Banjarmasin Post
RABU
8 APRIL 2015 18 JUMADIL AKHIR 1436 H
32
Halaman
RP. 3.000 LANGGANAN RP. 75.000 NO. 151871 TH XLIII/ISSN 0215-2987
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
Deadline Gudang Tidak Jelas
Arema Cronus 1
0 Barito Putera
Dishub Banjarmasin Langsung Lakukan Razia BANJARMASIN, BPOST Maraknya gudang dalam berbagai bentuk di dalam kota Banjarmasin, jelas melanggar Perda Nomor 5 Tahun 2013. Pada Perda itu ditegaskan, gudang dan aktivitasnya harus berada dan dilakukan di ‘pinggir’ kota, khususnya di kawasan Jalan Gubernur Soebarjo atau Lingkar Selatan, Basirih. Faktanya, gudang kecil
masih bertebaran di dalam kota. Otomatis, aktivitas bongkar muat pun terjadi sehingga kerap kali menciptakan kesemerawutan dan mengganggu lalu lintas. Agar tidak masuk kategori gudang –sehingga bebas dari penertiban-- pengusaha menjadikan bangunan terutama rumah toko (ruko) sebagai gudang yang dilengkapi transaksi jual beli. Kondisi yang diungkap
Dendam Tak Terbalas
BPost selama beberapa hari ini juga menjadi keprihatinan anggota DPRD Banjarmasin, Matnor Ali. Dia adalah salah satu legislator yang terlibat dalam penyusunan Perda tersebut. “Perda itu mengakomodasi SK Wali Kota tentang larangan truk masuk kota. Meski disahkan pada 2013, pelaksanaannya tidak lang Hal 14 kol 1-3
BARITO Putera gagal menuntaskan ambisinya untuk mencuri poin di kandang Arema Cronus dalam laga lanjutan Qatar National Bank (QNB) League 2015, Selasa (7/4) malam. Berlaga di Stadion Kanju-
Fabiano Beltrame
ruhan, Malang, Jatim, Laskar Antasari harus pulang dengan tangan hampa setelah ditumbangkan Singo Edan dengan skor tipis 1-0. Hasil ini membuat Barito gagal membayar dua kekalahan di ISL musim lalu. Adalah Fabiano Beltrame yang membobol gawang Ba-
rito di menit 68 melalui eksekusi penalti yang dihadiahkan wasit karena menganggap bek Barito, Igor Radusinovic melanggar Cristian Gonzales. Keputusan wasit itu sempat mendapatkan protes pemain Barito karena Hal 14 kol 1-4
NET
Komjen BG Masih Kuat Kasus Ditangani Anak Buah Calon Kuat Wakil Kapolri JAKARTA, BPOST - Meskipun gagal menjadi Kapolri, Komjen Budi Gunawan (BG), tidak terpuruk. Bahkan sebaliknya, ‘power’ dia baik di wilayah politik maupun hukum justru menguat. Di lembaga politik selevel DPR berkembang wacana kuat menjadikan dirinya sebagai wakil Kapolri (Wakapolri). Sementara di bidang hukum, berkas penanganan kasusnya ternyata sudah dilimpahkan Kejaksaan Agung (Kejagung) ke Bareskrim Mabes Polri yang dipimpin mantan anak buahnya, Komjen Budi Waseso. Wacana BG sebagai Wakapolri menguat karena di-
SETELAH BG JADI TERSANGKA z Ketua KPK, Abraham Samad
(tersangka, dinonaktifkan) z Wakil Ketua KPK, Bambang
z
z
z
z
z z z
z
Hal 14 kol 4-7
Widjojanto (ditangkap, tersangka, dinonaktifkan) Wakil Ketua KPK, Adnan Pandupraja (dilaporkan ke Polri, kasus lama dibuka) Wakil Ketua KPK, Zulkarnaen (dilaporkan ke Polri, kasus lama dibuka) Penyidik Senior KPK, Novel Baswedan (tersangka, kasus lama dibuka) Puluhan Penyidik KPK (dilaporkan terkait kepemilikan senjata api) Majalah Tempo (dilaporkan) Mantan Ketua PPATK, Yunus Hussein (dilaporkan) Mantan Wamenkum HAM Denny Indrayana (tersangka kasus dugaan korupsi payment gateway) Komnas HAM (disomasi)
Jaga Harga Diri PADA edisi 20 Februari 2015 lalu, BPost menulis kemungkinan besar Komjen Budi Gunawan (BG) ‘didorong’ menjadi wakil Kapolri (Wakapolri) pascapembatalan pelantikannya sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Senin (6/4) kemarin, dalam rapat konsultatif antara Jokowi dan pimpinan DPR, posisi Wakapolri untuk BG ternyata dibahas. Bahkan, kabarnya telah terjadi kesepakatan. Menanggapi itu, pengamat politik dari Populi Center, Nico Harjanto, menilai jika BG menjadi Wakapolri, citra negatif publik Budi Gunawan
Hal 14 kol 4-7
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
SI PALUii - Masih ada sakulah balantai tanah, Lak ai + Kaya hidup dijaman batu, Nang ai Anang Gayam
Bajual Sasapu BAHARI Palui biasa bajualan kuliling kampung. Barang dagangan nang macam-macam itu dihangkutnya pakai sapida sambil bakuriak mana Hal 14 kol 1-3
05
01
12
21
15
34
18
22
19
30
Mereka Ingin
Anak-anak Bisa Sekolah HIDUP di pedalaman dengan kondisi seadanya, bukan berarti tidak ada semangat untuk menjadi orang pintar. Meskipun mungkin bagi mereka, sekolah berupa bangunan sederhana dengan fasilitas seadanya saja adalah sebuah mimpi. Warga Desa Mamantang, Halong, Balangan, juga menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan, di manapun dan dalam kondisi apapun. Terutama, pendidikan bagi anak-anak mereka, masa depan mereka. Karena itu, pada Januari 2015, warga desa yang terletak sekitar 27 kilometer dari pusat kota Balangan, Paringin itu bersama-sama dan bahu-membahu, mendirikan dan mengelola sendiri sekolah dasar (SD) untuk menghindarkan anak-anak mereka dari kondisi tuna-pendidikan. Bergotong royong dan berpatung-
an uang seikhlasnya dilakukan demi berdirinya sekolah di desa mereka. Bangunan sekolah itupun berada di lahan milik seorang warga, Rimpang (45). Tanpa meributkan apalagi meminta ganti rugi, Rimpang secara sukarela menghibahkan tanahnya. “Sebenarnya sedih juga saya melihat kondisi sekolah darurat ini, tetapi anak-anak harus tetap bersekolah untuk masa depannya. Agar mereka bisa mewujudkan cita-citanya,” ucapnya. Memang, SD yang mereka dirikan itu jauh dari kata representatif atau layak disebut sekolah. Sekolah berukuran 4x6 meter itu berada di tengah hutan pohon karet. Beratapkan terpal dengan bangku, meja dan ‘papan tulis’ yang dibuat Hal 14 kol 4-7
”
Sebenarnya sedih juga melihat kondisi sekolah darurat ini, tetapi anakanak harus tetap sekolah untuk masa depannya RIMPANG Pemilik Lahan
SD DARURAT Dalam kondisi dan fasilitas seadanya, murid dan pengajar SD darurat di Desa Mamantang, Halong, Balangan, tetap semangat menjalankan proses belajar mengajar, Selasa (7/4). FOTO-FOTO: BANJARMASIN POST/ELHAMI