12
TOTAL SPORT
KAMIS 1 DESEMBER 2016
Dari Torino, Man United, sampai Tim Ekshibisi KECELAKAAN pesawat yang menimpa skuad Chapecoense seakan membangkitkan memori pahit terhadap tragedi yang melibatkan tim sepak bola. Berikut delapan tragedi yang pernah membuat dunia sepak bola dirundung duka mendalam. (okt/c16/dns) Tragedi Superga (4 Mei 1949)
Korban tewas: 18 pemain dan 5 ofisial Torino Pesawat Fiat G-212 CP yang ditumpangi II Grande Torino, sebutan skuad Torino kala itu karena mayoritas membela timnas Italia, menabrak bukit Superga, Turin, Italia. Torino melakukan perjalanan pulang dari pertandingan perpisahan untuk kapten mereka asal Portugal, Francisco ’’Xico” Ferreira, melawan Benfica di Lisbon. Tragedi Muenchen (6 Februari 1958)
PAULO WHITAKER/REUTERS
BERKABUNG: Fans Chapecoense berkumpul bersama di depan markas klub kesayangannya, Arena Conda, di Chapeco, Santa Catarina, Brasil, kemarin. Korban tewas: 8 pemain dan 3 ofisial Man United Salju dan lapisan lumpur yang menutupi runway Bandara Munich-Riem membuat pesawat penerbangan 609 milik British European Airways tergelincir keluar landasan hingga menabrak bangunan. Selain skuad United yang saat itu dijuluki Busby Babes (di bawah asuhan Matt Busby), delapan wartawan dari media Inggris turut menjadi korban. Tragedi Denmark (16 Juli 1960) Korban tewas: 8 pemain seleksi timnas Denmark Pesawat milik Zone-Redningskorpset yang dicarter DBU (Asosiasi Sepak Bola Denmark) hilang kendali karena cuaca buruk dan menabrak jembatan Oresund, Swedia. Pesawat dengan tujuan Herning Airport itu ditumpangi delapan pemain yang akan mengikuti seleksi timnas Denmark untuk Olimpiade 1960. Akhirnya, Denmark merebut medali perak cabor sepak bola. Tragedi Viloco (26 September 1969) Korban tewas: 17 pemain dan 3 ofisial The Strongest Sepulang dari sebuah laga persahabatan di Santa Cruz, pesawat A Lloyd Aéreo Boliviano DC-6 yang ditumpangi klub yang bermarkas di La Paz, Bolivia, itu menghilang dari radar. Pesawat baru ditemukan keesokan harinya setelah mengalami kecelakaan di kawasan pedesaan, Viloco, Bolivia. Tragedi Dniprodzerzhynsk (11 Agustus 1979) Korban tewas: 17 pemain Pakhtakor FC Kecelakaan terjadi menjelang laga melawan Dinamo Minsk. Pesawat milik Aeroflot seri Tupolev Tu-134 yang mereka tumpangi bertabrakan dengan pesawat berjenis sama di atas wilayah Dniprodzerzhynsk, dekat Donetsk, Ukraina. Penyebabnya adalah kesalahan navigasi dari menara kontrol bandara. Pakhtakor adalah klub tertua dan tersukses di Uzbekistan. Tragedi Alianza Lima (8 Desember 1987)
Korban tewas: 16 pemain dan 11 ofisial Alianza Lima Pilot yang kurang terampil membuat pesawat Fokker F27-400M milik Peruvian Navy yang dicarter klub Peru, Alianza Lima, terjatuh di Samudra Pasifik. Di antara total 44 penumpang (meliputi tiga wasit, delapan pemandu sorak, serta lima awak pesawat), hanya pilot yang selamat. Alianza saat itu melakukan perjalanan pulang dari pertandingan liga Peru di Pucallpa.
MIMPI TERHAPUS SEMALAM Final Copa Sudamericana Ditunda, Lawan Relakan Trofi untuk Chapecoense MEDELLIN – Tragedi kecelakaan pesawat yang menimpa Chapecoense menyisakan cerita memilukan. Sebab, klub Campeonato Brasileiro Serie A (kompetisi kasta teratas Brasil) itu mengemban misi untuk mencetak sejarah tahun ini. Yakni, menyandingkan gelar Campeonato Catarinense (kompetisi Negara Bagian Santa Catarina) dengan Copa Sudamericana (kompetisi paling prestisius kedua di Amerika Latin setelah Copa Libertadores). Chapecoense pun dalam perjalanan menuju Kolombia untuk menjalani leg pertama final Copa Sudamericana melawan tuan rumah Atletico Nacional (1/12). Namun, pesawat LaMIA tipe RJ85 dengan nomor penerbangan LMI2933 yang mereka carter mengalami kerusakan pada mesin dan jatuh di pegunungan dekat kawasan Medellin kemarin (29/11). Hingga tadi malam, 25 korban ditemukan tidak bernyawa dan enam lainnya selamat dari total 81 penumpang yang terdaftar di manifes pesawat. Tiga penumpang yang selamat merupakan penggawa Chapecoense. Mereka adalah Marcos Danilo dan Jackson Follmann (keduanya kiper) serta bek Alan Ruschel. Bagi Chapecoense, tragedi tersebut tak ubahnya pukulan supertelak. Sebab, Associacao Chapecoense de Futebol, begitu nama panjang klub tersebut, merupakan klub
GALAU: Tiga pemain Chapecoense yang tidak ikut berangkat ke Kolombia di ruang ganti tim.
GUILLERMO OSSA/REUTERS
KORBAN SELAMAT: Alan Ruschel, bek Chapecoense, dievakuasi tim medis menuju rumah sakit di Antioquia, Kolombia.
medioker yang berupaya meniti kesuksesan. Berdiri pada 1973, Verdao atau Big Green –julukan Chapecoense– selalu berada di divisi bawah Brasil. Meski begitu, tujuan awal di-
Messi Pernah Jadi Penumpang
Tragedi Suriname (7 Juni 1989) Korban tewas: 14 pemain dan pelatih Colourful 11 (tim ekshibisi Suriname) Ketika akan landing di Amsterdam Airport, Schiphol, mesin nomor 2 pesawat Surinam Airways dDC-8-62 menyambar pohon pada ketinggian 25 meter sehingga berguling, lalu terbalik. Namanama seperti Ruud Gullit, Frank Rijkaard, Aron Winter, Bryan Roy, Stanley Menzo, dan Regi Blinker sedianya bergabung dalam Colourful 11. Tapi, mereka tidak diizinkan klub masing-masing.
339343
Tragedi Zambia (27 April 1993) Korban tewas: 18 pemain dan 4 ofisial timnas Zambia Human error menjadi penyebab tragedi tersebut. Pilot pesawat Zambian Air Force yang kelelahan membuat timnas Zambia gagal mengikuti laga kualifikasi Piala Dunia 1994 kontra Senegal di Dakar. Sebab, pesawat yang mereka tumpangi jatuh di Samudra Atlantik, sekitar 500 meter lepas pantai dari Libreville, Gabon.
bentuknya klub tersebut adalah membangkitkan aktivitas sepak bola di Kota Chapeco, Santa Catarina, yang dikenal sebagai kota industri. Baru pada 2014, Chapecoense
berhasil menembus Campeonato Brasileiro Serie A. Didukung manajemen keuangan yang tertata, perlahan tapi pasti, skuad besutan Caio Junior itu mulai direspons positif publik sepak bola Brasil. Fans baru pun berdatangan. Kandang mereka, Arena Conda, yang berkapasitas 22.600 penonton pun sejatinya tidak lagi memadai untuk menampung animo fans. Untuk leg kedua final Copa Sudamericana, Chapocoense dipaksa mengungsi ke Curitiba karena regulasi Conmebol (Konfederasi Sepak Bola Amerika Latin) menuntut kapasitas stadion minimal 40 ribu penonton. Karena itu, insiden yang menimpa Chapecoense dianggap Gubernur Santa Catarina Raimundo Colombo bukan hanya duka mendalam bagi negara bagiannya, melainkan seluruh Brasil, bahkan dunia. Presiden Brasil Michel Temer pun sudah menetapkan masa berkabung
tiga hari atas insiden yang menimpa Chapecoense. ’’Chapecoense sedikit lagi bakal mengharumkan Santa Catarina dan Brasil,’’ kata Colombo kepada The Guardian. Kepada Bom Dia Brasil, Presiden Chapecoense David de Nes Filho mengungkapkan, klubnya bisa sampai seperti sekarang karena harmonisasi dan loyalitas para pemain. Dia pun sudah menganggap Cleber Santana dkk seperti keluarga. ’’Ketika aku mengucapkan selamat jalan kepada mereka (sebelum terbang ke Kolombia), mereka mengatakan akan mewujudkan mimpi klub ini. Tapi, mimpi itu berakhir pagi ini (kemarin, Red),’’ katanya. Menyikapi tragedi yang menimpa Chapecoense, Conmebol telah mengambil sikap. Yakni, menunda agenda sepak bola di bawah naungan mereka, khususnya yang melibatkan Chapecoense, hingga waktu yang belum ditentukan. Termasuk final Copa Sudamericana. Namun, Atletico Nacional justru telah meminta Conmebol tidak perlu memainkan laga final alias langsung menyerahkan trofi juara kepada Chapecoense. Sementara itu, Amanda, istri Alan Ruschel yang selamat dalam tragedi tersebut, tidak henti-hentinya mengucap syukur. ’’Terima kasih Tuhan, Alan dalam kondisi stabil dan berada di rumah sakit,’’ ucapnya. Para pemain Chapecoense yang tidak ikut dalam perjalanan ke Kolombia juga terlihat galau. Antara bersyukur dan bersedih. Mereka adalah Rafael Lima (bek), Nenem (gelandang), Demerson (bek), Marcelo Boeck (kiper), Hyoran (gelandang), Alejandro Martinuccio (striker), dan Nivaldo (kiper). ’’Aku selamat karena aku cedera,’’ kata Martinuccio yang asal Argentina kepada Radio de la Red. (okt/c17/dns)
TURUT BERDUKA: Lionel Messi dan Sergio Aguero berfoto di kabin pesawat yang sama dengan yang ditumpangi skuad Chapecoense.
MALANG tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih. Namun, keberuntungan masih menaungi Lionel Messi. Betapa tidak, tiga pekan sebelum tragedi pesawat LaMIA tipe RJ85 dengan nomor penerbangan LMI2933, kapten timnas Argentina itu pernah menjadi penumpangnya. Bahkan, Messi sempat berfoto selfie di kabin pesawat bersama Sergio Aguero yang duduk di sampingnya. Foto yang lantas dipamerkan di akun Instagram bintang Barcelona tersebut. Saat itu mereka berada dalam perjalanan pulang ke Argentina setelah pertandingan kualifikasi Piala Dunia 2018 melawan Brasil di Belo Horizonte (11/11). Tentu saja, kecelakaan pesawat tersebut membuat Messi terhenyak. Pemain terbaik dunia lima kali itu pun langsung mengunggah beberapa foto skuad Chapecoense. Dia juga mengucapkan belasung-
kawa yang sebesar-besarnya kepada para korban dan keluarga. ’’Sebuah pesawat yang membawa tim Chapecoense mengalami kecelakaan. Sungguh hari yang sangat menyedihkan untuk dunia sepak bola,’’ cuit striker 29 tahun tersebut. Sebagai bentuk penghormatan atas tragedi itu, Messi dan rekan setimnyadiBarcelonamengheningkan cipta selama semenit untuk mendoakan para korban sebelum menjalani latihan kemarin (29/11). Selain Barca, sebutan Barcelona, Atletico Madrid turut berduka atas musibah yang dialami Chapecoense. Apalagi, kapten Verdao –julukan Chapecoense– Cleber Santana yang menjadi penumpang pesawat merupakan mantan pemain Atleti (2007–2010). Gelandang 35 tahun itu tampil 37 kali, mencetak satu gol, serta membantu Atleti memenangi Piala Intertoto 2007.
Sebelum pesawat yang ditumpanginya jatuh, Santana mem-posting sebuah foto di dalam kabin pesawat dan menuliskan caption romantis (tampaknya untuk kekasih hatinya). ’’Di banyak kehidupan yang aku jalani, aku akan selalu mencintaimu,’’ tulisnya. (okt/c14/dns)
’’Sebuah pesawat yang membawa TSC 2016 timRabu,Chapecoense 30 November 2016 mengalami ke cela Persib vs Perseru (Indosiar pukul 15.30 kaan. SungguhWIB)hari REY me yangCOPA sa DEL ngat Kamis, 1 Desember 2016 nyedihkan untuk Real Madrid vs Cultural Leonesa dunia se1 pukul pak01.00bola, (beIN Sport WIB) ’’ CUIT STRIKER 29 Jadwal bisa berubah sewaktu-waktu bergantung kebijakan stasiun televisi. TAHUN TER SE BUT.