
4 minute read
Gambar 2.7 Peta Administrasi Kota Bandung
Laporan Akhir Potensi dan Peluang Investasi Kota Bandung Tahun Anggaran 2021
Wilayah administrasi Kota Bandung terbagi menjadi 30 kecamatan dan 151 kelurahan, dibantu oleh masyarakat dalam bentuk organisasi Rukun Warga sebanyak 1.584 Rukun Warga (RW) dan 9.873 Rukun Tetangga (RT).
Advertisement
Gambar 2.7 Peta Administrasi Kota Bandung
Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2018-2023 Pada peta RTRW kota Bandung di atas, terdapat beberapa daerah yang diwarnai sesuai potensi daerahnya. Zona kuning ialah zona perumahan atau permukiman, zona abu-abu ialah zona industri dan perdagangan, dan zona merah adalah zona perdagangan. Potensi yang terdapat di zona kuning yaitu (potensi kebutuhan pelayanan dasar, potensi market), untuk zona abu-abu yaitu (potensi kebutuhan pelayanan dasar, perluasan sentra perdagangan penunjang industri, kebutuhan transportasi logistik dan perdagangan), dan zona merah yaitu (kebutuhan pelayanan dasar dan kebutuhan transportasi publik). Wilayah administrasi Kota Bandung terbagi menjadi 30 kecamatan dan 151 kelurahan, dibantu oleh masyarakat dalam bentuk organisasi Rukun Warga sebanyak 1.584 Rukun Warga (RW) dan 9.873 Rukun Tetangga (RT). Luas wilayah kota Bandung adalah 167,31 km² yang terbagi menjadi 30 kecamatan yang mencakup 151 kelurahan. Kecamatan terluas adalah Kecamatan Gedebage dengan luas 9,58 km². Sedangkan kecamatan dengan luas terkecil adalah kecamatan Astanaanyar yaitu dengan luas wilayah 2,89 km² . Kota Bandung terletak pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Titik tertinggi di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap dengan ketinggian 892 mdpl dan terendah di kelurahan Rancanumpang Kecamatan Gedebage dengan ketinggian 666 mdpl.
Laporan Akhir Potensi dan Peluang Investasi Kota Bandung Tahun Anggaran 2021
Wilayah Kota Bandung bagian selatan sampai lajur lintasan kereta api memiliki permukaan tanah relatif datar, sedangkan wilayah kota bagian utara memiliki topografi berbukit. Secara topografi s dan morfologis regional, Kota Bandung terletak pada Cekungan Bandung (basin) yang dikelilingi oleh gunung api dengan ketinggian 650 m sampai lebih dari 2.000 m. Pada dasar cekungan mengalir Sungai Citarum yang berhulu di Gunung Wayang, Kabupaten Bandung (1.700 mdpl), mengalir ke Waduk Saguling dan bermuara di Pantai Utara Jawa. Sebagian besar wilayah cekungan Bandung merupakan daerah datar (kemiringan 0-8 persen), 21 persen merupakan daerah landai (kemiringan 8-15 persen), 20 persen bergelombang (kemiringan lereng 15-25 persen), 12% merupakan daerah curam (kemiringan lereng 25-40 persen), dan 5 persen merupakan daerah sangat curam (kemiringan lereng > 40%). Kota Bandung berada di Cekungan Bandung yang dikelilingi oleh gunung berapi yang masih aktif dan berada di antara 3 (tiga) daerah sumber gempa bumi yang saling melingkup, yaitu: (i) sumber gempa bumi Sukabumi-PadalarangBandung, (ii) sumber gempa bumi Bogor-Puncak-Cianjur, serta (iii) sumber gempa bumi Garut-Tasikmalaya- Ciamis. Daerah-daerah tersebut berada di sepanjang sesar-sesar aktif, sehingga sewaktu-waktu dapat terjadi gempa tektonik. Selain itu, Kota Bandung memiliki jumlah penduduk dan kepadatan yang cukup serta kerapatan bangunan yang cukup tinggi pula sehingga berisiko tinggi pada berbagai bencana yang terjadi. Ancaman bencana geologis bagi Kota Bandung sangat besar karena dikelilingi patahan (sesar/fault) dari 3 (tiga) penjuru, setiap sesar menyimpan potensi kegempaan. Di utara Sesar Lembang, di barat patahan Cimandiri, dan di selatan patahan dengan jalur Baleendah dan Ciparay hingga Tanjung Sari. Selain itu, dasar Cekungan Bandung memiliki tingkat sedimentasi yang tinggi sehingga akan memberikan efek yang lebih besar apabila terkena rambat gelombang gempa. Sedimentasi tertinggi terdapat di Kawasan Cibiru, Gedebage, Soekarno-Hatta, dan Tol Purbaleunyi. Beberapa wilayah rawan bencana di Kota Bandung yang terindentifikasi antara lain sebagai berikut. 1. Daerah rawan banjir, di antaranya: di utara jalan tol Purbaleunyi dan 68 (enam puluh delapan) lokasi; terutama daerah-daerah yang dilewati oleh 5 (lima) aliran sungai, yaitu aliran Sungai Cipaku, Cikapundung, Cibeunying, Cipamokolan, dan Cipadung.
Laporan Akhir Potensi dan Peluang Investasi Kota Bandung Tahun Anggaran 2021
2. Daerah rawan bencana gempa bumi, di antaranya: Bandung Kulon, Bandung Wetan, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cicendo, Cinambo, Coblong, Kiaracondong, Lengkong, Regol, Sukajadi, Sukasari, dan Sumur Bandung. 3. Daerah rawan longsor, di antaranya: Cibiru, Mandalajati, Ujungberung, Cibeunying Kaler, Cidadap, dan Coblong. 4. Daerah rawan kebakaran di permukiman padat, di antaranya: Kecamatan Babakan Ciparay dan Cicendo merupakan kecamatan dengan jumlah kejadian yang terbanyak, kemudian disusul Kecamatan Astana Anyar, Bandung Kidul, Bandung Wetan, Sukajadi, Bandung Kulon, Batununggal, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, dan Cibiru. 5. Daerah rawan bencana letusan gunung berapi, diantaranya: Kecamatan Sukasari, Sukajadi, Cidadap, Coblong, dan Cibeunying Kaler.
Tabel 2.8 Rencana Penanganan Kawasan Bencana di Kota Bandung
No Rencana Penanganan Kawasan Bencana
1 Rencana Penanganan Rawan Bencana Kebakaran
2 Rencana Penanganan Rawan Bencana Gerakan Tanah Pengembangan sistem proteksi kebakaran pada bangunan dan Peningkatan cakupan pelayanan penangulangan bencana kebakaran Relokasi bangunan di wilayah rawan bencana longsor dan Pengendalian pembangunan di wilayah rawan gerakan tanah
3 Rencana Penanganan Rawan Bencana Genangan Banjir
4 Rencana Penanganan Rawan Bencana Gempa Bumi Rehabilitasi dan penataan saluran drainase; Peningkatan kapasitas saluran drainase jalan; Pengendalian terhadap alih fungsi lahan dan Peningkatan peresapan air melalui rekayasa Pengendalian pembangunan pada kawasan rawan gempa bumi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana
5 Rencana Penanganan Rawan Letusan Gunung Berapi
Pengendalian pembangunan pada kawasan rawan letusan gunung berapi sesuai dengan tingkat kerentanan bencana Sumber: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandung Tahun 2018-2023
Wilayah Kota Bandung dilewati oleh sebelas sungai sepanjang 252,55 km, yaitu Sungai Cikapundung, Sungai Cipamokolan, Sungai Cidurian, Sungai Cinambo, Sungai Citepus, Sungai Cisaranten, Sungai Cikapundung Kolot, Sungai Citarum, Sungai Cikeruh, Sungai Palasari, dan Sungai Cibeureum. Sungai-sungai tersebut selain dipergunakan sebagai saluran induk dalam pengaliran air hujan, juga oleh sebagian kecil penduduk masih dipergunakan untuk keperluan mandi cuci kakus (MCK). Kota Bandung termasuk dalam Daerah Pengaliran Sungai (DPS) Citarum