(2) Pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa yang memperoleh suara terbanyak dalam Pemilihan Raya dilantik oleh Kongres Mahasiswa sebagai Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. (3) Apabila hanya terdapat satu pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa, maka pasangan yang akan dilantik adalah yang mendapatkan suara lebih dari lima puluh persen jumlah suara Pemilihan Raya. (4) Dalam hal tidak ada pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa terpilih atau tidak ada pasangan calon Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa yang mengajukan diri dalam Pemilihan Raya, mekanisme selanjutnya ditentukan oleh Kongres Mahasiswa. (5) Tata cara pemilihan Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa diatur dalam Undang-Undang. Pasal 9 (1) Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa dapat diberhentikan jabatannya oleh Kongres Mahasiswa apabila melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. (2) Usul pemberhentian Ketua dan/atau Ketua Wakil Badan Eksekutif Mahasiswa dapat diajukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa kepada Kongres Mahasiswa dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Mahasiswa untuk memeriksa,
mengadili
dan
memutus
pendapat
Dewan
Perwakilan Mahasiswa bahwa Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa melanggar Undang-Undang Dasar Ikatan Keluarga Mahasiswa Universitas Indonesia, atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai Ketua dan/atau Wakil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa. 5