Banjarmasin Post Senin, 14 Juli 2014

Page 1

32

Banjarmasin Post

SENIN

14 JULI 2014/ 16 RAMADAN 1435 H

RP 3.000

HALAMAN

NO. 151514 TH XLII/ ISSN 0215-2987

DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI

Jendela

Politisi, Ilmuwan, dan Sufi Mujiburrahman

“KALAU mau yang netral, tonton saja saluran televisi Toshiba, Sony, Samsung atau LG,” canda seorang kawan. Ia kesal merasakan keberpihakan banyak media cetak dan elektronik dalam pilpres kali ini. Netralitas para ilmu-

wan/peneliti juga dipertanyakan. Lembaga survei-lembaga survei yang melakukan hitung cepat malah menimbulkan kontroversi. Sebagian memenangkan calon sini, sebagian lagi calon sana. Kita tampaknya benar-be-

Santri Harus Membikin Gubuk Sendiri

Nalar ilmiah sudah bercampur baur dengan nalar politik. Nalar ilmiah adalah benar-salah, sedangkan nalar politik adalah menang-kalah

nar sudah menjadi posmodernis-relativis. Tak ada lagi Kebenaran (‘K’ besar). Yang ada hanyalah versi-versi tentang kebenaran. Kebenaran seolah menjadi subjektif, tergantung siapa

yang mengatakannya, dan tali-temali kekuasaan di belakangnya. Kebenaran dihadirkan dengan simbol-simbol, yang terbuka untuk dimaknai apa saja, oleh siapa saja. Tak ada yang pasti. Semua nisbi. Tetapi, jika semuanya benar, lantas mana yang harus kita pegangi? Bukankah harus ada yang menang dan yang kalah? Padahal, orang tak bisa berlama-lama dalam keraguan tanpa kepastian. Untung saja, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono cepat memberi jawaban. Hitungan yang menentukan adalah ketetapan Komisi Pemilihan U-

14 15 16

04:58 04:59 04:59

05:09 05:09 05:09

12:29 12:29 12:29

tri yang kesemuanya laki-laki itu itu rela tinggal di gubuk kecil berbahan kayu dan bambu, serta beratap ilalang kering. Gubuk-gubuk di perkebunan karet itu, mereka juga yang membangunnya. Satu gubuk dihuni satu atau dua orang, tergantung besar kecilnya. Karena kon-

18:28 18:28 18:28

19:42 19:42 19:42

Hal 22 kol 1-3 AFP PHOTO / DAMIEN MEYER

GOL PENENTU - Penjaga gawang Timnas Brasil, Julio Cesar (kanan) tidak mampu mengadang tendangan keras Georginio Wijnaldum’s (kiri) yang memastikan Belanda unggul 3-0 atas tuan rumah pada perebutan juara ketiga Piala Dunia 2014, Minggu (13/7).

■ Warga Malaysia Ikut Nyantri di Kintap PELAIHARI, BPOST Sehari-hari mereka dihadapkan pada situasi keterbatasan. Namun, semangat belajar para santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussana Desa Sungai Cuka, Kintap, Tanahlaut (Tala) ini, patut diapresiasi. Betapa tidak, selama menuntut ilmu, sebanyak 44 san-

15:53 15:53 15:53

disi gubuk, para santri itu menjadi sangat akrab dengan hujan deras, angin kencang, serta hawa panas dan dingin. Untuk penerangan tidak terlalu menjadi masalah, karena di setiap gubuk ada satu lampu listrik yang alirannya nyantol dari ponpes. Selain semangat yang tinggi, kondisi yang dialami para santri yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia -bahkan ada dua santri dari Ma Hal 22 kol 4-7

Belum Terdaftar

BANJARMASINPOST GROUP/APRIANTO

GUBUK SANTRI - Para santri Ponpes Darussana, Kintap, Tala sedang beristirahat di gubuk sederhana, kemarin. Karena keterbatasan ruang, para santri harus membikin gubuk sendiri.

PONDOK Pesantrean (Ponpes) Darussana berdiri di lahan hibah. Didirikan oleh KH Mahfud Zulwahfie yang semula mengajar di Ponpes Mahbatul Rassul, Bogor, Jabar. Para santri dan sebagian pengajar juga semula belajar dan lulusan ponpes itu. Kepada BPost, kemarin, Mahfud mengatakan semula tidak membayangkan akan mendirikan ponpes di Kintap, Tala. Saat itu, daerah di Kalsel yang dikenalnya hanya Banjar, karena memiliki banyak ulama. Hal 22 kol 4-6

Mereka Benar-benar Frustrasi ■ Juara Piala Dunia 2014 Dapat Rp 405 Miliar

M Dahlan Ketua PSSI dan pemain indonesia salah, mungkin tahun ini indonesia cuma menonton, tetapi bisa saja piala dunia yang akan datang indonesia akan menjuarainya. Merdeka! Komentar lain di hal 4

NASIB tragis dialami tuan rumah gelaran Piala Dunia (PD) 2014, Brasil. Setelah ditekuk Jerman dengan skor telak 1-7 pada semifinal, tim Samba kembali harus menelan pil pahit saat perebutan peringkat ketiga. Brasil harus mengakui keunggulan timnas Belanda, 0-3 di Estadion Nacional, Brasilia, Sabtu (12/7) pagi. Dini hari tadi, laga penentuan juara pertama diperebutkan oleh Jerman dan Argentina. Pada semifinal, Argentina menang melalui adu penalti, 4-2, atas Belanda. Sebagai tim yang finish di

SI PALUii

Hujungan Manggawi BULAN puasa ini bubuhan Palui babagi gawian gasan kagiatan baibadah di masigit. Tulamak, Garbus wan kakawalan nang lain kana tugas bamasak nasi wan manyadiakan banyu. Sadangkan Palui kabagian tugas mangumpulakan wadai wan iwak gasan pambukaan urang bapuasa. “Tanyata gawian bapinta-

an wadai atawa makanan gasan babuka puasa itu ngalih jua Bus ai. Biasanya urang bajualan itu mambari atau basa-

dakah wadai bila sudah parak magrib, wayah wadai-wadai Hal 22 kol 1-3

- Santrinya baulah lampauan sorang, Lak ai + Amun cangkal sakulah apa haja digawi, Nang ai Anang Gayam

urutan keempat, Brasil mendapatkan hadiah sebesar 20 juta dolar AS (sekitar Rp 231 miliar). Sementara Belanda yang satu peringkat lebih baik, membawa pulang uang sekitar Rp 255 miliar. Uang lebih besar tentu diperoleh Jerman dan Argentina. Juara satu mengantongi Rp 405 miliar dan runnerup mendapat Rp 289 miliar. Nilai yang cukup besar. Selain mampu mengalahkan Brasil, pada laga kemarin, Belanda menciptakan beberapa Hal 22 kol 4-7

HADIAH UANG PD 2014 Juara 1-4 ● Jerman/Argentina Rp 405 ● Jerman/Argentina Rp 289 ● Belanda Rp 255 ● Brasil Rp 231 Ter henti di 8 Besar erhenti ● Kolombia ● Perancis Rp 162 ● Belgia ● Kostarika Ter henti di 16 Besar erhenti ● Cile ● Meksiko ● Swiss Rp 104 ● Uruguay ● Yunani ● Aljazair ● Amerika Serikat ● Nigeria Ter henti di Fase Gr oup erhenti Group ● Ekuador ● Portugal Rp 93 ● Kroasia ● Bosnia ● Pantai Gading ● Italia ● Spanyol ● Rusia ● Ghana ● Inggris ● Korsel ● Iran ● Jepang ● Australia ● Honduras ● Kamerun

miliar miliar miliar miliar miliar

miliar

miliar

Jangan Ngopi Saat Ngantuk BIASANYA, jika mengantuk dan kelelahan, orang akan langsung minum kopi. Mereka yakin, dengan ngopi, kantuk akan pergi dan tubuh segar kembali. Benarkah? Ternyata keliru. Menurut hasil penelitian, kafein yang terkandung di kopi hanya menghambat kantuk namun otak tetap lelah. “Jika badan lelah dan ngantuk, obatnya cuma satu, yakni tidur. Jangan minum kopi saat ngantuk,” ucap seorang peneliti dan praktisi

NET

kesehatan di Jakarta, Andreas Prasadja, kemarin. Dia juga mengungkapkan, waktu minum kopi harus dise-

suaikan rencana tidur. Jika ingin tidur pukul delapan pagi, berarti waktu berakhir mengonsumsi kopi adalah pukul delapan sampai sembilan malam. Pasalnya, kafein mempunyai efek selama 9–12 jam. Dan, efek kafein mulai bekerja setelah 30 menit diminum. “Maka kalau kerja shift malam, jangan minum kopi pukul dua atau tiga pagi, karena itu baru ngantuk-ngantuknya. Minumlah sebelum kerja shift, misalnya pukul sembilan malam,” kata Prasadja. (itc/kps)

1407/B01


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.
Banjarmasin Post Senin, 14 Juli 2014 by Banjarmasin Post - Issuu