6 minute read

Gambar 3.3 Sub Wilayah Kota (SWK) Kota Bandung

Peluang adalah potensi yang siap ditawarkan dalam sebuah penerimaan investasi. Peluang dapat dilihat dari komitmen pemerintah daerah maupun pemenuhan studi kelayakan yang dimiliki oleh perusahaan. Contohnya: Pembangunan rumah susun milenial di Kota Bandung dengan IRR 15%.

Bandung memiliki 30 Kecamatan yang memiliki potensi besar dalam berbagai sektor. Potensi dan peluang di Kota Bandung berdasarkan Kecamatan dapat dilihat dari Profil Kecamatan (luas wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk), Potensi Kecamatan (tenaga kerja, infrastruktur dan fasilitas umum), sektor strategis dalam kecamatan dan peluang proyek di Kecamatan dilihat dari informasi proyek dari pelaku usaha.

Advertisement

3.5.4. Potensi dan Peluang berdasarkan Sub Wilayah Kota

Sama halnya dengan potensi dan peluang berdasarkan Kecamatan. Potensi dan peluang berdasarkan Sub Wilayah Kota merupakan gabungan dari beberapa kecamatan yang terdapat dalam sub wilayah sama. Setiap Sub Wilayah Kota (SWK) memiliki arah tujuan pembangunan dan penataan ruang sehingga menjadi ciri khas dan keunggulan wilayah tersebut.

Gambar 3.3 Sub Wilayah Kota (SWK) Kota Bandung

Sumber: RDTR Kota Bandung Tahun 2015-2035

Berdasarkan 8 Sub Wilayah Kota (SWK) di Kota Bandung, arah tujuan pembangunan dan penataan ruang dibagi sebagai berikut: 1. ARCAMANIK, Pengembangan pusat pembinaan potensi Olahraga (Sportipolis). 2. CIBEUNYING, Travelapolis yang merupakan Perlindungan Bangunan Heritage dan Pusat Kuliner. 3. KAREES, Pengembangan Kawasan Kreatif Terpadu (Karyapolis). 4. KORDON, pengembangan fasilitas dan penyelenggaraan event-event sebagai etalase produk karya dan jasa (Ekshibisiopolis). 5. GEDEBAGE, Kawasan pedidikan tinggi, ekonomi kreatif, komersial dan pusat pemerintahan berkonsep Teknopolis, (PPK) Gedebage. 6. UJUNGBERUNG, Pengembangan Seni Budaya Berbasis Masyarakat (Sundapolis) 7. BOJONAGARA perlindungan Kawasan Bandara dan Industri Strategis (Aerobiopolis) 8. TEGALEGA, Pengembangan Industri Kreatif (Mediapolis)

3.5.5. Potensi dan Peluang berdasarkan Sektor

PDRB menggambarkan aktivitas ekonomi yang diwakilkan oleh 17 sektor utama. Semakin tinggi nilai ekonomi suatu sektor maka mengindikasikan dominasi sektor tersebut dibandingkan sektor lainnya. Kekuatan ekonomi Kota Bandung dapat dilihat dari sektor-sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap total ekonomi. Sektor yang memiliki tingkat kontribusi yang besar mengindikasikan prefensi pasar yang besar pula. Sektor yang ada di Kota Bandung cukup beragam, hal ini menunjukkan bahwa potensi sektor di Kota Bandung memenuhi setiap lini kebutuhan masyarakat. Berdasarkan potensi sektor, Kota Bandung memiliki beberapa sektor sebagaimana tercantum di dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2020, di antaranya:

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan B. Pertambangan dan Penggalian C. Industri Pengolahan D. Pengadaan Listrik, Gas, Uap/Air Panas dan Udara Dingin E. Treatment Air, Treatment Air Limbah, Treatment dan Pemulihan Material

Sampah, dan Aktivitas Remediasi F. Konstruksi

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda

Motor H. Pengangkutan dan Pergudangan I. Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan Minum J. Informasi dan Komunikasi K. Aktivitas Keuangan dan Asuransi L. Real Estat M. Aktivitas Profesional, Ilmiah dan Teknis N. Aktivitas Penyewaan dan Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi,

Ketenagakerjaan, Agen Perjalanan dan Penunjang Usaha Lainnya O. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib P. Pendidikan Q. Aktivitas Kesehatan Manusia dan Aktivitas Sosial R. Kesenian, Hiburan dan Rekreasi S. Aktivitas Jasa Lainnya T. Aktivitas Rumah Tangga Sebagai Pemberi Kerja; Aktivitas Yang

Menghasilkan Barang dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Untuk

Memenuhi Kebutuhan Sendiri

Narasi mengenai potensi dan peluang berdasarkan sektor akan mencakup sektor, sub-sektor, kontribusi terhadap PDRB, nilai investasi/nilai ekspor, keberlanjutan saat pandemi, potensi pasar, tren sektor, peluang proyek yang ada di sektor tersebut.

Pada bab ini akan dibahas potensi kota berdasarkan sektor dan wilayah serta potensi dan peluang penanaman modal di Kota Bandung.

Potensi Kota Bandung berdasarkan Sektor

Sebagai ibu kota provinsi, Kota Bandung berperan strategis menjadi salah satu pusat perekonomian di Provinsi Jawa Barat. Untuk mendorong pertumbuhan dan pemerataan ekonomi di dalam kota dan di wilayah sekitarnya, Kota Bandung memiliki 21 sektor yang berkontribusi terhadap peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi Kota Bandung.

A. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan bukan merupakan sektor unggulan di Kota Bandung. Dalam memenuhi kebutuhan pangan, Kota Bandung ditopang oleh Kabupaten disekitarnya, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Sumedang. Kota Bandung, lewat Dinas Pangan dan Pertanian dan Perikanan terus berusaha mengusahakan program dalam mendukung sektor ini. Berdasarkan RDTR Kota Bandung, Arah pengembangan pertanian pada Kecamatan Cibiru dan Ujungberung dengan konsep Lahan Pangan Pertanian Berkelanjutan (LP2B). Sektor pertanian akan bertahan karena sebagai Sektor yang paling dibutuhkan karena terkait kebutuhan pokok (pangan). Sub sektor yang termasuk dalam sektor ini diantaranya adalah pertanian tanaman, peternakan, perburuan dan kegiatan yang berhubungan dengan itu (ybdi), pengelolaan kehutanan dan penebangan dan perikanan.

Karakteristik

Lahan pertanian di Kota Bandung terus menurun. Alih fungsi lahan pertanian menjadi isu kota. Perlu pengembangan vertical garden, maupun kreasi lain dalam pengembangan sektor. Pembatasan interaksi fisik karena COVID-19 menyebabkan masyarakat mulai melakukan hobi menanam.

Pertumbuhan Ekonomi Sektor

Dari segi ekonomi, tren nilai PDRB pada sektor pertanian selama tiga tahun ini mengalami penurunan, dari tahun 2018 hingga tahun 2020, mencapai puncaknya

pada tahun 2018, yakni sebesar Rp189 Triliun. Sektor ini menyumbang terhadap PDRB sebesar 0,11 persen, ditunjukkan oleh grafik berikut.

Gambar 4.1 Tren dan Kontribusi Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Tahun 2018-2020

Sumber: Hasil Analisis Konsultan berdasarkan data BPS Kota Bandung dan DPMPTSP Kota Bandung, 2021

Beberapa usaha pertanian di Kota Bandung skalanya masih dalam lingkup kecil. Ada kelompok tani yang mulai mengembangkan hobi di lahan yang tersedia, di antaranya kelompok tani di Antapani yaitu Jasmine. Selain itu ada juga start up yang bergerak di bidang pertanian seperti we grow, habibi garden, tani kota, seni tani, dll. Namun masih masih dalam skala yang kecil.

Nilai investasi dan jumlah tenaga kerja untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Nilai Investasi dan Jumlah Tenaga Kerja Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan Juli 2018 s.d. April 2021

Komponen Usaha Mikro & Kecil (UMK)

Perusahaan Menengah dan Besar (Non-UMK) Modal usaha/ investasi (Rp) 0,86 Milyar 1,08 Triliun

Persentase terhadap total investasi Kota Bandung (%) Jumlah tenaga kerja (jiwa) 0,49

124 0,01

683.912

Persentase terhadap total tenaga kerja di Kota Bandung (%) 0,74 7,61

Sumber: Hasil Analisis Konsultan berdasarkan data BPS Kota Bandung dan DPMPTSP Kota Bandung, 2021

Terbatasnya lahan hijau di Kota Bandung memang menjadi tantangan tersendiri bagi pengembangan sektor ini. Namun demikian, sektor ini terus bertahan dan mulai naik seiring dengan ketertarikan masyarakat terhadap ketahanan pangan dari rumah masing-masing. Berdasarkan tabel nilai investasi dan jumlah tenaga kerja untuk sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, modal usaha pada perusahaan menengah dan besar sebesar 1,08 trilyun jauh lebih besar dibandingkan usaha mikro dan kecil yang hanya sebesar 0,86 milyar. Selain itu dari segi jumlah tenaga kerja pun perusahaan menengah dan besar sebesar 683.912 orang jauh lebih besar dibanding usaha mikro dan kecil yang hanya sebanyak 124 orang.

B. Pertambangan dan Penggalian

Kota Bandung tidak memiliki potensi dalam sektor pertambangan dan penggalian. Namun terdapat satu perusahaan di Kota Bandung yaitu Wincore Indonesia.

C. Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang bertahan saat pandemi, bahkan ada peningkatan demand. Industri pengolahan menjadi sektor unggulan di seluruh Kota Bandung. Sektor industri pengolahan merupakan sektor terbesar setelah sektor perdagangan dan konstruksi. Sub sektor yang menjadi bagian dari sektor ini di antaranya:

1. Industri Makanan 2. Industri Minuman 3. Industri Pengolahan Tembakau 4. Industri Tekstil 5. Industri Pakaian Jadi 6. Industri Kulit, Barang Dari Kulit Dan Alas Kaki 7. Industri Kayu, Barang Dari Kayu Dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) Dan

Barang Anyaman Dari Bambu, Rotan Dan Sejenisnya 8. Industri Kertas Dan Barang Dari Kertas 9. Industri Pencetakan Dan Reproduksi Media Rekaman 10. Industri Produk Dari Batu Bara Dan Pengilangan Minyak Bumi 11. Industri Bahan Kimia Dan Barang Dari Bahan Kimia 12. Industri Farmasi, Produk Obat Kimia Dan Obat Tradisional 13. Industri Karet, Barang Dari Karet Dan Plastik 14. Industri Barang Galian Bukan Logam

This article is from: