalang. Apalagi, banyak hal yang bisa di dapat mulai dari teman-teman baru, keluarga baru, pengalaman baru tentunya,” tutupnya. Mister Teen Indonesia merupakan kompetisi pageant yang digelar IMP Organization. Tahun ini Mister Teen Indonesia memasuki edisi ketiga yang digelar di Makassar 16 hingga 20 Mei lalu. Kegiatan ini diikuti sebanyak 19 kontestan dari 19 provinsi. (wih)

Petugas Kebersihan yang Miskin Apresiasi *Anggi Prakasi

Daun-daun kering satu persatu berguguran di tanah gersang pekarangan Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) Universitas Negeri Makassar (UNM). Perempuan paruh baya dengan gesit mengumpulkan dedaunan kering itu dengan sapu lidi. Tak jauh darinya, tempat sampah setinggi perut perempuan itu dan sekop sampah siap digunakan untuk mengangkut sampah itu. Setelah membersihkan pekarangan fakultas, perempuan itu mulai berkeliling ke area fakultas. Dari gedung ke gedung lainnya, dari koridor ke koridor lainnya. Menyapu dan memungut sampah yang bertebaran. Kegiatan itu sudah menjadi pekerjaannya dari pagi hingga petang. Streaming: radioprofesi.com

Ialah Salma. Perempuan asal Kabupaten Bantaeng ini merupakan salah satu dari sepuluh petugas kebersihan di kampus ungu. Di sela-sela pekerjaannya, Salma menceritakan kisahnya saat pertama kali menjadi petugas kebersihan. Sebuah kisah yang pilu dan penuh perjuangan. Salma telah kehilangan suaminya sejak 2007 silam. Suami Salma dulunya merupakan petugas kebersihan di FBS. Agar tetap bisa menyambung kehidupannya, Salma bekerja sebagai petugas kebersihan menggantikan almarhum suaminya. Sejak saat itu, Salma harus berjuang untuk meneruskan hidup. Saat suaminya masih hidup, penghasilan yang diterimanya berkisar Rp400 ribu. Salma menuturkan, penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Mulai dari makan sehari-hari hingga me-

nyewa sebuah tempat tinggal. Namun, sejak suaminya meninggal pada saat itulah ia harus mencari nafkah sendiri seperti biaya tempat tinggal dan kebutuhan lainnya. “Bekerja ka disini ku gantikan suamiku yang meninggal waktu tahun 2007”, ungkapnya. Selama ia bekerja sebagai pegawai kebersihan kampus, ia jalani dengan baik. Menghemat pengeluaran ia pun lakukan dengan berangkat bekerja dengan berjalan kaki. Perjalanan ia mulai dari tempat tinggalnya di Jalan Pallantikang, Kabupaten Gowa. Sejak pukul 04.00 WITA, ia berjalan kaki, tiba di kampus pada azan subuh. Begitupun halnya ketika ia pulang dari bekerja, ia lakukan dengan berjalan kaki pula. “Jalan kaki ka kampus dari jam 04.00 sampai kampus waktu azan subuh”, tambahnya. Tetapi , beberapa bulan yang lalu ia sempat didera sebuah permasalahan. Gajinya

bekerja selama empat bulan tak kunjung dibayarkan. Hal tersebut membuat ia harus berhutang kesana kemari untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama itu. “Kemarin tidak dibayarkan gajiku selama empat bulan, jadi harus mengutang kesanakemari”, katanya. Beruntung pada pertengah Mei ini, gajinya sebagai petugas kebersihan dapat dibayarkan. Penerimaan gajinya dilakukan secara bertahap oleh pihak kampus. Gaji yang ia terima itu pun langsung ia bayarkan semua tanggungan hutangnya selama empat bulan terakhir. “Sudah dibayarkan kemarin tapi langsung ku pakai bayar semua hutangku”, keluhnya. Salma pun hanya dapat berharap keterlambatan biaya honornya sebagai penjaga kebersihan di FBS tak terulang kembali. Sebab, hal tersebut merugikan sekitar 10 orang

petugas kebersihan yang masing-masing dari mereka mempunyai banyak tanggungan hidup. “Mudah-mudahan lancar mi gaji selanjutnya”, harapnya. Ketika dikonfimasi, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum dan Keuangan (PD II) FBS UNM, Syukur Saud membenarkan jika pegawai kebersihan yang ada di FBS tak digaji selama empat bulan. Hal ini disebabkan belum adanya respon Surat Keputusan (SK) yang diajukan ke pihak birokrasi. “Kami sudah mengajukan SK tetapi pihak birokrasi belum ada respon”, ungkapnya. Dengan tidak adanya transparasi dari pihak birokrasi terhadap SK yang diajukan berdampak pada tidak adanya dana yang cair. Ia pun berdalih agar adanya ruang pembicaran kejelasan terkait terlambatnya penyetujuan SK yang diajukan. (*) Urai data, ungkap fakta, saji berita


44

Reportase

KHUSUS Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

DI LUAR. Mahasiswa FIS UNM terpaksa harus kuliah di luar kelas lantaran ruangan yang tak memadai.

Kata Mereka

Ketua Maperwa FIS: Muh. Awwal

"

“Kemarin ada mahasiswa sampai kuliah di luar pintu karena ruangannya tidak cukup lagi.”

Pembantu Dekan Bidang Administrasi (PD II) FIS: Andi Ima Kesuma

"

“Penambahan ruangan harus disesuaikan dengan rancangan angarannya, FIS harusnya sudah punya gedung baru seperti Ekonomi.”

Dekan FIS: Hasnawi Haris

"

“Di FIS kita kekurangan gedung, dan itu bukan maunya kita. Kalau mau pengajuan seperti itu kan prosesnya panjang juga.” Urai data, ungkap fakta, saji berita

FOTO: AGUNG - PROFESI

2.934 Mahasiswa Rebutan 18 Ruang Kuliah

Sekelompok mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar sedang mengikuti perkuliahan di Ruang D Gedung FIS,Rabu (10/5). Mentari sedang terik kala tak kurang dari 101 mahasiswa tersebut mengikuti proses perkuliahan di ruang yang sama. Hanya ada dua kipas angin yang menunjang ruang kuliah itu.

Hari itu, dosen pengampu mata kuliah memang menggabung dua rombongan belajar ke dalam satu ruang kuliah secara bersamaan. Di antaranya, 44 mahasiswa Sosiologi angkatan 2014 dan 57 mahasiswa angkatan 2016. Penyesuaian kurikulum baru menyebabakan adanya dua angkatan memporgram mata kuliah yang sama. Itu pun mahasiswa lain yang mengulang mata kuliah tersebut belum terhitung. Tak pelak, ratusan mahasiswa tersebut harus berlomba mencari kursi sebelum kuliah. Apabila tak kebagian kursi, mereka pun terpaksa harus berbagi satu kursi untuk dua mahasiswa. Apabila masih tak muat, kursi dari ruang kuliah lain dipinjam sementara. Hal tersebut diakui oleh mahasiswa Jurusan Sosiologi, Mu-

hammad Aidil Fitrah. “Kalau tidak dapat kursi, ya angkat dari kelas lain. Tapi biasa kalau datang dosennya, mereka lagi yang pusing cari tempat duduk,” ujarnya. Tak hanya itu, kelihaian mahasiswa juga ditantang karena kapasitas ruang kuliah yang terbatas. Beberapa mahasiswa pun terpaksa harus duduk dan mengikuti perkuliahan dari luar kelas. Proses perkuliahan tersebut bukan terjadi sekali dua kali saja. Sejumlah dosen lain dinilai doyan menggabung kelas dan melampaui kapasitas sarana perkuliahan. “Semenjak semester dua kami sudah dibiasakan berdesakan dengan kelas lain di satu ruangan. Banyak dosen seperti itu,” ungkapnya. Selain itu, sesaknya ruang kelas juga tak diimbangi dengan hawa kelas yang kondusif untuk jalannya perkuliahan. Sejumlah ruang kuliah memiliki pendingin ruangan tetapi sekadar pajangan. “Ada AC tapi cuma dipamer,” bebernya. Hal serupa juga dikeluhkan oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (Maperwa) FIS UNM, Muhammad Awwal. Menurutnya, fasilitas di kampus orange ini masih serba terbatas. “Ruang kuliah masih kurang. Untuk mentaktisi, tak jarang dua kelas digabung dalam satu ruangan,” keluhnya. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah ini juga menyesalkan kondisi tersebut karena padatnya ruang kuliah membuat

proses transfer ilmu tak ideal. “Kemarin ada mahasiswa sampai kuliah di luar pintu karena ruangannya tidak cukup lagi,” ujarnya. Kondisi tersebut juga masih tertinggal dari standar kualifikasi nasional perguruan tinggi. Sebab, standarnya satu ruang kelas maksimal untuk 30 orang. Setelah ditelusuri, berdasarkan data dari Subag Sistem Informasi BAPSI UNM. FIS menampung 2.934 mahasiswa aktif. Sementara menurut data dari Subag Perlengkapan FIS UNM, fakultas ini hanya tersedia 18 ruang kuliah. Menanggapai hal tersebut, Pembantu Dekan Bidang Administrasi Umum (PD II), Andi Ima Kesuma menjelaskan, permintaan penambahan ruangan tak dapat direalisasikan secara langsung. Dibutuhkan perencanaan yang matang untuk menambah inventaris. “Penambahan ruangan harus disesuaikan dengan rancangan angarannya, FIS harusnya sudah punya gedung baru seperti Ekonomi,” tuturnya. Di samping itu, Guru Besar Antropologi ini meminta pihak universitas memberi kejelasan terkait penggunaan Gedung Flamboyan yang juga diambil alih oleh FE. Ia berharap gedung tersebut diserahkan sepenuhnya ke FIS sebab jumlah mahasiswanya yang lebih banyak. Terpisah, Dekan FIS, Hasnawi Haris mengakui kelemahannya dalam satu periode lebih dominan pada peningkatan sarana dan prasarana. Menurutnya, fakultas yang dibawahinya san-

gat kekurangan gedung. “Di FIS kita kekurangan gedung, dan itu bukan maunya kita. Kalau mau pengajuan seperti itu kan prosesnya panjang juga,” keluhnya. Ia pun berdalih, persepsi sivitas terkait ruang kuliah di fakultas masing-masing dinilai keliru. Menurutnya, ruang kuliah tetap bisa dipakai oleh setiap fakultas berbeda selama dalam lingkup UNM. “Kan bisa saja FIS kuliahnya di Fakultas Psikologi, selama ini juga berlaku hal seperti itu. Cuma persepsi kita seolah berkata, wilayahnya FIS yang gunakan, mahasiswanya sendiri,” paparnya. Tak lama lagi, pria asal Soppeng ini akan dideklarasikan sebagai sutradara FIS untuk kali kedua. Guru Besar Ilmu Hukum ini berjanji akan segera memperbaiki standardisasi sarana dan prasarana perkuliahan. Dalam pemaparan program kerjanya, ia tengah merancang terpusatnya sentra perkuliahan pada satu titik. “Selama ini kan di Gedung Flamboyan ada ruang kelas, perpustakaan dan beberapa ruang dosen. Nanti akan dipusatkan sebagai tempat kuliah saja, lainnya dialihkan di gedung fakultas,” beber pria berkacamata ini. (tim) Tim Reportase Khusus Koordinator Anggota :

: St. Aminah Ratna, Karmila, Wahyudin, Dewi Ulfah www.profesi-unm.com


Reportase Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Prodi Bertambah, Prasarana Stagnan

FAKULTAS Ilmu Sosial (FIS) Universitas Negeri Makassar (UNM) kembali menambah prodinya pada 2016 lalu. Prodi Ilmu Administrasi Bisnis didapuk menjadi prodi kesembilan. Hal itu dinilai kurang tepat karena masih perlu adanya pembenahan prasarana sebelum menambah prodi.

Salah seorang mahasiswa Administrasi Bisnis, Akbar Maulana mengeluhkan kurangnya jumlah ruangan perkuliahan yang disediakan. Terlebih lagi, jurusan yang baru dibuka tersebut, hanya memiliki satu ruangan perkuliahan yang dipakai secara bergantian. "Ruang kelasnya sempit, apalagi kalau kelasnya digabung, bisa sampai 80 orang satu kelas. Pembelajaran jadi tidak kondusif," keluhnya. Akbar pun menginginkan, FIS memperadakan laboratorium. Mengingat sampai saat ini fakultas ini belum mempunyai laboratoruim tersendiri. "Kalau bisa ada laboratorium komputer. Apalagi kami ada mata kuliah Pengantar Ilmu Komputer, tapi tidak mempunyai lab untuk praktik secara langsung," katanya. Sementara itu, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FIS UNM, Saenal juga menganggap keputusan yang diambil oleh pimpinan fakultas keliru. Menurutnya, penambahan prodi tak dapat dilakukan jika sarananya belum memenuhi standar kualifikasi. “Sangat tidak sepakat. Jumlah ruangan dengan prodi sebelumnya tidak sesuai tapi tambah lagi prodi baru. Inikan sebuah langkah tanpa perencanaan yang matang,” ujarnya.

Ia menambahkan, pihak birokrasi seharusnya mengurangi jumlah kuota penerimaan mahasiswa. Sebagai kampus pencetak tenaga pendidik, fokus utama ialah kualitas bukan kuantitas. “Barangkali bisa dibatasi jumlah mahasiswanya, karena ini perihal peningkatan mutu pendidikan,” tambahnya. Menanggapi hal terebut, Dekan FIS, Hasnawi Haris menerangkan, pembentukan Prodi Ilmu Administrasi Bisnis dilakukan dengan mempertimbangkan analisis kebutuhan masyarakat sebagai pasar. Di samping itu, ia mengaku, syarat kualifikasi pembentukan prodi baru telah terpenuhi. “Syarat normatifnya bahwa prodi itu dibutuhkan oleh masyarakat. Itu direspon teman-teman karena kualifikasinya minimal memiliki enam dosen yang bergelar magister. Kalau standar itu sudah terpenuhi kan tidak mungkin diberi izin untuk menambah prodi kalau tidak memenuhi syarat,” katanya. Tak hanya itu, saat ini FIS juga tengah berencana untuk menambah dua prodi baru sekaligus. Di antaranya, Prodi Ilmu Perpustakaan dan Prodi Ilmu Hukum. Keduanya merupakan program kerja yang akan dirampungkan pada periode keduanya. Namun, upaya pembentukan prodi baru tersebut masih berada pada tahap pengajuan proposal. “Sementara diproses, proposalnya sudah dimasukkan, kita tinggal tunggu saja,” ujarnya. Guru besar Ilmu Hukum ini juga merasa optimistis, rencana pembentukan dua prodi baru tersebut akan segera terealisasi. Apalagi, menurutnya, banyak dosen lulusan Ilmu Hukum yang siap menjadi tenaga pengajar di jurusan baru tersebut. “Kalau untuk sumber daya sudah siap. Banyak dosen kita berlatar bidang hukum,” tandasnya antusias. (tim)

55

KHUSUS

SUMBER: • BAPSI UNM • SUBAG KEPEGAWAIAN FIS UNM GRAFIS: NOVAL - PROFESI

SUMBER: SUBAG PERLENGKAPAN FIS GRAFIS: NOVAL - PROFESI

Pembangunan Gedung FIS

Konstruksi Lama Gagal, Usulan Baru Ditolak TERLEPAS dari masalah minimnya ruang perkuliahan, FIS memiliki rancangan bangunan yang diharapkan dapat menjadi upaya solutif. Namun, pondasi bangunan yang terdapat di depan Gedung Flamboyan sejak 2011 masih sebatas kerangka. Tampak, pondasi bangunan yang kian mengusam itu telah ditumbuhi tanaman liar secara menahun. Bahkan, bakal gedung yang masih dalam pembangunan tahap pertama tersebut dijadikan tempat pembuangan sampah. Ketua Majelis Permusyawaratan Radio Profesi 107,9 FM

Mahasiswa (Maperwa) FIS, Muhammad Awwal meresahkan tidak adanya kabar kelanjutan pembangunan gedung tersebut. Sejak menyandang status mahasiswa FIS, kondisinya tak pernah berubah. “Tak ada perkembangan yang dilakukan pihak pimpinan. Bahkan tidak ada tanda-tandanya kalau gedung itu mau direspon untuk dibangun kembali,” ujarnya. Menanggapi hal tersebut, Dekan FIS UNM, Hasnawi Haris berdalih, gedung mangkrak itu bukanlah kesalahannya, melainkan hasil tukar guling dengan aset FIS

yang sebelumnya berada di Jalan Sultan Hasanuddin. Ia juga mengatakan dana yang dipakai kala itu bukan berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melainkan dana kerohiman. “Sama sekali tidak ada hubungannya dengan APBN. Tak sepersenpun dana APBN dipakai, itu dana hibah,” bebernya. Dekan terpilih periode 20172021 ini pun mengaku tak pernah merencanakan keberlanjutan gedung tersebut. Pada periode pertamanya menjabat dekan, ia melakukan pengajuan gedung

baru. Namun hingga saat ini, usulan tersebut belum direstui oleh pihak kementerian. Permohonan proposal ke Biro Perencanaan Kementrian diajukannya dengan rutin. Namun, lanjutnya, proses pengusulan dilakukan oleh seluruh perguruan tinggi se-Indonesia, bukan oleh UNM saja. “Prosesnya agak ruwet dan yang menentukan orang pusat. Saingan kita se-Indonesia, mungkin mereka menilainya siapa yang lebih membutuhkan,” jelasnya. (tim)

SUDUT + 2.934 Mahasiswa Rebutan 18 Ruang Kuliah - Awas pindah kuliah di kam pus tetangga + Atlet UNM Merumput di Kampus Tetangga - Barangkali sudah terima kon trak? + Berawal dari Iseng, Berha sil di Kontrak Webtoon - Yang ini biasanya jadi rebutan juga

Dg. Tata Urai data, ungkap fakta, saji berita


66

info

www.profesi-unm.com

akademik Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

Hasil SBMPTN 2017 Diumumkan 13 Juni Hasil Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 akan diumumkan pada Selasa (13/6) mendatang. Hal tersebut sesuai dengan laman resmi sbmptn. ac.id.

Dalam laman tersebut, hasil ujian akan diumumkan mulai pukul 17.00 WIB melalui http:// pengumuman.sbmptn.ac.id. Sebelumnya, peserta SBMPTN 2017 telah mengikuti tes tertulis dan keterampilan pada SelasaRabu (16-17/5) lalu. Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam menyebutkan, peserta SBMPTN UNM 2017 mencapai 17.447 pendaftar. Sementara kuota mahasiswa baru yang akan diterima

SUMBER:PANLOK 82 SBMPTN GRAFIS: NOVAL - PROFESI

melalui jalur ini hanya 2.120 kursi. “Kan nanti semua yang kita terima ada 5.300 mahasiswa. Kita hitung saja 40% itu berapa, itulah yang kita terima,” katanya saat konferensi pers SBMPTN 2017 di Rumah Makan Ujung Pandang, Selasa (16/5). Lebih lanjut, Guru Besar Teknik Pertanian ini mengatakan, kuota SBMPTN mengalami penambahan pada tahun ini. Sebelumnya, pengurangan kuota jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dilakukan demi mencegah tindakan manipulasi nilai rapor. “Kesempatan untuk masuk di UNM lewat jalur SBMPTN bisa lebih besar,” bebernya. Pada SBMPTN 2017 ini, Prodi Manajemen masih menjadi favorit bagi calon mahasiswa baru UNM. Sebanyak 3.123 pendaftar akan memperebutkan

Pusat Bahasa Sediakan Jasa Penerjemah Berkas UNIT Pelaksana Tugas (UPT) Pusat Bahasa Universitas Negeri Makassar (UNM) membuka jasa penerjemahan dokumen dalam bahasa Inggris ke bahasa Indonesia maupun sebaliknya. Dokumen yang dapat diterjemahkan beragam, seperti ijazah, abstrak, dan Kartu Tanda Penduduk (KTP). Layanan jasa ini dikenakan biaya yang disesuaikan dengan jenis dokumen yang diterjemahkan. Kepala UPT Pusat Bahasa UNM, Iskandar mengatakan biaya yang dikenakan hanyalah merupakan biaya administratif serta terbilang murah bila dibandingkan dengan jasa serupa di luar universitas. “Kalau untuk ijazah 100 ribu, itu cuma biaya administratifnya saja. Untuk soal harga kita terbilang murah, kalau jasanya di luar mungkin di atas 100 ribu harganya,” katanya saat ditemui di ruangannya, Kamis (20/4) lalu. Lebih lanjut, ia menjelaskan

prosedur yang harus dilalui untuk melakukan penerjemahan cukup menghadap ke UPT Pusat Bahasa dengan menyetor berkas dan biaya penerjemahan. Setelah itu, berkas langsung diterjemahkan “Prosesnya sebenarnya sebentar saja kalau tidak terlalu banyak berkas yang diterjemahkan. Orang bisa menunggu untuk dapat terjemahanya, kan kita sudah punya template-nya, jadi tinggal dimasukkan,” jelasnya. Pengguna jasa ini kebanyakan alumni yang ingin melanjutkan studi di luar negeri. Apalagi masih banyak sivitas yang belum tahu program di Pusat Bahasa ini. “Biasanya yang datang ke sini menerjemahkan itu, mereka yang

mau kerja atau yang sedang mengurus beasiswa luar negeri. Di Pusat Bahasa sendiri program itu banyak, cuma masih belum diketahui, padahal bisa sangat membantu,” tambahnya. Selain pener-

jemahan berkas, banyak jasa yang disediakan UPT Pusat Bahasa, seperti kursus bahasa Mandarin, kursus bahasa Indonesia bagi penutur asing, TOEFL preparation course, dan kursus bahasa Inggris. (saf)

SUMBER: UPT PUSAT BAHASA UNM GRAFIS: MASTURI - PROFESI

KKN Kebangsaan Batasi Lima Peserta Tiap Kampus PELAKSANAAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) Kebangsaan tahun 2017 akan dijadwalkan di Gorontalo, 23 Juli hingga 22 Agustus mendatang. Setiap perguruan tinggi negeri diberikan kuota sebanyak lima peserta, termasuk Universitas Negeri Makassar (UNM). Hal tersebut dikonfirmasi melalui Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Arifuddin Usman. Jumlah keseluruhan peserta KKN Kebangsaan telah dipatok maksimal 300 mahasiswa dari 59 perguruan tinggi Urai data, ungkap fakta, saji berita

negeri yang tersebar di Indonesia. Pria asal Sinjai ini mengungkapkan, mahasiswa UNM yang memiliki prestasi dan aktif berorganisasi akan diprioritaskan dalam program KKN Kebangsaan 2017. “Yang diutamakan nanti, mahasiswa yang aktif berprestasi dan berorganisasi. Hal itu karena mereka telah berpegalaman terjun di lapangan masyarakat,” ujarnya. Arifuddin menambahkan peserta yang dinyatakan lulus berkas harus bersedia mengikuti tes bebas narkoba dan mengikuti

pembekalan materi selama tiga hari. “Peserta yang lulus nantinya selanjutnya akan menerima pembekalan materi dari prajurit Angkatan Darat,” tambahnya. Adapun KKN Kebangsaan 2017 mengusung tema “Merajut Tali Kebangsaan melalui Penerapan Program Kedaulatan Pangan, Konservasi Lingkungan Berbasis Pemberdayaan”. Universitas Negeri Gorontalo didapuk sebagai tuan rumah. Peserta KKN Kebangsaan nantinya akan disebar ke

tiga kabupaten di Provinsi Gorontalo, yaitu Kabupaten Gorontalo, Kabupaten Bone Bolango dan Kabupaten Gorontalo Utara selama 30 hari. Lebih lanjut, Eks Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan UNM ini berujar, peserta yang ingin mengikuti program KKN Kebangsaan diwajibkan mengajukan berkas pendaftaran pada 2 hingga 19 Mei di Ruang Staf Khusus PR III UNM, Lantai 6 Menara Pinisi. Hasil seleksi berkas akan diumumkan pada 21 Mei mendatang. (sam)

30 kursi yang tersedia. Kemudian disusul Prodi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer (2.580) dan Prodi PGSD Kampus Makassar (2.180).

"

Kesempatan untuk masuk di UNM lewat jalur SBMPTN bisa lebih besar Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM), Husain Syam Eks Dekan Fakultas Teknik ini pun berharap agar peserta nantinya tidak kecewa dengan hasil pengumuman. Pasalnya, Jalur Mandiri masih akan menjadi kesempatan terakhir untuk berkuliah di UNM. “Kita masih ada jalur Mandiri,” tuturnya. (din)

AGENDASIANA

Himafi Siap Helat Inaugurasi HIMPUNAN Mahasiswa Fisika (Himafi) Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) siap menghelat inaugurasi di Auditorium Amanagappa, Rabu (24/5). Kegiatan yang mengusung tema “Renovasi Fisika Menembus Dimensi Ruang dan Waktu di Era Digitalisasi” ini bertujuan untuk mengukuhkan mahasiswa angkatan 2016 jurusan Fisika. Selain itu, kegiatan ini akan turut diselingi dengan beberapa acara seperti Tari paduppa, Paduan suara, Perkusi, Tari kreasi, Dance, Flashmob, Lukis Pasir, Puisi, Menyanyi solo, Akustik, Teater dan masih banyak lagi kegiatan seru lainnya. (ari)

Rayakan Hari Lahir, Menwa Gelar Lomba. UNIT Kegiatan Mahasiswa (UKM) Resimen Mahasiswa (Menwa) Universitas Negeri Makassar (UNM) akan merayakan Hari Lahir yang ke-40 pada 19 Juni mendatang. kegiatan ini nantinya akan dirangkaikan dengan buka puasa bersama. Dengan mengusung tema “Perwujudan Eksistensi dan Peran Menuju Menwa Jaya”, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan lomba ceramah dan pidato kebangsaan yang nantinya akan diikuti oleh Menwa se-Makassar dan UKM se-UNM. (saf) www.profesi-unm.com


inovasi Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Ekosistem Mangrove Sinjai Bernilai Ekonomis

Kawasan Mangrove Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan dapat memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat. Manfaat ekonomis tersebut dapat diperoleh dengan adanya transaksi jasa layanan ekosistem.

Masyarakat di sekitar kawasan Mangrove Kabupaten Sinjai masih belum begitu mengetahui dampak ekonomis yang dapat diperoleh. Hal itulah yang mendorong Dosen Jurusan Geografi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM), Abdul Malik dalam melakukan penelitian tentang Penilaian Potensi Pembayaran Layanan Ekosistem atau Payment for Ecosytem Services (PES). “Pembayaran mangrove masih jarang diketahui oleh lembaga lokal. Penelitian ini akan menjadi referensi dalam menentukan berapa besaran pembayaran ekosistem mangrove yang dapat diperoleh masyarakat,” katanya saat ditemui di ruangannya, Jumat (7/4). Pria yang kerap disapa Malik ini menjelaskan, kandungan karbon yang terdapat di atas

permukaan seperti batang, ranting, daun dan akar maupun di bawah permukaan, seperti sedimen menjadi objek penelitian. Metodenya melalui pengukuran biomassa karbon mangrove, pengambilan sampel daun, serasah dan sedimen serta perhitungan terhadap nilai biomassa karbon dan karbon yang terdapat dalam sedimen merujuk pada Protokol Pengukuran dan Monitoring Struktur, Biomassa, dan Kandungan Karbon pada Hutan Mangrove. “Untuk mengestimasi nilai ekonomi dari jasa layanan mangrove dalam penyerapan karbon, diperoleh dengan mengalikan total simpanan karbon dengan harga karbon yang berlaku di pasaran (USD10/tCO2e),” jelasnya. Dari layanan ekosistem ini, masyarakat memperoleh hasil PES melalui kontrak yang telah disepakati. “Tergantung kontraknya melibatkan masyarakat sebagai penjual dan pihak perusahaan sebagai pembeli ataukah antara pihak swasta dengan pemerintah,” ujarnya. Ia melanjutkan, hasil pembayaran layanan ekosistem dapat digunakan dalam upaya perlindungan dan pengelolaan berkelanjutan terhadap kawasan mangrove dan jasa ekosistem yang disediakan. Sehingga tak hanya manfaat

77

ekonomis, PES juga sangat memungkinkan diarahkan untuk perbaikan, perawatan, dan perlindungan hutan mangrove dalam penggunaan yang berkelanju-

FOTO: DASRIN - PROFESI

tan. Adanya sistem pembayaran ekosistem mangrove disebabkan skema PES memberikan kompensasi untuk mengatur dan menjaga mangrove melalui pembayaran langsung, penjualan karbon, keanekaragaman hayati atau air, atau melalui insentif pajak dan program eko-sertifikat. Pria asal Ujung Pandang ini juga mengatakan, untuk menghasilkan harga maksimal, masyarakat hendaknya meningkatkan pengetahuan mengenai nilai ekonomi dari layanan ekosistem. “Karena umumnya para pembeli

cenderung untuk memberikan harga yang rendah terhadap pemilik lahan sebagai penjual,” bebernya. Tak hanya itu, penelitian PES ini berhasil terpilih dalam proyek Southeast Asian Regional Centre for Tropical Biology (SEAMEO Biotrop) Call for Research Proposals for 2017 Implementation. SEAMEO Biotrop merupakan organisasi dalam pengembangan sumberdaya manusia di Asia Tenggara, termasuk dalam kegiatan penelitian, pelatihan, jejaring, dan pertukaran personil dan

penyebaran informasi terkait kajian biologi tropis. “Dari banyaknya proposal yang masuk, hanya 16 proposal yang lolos termasuk dari Filipina dan Thailand. Untuk Indonesia sendiri, kebanyakan dari Universitas di Jawa, sedangkan dari Indonesia Timur, hanya dari Universitas Negeri Makassar,” tambahnya. Dalam penelitian tersebut, Abdul Malik melakukannya bersama lima anggotanya yaitu, Abd. Rahim, Ahsin, Jusman, Ainun, Restu, dan Kasmawati. (win)

Tali Perkalian, Kemudahan dalam Menghitung Matematika SISWA Sekolah Dasar kerap mengalami kesulitan dalam menghitung perkalian, penjumlahan ataupun pengurangan dalam matematika. Hal ini yang membuat empat mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Makassar (UNM) berinisiatif membuat alat hitung cepat tapi, tidak membosankan yang me-

Radio Profesi 107,9 FM

reka sebut dengan tali perkalian. Keempat mahasiswa itu ialah Amirullah, Qurrata A’yuni, Muhammad Sadli Anas, dan Andi Nur Fatimah. Media pembelajaran itu terdiri dari manipulasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat serta tali perkalian yang diperuntukkan bagi Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah

Menengah Pertama (SMP). yang bertujuan untuk meningkatkan minat menghitung siswa berbasis media pembelajaran, hal ini yang dikatakan ketua tim, Amirullah. “Alat berhitung ini terinspirasi dari siswa yang malas dan takut matematika,” katanya setelah mempresentasikan karyanya di Swiss Belinn Ho-

tel Makassar beberapa waktu lalu. Lebih lanjut, ia menjelaskan, manipulasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat cukup mudah dengan melibatkan bilangan bulat negatif, bilangan bulat positif, dan nol. “Cukup sederhana, kita hanya menggunakan teknik manipulasi,” tambah mahasiswa angkatan 2014 ini. Selain penjumlahan dan pengurangan, pada media pembelajaran ini juga dibuat untuk membantu siswa dalam memahami konsep perkalian yang disebut dengan tali perkalian. Media pembelajaran ini membantu siswa menghitung perkalian dengan cepat. “Alat ini membantu siswa lebih mudah dalam perkalian bilangan bulat dan secara tidak langsung siswa dapat memahami konsep perkalian,” lanjut mahasiswa asal Wajo ini. Tak hanya itu, menurutnya butuh proses panjang untuk membuat alat itu. Mulai dari survei, membuat konsep, membuat desain dengan menggunakan bantuan software Microsoft FOTO: ULCA - PROFESI hingga penyelesain

dan penerapan. “Kami berpikir, mengapa para siswa begitu sulit untuk mengerjakan berbagai soal matematis. Dari situ kami coba survei dan mulai menyusun konsep penyelesaian hingga merakit bahanbahan yang harganya terbilang mahal,” tuturnya Penanggung jawab mata kuliah Media Pembelajaran, Nasrullah mengapresiasi prestasi dari mahasiswanya. Karena menurutnya membuat karya tersebut sangat susah serta butuh kreativitas dan inovasi. “Ke depan, inovasi produk seperti ini akan lebih sering lagi mengingat perkembangan keilmuan semakin cepat dan menuntut siswa belajar lebih cepat,” jelasnya. Dosen Jurusan Matematika ini berharap, alat hitung itu dapat dijadikan sebagai alat peraga dan menjadikan motivasi bagi mahasiswa lain. “Semoga mahasiswa lebih berinovasi lagi dalam membuat alat peraga,” harapnya. Karya ini pun berhasil menjadi salah satu perwakilan UNM di Provincial Meeting of the USAID PRIORITAS: LPTK, Facilitators, Consortia Partner and Lab & Partner Schools. (wat) Urai data, ungkap fakta, saji berita


88

Suplemen Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Panca Dasa S H

ampir delapan bulan sudah mereka mengaktualisasikan diri ke Lembaga Pers Mahasiswa (LPM) Profesi Universitas Negeri Makassar (UNM) ini. Mereka sah menjadi anggota baru setelah melewati ritual

definitif ala LPM Profesi, 1 April lalu. Selama itu, dari 64 orang yang mengatakan ingin bergabung berguguran seiring berputarnya waktu. Hanya mereka yang bisa bertahan sejauh ini.

Dewi Ulfah

Faisal Fajar

Hobi Senyum Sendiri

Suka Baper

A

nak ini selalu menyebar senyum dimana-mana. Bahkan di waktu-waktu yang senyumnya tak dibutuhkan ia tetap tersenyum. Pernah suatu hari, ia dimarahi pada saat rapat. Yang mengherankan, mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra angkatan 2015 ini tetap menebar senyumnya dan mengatakan seperti tak ada sama sekali urat baper di wajahnya. Se-

P

lain kelebihannya yang selalu tersenyum itu, ia juga memiliki kelebihan lain. Di antaranya kelebihan bobot tubuh. Tak jarang, gadis asli Jawa tapi tinggal di Sinjai ini jadi bulan-bulanan di redaksi. Untung saja, banyak gadisgadis bertubuh lebar lain di redaksi, jadi ia tak merasa ter-bully sendiri. Ia hanya menaggapinya dengan senyuman dan berkata, "Bukanji saya saja nah kak." Di balik, segala "kelebihan-kelebihannya" itu, Ulfah termasuk orang yang produktif dalam menulis berita. Jadi, tak jarang namanya masuk dalam jajaran magang yang memiliki berita terbanyak per minggu. Ulfah juga termasuk orang yang ramah dan membangun relasi yang baik dengan teman-temannya. Serta tak lupa selalu menebar semangat positifnya dengan senyuman. (*)

M

ahasiswa angkatan 2015 ini adalah mahluk paling baper di antara teman angkatannya. Di kampus ia lebih akrab di panggil Ical, tapi di redaksi ia lebih suka dipanggil Ica. Ia adalah anggota baru yang pertama kali menitikkaan air matanya di redaksi. Bukan karena masalah perasaan, Ica selalu berkaca-kaca ketika ia merasa lalai dalam menjalankan tugasnya. Meski sering baper, bukan berarti ia tidak profesional. Mahasiswa asal Pangkep ini terkenal sebagai anggota yang rajin dan

Dasrin

Nurul Atika

Jarang Mandi

Si Jutek yang Salehah

engelola baru yang ini bisa dibilang serba hemat. Sebab, ia kerap kali kedapatan tak mandi seharian saat di redaksi dengan alasan menghemat air. Terlebih lagi, jarang mengganti baju dan sering dipakai hingga tiga hari lamanya, masih bersih katanya. Meski disinggung oleh teman, namun tak menyurutkan untuk melawan prinsipnya. Meski jarang mandi, ia ternyata telah memiliki pujaan hati. Setiap tengah malam, Dasrin akan menyendiri dalam ruang online di redaksi profesi untuk telponan dengan

kekasihnya, yang tak ingin ia sebut namanya. Mahasiswa asal Enrekang patut diacungi jempol. Demi menghidupi dirinya di rantaun ia rela bekerja apapun yang penting halal. Pernah jual nasi goreng, jadi waiter di cafe, jualan baju, dan masih banyak lagi. “Untuk bayar UKT kak, supaya orangtua tidak terlalu terbebani,” ujarnya. Ia memiliki minat di bidang fotografi. Jika diberi amanah untuk memegang kamera redaksi saat meliput kegiatan pasti ia akan bersemangat. Hasilnya pun luar biasa, sangat kurang yang masuk di meja penerbitan, saking jeleknya. Bukan menyalahkan diri, Dasrin malah melempar kesalahannya pada kamera yang tak berdosa itu. Meski begitu, ia tetap berusaha dan percaya diri, berupaya memperbaiki. Seolah tak ingin lepas dari kamera, ia terus berlatih tanpa kenal waktu. Tempatnya mengekspresikan minat ialah di ruang online. (*)

J

ika pertama bertemu dengan Nurul Atika, atau biasa dipanggil Eka, pasti kesannya orangnya jutek juga sombong. Omongannya yang kadang-kadang terkesan sarkastik biasanya bikin orang-orang malas mendengar kelakarnya. Namun sebenarnya, Eka termasuk ramah dan menyenangkan diajak bercanda. Meskipun candaannya kadang-kadang segaring kerupuk lima ratusan d i wa-

Si Over Size

adis asal Luwu ini memiliki ukuran tubuh yang jauh berbeda dengan teman-temanya, baik dari tinggi maupun berat badan. Tak seperti namanya yang menggambarkan keayuan seorang perempuan, gadis yang biasa akrab dipnggil Ayu ini memiliki suara sesuai dengan bentuk tubuhnya yang over size. Bahkan di depan pagar redaksi suara gadis ini akan terdengar sangat jelas sampai didapur. Kebiasaanya bicara dengan suara membahana membuat Redaksi tak pernah sepi dan membuat dirinya kadang diolok-olok oleh kawannya sendiri. “Deh, kamu itu ayu besar dudu suaramu kayak tong bodymu,” kata seorang temanya. Mahasiswa

Urai data, ungkap fakta, saji berita

Prodi Pendidikan IPS ini seringkali mengoceh mengenai isu-isu dikampus sebagai bahan liputan. Hanya saja, isu yang disampaikan tidak pernah diliput dan lebih sering beralasan.Ia pun sering mendapat teguran dari Pimred lantaran beritanya yang tak kunjung diselesaikan. Terlepas dari itu, ternyata Ayu sering merengek sampai menangis dihadapan teman pria sengkatannya untuk diantar pulang kekosnya. Tapi, jurus jitu Ayu tak digubris. “Takutka kempes lagi ban motorku, besar duduki ayu, nda bisa jalan motor,” ungkap seorang temannya. Dengan muka memelas dan penuh air mata, ia terpaksa pulang dengan ojek online. Bahkan ia pernah pulang dengan berjalan kaki sambil menangis tersedu-sedu. Meski demikian, ia masih meampertahankan intensitasnya untuk tetap bergelut di lembaga kuli tinta ini. Kini, Ayu mengasah bakatnya di bidang broadcasting, sebagai salah satu penyiar di radio profesi. Sifatnya yang gemar bercuapcuap kini tersalur sudah. (*)

rung sebelah redaksi. Eka mahasiswa Jurusan Bahasa Inggris angkatan 2015. Terdengar keren ya jurusannya. Bayangannya pasti Eka lancar dan jago banget bahasa Inggrisnya kayak Selena Gomez. Tapi kenyataannya, ah sudahlah. Di balik segala kekurangannya itu, gadis kelahiran Pinrang ini rajin beribadah dan juga mengaji. Penampilannya juga terlihat kalem dan memancarkan kecantikan seorang muslimah. Ia juga seringkali mengingatkan penghuni redaksi untuk melaksanakan shalat. “Shalat dulu kak,” ujarnya. Untuk produktivitas, Eka bisa dikategorikan lumayan, terutama sebagai penyiar di Radio Profesi. Apalagi kalau bawa siaran program Penyejuk Kalbu. (*)

Abdul W

Si Saba

J

ika dilihat sekilas, mukanya m sangar. Tapi kenyataannya tida Lelaki berperawakan tinggi kur adalah pribadi yang tenang dan neko-neko. Awalnya, mahasiswa Jurusan Sipil ini bergabung dengan ke L P

Miftahul M

enjadi yang termuda diantara temanya tak mengurangi cayaan diri Miftahul Rahmat Rauf tetapi bertahan di lembaga kuli tin Lelaki yang sering dipanggil si muka nan lugu ini merupakan pengelola d cara bicara yang susah dimengerti. Bahkan seorang g e l berb den mah Prod min Bisn harus nahan “Ba

Andi A

Karmila

Ayu Ananda Pratiwi G

loyal terhadap lembaga. Dengan segala tingkah ajaibnya, ia juga kerap menjadi sosok dewasa di antara teman-temannya. Menjadi tempat curhat bagi teman-teman angkatannya, bahkan bagi beberapa pengelola senior. Selain itu, ada nilai plus lain yang dimiliki oleh mahasiswa yang identik dengan kacamatanya yaitu pintar masak dan rajin cuci piring. Jika teman laki-lakinya nongkrong depan TV, maka ia lebih suka nongkrong di dapur. Mahasiswa Pendidikan Sosiologi ini bahkan lebih lihai memasak dibandingkan teman perempuannya. Tak hanya itu, produktifitas dan intensitasnya juga patut diacungi jempol. Suatu triwulan, ia sama sekali tak pernah absen di setiap agenda redaksi. (*)

Mereka memang ditempa penerus lembaga. Mereka ditu lebih padat dari mahasiswa lai Turun kelapangan, menger

Jagon

Tukang Tidur

K

armila, lebih sering dipanggil Mila. Namanya agak feminim, tapi tidak membuatnya dikategorikan sebagai perempuan jika dilihat dari segi penampilannya. Rambutnya yang pendek dengan setelan pakean outdoor menjadi ciri khas mahasiswa asal Kabupaten Barru ini. Ditambah lagi dengan cara berjalannya yang sangat mendukung untuk dinobatkan sebagai lelaki. T i d a k s e p e r t i perempuan kebanyakan. Baginya tidur adalah priori-

tas utama, di mana pun dan kapan pun. Profesi pernah membuat agenda hingga larut, lantaran takut pulang malam semua pengelola terpaksa nginap di redaksi. Paginya, semua perempuan sudah bangun dan pulang, kecuali mila yang masih belum bangun hingga pukul dua belas siang. Meski perawakannya seperti itu, ia tetap perempuan yang lembut. Sampai saat ini, Ia belum berani mengendari motor. Bahkan mahasiswa angkatan 2015 ini lebih memilih memendam perasaan daripada mengungkapkan. “Ngak enak sama orangnya,” katanya Tapi jangan salah, ia termasuk anggota baru yang loyal. Hampir 24 jam, pergi pagi pulang pagi, ia menghabiskan waktunya di redaksi Profesi. Ia salah satu penyiar Profesi yang bisa membuatmu tak percaya jika mendengar suaranya yang lembut. (*)

B

erbadan kecil, seperti itulah ga awal ketika bertemu dengan ga takan Kabupaten Soppeng ini. Janga kecil-kecil begitu dia sangat lincah lo lagi jika terkait lelaki dan perasaan. Teman-temannya pun mengaku awaiannya dalam mencari perhatian Adam. Beberapa lelaki disebut-sebut dekat dengannya. Cukup sederhana melancarkan misinya, ia berwaw lalu nal me kan bic ny s m

www.profesi-unm.com


Suplemen Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

99

www.profesi-unm.com

Siap Berkarya

untuk dipersiapkan menjadi untut menjalani rutinitas yang innya. rjakan tugas-tugas jurnalistik.

Serta mengerjakan tugas di dapur redaksi yang menanti setiap hari. Banyak hal yang terjadi pada mereka setelah bergabung di lembaga kuli tinta ini. Semoga dinamika yang mereka

Wahid Muhsin

ar Bermuka Sangar

memang ak kok. rus ini tidak

Teknik eluarga P M Profesi dengan niat

ingin menjadi seorang fotografer. Karenanya, seringkali ia menawarkan diri untuk memotret ketika ada momen penting. Hanya saja, semangat besarnya untuk memotret tidak sebanding dengan kualitas gambar yang dihasilkan. Ia pun kerap disuruh memotret ulang lantaran gambar yang dihasilkan blur alias kabur. Kendati demikian, Wahid tetap semangat untuk menjalankan tugas memotret dari fotografer. Alhasil, beberapa fotonya pun sempat dimuat di tabloid LPM Profesi. Meski sudah memiliki talenta di bidang fotografi, namun kemampuan Wahid dalam menulis berita masih kurang. Redaktur pun kadang sakit kepala dibuatnya ketika mengedit hasil tulisan anak ini. (*)

ketika g penl o l a bicara ngan asiwa di Adnistrasi nis ini s meemosi. ahasa

Pembalap Lorong

dengan Syahrini, Musfira juga kerap ingin dipanggil Princess. Panggilan itu sudah menjadi panggilan sehari-harinya saat masih menjadi magang hingga saat ini. Bahkan, antar jemput sudah menjadi kebiasaan mahasiswa Geografi ini saat berkunjung ke redaksi LPM Profesi. Bak princess di negeri dongeng yang memiliki pengawal dan siap mengantar kemana saja. Hanya sekali membuat tulisan "Jemput dulu ee" di salah satu group angkatan miliknya, dengan secepat itu juga penjemput datang. Seolah ingin menjadi princess misterius, kedatangannya ke redaksi LPM Profesi kadang membuat riuh, tapi Mega tetap menanggapinya dengan diam dan hanya mengeluarkan senyuman mautnya. (*)

S

osok gadisber pembawaan tenang, dan tutur kata yang halus sangat pas apabila ditujukan pada Anggi. Dara Bulukumba ini memang agak berbeda dari anggota baru Profesi lainnya. Saat berbicara, Anggi terbilang "hemat kata". Tapi kalau sudah naik motor, bayangan tentang Anggi akan mengingatkan tentang sinetron Anak Jalanan. Bak Si Boy, Anggi bisa saja berada di kampus Parangtambung dan tiba-tiba di Gunungsari dalam waktu

alien itu Mifta, bikin emosi saja kalau bicara sama dia,” kesal salah satu pengelola. Ia juga memiliki ciri khas tersendiri ketika datang di redaksi, yaitu geleng-geleng kepala dan kebiasaan menunduknya. Bakat yang ia miliki di bidang desain grafis membuatnya kerap kali menjadi buronan Pemred. Pasalnya, ia sering kabur meninggalkan desainnya yang belum jadi. Miftah diketahui sangat dekat dengan teman-teman angkatannya. Ali-alih dekat dengan perempuan, ia justru lebih memilih lakilaki untuk dijadikan tambatan curhatnya. Kalau ditanya soal berita, mahasiswa prodi Administrasi Bisnis ini tak mau kalah dengan teman-temannya. Meski jarang meliput, ia tetap pede dengan senyum khasnya. “Ada pernah beritaku kak,” ucapnya nyengir. (*)

P

enggila drama, itulah Salmawati. Jika muncul ke redaksi, tak lengkap baginya jika belum menceritakan hal-hal drama yang dilaluinya. Entah kejedot pintu kamar di kos, pertemuannya dengan narasumber, sampai kena hujan, becek, dan nggak ada ojek. Selain itu, mahasiswa asal Timika ini pun kadang disebut ninja. Itu karena ia sering menghilang tanpa komunikasi kepada temannya. Namun tanpa

menjadi bulan-bulanan di redaksi Profesi. Apalagi sempat beredar kedekatannya dengan salah satu pengurus lembaga kemahasiswaan. Bahkan, ia sering tertangkap sedang menengok akun instagram sambil senyumsenyum sendiri melihat postingan dambaan hatinya itu. Diantara teman-temannya, Asoka masuk kategori magang terbaper. Karena tempat tinggalnya sangat jauh dari markas profesi, temannya pun enggan mengantarnya pulang. Hingga suatu ketika setelah rapat sekitar pukul 24.00, karena tak ada yang bersedia memberikan tumpangan, ia rela berjalan kaki tanpa tujuan untuk menarik simpati dan membuat temannya merasa bersalah. Sementara dalam hal pemberitaan, karena senang berwawancara, senang bertemu dengan orang baru, mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ini cukup rajin meliput, produktivitas nya terbilang bagus khususnya di online. (*)

Radio Profesi 107,9 FM

disangka-sangka, ia bisa langsung muncul di depan redaksi. Mungkin, ia menguasau jurus seribu bayangan Naruto. Pernah suatu malam, ia langsung menghilang di redaksi. Padahal sebelumnya ia baru saja selesai menceritakan kisah hidupnya dengan pengelola. Ternyata ia ditemukan pingsan oleh temannya dijalan dekat redaksi saat pulang, lantaran tak ada yang mendengar ceritanya. “Ku dapat ki Salma tadi pingsan di jalan pas mauka ke redaksi,” lapor temannya. Meski sering lari-larian, tingkat kemauannya belajar di lembaga kuli tinta ini cukup tinggi. Apalagi, ia termasuk pengelola baru yang rajin piket di redaksi. (*)

Laki-laki Lemot

K

etika pertama kali melihat mahasiswa yang akrab dipanggil wahyu ini, kata yang terlintas dalam pikiran adalah seorang lelaki lalem. Wajah yang lugu membuat teman seangkatannya menamainya Dodit, karena muka dan tingkah lakunya sangat mirip dengan komika tersebut. “Wahyu toh kalem tapi kalem salah-salahki, kalau ada disuruhkan biasa nda sesuai harapan. Lemot sekali jadi lelaki,” ungkap salah satu temannya. Suatu waktu, ia pernah diminta membeli es batu di warung se-

Masturi adan kurus nan kering dengan rambut keriting, itulah gambaran salah satu anggota baru LPM Profesi ini. Ia lebih akrab disapa Abang oleh teman satu angkatannya di Redaksi. Pengelola lebih suka melihat Abang diam saat di redaksi. Pasalnya saat berbicara, terkadang yang ia bicarakan kurang jelas. Bahkan, ia sering ditegur oleh pengelola lantaran cara bicaranya yang tak jelas. “Kamu bilang apa abang, kenapa kayak kumurk u m u r caramu bicara,” tegur salah satu pengelola. Persoalan p e r asaan,

ia pernah dikabarkan menaruh perasaan dengan salah satu perempuan yang juga anggota baru di Profesi. Kecurigaan teman-teman seangkatannya berawal dari Abang yang tibatiba mengubah foto profil sosial medianya dengan foto perempuan yang ditaksirnya itu. Kecurigaan tersebut semakin menjadijadi saat Abang ketahuan menyimpan foto perempuan itu di dompetnya. Tapi, saat ditanya, Perempuan FBS itu mengaku hanya berteman baik dengan Abang. Nampaknya abang bertepuk sebelah tangan Beda halnya dengan perasaan, kinerjanya patut diapresiasi. Bagaimana tidak, ia bisa melakukan liputan di lapangan, menulis berita hingga melayout naskah beritanya sendiri. Ia juga beberapa kali ditunjuk menjadi fotografer. Ia merupakan anggota baru yang serba bisa. Bisa jadi tukang ojek, tukang cuci piring, tukang pijit, dan tukang servis inventaris redaksi. (*)

belah redaksi untuk dijadikan es teh. Lama tak kembali, ika menghabiskan uang Rp10 ribu dengan sekantong kresek es kristal. Teman-temannya kemudian mengatakan kalau IPK tak menjamin segalanya. Dengan IPK 3,90 yang diperolehnya, temannya berharap Wahyu bisa lebih kreatif dalam membeli sesuatu. Untuk masalah pemberitaan, Wahyu terbilang produktif dan intens di redaksi. Apalagi setelah diberikan kendaraan bermotor oleh ayahnya, jumlah berita yang dihasilkan dalam seminggu mendadak meningkat. Ia adalah salah satu magang yang paling rajin serta sangat penurut, apalagi soal antar mengantar pengelola. Meski dalan keadaan sakitpun ia tetap semangat melaksanakan tugas sebagai pengelola. (*)

Siti Nurhaliza

Bicara Kumur-kumur

B

singkat dengan mengendarai motor matic birunya. Saat datang ke redaksi, orang-orang akan langsung tahu kedatangannya lantaran suara motornya yang khas. "Edede, Anggi pasti itu datang. Kenapa mi itu motornya, ribut sekali, " kata salah satu pengelola tiap kali Anggi datang. Namun saat ditanya, Anggi pun mengaku tak tahu-menahu dengan suara bising dari motornya. Entah karena motornya rusak atau memang sengaja dimodifikasi. Untung saja, kelihaiannya mengendarai motor tidak disalurkan dengan menjadi begal. Dengan kelincahannya, Anggi cekatan dan bertanggung jawab dengan liputan yang ditugaskan. Produktifitasnya pun sulit diragukan. (*)

Wahyudin

Ratu Drama

nya Senter-senter Bella

ui kepin kaum t pernah a, untuk modus wancara berkelan, dan elanjutn pemcaraanya lewat osial media. Ta k heran, i a

Panggil Aku Princess

Salmawati

Asoka Ulfa

ambaran adis cean salah oh. Apa-

Anggi Prakasi

usfirah memiliki keunikan tersendiri di antara teman-temannya. Gadis berdarah Palopo ini memiliki nama sapaan yang beragam mulai dari Musfira, Fira hingga Mega. Nama Mega yang tidak memiliki hubungan dengan kosa kata namanya, kerap membuat beberapa senior bahkan pengelola hampir tak mengenali nama itu. "Siapa itu Mega? Magang?" Kata salah satu senior LPM Profesi saat mendengar Musfira disapa oleh temantemannya. Seolah tak mau kalah

Sok Polos

temankeperuntuk nta ini. a polos dengan

Musfirah M

l Rahmat Rauf

lalui selama ini bisa dijadikan pembelajaran. Tanggung jawab besar menanti, Sebab mereka adalah generasi selanjutnya yang siap berkarya di LPM Profesi. Semangat!

Ngaku Paling Muda

S

iti, sapaan akrab mahasiswa angkatan 2016 ini. Ia sering merasa sebagai awak profesi paling muda karena angkatannya. Tapi nyatanya tak sesuai, jika melihat wajah dan namanya yang agak ketuaan. Ditambah lagi dengan badannya yang agak besar. Akhirnya, seringkali pengelola lupa dengan status Siti yang masih mahasiswa baru. “Kak, mahasiswa baruka kodong. Mahasiswa angkatan 2016,” melasnya Sebelumnya, ia pernah menjadi mahasiswa di Universitas Tadulako dengan mengambil jurusan Matematika.

Lantaran tak sanggup dengan jurusannya, ia memilih mendaftar kembali menjadi mahasiswa baru di UNM dengan jurusan yang berbeda. Meski terlihat dewasa, mahasiswa asal Palu ini ternyata suka ngambek sama temannya angkatannya. Apalagi jika teman seangkatannya tidak meresponnya. Walaupun demikian, ia merupakan anggota baru yang loyal. Setiap pagi, ia memulai rutinitasnya di redaksi Profesi dengan membersihkan dapur. Persoalan berita, ia sering menjadi anggota baru paling produktif dalam menghasilkan berita online. Ia juga termasuk anggota baru yang jarang melanggar deadline, sehingga ia sering diberi tugas oleh pemimpin redaksi untuk masuk dalam liputan Weekly News maupun tabloid. (*)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


1010

WAWANCARA

KHUSUS Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Travel Writer, Farhan Noor Rachman

Menulis Perjalanan, Memperkaya Kepariwisataan

Populernya destinasi wisata tentu tak lepas dari peranan pemerintah, masyarakat, dan media yang terus bersinergi. Pemerintah melakukan regulasi terhadap wisata di daerahnya, media sebagai penyalur informasi, dan tugas masyarakat ialah menumbuh kembangkan kreativitas untuk dijadikan ladang penghasilan. Lantas, selain memikat pengunjung dengan pruduknya, apakah masyarakat juga dapat mempublikasikan destinasi wisata seperti yang dilakukan para jurnalis? Simak wawancara khusus yang dilakukan reporter Profesi, St. Aminah bersama Travel Writer, Farhan Noor Rachman.

Apa kesibukan anda saat ini? Empat tahun terakhir sibuk melakukan perjalanan dan mengamati setiap moment. Apa yang saya temui yah dieksplor melalui tulisan lalu mengunggah di blog pribadi atau kirim ke media massa. Selain travel writer, saya juga tercatat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kapan anda mulai menulis catatan perjalanan? Saya mulai nulis tahun 2011. Tapi kepikiran untuk menjadikan menulis sebagai profesi itu sekitar tahun 2013. Bagaimana menurut anda setelah bergelut sebagai travel writer, manfaat apa yang diberikan kepada pembaca, juga manfaat untuk diri sendiri? Banyak banget sih manfaatnya, salah satunya bisa membantu publikasi destinasi wisata yang sudah tersohor maupun tidak. Bisa mengedukasi masyarakat apalagi informasi tempat wisata sangat dibutuhkan. Jadi kalau menulis tuh betul-

Biodata Nama: Farchan Noor Rachman TTL: Klaten, 30 Juni 1987 Pekerjaan: Travel Blogger and Writer Publikasi: Republika, Kompas, Getaway! Magazines, Tempo Magazines, The Geotimes Magazines, Sarasvati Magazines, Free! Magazines, The Jakarta Post Travel, Hipwee.com, Jakartabeat.net, Detik.com, LiputanIslam.com.

betul memuat sesuai realita. Kalau bagus, ya tulisnya bagus juga, begitupun sebaliknya. Apapun yang ada di tempat itu, dideskripsikan dengan jelas. Kalau buat diri sendiri, tentu melatih kepenulisan, menambah wawasan, juga bisa jadi sebagai ladang penghasilan. Mengenai perannya dengan jurnalisme travel yang juga sama-sama menulis tentang objek wisata, sebenarnya apa sih yang membedakan kedua profesi itu? Bedanya travel writer dan ju-

rnisme travel yang juga sebagai pembawa informasi dan mempublikasikan destinasi wisata itu yang pertama jurnalisme travel dinaungi oleh media. Jika terdapat kesalahan pada berita yang dimuat akan dipertanggungjawabkan oleh pemimpin redaksi. Sedangkan travel writer, dia bertanggung jawab sendiri atas apa yang telah ditulisnya. Selain itu, jurnalisme perjalanan juga dilindungi oleh Undang-undang Pers, sedang travel writer tak punya aturan khusus yang mengikat. Dari segi penulisan, apa yang mendiferensiasikan keduanya? Dalam menulis ataupun berwawancara, seorang jurnalis travel memiliki pegangan, yaitu kode etik jurnalistik. Mereka juga harus memperhatikan sembilan elemen Jurnalistik ala Bill Kovach. Kalau travel writer, ya nulis sebebas-bebasnya. Apakah ada batasan tertentu untuk para penulis perjalanan ketika ingin

mendeskripsikan objek wisata ke dalam tulisannya? Sebenarnya tak ada batasan ya. Kita menulis sesuai apa yang kita lihat dan rasakan. Tapi sebagai penulis yang baik, etika dalam jurnalistik perlu kita perhatikan untuk mengedukasi diri sendiri agar kesalahan dalam pencarian data dan kepenulisan terminimalisir. Bagaimana seharusnya masyarakat berperan dalam memajukan titik wisata di daerahnya masing-masing? Kalau mereka nulis dan tulisannya disukai banyak orang, ya otomatis sangat berpengaruh, dapat menambah wisatawan, pendapatan masyarakat lokalnya juga nambah. Terlebih lagi kalau pemerintah melirik. Kalau saya sih nulis dulu, apalagi kan sekarang banyak banget platform tempat anak muda mengembangkan kreativitasnya. Menurut anda, kendala apa yang dialami ketika ingin memulai menulis? Biasanya sih mereka pusing mau mulai dari mana. Tapi kalau saran saya, nulis aja sesuai apa yang ada di pikiran. Kalau mau nulis bisa dimulai dari yang dekat, sekitar kita. Karena itu akan menarik orang dari luar dan wisatawan lain untuk berdatangan. Intinya, jangan pernah berpikir bahwa menulis itu beban. Ungkapkan gagasanmu melalui tulisanmu dan yakinkan pembaca untuk tetap mengonsumsi karyamu dengan gaya bahasa yang persuasif. (*)

Penghargaan : • 2013 2nd winner of Newmont Bootcamp Blog • 2013 Top 10 Indonesian Travel Bloggers by Chic Magazines • 2014 Top 17 Indonesian Travel Bloggers by Kompas Tekno • 2014 1st winner of Tax Writing Competition • 2014 1st winner of Live Blogging Competition •

Travel Blog: http://efenerr. com • Twitter: @efenerr • Instagram: @efenerr and @ sejarahindonesia

FOTO: INT

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


seni

budaya

Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

1111

www.profesi-unm.com

Resensi Film

Resensi Buku

K e setar aan P en di dikan Un t uk P erempuan *Nurul Fildzah Zatalini

Judul Film : Beauty and the Beast Durasi :129 menit Jenis Film : Keluarga, Fantasi, Musikal Produser : David Hoberman, Don Hahn, Todd Lieberman Sutradara : Bill Condon Penulis : Evan Spiliotopoulos, Stephen Chbosky Produksi : Walt Disney Pictures

FOTO: INT

Perempuan, Kepercayaan, dan Politik *Dewi Ulfah

Judul Penulis Sampul Penerbit

: Entrok : Okky Madasari : Restu Ratnaningtyas : Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : April, 2010 Tebal buku : 288 halaman ISBN : 978-979-22-5589-8

ENTROK, hal yang membuat orang penasaran. Sebenarnya apa itu entrok? Banyak di antara kita yang tidak mengetahui saat membaca judul novel ini. Maka, pembaca dibuat penasaran dengan satu kata dari bahasa Jawa ini. Dalam novel dijelaskan, entrok adalah secarik kain yang digunakan untuk menutup dada perempuan. Pada zaman sekarang, orang cenderung memakai kata bra atau kutang. Lalu kisah apa yang coba disampaikan Okky? Novel Entrok adalah novel yang menceritakan tentang dua tokoh utama, Marni dan Rahayu. Marni lahir dalam kemiskinan. Bersama ibunya, Marni berusaha mengarahkan segala tenaga untuk bertahan hidup. Ia menjadi buruh pengupas singkong. Hasil kerja kerasnya dibayar dengan singkong pula. Hal tersebut mungkin tidak akan menjadi masalah, jika saja Marni tidak melihat Tinah. Anak sebayanya yang merupakan anak pakliknya yang menggunakan entrok. Marni sudah mulai tidak nyaman, risih dengan buah dadanya yang mulai tumbuh sebagaimana remaja lainnya. Namun apalah daya, hanya menjadi buruh pengupas singkong dan berupah singkong pula, entrok mejadi barang mewah yang mustahil ia dapatkan. Marni pun memutar otak untuk mendapatkan upah berupa uang seperti laki-laki di pasar. Ia pun beralih profesi menjadi seoarang kuli angkut. Sempat mendapatkan perlawanan dari simbok, karena pekerjaannnya hal yang tidak lumrah bagi kaum wanita. Radio Profesi 107,9 FM

Dari hasil tabungannya ia berhasil membeli entrok. Di samping itu, ia juga mampu mengumpulkan modal untuk menjual barang eceran dari satu rumah kerumah lainnya. Dari penjual sayuran sampai dagangan alat rumah tangga pun ia lakoni. Sukses dengan dagangannya, ringkas cerita ia menjadi orang kaya. Marni. Orang akan meminjam uang kepadanya dan mengembalikan beserta bunga yang telah disepakati. Dalam perjalanannya menjadi kaya ia menikah dengan Teja. Kenalannya saat menjadi kuli angkut. Keduanya memiliki putri bernama Rahayu. Sebagai anak orang kaya, Rahayu berhasil menginjakkan kakinya di dunia pendidikan yang disediakan negara, berbeda halnya saat Marni kecil. Dari sinilah perdebatan antara mereka dimulai. Rahayu memperoleh pengajaran bahwa apa yang dilakukan ibunya adalah dosa. Ibunya, Marni memang dari kecil melakukan pemujaan terhadap leluhur. Selain itu, Rahayu juga percaya ibunya adalah seorang rentenir yang suka menarik uang dari kesulitan orang lain.

Nasib Perempuan Jawa di Era Orde Baru

Di sisi lain, Rahayu juga berhadapan dengan pihak aparat tapi dalam konteks yang berbeda. Awalnya hanya menjadi aktivis di kampus, berjalannya waktu ia turun langsung ke tempat yang akan dijadikan waduk raksasa. Selama menjadi aktivis, Rahayu menikah dengan laki-laki yang tidak disetujui sepenuhnya oleh Marni. Itu dikarenakan laki-laki yang ia nikahi telah memiliki seorang istri. Kuatnya pendirian Rahayu, Marni tidak bisa melakukan apa-apa. Keduanya bernasib serupa, mengalami penindasan oleh aparat penguasa pada orde baru, keduanya mengalami kehancuran. Marni ter-

tindas oleh para penguasa yang selalu merampas hasil kerja kerasnya, Rahayu malah harus merasakan sebagai janda karena suaminya terbunuh di tangan keji para aparat. Rahayu pun menjadi tawanan negara karena dianggap sebagai pemberontak. Di akhir cerita, Marni merelakan semua hartanya agar Rahayu dapat bebas dari penjara. Setelah berhasil, ia kemudian berusaha memberikan kehidupan normal bagi Rahayu, dari membuat KTP hingga menikahkan Rahayu. Akan tetapi semua itu gagal, pihak laki-laki menolak menikahi Rahayu karena bekas tawanan. Marni pun sakit hati dan menjadi gila. Jika mencermati berbagai peristiwa para tokoh, novel ini memiliki nilai dokumenter. Pembaca diajak melihat kehidupan sosial masyarakat Jawa pada masa silam dengan ditandai penggunaan kata simbok, lalu kehidupan politik pada saat itu yang jauh dari demokratis dan berbagai polemik lainnya. Karakter kedua tokoh utama juga mampu dikemas dengan sangat baik sehingga saat membaca Entrok, pembaca berhasil dibawa untuk merasakan konflik batin yang ingin disampaikan Okky, karena beberapa situasi sosial yang terungkit masih dirasakan sampai saat ini. Secara keseluruhan, novel Entrok ini menarik. Namun, dari segi judul, entrok yang menjadi bagian penting dalam kehidupan Marni hanya dibahas di bagian awal pengenalan cerita. Hanya terdapat di bab-bab awal. Sebaiknya saat Marni mendapatkan kembali cobaan hidup ketika mendapatkan penindasan dari aparat, sebaiknya penulis mengingatkan Marni kembali ketika ia memperoleh entrok. Sehingga ada pembahasan mengenai entrok di akhir cerita dan pembahasan entrok tidak langsung hilang. (*)

EMMA Watson sukses menghidupkan peran si cantik Belle dalam film Beauty and The Beast. Film yang rilis pada 17 Maret lalu ini juga dibintangi oleh Dan Stevens sebagai Pangeran/Beast, dan Luke Evans sebagai Gaston. Film yang merupakan live action dari film animasi Beauty and the Beast di tahun 1991 ini cukup berbeda. Ada pesan menarik yang berusaha disampaikan film garapan sutradara Bill Condon ini. Seakan ingin menebus apa yang belum disampaikan Disney dalam film animasinya yang lalu, Disney menyoroti isu pendidikan dan perempuan. Emma Watson yang juga pernah berperan dalam film Harry Potter ini memiliki peran untuk membangun karakter tegas agar menjadi panutan untuk perempuan di seluruh dunia. Selain itu, film ini pun sekaligus memberikan pandangan akan pentingnya pendidikan untuk seorang perempuan. “(Buku) sangat powerful dan mereka memiliki kemampuan untuk mengubah hidupmu dan cara pandangmu, dan cerita ini benarbenar menyampaikan, sifat alami sebuah buku dan kemampuannya untuk membawa dan memberdayakan kamu,� ungkap Emma Watson seperti dilansir dari Mashable. com Emma juga menambahkan, di dunia ini mungkin terdapat sekitar lebih dari 80 juta perempuan yang tidak bisa mengenyam pendidikan karena masalah gender, tentu ini menjadi hal yang memprihatinkan. Film ini dibuka dengan adegan dikutuknya seorang pangeran tampan menjadi makhluk buas (Dan Stevens) karena telah mengusir seorang nenek tua yang ternyata seorang penyihir cantik. Adegan kemudian bergeser ke perkampungan masa revolusi Perancis tempat Belle (Emma Watson) tinggal. Di desa kecil itu, Belle yang gemar membaca dan berdebat dianggap sebagai seseorang yang

aneh. Dalam adegan ini sangat jelas bahwa warga Perancis pada masa itu memiliki pandangan bahwa perempuan tidak membutuhkan pendidikan. mereka hanya akan berakhir di balik dapur. Terbukti ketika Belle mendapat amuk dari warga desa setelah mengajarkan seorang gadis kecil untuk belajar membaca. Belle yang senang membaca ini bukannya dianggap sebagai perempuan pintar malah dianggap aneh oleh warga di desanya. Meski semua warga membicarakan Belle, Ayahnya, Maurice (Kevin Kline) selalu berusaha meyakinkan Belle, dirinya tidaklah aneh, ia hanya berbeda dan selangkah lebih maju dibandingkan warga desa lainnya. Ketika membesarkan hati Belle, Ayahnya selalu merujuk kepada sosok sang ibu yang tibatiba saja pergi dari hidupnya secara misterius. "Katakan lagi satu hal tentang ibu," pinta tokoh Belle. Ayahnya pun menjawab, "Pemberani." Sepanjang film berdurasi 2 jam 9 menit ini, penonton dapat menyaksikan bagaimana posisi Belle ditempatkan setara dengan tokoh the Beast. Belle yang ditampilkan pemberani dan pemberontak, mampu menolong dan ditolong oleh the Beast dengan porsi yang nyaris sama. Belum lagi, dalam film ini, tokoh Belle diberi suara untuk menentukan nasibnya dengan menolak lamaran seorang tokoh pria narsistik bernama Gaston (Luke Evans). Justru, the Beast yang ditampilkan merana dan menunggu kembalinya Belle dalam film ini. Akan tetapi, film ini pun tak lepas dari kekurangan. Perancis sebagai latar belum sepenuhnya dapat ditampilkan oleh beberapa tokoh yang tidak menggunakan logat dialek Prancis dalam film tersebut. Bahkan, dalam beberapa percakapan, dialek Inggris khas Emma Watson masih terdengar. Walau begitu, film ini tetap menarik dengan cerita yang dikemas secara ringan. Seluruh pemeran film Beauty and The Beast ini juga memamerkan suara masingmasing melalui lagu-lagu yang epik. Film yang merupakan drama musikal ini sangat cocok ditonton oleh siapapun. (*)

FOTO: INT

Urai data, ungkap fakta, saji berita


1212

LIFESTYLE

www.profesi-unm.com

Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

Serunya Baca Komik Digital *Nurul Fildzah Zatalini

Tidak dapat dipungkiri, pesatnya perkembangan teknologi kini telah mengubah orang-orang dalam melakukan banyak hal. Tak hanya itu, perkembangan teknologi bukan hanya sekadar mengubah suatu kondisi namun bisa menghilangkan keberadaannya. Seperti halnya teknologi mengubah cara orangorang membaca komik. Dulu saat kita ingin membaca komik, kita harus membeli bukunya terlebih dahulu atau membaca komik melalui koran atau majalah. Beda halnya dengan sekarang, kita sudah bisa membaca komik digital melalui gawai. Hal ini tentunya mempermudah kalangan manapun yang ingin membaca komik untuk sekadar mengisi waktu luang. Berbekal gawai dan koneksi internet, membaca komik digital ini

juga sudah bisa diakses secara gratis. Salah satu platform komik digital yang tekenal adalah Line Webtoon. Dilansir dari CNN Indonesia, salah satu pencetus Line Webtoon, Kim Jun Koo mengatakan komik digital hadir untuk mendukung komik cetak. Tak hanya itu, komik digital muncul pada tahun 2004 dan saat ini berkembang pesat di Korea Selatan. "Saya memiliki visi untuk menciptakan sebuah platform bagi pecinta komik dan kreatornya," katanya. Dia menambahkan, munculnya komik digital ini juga memiliki tujuan untuk menghubungkan kreator dan pencinta komik di seluruh dunia lewat dunia maya. "Komik digital dan komik cetak itu saling bersinergi," tambahnya. Dengan adanya komik digital, antusiasme pembaca komik juga semakin meningkat. Jun Koo mengungkapkan, sampai saat ini, komik digital yang lebih banyak disukai adalah komik dengan tema-tema yang menarik simpati orang lain. Salah satu penggemar komik digital, Ika Fauziah tertarik membaca komik digital tergantung tema komik itu sendiri. Mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM)

ini sangat menyukai komik bertema komedi. Ika menceritakan hadirnya komik digital membuatnya mudah mendapatkan komik yang disukainya. Menurutnya, komik digital sudah bisa diunduh melalui smartphone-nya sedangkan komik cetak hanya bisa didapatkan dengan berkunjung ke toko.

“Komik digital lebih praktis dibawa kemana-mana dibanding komik cetak. Selain itu, gambar-gambar pada komik digital lebih menarik dan hidup dibandingkan dengan komik cetak,” jelas mahasiswa angkatan 2016 ini. Pembaca komik digital pun jumlahnya semakin bertambah setiap saat. Berdasarkan data yang dirilis oleh Line Webtoon pada April 2015, Indonesia telah berhasil menjadi pembaca terbanyak komik digital dibandingkan negara lain, dengan 6 juta pengguna aktif. (*/int)

Tren Komik Strip SALAH satu jenis komik yang sedang banyak diminati pencinta komik adalah komik strip. Komik strip adalah jenis komik yang menawarkan cerita lepas alias tak bersambung. Namun, tokoh dalam komik strip selalu sama hanya saja cerita yang dibuat penulis selalu berbeda. Tema komik strip adalah humor sehari-hari. Biasanya cerita yang ditampilkan mampu meng-

gelitik para pembacanya. Di Indonesia sendiri,terdapat banyak penulis komik strip yang memiliki karakter cerita yang berbeda-beda namun memiliki daya tarik tersendiri bagi penggemarnya.

@komikin_ajah Akun @komikin_ajah menampung karya para komikus strip Indonesia supaya karya komik anak bangsa, khususnya yang bergenre humor, juga banyak dibaca masyarakat. Pasalnya, banyak anak muda yang masih terpaku pada komik Jepang dan Amerika saja. Banyak sekali karya komikus yang bisa Anda nikmati di akun ini. Bisa dikatakan, akun ini berjasa bagi para komikus baru yang ingin merintis karier komiknya di dunia digital, khususnya Instagram. Berawal dari akun @komikin_ajah, Anda akan bisa menentukan komik strip buatan siapa yang menjadi favorit Anda dan terus Anda ikuti. 1

Nama: Annisa Resky Chaerani TTL: Ujung Pandang, 30 April 1998 Fakultas: Psikologi Angkatan: 2016 Instagram: @nisaarsky FOTO: AGUNG - PROFESI

@tahilalats Komik strip yang dibuat oleh Nurfadli Mursyid ini punya banyak pengikut di Instagram. Gambar tokoh-tokohnya yang khas bahkan mampu menjadi tren avatar di berbagai media sosial. Agak berbeda dari komik strip lainnya, @tahilalats tak punya tokoh utama yang tetap. Tak hanya di Instagram, komik @tahilalats ini punya blog yang disajikan untuk orang-orang yang ingin menertawakan kehidupan sehari-harinya lewat artikel lucu. Ketika Anda membaca komik-komik strip @tahilalats, Anda akan menyadari kalau komik buatan anak Makassar ini punya banyak imajinasi dan gagasan yang tak terpikirkan oleh kita. 2

@ponkpink_cat Komik yang satu ini cocok sekali bagi Anda pencinta kucing. Dengan enam tokohnya, yaitu Si Kuncir, Loli, Ucay, Empus, Freddy, dan Wikwik, @ponkpink_cat menawarkan kisah keseharian antara majikan (Si Kuncir) yang merupakan anak indekos dan kucing peliharaannya. Di rumah aslinya, Si Kuncir juga punya peliharaan seekor angsa, Wikwik namanya. Kalau Anda kebetulan juga mempunyai hewan peliharaan, dijamin Anda akan senyum-senyum gemas sambil mengangguk tanda setuju saat membaca komik @ponkpink_cat. Itu karena apa yang dikisahkan dalam komik, tak akan jauh-jauh dari kebiasaan si peliharaan dengan Anda. (*/int) 3

Kata Mereka

Ika Fauziah (Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/Angkatan 2016/Ig: @fauziahika1)

Ulfa Hafizah Jahidin (Prodi Pendidikan Sosiologi/Angkatan 2015/ Ig:@avey_va)

“Praktis dibawa ke mana-mana dibanding buku komik. Selain itu bisa diunduh gratis sedangkan buku komik saya harus membeli atau meminjam.”

“Lebih mudah didapat, dengan modal kuota internet sudah bisa kumpulkan chapter-nya. Beda dengan buku yang susah dicari dan harus beli lagi.”

"

Urai data, ungkap fakta, saji berita

"

Eka Eliana Jabbar (Prodi PGSD Dikjas/Angkatan 2013/ Ig: @ekaelianajabbar)

"

“Kalau ada waktu kosong baru baca komik digital. Tapi kekurangannya karena terbit setiap minggu, jadi bikin penasaran juga apa lanjutan ceritanya.”

Asmita Intan (Prodi Ekonomi Pembangunan/Angkatan 2015/ Ig: @memeying14)

"

“Baca komik digital lebih mudah dan efisien. Tidak perlu repot lagi bawa buku komik dan tidak perlu beli buku komik.” www.profesi-unm.com


lensa

orange

Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

13 13

www.profesi-unm.com

Selangkah Menuju Kampus Orange Teks: Muh. Agung Eka Foto: Muh. Agung Eka dan Dasrin

KONSENTRASI

S

eleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2017 akhirnya digelar pada 16 hingga 17 Februari. Sebanyak 17.442 peserta mencoba peruntungan mereka untuk masuk di Universitas Negeri Makassar (UNM). Selangkah lagi baginya mendapat tempat di kampus orange ini. Hari pertama, ribuan peserta mengikuti tes tertulis SBMPTN di panitia lokasi (Panlok) 82 Sulselbar. Dibalik itu, terdapat satu pendaftar

yang merupakan penyandang disabilitas yang tengah berjuang mendapat tempat menjadi calon pendidik. Esok harinya, ratusan peserta kembali melakukan ujian keterampilan yang berlangsung di Fakultas Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Fakultas Seni dan Desain (FSD). Tes mereka pun ditinjau oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Muhammad Nasir yang sempat hadir kala itu. (*)

UJI FISIK

SETOR BERKAS

SAMBUT MENRISTEK DIKTI Radio Profesi 107,9 FM

SEMANGAT DIFABEL Urai data, ungkap fakta, saji berita


1414

opini Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Perempuan Indonesia

Masa Depan Bangsa dalam Genggamanmu *Murni

S

ejak zaman perjuangan kemerdekaan hingga kini, bangsa Indonesia masih berada dalam ketertinggalan dan keterpurukan yang menggerogoti hampir keseluruhan sendi-sendi kehidupan bangsa. Cita-cita kemerdekaan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila sebagai mana yang tertuang dalam alenia kedua Pembukaan UUD 1945 hingga kini masih sebatas angan. Indonesia sekarang mem-

butuhkan generasi yang cerdas, mandiri, berbudi pekerti luhur serta cendekia untuk melakukan perubahan dalam meraih masa depan bangsa yang cerah dan semua itu ditentukan oleh cerah tidaknya wajah pendidikan. Oleh karena itu, membangun sebuah negara makmur dan berbudi baik haruslah dimulai dari pendidikan, dengan adanya manusia yang berpendidikan maka mampulah sebuah bangsa menjadi bangsa yang beradab. Pendidikan yang dimaksud bukan hanya pendidikan formal di bangku sekolah saja, melainkan juga pendidikan informal karena dalam pendidikan tersebut diajarkan keterampilan dan pengetahuan yang relevansinya lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari. Di sinilah peran seorang perempuan sebagai calon ibu sangat dibutuhkan. Ibu sebagai madrasah

awaliah bagi keturunannya haruslah mendapatkan pendidikan yang baik dan berkualitas. Akan sangat disayangkan apabila di masa yang modern dan serba ada ini, masih saja ada banyak perempuan yang buta aksara dan minim pengetahuan. Padahal jelasjelas pendidikan adalah milik semua. Terlebih peran seorang ibu bukan sekadar mengandung dan memberikan asi kepada anak saja. Lebih dari itu, tugas yang lebih fundamental yaitu membentuk karakter dan kecerdasan seorang anak bahkan 20 tahun sebelum ia dilahirkan. Artinya, jika kita mendambakan keturunan yang berbudi pekerti luhur lagi cerdas kita harus memulainya dari diri kita sendiri. Menjadi seorang perempuan cendekia untuk mencetak generasi baru Indonesia yang revolusioner. Karena generasi cerdas berasal dari perempuan/ibu yang

cerdas. Mengapa demikian? Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh ahli genetika dari UMC Nijmegen Netherlands, Dr Ben Hamel, kecerdasan seorang anak secara genetik diwariskan oleh ibunya bukan dari ayahnya karena tingkat kecerdasan seseorang terkait dengan kromosom X yang berasal dari ibu. Ini adalah alasan utama mengapa menjadi seorang perempuan harus cerdas juga berpendidikan. Terlepas dari faktor genetik, kecerdasan seseorang juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti nutrisi dan kesehatan lingkungan baik fisik maupun sosial anak dan lagi-lagi tidak lepas dari peran seorang perempuan, peran seorang ibu. Hanya ibu cerdaslah yang mampu mengetahui cara mengasuh dan mendidik anaknya dengan tepat, paham betul apa

yang harus dilakukan atau apa yang semestinya diberikan kepada anak agar dapat memaksimalkan fungsi kerja otaknya sehingga ia bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Untuk menjadi cerdas kita perlu berpendidikan. Oleh karena itu, marilah para perempuan muda Indonesia, para calon ibu. Mari bersama-sama berjuang mengubah wajah bangsa ini mulai dari hal yang paling mendasar, menjadi seorang cendekia untuk mencetak generasi penerus bangsa yang cerdas dan revolusioner, generasi penerus bangsa yang mampu membawa Indonesia kepada kemerdekaan yang hakiki. Hidup perempuan Indonesia, masa depan bangsa dalam genggamanmu. (*) *Penulis adalah Ketua Maperwa FMIPA UNM periode 2016-2017

Pemimpin Para Pemimpi

P

emimpin mestinya adalah seorang pemimpi. Sesekali perlu bermain dalam alam imajinasi dan tidak menetap pada alam logika. Apalagi jika yang dipimpin adalah para pemimpi. Maka wajib hukumnya baginya untuk juga menjadi seorang pemimpi. Para pemimpi dapat dengan mudah ditemukan di kampus-kampus. Tempat anak muda dengan berbagai idealismenya berkumpul. Karena itu rektor, bisa dikatakan sebagai pemimpin dari para pemimpi. Kualitas yang harusnya dimiliki oleh seorang yang menjadi pemimpin para pemimpi ini tentunya tidak boleh tanggungtanggung. Ia setidaknya, telah mencapai puncak hierarki kebutuhan yang dikemukakan oleh Maslow. Sebelum itu, Abraham Maslow adalah seorang psikolog dan pendiri aliran psikologi humanistik. Maslow pernah mengemukakan idenya tentang hierarki kebutuhan manusia. Dia mengatakan bahwa puncak dari kebutuhan manusia adalah kebutuhan untuk beraktualisasi diri, dan berada di bawahnya adalah kebutuhan untuk dihargai, kebutuhan untuk cinta, kebutuhan untuk rasa aman, dan kebutuhan fisiologis. Maslow mengatakan bahwa apabila seseorang telah mencapai tahap aktualisasi diri, mereka akan lebih fokus tentang bagaimana memaknai dunia, memahaminya, mengerti sebuah keindahan, kebenaran dan keadilan. Memang sulit, tapi itulah konsekuensi yang harus dihadapi ketika berani mencoba menjadi pemimpin para pemimpi. *** Untuk Universitas Negeri Makassar sendiri, sosok tangguh Urai data, ungkap fakta, saji berita

*Muh. Wahyu Setiawan yang berani memegang tanggung jawab mahaberat tersebut adalah Prof. Dr. H. Husain Syam, M. T.P. Dilihat dari jejeran gelarnya saja kita mestinya telah mengetahui, bahwa beliau bukanlah orang yang memiliki kualitas yang sembarangan. Walaupun tergolong baru menjabat sebagai rektor, beliau sebelumnya telah memiliki pengalaman memimpin salah satu fakultas di Universitas Negeri Makassar, yaitu Fakultas Teknik Hal ini tentunya menenangkan bagi kita, mengetahui bahwa pemimpin kita adalah orang yang memang memiliki kualitas yang mumpuni. Setidaknya itu yang saya pikirkan, sebelum salah satu Lembaga Pers Mahasiswa yang berada di tataran Universitas atau UKM bernama Profesi menerbitkan sebuah berita yang berjudul “Rektor UNM Tegaskan Siap Dikritik Mahasiswa” pada 30 Maret silam. Saya yang juga seorang mahasiswa sangat senang saat pertama kali melihat berita ini, dengan judul yang tegas namun terlihat begitu menjajikan membuat saya terbuai dengan kata-kata manis beliau. Dalam berita tersebut juga, beliau menegaskan bahwa “saya siap untuk dikritisi jika ada kebijakan yang tidak relevan, program-program yang tidak berpihak pada mahasiswa, kami tidak mungkin menghentikan pergerakan-pergerakan demi kemajuan universitas”. Tegas dan jelas, itulah kesan yang saya dapatkan saat membaca berita tersebut. Lalu pada 7 April, komitmen siap dikritisi yang dinyatakan oleh beliau agaknya mendapat sambutan hangat mahasiswa.

Para mahasiswa berderap melangkah bersama, merapatkan barisan dan berdiri menyuarakan pendapat mereka di mimbar bebas yang dibuka tepat di depan Gedung Pinisi yang mewah, melantangkan sebuah tuntutan sekaligus menguji komitmen sang Rektor. Bukan tanpa alasan, mereka yang pada hari itu berdiri berdesak-desakan, berkawan debu, dan sengatan matahari berdiri dengan satu harapan yang sama, mereka menyuarakan penolakan terhadap undang-undang perguruan tinggi yang menjadi pangkal penderitaan mahasiswa dan rakyat. Hari itu juga dipilih karena bertepatan dengan kedatangan pihak Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam rangka membawakan workshop “HAM dalam Pendidikan”. Menjadi lucu mengetahui bahwa seminar yang akan dibawakan adalah mengenai HAM, dan pada UUD 1945 pasal 28 C ayat (1) mengatakan “Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kesejahteraan umat manusia”. Lalu ini dihadapkan pada kenyataan bahwa angka partisipasi kasar perguruan tinggi hanya mencapai 33,5% berdasarkan data dari Kementrian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Itu berarti tidak semua pemuda bisa mengakses pendidikan tinggi. Terlepas dari itu, aksi demonstrasi yang dilakukan memiliki satu tujuan yang paling pokok, yaitu menuntut pencabu-

tan Undang-undang no. 12 tahun 2012. Sayangnya ratusan mahasiswa yang mencoba menyuarakan haknya harus mendapat represi yang ketat dari pihak birokrasi. Dan bisa ditebak Rektor UNM mengingkari komitmennya. Kalimat sebelumnya yang berbunyi siap dikritik, berubah menjadi kalimat penolakan yang bunyinya seperti ini “Jadi kalau ingin menyuarakan aksi tentang UU, ke depan gedung DPRD sana”. Bukan sambutan, bukan sikap siap dikritisi melainkan pengusiran yang didapatkan, bahkan tanpa ada upaya untuk membuka ruang dialog sebelumnya. Hal ini sungguh sangat disayangkan melihat perubahan sikap beliau hingga 360º. Peristiwa inipun juga diberitakan di LPM Profesi dengan judul “Rektor UNM Tolak Demonstran Aksi Depan Pinisi”. Kontrasnya akan terlihat jelas saat anda membandingkan berita yang ini dengan berita sebelumnya. *** Menarik untuk dicermati bagaimana sikap Rektor saat diwawancarai dan saat dihadapkan langsung pada peristiwa yang dikatakannya sendiri. Dalam hal ini, sikap siap dikritik yang dikatakan sebelumnya malah luntur dan menguap entah ke mana saat dihadapkan pada situasi di mana ia seharusnya menerima kritikan. Dalam struktur kepribadian Carl Rogers, yang juga seorang psikolog humanistik, dia mengemukakan bahwa selain self, juga terdapat ideal self atau diri ideal. Diri ideal adalah konsep yang paling diinginkan oleh individu. Saya menduga bahwa Rektor

UNM memiliki ideal self untuk dikritisi, yang pada kenyataannya masih belum bisa diraih olehnya. Sebagai penutup, mari kita sama-sama merenungkan sepenggal kritikan pedas namun indah yang ditulis dalam bentuk puisi oleh seorang maestro besar Gus Mus berikut ini: “Aku harus bagaimana Kau bilang kritiklah, aku kritik kau marah Kau bilang carikan alternatifnya, aku kasih alternatif kau bilang mendikte saja Kau ini bagaimana Atau aku harus bagaimana” *** Semoga kelak, pemimpin dari para pemimpi ini bisa ikut bermimpi. Lalu mendapati dirinya diantara ribuan suara-suara para pemimpi, meresapi, dan mendengar bagaimana tangisan mereka yang terus berusaha dan berjuang bersama untuk mewujudkan impian para pemimpi lain yang tak seberuntung mereka. Semoga. (*) *Penulis adalah Staf Kementrian Sosial dan Politik BEM Kema F.Psi UNM periode 2016-2017 www.profesi-unm.com


profesiana Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

Atlet UNM Merumput di Kampus Tetangga

Idealnya kampus mampu mewadahi minat dan bakat mahasiswa dengan tujuan untuk mengembangkan diri. Di sisi lain, kampus pun akan ketiban untung dari segi nama baik jika mahasiswanya mampu juara di level nasional, lebih-lebih jika internasional.

Seperti yang dialami mahasiswa Jurusan Geografi, Pandji Pramulyo. Alih-alih mengharumkan nama baik Universitas Negeri Makassar (UNM), justru ia malah mengharumkan nama baik kampus “Tetangga”. Kiprahnya lewat ajang kejuaraan Softball Telkom University di Lapangan Lodaya, Bandung pada 29 Maret hingga 9 April lalu. Ia menjadi utusan dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Softball Universitas Hasanuddin. Memang, ia telah dua tahun bergabung di lembaga tersebut. Pandji beralasan, dirinya lebih

memilih dan senang menyalurkan bakat dan minatnya di UKM Unhas. Ia pun berharap pihak UNM mampu mewadahi bakat dan minat mahasiswa yang mempunyai keahlian khusus di olahraga tertentu. “Salah satunya, ya sofbol, ke depan semoga ada ada lapangan sofbol di UNM agar semakin banyak bakat-bakat mahasiswa yang tersembunyi bisa diperlihatkan,” harap mahasiswa angkatan 2016 ini. Menanggapi hal tersebut, Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan (PR III) UNM, Arifuddin

Usman menjelaskan, jika UNM belum mampu merangkul semua mahasiswa yang mempunyai bakat dan minat di bidang olahraga ke dalam masing-masing cabang UKM tersendiri. “Sebenarnya semua sudah disediakan UKM Olahraga. Hanya memang kita berbeda dengan Unhas yang terkonsentrasi pada bidangbidang olahraga tertentu,” jelasnya. Lebih lanjut, Eks Dekan FIK ini mengatakan tidak mempermasalahkan mahasiswa UNM yang ingin menyalurkan bakat dan minat di kampus lain.

15 15

www.profesi-unm.com

“Bahkan jika memperkuat tim sofbol Unhas dan mencapai puncak prestasi juga secara tidak langsung membawa nama baik UNM. Karena secara akademik melekat permanen, ia mahasiswa UNM,” katannya. (7/5). Mengenai penambahan UKM sofbol, Pria asal Sinjai ini mengungkapkan tidak ada niat untuk penambahan UKM. “Sudah ada UKM Olahraga jadi tidak ada penambahan. Tapi memang ada rencana penambahan UKM tapi hal itu masih dalam wacana,” ungkapnya. (mir)

Peserta SBMPTN Kembali Dipalaki di Kampus

SEJUMLAH peserta Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Universitas Negeri Makassar (UNM) 2017 kembali menjadi korban pemalakan di kampus, Selasa (16/5). Insiden ini mengulang kasus serupa pada tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang dialami seorang peserta SBMPTN UNM 2017, Nuralim. Ia baru saja mengikuti tes tertulis di kampus UNM sektor Gunungsari. Namun tak lama, ia dihadang oleh sekelompok oknum mahasiswa.

Radio Profesi 107,9 FM

Salah seorang di antara mereka kemudian meminta Nuralim membayar uang sejumlah Rp20 ribu miliknya dengan stiker berukuran kecil. Karena tak memiliki pilihan lain, calon mahasiswa baru ini pun harus rela merogoh koceknya. “Mau tidak mau, karena banyak temannya di situ jadi dibeli,” katanya kelu. Peserta yang mengikuti tes SBMPTN di Gedung Pusat Bahasa Arab ini menyesalkan adanya tindakan tersebut di lokasi ujian. Hal tersebut membuat resah dirin-

ya beserta peserta lainnya. “Mengganggu sekali, bikin takut kalau misalnya tidak dibeli,” ujarnya. Pihak pimpinan kampus pun turun ke lokasi parkir kendaraan peserta ujian. Meski demikian, kedatangannya dinilai lamban karena sejumlah peserta telah menjadi korban pemalakan dengan berbagai modus. Beberapa pejabat kampus yang terlihat di antaranya Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum dan Keuangan, Karta Jay-

adi bersama Dekan Fakultas Bahasa dan Sastra, Syarifuddin Dolla menyisir jalan sekitar Auditorium Amannagappa. Sementara itu, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Abdul Rahman beserta Dekan Fakultas Teknik (FT) Muhammad Yahya memantau di depan gerbang utama kampus UNM sektor Gunungsari. Dikonfirmasi, Dekan FMIPA mengakui adanya sejumlah oknum mahasiswa yang melakukan praktik pemalakan dengan bermodus

membantu mengurusi motor yang terparkir, setelah itu meminta upah dari pemilik kendaraan. “Tadi ada yang dimarahi sama Dekan Teknik karena meminta uang. Kan kesannya jelek kalau begitu,” katanya. Ia bersama pejabat kampus lain kemudian mensterilkan kampus dari mahasiswa. “Selanjutnya hanya peserta yang berkepentingan boleh masuk, pengaturan parkir juga akan ditertibkan supaya tidak semrawut,” tambahnya. (sam/aap)

Urai data, ungkap fakta, saji berita


1616

persona Profesi Edisi 214 Mei Tahun XLI 2017

www.profesi-unm.com

Ketua Dharma Wanita Persatuan UNM, Hj. Sriyanti Sinusi

Lantunan Doa Sosok Pendamping Husain Lonceng berbunyi, pertanda kelas akan segera dimulai. Semua murid sontak berlarian memasuki ruang kelas masing-masing pagi itu, Kamis (11/5). Pemandangan seperti itulah yang mewarnai rutinitasnya setiap hari kerja.

Ialah Sriyanti Sinusi, Kepala SDN Lariang Bangi II Makassar. Ia adalah sosok perempuan pendamping Husain Syam, Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM) periode 2016-2020. Ia bercerita, sudah hampir 26 tahun ia mendampingi Husain. Menemani setiap sepak terjang

perjalanannya hingga menjabat sebagai rektor. Tak pernah sekalipun ia lupa melantunkan doa untuk suaminya itu. “Saya hanya betul-betul mendoakan dan sering kali mengucap syukur nak,” jawabnya singkat Banyak hal yang terjadi sepanjang ia mendampingi. Meskipun tak pernah tahu betul setiap urusan Husain, tetapi Sri, sapaan akrabnya, tak pernah absen mendukung. Menurutnya, kekuatan dari doa keluargalah yang selalu meridhoi perjalanan suaminya. “Saya tidak tahu urusan bapak, saya hanya selalu berdoa dan mendukungnya dari belakang. Saya memang tak pernah mau mengurusi itu nak, yang saya bisa hanya berdoa untuk kebaikannya,” lanjutnya. Perempuan asal Enrekang ini sempat mengingat detik-detik saat suaminya mencalonkan diri pada

Pemilihan Rektor (Pilrek) tahun 2016 lalu. Saat itu, salah satu calon lainnya merupakan sahabatnya. Meskipun begitu, Sri tak pernah menyinggung terkait pilrek yang diadakan setahun silam. Menurutnya, persoalan pilrek biarlah menjadi urusan masing-masing pihak. “Ada salah satu calon rektor juga sahabat saya. Tapi saya tidak pernah sama sekali menyinggung tentang itu. Sampai sekarang malah kami masih akrab,” katanya. Meskipun berada di tengah keluarga yang sibuk, kelihaian suaminya dalam membagi waktu adalah bagian favoritnya. Sebab selalu menyempatkan waktu untuk keluarganya setelah pulang. “Bapak biasanya pulang tengah malam saat anaknya sudah tidur. Tapi selalu saja disempatkan untuk mengunjungi kamar anaknya sebelum ia tidur,” harunya. (cha)

Biodata:

Nama : Hj. Sriyanti Sinusi TTL : Ujungpandang, 14 agustus 1967 Suami : Prof. Dr. H. Husain Syam, M.TP Pendidikan : • SPG Neg 2 Ujungpandang • D2 PGSD IKIP Ujungpandang • S1 PGSD Universitas Muhammadiyah Makassar Pekerjaan : Kepala Sekolah SDN Lariang Bangi II Makassar

FOTO: RESA - PROFESI

Komikus, Abidin Ma’ruf

Berawal dari Iseng, Berhasil Dikontrak

BAGI penggemar Line Webtoon tentu tak asing dengan komik Si Udin. Karakter siswa SD yang nakal namun banyak akal. Adalah Mahasiswa Fakultas Seni dan Desain (FSD) UNM, Abidin Ma’ruf yang menggambar komik tersebut. Ia kerap menyampaikan curahan batinnya lewat gambar komik. Abidin memperoleh keterampilan menggambar komiknya secara otodidik. Hobi tersebut telah ia geluti sejak masih duduk di bangku SMPN 1 Barebbo, Kabupaten Bone. Semenjak saat itulah ia mulai memasukkan curhat ke dalam cerita komik yang digambarnya.

“Sebenarnya komik yang saya bikin itu curahan batin,” bebernya, Sabtu (29/4). Selain pengalaman pribadi, Mahasiswa Pendidikan Seni Rupa ini juga mendapatkan ide cerita dari kejadian di lingkungan sekitar. “Macam-macam sih, kadang cintacintaan, kebiasaan atau keseharian,” ujarnya. Karya komik Abidin pun mendapat apresiasi dari program penerbitan komik digital, Line Webtoon. Meski pada awalnya, ia sekadar iseng untuk mencoba kompetisi Line Webtoon Challenge pada 2015 lalu. “Coba-coba saja ikutan buat meramaikan dan me-

nambah jaringan,” tuturnya. Ia pun mengunggah komiknya ke laman webtoon untuk mengikuti challenge tersebut. Sayangnya komik “Si Udin” saat itu tidak memperoleh juara. Meskipun demikian, Abidin tetap melanjutkan komik Si Udin walaupun kompetisi berakhir. Tak lama berselang, pihak Line Webtoon tampak tertarik dan menawarkan kontrak. Abidin diminta untuk menyediakan menyediakan beberapa episode agar diterbitkan d i webtoon resmi. Ia pun merasa bangga

karena karyanya dapat dimuat dalam Official Line Webtoon. “Pastinya senang soalnya sempat gagal di kompetisi, tiba-tiba langsung dapat kontrak,” tuturnya haru. Hingga saat ini, komik bergenre komedi ini telah mencapai episode 110 dan masih berlanjut setiap Selasa dan Minggu. Abidin tak sendirian, ia dibantu dua rekannya yaitu Niksen sebagai pencipta karakter Si Udin sekaligus editor dan Bima sebagai penulis cerita. Tak hanya dalam bentuk komik di Line, Si Udin buatan Abidin juga tersedia dalam bentuk stiker Line, komik In-

stagram, dan game di Playstore. “Tinggal animasi, mungkin suatu saat Insya Allah, semoga kesampaian,” harapnya. Dalam menggambar komik, Abidin juga selalu menekankan untuk menyajikan pesan hiburan bagi pembacanya. “Saya ingin menghibur lewat komik,” tandasnya. (whd)

Biodata Nama : Abidin Ma’ruf TTL : Watampone, 16 Februari 1993 Instagram : @si_abi Riwayat Pendidikan : • SDN 003 Sebatik • SMPN 1 Barebbo • SMAN 1 Sebatik • Pendidikan Seni Rupa FSD UNM Penghargaan: • Juara I Pokaku Komik Challenge • Juara I Generasi Sabi Jago Beri Arti oleh Samsung FOTO: AGUNG - PROFESI

Urai data, ungkap fakta, saji berita

www.profesi-unm.com


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.