32
Banjarmasin Post RP 3.000
HALAMAN
SENIN
22 SEPTEMBER 2014/ 27 DZULKAIDAH 1435 H
NO. 151578 TH XLIII/ ISSN 0215-2987
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
Tewas Terlindas Bus Haji
Magotaro, Sejarah dan Cinta
■ Tiga Perusahaan Katering Diberi Sanksi MAKKAH, BPOST - Kejadian tragis dialami seorang calon haji (calhaj) Indonesia di Makkah, Arab Saudi. Calhaj bernama Mudjijem Amat Sadjilah (73) mengembuskan napas terakhir karena terlindas bus haji yang membawa rombongannya. Perempuan asal Sleman DIY itu tergabung dalam kelompok terbang (keloter) 24 embarkasi Surakarta, Jateng.
TOKYO, 21 Oktober 2011. “Anda dari Banjarmasin kan?” tanya Prof. Kawashima Midori. “Ya, benar,” kata saya. “Buku ini mengandung informasi sejarah Banjarmasin abad ke-18,” katanya sambil menunjukkan
Kejadian pada Sabtu (20/9) itu berawal saat rombobongan Mudjijem hendak menuju Masjid Haram dengan menumpang bus yang disediakan panitia penyelenggara ibadah haji (PPIH). Saat bus hendak berhenti di terminal Al-Ghazza, kabarnya sejumlah Hal 22 kol 4-7
■ Hari Ini Puncak Dies Natalis Unlam ta dilepas oleh H Sutarto Hadi yang baru tiga hari lalu, Jumat (19/9), dilantik Mendikbud M Nuh sebagai rektor menggantikan HM Ruslan.
”
Ya, bisa dikatakan, melepas peserta jalan sehat adalah tugas pertama Sutarto sebagai rektor Unlam periode 2014-2018. Pada gelaran itu, peserta yang beruntung mendapatkan hadiah satu unit sepeda motor TVS dari Ikatan Keluarga Alumni (IKA), tiga unit sepeda gunung dari BPost
SUTARTO HADI Rektor Unlam
BANJARMASIN, BPOST - Jalan sehat menjadi bagian acara menyambut Dies Natalis Ke-56 Universitas Lambung Mangkurat (Unlam), Minggu (21/9). Ribuan orang sivitas akademika kampus baik mahasiswa, dosen, dan staf berbaur dalam keceriaan acara tersebut. Ada yang istimewa. Peser-
wancara yang dicatat Aoki Okikatsu (w. 1812). Magotaro adalah satu dari 21 awak kapal Jepang yang hanyut oleh badai hingga terdampar di Mindanau, Filipina, pada 1765. Mereka ditangkap penduduk asli, lalu dijadikan budak. Tiga bulan kemudian, dari Karagan, Mindanau Selatan, Magotaro dan enam or-
JENDELA ang lainnya, dibawa ke Sulu. Sulu waktu itu cukup maju. Kapalkapal yang Mujiburrahman membawa barang dan orang (termasuk Hal 22 kol 4-7
Istri Fadli Cuma Bisa Berteriak
Sutarto ‘Sendirian’ Yang penting orangnya bisa bekerja, mampu menjalin kerja sama dengan rektor, dan bersinergi. Yang paling penting adalah kerja keras sesuai pesan Mendikbud
sebuah buku. “Saya tidak bisa membaca Bahasa Jepang,” kata saya. Ia tersenyum. “Ada artikel jurnal tentang buku ini dalam bahasa Inggris,” katanya. Ia kemudian memberikan artikel tersebut. Artikel yang ditulis Nomura Toru itu, menganalisis kisah Magotaro berdasarkan wa-
■ Jadi Korban karena Diduga Informan Densus PERAK PERTAMA - Atlet wushu putri Indonesia Juwita Niza Wasmi melakukan gerakan pada final kelas Naquan/ Nandao Asian Games 20014 di Ganghwa Dolmens Gymnasium, Incheon, Korsel, Sabtu (20/9). Juwita adalah peraih medali pertama berupa perak untuk kontingen Indonesia dalam ajang tersebut. Kabar seputar Asian games di Halaman 31.
Hal 22 kol 1-3
BANJARMASIN POST GROUP/ELHAMI
REKTOR Unlam H Sutarto Hadi (kanan) didampingi Ketua IKA Unlam HG (P) Rusdi Effendi AR melepas peserta jalan sehat menyambut dies natalis, Minggu (21/9) ANTARA/SAPTONO
POSO, BPOST - Di saat personel Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror terus melakukan perburuaan terhadap terduga teroris, seorang petani di Poso, Sulteng, M Fadli (50) meninggal secara mengenaskan. Dia dianiaya lalu dibunuh oleh sekelompok orang yang menudingnya telah menjadi informan Densus 88. Fadli dibunuh di depan ru-
mahnya. “Dia hanya warga biasa. Tidak benar tudingan tersebut. Dia bukan informan polisi, Densus. Kami tidak mau mengorbankan masyarakat hanya untuk itu. Pola intelijen kami tidak mungkin seperti itu, “ tegas Kapolres Poso, AKBP Susnadi, Minggu (21/9). Menyinggung informasi dari warga bahwa pembunuh itu adalah anggota kelompok
Berawal dari Surat Tantangan RUMAH Fadli yang dibunuh oleh kelompok yang menudingnya menjadi informasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror berada di Desa Taunca Padalembara, Poso Pesisir Selatan, Sulteng. Berjarak kurang lebih 30 kilometer dari arah Kota Poso.
Desa yang kini menjadi lokasi operasi Densus 88 itu diduga menjadi salah satu wilayah persembunyian kelompok bersenjata di Poso. Di sana pula, kontak senjata antara kelompok yang diduga anggota Mujahidin Indonesia Timur
Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso Abu Wardah, Susnadi mengatakan berdasar hasil penyelidikan, memang mengarah ke kelompok tersebut. “Dari penyelidikan, buktibukti, serta keterangan saksisaksi yang ada, pelakunya mengarah ke kelompok tersebut,” tegas dia. Dugaan itu makin kuat, karena pada laman arrahmah.com, juga terpampang pernyataan dari MIT tentang pembunuhan itu. Mereka menyatakan Hal 22 kol 4-7
Hayati Iemut Asal haja jua, belum tentu jua bujur teroris. Bila dtembak pasti kayak itu alasannya. Baca halaman 4
Hal 22 kol 1-3
SI PALUii
Ketika Tanggui Harus Melawan Arus Zaman
Masyukuri Nasib
Kini, Menjualnya Harus Lewat Bu Haji
BILA bubuhannya takumpul baik di warung atawa di gardu musti ada-ada haja nang dipanderakannya tapi nang tabanyak adalah manguya Hal 22 kol 1-3
- Calun haji tamakan nasi basi , Lak ai + Kalu di kampung gasan makan hayam, Nang ai Anang Gayam
05:02
12:21
15:47
18:28
19:38
BUKANNYA istirahat siang, Masitah (50) justru terlihat sibuk bekerja di teras rumahnya, Jalan Kuin Utara RT 7, Banjarmasin. Lengan kanannya memegang ujung kayu. Ujung satunya, ia tahan menggunakan kaki kanan. Lengan kiri, memegang pisau. Satu per satu kayu yang dia sebut ilatung, dibelah tipis-tipis. Belahan kayu tipis ini kemudian dirangkai perempuan yang akrab disapa Acil Itah ini di pinggir bulatan yang terbuat dari daun nipah. Kemudian diikat dengan kayu tipis yang berfungsi seperti tali. Topi dari daun nipah yang disatukan, diikat dengan ilatung
itulah yang disebut tanggui (caping besar). Topi tradisional, buatan tangan ini biasa dikenakan petani, teruta-
ma saat masa ketam (panen).. Tetapi tidak sedikit pula, pedagang terapung menggunakannya untuk menahan sengatan matahari
ketika berjualan menggunakan jukung. Dulu topi lebar ini mudah ditemukan. Banyak yang memakai. Kini, seiring terus tergerusnya lahan pertanian di Banjarmasin bahkan Kalsel, peminatnya juga makin sedikit. Banyak la-
han pertanian yang kini disulap menjadi area perumahan dan kawasan industri. Kondisi serupa dialami para pedagang terapung. Perlahan, mereka terpinggirkan oleh pasarpasar di daratan. Imbasnya, lo Hal 22 kol 4-7
SALAH seorang perajin tanggui yang masih bertahan Acil Itah, sibuk bekerja di teras rumahnya. BANJARMASIN POST GROUP/RESTUDIA
2209/B01