ALLABOUT DIABETES
GEJALA GEJALA GEJALA
Pandangan buram
Sering merasa lapar
walaupun sudah makan
Sering Merasa Haus
Walaupun demikian, beberapa orang sedikit atau
tidak menunjukkan gejala
diabetes sehingga tidak
terdeteksi (American Diabetes Association, 2021).
PENCEGAHAN PENCEGAHAN PENCEGAHAN
Biasa dikenal dengan istilah
CERDIK:
Cek kesehatan secara teratur
untuk mengendalikan berat badan, periksa tekanan darah, gula darah, dan kolesterol
secara teratur.
Enyahkan asap rokok dan jangan merokok.
Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari.
Diet seimbang dengan
mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang.
Istirahat yang cukup.
Kelola stres dengan baik dan benar (Kemenkes RI, 2014).
PENGERTIAN PENGERTIAN PENGERTIAN
Diabetes merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
kurangnya produksi insulin oleh pankreas atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin yang ada dalam tubuh.
Kekurangan Insulin
menyulitkan tubuh dalam mengatur kadar gula darah, akibatnya kadar gula darah
menjadi terlalu tinggi (hyperglycaemia) (International Diabetes Federation, 2020)
PENYEBAB PENYEBAB PENYEBAB
Diabetes tipe 1
Ditandai dengan produksi insulin yang kurang dan membutuhkan pemberian insulin setiap hari.
Gangguan ini disebabkan karena pankreas tidak dapat memproduksi hormon tertentu.
Diabetes tipe 2
Disebabkan oleh penggunaan insulin yang tidak efektif oleh tubuh. Jenis diabetes ini sebagian
besar disebabkan oleh kelebihan berat badan dan kurangnya
aktivitas fisik. (World Health Organization, 2020).
ALLABOUT DIABETES
FAKTOR RESIKO FAKTOR RESIKO FAKTOR RESIKO
Orang yang beresiko lebih untuk terkena diabetes adalah:
Penderita Obesitas
Obesitas menjadi penyebab nomor satu dari diabetes. lebih dari 90% penderita diabetes berawal dari komplikasi berat badan yang tidak sesuai dengan BMI normal (Bellou, dkk. 2018).
Orang dengan diet makanan tertentu (terlalu banyak gula, kurang serat).
Orang dengan tekanan darah tinggi.
Orang dengan riwayat penyakit jantung.
Orang yang lahir prematur.
Orang yang kurang aktivitas fisik dan duduk pada mayoritas harinya.
Orang yang merokok dan minum minuman beralkohol. (Wu, dkk. 2014).
DATA DIABETES DATA DIABETES DATA DIABETES
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penderita DM tipe 2 adalah
perempuan, sebanyak 84,4% dan sisanya adalah laki-laki sebanyak
15,6%, Perempuan lebih berisiko untuk menderita DM tipe 2 dibanding laki-laki yaitu 1,33 kali (OR = 1,33; 95%CI 1,13 –1,56) dibanding laki-laki. Mayoritas responden berusia 51 – 60 tahun (76,6%) dengan rata-rata usia 55,5 tahun. Responden yang masuk dalam kategori tua atau berusia ≥45 tahun mempunyai peluang 3,544 kali lebih besar untuk menderita DM Tipe 2 (Anonim, 2020).
Data penderita diabetes dunia hingga 14 Mei 2020, International Diabetes Federation (IDF) melaporkan 463 juta orang dewasa di dunia menyandang diabetes dengan prevalensi global mencapai 9,3%. Sedangkan, prevalensi pasien pengidap diabetes di Indonesia mencapai 6,2%, yang artinya ada lebih dari 10,8 juta orang menderita diabetes per tahun 2020. Dengan jumlah ini, Indonesia berada di peringkat 7 diantara 10 negara dengan penderita terbanyak di dunia (Anonim, 2020).
ALLABOUT DIABETES
DIABETES MELITUS VS DIABETES INSPIDUS DIABETES MELITUS VS DIABETES INSPIDUS DIABETES MELITUS VS DIABETES INSPIDUS
Diabetes melitus
Diabetes tipe 1 : Kekurangan produksi insulin
Diabetes tipe 2 : Penggunaan insulin yang tidak efektif oleh tubuh
Diabetes melitus gestasional (DMG) = suatu gangguan toleransi karbohidrat yang terjadi atau diketahui pertama kali pada saat kehamilan sedang berlangsung (Perkeni, 2015). Biasanya terjadi pada saat 24 minggu usia kehamilan dan sebagian penderita akan kembali normal pada setelah melahirkan (Depkes RI 2008).
Dampaknya adalah ibu berisiko tinggi terjadi penambahan berat badan berlebih, komplikasi kardiovaskuler hingga kematian ibu (Perkins dkk., 2007).
Diabetes insipidus
Diabetes insipidus sentral.
Penyebab penyakit ini pada orang dewasa biasanya kerusakan kelenjar hipofisis atau hipotalamus akibat pembedahan, tumor, atau cedera kepala. Pada anak-anak, disebabkan karena kelainan genetik. Kerusakan ini mengganggu proses kerja ADH (Anonim, 2013).
Diabetes insipidus nefrogenik.
Kelainan akibat cacat tubulus ginjal, menyebabkan ginjal tidak berespons baik terhadap ADH (Anonim, 2013).
Diabetes insipidus gestasional.
Kelainan akibat degradasi ADH oleh vasopressinase yang dihasilkan berlebihan oleh plasenta. Keadaan ini berhubungan dengan meningkatnya risiko komplikasi pada kehamilan, seperti pre-eklampsia (Ananthakrishnan, 2009).
Diabetes insipidus dipsogenik (polidipsi primer).
Kelainan akibat asupan cairan berlebihan yang merusak pusat haus di hipotalamus. Asupan air berlebihan jangka panjang dapat merusak ginjal dan menekan ADH, sehingga urin tidak dapat dikonsentrasikan (Anonim, 2013).
ALLABOUT DIABETES
TERAPI TERAPI TERAPI
Terapi tanpa obat
Pengaturan makan
Penderita diabetes dianjurkan menjaga pola makan dengan mengkonsumsi makanan dengan komposisi gizi yang seimbang untuk penderita diabetes.
Olahraga
Berolah raga secara teratur dapat menurunkan dan menjaga kadar gula darah tetap normal.
Contoh olahraga seperti jalan atau lari pagi, bersepeda, berenang, dan lain sebagainya.
Terapi dengan obat
Terapi insulin
Terapi insulin utamanya ditujukan bagi penderita DM
Tipe 1 untuk membantu pengaturan kadar gula karena penderita tidak dapat menmproduksi hormon insulin.
Terapi obat hipoglikemik oral
Obat-obat hipoglikemik oral terutama ditujukan penderita DM Tipe II untuk pengaturan kadar gula darah karena kurang optimalnya produksi atau penyerapan insulin.
Terapi kombinasi
Terapi kombinasi dari beberapa obat hipoglikemik oral
atau obat hipoglikemik oral dengan insulin apabila dengan terapi lain sasaran kadar glukosa darah belum tercapai. (Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005; Perkeni, 2015).
ALLABOUT DIABETES
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Ananthakrishnan S., 2009, Diabetes insipidus in pregnancy: Etiology, evaluation, and management;15(4):377-82. Endocr Pract.
Anonim, 2013, Diabetes insipidus, Mayo Clinic, diakses dari http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetesinsipidus/basics/definition/con-20026841 pada 25 Maret 2021
Anonim, 2019, DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR, diakses dari
http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetesmelitus/page/6/faktor-risiko-penyakit-diabetes-melitus-dm-faktor-risiko-yangbisa-diubah pada 1 Juli 2023
Bellou, V., Belbasis, L., Tzoulaki, I., & Evangelou, E. (2018). Risk factors for type 2 diabetes mellitus: An exposure-wide umbrella review of meta-analyses. PloS one, 13(3), e0194127.
https://doi.org/10.1371/journal.pone.0194127
Depkes RI, 2008, Pedoman pengendalian diabetes melitus dan penyakit metabolik, Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta.
Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, 2005, Pharmaceutical Care
Untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Kementerian Kesehatan Indonesia, Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Situasi dan Analisis Diabetes, Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, Jakarta.
Kemenkes, RI, 2020, Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2020, Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI, Jakarta.
Perkeni, 2015, Konsensus pengelolaan diabetes melitus di Indonesia, Perkumpulan Endokrionologi Indonesia, Jakarta.
Perkeni, 2015, Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia, Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta. Perkins M.J., Julia PD. MD., Shubhada MJ MD, Perspectives in gestational diabetes mellitus: a review of screening, diagnosis, and treatment : 25(2):57-62. J Clinical Diabetes.
World Health Organization, 2020, Diabetes, https://www.who.int/newsroom/fact-sheets/detail/diabetes diakses pada 23 Maret 2021 pukul 08:40 WIB.
Wu, Y., Ding, Y., Tanaka, Y., & Zhang, W. (2014). Risk factors contributing to type 2 diabetes and recent advances in the treatment and prevention. International journal of medical sciences, 11(11), 1185–1200. https://doi.org/10.7150/ijms.10001