5 minute read

Genjer Yang Di Ganjar Orba

GENJER YANG DI GANJAR ORBA

Beberapa tahun kebelakang, ketika saya sedang asik berselancar di YouTube dan rutin menonton sebuah session musik KEXP Radio yang berdomisili di Seattle, USA. Tiba-tiba muncul sebuah band indie bernama “Dangue Fever” asal Los Angeles, mereka membawakan lagu GenjerGenjer. Lagu tersebut digubah kedalam bahasa Kamboja dengan tutur instrument musik yang begitu modern, berwarna psychedelic pop dan surf rock. Vokalis band tersebut perempuan berwajah oriental dan bersuara merdu, tidak kalah dengan Lilis Surjani. Tiupan Saxophone di awal lagu cukup mengingatkan saya kepada sampul buku Tempo edisi biografi Njoto.

Advertisement

Ketika itu, setidaknya muncul pertanyaan. Bagaimana bisa lagu haram itu sampai ke Amerika dan mendapat tempat yang layak di Negara lain (?).

Berselang 53 tahun pasca peristiwa G 30 S, masih terus ada hal lain yang mengingatkan kita akan kejadian mengerikan itu. Selain film fiksi legendaris “Penghianatan G30S/PKI” yang dibikin Arifin C Noer atas titah resim Orba yang terus ditayangkan saban tahun dan menjadi film wajib generasi 1980-1990’an. Adalah lagu Genjer-Genjer salah duanya yang menjadi alat propaganda rezim untuk menumpas habis PKI dengan segala bentuk dalih pembenaranya.

52

Kita tidak bisa mengelak bahwasanya lagu Genjer-genjer adalah produk kebudayaan yang kemudian dihancuncurkan seiring dengan kepopulerannya dan diikuti dengan tragedi yang terjadi. Lagu tersebut kadung menempel dengan atribut PKI dan sejarah kesadisan malam jahanam 30 September.

Lagu Genjer-genjer diciptakan pada tahun 1942 oleh Muhammad Arif, musisi sekaligus pengarang lagu termahsyur asal Banyuwangi, Jawa Tengah. Bermula dari kegelisahan Muhamad Arif, melihat kesengsaraan rakyat yang terjadi di tanah air khususnya di Banyuwangi setelah Jepang berhasil meng-okupasinya. Saking sengsaranya waktu itu, masyarakat di banyuwangi harus rela memakan tanaman genjer (Limnocharis Flava) tanaman gulma yang tumbuh dirawa. Biasa di makan oleh itik dan hewan ternak lainnya.

Lagu Genjer-genjer mulanya hanya sebuah lagu kritik sosial yang sering dinyanyikan oleh rakyat, dengan tujuan menyindir pemerintahan Jepang atas apa yang terjadi. Seiring dengan perubahan waktu, lagu Genjer-genjer pun kian populer dikalangan masyarakat luas.

Pasca kemerdekaan Indonesia, Muhamad Arif sang pengarang lagu masuk ke dalam organisasi bernama LEKRA (Lembaga Kesenian Rakyat), yang digadang-gadang sebagai underbouw-nya PKI. Tidak hanya karir keseniannya saja yang kian mapan, namun karir politiknya pun ikut terangkat. Muhamad arif pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Banyuwangi.

Pada tahun 1960-an, lagu genjer-genjer menjadi sangat populer. Sejumlah musisi gaek seperti Bing Slamet dan Lilis Suryani sempat merekam lagu itu dengan suara merdunya. Terlebih lagu tersebut masuk pula kedalam album kompilasi “Bersuka Ria” yang di inisiasi oleh presiden Soekarno. Lagu-lagu yang terhimpun di dalam album tersebut syarat akan realitas yang terjadi di Indonesia. Konon album tersebut dibuat untuk mengkonter musik barat yang pada saat itu kian merajalela di tanah air. (baca: masukan link Manipol vs Orba)

53

Pasca meletupnya tragedi G 30 S, barang tentu kita semua telah mengetahui apa yang terjadi. Dengan sigap saat itu pihak militer dengan cepat menindak apapun yang bersangkutan dengan tragedi pembunuhan 7 sekawan tersebut. Semua orang yang berhubungan dengan PKI berhasil di ciduk. Tidak luput juga Muhammad Arif yang di Penjara Lowokwaru, Malang, selama 106 hari tanpa proses pengadilan. Pada hari ke 107 sang pengarang lagu entah diamana rimbanya. Sampai saat ini tidak terlacak jejak mayat ataupunn kuburannya sama sekali. Kuat kemungkinan telah di-selesai-kan.

Imbas dari reaksi militer pasca peristiwa itu, tidak hanya terjadi kepada orang-orangnya saja, tetap berimbas pula pada karya-karya seni yang berbau komunis. termasuk lagu genjer-genjer. Dalam film Penghianatan G 30 S/PKI, lagu genjer-genjer digunakan sebagai latar lagu penyikasaan sadis para jendral, lagu itu muncul ketika para Gerwani yang binal menari sambil sesekali menyileti wajah para jendral (tentu kita perlu telusuri lagi fakta peristiwa-nya seperti apa).

Menurut catatan Hasan Singodimayan, seniman HSBI (Himpunan Seni dan Budaya Islam) dan teman akrab M Arief. Harian KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) pasca G 30 S terjadi, lagu genjer-genjer di plesetkan menjadi jenderal-jenderal.

Liriknya seperti berikut:

“Jendral Jendral Nyang ibukota pating keleler Emake Gerwani, teko teko nyuliki jendral Oleh sak truk, mungkir sedot sing toleh-toleh Jendral Jendral saiki wes dicekeli

Jendral Jendral isuk-isuk pada disiksa Dijejer ditaleni dan dipelosoro Emake Germwani, teko kabeh milu ngersoyo Jendral Jendral maju terus dipateni”

Imbas dari plesetan lagu tersebut sepertinya kian menguatkan agitasi dan

54

propaganda golongan kontra-komunis untuk semakin liar membumi hanguskan segala bentuk yang berhubungan dengan PKI.

Sedangkan lagu aslinya (dikutip dari Wikipedia)8:

Genjer-genjer nong kedokan pating keleler Genjer-genjer nong kedokan pating keleler Emake thulik teka-teka mbubuti genjer Emake thulik teka-teka mbubuti genjer Ulih sak tenong mungkur sedhot sing tulih-tulih Genjer-genjer saiki wis digawa mulih

Genjer-genjer isuk-isuk didol ning pasar Genjer-genjer isuk-isuk didol ning pasar Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar Dijejer-jejer diuntingi padha didhasar Emake jebeng padha tuku nggawa welasah Genjer-genjer saiki wis arep diolah

Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Genjer-genjer mlebu kendhil wedang gemulak Setengah mateng dientas ya dienggo iwak Setengah mateng dientas ya dienggo iwak Sego sak piring sambel jeruk ring pelanca Genjer-genjer dipangan musuhe sega

Terjemahan Bahasa Indonesia:

Genjer-genjer di petak sawah berhamparan Genjer-genjer di petak sawah berhamparan Ibu si bocah datang mencabuti genjer Ibu si bocah datang mencabuti genjer

8 https://id.wikipedia.org/wiki/Genjer-genjer

55

Dapat sebakul dia berpaling begitu saja tanpa melihat Genjer-genjer sekarang sudah dibawa pulang

Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar Genjer-genjer pagi-pagi dijual ke pasar Ditata berjajar diikat dijajakan Ditata berjajar diikat dijajakan Ibu si gadis membeli genjer sambil membawa wadah-anyaman-bambu Genjer-genjer sekarang akan dimasak

Genjer-genjer masuk periuk air mendidih Genjer-genjer masuk periuk air mendidih Setengah matang ditiriskan untuk lauk Setengah matang ditiriskan untuk lauk Nasi sepiring sambaljeruk di dipan Genjer-genjer dimakan bersama nasi

Silahkan analisis sendiri sejauh mana hubungan lagu tersebut dengan propaganda orba yang terus digalakan (lagu kekejaman PKI). Terlepas dari siapa pengarang dan latar belakang organisasinya.

Pada edisi #56 bulan Desember 2009, lagu Genjer-Genjer masuk ke dalam daftar “150 Lagu Indonesia Terbaik” versi majalah Rolling Stone Indonesia, menduduki peringkat ke-150.

Selain lagu Genjer-genjer, Muhammad Arif pun sempat membuat lagu yang tidak kalah penting dalam kemelut sejarah bangsa Indonesia,seperti lagu: Ganefo, 1 Mei, Harian Rakyat, Mars Lekra dan Proklamasi.

Secara gemilang pemerintahan Orde Baru telah berhasil menanamkan stigmatisasi dan stereotif kedalam kepala kita -sampai dengan sekarang, bagaimana konteks dan sejarah lagu itu. Yang sekali lagi, tentu perlu kita telusuri dan analisis kembali apa yang sebetulnya terjadi. Karena terkadang tidak masuk akal, sekuat apa ancaman sebuah lagu sampai harus dilarang sedemikian rupa.

56

This article is from: