Edisi 22 Juni 2015

Page 4

DENPOST

www.denpostnews.com

l HALAMAN 4

SEnin, 22 JUNI 2015

Ratusan Atlet Ikuti Karate Inkai LPM Cup

Rudika: Momen Kebangkitan Inkai Kuta

DenPost/dewa sanjaya

SERAHKAN SABUK - Luh Putu Widyantari didampingi Ketua LPM Kuta, Made Rudika, Lurah Kuta dan tokoh Kuta lainnya menyerahkan sabuk kepada perwakilan peserta, sebagai tanda dimulainya Kejuaran Karate Inkai LPM Cup Kuta. Kuta, DenPost Ratusan atlet ambil bagian dalam kejuaraan Karate Inkai LPM Cup Kuta. Acara yang meruapakan rangkaian Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) LPM Kuta ini dibuka Kasi Pelayanan Umum Kecamatan Kuta, Ni Luh Putu Widyantari, Sabtu (20/6), di Wantilan Lotring, Kuta. Ketua Panitia Kejuaran LPM Cup, Wayan Suwali Karang, memaparkan, kejuaraan ini merupakan salah satu program yang diharapkan mampu mengejawantahkan semangat BBGRM yaitu mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan gotong royong. Dikatakannya, kejuaraan ini memiliki cita-cita luhur yaitu mencetak atlet-atlet berprestasi. Ditambahkannya, kejuaran ini diikuti 207 peserta yang be-

rasal dari seluruh perguruan Inkai di Badung. Kejuaraan yang berlangsung dua hari ini mempertandingkan empat katagori, masing-masing dua kali jenis kata dan kumite perorangan putra dan putri pada usia dan berat badan kelompok umur. Para juara di LPM Cup ini akan dipersiapkan untuk mengikuti kejuaraan daerah antarkabupaten se-Bali. Ketua LPM Kuta, Made Rudika, menyampaikan apresiasi kepada panitia telah berhasil mengorganisasikan LPM Cup 2015. Dipaparkannya, selain kejuaraan karate juga dilaksanakan kegiatan lari, sepakbola, catur serta surfing. Rudika juga mengatakan, Karate Inkai Kuta pernah jaya tahun 2008-2009. Karenanya, kejuaraan kali ini bisa dipakai sebagai momen kebangkitan

karate di Kuta. “Saya berharap pesanku unit karate Kuta dan panitia menjadikan kejuaraan ini agar bisa mengembalikan kejayaan karate Kuta. Silakan bertanya ke senior,” saran. Ketua Majelis Sabuk Hitam Inkai Bali, Jro Made Supatra Karang, menyampaikan hormat dan apresiasi ke LPM Kuta. Dikatakannya, kejuaraan ini sebuah mementum Inkai Ranting Kuta untuk bangkit seperti tahun 90-an yang pernah berjaya di Bali. “Saat itu Kuta berturut-turut merebut piala bergilir. Saya selaku Ketua Majelis Sabuk Hitam Inkai Bali berharap potensi yang sudah ada di Kuta agar bangkit kembali,” harapnya.Sebelumnya, serangkaian BBRGM LPM Kuta juga digelar lomba balita sehat yang diikuti 14 lingkungan. Ketua Panitia BBGR XII, Made Darwi dan koordinator, Nyoman Asti Yudiasari, menjelaskan, pemenang dari lomba yang dibuka Ketua TP PKK Kelurahan Kuta ini yaitu; kategori A juara I Ni Wayan Raisa (Banjar Pande Mas), juara 2 Komang Atika N.P (Banjar Segara Kuta), juara 3 Ni Nyoman Ayu Kesya (Banjar Pengabetan), harapan 1 Komang Sanjaya P (Banjar Jabajero) dan harapan 2 Maya Dwi Sabrina. Sedangkan kategori B, juara 1 Putu Arya Vinanta (Banjar Abianbase), juara 2 Gusti Agung Istri W (Banjar Segara), juara 3 Komang Aditya Darma (Banjar Pemamoran) dan harapan 1 Wayan Felicia (Banjar Mertajati). Juara ibu ASI yang terbaik yaitu Ani Herawati dari Banjar Segara. (113/*)

Formanusa Turun ke Jalan

Tegaskan Sikap Tolak Reklamasi Nusa Dua, DenPost Warga yang tergabung dalam Forum Masyarakat Nusa Dua (Formanusa) turun ke jalan dan menegaskan menolak reklamasi Teluk Benoa. Penolakan reklamasi ribuan warga ini ditunjukkan dengan pemasangan baliho di beberapa titik kawasan Nusa Dua, Jumat (19/6). Warga yang didominasi kalangan pemuda ini awalnya berkumpul di Jalan Dharmawangsa. Selanjutnya mereka menuju kawasan Siligita, pintu tol, simpang Club Med dan catus pata untuk memasang baliho tolak reklamasi. Pemimpin Formanusa, Wayan Simantra Karang, memaparkan, Formanusa lahir sebagai bentuk reaksi dari langkah sejumlah oknum di Nusa Dua yang dengan gamblang menyatakan dukungan terhadap rencana reklamasi Teluk Benoa. Dimana dampaknya, komitmen untuk menunjukkan wilayah yang kondusif dan terbebas dari atribut pro ataupun kontra reklamasi pun akhirnya teringkari. “Kami awalnya menghargai komitmen bahwa Nusa Dua adalah wilayah kondusif dan bebas dari baliho-baliho pro ataupun kontra Reklamasi Teluk Benoa. Namun, mengingat pernyataan beberapa oknum di desa yang menyatakan dukungan dengan mengirimkan surat resmi kepada Bapak Presiden Joko Widodo atas nama Desa Adat Bualu, maka kami didorong oleh masyarakat hingga terbentuklah forum ini,” jelasnya. Sumantra mengatakan, aksi turun ke jalan dan memasang

DenPost/dewa sanjaya

LATBER PMR-Sekda Badung, Kompyang R. Swandika saat memantau kegiatan Latber PMR PMI Badung yang dilaksankan di Markas PMI Badung, Minggu (21/6).

Kembangkan Jiwa Kerelawanan Remaja

Sekda Buka Latber PMR PMI Badung Mangupura, DenPost

Untuk mengembangkan jiwa kerelawanan para remaja di Kabupaten Badung, Minggu (21/6), Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Badung menggelar latihan bersama (latber) Palang Merah Remaja (PMR) di Bumi perkemahan Blahkiuh, Abiansemal. Kegiatan yang diikuti 100 orang tersebut dibuka Sekda Badung yang juga Ketua PMI Kabupaten Badung, Kompyang R. Swandika. Kepala Markas PMI Kabupaten Badung, TGA Adnyana mengatakan, kegiatan ini sebagi wadah pembinaan serta pengembangan jiwa kerelawanan bagi para remaja. “PMR merupakan relawan masa depan PMI yang dididik dengan tujuh prinsip

dasar gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Hal ini diharapkan mampu menerapkan prilaku hidup bersih sehat, berbakti dan berkarya di masyarakat, sehingga dapat saling mempererat persahabatan nasional dan internasional,”

kader dan generasi muda. “Terbentuknya PMR di setiap sekolah dipandang perlu untuk pemerataan pemahaman tentang kepalangmerahan, sehingga pemahaman masingmasing anggota PMR di setiap unit dapat terstandarisasi,” paparnya. Pejabat asal Kerobokan itu mengatakan, kegiatan ini juga dimaksudkan untuk menyamakan persepsi anggota PMR serta ajang bertemu dan berinteraksi antarunit PMR. “Kegiatan seperti ini juga sebagai evaluasi materi PMR yang diberikan di unit PMR dan memantapkan persiapan menuju Jumbara IV PMR PMI Provinsi Bali tahun 2015 yang akan diadakan di Taman Makam Pahlawan Margarana, Tabanan,” tandasnya. (115/*)

Tingkatkan Kualitas SDM

Pecatu Gelar Pelatihan ”Atiwa-tiwa”

DenPost/sugik

TOLAK REKLAMASI - Warga Nusa Dua yang tergabung dalam Formanusa saat turun ke jalan memasang baliho soal penolakan reklamasi Teluk Benoa. baliho ini membuktikan Nusa Dua yang sebelumnya dibilang adem ayem dan setuju-setuju saja adalah tidak benar. “Aksi ini adalah aksi awal kami yang kecil, tapi jika yang kecil ini tidak mendapat perhatian dari pemerintah bahkan investor, terpaksa kami akan melakukan aksi yang lebih besar lagi, dengan atribut yang lebih besar, gaung lebih besar dan tentunya dengan jumlah massa yang lebih banyak,” ancamnya. Sumantra juga menegaskan, dukungan reklamasi yang dielukan para oknum desa tersebut tidaklah sah, karena tanpa melalui sosialisasi kepada segenap masyarakat Nusa Dua. Sumantra mengingatkan, Nusa Dua adalah daerah wisata yang sudah teramat padat. Baik itu oleh akomodasi pariwisata maupun penduduk pendatangnya. Jika rencana reklamasi Teluk Benoa jadi dilakukan, Nusa Dua akan

berada pada posisi yang overload. “Yang kami butuhkan sekarang adalah datangkan tamu sebanyak-banyaknya. Bali dikenal dengan destinasi pariwisata budayanya, bukan atas dasar eksploitasi alam,” tegasnya. Penasihat Formanusa, Wayan Sukses, mengatakan kalau aksi warga Nusa Dua ini adalah suatu hal yang sulit dibendung. Menurutnya, hal ini terjadi karena reklamasi yang selama ini belum dipahami mendetail oleh masyarakat, namun ternyata di balik itu ada tokoh Nusa Dua yang menyetujui hal tersebut. Dia berharap, oknum tokoh masyarakat yang dimaksud dapat segera mengambil langkah yang bijak menyikapi permasalahan ini. Salah satunya dengan cara menggelar tatap muka dengan warga untuk memberikan sebuah penjelasan akan tanda tanya warga ini. (113)

Perkecil Konflik di Tempat Hiburan Malam

Pecatu, DenPost Selain melakukan pembangunan fisik, Desa Adat Pecatu juga gencar melakukan pembangunan di bidang sumber daya manusia (SDM). Salah satunya dengan memberikan pelatihan-pelatihan kepada krama untuk menambah keterampilan dan wawasan mereka. Seperti pelatihan atiwa-tiwa yang dibuka Bendesa Adat Pecatu, Ketut Murdana, Minggu (21/6), di Wantilan Banjar Kangin, Pecatu. Acara menghadirkan narasumber berkompeten yakni Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa. Kegiatan ini juga dihadiri sejumlah tokoh Pecatu baik yang duduk di eksekutif maupun di legislatif. Ketua Panitia Pelatihan, Jro Mangku Made Lasir, mengatakan, tema yang diambil yakni “Melarapan Antuk Pelatihan Atiwa-tiwa lan Nyalcal Ngiring Tincapang Sradha Bhakti Ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa Manut Daging Sastra Agama Hindu”. Menurut Mangku Lasir, warga patut mendalami upacara yadnya agar tidak

terjebak dalam istilah “mule keto” yang. Kegiatan ini digelar selama tiga hari dari tanggal 21 - 23 Juni. Pelatihan diikuti peserta dari tiga banjar di Pecatu. Bendesa Adat Pecatu, Ketut Murdana berharap materi yang disampaikan narasumber bisa dipraktikkan dalam pelaksanaannya di masyarakat. Terlebih di Pecatu setiap tiga tahun sekali ada upacara ngaben massal. Dengan pelatihan ini diharapkan, dalam pelaksanaan atiwa-tiwa nantinya tidak terjadi perdebatan dan ada pedoman pasti. Ida Pandita Dukuh Acharya Daksa dalam dharma wacananya mengatakan, pihaknya hanya mengingatkan dan menghangatkan kembali. Sebab menurutnya, apa yang sudah dilaksanakan di Pecatu sudah bagus dan bisa lebih disempurnakan. “Ini gambaran yang perlu disepakati. Sangat bervariasi, ini dipakai dasar sehingga ada kesamaaan,” ujarnya. Ida Pandita juga menyampaikan banyak hal penting

usaha yang berubah fungsi menjadi hiburan malam dengan panggung terbuka. “Kami tidak mempermasalahkan usaha mereka. Namun harus sesuai dan mentaati aturan. Kenyataanya, banyak dari mereka yang kerap melakukan pelanggaran, dari jam buka, kebisingan dan yang lainnya. Sayangnya pemerintah malah terkesan masih tutup mata,” katanya. Melihat banyaknya kejadian yang menggangu ketertiban dan keamanan di Kuta belakangan, Graha menilai pemerintah tidak berwibawa dalam menegakkan aturan. Semestinya, lanjutnya, pemerintah bisa bertindak tegas ketika muncul pelanggaran apalagi sampai mengganggu lingkungan. Dia mencontohkan, langkah Pemrov DKI yang menutup Diskotek Stadium, karena

terbukti melanggar. “Tempat lain bisa, kenapa di sini tidak bisa?” tanyanya. Apalagi, sambung Graha, desa adat sudah menarik rekomendasi yang artinya izin dampak lingkungan usaha ini sudah hilang. “Secara otomatis izinnya sudah hilang. Saya tidak anti terhadap usaha hiburan malam. Kalau Sky Garden dibilang bawa wisatawan ke Kuta, saya kira itu tidak benar. Itu karena nama besar Legian. Saya menolak pernyataan itu, tamu datang karena nama besar Legian dan Kuta, bukan karena Sky Garden,” tegasnya. Pihaknya pun mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menegakkan perda. “Jangan hanya melihat pada penghasilan pajak, tapi juga psikologis masyarakat harus diperhatikan,” pungkasnya. (113)

DenPost/sugik

TINGKATKAN SDM - Ida Pandita Dukuh Acharya Dhaksa saat menyampaikan makna dan tatanan pelaksanaan atiwa-tiwa dalam pelatihan yang dibuka Bendesa Adat Pecatu, Ketut Murdana. menyangkut rangkaian dari atiwa-tiwa itu sendiri. Termasuk menjawab banyaknya pertanyaan yang kerap muncul di masyarakat. Baik menyangkut memandikan mayat dan cuntaka. Termasuk juga perbedaan antara atiwa-tiwa dengan pitra yadnya yang kerap masih salah dipahami di masyarakat. Hari pertama pelatihan diikuti krama Banjar Kangin, sedangkan hari kedua dan ketiga pesertanya

Banjar Kauh dan Tengah. Selain pemaparan secara lisan, pelatihan ini juga direncanakan diisi dengan praktik langsung, sehingga betul-betul bisa dipahami peserta. Warga terlihat sangat antusias menyimak setiap pemaparan yang disampaikan Ida Pandita. Mereka langsung mencatat dan merekam materi penting yang disampaikan dalam pelatihan ini. (113/*)

Jelang Pilkada Badung

PDIP Khawatir Hanya Ada Satu Pasang Calon

Pemerintah Didesak Bersikap Tegas

Kuta, DenPost Mencuatnya beberapa pelanggaran di tempat hiburan malam yang ada di Kuta memantik Forum Pemerhati Kuta Lestari angkat bicara. Ketua Forum Pemerhati Kuta Lestari, Nyoman Graha Wicaksana, ditemui di Kuta, Minggu (21/6) memaparkan, munculnya permasalahan di beberapa tempat hiburan di Kuta karena lemahnya pengawasan dan kurang tegasnya sikap pemerintah daerah. Mantan Ketua LPM Kuta itu mengungkapkan, awalnya keberadaan diskotek atau hiburan malam ini adalah sebagai sarana pelengkap dari keberadaan hotel berbintang. Karenanya, ketika itu hanya ada dua hiburan malam yang diizinkan yaitu Peanut di Kuta dan Janger di Sanur. Namun, sekarang banyak

ujarnya. Lebih lanjut ia menjelaskan, Latber PMR PMI Kabupaten Badung tahun 2015 ini dilaksanakan selama lima hari yakni dari tanggal 21 Juni hingga 25 Juni 2015. “Jumlah peserta sebanyak 100 orang dari dari unsur PMR wira, madya dan mula dari masingmasing sekolah se-KabupatenBadung,” ungkapnya. Dia menambahkan dana yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan ini bersumber dari bantuan hibah Pemkab Badung tahun 2015. Sementara itu, Kompyang R Swandika mengatakan, pembinaan PMR merupakan salah satu tugas dari PMI khususnya PMI Kabupaten Badung. Pembinaan PMR termuat dalam sumbangsih program PMI Badung yaitu mendidik

Nyoman Satria Mangupura, DenPost Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Badung, ternyata masih ada persoalan yang belum diprediksi KPU Badung dalam penyelenggaraan pemilihan pada 9 Desember 2015 mendatang. Salah satunya adalah mengenai pencalonan pasangan calon kandidat. Pihak KPU belum bisa memberikan jawaban jika dalam pilkada nanti hanya ada satu pas-

DenPost/dewa sanjaya

AA Gede Raka Nakula

angan calon saja. Hal ini pun menjadi kekhawatiaran parpol penguasa di parlemen Badung yakni PDIP. “Belum tuntasnya perseteruan Partai Golkar di Pusat, begitu juga dengan Partai Demokrat di Kabupaten Badung yang sudah condong mendukung ke partai kami, bagaimana jika hanya kami saja yang mengusung calon? Bagaimana ketentuan mengenai hanya ada satu pasangan calon

saja yang mendaftar dan apa kebijakan dari KPU Badung?” tanya Wakil Sekretaris Bidang Internal DPC PDIP Badung, Nyoman Satria, Minggu (21/6). Politisi yang santer dijagokan sebagi bakal calon wakil bupati Badung itu mengatakan, pihaknya tidak ingin nanti KPU Badung kelabakan dan tidak siap atas minimnya calon parpol yang mendaftar ke KPU Badung. “Hal ini kemungkinan bisa terjadi karena dari calon independen juga sudah tidak ada calon, dan kami menunggu para calon dari partai politik saja, siapa yang akan dijagokan nanti,” ujar Satria yang juga Ketua Komisi III DPRD Badung tersebut. Dimintai konfirmasi secara terpisah, Ketua KPU Badung, AA Gede Raka Nakula, mengatakan, persoalan tersebut sudah disampaikan ke pihak KPU Provinsi Bali. “Nanti pihak Provinsi yang melakukan

koordinasi ke KPU Pusat dan nantinya pihak Provinsi yang membuat rekomendasi dari arahan Pusat jika ada hanya ada satu pasangan calon saja. Kami masih menunggu itu,” terangnya. Sementara dari perkembangan politik di Kabupaten Badung, untuk PDIP banyak kader nonkader mulai bermunculan dan mempunyai peluang memperoleh rekomendasi dari DPP. Mereka di antaranya Wayan Adi Arnawa, Nyoman Giri Prasta, Putu Alit Yandinata dan Nyoman Satria. Sementara dari Partai Golkar, peluang kader yang akan mendapat rekomendasi yakni Made Sudiana, Ketut Suiasa, Wayan Suyasa dan Wayan Muntra. Sedangkan Partai Demokrat, jika mau bergabung dengan partai lain kader yang berpeluang memeroleh rekomendasi yakni Made Sunarta, Nyoman Sutrisno dan AA Gde Gerana Putra. (115)


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.