Banjarmasin Post edisi cetak rabu 14 September 2011

Page 19

19 Bumi Antasari

Banjarmasin Post RABU 14 SEPTEMBER 2011

Aman Pilih Mundur dari Pencalonan ■ Biaya Pilkades Mencekik PELAIHARI,BPOST - Biaya pemilihan kepala desa di Tanahlaut mencapai puluhan juta rupiah. Sejumlah calon terpaksa mundur karena tak sanggup membayar. Dari pantauan, biaya pilkades di beberapa desa mencapai puluhan juta rupiah. “Saya pernah ingin maju, tapi karena harus bayar Rp 20 juta, saya tak jadi maju. Darimana saya dapat uang sebanyak itu. Jika pun ada, lebih baik saya gunakan untuk modal usaha,” ucap Aman, warga Kecamatan Kintap. Hal senada diutarakan Ahmad, warga Kecamatan Jorong. “Di desa kami ada orang yang jujur dan bersih. Kami berharap dia maju, tapi tak terlaksana karena dia tak punya uang. Kami juga tak bisa membantu,” katanya. Besarnya uang yang harus disetorkan balon kades mulai memunculkan tanda tanya. Pasalnya, kebutuhan logistik serta honor panitia dan lainnya tak mencapai puluhan juta. “Kalau orang yang hidupnya pas-pasan, mana mungkin mau jadi balon kades. Walau pun orangnya bagus dan warga banyak yang suka dan mendukung, tetap saja tak bisa maju karena terkendala uang pendaftaran yang mencekik,” ucap warga lainnya. DPRD Tala pun mulai sering menerima keluhan seperti itu. “Saya juga kaget saat menerima keluhan. Kok biaya pilkades bisa mencapai puluhan juta. Ada yang Rp 50 juta, bahkan lebih,” ucap Ketua Komisi I DPRD Tala Abdi Rahman, Selasa (13/9).

Abdi mengaku heran dengan tingginya biaya pilkades tersebut. Pasalnya logistik yang diperlukan tak banyak, kotak suara pun cuma satu. Komponen biaya lain antara lain tenda dan kursi, honor panitia, pengamanan dan lainnya. “Hitungan saya biaya Pilkades hanya Rp 10an juta.” Jika biaya pilkades mahal, pasti berdampak pada bakal calon yang maju. Yang tak punya uang pasti tak akan maju, meski memiliki kompetensi dan didukung warga. “Fenomena ini harus segera disikapi Pemkab melalui

Dinas PMPD. Harus dibuat aturan yang mengatur mengenai penetapan biaya pilkades. Setidaknya ada standar dengan merujuk jumlah penduduk. Jangan sampai maju dalam pilkades lebih mahal dari pilkada. Jangan sampai tercipta image bahwa demokasi itu mahal,” ucap Abdi. Terpisah, Kepala Dinas PMPD Tala Suriansyah mengatakan, bantuan dari pemerintah daerah pada pelaksanaan pilkades terbatas. Hanya menyediakan kotak suara dan honor panitia pilkades dengan nominal Rp 70 ribu. “Untuk biaya keperluan pilkades ditanggung desa. Sesuai hasil rapat panitia dan pihak desa, biasanya dibebankan pada para calon. Kami tak bisa mengintervensi hal itu. Selama calon setuju, silakan jalan,” katanya. (roy)

Tunggu Keluhan KETUA Komisi I DPRD Tala, Abdi Rahman mengatakan, instansi terkait harus turun tangan. Menurutnya, dalam pilkada, balon bupati atau gubernur tak punya kewajiban membayar uang pendaftaran atau menanggung biaya pelaksanaan pilkada. “Idealnya biaya pilkades juga dibiayai daerah. Kami akan memanggil Dinas PMPD dan camat untuk membahas itu,” kata Abdi. Kepala Dinas PMD Tala, Suriansyah mengatakan, sepengetahuannya tak semua pilkades menelan biaya besar. Contohnya di Kecamatan Batuampar. “Uang pendaftaran yang disetor calon cuma Rp 2 jutaan. Tapi memang ada yang hingga belasan juta, dan bahkan lebih seperti di Kecamatan Jorong dan Kintap,” ucap Suriansyah. Jika biaya pilkades dirasa memberatkan, lanjutnya, warga atau calon bisa mengadu ke instansinya. “Jika ada keluhan tentu akan kami tindaklanjuti agar panitia menurunkan lagi biayanya. Tapi selama ini tak pernah ada keluhan yang masuk ke instansi kami,” ucap Suriansyah. (roy)

BANJARMASIN POST GROUP/IDDA ROYANI

DOKAR KELILING - Seorang bocah mengemudikan dokar di Pantai Batakan, Tanahlaut. Angkutan ini cukup diminati pengunjung pantai ini karena tarifnya cukup murah, Rp 10 ribu.

Yamin Kaget Pajak Membengkak BATULICIN,BPOST - Perbedaan pembayaran pajak perkebunan yang sangat mencolok tahun ini dengan tahun sebelumnya membuat warga enggan melunasi kewajiban mereka. Hal tersebut bukannya tanpa alasan. Biaya pajak yang mereka bayar tahun ini sangat jauh lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Terang saja, tingginya biaya pajak untuk perkebunan tersebut membuat mereka memilih tak memenuhi kewajibannya terhadap negara tersebut. Seperti M Yamin, warga Desa Mattone. Ia menyatakan, sebelum adanya kejelasan perhitungan, ia tak akan melunasi pajak kebunnya. Menurutnya, tahun sebelumnya ia hanya membayar Rp 5.000 untuk pajak kebunnya. Tahun ini, dalam tagihan yang tertera di blangko pajak ia harus melunasi Rp 679,442. “Kalau perbedaannya sangat jauh seperti ini, kita jadi bi-

Gabung Batola di Keloter 15 PELAIHARI,BPOST - Puluhan laki-laki dewasa sibuk mengenakan kain putih ke tubuhnya, Senin (12/9). Sebagian mandiri mengenakannya, sebagian lainnya bahu-membahu bekerja sama. “Waduh, sulit juga ya ternyata mengenakannya,” kata salah seorang dari mereka. Setelah repot sendiri, beberapa di antaranya berhasil juga mengenakan kain putih itu. Senyum sumringah pun mengembang. Namun ada juga yang keliru mengenakannya atau sisi lengan kanan yang terbalut kain. Seharusnya lengan kiri yang terbalut kain putih itu. Kesibukan kalangan lakilaki itu membuat puluhan perempuan senyum-senyum simpul. “Itu kamu salah pasangnya. Menyelempang ke sebelah kiri yang benar,” ucap salah seorang perempuan setengah umur. Itulah kesibukan dadakan yang terlihat di Masjid Al-

manar, Pelaihari, Senin (12/ 9) pagi. Kurang lebih 200 calon jemaah haji (calhaj) Tala menjalani manasik di lingkungan masjid yang terletak di tengah kota itu. Lantaran belasan menit berlalu banyak calhaj lakilaki yang tak kunjung selesai mengenakan selembar kain putih berukuran lebar itu (ihram), petugas Kementrian Agama (Kemenag) Tala pun terpaksa turun tangan membantu. Dua pejabat teras Kemenag Tala--Kasi Haji H Ahmad Rosyadi dan Ha Hamid--dengan sabar membimbing para calhaj menjalani seluruh rangkaian prosesi/tata cara menunaikan ibadah haji. Teriknya sengatan sinar matahari tak membuat para calhaj lesu. Mereka tetap semangat saat prosesi mengelilingi Ka’bah. “Jumlah Calhaj Tala tahun ini 250 orang. Total rombongan 325 orang termasuk pembimbing dan te-

naga medis (TPHD),” beber Kasi Haji Kemenag Tala HA Rosyadi. Dikatakannya, Calhaj Tala akan bergabung dengan calhaj dari Kabupaten Batola. Kelompok terbang (keloter) yakni 15 yang diperkirakan

akan terbang pada pekan ketiga Oktober mendatang. Cukup banyak kalangan PNS/pejabat Pemkab Tala yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini. Di antaranya juga ada mantan Sekda Tala H Ahmad. (roy)

ngung membayarnya, perbedaannya sangat jauh,” ujarnya. Kepala Desa Mattone Andi S Jaya tak menampik adanya perbedaan yang sangat signifikan terhadap biaya pajak perkebunan tersebut. Menurutnya, adanya temuan itu, ia langsung mengambil inisiatif untuk tidak membagikan blangko tagihan pajak perkebunan tersebut kepada warga. “Khusus pajak perkebunan belum saya bagikan. Saya tunggu penjelasan dari pihak pajak dulu cara penghitungannya,” ujar Andi. Dipaparkannya, selama ini warga membayar pajak perkebunan tak pernah setinggi itu. Terang saja, munculnya angka itu membuat mereka kebingungan. “Ketimbang salah dan saya tak bisa menjawab pertanyaan warga, lebih baik untuk sementara untuk blangko tagihan pajak perkebunan tak saya bagikan dulu,” ucapnya.

“Kalau perbedaannya sangat jauh seperti ini, kita jadi bingung membayarnya, perbedaannya sangat jauh” M YAMIN Warga Desa Mattone Dijelaskannya, selain di desanya, beberapa desa yang lain juga mengeluhkan hal serupa. “Saya ada komunikasi dengan kepala desa lain, mereka juga menemukan hal serupa,” ujarnya. “Selama masih belum ada penjelasan, saya tak akan bagikan blangko pajak perkebunan tersebut. Kalaupun dibagikan, warga bakal mempertanyakannya. Makanya saja menunggu jawaban surat yang saya sudah kirimkan beberapa waktu lalu,” ucapnya. (wnd)

Ingin Sharing dengan Mardani BATULICIN,BPOST - Pengamat kepolisian sekaligus pakar komunikasi Aqua Dwipayana memberikan Motivasi dan Pelatihan Public Service kepada Satuan Polres Tanbu, Senin (13/9) kemarin. Selain sharing, ternyata ia juga ingin ketemu Bupati Mardani H Maming. “Ketika tahu bupatinya muda, saya jadi ingin ketemu. Ingin sharing dengan bupati,” ujar Dwipayana. Bahkan, ia mengaku ingin belajar banyak dari bupati. Pasalnya, meski masih muda tapi sudah berhasil menjadi kepala daerah. Perlu diketahui, dalam kunjungannya ke Polres Tanbu, Aqua Dwipayana memberikan beberapa tips menjalin komunikasi yang baik kepada satuan Polres Tanbu. Dikatakannya, salah satu kunci untuk meraih kesuksesan dalam bekerja adalah

komunikasi yang baik dengan semua kalangan, baik masyarakat maupun pejabat. “Polres Tanbu harus serius meningkatkan kualitas komunikasi,” ujarnya, di hadapan Kapolres Tanbu, AKBP Winarto dan satuan Polres Tanbu. Dijelaskannya, selain komunikasi yang baik, sumber daya manusia merupakan hal yang penting dalam kunci sukses Polri karena SDM merupakan aset utama. Ia juga memuji Kabupaten Tanahbumbu yang kaya sumber daya alam. Tanahbumbu banyak nilai lebihnya, terutama dalam hal SDA. Kelebihan itu merupakan tantangan bagi masyarakat Tanbu. Jika tidak dimanfaatkan secara baik, tentu akan merugikan semua pihak. “Polres Tanbu mesti bekerja lebih keras untuk membuktikan eksistensi dirinya,” katanya. (wnd)

Hasanudin Protes Nilai Tanbu Rendah BANJARMASIN POST GROUP/IDDA ROYANI

MANASIK - Sejumlah caloh jemaah haji Tanahlaut mengikuti manasik haji di halaman masjid Almanar Pelaihari, Tanahlaut, Senin (12/9). Calhaj Tanahlaut bergabung dengan calhaj Batola diberangkatkan pekan ketiga Oktober dalam keloter 15.

Lintas Pesisir

Luncurkan Antologi Puisi

Pesta Semalam Suntuk

BATULICIN,BPOST - Kumpulan penyair asal Kabupaten Tanahbumbu yang tergabung dalam Komunitas Sastra Indonesia (KSI) Tanbu berencana meluncurkan sebuah antologi puisi berjudul “Tragedi Buah Manggis”. Antologi puisi karya penyair asal Bumi Bersujud itu rencananya diluncurkan pada acara Aruh Sastra ke VIII Kalimantan Selatan yang digelar di Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Jumat (16/9). Ketua KSI Tanahbumbu, Drs Abdul Karim mengatakan, penyair-penyair Tanahbumbu siap memeriahkan gelaran aruh sastra di Barabai. “Kami siap memeriahkan Malam Aruh Sastra di Barabai dengan membaca puisi-puisi dan meluncurkan kumpulan antologi puisi serta kegiatan lainnya,” ujar Karim yang kini menjabat Staf Ahli Bupati Bidang Politik dan Hukum di Kabupaten Tanahbumbu, Senin, (12/9). Menurutnya, selain berpuisi ia juga akan meluncurkan antologi puisi pribadi berjudul “Sungai Kenangan”. (wnd)

BATULICIN,BPOST - Sebagai bentuk syukur atas keberhasilan panen warga Dayak Desa Emil Baru, Kecamatan Mantewe menggelar Aruh ganal Minggu (11/9). Pesta adat itu digelar di balai adat Dayak semalam suntuk. Aruh ganal itu dimeriahkan tarian adat Dayak diiringi tabuhan gendang dan terompet. Tarian digelar selama dua sesi, untuk lelaki dan perempuan. Para penari mengelilingi hiasan janur kuning di ruang tengah balai adat yang sebelumya sudah disusun dan digantung sedemikian rapi. Wangi kembang semerbak ke seluruh ruangan menambah nilai kesakralan pesta adat tersebut. Wakil Bupati Tanbu, H Difriadi Darjat yang hadir dalam upacara itu menuturkan, tradisi masyarakat Dayak itu masih lestari hingga kini. “Saya berharap tradisi ini terus dipelihara. Aruh ganal ini juga untuk mempererat silaturahmi antarwarga,” katanya. Ia berharap upacara itu tidak dinodai hal-hal yang tidak baik yang dapat memutus persaudaraan. (wnd)

BATULICIN,BPOST Rendahnya skor penilaian yang diberikan Kementerian Dalam Negeri membuat warga daerah ini bereaksi. Rapor merah yang didapat Tanbu dari hasil evaluasi Kemendagri tersebut dinilai tidak objektif karena Tanbu mengalami peningkatan pembangunan yang sangat pesat. Anggota DPRD Tanbu Fraksi Kedaulatan Amanat Bangsa Hasanuddin mengatakan, penilaian itu perlu dilihat secara spesifik lagi. “Kita bisa lihat, beberapa kabupaten lain malah ada yang belum memiliki kantor Bupati dan Kantor DPRD, kalau kita sudah ada,” ujarnya saat ditemui usai rapat Paripurna di Gedung DPRD

Kab Tanbu, Selasa (13/9). Menurutnya, Tanbu sedang melakukan pembangunan pasar di beberapa wilayah seperti Batulicin, Pagatan dan Satui. “Saya tidak habis pikir apakah penilaian itu sesuai ketentuan atau tidak,” ujar Hasanudin. Terkait hal itu, dirinya meminta Pemda Tanbu untuk cepat tanggap dan mengambil langkahlangkah strategis untuk mempertanyakan hal tersebut kepada Kemendagri. “Pemda Tanbu harus cepat tanggap, bahkan kalau perlu tim penilai kita undang ke sini,” ujarnya. Dipaparkan Hasanudin, rapor merah tersebut dapat dijadikan motivasi agar aparatur pemerintahan di Tanbu dapat bekerja lebih

keras lagi. Juga harus membuktikan kepada masyarakat luas bahwa Tanbu tidak seperti yang dinilai. “Yang jelas dengan adanya rapor merah ini, kita lebih termotivasi lagi untuk membangun Tanbu ke arah yang lebih baik,” ujarnya. Sekretaris Tim penuntut Pemekaran Kabupaten Tanbu, Syamsul Bahri mengatakan, untuk mempercepat pembangunan di wilayah tenggara Kalimantan sudah selayakanya adanya pemekaran provinsi. “Seperti di Kabupaten lain yang juga melakukan pemekaran dan meraih hasil positif, kita harapkan di sini juga demikian. Bukan malah dikembalikan,” tegasnya. (wnd)

1409/B19


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.