Menuju Indonesia Terdidik TIK bersama DPF

Page 1

EDISI

01 Tahun I Nov '14

indi TIK Berbagi dan Menginspirasi

Gaptek, No Way! Wawancara Tokoh: Dakwah Lebih Profesional dengan TIK CouchSurfing, Komunitas Backpacker Dunia


#menolakgaptek Bersama masyarakat,bantu pemanfaatan TIK di Sekolah. Mari belanja sambil berdonasi! Mug indiTIK Rp 20.000,Kaos indiTIK Rp 80.000,-

Payung indiTIK Rp 25.000,-

Keuntungan penjualan merchandise ini untuk membantu sekolahsekolah kurang mampu guna melengkapi kebutuhan perangkat teknologi informasi dan komunikasi. Pesan pembelian hubungi: Email indonesiaterdidiktik@gmail.com Rekening transfer BSM 704-925-8474 a.n. Yayasan Wakaf Djalaluddin Pane *Harga belum termasuk ongkos kirim


DAFTAR ISI 4 Editor’s Note 6 Laporan Utama 10 Seputar Kita 11 Inside 12 Pojok Blog 14 Entrepreneurship 16 Tips & Trik 18 Jendela 20 Wawancara Tokoh 22 Jejak Program 28 Opini 30 Smart Teacher 32 Cover Story 33 Referensi Buku & Film 34 Social Media 35 Gadget Kita 39 Esai Foto 41 Kuliner Asyik 43 Best Spot 45 Kesehatan 46 Teknologi 48 Hobi & Komunitas 50 Inspirasi 52 Ayo Bicara 53 Kilas Balik 54 Ragam 57 Aku Pembelajar

3

edisi november 2014


editor’s note

Gaptek, Bukan Zamannya Lagi! Assalamu ‘alaikum wr. wb. Kalangan gagap teknologi atau istilah populernya ‘gaptek’ saat ini mungkin tidak lagi sebanyak ketika produk-produk teknologi informasi dan komunikasi baru masuk ke Indonesia. Harganya yang lumayan mahal membuat produk-produk semacam komputer, laptop, telepon genggam, dan gadget lainnya ketika itu hanya bisa dijangkau kalangan tertentu. Kalau bukan orang kaya, yang memilikinya hanyalah orang-orang yang bekerja di bidang teknologi dan informasi saja. Tapi kini, di saat produk teknologi informasi dan komunikasi membanjir, dengan harga yang relatif terjangkau, rasa-rasanya semua kalangan mampu memilikinya. Sekarang, bukan hal aneh melihat anak-anak memegang gadget canggih beragam merek. Ibu-ibu rumah tangga, bahkan tukang sayur, berfacebook dan ber-twitter ria. Orang bilang, sekarang zaman sudah serba online. Tapi apakah benar, dengan membanjirnya produk-produk teknologi berbasis internet ini, masyarakat kita sudah bebas gaptek? Sebelum menjawab, coba tengok saja kalangan pendidik atau guru. Karena setidaknya mereka ini mewakili kelompok masyarakat berpendidikan. Seberapa banyak guru yang melek teknologi ini? Dalam sejumlah temuan, terutama di daerah-daerah tidak sedikit tenaga pengajar atau guru yang sama sekali tidak akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi. Menghidupkan dan mematikan komputer saja ada yang meminta bantuan siswasiswinya. Jika demikian, benarkah masyarakat kita sudah melek teknologi? Pertanyaan ini menjadi dasar dalam pembahasan sejumlah rubrik edisi ini. Dalam laporan utama, kami mengangkat isu dihapusnya mata pelajaran TIK dalam kurikulum 2013. Konon tujuannya hebat, agar TIK terintegrasi ke semua mata pelajar. Tapi apakah iya, semua guru mata pelajaran sudah siap menyampaikan mata pelajarannya dengan fasilitas TIK? Lalu bagaimana nasib guru mata pelajaran TIK yang jumlahnya ribuan itu? Ini juga menjadi pertanyaan dasarnya. Pada Cover Story, kami menekankan bahwa tidak ada alasan lagi untuk gaptek di zaman yang serba “online” seperti sekarang ini. Gaptek kami artikan bukan semata mereka yang tidak bisa menggunakan perangkat teknologi, tapi juga mereka yang tidak mampu memanfaatkan perangkat teknologi untuk kepentingan positif dan edukatif. Selain itu, kami juga menghadirkan sosok seorang kyai dari Kabupaten Semarang, Jawa Tengah bernama KH. M. Thoha. Beliau pengasuh Pondok Pesantren Mahirul Hikam As-Salafi, Klero. Meski

4

edisi november 2014


REDAKSI @indiTIK /indiTIK mengasuh pondok dengan sistem salaf atau tradisional, namum Kyai Thoha menekankan pentingnya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Dia mendorong para guru dan santrinya untuk menguasai teknologi berbasis internet tersebut. Sebab dengan begitu dakwah disampaikan ke masyarakat akan lebih luas jangkauannya dan lebih efektif. Banyak pula laporan dan artikel menarik kami suguhkan kepada Anda, misalnya tentang Khan Academy, Google Educator, aplikasi Class Chart, dan lain sebagainya, tak lain dan tak bukan agar menginspirasi Anda mengenai pentingnya pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara positif dalam sendi-sendi kehidupan kita. Majalah ini sengaja kami beri nama indiTIK, akronim dari “Indonesia Terdidik TIK� dengan harapan bangsa Indonesia ke depan mampu menjadi bangsa yang berperadaban, bersaing di tingkat global, dengan pemanfaatan TIK secara tepat dan benar.

Penasihat Debby Fienta L. Pane Pemimpin Redaksi Hendra Yudha Redaktur Pelaksana Imam Tamaim Redaksi Rizki Ardhani S. Putri Limilia Siti Nurjannah Tambunan Desain Grafis Putri Rahmadewi Administrasi & Keuangan Nurul Fitriah Alamat Redaksi JL. Pulo Macan V No. 47/49 Tomang - Jakarta Barat - 11440 Tel : 021 566 8761 Fax : 021 5696 3052 Email indonesiaterdidiktik@gmail.com Website www.indonesiaterdidiktik.org

Wassalam, Hendra Yudha

5

edisi edisi november november 2014 2014


laporan utama

Setelah Mata Pelajaran TIK Tiada K

yang pasti, tapi sebagai ilustrasi, rata-rata setiap sekolah di tingkat SMP dan SMA memiliki dua guru mata pelajaran itu. Sementara data Kemendikbud menunjukkan jumlah SMP di Indonesia mencapai 37. 349 unit dan SMA serta SMK sedikitnya mencapai 18.357 unit. Kurikulum 2013 yang meniadakan mapel TIK tentu saja berdampak terhadap puluhan ribu guru itu. Mereka terancam tidak lagi mempunyai kelas mengajar. Belum lagi nasib para mahasiswa yang kini tengah menempuh pendidikan sebagai guru TIK. Selain itu, pendidikan TIK bagi anak-anak ke depan juga menjadi tidak jelas. Alasan-alasan inilah yang mendasari sejumlah pihak untuk mengusulkan adanya evaluasi terhadap kurikulum baru ini. Sejumlah cara sudah ditempuh. Misalnya yang dilakukan pakar telematika Onno W Purbo, dia mengirim surat kepada Mendikbud untuk mengungkapkan keprihatinannya mengenai posisi TIK (ICT) di Kurikulum 2013. Dalam surat yang juga dipublikasikan di bloggerborneo.com itu Onno menilai guru TIK dan TIK di sekolah sebagai kunci dan aset yang sangat strategis untuk bangsa Indonesia ke depan. Khususnya untuk memenuhi hak asasi bangsa menjadi pandai dan dapat mengeksplorasi pengetahuan tanpa dibatasi struktur sekolah, ruang kelas, bangunan dan waktu. “Saya prihatin mendengarkan cerita guru TIK yang harus menjelma menjadi guru BK, guruguru mapel lain, bahkan menjadi jajaran birokrasi di Dinas. Diknas kehilangan aset yang luar biasa dan harus memulai banyak hal dari nol jika ini dibiarkan. Diknas harus cepat mengubah arah gerakan ini agar pondasi pendidikan tidak goyah dan mampu mendukung perubahan bangsa menuju

urikulum baru tahun 2013 yang sudah dijalankan secara bertahap sejak setahun lalu benar-benar menjadi kejutan sekaligus membuat bingung para guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Pasalnya, TIK yang sebelumnya menjadi mata pelajaran inti ditiadakan dalam kurikulum baru tersebut. Hilangnya mata pelajaran (mapel) TIK di SMP dan SMA serta Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI) di SMK pada Kurikulum 2013 menyita perhatian banyak kalangan. Dari mulai pengamat pendidikan, praktisi, dan terutama guru Mapel TIK itu sendiri. Tak pelak, protes pun bermunculan. Mulai dari mempertanyakan bagaimana mengelola kompetensi TIK peserta didik hingga nasib para guru TIK ke depan. Ujungujungnya, kurikulum baru ini menuai pertentangan dari sejumlah pihak. Meski ditentang, pemerintah dalam hal ini Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Mohammad Nuh, berkali-kali menegaskan bahwa mata pelajaran TIK tidak dihapus hanya saja diintegrasikan ke semua mata pelajaran. Mapel TIK tidak lagi menjadi mapel inti mulai tahun ajaran 2014/2015. Nuh bersikukuh bahwa selama ini Kemendikbud berkeyakinan TIK itu tidak perlu diajarkan secara khusus dalam mata pelajaran tertentu. Tetapi kemampuan TIK bisa diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar. Dia juga menegaskan bahwa kurikulum baru ini dimaksudkan agar tidak membebani siswa di luar kompetensi yang harus dimiliki. Di seluruh Indonesia jumlah guru TIK mencapai puluhan ribu. Memang belum ada data jumlah

6

edisi november 2014


7

edisi november 2014


foto dok DPF (BF)

knowledge based society,” tulis Onno pada surat yang dikirimkan ke Mohammad Nuh itu bulan April lalu. Dia mengusulkan kepada Mendiknas setidaknya tiga poin terkait TIK di kurikulum 2013. Pertama, mapel TIK tetap dipertahankan, lebih baik lagi jika dikembangkan untuk menunjang transformasi seluruh sekolah menjadi e-learning atau e-school. Kedua, ubah isi mapel TIK menjadi penunjang eksplorasi pengetahuan siswa. Mengubah isi TIK dari skill menggunakan komputer menjadi keterampilan untuk eksplorasi pengetahuan, seperti simulasi berbagai bidang ilmu, akses ke e-library, online learning menggunakan moodle, dll. Ketiga, berdayakan guru TIK agar mendukung eksplorasi pengetahuan dan e-learning berbasis open source. Proses ini dimungkinkan jika guru TIK diberdayakan dengan baik. Cara lain juga ditempuh oleh asosiasi guru TIK dan KKPI. Sebagaimana diketahui, di awal 2014, jelang peniadaan mapel TIK benar-benar dilaksanakan, sejumlah guru membentuk Asosiasi Guru TIK dan KKPI Nasional (AGTIKKNAS). Sejumlah seminar, aksi, hingga pertemuan dengan pihak Kemendiknas mereka lakukan untuk memastikan kejelasan nasib mapel TIK di sekolah dan juga nasib para gurunya. Wijaya Kusumah, Sekjen AGTIKKNAS

menjelaskan, pihaknya ingin memperjuangkan TIK sebagai ilmu pengetahuan, karena sementara ini pemerintah menganggap TIK sebagai tools semata, sebab itu di kurikulum baru ini mapel TIK ditiadakan. “Tapi ternyata perjuangan kami susah, karena untuk mengembalikan TIK ke kurikulum harus mengubah Peraturan Pemerintah (PP) No. 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan. Jalannya panjang karena harus lewat DPR dan Presiden,” papar pria yang akrab disapa Omjay ini. Oleh karena itu, kata dia, yang paling mungkin diperjuangkan saat ini adalah mendesak Mendiknas lewat pembuatan Peraturan Menteri (Permen) yang mengatur peran guru TIK setelah mapel TIK ditiadakan. “Inilah yang sedang kita perjuangkan. Tanggal 2 Mei lalu kita sudah ketemu pak menteri beserta jajarannya, mereka berkomitmen bahwa tidak ada satu pun guru TIK yang bakal dirugikan. Mereka juga menjamin tidak akan ada guru TIK yang terzalimi,” jelasnya. Sebagai asosiasi, AGTIKKNAS tentu juga mengajukan poin-poin penting untuk dimasukkan ke dalam Permen tersebut. Misalnya, tentang peran sebagai guru pembimbing TIK, sebagai fasilitator sesama guru dalam menggunakan TIK untuk persiapan, pelaksanaan, dan penilaian

8

edisi november 2014


sumber: bapsi.gunadarma.ac.id

pembelajaran, mengampu mapel TIK dan KKPI dan sebagainya. Omjay berharap masukan dari asosiasi bisa diakomodasi oleh pemerintah lewat Permen. Belum ada kejelasan yang konkret mengenai nasib guru TIK, meski dalam berbagai kesempatan Mendikbud berkali-kali menegaskan, pihaknya telah menyiapkan strategi untuk mengatasi dampak penghapusan mapel TIK. Dia menjanjikan aturan baru tentang guru TIK lewat Permendikbud. Sejumlah alternatif ditawarkan, misalnya guru TIK bisa mengampu mapel lain yang terkait tetapi harus ikut pelatihan tambahan. Atau mereka bekerja seperti guru bimbingan konseling (BK) tetapi di bidang TIK. Hak-hak mereka tetap akan dipenuhi dengan syarat tertentu. Kehadiran TIK dalam dunia pendidikan Indonesia pada awalnya disambut postif, namun penghapusan TIK sebagai mata pelajaran membersitkan tanda tanya besar. Apakah TIK sudah dianggap tidak penting lagi dalam dunia pendidikan? Tentu saja bukan hal mudah menjawabnya. Pihak pemerintah sendiri menyangkal bahwa kurikulum 2013 “menganak-tirikan� TIK dalam dunia pendidikan. Mereka berkilah, justru ini upaya meningkatkan penggunaan TIK dalam setiap mata pelajaran. Dalam arti, seluruh guru dituntut mampu

memanfaatkan TIK sebagai medium pembelajaran. Tapi yang perlu diingat, integrasi TIK ke dalam semua mata pelajaran jelas membutuhkan persiapan teknis dari para guru itu sendiri. Sementara, di pihak lain banyak guru yang belum siap, terutama di daerah, untuk memanfaatkan TIK dalam mengajar. Lalu, ke mana sebetulnya anak didik kita ini akan dibawa dalam konteks pemanfaatan TIK yang luas? Bagaimana pula dengan kesiapan sistem, kompetensi guru, dan sebagainya? Mari kita renungkan. (imt/berbagai sumber)

9

edisi november 2014


seputar kita Forum EII: Wujudkan Smart City Lewat TIK Penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) adalah wajib dalam mewujudkan kota yang maju dan moderen. Karena itu, Forum e-Indonesia Initiatives (EII) meneguhkan komitmen untuk mewujudkan hal tersebut dengan menggelar Konverensi EII ke-10 di kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), 24-25 Juni 2014. Dalam kesempatan ini, lima wali kota terbaik dalam kebijakan TIK diundang untuk mempresentasikan kebijakan TIK di masing-masing kotanya. Kelima wali kota itu adalah Wali Kota Bandung, Wali Kota Aceh, Wali Kota Bogor, Wali Kota Surabaya, dan Wali Kota Makassar. Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dalam pemaparannya mengatakan, Setidaknya ada 5 langkah yang dibangun pihaknya dalam mewujudkan smart city. Di antaranya membangun infrastruktur, smart governance, dan membangun Bandung teknopolis. “Seminggu setelah dilantik, saya mewajibkan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) membuat account Twitter. Ini dilakukan untuk meningkatkan pelayanan publik dan agar keluhan masyarakat bisa langsung dapat ditangani, jelas Emil di Aula ITB, Jln. Ganseha Bandung, Selasa (24/6). EII adalah forum konverensi tahunan yang sudah dimulai sejak 2005. (imt)

Festival TIK 2014 Digelar di Manado Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) 2014 kali ini digelar di Manado Sulawesi Utara dengan tema “Si Tou Timou Tumou Tou Deng TIK”. Sebelumnya Festival TIK digelar di Bandung pada 2012 dengan tema “Wilujeng Surfing”, kemudian di Surabaya pada 2013 dengan tema “Jer Basuki Mowo Tekno”. Sebanyak 26 provinsi dan 47 kabupaten/kota di Indonesia mengikuti festival yang berlangsung selama dua hari, 3-4 Juni 2014, tersebut. “Festival mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dengan kehadiran Dirjen Aplikasi Informatika Bambang Heru Tjahyono,” kata Wakil Wali Kota Manado Harley Mangindaan di Manado, Selasa (3/6/2014). Harley mengatakan, festival ini digelar oleh para relawan (TIK) Manado dan Sulawesi Utara dan mendapatkan perhatian dari ribuan peserta yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Ia mengajak para stakeholder yang telah membantu pertumbuhan TIK di Manado terus mengembangkannya untuk kemajuan kota ke depan. “Selama ini mereka sudah banyak mengimplementasikan program-programnya seperti ‘Bunaken Digital Island’ dimana pulau tersebut menjadi spot perkembangan TIK. Festival TIK adalah ajang kerja sama antar komunitas TIK seluruh Indonesia. (republika.co.id)

10

edisi november 2014


inside

Gerakan IndiTIK,

Tumbuhkan Public Awareness

T

eknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) kini sudah bukan ‘barang’ langka di masyarakat. Sadar atau tidak, masyarakat di perkotaan maupun di pelosok desa telah banyak menggunakan perangkat TIK. Menurut data, di Indonesia sekitar 82 juta orang menggunakan internet atau peringkat ke-8 terbesar di dunia. Saat ini adalah hal biasa sepasang manusia yang berasal dari dua tempat berbeda, bahkan bermilmil jaraknya. Tanpa bertemu muka sebelumnya, namun tiba-tiba bersatu di pelaminan. Atau dua orang pelajar di dua benua yang terpaut jarak ribuan kilometer, tak pernah bertemu muka, namun bisa saling berdiskusi dan tukar informasi tentang banyak hal dengan sangat mudah dan biaya relatif murah. Semua itu bisa karena pemanfaatan TIK. Semua yang awalnya tidak mungkin, di era internet menjadi mungkin. Namun demikian, setiap kemajuan yang positif selalu saja diiringi dampak negatif. Ini rupanya sudah menjadi hukum alam. Seiring banyaknya manfaat TIK, penyalahgunaannya pun kian marak pula. Dari mulai untuk tujuan kriminal, pornografi, politik kotor, dan banyak lagi. Kondisi ini tentu saja memprihatinkan kita. Sementara, di sisi lain pendidikan TIK di masyarakat masih jauh dari memadai. Sudah itu, dalam kurikulum pendidikan tahun 2013 mata pelajaran TIK dari mulai tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK ditiadakan pula.

Djalaluddin Pane Foundation (DPF) sebagai lembaga nirlaba yang konsen di bidang pendidikan, khususnya TIK dan nurani ihsani tentu tidak mau tinggal diam. Kami menggagas sebuah gerakan sosial (social movement) bernama Indonesia Terdidik TIK (IndiTIK). Tujuannya, menumbuhkan kepedulian atau awareness di tengah masyarakat tentang pentingnya penggunaan dan pemanfaatan TIK secara produktif dan edukatif. Kami memulainya dengan ajakan. Salah satunya lewat ‘Gerilya Stiker’ pada Minggu, 25/5/2014, di jalur Car Free Day (CFD) Jakarta. Inti kegiatan ini adalah berbagi ribuan stiker kepada masyarakat yang berisi ajakan terdidik TIK dan menolak Gaptek (gagap teknologi). Dari stiker tersebut masyarakat bisa melakukan scan kode QR (Quick Response) untuk mengakses website IndiTIK atau fanpage Facebook dan Twitter yang berisi tentang informasi, program kegiatan, dan bagaimana publik bisa berpartisipasi. Ke depan, gerakan IndiTIK tentu akan melibatkan banyak partisipasi publik, baik sebagai agen, aktivis, armada, atau sebagai donatur secara personal, lembaga, atau perusahaan. Kami akan memfasilitasi partisipasi masyarakat itu dalam bentuk seminar, pelatihan, sumbangan LCD ke sekolah-sekolah, atau program kegiatan lain yang relevan dengan tujuan pendidikan TIK di masyarakat, khususnya di dunia pendidikan. (imt)

11

edisi november 2014


pojok blog

Ngeblog di Tengah ‘Gempuran’ Jejaring Sosial

D

Derasnya arus popularitas jejaring sosial seperti facebook, twitter, path, dan sebagainya memunculkan pertanyaan: apakah blog kini benar-benar telah mati? Lalu ada yang berpikir bahwa kehadiran jejaring sosial menjadi ancaman bagi keberadaan blog dan para blogger? Kekhawatiran ini sebenarnya sudah lama terlontar, terutama di kalangan para blogger sendiri. Kenyataan pula, perlahan-lahan sejumlah blog kini mulai banyak yang “mati suri� atau kalaupun hidup update hanya sebulan sekali. Namun demikian, pemikiran dan kekhawatiran bahwa blog bakal ditinggal atau mati dengan sendirinya karena para blogger beralih ke media sosial tentu saja tidak sepenuhnya benar. Sebab sejatinya blog dan media sosial memiliki perbedaan serta sisi kekurangan dan kelebihan masingmasing. Meskipun jejaring sosial saat ini jauh lebih populer dan diminati ketimbang blog, bagaimanapun blog tetap masih memiliki keunggulan. Meski kita enak bercakap-cakap, bercengkerama, dan berinteraksi di jejaring sosial, tapi media ini memiliki kekurangan yang fatal, yaitu tidak terarsip dengan baik dan ide terpecahpecah dalam karakter terbatas sehingga berpotensi disalahpahami. Kultwit di twitter misalnya, memang ampuh, tapi tak banyak yang suka baca tweet satu per satu. Walhasil, kultwit pun akan hilang dan sulit dicari lagi. Dari sisi ini blog jelas memiliki kelebihan. Tulisan kita bisa panjang sehingga teks dan konteksnya dapat terjaga dengan baik. Dan terpenting, tulisan kita terarsip dengan baik dan rapi di blog, serta mudah ditemukan oleh pencarian Google.

12

edisi november 2014


Antara blog dan jejaring sosial: Timeline jejaring sosial seperti facebook/twitter begitu cepat, membuat postingan turun peringkat karena postingan-postingan baru, meski isinya tidak penting. Meski postingan di jejaring sosial isinya sangat penting dan akan bermanfaat buat orang banyak, tapi tidak muncul di hasil pencarian google. Hanya orangorang tertentu saja yang dapat melihatnya. Di blog, tulisan yang diposting akan terdokumentasi dengan baik, sehingga kita bisa mengakses arsip-arsip dengan mudah berdasar kategori. Tulisan di blog terindeks oleh google dengan sendirinya. Bahkan kalau mahir bisa submit lewat google webmaster atau sejenisnya. Postingan di blog berumur panjang, sepanjang masa hosting blog tersebut. Jika beruntung, blog bisa menghasilkan pundi-pundi uang.

Sebagian orang hingga saat ini masih tetap memilih setia menulis di blog ketimbang di jejaring sosial, apalagi untuk tulisan-tulisan yang panjang. Namun demikian, sebetulnya blog atau jejaring sosial itu bukanlah untuk dipertentangkan. Menjadi pilihan, dimana kita harus meninggalkan satu di antara keduanya. Keduanya bisa saja digunakan bersamaan untuk saling menyempurnakan, mengingat kekurangan dan kelebihan yang dimiliki oleh keduanya. Kalau diibaratkan rumah, blog itu ibarat rumah kita. Tempat yang memegang peranan penting bagi diri kita. Tempat yang boleh dikata lebih pribadi, kaya dengan konten yang menginformasikan siapa diri kita. Nah, pertanyaannya, kalau kita aktif ngeblog dan juga berjejaring sosial, pertimbangan apa yang membuat kita memutuskan konten ini untuk blog dan yang lain untuk jejaring sosial? Prinsipnya, postingan di blog harus lebih luas dan mendalam ketimbang di jejaring sosial. Misalnya,mempertimbangkan headline yang berani, gambar yang eye-catching, serta memberitahu

pembaca mengenai sebuah informasi atau cerita yang menarik. Perlu diingat, blog juga merupakan sumber bagi para pembaca tulisan-tulisan kita. Oleh karenanya, ajarkan kepada mereka sesuatu yang menunjukkan keahlian kita di bidang tertentu. Sementara jejaring sosial semacam Twitter, Facebook, Tumblr, dan Pinterest, adalah platform yang sangat membantu menghubungkan rumah (blog) kita kepada khalayak. Me-link-kan posting blog lewat jejaring sosial adalah cara yang efektif dalam mendorong kunjungan berulang ke blog kita. Jadi, bagi para blogger yang sudah punya blog tak perlu khawatir aktivitas ngeblog akan kehilangan makna dengan semakin populernya jejaring sosial. Teruskan saja ngeblog. Sementara bagi yang baru berencana ngeblog, tak perlu pula bingung memilih antara blog atau jejaring sosial, sebab keduanya bisa saling mendukung dan menyempurnakan. Yang mesti kita pikirkan adalah, bagaimana mengisi konten yang baik, menarik, dan bermanfaat, secara terus-menerus, baik di blog maupun jejaring sosial. (imt)

13

edisi november 2014


entrepreneurship

5 Cara Membangun Integritas Anda

I

ntegritas merupakan sikap yang bakal banyak mempengaruhi kehidupan Anda, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, maupun bisnis. Bagi seorang entrepreneur sikap ini penting dan harus terus menerus dibangun. Untuk itu, Anda harus punya kesediaan diri mengubah kebiasaan lama dengan kebiasaan baru. Tentu saja tak mudah, dan niat yang kuat merupakan hal terpenting, selebihnya menindaklanjuti niat tersebut dengan sebuah komitmen serta tindakan-tindakan yang tepat dan terarah. Berikut ini lima langkah yang disarankan untuk mengatur langkah dalam membangun integritas diri Anda.

14

Buatlah janji-janji dan menepatinya. Janji adalah bagian pertama dari sebuah keputusan, merupakan sebuah tanggung jawab yang telah Anda ambil. Apabila Anda tidak menepati atau menindaklanjuti janji-janti tersebut, maka Anda berarti telah kehilangan fokus dan bahkan mungkin telah gagal dalam memenuhi tanggung jawab Anda sendiri. Jadi, bijaksanalah dalam menjaga dan memenuhi kewajiban Anda agar tepat pada waktunya. Tapi jangan lupa juga, berikan cukup waktu untuk momen-momen penting bagi diri sendiri, keluarga, dan orang-orang tercinta, sebelum setumpuk pekerjaan membuat Anda tak punya waktu untuk mereka lagi. Tentu saja, tanpa membuat janji-janji Anda kepada pihak lain tidak tertepati.

1.

edisi november 2014


Bersikap jujur dalam setiap komunikasi. Melatih integritas dalam komunikasi salah satunya dengan cara mengatakan apa yang akan Anda lakukan, dan kemudian Anda benar-benar melakukannya. Orang mengerti bahwa hidup ini penuh dengan tantangan. Oleh sebab itu, ketika Anda berkomunikasi secara jujur kepada orang lain tentang kewajiban Anda, dan kenapa sesuatu bisa terjadi atau tidak terjadi dalam kerangka waktu yang dijanjikan, kemungkinan besar mereka akan mengerti. Cobalah untuk tidak over-komitmen hanya untuk menyenangkan orang lain. Sebab hal ini justru akan menyebabkan Anda kehilangan integritas dan menimbulkan kegagalan hubungan dengan pihak lain.

Tetap fokus. Pernahkah Anda mengamati bahwa ketika perhatian Anda berkurang atau bahkan hilang, maka segala sesuatu yang ada di sekitar Anda pun ikut terkena dampaknya. Memang, berjalan seimbang dalam hidup, misalnya untuk menjaga diri sendiri, rumah tangga, sekaligus juga bisnis, itu tidak mudah. Oleh karena itu, membuat daftar atau mengatur alarm pada posel atau kalender digital merupakan hal sederhana namun diperlukan dalam rangka menjaga fokus Anda. Selain itu, memberitahu orang terdekat (teman, keluarga, kolega) mengenai komitmen Anda, juga membantu langkah Anda tetap terukur.

2.

4.

Menerima pengaruh yang tepat. Untuk meningkatkan integritas Anda, libatkan diri Anda dengan orangorang yang Anda kagumi. Kalau tidak, bacalah buku-bukunya, dengarkan ceramah-ceramahnya, baik lewat rekaman audio visual maupun lewat seminar langsung dengan tujuan menuntun Anda ke arah yang tepat. Apa yang masuk ke dalam pikiran Anda akan sangat berpengaruh terhadap ‘proyek-proyek’ hidup yang Anda jalankan. Sejatinya, integritas Anda dalam kehidupan sangat dipengaruhi oleh apa saja yang masuk ke dalam pikiran Anda.

5.

Membuat diri dan lingkungan sekitar tetap baik dan teratur. Hal ini tentu saja harus dimulai dengan pengakuan bahwa Anda adalah inti dari segala macam urusan yang Anda miliki. Sulit rasanya untuk memberi pengaruh di dalam suatu kehidupan jika Anda tidak pernah meluangkan waktu untuk menyadari di mana posisi Anda dalam suatu lingkungan. Lakukan hal-hal kecil yang memiliki makna untuk diri Anda. Pertanyaan-pertanyaan ini coba Anda jawab. Misalnya, kapan terakhir kali Anda meluangkan waktu untuk membaca buku? Apa yang terjadi dengan proyek yang dimulai tiga tahun lalu dan tidak pernah selesai? Bagaimana nasib hobi yang Anda sukai tapi telah lama Anda tinggalkan karena sibuk mencari uang?

3.

(sumber:entrepreneur.com/foto:beckylagace.com)

15

edisi november 2014


tips & trik

10 Netiket Bagi Pengguna Internet

S

kekerasan, pornografi, serta perbuatan kriminal lainnya. 5. Hargai waktu. Anda harus menghargai waktu orang lain. Anda sering bilang “Time is money”. Orang lain juga begitu, mereka tidak suka menerima sesuatu yang tidak penting dari Anda seperti spam, postingan tidak penting, dan sejenisnya. 6. “Mulutmu adalah harimaumu,” postingan Anda mencerminkan siapa diri Anda, karena itu, harus bisa Anda pertanggungjawabkan. 7. Tunjukkan kepakaran. Anda semua punya keahlian atau kepakaran di bidang masing-masing. Sebagaimana halnya pula orang lain. Karena itu, jangan sekali-kali melecehkan orang lain karena tidak sepaham dengan Anda. Lebih baik tunjukkan keterampilan Anda agar membuat orang lain mendapat manfaat dari kepakaran Anda. 8. Berani memadamkan api “peperangan”. Ketika ada orang atau kelompok yang bertikai di internet. Padamkan pertengkaran dengan kepakaran Anda. Jangan sekali-kali malah justru memanas-manasi. Sebab, jika demikian Anda akan menjadi orang yang buruk di internet. 9. Hormati privasi orang lain. Masing-masing orang punya ruang pribadi. Kita tidak boleh memasuki rumah atau kamar orang lain tanpa izin. Demikian pula di internet. Anda harus punya sopan santun dan tidak boleh mengacak-acak urusan orang lain. Menghormati privasi orang lain di internet sama pentingnya dengan menghormati orang lain di dunia nyata. 10. Jangan menggunakan kekuasaan Anda. Jangan mentang-mentang Anda jago dalam internet dengan seenaknya melakukan spaming, hecker, dan sebagainya. (video.kompas.com)

ebagai pengguna internet aktif, baik dalam hal bersosial media, ngeblog, forum, dan seterusnya, kita tentu saja tidak ingin terbelit masalah. Apalagi masalah tersebut sampai menjerat kita ke ranah hukum. Akhir-akhir ini semakin banyak orang diadukan ke polisi gara-gara dianggap menghina orang lain lewat media sosial seperti facebook atau twitter. Sebagian kasus ditindak lanjuti oleh kepolisian, bahkan dalam kasus penghinaan yang dilakukan Benny Handoko terhadap M Misbakhun setahun silam, pelaku sempat ditahan di Cipinang. Benny lewat akun twitternya @benhan ketika itu ‘berkicau’ bahwa Misbakhun sebagai perampok Bank Century. Misbakhun tidak terima, Benhan pun dilaporkan ke polisi. Nah, Anda tentu tidak menginginkan hal ini terjadi pada Anda, bukan? Karena itu, perhatikan 10 Netiket atau etika berinternet, sebagaimana disampaikan jurnalis dan pegiat sosial media, Pepih Nugraha berikut ini: 1. Think before you post. Pikirkan dengan baik apa yang akan Anda posting, apakah menghina seseorang, mempertentangkan suku, agama, ras, atau golongan, atau menistakan orang lain. 2. Ingat ada orang. Jangan menganggap Anda memposting sesuatu di dunia yang kosong. Satu detik Anda memposting tulisan di sosial media atau blog, satu detik kemudian akan banyak orang yang membacanya. 3. Tahu di mana diri kita berada. Anda harus memahami relativisme budaya. Bahwa budaya kita dengan budaya orang lain itu belum tentu sama. Sehingga berhati-hati menyinggung budaya orang lain. 4. Patuhi standar perilaku di dunia maya sebagaimana mematuhi standar perilaku di dunia nyata. Seperti tidak mencuri, menjiplak, melakukan

16

edisi november 2014


17

edisi november 2014


jendela

Siapa yang Berani Gagal, Dia yang Berani Sukses Oleh: Awang Surya

aneh, kita tidak jera. Kembali mencoba - kembali jatuh, mencoba lagi - jatuh lagi. Begitu terus berulang dan akhirnya bisa. Sesungguhnya kita bisa bersepeda karena pernah jatuh. Kita pernah gagal tapi belajar dari kegagalan itu. Kegagalan adalah jembatan keberhasilan, begitu ungkapan populernya. Kalau saja saat itu kita kapok dan tidak mau terus belajar maka pasti sampai hari ini kita tidak akan bisa naik sepeda. Sayangnya, hari ini pesan dari pelajaran naik sepeda itu tidak lagi membekas. Beberapa orang takut “jatuh� sehingga membuatnya kehilangan kesempatan berprestasi. Hendak memulai usaha takut bangkrut. Ingin melamar pekerjaan takut ditolak. Mau menyampaikan ide takut ditertawakan orang. Inilah masalah besar yang harus dikikis habis! Bukalah catatan sejarah kehidupan orangorang besar yang namanya harum dikenang sepanjang masa. Mereka bukanlah orang-orang yang luput dari kegagalan. Albert Einstein, fisikawan besar abad 20 pernah mengatakan, “Saya berhasil sekali dan gagal 99 kali.� Artinya, untuk menghasilkan satu karya Einstein telah melakukan 99 kali percobaan yang berujung dengan kegagalan. Kolonel Sanders sang pemilik resep ayam KFC yang terkenal itu telah ditolak oleh 1009 rumah makan sebelum akhirnya ia menemukan yang

C

obalah bertanya kepada beberapa orang, siapa yang ingin sukses. Jawabannya mudah ditebak, 100 persen akan mengangkat tangan. Tetapi cobalah dengan pertanyaan sebaliknya, siapa yang ingin gagal, pasti tidak ada yang mengangkat telunjuk. Itulah realitas yang tak terbantah. Semua orang berharap sukses dan tidak mau gagal. Seorang pekerja ingin sukses dengan pekerjaannya. Tugas bisa dituntaskan tepat waktu, target bisa dicapai atau bahkan dilampaui. Dan sebagai imbalannya karier melesat. Gaji dan fasilitas yang diidamkan berhasil direngkuh. Seorang wirausahawan juga ingin sukses dalam usahanya. Semua perusahaannya berjalan lancar dan saban tahun membukukan keuntungan yang berlipat. Begitulah, kesuksesan adalah mimpi indah yang ditunggu-tunggu sedang kegagalan adalah mimpi buruk yang dihindari. Tetapi benarkah kegagalan adalah sesuatu yang perlu ditakuti? Masih ingatkah akan masa kanak-kanak, saat kita belajar mengendarai sepeda? Ya, saat itu bersepeda adalah hal yang amat sulit. Harus menatap ke depan. Harus memegang stang kendali erat-erat. Harus mengayuh pedal kuat-kuat. Harus begini dan harus begitu. Tetapi ketika aturan itu kita laksanakan hasilnya tetap sama, yaitu jatuh. Bahkan bukan hanya sekali, berkali-kali. Tetapi

18

edisi november 2014


gagal lagi. Umur 43 tahun ia kalah dalam pemilihan anggota kongres. Dan kegagalan yang sama terulang saat usianya 48 tahun. Masuk usia 55 tahun ia kalah dalam pencalonan anggota senator. Umur 56 tahun ia gagal menjadi wakil presiden. Umur 58 tahun, sekali lagi kalah dalam pencalonan sebagai senator. Baru pada usia 60 tahun ia terpilih menjadi presiden Amerika Serikat. Tahukah Anda siapa pria itu? Dialah Abraham Lincoln, salah seorang presiden besar yang pernah dimiliki bangsa Amerika Serikat. Ternyata orang-orang sukses bukanlah orang yang tidak pernah gagal. Orang sukses adalah orang-orang yang bisa mengambil pelajaran dari kegagalan, kemudian bangkit untuk mencoba lagi.

mau menerima resepnya. Andai saja Kolonel Sanders berhenti setelah menerima penolakan yang ke seribu maka pasti kita tidak akan bisa menikmati kelezatan fried chicken KFC. Kisah lain, tentang kegigihan Thomas Alfa Edison, sang penemu bola lampu listrik. Sebelum berhasil Thomas Alfa Edison telah melakukan percobaan sebanyak 999 kali dengan hasil gagal. Saat ada orang bertanya, “Apakah Anda mau gagal sampai seribu kali?” ia menjawab, “Aku tidak gagal, aku baru menemukan cara lain.” Itulah orang-orang yang melihat kegagalan sebagai sesuatu yang lumrah dalam kehidupan. Bagi mereka kegagalan adalah jalan yang menunjukkan arah keberhasilan. Menutup tulisan ini perlu kita membaca riwayat hidup pria berikut ini. Pada umur 31 tahun ia gagal dalam berusaha. Umur 32 tahun ia kalah dalam pemilihan legislatif. Saat usianya 34 tahun kegagalan dalam pencalonan yang sama ia alami lagi. Umur 38 tahun dalam pemilihan umum ia

*) Awang Surya, penulis dan motivator. “Pak Guru” (Penerbit Ersa, Jakarta:2014) adalah novel terbarunya.

19

edisi november 2014


wawancara tokoh Dakwah Lebih Profesional dengan TIK KH. M. Thoha, Pengasuh Pondok Pesantren Mahirul Hikam As-Salafi Jateng

B

ertemu dengan sosok kyai yang satu ini, awalnya tak menyangka ia punya perhatian yang besar terhadap pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maklum, Abah Thoha, demikian ia biasa dipanggil oleh para santrinya, merupakan pengasuh pondok pesantren salaf (tradisional) yang terletak cukup jauh dari pusat kota, tepatnya di dusun Talok, Payudan, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang. masjid tidak muat, sehingga harus gelar tikar di luar. Saya membaca beberapa kitab kuning. Jamaah pengajian ini berasal dari berbagai macam kalangan. Setelah itu, saya juga mendirikan Jamaah Takmir Masjid (JTM), saya bentuk pengurus harian sampai tingkat korlap di desa-desa. Anggotanya tersebar di wilayah Semarang, Boyolali, dan Salatiga. Setiap dua bulan sekali kita muter ke masjid-masjid di wilayah itu. Lalu saya juga mengadakan Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), ini juga berkembang di 17 wilayah sekitar. Ini semua, semata-mata cara saya untuk mengembangkan agama di masyarakat. Termasuk keinginan saya menerapkan TIK di pesantren. Tidak lain, supaya dakwah kita bisa lebih profesional, wawasan lebih luas dan bisa sampai ke berbagai lapisan masyarakat. Dakwah sekarang ini tidak cukup hanya menggunakan corong dari atas mimbar saja, tapi bisa lewat bantuan TIK, ini akan lebih canggih lagi. Tidak takut dengan penyalahgunaan TIK untuk halhal negatif dan tidak bermanfaat di kalangan santri? Oleh karena itu, kita bekali santri dengan semacam ilmu-ilmu kanuragan (spiritual), seperti puasa, wirid, amalan-amalan, dan sebagainya. Ini yang terpenting, untuk membentengi mereka

Metode dan materi pengajaran di pesantren yang bernama Mahirul Hikam As-Salafi itu pun masih memegang teguh sistem yang diterapkan para kyai zaman dulu. Seperti bandongan, sorogan, ilmu kanuragan, dan sebagainya. Dengan menamakan diri sebagai pesantren salaf saja, sudah cukup untuk menangkap kesan bahwa pesantren ini “anti� teknologi atau setidaknya tidak terlalu peduli dengan hal-hal berbau teknologi. Tapi prasangka itu hilang seketika, saat kami berbincang langsung dengan kyai yang juga pernah menjadi lurah atau kepala desa ini. Berikut petikan perbincangan kami di rumah KH. M. Thoha pada pagi yang asri, sembari menikmati segelas kopi Banaran, khas wilayah itu: Kyai, apa yang membuat Anda terdorong untuk menerapkan TIK di pesantren yang tetap mempertahankan sistem salaf ini? Misi hidup saya dari awal adalah bagaimana mendirikan pesantren dengan tujuan agar masyarakat bisa tertarik dengan agama. Saya menggunakan banyak cara, yang konvensional seperti mendirikan pengajian Selasan (pengajian tiap Selasa), itu isinya tiga saja, tahlil, mujahadah, dan shalawat, yang diikuti oleh masyarakat dan santri. Kemudian pada 2008 saya mendirikan lagi Pengajian Ahad Pagi (PAP). Jamaahnya penuh,

20

edisi november 2014


dari pengaruh negatif teknologi. Saya juga tetap mempertahankan sistem salafiyah, agar santri tetap mampu membaca kitab kuning, bisa berdakwah, mampu menyerap situasi di tengah masyarakat, tetapi tetap punya skil profesional dengan adanya penerapan TIK. Apa saja langkah Kyai untuk mengembangkan TIK di pesantren? Kami sudah membuka Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang memang khusus untuk program TIK. Lalu, kami juga mengadakan kegiatan-kegiatan seperti seminar dan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan TIK para guru dan santri di pesantren. Ke depan, kami akan terus kembangkan TIK ini untuk mendukung

kemajuan program-program dakwah kami. Apa manfaat langsung dari pemanfaatan TIK yang sejauh ini Anda rasakan? Cukup banyak. Salah satunya, saat saya diundang pengajian di Malaysia, ketika seorang jamaah menanyakan tentang pesantren Mahirul Hikam, saya cukup minta dia untuk membuka website pesantren. Ada banyak informasi yang dapat diakses kapan pun dan di mana pun. Ke depannya saya yakin TIK ini akan sangat membantu kami, mengingat kami punya rencana untuk mengembangkan cabang-cabang pesantren di sejumlah wilayah di Indonesia. Dengan TIK komunikasi akan jadi lebih mudah dan cepat. (imt)

21

edisi november 2014


jejak program

Ponpes Mahirul Hikam Jateng Selenggarakan Seminar TIK

M

inat para pendidik dan mubalig di sejumlah daerah untuk mempelajari teknologi informasi dan komunikasi (TIK) masih terbilang tinggi. Hal ini terlihat dalam Seminar TIK bagi guru dan mubalig di Pondok Pesantren Mahirul Hikam As-Salafi Semarang (31/5/2014). Sekitar 200-an peserta hadir memenuhi ruang seminar di kompleks pesantren yang terletak di Payudan, Dusun Talok, Kenteng, Kecamatan Susukan, Kabupaten Semarang ini. Seminar diselenggarakan atas kerja sama dengan Djalaluddin Pane Foundation (DPF), lembaga nirlaba yang konsen dengan program-program pendidikan berbasis TIK dan nurani ihsani. Pengasuh Ponpes, KH. M. Thoha dalam sambutannya menyatakan, pihaknya menyambut baik diadakannya seminar tersebut, apalagi pesantren yang diasuhnya itu memang tengah mengembangkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan program TIK. Dia berpandangan

22

bahwa komputer di masa sekarang telah menjadi gerbang ilmu pengetahuan. “Apalagi, komputer ini jujur. Lebih jujur ketimbang manusia. Kalau salah ya salah, benar ya benar,� demikian dia mengilustrasikan betapa penting penguasaan terhadap ilmu komputer. Sementara itu, Ketua DPF, Hendra Yudha, yang juga didapuk sebagai pembicara dalam seminar tersebut menegaskan pentingnya TIK di era sekarang, apalagi bagi dunia pendidikan. Menurut dia, DPF akan terus menjalin program-program kerja sama terkait penggunaan TIK untuk dunia pendidikan dan dakwah. “Semoga daerah-daerah lain menyusul. Sementara ini, kita fokuskan program seminar dan pelatihan di pesantren ini dulu,� jelasnya. Agus Sampurno, pembicara seminar yang juga trainer dan pendidik yang aktif menggunakan TIK dalam proses belajar mengajar menegaskan bahwa pada dasarnya penggunaan

edisi november 2014


TIK di dalam proses pembelajaran agar membuat kelas belajar menjadi menarik. TIK, kata dia, hanya mengubah cara, bukan mengubah materi pembelajaran. “Anak-anak sekarang lebih suka visual, baik foto atau video, ketimbang teks, di sinilah peran TIK,” papar Agus. Agus menyebut kategori guru atau pendidik yang memanfaatkan TIK sebagai digital immigrant mengingat mereka baru belajar komputer dan internet pada usia dewasa, bahkan ada yang sudah menjelang tua. Sementara, anakanak sekarang dikategorikan sebagai digital native karena mereka sudah belajar dan menguasai komputer serta internet sejak kecil. Sejumlah guru yang hadir sempat mengungkapkan keprihatinan mereka mengenai perkembangan TIK di wilayahnya masing-masing,

23

terutama terkait internet dan media sosial. Ini mengingat penggunaannya di kalangan anak-anak yang cenderung mengarah ke halhal negatif. Di sisi lain, para guru dan orang tua masih banyak yang “gaptek”. “Jangankan berinternet, membuka laptop saja banyak yang tidak bisa,” ujar salah seorang peserta yang juga merupakan guru senior. Sejumlah peserta seminar berharap penyelenggaraan seminar TIK yang baru diadakan pertama kali itu menjadi program awal yang bisa dilanjutkan dengan program-program berikutnya, baik berupa pelatihan, pendampingan, dan seterusnya. Sehingga tenaga pendidik dan mubalig yang tinggal di pelosok-pelosok desa pun dapat menggunakan perangkat TIK untuk kepentingan pendidikan dan dakwah mereka. (imt)

edisi november 2014


jejak program

ATTIK Sumut Gelar Pelatihan TIK untuk Para Guru di Rantau Prapat

A

rmada Trainer Teknologi Informasi dan Komukasi (AT-TIK) Sumatera Utara menggelar pelatihan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam pembelajaran. Acara dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 5-7 Juni 2014 bertempat di BLC Telkom Rantau Prapat, Labuhan Batu Sumatera Utara. Pelatihan ini memasuki angkatan yang ke-14 dan diikuti oleh para guru dari 7 sekolah yang berbeda. Kegiatan yang sudah rutin diselenggarakan tersebut didukung oleh Djalaluddin Pane Foundation (DPF), Telkom Indonesia Cabang Rantau Prapat, dan

Dewan Pendidikan Kabupaten Labuhan Batu. “Walaupun cuaca hujan, namun tak membuat para guru patah semangat dalam mengikuti pelatihan,� demikian ditulis akun twitter @ATTIK_Sumut yang melaporkan secara langsung kegiatan tersebut, Kamis (5/6/2014). Dalam kegiatan ini para guru dibekali pengetahuan teknis tentang bagaimana cara mengajar anak didik mereka menggunakan TIK. Mereka juga diberi wawasan mengenai betapa pentingnya internet di era sekarang, sebagaimana disampaikan Budi Arianto, Pimpinan Telkom Indonesia Cabang Rantau Prapat yang didapuk menjadi salah satu pembicara dalam pelatihan. Dia menyampaikan banyak hal mengenai sejauh mana perkembangan internet di Indonesia dewasa ini. Salah seorang peserta, Suyono, mengaku bahwa sebagai pendidik dirinya merasa terbantu karena mendapat banyak ilmu meski para tutornya adalah anak muda. “Mudah-mudahan ke depan, banyak anak-anak muda yang kreatif dengan pemanfaatan TIK ini agar

24

edisi november 2014


kemajuan bangsa ke depan menjadi kenyataan,” ujarnya. Fatmah, peserta pelatihan yang lain juga mengungkapkan pendapat senada, dirinya merasa seperti orang yang tidak seberapa berilmu setelah tahu bahwa banyak hal yang belum dia ketahui tentang TIK. “Saya berharap kepada anakanak, khususnya anak didik saya, belajarlah TIK dari sekarang, supaya tidak seperti saya yang buta teknologi komputer,”ungkapnya. Nurul Fauziah, trainer dalam kegiatan pelatihan tersebut menangkap kesan bahwa semangat dan antusiame para peserta begitu tinggi. Dia berharap, para peserta nantinya dapat mencari ilmu dan informasi tentang TIK lebih jauh lagi dan tidak hanya berhenti pada pelatihan saja. “Saya juga berharap setelah dari pelatihan ini,

mereka bisa menyampaikan ilmunya kepada orang lain,” kata Nurul. ATTIK merupakan organisasi yang diinisiasi oleh DPF pada 28 April 2012. ATTIK dirancang untuk melakukan serangkaian kegiatan yang bertujuan membentuk masyarakat pembelajar melalui pendidikan berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. ATTIK merupakan wadah berbasis komunitas mahasiswa dan pemuda yang peduli dengan kondisi pendidikan yang ada di Indonesia. Saat ini, telah ada empat cabang ATTIK di seluruh Indonesia, yakni ATTIK Sumatera Utara, Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. ATTIK mempunyai visi dan misi membantu bangsa ini melalui perkembangan TIK. (imt/foto: @ATTIK_Sumut)

25

edisi november 2014


jejak program

Menolak Gaptek, DPF Gerilya Stiker

Maraknya penyalahgunaan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) belakangan ini menimbulkan keprihatinan banyak pihak. Betapa tidak, penyalahgunaan TIK bukan hanya sebatas akses terhadap konten-konten terlarang, tapi sudah menjurus tindakan kriminal.

26

edisi november 2014


Oleh karena itu, pada Minggu (25/5) sekelompok anak muda yang menamakan diri agen terdidikTIK melakukan seruan ‘Menolak Gaptek’ dengan cara gowes sepeda bareng dan bagi-bagi stiker sepanjang jalur Car Fee Day (CFD) jalan Jenderal Sudirman hingga Monas Jakarta Pusat. Di sejumlah titik para agen terdidikTIK itu berhenti sekitar 5 hingga 10 menit untuk berbagi stiker kepada masyarakat atau berfoto selfie untuk diunggah ke media sosial seperti twitter dan facebook, dengan hastag #menolakgaptek dan #terdidikTIK. Event yang diberi nama ‘Gerilya Stiker’ ini digagas oleh Djalaluddin Pane Foundation (DPF), lembaga nirlaba yang konsen menangani program-program edukasi TIK di

masyarakat. Ke depan seruan ‘Menolak Gaptek’ diharapkan bakal menjadi sebuah gerakan sosial (social movement) menuju Indonesia Terdidik TIK. Executive Director DPF, Hendra Yudha pada saat melepas rombongan agen terdidikTIK ini mengatakan, bahwa tujuan gerakan tersebut untuk mendorong masyarakat agar sadar tentang pentingnya penggunaan dan pemanfaatan TIK secara produktif dan edukatif. “Pendidikan TIK di tengah masyarakat masih jauh dari memadai. Sudah itu, dalam kurikulum pendidikan tahun 2013, mata pelajaran TIK mulai tingkat SD, SMP, dan SMA/SMK ditiadakan, ini menjadi keprihatinan kita,” ujarnya. Acara yang dimulai pukul 06.00 wib. dengan rute Bend-

27

ungan Hilir-Senayan-Patung Pemuda-Sarinah-HI-Patung Kuda-Monas-Karet Setia Budi-GBK itu disambut antusiasme masyarakat yang tengah menikmati hari libur di jalur CFD. Mereka mengapresiasi gerakan yang sederhana namun penting bagi masyarakat ini. Dua orang mahasiwi Universitas Mustopo Beragama bernama Asti dan Farah ini misalnya, mengungkapkan bahwa seruan kepada masyarakat agar berinternet sehat itu sangat penting. Sebab menurutnya, saat ini internet sudah bukan lagi hal yang asing di masyarakat, khususnya di perkotaan. “Anak-anak kecil sekarang sudah biasa akses internet, tapi tanpa arahan bisa menjurus ke hal-hal negatif,” ungkap Asti. (imt)

edisi november 2014


opini

Ketika Penyimpangan Seksual Terjadi di Sekolah M. Ikhsan Shiddieqy

S

Sekolah selayaknya menjadi tempat yang paling aman dari perilaku penyimpangan moral. Di sekolah-lah seharusnya manusia dimanusiakan, orang yang bodoh dididik agar menjadi pintar, orang yang kurang baik diarahkan agar menjadi baik. Bukan hanya kepintaran, tapi juga moral yang menjadi alasan kenapa kita harus bersekolah. Maka ironis kalau penyimpangan moral justru terjadi di sekolah, seperti yang banyak kita saksikan akhir-akhir ini. Belum habis kutukan masyarakat terhadap perilaku para pelajar remaja yang hampir setiap hari terlibat tawuran. Kecaman masih terus mengalir tanpa henti. Tiba-tiba, kasus pelecehan seksual mencuat. Dan yang memprihatinkan, kasus tersebut menimpa siswa taman kanak-kanak yang tak berdaya di sebuah sekolah internasional di Jakarta yang konon begitu ketat pengamanannya. Ini tentu saja mengguncang hati nurani kita. Lima orang petugas kebersihan di sekolah itu melakukan permufakatan keji untuk melakukan pelecehan terhadap anak berusia enam tahun. Parahnya, kejadian berlangsung berulang kali sejak Februari hingga Maret 2014. Polisi menduga korban para ‘monster’ ini tidak hanya satu orang anak saja. Satu orang tersangka memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan meminum cairan pembersih

toilet di sela pemeriksaan polisi. Sungguh tindakan pengecut. Berbeda dengan keberaniannya melakukan perbuatan keji terhadap anak yang menjadi korbannya. Di waktu yang hampir bersamaan, kasus pedofilia juga terjadi di Muara Kaman, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur. Kali ini lebih biadab karena pelakunya adalah seorang guru sekolah dasar. Korbannya empat orang siswa yang masih duduk di bangku kelas tiga. Salah satu korban yang sudah menjadi pelajar sekolah menengah pertama, mengumpulkan keberanian untuk mengungkap tindakan keji sang guru tersebut kepada polisi. Begitulah sisi gelap dunia pendidikan kita. Di tengah protes dan kutukan masyarakat, tentu kita sebagai bagian dari masyarakat juga harus menyadari, bahwa ternyata banyak kelompok yang ‘berbeda’ dengan masyarakat pada umumnya. Kesadaran akan fakta ini tentu sangat menentukan bagaimana kita bersikap ke depan. Mereka yang ‘berbeda’ tentu tidak merasa dirinya berbeda. Paling tidak, mereka merasa perbedaannya itu merupakan bagian dari hak asasi yang mereka punya. Kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) sejatinya sudah terlebih dahulu membentuk komunitas secara

28

edisi november 2014


internasional sejak tahun 1990-an silam untuk memperjuangkan haknya. Saat ini juga muncul adanya gerakan dari para pedofil yang ingin diakui keberadaannya seperti LGBT. Gerakan ini sangat gencar pergerakannya di dunia maya. Mereka berlindung di balik hak asasi dan yakin bahwa pedofil merupakan sifat bawaan manusia. Kendatipun untuk yang terakhir disebut itu masih menjadi perdebatan oleh berbagai kalangan. Sementara, homoseksualitas sebenarnya bukan sesuatu yang asing di masyarakat kita. Tidak usah mundur terlalu jauh ke Kota Sodom yang mendapat hukuman Tuhan akibat perilaku homoseksnya. Indonesia punya sejarah sendiri soal hubungan sesama jenis ini. Mari kita tengok kesenian reog asal Ponorogo. Banyak versi soal asal-usul kesenian ini. Biarkanlah para sejarawan menilai mana yang benar. Tapi, dalam setiap penampilan kesenian reog, selalu ada sosok warok dan gemblak. Warok adalah sosok pria sakti yang bisa bertambah kesaktiannya jika tak berhubungan seksual dengan perempuan. Lalu, bagaimana para Warok menyalurkan hasrat seksualnya? Mereka memilih gemblak. Gemblak digambarkan sebagai pria belasan tahun berparas tampan dan bekulit putih yang ‘dipelihara’ warok untuk menjaga kesaktiannya. Warok kadang lebih mementingkan gemblak ketimbang istrinya. Hubungan khusus antara warok dan gemblak tentu tak perlu dijelaskan detail dalam tulisan ini. Dosen Universitas Airlangga, Dede Oetomo, dalam tulisan ‘Homoseksualitas di Indonesia’ menyebut ritual, tarian, dan seni pertunjukan suku-suku di Indonesia ada yang mengandung homoseksualitas. Bahkan, dalam kitab Nagarakartagama, Raja Hayam Wuruk dituliskan

gemar menari berpakaian perempuan di hadapan para menterinya. Cerita soal sejarah cukup sampai di sini saja. Sekarang mari beralih ke soal norma. Sejak dulu, agama punya satu suara menolak ‘perbedaan’ itu, meski dinamika zaman membuatnya perlahan goyah. Namun, untuk urusan pedofilia, tidak ada satu pun agama memberikan celah, begitu pula hukum dan perundang-undangan. Hal yang perlu kita sikapi adalah sekolah harus kita kembalikan fungsinya sebagaimana mestinya. Sejumlah kasus membuktikan bahwa sekolah bertaraf internasional dengan biaya yang supermahal pun tidak menjadi jaminan bahwa mutu pendidikan moralnya baik. Di luar semua itu, sebagai orang tua kita harus menyadari bahwa betapa pun anak-anak kita disekolahkan di lembaga terbaik, rumah tetaplah ‘sekolah’ terbaik bagi mereka. Semua harus dimulai dari rumah, pelajaran moral yang penting justru seharusnya diajarkan oleh orangtua di rumah. Sehingga ketika anak-anak belajar di luar atau di lembaga pendidikan, mereka tahu mana moral yang menyimpang dan mana yang tidak. Terakhir, tentu saja tugas pemerintah, dalam hal ini depertemen pendidikan dan kebudayaan untuk mengawasi secara ketat lembaga-lembaga pendidikan agar kejadian penyimpangan moral yang mengorbankan anak didik atau siapa pun tidak kembali terulang. *Penulis adalah jurnalis dan editor di bertutur.com

29

edisi november 2014


smart teacher

pembelajaran berlangsung. Lebih dari itu, guru kreatif mestinya mampu menemukan metode pembelajaran yang bermakna dan membuat anak didik bisa semakin mengerti apa yang diajarkan di kelas. Agus mengaku, meski telah banyak menulis artikel tentang metode pembelajaran, namun soal guru kreatif, atau tepatnya pembelajaran kreatif, merupakan hal baru yang mesti terus didalami untuk kepentingan pendidikan. Mengutip www.edutopia.com, Agus menjelaskan soal kondisi apa saja yang dapat membuat guru bisa menjadi kreatif: Pertama, guru menciptakan suasana kelas yang aman dan nyaman secara emosional dan intelektual. Sebab, terkadang siswa punya banyak pertanyaan di benaknya, tetapi ada perasaan malu dan takut dikira bodoh jika melontarkan pertanyaan. Sebagai guru, kerja keras kita salah satunya adalah menciptakan kelas yang memberi keamanan secara emosional bagi siswa. Memang agar menjadi siswa yang percaya diri mereka perlu mengambil

5 Cara Menjadi

Guru Kreatif

G

uru kreatif, istilah ini terlalu sering kita dengar, tapi apa dan bagaimana maksud menjadi guru kreatif, barangkali tidak semudah membayangkannya. Sebab, guru kreatif bukan sekadar guru yang mampu menghibur anak didik, membuat mereka tidak mengantuk sepanjang jam pembelajaran atau mampu mencetuskan cerita-cerita lucu dan segar agar suasana kelas penuh gelak tawa. Blogger, praktisi pendidikan, dan trainer guru kreatif Agus Sampurno berpendapat, menjadi guru kreatif seharusnya bukan sekadar mampu membuat suasana kelas menjadi enjoy oleh permainan (games) yang seru dan lucu sepanjang

30

edisi november 2014


Confused

Maybe

For Sure

Biarkan siswa memberi tanda silang (X) pada tempat dimana dia merasa cocok.

risiko, tetapi di lingkungan yang tidak mendukung kenyamanan secara emosional, siswa akan berpikir seribu kali untuk mau bertanya dan berpendapat. Anda bisa membuat peraturan kelas misalnya, ‘Tidak boleh merendahkan atau meremehkan pendapat orang lain’. Jangan lupa Anda juga memberi contoh untuk mengucapkan terima kasih dan menghargai setiap pertanyaan atau pendapat siswa Anda. Kelas juga semestinya aman secara intelektual. Siswa mandiri dan mengerti di mana letak alat tulis, karena semua hal sudah disiapkan dengan rapi dan terorganisir. Siswa juga tahu apa yang harus dikerjakan karena instruksi penugasan yang jelas oleh gurunya. Tidak hanya jelas tetapi juga menantang, dengan demikian siswa bisa mengekpresikan kemampuannya dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Kedua, guru mengukur dengan hati, seberapa besar keterlibatan (engagement) siswa dalam tugas yang ia berikan. Pertanyaan yang bersifat reflektif mengenai cara kita mengajar dan membelajarkan siswa juga sangat penting. Misalnya pertanyaan, “Jika saya adalah murid saya sekarang, seberapa senang saya diajar oleh guru seperti saya?” Seorang guru yang ahli, mampu menciptakan suasana kelas yang aktif dalam presentasi keterlibatan 100 persen. Artinya, jika seorang guru mengajar selama 40 menit, maka selama 40 menit itu pulalah, siswa belajar dengan aktif dan terlibat penuh dalam pembelajaran. Tentu bukan pekerjaan semalam untuk jadi guru seperti itu. Namun membutuhkan latihan dan terus latihan. Tapi, jalan ke arah sana akan lebih cepat apabila kita mau jujur bertanya pada diri sendiri “Seberapa besar siswa aktif atau terlibat penuh dalam pembelajaran yang saya lakukan?” Ketiga, lima menit terakhir yang menentukan. Jadikan lima menit terakhir dalam pembelajaran

Anda untuk merangkum, berbagi atau berefleksi mengenai hal yang siswa sudah lakukan selama pembelajaran. Bagilah menjadi dua pertanyaan besar, misalnya bagian mana yang paling berat dilakukan dan susah dimengerti. Pertanyaan selanjutnya, pengetahuan baru apa yang didapatkan hari ini? Dengan demikian membuat siswa berdialog dengan dirinya sendiri mengenai proses belajar yang telah dilakukannya. Keempat, menciptakan budaya menjelaskan, bukan budaya asal menjawab dengan betul. Ciri-ciri sebuah pertanyaan yang baik adalah pertanyaannya hanya satu tetapi mempunyai jawaban yang banyak. Bandingkan dengan jenis pertanyaan yang hanya mempunyai satu jawaban. Yang terjadi malah siswa berlomba menjawab dengan benar lewat segala cara, termasuk mencontek. Budayakan pula perdebatan atau percakapan akademis di kelas. Saat mendengarkan rekan mereka berbicara dan berargumen, mereka akan belajar memilih dan membandingkan pendekatan atau cara yang orang lain lakukan untuk menjawab sebuah masalah yang guru berikan.Saat memberikan soal, berilah siswa beberapa peluang kemungkinan dalam menjawab. Kelima, ajarkan kesadaran kepada siswa dalam memandang pengetahuan. Karena keterbatasan kita, terkadang kita sudah membuat mereka menebak atau mengarang-ngarang sebuah jawaban demi mendapatkan hasil yang benar. Hal ini siswa lakukan secara sadar atau tidak. Untuk itu coba kita letakkan gambar di samping soal yang kita berikan kepada siswa di kertas soal. Dengan demikian sebagai guru kita menjadi tahu saat siswa menjawab soal dengan salah tapi dengan keyakinan (for sure) atau menjawab soal dengan benar tapi dengan tidak yakin (confused). Menarik bukan? (imt/gurukreatif.wordpress.com)

31

edisi november 2014


cover story

Gaptek, No Way!

G

aptek atau gagap teknologi di era serba internet seperti sekarang mestinya sudah bukan masanya lagi. Meskipun pada kenyataannya banyak orang yang masih belum mau juga melek teknologi. Gaptek adalah sebutan bagi orang yang kurang cakap dalam penggunaan teknologi. Biasanya istilah ini digunakan dalam hal penggunaan perangkat teknologi informasi dan komunikasi seperti pengoperasian komputer, internet, handphone, gadget, dan sejenisnya. Sayangnya di kalangan yang seharusnya tidak boleh gaptek, semisal guru atau tenaga pengajar, angka gaptek masih tinggi. Fakta di lapangan menemukan banyak guru yang belum akrab dengan komputer, lebih-lebih internet. Malah ada yang memperkirakan jumlahnya mencapai 70 persen di seluruh Indonesia. Padahal, guru adalah faktor terpenting bagi masa depan anak-anak bangsa. Guru yang tak bisa memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran, tentu amat disayangkan. Banyak pengetahuan dan informasi yang ia lewatkan. Ia juga akhirnya tak dapat mengarahkan pemanfaatannya di kalangan siswa untuk hal yang positif dan edukatif. Untuk konteks saat ini, sebetulnya gaptek tidak melulu merujuk orang yang tidak bisa menggunakan perangkat teknologi informasi. Mengingat perangkat tersebut sekarang bukan barang mewah lagi. Istilah gaptek juga mestinya ditujukan bagi yang bisa menggunakan perangkat teknologi informasi tapi tidak memanfaatkannya untuk kegiatan positif. Menurut data Global Telecommunications Union (ITU) populasi pengguna internet dunia pada akhir 2014 diperkirakan menembus 3 miliar, dua pertiganya berasal dari negara berkembang seperti Indonesia. Jika tiga miliar pengguna itu aktif online bersamaan di internet, angka itu setara 40% total populasi dunia. Pengguna internet ini didominasi oleh remaja 15-19 tahun. Mengunjungi social media adalah aktivitas terfavorit mereka saat ini, selain mengunggah foto selfie. Hanya 26 persen pengguna internet yang memanfaatkan google untuk mencari bahan tugas sekolah, sebagian besar menggunakannya untuk mencari foto dan musik. Di Indonesia, pengguna internet mencapai 82 juta orang lebih atau tertinggi ke-8 di dunia. Pengguna remaja sekitar 80 persen. Tapi, apakah sudah dimaksimalkan untuk kepentingan edukasi? Belum ada penelitian lengkap mengenai itu. Yang jelas, pengguna Facebook di Indonesia termasuk peringkat ke-4 besar dunia. Internet sejatinya sangat bermanfaat. Ia menyediakan ribuan konten edukatif tapi hanya berapa persen pengguna internet yang mengetahui dan memanfaatkannya? So, jangan ada alasan untuk tidak melek teknologi. Gaptek, no way!

32

edisi november 2014


referensi buku & film Judul: Beasiswa 5 Benua: 100 Kiat Berburu Beasiswa Luar Negeri Penulis: A. Fuadi Jenis: Buku Pendidikan Tebal: 184 halaman Tahun: September 2014 Penerbit: Gramedia ISBN: 978-602-03-0848-7

Di buku ini, A. Fuadi berbagi kiat bagaimana mendapatkan beasiswa di berbagai negara. Bukan hanya sekadar teori, sebab penulis buku yang juga penulis novel best seller trilogi “Negeri 5 Menara� ini akan menceritakan bagaimana dirinya berhasil mendapat 10 beasiswa, fellowship, exchange program dan residency dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Singapura, hingga Italia. Memang, selepas lulus dari Pondok Moderen Gontor, A. Fuadi kuliah di Unpad, George Washington University dan University of London. Dia juga kerap diundang ke berbagai forum internasional dan telah berkelana ke hampir 40 negara.

Judul: Finnish Lessons Mengajar Lebih Sedikit, Belajar Lebih Banyak ala Finlandia Penulis: Pasi Sahlberg (Pakar pendidikan Finlandia dan Internasional) Jenis: Buku Pendidikan Tebal: 320 halaman Tahun: Mei 2014 Penerbit: Kaifa ISBN: 978-602-78-7046-8

Finlandia menjadi sebuah model perubahan pendidikan bagi banyak negara. Negara ini dapat mengubah sistem pendidikan dari yang bersifat elite, tak dikenal, dan tidak efisien menjadi contoh yang baik untuk keadilan dan efisiensi dalam pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan guru SD adalah salah satu pilihan paling kompetitif di universitas-universitas Finlandia. Keguruan menjadi profesi nomor wahid bagi anak-anak muda Finlandia, di atas kedokteran dan hukum. Penulis buku ini, Pasi Sahlberg, berpengalaman sebagai guru, pengajar guru, dan pembuat keputusan di Finlandia serta pakar sejumlah organisasi dan lembaga konsultasi internasional, mengungkapkan rahasia keberhasilan sistem pendidikan di Finlandia.

Judul: Yasmine Sutradara: Siti Kamaluddin Penulis Naskah: Salman Aristo Jenis: Film drama, aksi Durasi: 90 menit. Tahun: Agustus 2014 Produser: Khairuddin Kamaluddin Studio: Origin Films Sdn Bhd

Kecewa karena tidak masuk sekolah unggulan, Yasmine mengobati kekecewaannya dengan bergabung di klub silat sekolah bersama dua sahabatnya, Ali dan Nadia. Di bawah bimbingan pelatih, Yasmine dan kedua temannya berlatih untuk kejuaraan silat tingkat nasional. Namun rupanya sang ayah, Fahri, tidak setuju dengan aktivitas Yasmine. Ia melarangnya bersilat sebagai upaya menyelamatkan dirinya. Rupanya ada rahasia besar yang tersimpan antara ayah dan anak ini. Yasmine merupakan film produksi Brunei Darussalam. Namun, pemain dan kru filmnya berasal dari Indonesia, Hong Kong, Malaysia, Australia, Polandia, dan Brunei Darussalam. Ini adalah film layar lebar pertama negara tersebut semenjak tahun 1960-an. Film ini menarik karena mengangkat silat, seni bela diri yang masyhur di Indonesia.

33

edisi november 2014


social media

Google Educator Groups (GEGs) Bagi Guru yang Gemar Bersosmed

S

atu lagi berita gembira bagi para guru yang telah terbiasa memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di dalam proses belajar mengajar. Saat ini,mereka dapat saling belajar, berbagi pengalaman dan inspirasi dengan para guru lain, pengurus sekolah, ahli pendidikan, dan siapapun yang bergelut di dunia pendidikan dari berbagai penjuru dunia. Google Educator meluncurkan sebuah layanan yang menargetkan para pendidik di seluruh dunia, pada Rabu (11/06/2014). Layanan ini bernama Google Educator Groups atau GEGs. GEGs merupakan sebuah program yang ingin mendukung m a s y a r a k a t pendidik, baik secara on-line maupun off-line. Tujuannya adalah untuk membantu para guru dalam belajar, berbagi, serta menginspirasi satu sama lain guna memenuhi kebutuhan siswa mereka lewat solusi teknologi, baik di dalam maupun di luar kelas. GEGs pada dasarnya merupakan Personal Learning Network (PLN) yang menggunakan Google+ (Google Plus) sebagai tulang punggungnya. GEGs digerakkan secara lokal oleh para relawan dan sepenuhnya bersifat independen serta bebas dari kepentingan Google sendiri. Saat layanan ini diluncurkan sudah terdapat 51 GEGs yang tersebar di seluruh dunia dengan Amerika Serikat, Rumania, dan Republik Ceko sebagai kelompok lokal yang paling mapan. GEGs menawarkan kegiatan belajar yang berbeda dengan apa yang biasanya ada di pikiran para pendidik

selama ini. Di sini para guru terhubung secara online melalui diskusi dan Hangouts, atau melakukan kopi darat lewat seminar, lokakarya atau workshop. Belakangan ini, Google rupanya cukup getol menciptakan layanan-layanannya untuk kepentingan dunia pedidikan. GEGs ini sebetulnya proyek lanjutan. Sebelumnya, Google sudah mengumumkan platform LMS kuasi yang berbasis Google Apps for Education yang disebut Classroom. Dan salah satu tujuan diluncurkannya GEGs ini tentu saja untuk mendapatkan lebih banyak lagi pendidik yang menggunakan Google Education di kelas belajar mereka. Dengan dukungan GEGs, perusahaan teknologi kelas dunia ini berharap dapat membangun dan mendorong sebuah suasana, dimana teknologi Google dan teknologi lainnya, tidak sekadar diterima, tetapi juga didorong untuk dimanfaatkan dalam dunia pendidikan. Sehingga dengan demikian memungkinkan para pendidik dan pelajar untuk memanfaatkan TIK dengan maksimal, baik di dalam maupun di luar kelas. Selain Google, perusahaan raksasa lain seperti Microsoft juga telah mendorong pemanfaatan teknologi bagi dunia pendidikan lewat produknya yang berbasis Office ke sekolah-sekolah. Perusahaan ini baru-baru ini menandatangani perjanjian dengan Thailand dan Bahama untuk menawarkan produknya kepada siswa dan guru secara gratis, hal ini dilakukan untuk bersaing dengan penawaran gratis dari Google tersebut. (imt/sumber: www.edukwest.com)

34

edisi november 2014


gadget kita

Phablet HP Bernama Bali Perusahaan yang memiliki nama besar dalam produk-produk PC dan server HewlettPackard (HP) ternyata juga menangkap tren perkembangan smartphone-tablet atau phablet yang tinggi di Indonesia. Bersaing dengan sejumlah perusahaan besar lain, HP meluncurkan perangkat Phablet terbaru , HP 7 Voice Tab bernama “Bali�.

35

edisi november 2014


P

hablet Bali sengaja dirancang dan disesuaikan dengan kebutuhan orang Indonesia. Dimana konsumen di Indonesia suka dengan perangkat ukuran layar 6 hingga 7 inci karena dirasa pas dibawa kemana-mana. Selain menginginkan perangkat yang selalu terhubung ke internet, konsumen Indonesia juga menginginkan perangkat yang bisa digunakan untuk menelepon. Karena itulah HP 7 Voice Tab ini juga dilengkapi dengan slot kartu SIM. Phablet yang diluncurkan di Nusa Dua Bali pada medio Juni 2014 lalu ini dibekali dengan layar 7 inci, prosesor Quad Core dengan kecepatan 1,3 Ghz, koneksi 3G dan disematkan sistem operasi Android 4.4 KitKat. Lalu kenapa dinamakan Bali? Ternyata Phablet ini diklaim oleh HP sebagai hasil riset yang selama ini dilakukan oleh HP Indonesia. Kesimpulan riset tersebut menyebutkan, konsumen Indonesia membutuhkan perangkat dengan ukuran pas dan enak dibawa ke mana saja, memiliki konektivitas, dan value for money. (berbagai sumber)

36

edisi november 2014


gadget kita

Ponsel Baru BlackBerry Bernama Passport

J

uni lalu BlackBerry mengumumkan kehadiran ponsel pintar baru. Produk besutan perusahaan asal Kanada itu dinamai BlackBerry Passport. Perangkat yang sebelumnya berkode nama Windermere ini memiliki layar sentuh berbentuk persegi dengan ukuran 4,5 inci. BlackBerry Passport diperkuat prosesor Snapdragon 800 dengan RAM 3GB, kamera 13 megapixel, dan baterai berkapasitas 3.450 mAh. Spesifikasi tersebut menempatkan Blackberry Passport di jajaran atas ponsel BlackBerry. Passport dijadwalkan meluncur pada September

tahun ini di London, Inggris. Seperti ponsel-ponsel sebelumnya, BlackBerry Passport juga turut dilengkapi dengan papan ketik fisik alias keyboard QWERTY. Bagaimana bentuk fisiknya? Nah, bagi yang penasaran, tunggu saja! Tapi mungkin aksi CEO BlackBerry John Chen saat menggunakan perangkat baru ini bisa membayar rasa penasaran Anda. Gambar tersebut merupakan cuplikan rekaman kamera Kevin Michaluk dari situs teknologi CrackBerry. (sumber: kompas.com)

37

edisi november 2014


gadget kita

Himax Pure III, Smartphone Octa Core Harga Bawah

S

martphone real octa core besutan Himax bernama Himax Pure III memang beda dengan merek ponsel lain yang bermain di fitur octa core. Mengunggulkan fitur utama real octa core, smartphone ini dilengkapi dengan fitur–fitur menggiurkan seperti kamera 13 MP yang bisa diputar sampai

38

edisi november 2014

200 derajat, layar berukuran 4.7 inci yang sudah menggunakan pelindung kaca Dragon Trail X, sistem operasi Amigo 4.2.5 base on Android Jelly Bean 4.2.2 sehingga tampilannya lebih soft dan mewah. Untuk body, Himax bekerja sama dengan Perlos Finlandia yang sudah terkenal memproduksi casing-casing merek terkenal. Kelebihan lain adalah harga, dengan harga dibawah 2,5 juta Himax Pure III membuat gentar para pesaingnya yang dijual diatas 3 jutaan. Pada saat launching online Juni lalu, smartphone ini laris manis, hanya dalam waktu 2 jam-an ludes ribuan unit. (imt/ant)


esai foto

Asa di Kampung Transmigran

I

nfrastruktur jalan yang baik dan jaringan listrik yang memadai adalah dua di antara banyak faktor penentu kemajuan suatu daerah. Tanpa keduanya, suatu daerah akan sulit berkembang meskipun sejatinya memiliki banyak potensi. Seperti yang dialami warga Kampung Transmigrasi Mandiri (KTM) 1, 2 dan 3 yang tinggal di desa Danau Serdang, Seko Besar dan Taman Bandung, Kecamatan Pauh, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi. Meski daerah ini sudah menjadi tujuan transmigran dari pulau Jawa sejak zaman Orde Baru, namun hingga saat ini ketiganya masih terisolir. Padahal awalnya daerah tersebut diharapkan mampu menjadi kawasan mandiri yang bisa menjadi penyokong perekonomian daerah-daerah sekitarnya. Hal ini mengingat besarnya potensi kekayaan alam di wilayah ini, baik dari sektor pertanian, perkebunan, kehutanan, maupun pertambangan.

Jalan yang rusak berat menyulitkan pengendara sepeda motor.

39

edisi november 2014


Kondisi jalan yang buruk mengakibatkan kendaraan yang melintas kerap terperosok dalam “jebakan� lumpur. Untungnya, sikap gotong-royong dan tolong menolong masih tumbuh dengan baik di tengah masyarakat.

Lihat saja, jalan-jalan penghubung antar-desa maupun kecamatan kondisinya rusak parah. Jalan yang masih berupa tanah itu berdebu saat musim kemarau dan berlumpur saat musim hujan tiba. Untuk menembus medan jalan di musim hujan, warga terpaksa berjuang melewati kubangan lumpur yang terkadang dalamnya mencapai setengah meter atau bahkan hingga satu meter. Meski demikian, warga di sekitar wilayah ini tidak lekas menyerah. Mereka tetap berjuang dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, menyekolahkan anak-anak mereka walaupun di tengah situasi yang serba terbatas. Meski sangat terlambat, jaringan listrik yang mereka idam-idamkan sejak lama, akhirnya datang juga. Mereka sudah bisa menikmatinya sejak medio 2013 lalu. Mimpi untuk menjadi daerah transmigrasi mandiri mungkin saat ini tetap menjadi mimpi, tetapi bagi mereka asa itu akan selalu ada. (Foto oleh Willya Hendra)

Saat musim hujan air sungai meluap hingga ke jalan.

Pengendara menghentikan mobilnya sejenak karena terhalang eskavator yang tengah memperbaiki jalan yang ambrol.

Truk milik warga yang mengangkut hasil hutan dan perkebunan terperosok di jalan berlumpur. Kegiatan ekonomi terhambat akibat buruknya infrastruktur.

40

edisi november 2014


kuliner asyik

Sauto Sedap Malam,

Kuliner Khas Tegal Nan Sulit Dilupakan

J

ika Anda kebetulan jalanjalan ke Tegal Jawa Tengah atau tengah melintas di kawasan ini, jangan lupa mampir ke warung sauto sedap malam. Kurang lengkap jika menapakkan kaki di Tegal tanpa mencicipi kuliner khas kota bahari ini. Tegal cukup dikenal ragam kulinernya, ada kupat glabed, rujak teplak, sate kambing muda, dan sebagainya, semua memiliki cita rasa yang khas. Nah, sauto sedap malam merupakan salah satu andalan kuliner khas Tegal, khususnya di kawasan Talang. Kuliner berkuah bisa Anda jumpai salah satunya di warung Pak Daan Jenggot. Sauto, atau di tempat lain disebut soto di warung

ini sebetulnya hampir sama dengan kebanyakan soto-soto di Indonesia. Yang khas adalah tambahan tauchonya, bumbu berbahan dasar kedelai dengan rasa asam nan segar, lalu ada pula toping suwiran daging ayam atau babat serta taburan bawang goreng. Rasa khas, gurih dan asam menyegarkan ditimbulkan dari bumbu taucho itu. Warung Sauto Pak Daan Jenggot sudah dijalankan turuntemurun. Lokasinya terletak di Jalan Raya Talang, Kabupaten Tegal, sekitar 300 meter dari perbatasan Kota Tegal menuju Slawi. Jika Anda melintasi rute antara Tegal-Purwokerto pasti bakal melewati warung sauto ini.

41

edisi november 2014

Tidak sulit mencarinya karena berada di sisi jalan raya dan biasanya banyak kendaraan pelanggan terparkir di halaman depannya. Di sekitar lokasi banyak berderet warung sauto dengan nama ‘Sedap Malam’, namun konon warung Pak Daan Djenggot adalah yang paling banyak diburu pelanggan. Sauto ini tersedia dalam beberapa varian, ada sauto ayam, daging, babat atau campur. Nasi dicampur di dalam mangkuk dengan kuah kecokelatan diselimuti potongan daging ayam, sapi, babat atau jeroan. Jika menginginkan nasinya terpisah Anda bisa pesan ke pelayan. Atau


jika sedang tak mau makan nasi Anda juga bisa menggantinya dengan lontong. Disamping itu, biasanya disediakan pula semangkuk rajangan daun bawang dan semangkuk kriukan. Seperti kulit ayam dan bagian-bagian lain yang digoreng hingga garing. Untuk menikmati kesempurnaan rasanya, taburkan kriukan di atas soto sebelum menyantapnya. Rasanya akan benarbenar nikmat, apalagi ditambah sambal dan sedikit kecap, membuat rasanya makin komplit. Anda pasti bakal ketagihan. Selain rasa yang khas, yang unik dari sauto ini adalah cara penyajiannya. Ia disajikan dalam mangkuk khusus yang ukurannya lebih kecil dari mangkuk bakso. Mangkuk itu lebih mirip Usuicha yang biasa digunakan orang Tionghoa saat upacara minum teh. Sendok yang digunakan pun bukan sendok biasa, tapi sendok khas Tiongkok yang

biasa disebut sendok bebek karena bentuknya mirip paruh bebek. Orang-orang Tionghoa biasa menggunakan sendok ini saat makan sup panas karena bentuknya yang lebar. Menurut cerita, warung sauto sedap malam dirintis Pak Daan Jenggot. Seorang pedagang kaki lima di daerah Comal, kota kecil antara TegalPekalongan. Mencari peruntungan, dia pindah ke kawasan alun-alun Tegal. Dari sinilah orang mulai mengenal sauto sedap malam racikan Pak Jenggot. Namanya kian kesohor hingga akhirnya mendirikan warung sendiri di jalan raya Talang hingga sekarang. (imt/ web.id.tc/sautosedapmalam)

42

edisi november 2014


best spot

Pantai Sawarna, Kilau Wisata di Banten Selatan Mendengar namanya, mungkin asing di telinga. Pantai Sawarna. Tapi soal keindahannya, jangan ditanya. Pantai ini bak mutiara wisata baru yang tersimpan di kawasan Banten Selatan.

edisi november 2014

indonesia-tourism.com


wisata.eu

wisata.eu

nugrohogalih.wordpress.com

Memang, dulu orang tak begitu mengenalnya. Namun perlahan, Pantai Sawarna yang terbentang di pantai selatan Lebak, Provinsi Banten, dalam sepuluh tahun terakhir ini menjadi tujuan wisata baru. Bahkan konon, daya tariknya melebihi pantai Pelabuhan Ratu di Sukabumi yang masih satu garis pantai di kawasan itu. Pantai ini berada di sebuah kawasan hutan yang dulu terkenal sebagai desa siluman, mungkin karena saking sepinya dan jarang sekali dikunjungi orang. Tapi kini,

Sawarna sudah mulai menata diri. Sejumlah homestay mulai disediakan, bahkan berkat informasi dari internet, sejumlah wisatawan asing sudah mulai berdatangan. Sayangnya, infrastuktur jalan menuju ke sana belum begitu mulus. Bagi peminat fotografi Pantai Sawarna sangat cocok dijadikan sebagai objek foto. Laut yang biru serta pantainya yang masih perawan sungguh indah jika dibingkai dalam lensa kamera. Banyak spot yang bisa dijadikan

44

objek fotografi di wilayah ini, seperti pantai Tanjung Layar, Karang Bokor (Cipamadangan), dan Pulau Manuk. Untuk menuju ke kawasan ini, wisatawan dari arah Jakarta bisa melalui Tangerang, Tigaraksa, lalu Malimping, Bayah. Jika dari arah Bandung bisa melalui Pelabuhan Ratu, lalu menyusuri pantai ke arah barat. Tentu saja harus banyak bertanya di jalan, karena di kawasan ini masih minim petunjuk arah (imt).

edisi november 2014


kesehatan

Tips Sehat Berkomputer

Namun, penggunaan perangkat teknologi seperti komputer mestinya dibarengi perilaku bijak. Tidak saja terkait etika atau norma, tapi juga harus memperhatikan ergonomika sehingga kesehatan para pengguna pun tetap terjaga. Perilaku yang kurang tepat dalam menggunakan komputer kerap berujung pada keluhan kesehatan. Paling sering, pengguna komputer mengalami berbagai keluhan fisik akibat postur tubuh yang tidak tepat selama bekerja dengan komputer dalam waktu lama. Rasa tidak nyaman paling sering timbul di area leher, bahu, punggung, lengan, dan pergelangan tangan. Keluhan muncul bisa dalam bentuk sensasi nyeri, lelah, rasa terbakar, kekakuan, kebas-kebas, hingga kelemahan.

S

aat ini manusia tidak bisa lepas dari teknologi. Di semua tempat, alat teknologi hampir selalu bisa dijumpai. Lebih-lebih masyarakat perkotaan, telepon genggam, tab, atau gadget lainnya, yang selalu terhubung ke internet sudah seperti sahabat yang menemani kehidupan mereka sehari-hari. Tak terkecuali komputer atau laptop, perangkat teknologi ini kini banyak digunakan tidak saja di kantor tapi juga di rumah.

Agar bisa menggunakan komputer dengan nyaman dan tidak menimbulkan dampak buruk, ikuti tips-tips berikut: 1.Pastikan layar monitor sejajar dengan mata sehingga leher tetap tegak. Jarak kerja mata dan monitor sekitar 350-600 mm untuk tulisan berukuran normal. 2. Meja kerja harus mendukung. Jika ketinggiannya tidak bisa diatur otomatis, pilih meja yang memungkinkan lengan bawah dan lengan atas membentuk sudut 90 derajat sewaktu menggunakan keyboard. Dalam menggunakan mouse atau keyboard, pastikan tangan sejajar dengan lengan bawah (sendi pergelangan tangan lurus dan tidak bengkok). Bekerja dengan postur pergelangan tangan yang tidak benar secara berulang berisiko menimbulkan sindrom terowongan

45

edisi november 2014

karpal. Keadaan ini terjadi karena penjepitan saraf oleh sendi pergelangan tangan. 3. Kursi juga harus mendukung. Setidaknya harus memiliki sandaran yang sesuai dengan kelengkungan tulang punggung. Ketinggiannya harus disesuaikan sedemikian rupa. Intinya, postur selama bekerja harus rileks dan natural. 4.Mempertahankan posisi yang sama dalam waktu yang lama juga tidak disarankan. Ambil jeda beberapa menit setelah ketegangan mulai terasa. Lakukan gerakan-gerakan peregangan untuk merelaksasi leher, bahu, lengan, punggung, dan tangan selama 5-10 menit setelah kerja terus-menerus selama sekitar 2 jam. (Sumber: dr. Roveny, http:// www.medanbisnisdaily.com/ foto:meetdoctor.com)


teknologi

Class Charts Sebagai Layanan Manajemen Kelas

A

Nah, agar tidak mengalami seperti yang dialami sang guru April, di tengah kemajuan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, guru sebetulnya tak perlu lagi direpotkan dengan strategi penyusunan tempat duduk. Sekarang sudah banyak aplikasi gratis yang dapat melakukan proses tersebut dengan cepat dan tepat. Salah satunya adalah Class Charts, yang merupakan aplikasi berbasis web. Class Charts merupakan layanan yang dibuat oleh seorang guru dan diperuntukkan juga bagi para guru yang akrab dengan teknologi informasi dan komunikasi. Layanan ini menyediakan berbagai fitur menarik dengan interface yang mudah digunakan. Beberapa keunggulan dari Class Charts ini antara lain:

pril, seorang guru di salah satu sekolah menengah kejuruan merasa kebingungan melihat perilaku siswanya di dalam kelas. Pasalnya, tidak semua siswa menaruh minat dan perhatian yang sama terhadap pelajaran. Berbagai cara sudah dilakukan April untuk menarik minat para siswanya itu. Tapi tak kunjung juga berhasil. Kisah di atas barangkali tidak hanya terjadi pada April. Banyak guru-guru lain juga mempunyai keluhan serupa tanpa mereka ketahui penyebabnya. Tapi tahukah, bahwa penyebab utama tidak meratanya daya minat siswa juga bisa dipengaruhi oleh sistem manajemen kelas yang kurang baik. Khususnya pengaturan tempat duduk siswa. Hal ini terlihat sepele, bukan? Tapi sangat besar dampaknya.

46

edisi november 2014


• Tidak dipungut biaya karena aplikasi ini gratis • Menyediakan fitur membuat dan mengedit layout kelas • Pengaturan tempat duduk berdasarkan karakteristik siswa seperti usia, hobi, dan lain-lain • Layanan ini juga menyediakan fitur untuk merekam perilaku siswa selama di kelas, dimana pada akhir kelas, guru bisa mendapatkan laporan perilaku. Hal ini sangat bermanfaat untuk guru dalam menentukan strategi pendekatan terhadap siswa. • Selain merekam perilaku, layanan ini juga menyediakan fitur pemberian nilai terhadap perilaku apakah positif atau negatif, dan berapa poinnya. Penilaian ini lah yang nantinya akan menjadi dasar bagi guru untuk memberikan punishment atau reward kepada siswa. • Hasil laporan yang mudah dibaca dan dicerna. Jadi, tunggu apalagi? Jika Anda seorang guru yang peduli dengan manajemen kelas dan ingin mencoba menerapkannya dengan kemudahan teknologi masa kini, download saja aplikasi ini dan daftarkan email Anda ke www.classcharts.com. (put/foto: facebook/Class Charts)

47

edisi november 2014


hobi & komunitas

K

omunitas ini bertujuan mempermudah orangorang untuk berkeliling dunia tanpa harus terlebih dulu banyak uang. Caranya, cukup mendaftar di situs couchsurving.org, gratis. Saat ini anggota yang terdaftar dalam komunitas ini mencapai 2,6 juta di 246 negara. Prinsip CouchSurfing adalah bertamu, menginap di rumah anggota komunitas yang terdaftar. Mereka bisa saling belajar mengenai nilai, budaya, kebiasaan masyarakat lokal, kuliner, bahkan tak jarang malah menjadi seperti saudara. Dengan komunitas ini, siapa pun bisa menghabiskan berbulan-bulan keliling Eropa, Amerika Serikat, Australia dengan modal tiket pesawat murah. Biaya menjadi murah karena anggota komunitas ini tidak perlu bayar hotel atau penginapan.

Bagaimana keamanannya? Memang tidak ada jaminan seratus persen, namun komunitas ini berupaya membuat sistem seketat mungkin untuk anggotanya. Misalnya, dengan menunjuk duta di sebuah negara. Para duta berwenang mereferensikan anggota tepercaya di negaranya masing-masing. Mereka menyortir anggota yang terindikasi bakal melakukan perbuatan jahat. Homestay bersifat sukarela. Sesuai kesepakatan antara penjamu dan tamu. Semua bisa dibicarakan sebelumnya. Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan oleh tamu kecuali kompensasi pengeluaran yang disediakan penjamu seperti makanan dan sebagainya. Meski begitu, anggota komunitas tetap harus ekstra-waspada agar terhindar dari kejadian yang tak diinginkan. Pada 5 Maret 2009 di Leeds,

48

edisi november 2014


CouchSurfing,

Komunitas Backpacker Dunia Anda suka travelling? Tidak afdal rasanya kalau belum tahu komunitas CouchSurving. Ini komunitas terbesar di dunia untuk para backpacker. Couch berarti sofa dan surfing artinya browsing atau mencari. Jadi, couchsurfing adalah mencari-cari sofa yang bisa digunakan untuk tidur atau menginap ketika pelancong di negeri orang. Kira-kira sesederhana itu maksudnya.

Britania Raya, seorang pria bernama Abdelali Nachet memerkosa seorang wanita dari Hong Kong yang stay di tempatnya. Mereka saling mengenal melalui komunitas ini. Akibat perbuatannya, Nachet dikenakan sanksi penjara selama 10 tahun. Menurut sejumlah informasi, CouchSurfing juga tak jarang dimanfaatkan sebagai media transaksi seksual. Berawal dari Kiriman Email Sesederhana tujuannya, CouchSurfing terbentuk dari pengalaman sederhana pula. Awalnya, Casey Fenton, sang penggagas, mendapat penerbangan murah Boston-Islandia pada 1999. Untuk menekan biaya perjalanan, ia secara acak mengirimkan email kepada 1.500 murid University of Iceland, bertanya apakah ia dapat tinggal bersama salah satu dari mereka. Tak dinyana, Fenton menerima lebih dari 50 tawaran akomodasi. Sekembalinya ke

Boston, ia mulai mengembangkan ide CouchSurfing berdasarkan pengalaman pribadinya itu. Situs CouchSurfing diluncurkan bekerja sama dengan Dan Hoffer, Sebastien Le Tuan, dan Leonardo Silveira pada Januari 2003. Tidak butuh waktu lama situs ini menjadi paling populer di kalangan backpacker. 2006, CouchSurfing mengalami masalah sistem komputer yang menyebabkan hilangnya banyak data, situs ini dinyatakan ditutup. Namun tak berapa lama, situs yang disokong komitmen kuat komunitasnya ini berhasil dibangun kembali. Juli 2006, situs ini diluncurkan ulang dan menjadi ulasan menarik di sejumlah media internasional. (imt/pelbagai sumber)

49

edisi november 2014


inspirasi

Khan Academy: Model Pendidikan Masa Depan?

D

apatkah Anda bayangkan bagaimana mengajar 10 juta siswa setiap bulan? Pasti Anda berpikir tak mungkin. Ini pula yang dipikirkan orang-orang sebelum tercetusnya “revolusi” cara mengajar ala Salman Khan. Teknologi, khususnya teknologi informasi dan komunikasi (TIK), lagilagi telah membuat yang mustahil jadi mungkin. Berkat inovasi pemuda keturunan India di Amerika Serikat ini, anak-anak seluruh dunia dapat mengakses pelajaran berkualitas kapan dan di mana saja. Salman Khan menjadi guru matematika, sains, dan sejarah bagi jutaan siswa di seluruh dunia. Namun tidak ada satu pun muridnya yang pernah melihat wajahnya. Dia sengaja bersembunyi di balik suara dan diagram-diagram tutorial yang dibuatnya. “Tidak menunjukkan wajah merupakan salah satu rahasia efektivitas mengajar, dan itu memudahkan bagi guru juga. Saya tidak harus mencukur atau menyisir rambut saya. Saya hanya membuat catatan dan membuat video,” seloroh Khan. Khan adalah otak di balik “Khan Academy”, situs online berisi tutorial gratis pelajaran-pelajaran sekolah, dari Matematika, Sains, Sejarah, dan sebagainya. Lewat website ini anak-anak bisa keluar dari suasana belajar yang mengikat dan terbatas ruang dan waktu. Belajar menjadi lebih fleksibel dengan mengikuti tutorial yang bisa dilihat dan diulang-ulang kapan pun.

50

edisi november 2014


Berkat kreatifitasnya itu, Khan didapuk berbagai penghargaan dan dianggap sebagai inovator di bidang pendidikan. Websitenya juga mendapat banyak perhatian dari perusahaan-perusahaan teknologi kelas dunia dengan memberi sokongan donasi. Inisiatif Khan dalam mengubah cara belajar mulai diakui dunia. Di Amerika, pendekatan yang dilakukannya tengah diuji di sejumlah sekolah dan mendapat sambutan positif. Banyak yang menganggap pendekatan itu merupakan model pendidikan masa depan. Berawal dari Kisah Sederhana Pada akhir 2004, Khan memberikan les Matematika kepada sepupunya, Nadia, menggunakan Yahoo!’s Doodle notepad. Ketika kerabat dan teman-teman sepupunya itu meminta bantuan yang sama, ia memutuskan cara yang lebih praktis untuk mendistribusikan tutorialnya lewat YouTube. Tutorial yang dibuat Khan ternyata sangat membantu. Popularitas Khan pun melesat, dan banyak testimoni dari siswa yang mengapresiasinya. Melihat ini, Khan memutuskan berhenti dari pekerjaan utamanya di bidang keuangan sebagai hedge fund analyst di Connective

Capital Management pada tahun 2009. Dia fokus secara full-time pada tutorial-tutorialnya, lalu dia mendirikan “Khan Academy�. Saat ini, Khan Academy punya ribuan fitur terkait materi pendidikan. Setidaknya ada lebih 100 ribu soal dan cara penyelesaiannya, 5.000 lebih kuliah mikro dalam video tutorial di YouTube. Semuanya gratis. Khan Academy memiliki sekitar 10 juta siswa per-bulan dan telah merilis lebih dari 300 juta tutorial. Untuk memudahkan pelajar di seluruh dunia, para relawan telah menerjemahkan ribuan bahan ke dalam sejumlah bahasa. Ahli Matematika Salman Khan lahir di New Orleans, Louisiana, Amerika Serikat. Ayahnya Bangladesh dan ibunya dari Calcutta, India. Ia mendapat tiga gelar strata dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), BS bidang matematika, M.Sc. bidang teknik listrik dan ilmu komputer, serta MEng bidang teknik listrik dan ilmu komputer, ia pun mengejar gelar MBA dari Harvard Business School. Khan meraih penghargaan bergengsi Heinz Award 2014, atas upayanya merevolusi metode tentang bagaimana siswa dapat belajar matematika, ilmu pengetahuan dan bidang studi lainnya. (imt/ berbagai sumber)

51

edisi november 2014


ayo bicara Bagaimana pendapat mereka tentang pentingnya teknologi informasi dan komunikasi serta pemanfaatannya? Suyono, Guru SMPN 1 Labuhanbatu, Sumut Mengajar dengan TIK adalah kebutuhan, apalagi menghadapi kurikulum 2013. Saat ini saya sudah menggunakan email untuk memberi tugas kepada para siswa, begitu pula untuk menyampaikan info penting terkait sekolah. Hanya saja kami punya kendala, jumlah LCD Projector terbatas, dan koneksi internet di sekolah masih lambat.

Ira Maulida Hasibuan, Guru SMK Bunda Siti Banun, Labuhanbatu Sumut Meski terkendala sejumlah hal seperti listrik mati, perangkat error, kesulitan mencari bahan, dan lainlain, namun mengajar dengan fasilitas TIK lebih saya sukai karena lebih efektif.

Linda Nainggolan, Guru SMK Teladan Rantauprapat, Sumut Dengan TIK mengajar lebih enak. Penyampaian materi lebih cepat, anak didik pun lebih bersemangat. Karena itu, pelatihan TIK untuk pengajar seperti kami sangat kami butuhkan.

Putri Iwandany @Daniey_Poetry Kebayang seorang yang pintar dihadapkan dengan teknologi baru dalam menyampaikan kepintarannya lalu dia kebingungan. Menurutku itu ironis.

52

edisi november 2014


kilas balik Internet AGUSTUS 1962 J.C.R Licklider dari Massachutts Institute of Technology (MIT) kemukakan konsep “Galactic Network� tentang jaringan global yang memungkinkan orang dapat akses data dan program dari mana saja.

1965 Lawrence G. Roberts dan Thomas Merill, peneliti MIT mengkoneksi komputer TX-2 di MIT dengan komputer Q-32 di California menggunakan jalur telepon berkecepatan rendah untuk menciptakan jaringan berskala luas untuk pertama kalinya.

1966 Larry Roberts kembangkan konsep jaringan komputer. Jaringan ARPANET (Advanced Research Project Agency Network) dipublikasikan ta-

1969 ARPANET melibatkan 4 buah komputer terkoneksi. Di university of California Los Angelos, Stanford Research Institute, University of California Bar-

hun 1967. 1971 Komputer yang terhubung ke ARPANET mencapai 14 buah. Protokol Telnet dan FTP berhasil dibangun.

bara dan di University Utah. 1972 ARPA berubah nama menjadi DARPA. Tambahan huruf D berasal dari kata Defense. ARPANET lakukan koneksi international pertama kali dengan University College of London dan Royal Establish-

1978 Unix to Copy Protocol ditemukan di Labolatorium Bell. Program ini berguna untuk melakukan file transfer.

ment di Norwegia.

1982 Defense Communication Agency (DCA) dan DARPA membentuk protokol yang disebut TCP/IP untuk ARPANET. Departemen Pertahanan AS menyatakan TCP/IP sebagai standar. Mulai saat itu internet didefinisikan sebagai sekumpulan jaringan yang terhubung menggunakan TCP/IP sebagai protokol.

1984 DNS diperkenalkan di internet dengan menyebutkan nama-nama jenis domain seperti .gov, .mil, .org, .net dan .com. 1989 Australia, Jerman, Israel, Italia, Jepang, Mexico, Belanda, Selandia Baru dan Inggris bergabung ke internet. Jaringan bernama JUNET di Jepang mulai berhubungan dengan NSFnet. TIM Berners_lee periset dari inggris yang bekerja di CERN, Swiss, ajukan konsep hypertext atau World Wide Web atau dikenal dengan nama Web.

1988 Internet Relay Chat disingkat IRC dibuat oleh Jarkko Oikarinen berguna untuk melakukan chatting online melalui komputer. 1990 Departemen Pertahanan Amerika membubarkan ARPANET. Saat itu jaringan tersebut berkembang dari 4 buah host menjadi 300.000 host. Saat itu Singapura membangun jaringan TECHNET dan ikut bergabung di internet.

1992 Veronica, sebuah perangkat pencarian teks, dikeluarkan di Universitas Nevada, lahirlah Mozaic, browser yang pertama diciptakan. Penciptanya Marc Andresen dan Eric Bina.

1994 Yahoo! Yet Another Hierarchical Officious Oracle didirikan oleh 2 mahasiswa Universitas Stanford, Jerry Yanf dan David Filo.

1998 Mesin pencari Google diluncurkan oleh Larry Page dan Sergey Brin. Saat itu mereka berdua adalah mahasiswa Universitas Stanford.

*Sumber: artikeltik.com

53

edisi edisi november november 2014 2014


ragam

hobi&komunitas

Mahirul Hikam Assalafi Pesantren Salaf yang Melek Teknologi

54

edisi november 2014


K

esan orang ketika mengunjungi pondok pesantren, apalagi pesantren berjuluk salaf, yang terbayang pasti segala hal berbau tradisional. Jauh dari moderen. Dari mulai tempat, gaya hidup, metode pembelajaran, dan sebagainya. Namun di Pondok Pesantren Mahirul Hikam Assalafi, Kabupaten Semarang Jawa Tengah, kesan seperti itu tidak sepenuhnya benar. Kita mungkin masih menjumpai metode belajar yang tradisional, seperti sistem blandongan atau sorogan. Lalu tempat tinggal para santri pun sebagian masih bercitra tradisional seperti adanya sejumlah pondok gubuk. Tapi yang unik, untuk urusan teknologi, khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), pondok pesantren ini tak mau ketinggalan. Mereka yang sehari-hari akrab dengan amalan-amalan batin, zikir dan wirid, hingga ilmu kanuragan ini, tetap familiar dengan komputer,

laptop, internet, smartphone, tab, dan berbagai piranti teknologi informasi lainnya. Tidak hanya itu, sadar akan pentingnya TIK di era sekarang, baik untuk kepentingan belajar, dakwah, hingga kebutuhan dunia kerja, pondok pesantren ini juga mendirikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan konsentrasi bidang TIK. Keberadaan sekolah yang baru didirikan dua tahun lalu ini cukup mencolok, mengingat sekolahsekolah lain di pesantren tersebut, seperti MTs dan SMA semuanya berlabel Assalafi, sebagai simbol ketradisionalan. “SMK ini namanya Wikrama 1 Kabupaten Semarang, ini berbeda sendiri karena merupakan cabang dari Bogor, Jawa Barat,� jelas KH. M. Thoha, pengasuh pesantren. Kyai kharismatik yang bersahaja ini, sangat menyadari pentingnya TIK di masa sekarang. Dia tidak melihat TIK seperti internet dan media sosial dari sisi negatif, tetapi dari segi

55

edisi november 2014

manfaatnya kepada umat. Dia ingin para santri tidak alergi dengan teknologi berbasis TIK tersebut. Meski demikian, pihaknya tetap ingin mempertahankan sistem salafiyah di pondok pesantren miliknya ini. Dia berharap, santri juga tetap mampu membaca kitab kuning, hafal al-Quran, piawai berdakwah, dan mampu menyerap situasi di tengah masyarakat, namun memiliki keahlian profesional tertentu. Saat ini Pontren Mahirul Hikam yang berdiri di atas lahan seluas 1,5 hektare telah memiliki bangunan asrama putra dan putri yang masingmasing berkapasitas 60 orang, Gedung Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN), gedung MTs 6 lokal, SMA 6 lokal, dan SMK 4 lokal, serta sejumlah fasilitas pendukung lainnya seperti laboratorium komputer, gedung sekretariat pesantren dan sebagainya.


Sisa tanah yang masih luas rencananya akan dikembangkan untuk memperluas gedung SMK dan membangun sebuah perguruan tinggi. Pesantren yang terletak di dusun Payudan, Susukan, Kabupaten Semarang ini kini memiliki sekitar 200 santri mukim dan 200 santri yang pulang-pergi karena merupakan anak-anak warga sekitar pesantren. Selain di Kabupaten Semarang, pesantren salaf ini juga sedang mengembangkan cabang-cabang pesantren di sejumlah daerah seperti Madiun, Sidoarjo, Solo, Temanggung, bahkan hingga Bekasi, Jambi, Palembang, Sulawesi, dan Kalimantan. Oleh karena itu, Kyai Thoha merasa bahwa TIK harus dikembangkan di pesantrennya. Mengingat program pengembangan pesantren yang telah tersebar ke sejumlah wilayah di Indonesia, pasti membutuhkan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang canggih. “Saya punya rencana, mengembangkan TIK di pesantren ini. Agar program-program kami dapat berkembang pesat,� katanya. Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan seminar TIK bagi guru dan mubaligh di pesantren tersebut bekerja sama dengan Djalaluddin Pane Foundation (DPF) pada 31 Mei 2014 lalu. Sekitar 200 orang lebih yang diundang untuk menghadiri seminar ini. Dari mulai guru, mubalig, tokoh, mahasiswa, dan tentu saja santri. Acara seminar sehari yang mendatangkan pembicara dari Jakarta ini pun disambut antusiasme para peserta, bahkan sebagian meminta agar dilanjutkan dengan workshop dan pelatihan. (imt)

56

edisi november 2014


hobi&komunitas aku pembelajar

Di Bumi Borneo Pengabdianku Dimulai

Aku mengajar di SDN 7 Seranggam, Kabupaten Sambas. Kampung yang lumayan terpencil. Akses menuju lokasi penugasan ini cukup jauh dan sulit. Satusatunya jalan untuk sampai ke kota kecamatan bisa ditempuh selama dua jam dengan sepeda motor. Kondisi jalan rusak parah, bahkan sesekali harus melewati jalan setapak yang terbuat dari batang pohon kelapa dibelah dua. Dan yang paling membuat aku frustrasi di awal-awal masa tugas adalah sinyal telepon yang selalu timbultenggelam. Ini makin mempersulit komunikasiku dengan dunia luar, padahal itulah satu-satunya hiburan di kala sepi.

A

Aku alumni fakultas ekonomi. Sebab itu, menjadi guru sebetulnya bukanlah cita-citaku. Namun begitulah “tangan Tuhan� bekerja. Semua aku jalani dengan penuh rasa syukur. Bermula tahun 2011, aku diberi kesempatan bergabung dengan sebuah lembaga zakat Dompet Dhuafa untuk mengabdi pada dunia pendidikan selama satu tahun di Kalimantan Barat. Awalnya aku menganggap kesempatan ini hanya batu loncatan, untuk kelak bisa bekerja pada bidang yang sesuai dengan latar belakang pendidikanku.

57

edisi november 2014


‘tugas’ dengan ‘tantangan’. Lalu memberlakukan reward dan punishment pada setiap aturan yang kami sepakati. Reward tidak terbatas untuk siswa pandai yang mampu mengerjakan tantangan dari aku, tapi juga bagi yang melakukan hal baik seperti membantu menghapus papan tulis, mengambil sampah dan memasukannya ke kotak sampah, menolong teman, datang paling awal, dan sebagainya. Dengan begitu anak-anak tahu bahwa banyak sekali hal baik yang bisa mereka lakukan. Reward juga bukan hanya dalam bentuk hadiah, terkadang aku bersama siswa lain memberi tepuk hebat atau tepuk keren bagi siswa yang melakukan hal baik. Metode reward lainnya seperti tanda bintang, tiap hal baik yang mereka lakukan aku beri bintang yang nanti di akhir masa tugasku bisa ditukarkan dengan hadiah seperti buku atau alat tulis. Bagiku guru hanyalah fasilitator, aku biarkan anak-anak mengeluarkan ide-de mereka, kita yang mengarahkan. Dengan begitu mereka akan merasa memiliki tanggung jawab atas apa yang mereka lakukan sendiri. Guru bukan hanya ketika kami mengajar, namun di luar kelas kami tetaplah guru. Oleh karena itu, di sela-sela waktu akan ada orang tua siswa atau penduduk sekitar yang menanyakan banyak hal. Seperti merek dan harga pupuk, jenis mesin yang cocok untuk membajak sawah, hukum perceraian, doa khusus untuk pagi dan petang. Bahkan kadangkala aku menerima curhatan ibuibu tentang anak dan suami mereka. Meski awalnya menjadi seorang guru kuanggap bukan duniaku, tapi akhirnya aku menyadari bahwa ini adalah jalan terbaik yang dipilihkan Tuhan. Saya pun terus bersyukur. Tuhan memilihkan duniaku. Dan aku merasa bersyukur dengan pilihan-Nya itu, dunia pendidikan. “Setiap siswa bisa belajar, tetapi tidak dengan cara yang sama, dan tidak pada hari yang sama, maka peka dan brekreasilah bersama mereka.”George Evans

Jarak sekolah yang terlalu jauh dari perkampungan membuatku memutuskan untuk tinggal di komplek sekolahan, tepatnya di ruang perpustakaan. Tapi ini juga bukan tanpa tantangan. Suasana sunyi dan sepi membuat malam-malamku sering dihantui rasa khawatir. Riuh suara jangkrik saja kadang belum cukup menaklukkan rasa kesepian itu. Meski begitu, toh aku berusaha menjalankan tugas mengajar ini dengan niat terbaik serta langkah maksimal yang bisa aku lakukan. Ya, menjadi guru dengan modal seadanya. Tanpa pengalaman mengajar sedikit pun sebelumnya membuat aku harus mencari banyak metode agar menarik hati siswa di kelas. Lebih-lebih, siswa terbiasa diajar dengan metode ceramah, hanya diberi materi lalu tugas, setelah itu selesai. Bagiku, metode seperti itu tidak dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Kemampuan siswa untuk menangkap pelajaran menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu, di awal pertemuan, aku ingin menciptakan kesan terbaik sebagai guru. Harapannya, selanjutnya mereka bakal tertarik menyerap pelajaran dari aku. Setiap masuk kelas, aku tanyakan kabar mereka dan mereka harus menjawab salam dariku secara bersama. Jika aku tanyakan “apa kabar hari ini?”, mereka akan jawab “tetap semangat, tetap ceria, yes, yes, yes.” Aku selalu mencoba menerapkam sistem pengajaran yang nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak. Misalnya, mengubah kata ‘soal’ atau

JUNITA, alumni Sekolah Guru IndonesiaDompetDhuafa

58

edisi november 2014


edisi november 2014


@indiTIK

/indiTIK


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.