2 minute read

“Necis” Ala Eratic Moody

Resensi Musik “NECIS” ALA ERATIC MOODY

Kuartet rock ‘n roll asal kota Bandung, Eratic Moody resmi merilis debut single berjudul “Necis”. Di tahun 2013, bangku SMP menjadi saksi bisu band ini dibentuk. Dengan nama awal “Soldout”yang digawangi oleh Alghifari Agrapana, Agung Firdaus dan Alief Agustiana. Entah bahan bakar tercecer atau amunisi yang akan dijual sudah soldout alias habis akhirnya band ini berhenti di tengah jalan.

Advertisement

Tak patah arang, di tahun 2015 -ditandai dengan masuknya Reyhan Algazali- akhirnya band ini di bentuk kembali. Dengan nama baru “Eratic Moody” yang terinspirasi dari sempalan kalimat surat kematian Kurt, “I’m too much of an Eratic, Moody, baby!”. Kurang lebih mengisyaratkan mood yang tidak menentu. Pemilihan nama sepertinya ada tendensi untuk merayakan sekaligus mengingat kembali kematian si jenius Kurt Cobain.

Terpengaruh dari musik era 60’s dan band-band rock n’ roll dari tiap generasi, akhirnya Alghifari Agrapana (vocal, gitar), Agung Firdaus (gitar), Alief Agustiana (bass) dan Reyhan Algazali (drum). Dengan dipengaruhi ragam aliran musik lain yang telah di eksplorasi oleh tiap personil kemudian Eratic Moody sepakat mengkerucutkan musik mereka pada rock n’ roll.

88

Lagu Necis adalah bentuk dari libido rock n’ roll mereka yang tercurahkan.

“Terdapat perpaduan jenis musik di lagu ini, diantaranya nuansa rock n’ roll pada intro dan verse, lalu nuansa rockabilly ala 50an saat bagian solo gitar, dan nuansa surf rock pada outronya” kata Eratic Mood. Konon, perpaduan warna musik yang dituangkan kedalam lagu “Necis” adalah penggambaran dari sikap percaya diri seorang lelaki.

Bertindak abai dengan apa yang dilihat agaknya menjadi salah satu ciri seseorang memiliki tensi kepercayaan diri yang tinggi. Ketika lirik digarap, arwah Narsisus sepertinya sedang bersemayam di tubuh Alghifari Agrapana, “…. Ku lebih tampan dari dia, ku lebih necis dari dia. Idaman wanita. Karena… Rock n roll.” Perbedaan antara narsis dan percaya diri begitu tipis terasa.

Ada isyarat ode f*ck you dalam lirik ini ketika melihat sesuatu yang terasa agak sakit. Seperti halnya rasa cemburu, dimana do’i yang sudah lama jadi target operasi malah melipir dan memilih laki-laki lain –lebih tua pulaseperti lirik di awal “Ku lihat dia bersama seorang lelaki tua…”. Tragis memang, tapi sepertinya itu pengalaman empiris setiap lelaki. -Tenang saja Alghi, masih banyak groupies lain.

Meskipun lirik bertemakan perihal asmara yang patah, namun lagu “Necis” secara keseluruhan Eratic Moody sama sekali tidak memberikan ruang untuk suasana yang cengeng apalagi khawatir dan gelisah dengan rasa cemburunya.

Single ini direkam di Masterplan Recording Chamber dengan diproduseri Sandy Aji. Sedangkan pembuatan artwork dibantu oleh Raja Mahardika dan Fatwa Satya Darana sebelum akhirnya berhasil dilepas ke khalayak. Dalam waktu dekat Eratic Moody berencana mengeluarkan EP pertama mereka.

Apakah Eratic Moody sudah bertekad bulat menjual jiwa kepada rock n’ roll? Kita tunggu saja karya-karya mereka selanjutnya. Cheers!

89

This article is from: