
4 minute read
Janis Joplin,Hoax dan Flower Generation
HOAX
Imaginary Interview JANIS JOPLIN,
Advertisement
DAN
FLOWER GENERATION
2727 Masehi. Empat bulan usai Janis Joplin dilantik menjadi Dewi Cinta menggantikan Afrodit.
Akhirnya, datanglah sebuah zaman yang dinanti-nanti para manusia lajang dan jalang. Zaman dimana para pria kini tidak lagi harus masturbasi di kamar mandi. Satu persatu mereka yang lajang menemukan pasangannya. Panitia God Award telah tepat memilih Janis Joplin sebagai Dewi Cinta.
Usai mengisi salah satu acara sosialisasi bahaya menghisap lem aibon dan kiat sukses mendapat pasangan hidup. Janis Joplin –si Ratu Musik Bluesakhirnya bisa kembali saya hubungi. Dengan ilmu jurnalmistik yang alakadarnya, saya dapat berbicara dengan belio.
Membicarakan informasi terkini soal ragam kalakuan umat manusa yang berani berbohong untuk kepentingan pribadi dan keompoknnya semata.
Nada tunggu Telepati Janis Joplin sangat keren, sebuah lagu berjudul “I’m Waiting For The Man” dari band psikedelik pionir The Velvet Underground. Sampai saya iseng beberapakali misscall belio. Namun akhirnya tersambung.
Hallo Pearl, Little Girl Blues! Apa kabar?
100
Baik. Ini siapa?
Saya dari Kelakar Fibrasi. Diutus oleh Haji Yokeu untuk menghubungimu.
Oh iya iya.. Gimana mas?
Jimi Hendrix udah cerita?
Iya, kemarin kita manggung bareng di acara karang taruna. Dia cerita soal wawancara. Katanya kamu bakal menghubungi satu persatu anggota 27 club
Iya begitu bu
Kalo boleh tau, kenapa kamu ingin mewawancarai kami yang mati muda ini?
Selalu banyak hal menarik di kehidupan kalian.
salah satunya?
Musik dan Kebebasan. Kalian seperti orang-orang yang mewakili semangat zaman di generasi kalian masing-masing
Ah mas’e suka berlebihan (tersipu malu)
Bagaimana perasaanmu ketika masuk nominasi dan mendapat anugerah sebagai salah satu Dewa?
Saya tidak mengira awalnya. Kirain becanda, eh ternyata serius. Tadinya saya enggak bakal nerima kedudukan itu kayak Jimi Hendrix
Kenapa?
Penghargaan adalah omong kosong. Seperti kalian mengkultuskan imam besar, padahal jasa dan pengaruhnya tidak begitu besar
Di negara ku banyak yang kayak gitu
101
Orang-orang di negaramu terlalu mudah menerima sesuatu yang belum jelas pangkal soalnya.
Termasuk kasus kemarin soal Ratna Sarumpaet?
Lha iya. Saya baca diberita soal itu.
Bagaimana perasaanmu?
Jika benar ia mengalami penganiayayan, jelas saya mengutuk orang yang melakukannya. Tidak akan melihat siapa orang itu, dari kubu mana dia berasal. Kekerasaan terhadap perempuan harus dihentikan. Perempuan bukan soal kelamin semata. Tapi mereka sama halnya seperti kamu: memiliki perasaan dan nilai-nilai yang harus dijaga dan dihormati.
Tapi, Ratna Sarumpaet berbohong?
(Janis Joplin berkaca-kaca, dengan lirih ia berbicara)
Saya hidup di lingkungan orang-orang yang jujur. Segala hal yang hipokrit selalu kami hindari, tidak seperti orang-orang di zamanmu sekarang. Kami selalu berbagi bunga: siang dan malam. Dengan apa yang kami bisa –termasuk musik- kami menolak perang. Menolak kekerasan dan segala hal yang bisa menghancurkan kehidupan manusia. Kami menolak eksploitasi. Kami berpikir jernih dengan keputusan-keputusan apa dan bagaimana cara kami melawan. Meskipun kami urakan.
Lalu, jika Ratna terbukti berbohong jelas saya akan sangat sakit hati. Terlebih dia dulunya adalah seorang seniman yang diperhitungkan. Sangat disayangkan, dik!. Tapi saya selalu berpikir postif, mungkin beliau saat itu lagi “kebanyakan” (baca: giting).
Kamu hidup di era Flower Generation?
Ya, saya hidup di jaman itu. Dimana puisi-puisi ‘Beat Generation’ semacam puisi Allen Ginsberg menjadi konsumsi kami setiap hari. Dia dan kawankawan seangkatannya menulis segala sesuatu dengan sangat jujur.
102
Dia meletupkan juga revolusi seks
Kami sangat menikmati itu.
Bagaimana para lelaki di generasimu memperlakukan perempuan?
Kami selalu diperlakukan baik. Dengan kesadaran penuh kami melakukan hal-hal yang mungkin orang yang berpikiran kolot pada saat itu menganggap kami hanya sampah semata.
Maksudnya?
Kami adalah kumpulan orang-orang yang tersingkir dari kehidupan masyarakat modern, dimana mereka sudah mengenal televisi, mesin cuci dan tektek benget produk revolusi industri lainnya. Setiap waktu kami berbicara cinta, tidak seperti orang diluar sana yang selalu berbicara “bagaimana caranya menguasai satu negara”. Sikap kami kadung dianggap sia-sia. Tapi akhirnya kekuatan cinta kami lah yang membuat dunia semakin berwarna. Semakin membuat orang-orang yang tersingkir dan di singkirkan memiliki kesadaran untuk melawan.
Saya selalu mengagumi orang-orang yang hidup di zamanmu. Kalian menancapkan pasak yang sangat kokoh di lini etika dan estetika
pada kebudayaan populer yang akan datang.
Karena kami melakukan segala sesuatu dengan jujur. Dengan apa yang kami pahami dan yakini.
Oke, kita kembali kepada topik. Apakah kamu merasa terganggu dengan posisimu sekarang. Tanggung jawab menjadi musisi dan jabatanmu menjadi Dewi Cinta?
Apa urusan kamu menanyakan itu?
Ini sesungguhnya pertanyaan yang sederhana lho Jan. Kalo tidak, ya tinggal kamu jawab
103
Bukan hak kamu juga bertanya kepada saya
Wartawan punya hak untuk bertanya apa saja Ibu Janis.
Oke, Terimakasih. Saya juga punya hak untuk tidak menjawab.
Lho, jangan gitu dong bu. Ini untuk kepentingan para Sahabat Fibrator. Bukan untuk saya pribadi.
Eh iya lupa.. jadi begini dik ……………… (tiba-tiba sambungan terputus)
Untuk beberapa waktu saya menjadi paham alasan Janis ber-argumen demikian. Mungkin dia dibawah pengaruh minuman alkohol favoritnya ‘Shoutern Comfort’ yang sudah diunun puluhan tahun. (mungkin) sama halnya dengan kondisi Bpk. Edy Rahmayadi saat itu yang sudah tidak bisa mengendalikan diri dari pengaruh zat yang sama. Wallahualam.
Hallo Jan hallo. Tahu bulat tahu bulat?
…………….. saya tidak terganggu ………… bisa mengatur ………… (percakapan terputus-putus)
Sambungan telepati sepenuhnya terputus. Mungkin Janis sedang berada di lokasi yang jauh dari jangkauan kepala.
(mengirim pesan singkat)
“nanti saya lanjutkan lagi ya Jan. pasti kamu sedang berada diluar jangkauan. Maklumlah sekarang sudah jadi aktivis asmara kawula muda. See u Janis. I Love You……..”
Percakapan pun terhenti. Dilain waktu mungkin saya bisa menghubungi lagi beliau dan membicarakan banyak hal tentang musik dan segala sesuatu yang menyangkut aktifitasnya saat ini.
Perlu untuk diketahui. Janis muda adalah seorang perempuan yang lugu dengan kondisi kulit yang sensitif. Bullying saban hari di sekolah menjadi 104
hal yang lazim bagi dirinya. Ia sangat gemar melukis dan membaca. Sampai suatu hari ia bangkit dan menciptakan musik yang begitu keren. Keberadaannya kian diperhitungkan. Namun sayang, belio mati muda di umur 27 tahun. Namun pengaruh musik dan sosoknya begitu kuat dalam ingatan para anti-rasisme dan orang-orang yang mencita-citakan kebebasan melalui musik.
105