DPS 26 Desember 2012

Page 2

2

DENPOST z RABU, 26 DESEMBER 2012

MMDP Larang Bunyikan Petasan dan Kembang Api DenPost/wiradana

BERI PENATARAN - Pembicara Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda tengah memberi penjelasan seputaran kepemangkuan dalam pasraman yang digelar Desa Pakraman Peguyangan, Selasa (25/12) kemarin.

Desa Pakraman Peguyangan Gelar Penataran Pemangku Sinkronkan Persepsi Ajegkan Bali Peguyangan, DenPost Provinsi Bali menggelar pasraman di setiap desa pakraman di Bali tiap tahun. Dalam pasraman itu membahas tentang permasalahan-permasalahan yang tengah terjadi di lingkungan desa pakraman. Jika sebelumnya telah menggelar pasraman yang memberi penataran terhadap anak-anak dan remaja, kali ini Desa Pakraman Peguyangan menggelar pasraman penataran pemangku. Acara yang diselenggarakan, Selasa (25/12) kemarin, yang bertempat di wantilan Pura Desa Peguyangan ini diikuti seluruh pemangku pengempon pura di Desa Pakraman Peguyangan dan seluruh kelian banjar se-Desa Pakraman Peguyangan. Bendesa Adat Peguyangan, Nyoman Windha, mengatakan, terselenggaranya kegiatan ini bertujuan menyamakan persepsi antarpemangku, seperti memberi pengarahan tentang tata tertib yang harus dijalani seorang pemangku. “Karena jumlah pemangku di Desa Peguyangan cukup banyak, kami perlu adakan penataran yakni mengingatkan kembali bagaimana pemahaman kepemangkuan tersebut,” jelasnya. Kegiatan ini dihadiri berbagai komponen desa, mulai dari Majelis Alit Desa Pakraman Kecamatan Denpasar Utara, lurah, kepala desa, kerta Desa Peguyangan Kaja, pengurus desa pakraman, kelian banjar se-Desa Pakraman Peguyangan. Kegiatan ini dibuka oleh Majelis Alit Desa Pekraman Kecamatan Denpasar Utara, Drs. Dewa Putu Mayun. Dalam pidatonya, ia menyampaikan, pemangku seharusnya paham akan swadarma dari kepemangkuan, dalam hal ini meningkatkan srada dan bakti sebagai pemangku. Menurutnya, kegiatan seperti ini memang penting dilakukan untuk mengajegkan Bali, yakni dari segi keagamaan. “Agama Hindu merupakan jiwa Pulau Bali. Untuk itu diperlukan krama-krama Bali yang betulbetul militan, dalam hal ini meningkatkan kemampuan menyeimbangkan palemahan dan pawongan. Niscaya Bali selalu ajeg,” jelasnya. Pasraman ini menghadirkan beberapa pembicara, di antaranya Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda dan Dr. I Gusti Ngurah Sudiana. Dalam wacananya, Ida Pandita menuturkan berbagai macam tentang kepemangkuan. Dijelaskan, tugas pokok dari seorang pemangku tidak hanya memberi pelayanan dalam rangka menyelesaikan upacara yadnya, tapi juga bertugas menuntun umat dalam sehari-hari. Ida Pandita Mpu Jaya Wijayananda juga menjelaskan, beberapa macam pemangku menurut Lontar Raja Purana Gama. Terdapat 12 jenis pemangku dengan tempat dan kedudukan seperti Pemangku, Pemangku Pangmongmong, Pemangku Jan Banggul, Pemangku Pandita, Pemangku Tapakan, Pemangku Dalang, Pemangku Balian, Pemangku Tukang, Pemangku Dasaran, Pemangku Pinandita, Pemangku Nilarta, dan Pemangku Kortenu. Selain jenis pemangku, juga dijelaskan berbagai larangan, ketentuan, hak, dan kewajiban yang harus ditaati pemangku. Untuk itu pemangku harus melaksanakan brata yang cukup ketat dengan selalu menjaga kesuciannya. Kemudian wacana dilanjutkan Dr. I Gusti Ngurah Sudiana yang juga membahas permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi Bali kini dan ke depannya. (wir/*)

Dauh Puri, DenPost Menjaga suasana kondusif selama perayaan Natal dan tahun baru, Majelis Madya Desa Pakraman (MMDP) Kota Denpasar mengeluarkan instruksi berupa larangan membunyikan petasan dan menyalakan kembang api. Keputusan ini berdasarkan hasil keputusan bersama Majelis Madya Desa Pakraman dengan Parum Bendesa Desa Pakraman Kota Denpasar. “Keputusan bersama ini isinya melarang setiap orang dan atau kelompok orang menggunakan, membunyikan, meledakkan dan menyalakan mercon serta kembang api dan benda yang sejenisnya di wilayah desa pakraman seKota Denpasar,” terang Ke-

tua MMDP Kota Denpasar, Made Karim, didampingi Kasubag Pemberitaan Pemkot, Dewa Gede Rai, Selasa (25/ 12) kemarin. Larangan ini bakal efektif diberlakukan khususnya sebelum hari Natal dan jelang pergantian tahun 2012 ke

2013. Saat momen menjelang pergantian tahun, membunyikan mercon serta kembang api masih menjadi kebiasaan warga di Denpasar. ”Kalau ukuran mercon atau kembang api di bawah dua milimeter bisa dimaklumi, tapi ukuran di atas itu harus dilarang,” lanjutnya. Dengan diterbitkannya keputusan bersama ini, setiap desa diharapkan untuk menyosialisasikan keputusan tersebut, sesuai dengan Desa Kala Patra. Meski keputusan serupa selalu dibuat tahuntahun sebelumnya dan masih ada pelanggaran, namun Karim mengatakan, setidaknya dengan adanya keputusan ini jumlah penggunaan mercon dan kembang bisa berkurang.

Latar belakang munculnya keputusan pelarangan ini dilakukan setelah MMDP melihat sejumlah kasus akibat bahaya mercon dan sejenisnya. Diantara kasus tersebut terjadinya musibah kebakaran yang menimpa rumah warga beberapa tahun lalu. Bahkan beberapa warga ada yang terluka karena kecipratan kembang api. “Kondisi inilah yang mendorong desa pakraman bersama perangkat adat lainnya sepakat mengambil keputusan ini untuk melarang warga menghidupkan mercon dan sejenisnya,” paparnya. Pihaknya berharap masyarakat mendukung atas keputusan pelarangan mem-

bunyikan mercon dan sejenisnya yang dapat mengganggu ketertiban umum. Dia menilai keputusan ini sangat positif untuk menyadarkan masyarakat dari bencana kebakaran dan bahaya lainnya yang dapat mengakibatkan korban jiwa, luka-luka maupun kerugian material lainnya. (111)

Genta Interaktif Topik: MMDP Larang Bunyikan Petasan dan Kembang Api. Silahkan berkomentar di telepon (0361) 2782445 mulai pukul 10.00

Tramtib Hentikan Pengaplingan Tanah di Jl. Tukad Balian Pemilik Diminta Bayar ke Bumdes Renon Rp 125 Juta Renon, DenPost Setelah menyetop pengaplingan tanah di Subak Kedua dan Lungatad, Desa Peguyangan Kangin, Dinas Tramtib dan Satpol PP Kota Denpasar kembali menghentikan pengaplingan tanah di Jl. Tukad Balian, Gang Nuri, milik I Wayan Wahya Diatmika, asal Dusun Gulingan, Desa Sanur, Denpasar Selatan, Jumat (21/12) lalu. Kabid Penegak Perda, I Nyoman Puja, S.H., didampingi Kasi Ketertiban Administrasi Perizinan, IGK Gunawan, S.H., Selasa (25/12) kemarin, mengatakan, penghentian pengaplingan tanah dan pembuatan jalan akses masuk tersebut menindaklanjuti surat pengaduan dari Pekaseh Renon, I Mmade Pagiartha, diketahui Lurah Renon, Luh Oka Ayu Arya Tustani, Bendesa Pakraman Renon, I Made Sutama. “Kami sempat turun ke lokasi pembuatan akses jalan menuju tanah yang dikapling. Ternyata lokasi tanah tersebut berada di jalur hijau, sehingga kami menghentikan pengaplingan tanah tersebut,’’ kata Puja. Puja mengaku, pihaknya sudah memanggil pengapling sekaligus pemilik tanah Wahya Diatmika, Jumat (21/ 12) lalu, untuk menghentikan pengaplingan tanah karena berada di jalur hijau. Selain itu, Wahya Diatmika juga disarankan menanyakan kawasan tersebut ke Dinas Tata Ruang dan Perumahan (DTRP) Kota Denpasar. Apakah lokasi

tanah yang dikapling tersebut berada di jalur hijau atau tidak. Jika sudah mendapat petunjuk, apakah diizinkan atau tidak tergantung keputusan DTRP. “Meskipun tanah itu milik pribadi dikapling dan dijual, tetap memohon izin ke DTRP. Kalau sudah mendapat izin silakan. Tapi, dari kami tetap memohon kepada pemilik tanah tidak melanjutkan alias menghentian pengaplingan tanah tersebut,’’ ucapnya. Lebih lanjut Puja mengemukakan, pengaplingan tanah di Jl. Tukad Balian sejatinya tidak boleh dilakukan oleh siapapun, karena daerah tersebut merupakan kawasan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK). Namun, banyak masyarakat atau pemilik tanah yang membangun atau menjual tanahnya. Padahal, kawasan tersebut merupakan daerah terlarang alias jalur hijau untuk dibangun rumah maupun tempat usaha lainnya. “Kami tetap meminta kepada pemilik tanah, Wahya Diatmika menghentikan pengaplingan tanah karena jelas-jelas melanggar peraturan yang ada,’’ jelas Puja. Puja mengimbau kepada masyarakat agar lebih berhatihati membeli tanah yang tidak jelas peruntukannya. Mengingat banyak pengembang mengapling tanah di jalur hijau dengan harga murah, sehingga pembeli terkecoh dengan janji manis pengembang. Sementara pengapling sekaligus pemilik tanah, I Wayan Wahya Diatmika, saat dipang-

DenPost/pasma

DISTOP – Kadid Penegak Perda Dinas Tramtib dan Satpol PP Kota Denpasar, I Nyoman Puja, didampingi Kasi Ketertiban Perizinan IKG Gunawan dan Kasi Tramtib Kelurahan Renon, IB Outu Bawa, saat menghentikan pengaplingan tanah yang dilakukan Wahya Diatmika, Jumat (21/12). gil, Jumat (21/12) mengaku, tanah yang dikapling tersebut merupakan tanah milik pribadinya. Bahkan tanah yang dikapling seluas 25 are sudah membuka akses jalan menuju tanahnya dan diminta membayar kompensasi ke Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Renon Rp 125 juta. Namun baru dibayar Rp 50 juta. Selain membayar ke Bumdes, dia juga diminta ganti rugi pembongkaran tembok di depan rumah milik Luh Gede Puspawati Rp 20 juta agar bisa membuka akses menuju tanah yang dikapling. “Saya sudah mendapat izin dari Desa Pe-

kraman Renon untuk membuka kases jalan ke tanah yang akan dikapling. Dalam surat yang ditandatangani Bendesa Adat Renon Made Sutama, Sekretarisnya I Wayan Udhuyana dan Kerta Desa, Desa Pakraman Renon, Made Suditha, memerintahkan agar pemilik rumah yang menembok jalan, Luh Gede Puspawati, membongkar tembok penyengker selambat-lambatnya 7 hari terhitung dari surat tersebut ditandatangani tanggal 20 September 2012. Saya tidak mengerti dan mengapa saya sudah mendapat persetujuan dari Desa Pakra-

man Renon dan Lurah Renon, justru dilaporkan ke Dinas Tramtib,’’ kata Wahya Diatmika. Dia meminta kepada instansi terkait agar bertindak adil, karena di sebelah tanah yang akan dikapling itu sudah banyak bangunan rumah mewah berdiri. Padahal tanah yang dibangun rumah tersebut berada di kawasan jalur hijau. “Kalau saya tidak diizinkan mengapling tanah, tolong bangunan yang sudah berdiri ditindak tegas oleh instansi terkait. Jangan sampai ada kesan tebang pilih,’’ pinta Wahya Diatmika. (103)

Gereja Bethel Indonesia Lembah Pujian Gelar Pasar Murah

DenPost/pasma

TEMU WIRASA - Walikota Denpasar, IB DenPost/pasma Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, saat melakukan temu wirasa dengan kaling/kadus, kades/lurah serta tokoh masyarakat se-Kecamatan Denpasar Selatan, belum lama ini.

Peguyangan Kangin, DenPost Memperingati Hari Ibu dan Hari Raya Natal 2012, panitia pasar murah Gereja Bethel Indonesia (GBI) Lembah Pujian, Denpasar menggelar acara pasar murah. Menurut Ketua Panitia Yohanes Mukti, selain pasar murah, GBI Lembah Pujian juga mengadakan pemeriksaan dan pengobatan gratis bagi warga Desa Peguyangan Kangin dan jemaat GBI Lembah Pujian Denpasar. “Kegiatan ini merupakan kegiatan sosial kemanusiaan yang rutin kami laksanakan tiap tahun. Kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan kebersamaan kami yang mendapat sambutan antusias warga dan jemaat GBI Lembah Pujian,” ujar Yohanes Mukti. Yohanes Mukti menambahkan, panitia pasar murah GBI Lembah Pujian, Denpasar menyediakan kupon senilai Rp 50 ribu untuk setiap KK. Kupon tersebut dapat digunakan untuk membeli berbagai kebutuhan sehari-hari. Di antaranya sembako, seperti beras, gula, kopi, susu, bumbu dapur, dan kebutuhan rumah tangga lainnya. Kegiatan yang berlangsung Sabtu (22/12) lalu itu, dimulai pukul 08.00 wita, yang dipadati tak kurang dari seribu pengunjung. Plt. Camat Denpasar Utara, I Nyoman Lodra, S.E., M.Si yang membuka pasar murah serta pemeriksaan dan pengobatan gratis itu menyambut gembira kegiatan sosial yang diprakarsai GBI

Lembah Pujian Denpasar. Penghargaan yang setinggi-tingginya diberikan kepada panitia, yang telah berhasil mewujudkan kegiatan sosial berupa pasar murah, pemeriksaan dan pengobatan gratis. Keberhasilan menggelar pasar murah serta pemeriksaan dan pengobatan gratis tersebut dinilai I Nyoman Lodra, menjadi indikator terwujudnya kerukunan dan kebersamaan dalam percepatan pertumbuhan pembangunan di Kota Denpasar. “Harapan saya kegiatan pasar murah, pemeriksaan dan pengobatan gratis ini dapat memberikan wahana yang baik dalam menyongsong tahun baru 2013 mendatang. Kebersamaan dan kerukunan yang telah tercipta harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan,’’ kata Lodra. Selain menggelar pasar murah, pemeriksaan serta pengobatan gratis, panitia juga bekerja sama dengan menggandeng Departemen Wanita GBI Lembah Pujian, dengan memberikan obat cacing gratis bagi pengunjung anak-anak yang turut meramaikan pasar murah tersebut. Kemeriahan dan kesemarakan tak terbendung dengan ditampilkannya beragam permainan menarik untuk ibu dan anak. Salah satunya merias wajah ibu serta kegiatan menarik lainnya. Apalagi panitia menyediakan hadiah menarik bagi peserta yang memenangkan lomba. (ast/*)

DenPost/astra

ANTUSIAS - Warga dan jemaat GBI Lembah Pujian Denpasar menyambut antusias pasar murah, pemeriksaan dan pengobatan gratis, yang dibuka Plt. Camat Denut, I Nyoman Lodra, serangkaian Hari Ibu dan Hari Raya Natal.

Golkar Bali ”Melasti” ke Segara Sanur Diiringi Tetabuhan Bleganjur Mebarung Sanur, DenPost Serangkaian akan dilaksanakan karya mamungkah, ngenteg linggih, padudusan alit lan caru wraspati kalpa di padmasana di Sekretariat Partai Golkar Bali, Jalan Surapati Denpasar pada rahina purnama Wrespati Kliwon Kaulu, Kamis (27/12) besok, pada rahina Anggara Pon Kaulu (25/12) kemarin dilaksanakan melasti ke Segara Sanur, Denpasar. Menariknya, pada melasti yang diikuti ribuan pemedek tersebut diiringi tetabuhan bleganjur mabarung dari Sekaa Blaganjur Desa Bumbungan Banjarangkan Klungkung,

partisipasi Ketua DPD Golkar Klungkung, Dewa Widiasa Nida, dan Sekaa Blaganjur Padangsumbu Denpasar Barat, pimpinan Ida Bagus Kompyang Gede. Upacara penyucian Ida Bhatara tersebut dihadiri Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, beserta Ayu Sudikerta, ketua DPD Partai Golkar kabupaten/kota, anggota Fraksi Golkar DPRD Bali, dan anggota Fraksi Golkar DPRD kabupaten/kota, termasuk pengurus, kader, dan simpatisan Partai Golkar seluruh Bali. Pada upacara melasti itu di-

haturkan upakara pulagembal di-puput Ida Pedanda Putra Bajing dari Geria Tegaljinga Denpasar Timur. Sementara penyucian Ida Bhatara juga dilaksanakan pakelem di segara memakai hewan ayam dan bebek sarwa selem. Setelah kembali dari melasti, Ida Bhatara katuran upacara mendak agung di simpang tiga Yangbatu memakai bebantenan sarwa prani diiringi tarian Pendet yang dibawakan kader dan simpatisan Partai Golkar. Setelah upacara mendak agung, Ida Bhatara malinggih ring Padmasana untuk katuran ayaban.

Prawartaka Karya Ida Bagus Udiyana didampingi Sekretaris I Made Derik Jaya menjelaskan, rangkaian upacara selanjutnya katuran ayaban diiringi geguntangan (26/12), puncak karya (27/12), dan nyineb (30/12). Ketua DPD Partai Golkar Bali, I Ketut Sudikerta, menjelaskan, dalam lontar Sang Hyang Aji Swamandala disebutkan melasti mengandung maksud meningkatkan bakti kepada para dewata manifestasi Tuhan, agar diberi kekuatan untuk menghanyutkan penderitaan masyarakat, menghilangkan papa klesa atau

kekotoran diri dan kerusakan alam semesta. Sedangkan tujuan melasti seperti tersurat dalam lontar Sundarigama adalah ngamet sarining amertha kamandalu ring telenging segara, yakni mengambil sari-sari kehidupan yang disebut tirtha kamandalu (air sumber kehidupan) di tengah samudera. “Dalam konteks kehidupan mengandung makna agar umat menguatkan daya spiritual untuk menajamkan kecerdasan intelektual dan melahirkan kepedulian sosial,” tukas Sudikerta, seraya menambahkan melalui ritual melasti

umat diharapkan termotivasi untuk selalu membenahi diri supaya menjadi lebih baik, dengan menghayutkan perilaku dan sifatsifar buruk yang melekat dalam diri. “Menghanyutkan segala noda dan kotoran-kotoran yang ada di bhuwana alit dan bhuwana agung, kemudian memohon tirtha amertha di tengah laut,” tandasnya. (108/*)

DenPost/sutrisna

MELASTI - Ketua Golkar Bali menjelang melasti ke Segara Sanur.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.