Banjarmasin Post Jumat, 21 November 2014

Page 18

18

JUMAT, 21 NOVEMBER 2014

H Murjani Sani

ADA anggapan di masyarakat Banjar, bulan kedua kalender Hijriyah (setelah Muharam), Safar adalah bulan sial, panas, dan penuh bala atau bencana. Faham itu menghambat aktivitas orang yang

memercayainya. Mereka merasa tabu memulai usaha baru, tak berani memulai pendirian rumah, takut bepergian atau hal-hal lain. Untuk mengusir segala kesialan itu, sebagian masyarakat –dulu terutama di kawasan Sungai Jingah, Banjarmasin– dikenal adanya tradisi batumbang dan baayun anak yang dirangkai selamatan bagi bayi yang lahir di bulan itu. Pada proses batumbang terdapat upacara mengayun bayi yang dilengkapi pernakpernik (janur) dan kue khas

Banjar (41 macam) di ayunan bayi yang berumur lebih dari satu tahun sampai usia lima tahun. Dalam prosesi yang digelar kaum perempuan itu, sang bayi diayun sambil diikuti pembacaan surah Yasin dan selawat oleh para tamu. Setelah itu, bayi dikembalikan kepada ibunya, diiringi pembagian 42 jenis kue. Pada prosesi itu juga kebiasaan menghamburkan uang logam yang diperebutkan anak-anak. Rangkaian prosesi batumbang anak lantas dilanjutkan

pembacaan doa keselamatan bagi bayi dan semua yang hadir, dipimpin dukun kampung atau guru yang ahli di bidang agama. Dan, penutupnya adalah membagikan kue apam untuk dimakan bersama dan terbesit harapan, agar rahmat dan berkah Allah SWT menyertai para undangan, khususnya bagi anak yang lahir pada bulan tersebut. Juga ada prosesi ritual lain yakni bahalarat, kenduri atau selamatan dengan mengundang tetangga dan handai to-

lan. Biasanya dilakukan setelah Magrib atau Isya yang diisi pembacaan surah Yasin dan selawat dan ditutup doa mohon ampun atau tobat. Masyarakat Banjar umumnya menjunjung tinggi ajaran Islam, namun pada kegiatan yang berhubungan dengan ibadah dan amaliah masih ada yang belum dapat melepaskan diri dari tradisi, kepercayaan dan agama yang berkembang sebelumnya. Apalagi, anggapan Safar adalah bulan panas, bala dan bencana, terkadang didukung

kenyataan. Seperti mudah terjadinya kebakaran saat musim kemarau atau banjir dan angin ribut saat musim penghujan. Bahkan, sering pula menimbulkan korban jiwa. Betulkah Safar bulan sial? Saat dihubungi, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banjarmasin, H Murjani Sani membantahnya. Dia menegaskan Safar adalah bagian yang tidak terpisahkan dari sebelas bulan lainnya. Karene: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ada dua belas, sesuai ketetapan-

Nya ketika mencipta langit dan bumi (QS At-Taubah: 36). Juga: Tidak ada penularan, tidak ada tathayyur (kesialan), tidak ada kepercayaan sial dari suara burung hammah, dan tidak adakepercayaan sialnya bulan Safar (HR Bukhari Muslim). “Safar sama dengan bulanbulan lain. Sial tidaknya di bulan itu tergantung menggunakan waktu yang ada padanya. Bila digunakan untuk kebaikan, baiklah hasilnya, bila untuk kejahatan, buruk dan siallah dia,“ ujar Murjani. (rhm)

DOA DALAM ALQURAN Perlindungan dari Godaan Setan “Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku”. (QS Al-Mu’minun: 97-98) Terhindar dari Bencana “... (Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS Al Anbiya: 83)

DOK BPOST GROUP

Khatib Jumat

Hari Ini BANJARMASINTIMUR ● Ash Shabirin,Komp Satelit Permai: HM Zamzam ● Arafah, Dharma Praja: Ilham Mulyadi ● Al Mukhlisin, Mangga III: H Umransyah Alie ● Al Munawarah, Keramat: H Mushoffa Zakir ● Ar Rahman, Melayu Darat: Ahsanul Fitri ● Ar Raudah, Ratu Zaleha: Hamdi ● Baiturrahim, A Yani Km 3,5: HM Gazali ● Misbahul Mu’minin, Keramat Raya: H Rusdiansyah As ● Darul Arqam, Ki Hajar Dewantara: Norcahyono ● Al Haq, Banua Anyar: HM Fauzi ● Syafa’ah, Kuripan: HM Husaini ● Nurul Fata, Pekapuran Raya: Ariansyah Ahmad ● Taufiqurrahman, Sungai Bilu: Mursalin Badrun ● Al Mubarakah, Pekapuran Raya: H Ibrahim Hasani ● At Taubah, A Yani II: Abdul Hamid M ● Nurul Huda, A Yani Km 6: H Zuhri Mahfuz BANJARMASIN BARAT ● Hidayatut Thalibin,Dahlia: H Husni Nurin ● Fathul Jannah, Teluk Tiram: H Ahmad Sam’ani ● YKS Sentosa, Belitung Darat: HA Muthalib Ghani ● Ihya Ilumuddin, Pembangunan I: M Noor ● Ar Ridha, Yos Sudarso: HA Bugdadi ● KH Ahmad Dahlan,S Parman: M Fauzi Rahmani ● Al Hijrah, Purnasakti: H Suriansyah ● Jami, Teluk Tiram: H Yusuf Hifni ● Baiturrahman, Belitung Darat: H Syahyuni ● Babut Taqwa, Sutoyo S: Abu Bakar ● Nuruz Zakirin, Komp DPR: H Achmani ● Ad Dzakirin, Teluk Tiram Ilir: Reza Fahlevi ● Al Mujarin, Ampera: H Asy’ari BANJARMASINTENGAH ● Sabilal Muhtadin, Sudirman: H Abdussamad Sulaiman ● Asy Syifa, A Yani Km 2: H Mas’udi HS ● Al Misbah, Sungai Baru: Sam’un ● Syazali, Seberang Masjid: Hamdani ● Al Musamahah, Haryono MT: HM Sa’dillah ● Darul Mu’minin, Rawasari: H Syamsul Rahman ● Nahdatus Salam, Cempaka Raya: HM Mukhlis AS ● Al-Hijrah, Tirtasari: HM Adnan ● Hasbunallah WW, P Antasari: Ahmad Yuwaini ● Jami Pelajar, Mandiangin: Muhlidi Sulaiman ● Al Muhtadin, S Parman: H Sakerani Mukhtar ● Jami,Sutoyo S: Sarmiji Asri ● Al Khairat, Batu Benawa: Harlan Aswai ● Raudhatul Jannah, Melayu Darat: H Sofyan Hanafi ● Miftahul Jannah, DI Panjaitan: M Ilyas ● Al Jihad, Cempaka Besar: H Zainal Hakim ● Al Anshor, Cempaka Besar: H Ilyas ● At Taubah, Melayu Laut: H Akhmad Sahal BANJARMASIN UTARA ● Qaryah Thayyibah,HKSN Permai: Hasanuddin ● Ar Rahmah,Sungai Andai: HA Fitri ● Al Muttaqin: Khairul Anam ● Muhammadiyah, Sungai Miai Dalam: H Mahlan Darkasi ● At Tanwir, Sultan Adam: HM Nurdin ● As Sajadah, Jahri Saleh: H Zainal Arifin ● Ar Rahim, Kayu Tangi: H Ridhani Fizie ● Iqra, Hassan Basry: H Karyono Ibnu Ahmad ● Nurul Ishlah, Mandiri IV: Fikrul Ilmi ● Al Qadar, Kadar Permai: Maslansyah ● Jami: H Ahmad Husaini ● Al Munawwarah, Raga Buana: HM Kastalani ● Al Ikhlas, Simpang Gusti: H Nasrudin Arsyad ● Al Ikhlas, Sungai Andai: Abdullah ● Hijratul Khairah, Herlina Perkasa: H Idris BANJARMASIN SELATAN ● Nurul Amilin, Kelayan Kecil: Habib Ahmad Assegaf ● Husnul Khatimah, Tatah Bangkal: M Idrus ● Al Mukarram, Muning: H Rahmana Abdurrahman ● Byna Taqwa, Byna Harapan: HA Thabrani ● An Noor, Bumi Mas: Abd Syukur Al Hamidi ● Hayatul Ibadah, Gerilya: H Ahmadi Sulaiman ● As Sa’adah,Beruntung Jaya: H Muzani ● Al Gufran, Mantuil Raya: HM Nuh ● Baiturrahman, Nakula XVI: H Arbain ● Al Faizun, Garuda-Merpati: Abdullah Karim ● Al Muttaqien,Rantauan Darat: H Bahrudin ● Nurul Jannah, A Yani Km 5,5: H Zainuddin R ● Al Anshar, Banjar Indah: H Fiqrul Ilmi

2111/B18

3B untuk Lawan Bala

Itu Merusak Akidah

selama bulan ini, marilah kita memDALAM kitab Kanzun Najah wa perbanyak zikir dan membaca Syurur dan ulama ahli tamkin serta surah Yasin. Juga membaca salamun kasyaf, disebutkan Allah SWT terqaulan min rabbir rahim (selamat dan banyak menurunkan bala pada sejahtera) sebanyak 313 kali. Safar. Lebih-lebih pada Arba ( Rabu) Kita, manusia, terakhir, yakni arba tidak boleh takut mustamir. Arti Safar terhadap bala, takut sendiri adalah kosong. dengan bulannya. Disebutkan, Allah Tetapi, takutlah keSWT menurunkan pada Sang Pencipta 320 ribu bala. Pada yakni Allah SWT. Safar juga sering ada Jadi ada tiga cara unistilah orang yang metuk mewaspadai Salepas racun. far yakni berdoa, Karena itu umat Isberzikir dan berselam diminta selalu dekah (3B). Intinya, waspada dan selalu mendekatkan diri meningkatkan ibadah kepada Allah SWT. pada bulan itu. Juga Tidak masalah memperbanyak zikir HM HADERAWI HK pada bulan ini, mengdan beribadah, serta Pengasuh Majelis Taklim gelar pernikahan, juga bersedekah. TiRaudlatur Rahmah memulai usaha atau dak lupa juga perbaKertak Hanyar, Banjar mendirikan rumah nyak membaca seladan lainnya. Namun demikian, wat Tunjina. hendaknya dimulai dengan banyak Selain itu, Nabi Muhammad berdoa, berzikir dan bersedekah. SeSWA pernah bersabda, yang makperti membaca surah Yasin sebelum sudnya: Tidak tertolak suatu bala acara, berselawat dan lainnya. Ini kecuali dengan berdoa dan berbuat akan lebih mendekatkan diri kepada baik atau amal kebajilkan. Allah SWT. (dwi) Karena itu, alangkah baiknya

Rabu Terakhir SEORANG ulama besar, Imam Abdul Hamid Quds, mufti dan imam Masjidil Haram Makkah, Arab Sausi pada awal abad 20 mengatakan, akan banyak aulia Allah yang mempunyai pengetahuan spiritual menandai bahwa setiap tahun ada 320 ribu penderitaan yang jatuh ke bumi pada Rabu terakhir Safar. Ya, hari itu dianggap sebagai hari yang sangat berat dibandingkan hari-hari lain sepanjang tahun. Bahkan, beberapa ulama mengatakan bahwa ayat Alquran menyebutnya, yawma nahsin mustamir yakni hari berlanjutnya pertanda buruk. Untuk melindungi dari ‘ku-

tukan’ pada Rabu terakhir pada Safar, dianjurkan melakukan salat empat rekaat (nawafil, sunah). Setiap rekaat, setelah al-Fatihah membaca surah alKautsar sebanyak 17 kali lalu al-Ikhlas sebanyak 5 kali, kemudian al-Falaq dan an-Naas, masing-masing sekali. Setelah salat dianjurkan memanjatkan doa memohon perlindungan dari segala kutukan dan bencana. Selain itu memperbanyak membaca syahadat, istighfar, dan bersedekah. Wirid tambahan tersebut berfungsi sebagai perlindungan terhadap 70.000 bala (kutukan) yang dijatuhkan kepada umat manusia selama Safar. (*)

Adanya bulan-bulan khusus, tak harus TIDAK ada bulan yang dikeramatkan diterjemahkan sebagai bulan-bulan lain dalam ajaran Islam. Semua bulan itu baik. ada yang tidak baik. Tak ada hadis shahih dan Mempercayai Safar saayat Alquran yang menyabagai bulan pembawa sial, takan adanya bulan yang justru akan merusak akidah tidak baik. Islam. Bisa diartikan ada Memang ada sumber tipengalihan kekuasaan dari dak jelas yang menyatakan Allah ke bulan yang diperAllah akan menurunkan bala cayai mempunyai kekuatbencana pada Rabu terakhir anpembawa sial. Safar. Tapi itu bukan hadis Justru alangkah lebih yang kuat. Sumber tersebut baik, pada Safar itu dipertidak bisa digunakan sebabanyak amaliah ritual, agai dasar hukum. Jadi, lebih maliah sosial dan sedekah. kepada kepercayaan masyaCara-cara ini akan rakat saja. Entah siapa yang HA HAFIZ ANSHARY meningkatkan keimanan pertama mengembuskan Akademisi IAIN Antasari dan ketakwaan terhadap Safar itu adalah bulan yang Allah SWT. Yang terpenting saat ini, tidak baik. adalah pendekatan kepada Allah SWT Memang ada sebagian orang yang dengan perbaikan kualitas ibadah dari menganggap pada Safar tidak baik unwaktu ke waktu. tuk pindah rumah, menikah, membeli Kepercayaan Safar sebagai bulan tidak rumah hingga membuka usaha baru. baik, tidak hanya diyakini sebagian Padahal, itu anggapan yang tidak benar. masyarakat Banjar. Kepercayaan itu juga Sekali lagi, dalam Alquran dan hadis tumbuh di Jawa. Dan, kepercayaan di tidak ada yang secara eksplisit maupun Indonesia tidak bisa lepas dari kebuimplisit, menyebutkan adanya bulan dayaan Hindu, Budha dan Tiongkok. yang tidak baik. Allah memuliakan seContohnya, ada masyarakat yang mua bulan dan hari, sehingga terganpercaya rumah ‘tusuk sate’ itu tidak baik. tung pemanfaatannya. Berdasar kepercayaan masyarakat keMemang, Allah memuliakan bulanturunan Tiongkok, rumah yang baik bulan tertentu seperti Ramadan. Namun, adalah menghadap matahari. Padahal, tanpa harus menjelekkan bulan-bulan semua rumah di mana pun posisinya itu lain. Ramadan memang bulan istimewa, baik. (ogi) tetapi bulan-bulan lainnya tetap baik.

Zuhud Tidak Harus Miskin ADA data menarik yang disampaikan al-Mas’udi dalam kitabnya Muruj al-Dzahab terkait harta kekayaan para sahabat Rasulullah SAW. Zubair bin Al-Awaam meninggalkan 59,8 juta dirham setelah wafat. Konon, Zubair memiliki 1.000 budak, 1.000 kuda, 11 rumah megah, juga ratusan hektare tanah dan perkebunan yang tersebar di Madinah, Basrah, Kufah, Fustat dan Iskandariyah. Selain itu, dia juga seorang saudagar. Abdurrahman bin Auf saat awal berhijrah ke Madinah tidak memiliki harta sepeser pun. Tapi, tak lama kemudian dia menjadi orang paling kaya se-Madinah. Menjelang akhir

hidupnya, Abdurrahman mewasiatkan sebagian hartanya dibagikan kepada 100 ahli Badar yang masih hidup. Masing-masing mendapat jatah 400 dinar. Selain itu, dia memiliki 1.000 budak yang telah dibebaskan, 1.000 unta, 100 kuda, juga 3.000 domba yang digembalakan di Baqi’. Zaid bin Tsabit meninggalkan 300 ribu dinar serta ratusan ton emas dan perak. Ibnu Mas’ud, selain memiliki 50 budak dan hewan ternak, meninggalkan 9.000 ton (mitsqal) emas dan beberapa rumah megah di pelosok-pelosok Irak. Al-Khabab bin alIrts, sahabat Rasul SAW yang terkenal miskin, di akhir hi-

dupnya mewasiatkan untuk membagi-bagi sisa hartanya yang berjumlah 40 ribu dinar. Fakta ini menunjukan bahwa para sahabat adalah orangorang kaya. Tapi, kekayaan mereka tidak lantas membuat mereka lupa akan akhirat. Mereka hidup zuhud. Ali bin Abi Thalib menjelaskan, zuhud tersimpul dalam dua kalimat dalam Alquran, supaya kamu tidak bersedih karena apa yang lepas dari tanganmu dan tidak bangga dengan apa yang diberikan kepadamu. Orang yang tidak bersedih karena kehilangan sesuatu darinya dan tidak bersuka ria karena yang dimilikinya, itulah zuhud. (rpb)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.