32
Banjarmasin Post
SABTU
10 MARET 2012/ 17 RABIUL AKHIR 1433 H NO. 14574 TH XL/ ISSN 0215-2987
RP 3.000
HALAMAN
DEMI KEADILAN, KEBENARAN DAN DEMOKRASI
Rudy Bikin Marah Miliarder Amerika FBI Tangkap Sosialita Indonesia JAKARTA, BPOST - Kabar penangkapan seorang warga negara Indonesia di Amerika Serikat (AS), Rudy Kurniawan oleh Federal Bureau of Investigation (FBI), mengejutkan kalangan sosialita negara ini. Rudy dibekuk di Los Angeles, Kamis (8/3) Pasalnya, pria berusia 35 tahun itu dikenal sebagai salah
seorang sosialita Indonesia. Dia bisa masuk ‘kalangan elite’ tersebut karena menjadi penjual sekaligus kolektor wine (minuman anggur) kelas dunia. Personel FBI menangkap Rudy atas tuduhan menjual wine palsu sehingga
‘menggoyang’ pasar penjualan di AS, karena jika asli wine itu bernilai 1,3 juta dolar AS. Penangkapan tersebut konon karena laporan seorang miliarder AS, William ‘Bill’ Koch. Siapa dia? Menurut Wikipedia, Bill Koch adalah pengusaha, pelaut dan kolektor benda antik. Kekayaan dia menurut Forbes pada 2010 senilai 3,4 miliar dolar AS, dari bidang perminyakan dan investasi. Koch adalah kolektor benda seni, memorabilia benda maritim dan anggur. Koch saat ini juga berurusan dengan hukum berkaitan dengan tiga botol wine seharga Rp 5 miliar yang dibelinya dalam suatu lelang. Wine itu disebut-sebut pernah dimiliki Thomas Jefferson (presiden kedua AS). Namun, ternyata palsu. Hal 6 kol 4-7
Rudy Kurniawan
■ News Analysis
Pemerhati Wine Yohan Handoyo
Seharga Mobil Ferarri SECARA umum ada dua modus memalsukan wine. Modus pertama adalah penipuan oleh produsen wine yang tidak bertanggung jawab. Hal 6 kol 4-7
Sosok Misterius
FOTO-FOTO: NET
SIAPA Rudy Kurniawan? Pria yang baru berusia 35 tahun itu mulai menjadi pembicaraan sekitar 10 tahun lalu. Dia sering mengikuti acara lelang wine tingkat dunia. Kepada orang
lain, dia selalu mengaku sebagai putra seorang pengusaha keturunan Cina di Indonesia. Hal 6 kol 6-7
Sulit Jenguk Suami di Tahanan Jahri Mencuri Getah Karet untuk Biaya Makan MARTAPURA, BPOST - Norliyah (58) langsung tersenyum saat melihat BPost bertandang ke rumahnya di Desa Padangdaun, Astambul, Jumat (9/3). Sambil menuntun cucunya yang baru berusia 18 bulan, Norliyah mempersilakan masuk ke rumah berdinding kayu itu. Di usia tuanya, Norliyah harus berpisah dengan suami, Gusti Jahri (58). Gara-gara diduga mengambil lum (getah karet) senilai Rp 12 ribu hingga Rp 15 ribu di lahan milik PTPN XIII Danau Salah, Banjar, Jahri harus menjalani penahanan di Mapolsek Astambul sejak 11 Januari 2012. Saat ini kasus
Proses Dipercepat
BANJARMASINPOST/RENDY NICKO
TUNGGU SUAMI - Norliyah bersama sang cucu di rumahnya, Jumat (9/3). Dia berharap sang suami, Jahri bisa segera pulang ke rumah.
6
SI PALUii
Bocah Penghirup Bensin ADA yang aneh pada diri Fajar (8) dari Bone, Sulsel. Dia memiliki kebiasaan menghirup bensin. Sebotol bensin selalu menemani aktivitasnya seharihari. Jika bensinnya habis, dia nekat mengejar pengendara sepeda motor dan meminta bensin. KOMPAS.COM Kalau tidak diberi, dia pasti mengamuk. “Sudah ada tiga tahun itu begitu terus. Dia baru berhenti menghirup jika tidur,” ujar seorang tetangga, Amin, kemarin. Secara fisik, Fajar bukan tergolong bocah sehat. Tubuh putra bungsu dari 12 anak pasangan Abe dan Yabe itu, kecil dan kurus. Dia juga belum bisa berbicara. Dokter anak di Sulsel, Ahmad Gasising mengatakan kondisi yang dialami Fajar disebut disebut vica, yang sangat terkait masalah psikologi. “Itu bisa disembuhkan dengan cara terapi,” ucapnya. (kps)
Baca Hal
PALUI wan Garbus mulai lagi halus sudah bapatuhan, karna sakampung. Jadi sual hidup sama-sama bakatahuan. Sampai babini wan baisian anak, tanyata samasama jua kada kawa hidup kaya urang lantaran hidup pas-pasan. Hal 6 kol 4-7
- Di Banjarbaru supir manalangi pamarintah, Lak-ai - Gajinya kaganalan atawa pamarintahnya singkip, Nang-ai Anang Gayam
12:33
15:36
18:38
PRIYO HARJONO Manajer Kebun Danau Salak
tersebut disidangkan di PN Martapura. Jahri terancam hukuman maksimal 3 tahun
Hal 6 kol 1-3
Kita Gabung di Pages BPost Online AKIBAT mencuri dua kaleng lum senilai Rp 12.000 seorang kakek di Banjar ditahan dan diadili.
Icha Artayia Annisa SEMOGA keadilan di negeri ini bisa lebih adil tanpa memandang kalangan org kaya, ataupun miskin. Komentar lain di halaman 4
Brunei 2
0 Indonesia
vs
Gagal Jadi Pelipur Lara TIMNAS Indonesia U-21 gagal menjadi pelipur lara setelah kekalahan aneh timnas dari Bahrain 010. Dalam laga final turnamen Hassanal Bolkiah Trophy di Stadion Hassanal Bolkiah, Bandar Seri Begawan, malam tadi, timnas ditekuk tuan rumah 0-2. Turun dengan kostum merah putih, Andik Vermansyah cs sama sekali tidak gugup menghadapi tuan rumah yang didukung ribuan pendukungnya. Beberapa kali tim asuhan Widodo C Putro itu meraih peluang menciptakan gol melalui duet penyerang Andik
dan Yosua Pahabol. Namun penampilan gemilang penjaga gawang Brunei Fakrul Zulhazmi, mematahkan peluang Garuda Muda. Bahkan skuad asuhan Kwon Oh Son itu beberapa kali mengancam gawang Indonesia yang dijaga Aji Saka. Para pemain Brunei pun seakan mendapat motivasi tambahan karena disaksikan secara langsung oleh orang nomor satu di negaranya, Sultan Hassanal Bolkiah. Puncaknya terjadi tiga menit setelah babak kedua dimulai. Hal 6 kol 4-7
Kepala Dinas Utang Wali Kota Uang Sopir Pun untuk Beli Solar BANJARBARU, BPOST Melubernya sampah di banyak tempat pembuangan di Banjarbaru beberapa bulan terakhir ternyata tidak hanya karena terbatasnya angkutan. Tetapi juga karena sulitnya mendapatkan solar. Lambannya proses pengadaan solar membuat Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Tata Ruang (Disbertarung) Banjarbaru kesulitan mengoperasikan armada truknya hampir tiga bulan ini. Akibatnya, pejabat dan petugas Disbertarung harus menalangi uang pembelian solar dengan uang pribadi atau berutang. Uang pribadi itu
antara lain dari para sopir. Tidak tega uang sopir terkuras, kepala bidang persampahan, Hidayaturahman, pun mencari dana talangan. Demikian pula kepala dinas, Sanusi Enani. Enani, yang kini terbaring di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin, sempat meminjam dana pribadi Wali Kota Banjarbaru H Ruzaidin Noor hingga Rp 50 juta. Namun dana tersebut hanya cukup untuk pembelian solar selama satu bulan. Selanjutnya Disbertarung kembali harus meminjam kepada pihak ketiga. Hal 6 kol 1-3
“Widjojo Tak Selamanya Menang”
Garis Tangan
05:12
“Kami tak hanya merugi karena kehilangan karet, pohon juga rusak bahkan mati”
penjara. Kini, seharian, Norliyah hidup bersama cucu perempuannya itu. “Ini habis menidurkan cucu, tapi nggak bisa tidur anaknya,” katanya sembari menggendong bocah tersebut. Menurut Norliyah, Jahri adalah kepala keluarga yang baik. Sang suami adalah pensiunan PTPN XIII. Uang pensiun yang diterima sebesar Rp 230 ribu per bulan.
REUTERS/BAZUKI MUHAMMAD
ADU LARI - Kapten sekaligus striker Timnas Indonesia U-21 Andik Vermansyah (kanan) beradu lari dengan pemain Brunei Darussalam, Hendra Azam Bin Idris. Dalam final turnamen Hassanal Bolkiah Trophy, malam tadi, Timnas U-21 gagal menjadi juara karena kalah 0-2.
19:47
JAKARTA, BPOST - Salah satu arsitek perekonomian Indonesia, Widjojo Nitisatro (85), berpulang, Jumat (9/3) dinihari. Kepergiannya menimbulkan kehilangan dan kenangan. Salah satunya dirasakan oleh mantan Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla. Saat melayat ke rumah duka di Bukit Golf Utama Blok PE Nomor 3, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Kalla mengatakan Widjojo sangat berjasa bagi perekonomian bangsa. “Saya mendengar kabar duka tadi pagi (kemarin). Dia memberikan sumbangsih besar saat ekonomi Indonesia terpuruk,” kata Kalla. Kendati demikian dia tidak memungkiri kebijakan Wid-
jojo juga mendapatkan kritikan banyak kalangan. Widjojo dinilai prokepentingan Amerika Serikat. Maklum dia pernah mendapat beasiswa di negeri adidaya tersebut. Widjojo bahkan dianggap sebagai pemimpin Mafia Berkeley, julukan bagi sekelompok menteri perekonomian di masa pemerintahan Soeharto yang pernah mendapat beasiswa di Universitas California di Berkeley. Meninggalnya Widjojo juga mendapat perhatian pendiri Tempo, Goenawan Mohammad. Wartawan yang juga budayawan itu menulis tentang teknokrat Orde Baru tersebut di Twitternya, @ga-gm. Hal 6 kol 1-3
Prof Dr Widjojo Nitisastro ● Lahir: 23 September 1927 ● Pendidikan : ◗ FE UI ◗ University of California, Berkeley ● Karier: ◗ Perencana Badan Perencanaan Negara (1953-1957) ◗ Direktur Lembaga Ekonomi dan Riset UI dan Dekan FE UI (1961-1964, 1964-1968) ◗ Guru Besar Ekonomi UI (1964 --1993) ◗ Dosen Seskoad (sejak 1962) ◗ Dosen Lemhanas (sejak 1964) ◗ Direktur Lembaga Ekonomi dan Kebudayaan Nasional (Leknas), NET Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (1964-1967) ◗ Ahli PBB bagi penilaian pelaksanaan dasawarsa Pembangunan II dan anggota Governing Council of United Nations Institute of Development (1967) ◗ Ketua Bappenas (1967-1971) ◗ Ketua Delegasi Rescheduling Utang RI (1967) ◗ Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional (1971-1973) ◗ Menko Ekuin merangkap Ketua Bappenas (1973-1978 dan 1978- 1983) ◗ Penasihat Bappenas (1983-sekarang) ◗ Penasihat Pemerintah RI ◗ Penasihat Ekonomi Presiden (1993-sekarang) SUMBER:WIKIPEDIA