DPS 16 Februari 2013

Page 2

2

DENPOST z SABTU, 16 FEBRUARI 2013

59.702 Siswa SMP/ MTs Se-Bali Ikuti ’’Try Out’’ UN Renon, DenPost Setelah siswa-siswi SMA/MA dan SMK dijajal kemampuan akademiknya dalam ujian pemantapan (try out) Ujian Nasional (UN), giliran siswa SMP/MTs mengikuti hal itu. Tercatat 59.702 siswa SMP/MTs se-Bali akan mengikuti try out UN mulai Senin (18/2) hingga Kamis (21/2) mendatang. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Drs. A.A. Ngurah Gde Sujaya, M.Pd., didampingi Kabid Pengkajian dan Pengembangan, Wayan Suarna, S.E., M.Si., Jumat (15/2) kemarin, mengatakan, pelaksanaan try out pada jenjang SMP juga menerapkan 20 paket soal berbeda dalam satu ruangan sama seperti pelaksanaan try out UN SMA/MA dan SMK. Dengan diterapkannya 20 paket soal pada try out ini, otomatis peserta harus bekerja sendiri, seperti yang diharapkan dalam UN sesungguhnya. Sujaya menyebutkan, ujian pemantapan hari pertama mengujikan mata pelajaran bahasa Indonesia. Di hari kedua diujikan mata pelajaran bahasa Inggris. Selanjutnya diujikan mata pelajaran matematika dan hari terakhir diujikan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Naskah soal try out UN SMP/ MTs didistribusikan ke Disdikpora kabupaten/kota se-Bali, Sabtu (16/2) ini dengan pengawalan ketat polisi. Menurut Sujaya, pelaksanaan try out ini sebagai ajang strategis untuk menakar kesiapan siswa menghadapi UN yang sesungguhnya yang berlangsung April mendatang. Karena itu, model soal, mata pelajaran yang di-try out-kan dirancang sesuai dengan format pelaksanaan UN. Sujaya mengingatkan, kendati dalam try out para pengawas berasal dari sekolah masing-masing, bukan silang seperti UN, pengawasannya diharapkan ketat seperti UN. “Try out ini boleh dibilang sebagai simulasi UN. Makanya, pelaksanaan try out dikondisikan seperti UN, pengawasan harus ketat. Dengan demikian, diharapkan para siswa mampu beradaptasi dengan suasana UN yang sesungguhnya, April mendatang,’’ ujar Sujaya. (123)

Kontrol Arus Lalin, Dishub Tambah 4 ATCS Dauh Puri, DenPost Dinas Perhubungan Kota Denpasar merencanakan penambahan empat area traffic control system (ATCS) di beberapa persimpangan di Denpasar. Hal ini untuk memaksimalkan pemantauan terhadap jalurjalur rawan kemacetan. “Untuk tahun 2013, pemkot berencana akan melanjutkan membangun ATCS tahap II di empat simpang melalui anggaran APBD induk sebesar Rp 2,5 miliar,” ungkap Kepala Dishub Kota Denpasar, I Gede Astika, Jumat (15/2) kemarin. Menurut Astika, empat ATCS ini akan ditempatkan di empat lokasi, yakni simpang Jl. Mahendradata-Jl. Merpati, Jl. Mahendradata-Jl. Resimuka, Jl. Mahendradata-Jl. Perumnas dan simpang Jl. Mahendradata-Jl. Teuku Umar Barat. Nantinya, lanjut Astika, penambahan ATCS akan terus dilakukan untuk anggaran perubahan tahun 2013 dan anggaran induk tahun 2014. “Nanti kami akan melengkapi kembali enam simpang di zone 1 (Denpasar Barat dan Denpasar Utara). Sehingga tahun 2014 seluruh simpang di zone 1 sudah lengkap terpasang alat kontrol kemacetan ini,” jelasnya. Saat ini, ATCS yang dibangun tahun 2012 sejumlah enam titik dengan perangkat lengkap dan satu unit Pusat Ruang Kendali (CCROOM) dengan anggaran Rp 5,1 miliar. Enam ATCS 2012 itu dipasang di simpang Jl. Gunung Agung-Wahidin, Gunung AgungLapangan Kapten Sujana, Gunung Salak-Teuku Umar Barat, Gunung Soputan-Imam Bonjol, Teuku UmarImam Bonjol (Buagan), dan simpang Jl. Teuku UmarJl.Pulau Batanta. “Selain itu ada tembahan pemasangan tiga unit kamera, sehingga totalnya menjadi 9. Tambahan ini dipasang di simpang Jl. Maruti-Cokroaminoto, Cokroaminoto-Gatot Subroto, dan simpang Jl. Teuku Umar Barat-Mahendradata,” katanya. Astika juga menambahkan, lokasi yang terbangun dengan APBD Kota Denpasar 2012 teralokasikan pada zone 1. Wilayah ini merupakan zone yang paling banyak memiliki persimpangan. Sedangkan untuk zone 2 (wilayah Denpasar Timur) dan zone 3 (Wilayah Denpasar Selatan) akan dibangun oleh Pemprov Bali melalui APBD 2013 dan 2014. (111)

Dari Rakerda Pemerintah Kota Denpasar (2-Habis)

Prof. Pantja: Berikan Keleluasaan Para Pejabat Publik Melakukan ”Discretion” DALAM mengelola organisasi publik, seharusnya para pejabat yang bertindak sebagai manajer diberikan keleluasaan untuk melakukan discretion. Yaitu suatu kebebasan yang diberikan kepada pejabat administrasi untuk melakukan suatu tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada undang-undang atau lebih mengutamakan keefektifan tercapainya suatu tujuan. Demikian disampaikan Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran Bandung, Prof. Dr. I Gde Pantja Astawa, ketika berbicara di hadapan peserta Rakerda Kota Denpasar Kamis (14/2) di Gedung Ksirarnawa Art Centre Denpasar. Pantja yang membawakan makalah berjudul “Peran Pejabat Publik dalam Era New Public Management” memaparkan bahwa pejabat publik diberikan keleluasaan untuk melakukan discretion dalam mengambil tindakan. Hadir dalam kesempatan tersebut Walikota Denpasar, IB Rai Darmawijaya Mantra, Pangdam IX Udayana, Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya, Kapolda Bali Irjen Pol Arif Wachyunadi, Wakil Walikota IGN Jaya Negara, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, Ketua DPRD Kota Denpasar, Wayan Darsa, pimpinan SKPD Pemkot Denpasar, jero bendesa, camat, kepala desa/lurah, kadus/kaling, dan pecalang se-Kota

Denpasar. Dia mengatakan, dengan adanya discretion ini para pejabat dapat berpikir dan bertindak sehingga dapat membedakan manajer dengan profesiprofesi lainnya seperti guru, dokter, insinyur, akuntan yang menggunakan keterampilan dan profesional mereka sendiri untuk menghasilkan produk. Menurutnya, manajemen di sektor publik mengandung berbagai arti, yakni aspek administrasi dan aspek manajemen. Aspek administrasi menitikberatkan pada penataan berbagai sumberdaya dengan mengacu pada hukum dan prosedur yang telah ditetapkan. Sedangkan aspek manajemen lebih menitikberatkan pada diskresi dalam mengelola sumber daya untuk mencapai tujuan yang lebih ditetapkan. Kedua aspek ini dilakukan para manajer dalam rangka melayani publik. Sementara dalam konteks hukum, diskresi ini sering kali keluar dari ketentuan-ketentuan hukum dan prosedur yang ada. Oleh karena itu, legalisasi diskresi ini mestinya dilihat dari dua hal. Yakni secara formal seorang manajer memiliki kewenangan dalam hal melakukan fungsifungsi manajemen, mulai dari planning, organizing, actuating, sampai controlling, beserta derivasi fungsi-fungsi lainnya. Saat ini, menurutnya, banyak

DenPost/ist

RAKERDA - Prof. Dr. I Gde Pantja Astawa ketika berbicara di hadapan peserta Rakerda Kota Denpasar Kamis (14/2) di Gedung Ksirarnawa Art Centre Denpasar, yang diapit Walikota Denpasar, IB Rai Darmawijaya Mantra, Sekda Kota Denpasar, AAN Rai Iswara, dan Ketua DPRD Kota Denpasar, Wayan Darsa. penegak hukum yang tidak memahami hukum dan prosedur yang tidak relevan lagi dengan konteks masalah, situasi kondisi, dan dinamika organisasi atau masyarakat saat ini. Untuk itu dalam era new public management ini, mestinya semua stakeholders, termasuk para penegak hukum bersamasama melakukan perubahan mindset dari proses driven, menuju pada tujuan pendekatan driven. Namun sayangnya yang terjadi selama ini, misi dan tujuan justru ditempatkan pada urutan kedua. Sedangkan hukum dan prosedur justru ditempatkan pada prioritas per-

tama, sehingga para pejabat publik yang melanggar prosedur sering kali “dimejahijaukan”. Sekalipun mereka berhasil mewujudkan visi misi organisasinya, sehingga ini sebagai ciri kegagalan penerapan new public management di Indonesia. Sementara Walikota IB Rai Dharmawijaya Mantra mengatakan, pelaksanaan rakerda tahun ini merupakan sinkronisasi antar penekanan rapat kerja nasional pelaksanaan dalam rakerda. Adapun penekanan akan pentingnya menjaga stabilitas keamanan daerah untuk keberlangsun-

gan pembangunan yang berkelanjutan. Dalam rangka pembangunan rencana kerja pemerintah daerah merupakan hal penting karena berfungsi sebagai dasar pertimbangan Bagi proses perencanaan, dan pelaksanan serta pengendalian dan evaluasi pembangunan daerah. Di samping itu juga merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi Kota Denpasar tahun 2010-2015, Denpasar kreatif Berwawasan Budaya dalam Keseimbangan Menuju Keharmonisan (r)

Desain Endek Perajin Denpasar Raih Prestasi Nasional Gusti Made Arsawan Berjaya di ITB Penatih, DenPost Satu lagi hasil kreativitas perajin Denpasar meraih penghargaan tingkat nasional. Adalah I Gusti Made Arsawan salah seorang perajin endek asal Desa Penatih, Kecamatan Denpasar Timur berhasil menorehkan prestasi gemilang dalam lomba inovator teknologi yang bertajuk Ganesha Innovation Championship Awards (GICA) 2013 yang dilaksanakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (9/2) lalu di Hotel Le Meridien Jakarta. Arsawan yang memperkenalkan endek patra hasil ciptaannya berhasil meraih prestasi sebagai inovasi baru dalam tenun ikat Indonesia. Proses penjurian GICA di ITB sangat ketat dan selektif. Penilaian diawali dengan melakukan presentasi karya inovasi di hadapan para dewan juri. Dari 29 peserta yang masuk nominasi yang terdiri dari para alumni ITB seluruh Indonesia, Arsawan masuk tiga besar. Inovasi tenun patra yang diciptakan Arsawan berhasil

DenPost/ist

Tiga dari kiri, I Gusti Made Arsawan ketika menerima penghargaan Ganesha Innovation Championship Awards (GICA) 2013 yang dilaksanakan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), Sabtu (9/2) lalu di di Hotel Le Meridien Jakarta. sebagai pemenang. Arsawan berhasil menggabungkan teknik tradisional dan modern yang merupakan teknik dan desain tenun berlandaskan kekayaan budaya kriya asli Bali. Arsawan yang ditemui di kediamannya Jl. Trenggana

Penatih, Denpasar Timur, Jumat (15/2) kemarin, mengatakan kain tenun patra yang diminati kalangan menengah ke atas baik di Bali maupun luar Bali. “Kain inovasi ini memang diperuntukkan bagi kalangan menengah ke atas dan harganya sepadan dengan kuali-

tas,” kata I Gusti Made Arsawan. Kain endek patra tercipta dari proses kreatif sebagai pengembangan dari motif tenun ikat endek yang umumnya berpola geometris. “Saya mencoba untuk terus mengembangkan tenun endek dengan mencurahkan seluruh kemampuan dalam bidang desain dan seni artistik,” ucapnya. Setelah melakukan berbagai percobaan muncullah ide untuk mengadaptasi pola baru kain tenun, yakni menggunakan motif pepatraan yang umumnya terdapat pada seni ukir dinding pura, candi, pintu, dan kain prada. Mengingat bentuk motif yang beragam tersebut, maka proses terciptanya sebuah kain tenun patra ini memiliki teknik unik yang tersendiri. Umumnya kain tenun hanya menggunakan teknik ikat, maka kain patra menggunakan cara colek atau lukis. Kendati menggunakan cat dalam proses pewarnaan dan pembentukan motifnya, ketahanan warnanya sama dibandingkan kain tenun

endek. “Hal itu karena dilakukan teknik colek berulang kali hingga mencapai standar ukuran ketahanan kain endek. Cat dipilih yang berkualitas dan tahan lama serta kandungan kimianya masih bisa ditoleransi. Proses yang rumit membutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk menghasilkan satu helai kain patra. “Karena prosesnya yang rumit, maka dalam sebulan hanya mampu dihasilkan 125 lembar,” kata Arsawan, yang menekuni usaha tersebut di kawasan Penatih, Kota Denpasar. Motif tenun patra mempunyai kelebihan yang membuatnya berbeda dengan tenun endek karena memiliki tema tersendiri mengenai flora dan fauna. (r)

Genta Interaktif Topik: Desain Endek Perajin Denpasar Raih Prestasi Nasional Silakan berkomentar di telepon (0361) 2782445 mulai pukul 10.00

Ancaman HIV/AIDS Menambah Penderita TBC

Empat Persen Penderita TBC di Denpasar Mangkir Berobat

DenPost/pasma

SAFARI KESEHATAN - Walikota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini, saat melakukan safari kesehatan di Banjar Semilajati, Denpasar Barat belum lama ini. Walikota Rai Mantra tampak sedang berbincang-bincang dengan perangkat banjar setempat.

Lumintang, DenPost Adanya ancaman HIV/ AIDS menambah meningkatnya penderita TBC (Tuberkoluse) karena adanya penderita yang mangkir berobat akan menimulkan MDR (multi drugs resistance) yang akan membutuhkan biaya tinggi pengobatan. Demikian disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Sri Armini, di selasela memberikan bantuan sembako bagi penderita TBC di kantor Cabang PPTI Kota Depasar, Jumat (15/2) kemarin. Penyerahan sembako bagi penderita TBC ini serangkaian HUT ke-225 Kota Denpasar, sekaligus sebagai ajang penyuluhan bagi penderita. Hadir dalam kegiatan tersebut Ketua PPTI Wilaya Bali, IGB Puspanegara, dan instansi terkait lainnya. Sri Armini mengungkapkan, jumlah penderita TBC sampai akhir tahun 2012 sebanyak 1.046 penderita, terdapat 4 persen penderita yang mangkir minum obat.

Seharusnya penderita minum obat enam bulan untuk mencapai kesembuhan. “Mangkirnya penderita minum obat akibat pindah alamat dan merasa sudah sembuh setelah minum obat selama dua bulan,” kata Sri Armini. Sri Armini mengharapkan, penderita TBC benar-benar menjalani pengobatan sesuai dengan petunjuk dokter. Terlebih lagi, sekarang adanya virus HIV/AIDS juga berdampak pada meningkatnya penderita TBC. Dari data di lapangan, 15 persen dari penderita TBC positif HIV. Untuk itu, Pemkot Denpasar melalui Dinas Kesehatan telah melaksanakan program kolaborasi pemeriksaan TB dan HIV melalui VCT. “Kami terus mewanti-wanti kepada penderita TBC agar meminum obat secara rutin selama enam bulan,” harap Sri Armini. Ketua PPTI Wilayah Bali, IGB Puspanegara, menyampaikan hal senada. Menurutnya, penderita agar memi-

num obat secara teratur. Dia juga mengharapkan keluarga penderita agar terus memberikan pendampingan dalam minum obat untuk memotivasi penderita agar berobat secara teratur. “Kalau tidak minum obat secara teratur penderita TBC tidak bisa sembuh dan kuman TBC menjadi kebal. Ini tentu merugikan penderita sendiri karena tidak sembuh dan biaya pengobatan menjadi tinggi,’’ kata Puspanegara. Sementara Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar, dr. I Made Sudhana Satrigraha, mengatakan, meski penderita TBC tahun 2012 mengalami penurunan dari tahun 2011 dari 1.159 penderita menjadi 1.046. Namun tetap harus mendapat perhatian serius. Salah satu yang dilakukan dengan memberikan bantuan sembako seperti sekarang ini dan memberikan penyuluhan rutin kepada penderita. “Kami minta petugas PPTI di lapangan agar terus men-

DenPost/pasma

SERAHKAN BANTUAN - Kadis Kesehatan Kota Denpasar, dr. Luh Putu Sri Armini, didampingi ketua PPTI Wilayah Bali, dr. IGB Puspanegara, dan Ketua PPTI Cabang Kota Denpasar, dr. I Made Sudhana Satrigraha, di kantor PPTI Denpasar, Lumintang, Jumat (15/2) kemarin. dampingi penderita yang sedang berobat dan mencatat alamat penderita se-

cara jelas sehingga tidak mangkir dalam berobat,’’ pintanya. (103)


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.