Key Performance Indicator (KPI) Rumah Tapak Jabatan Menteri

Page 1

KPI KPI ((Key Performance KIndicator ey Performance Indicator)) Basic BDesign asic Design Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri

KPI KPI ((Key Performance KIndicator ey Performance Indicator)) Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri Dokumen KPI ini merupakan upaya dalam mewujudkanDokumen KPI ini merupakan upaya dalam mewujudkan Basic DesignBasic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri berwawasanRumah Tapak Jabatan Menteri berwawasan lingkungan yang ramah alam, pintar, dan berkelanjutanlingkungan yang ramah alam, pintar, dan berkelanjutan ((green, smart and sustainablegreen, smart and sustainable).). Penyusunan dokumen mengikuti landasan hukum yangPenyusunan dokumen mengikuti landasan hukum yang berlaku yakni Peraturan Menteri Pekerjaan Umum danberlaku yakni Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021 mengenaiPerumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021 mengenai Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau serta dalamPenilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau serta dalam aturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahunaturan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022 mengenai Ibu Kota Negara.2022 mengenai Ibu Kota Negara.

Diatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum danDiatur dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PERMEN PUPR) Nomor 21 TahunPerumahan Rakyat (PERMEN PUPR) Nomor 21 Tahun 2021, bangunan tersertifikasi dapat mencapai tiga peringkat2021, bangunan tersertifikasi dapat mencapai tiga peringkat BGH yakni Pratama, Madya, dan Utama.BGH yakni Pratama, Madya, dan Utama. Basic BasicDesign Design Rumah Tapak Jabatan RumahMenteri Tapak Jabatan Menteri direncanakan untuk mencapai peringkat BGH direncanakanUtama untuk mencapai peringkat BGH Utama dengan menerapkan parameter-parameter yang ada dalamdengan menerapkan parameter-parameter yang ada dalam PERMEN PUPR Nomor 21 Tahun 2021.PERMEN PUPR Nomor 21 Tahun 2021.

01 02 03 04 Pengertian Pengertian Bangunan Gedung BHijau angunan Gedung Hijau Kriteria KPenilaian/KPI riteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung BHijau angunan Gedung Hijau Lingkup Penilaian LKinerja ingkup Penilaian Kinerja Bangunan Gedung BHijau angunan Gedung Hijau Kriteria Penilaian/KPI KKawasan riteria Penilaian/KPI Kawasan Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri Daftar DIsi aftar DIsi aftar Isi 05 06 Kriteria KPenilaian/KPI riteria Penilaian/KPI Basic Design Rumah BTapak asic Design Rumah Tapak Jabatan JMenteri abatan Menteri Rekap KPI Basic RDesign ekap KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri

Glosarium Glosarium Glosarium

PersilPersil adalah sebidang tanah dengan ukuran tertentu untukadalah sebidang tanah dengan ukuran tertentu untuk perkebunan atau perumahan.perkebunan atau perumahan.

Koefisien Dasar Bangunan (Koefisien Dasar Bangunan (KDB)KDB) adalah persentaseadalah persentase perbandingan antara luas seluruh lantai dasar Bangunanperbandingan antara luas seluruh lantai dasar Bangunan Gedung terhadap luas lahan perpetakan atau daerahGedung terhadap luas lahan perpetakan atau daerah perencanaan sesuai Keterangan Rencana Kota.perencanaan sesuai Keterangan Rencana Kota. Koefisien Tapak Bangunan (KTB)Koefisien Tapak Bangunan (KTB) adalah persentaseadalah persentase perbandingan antara luas tapak basemen dengan luasperbandingan antara luas tapak basemen dengan luas lahan atau luas tanah.lahan atau luas tanah. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah sertifikat yang diberikanadalah sertifikat yang diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsioleh Daerah untuk menyatakan kelaikan fungsi Bangunan Gedung sebelum dapat dimanfaatkan.Bangunan Gedung sebelum dapat dimanfaatkan.

Basic DesignBasic Design adalah dokumen rancangan awal dari sebuahadalah dokumen rancangan awal dari sebuah desain bangunan maupun kawasan.desain bangunan maupun kawasan.

Nilai Pantul Matahari (Albedo)Nilai Pantul Matahari (Albedo) yaitu besaran yang meng-yaitu besaran yang menggambarkan perbandingan sinar matahari yang tiba digambarkan perbandingan sinar matahari yang tiba di permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa.permukaan bumi dan yang dipantulkan kembali ke angkasa.

KavlingKavling adalah bagian tanah yang sudah dipetak-petakadalah bagian tanah yang sudah dipetak-petak dengan ukuran tertentu yang akan dijadikan bangunan.dengan ukuran tertentu yang akan dijadikan bangunan.

Key Performance Indicator (KPI)(KPI) adalahadalah suatu matriks atausuatu matriks atau nilai terukur yang berfungsi untuk menunjukkan seberapanilai terukur yang berfungsi untuk menunjukkan seberapa efektif kinerja dalam mencapai tujuan.efektif kinerja dalam mencapai tujuan.

Tahap Perencanaan TeknisTahap Perencanaan Teknis adalah tahap pembuatanadalah tahap pembuatan rencana teknis bangunan, meliputi tahap prarencana,rencana teknis bangunan, meliputi tahap prarencana, pengembangan rencana dan penyusunan gambar kerja,pengembangan rencana dan penyusunan gambar kerja, rencana anggaran biaya, perhitungan dan spesifikasi teknis.rencana anggaran biaya, perhitungan dan spesifikasi teknis.

Variable Voltage Variable Frequency (VVVF)Variable Voltage Variable Frequency (VVVF) adalahadalah komponen yang mengkonversi aliran tegangan AC atau DCkomponen yang mengkonversi aliran tegangan AC atau DC dalam tegangan untuk mengemudikan kendaraan listrik.dalam tegangan untuk mengemudikan kendaraan listrik.

Overall Thermal Transfer Value (OTTV)Overall Thermal Transfer Value (OTTV) adalah nilaiadalah nilai perpindahan termal menyeluruh bangunan.perpindahan termal menyeluruh bangunan.

Roof Thermal Transfer Value (RTTV)Roof Thermal Transfer Value (RTTV) adalah nilaiadalah nilai perpindahan termal atap bangunan.perpindahan termal atap bangunan.

Coofisien of Performance (COP)Coofisien of Performance (COP) adalah perbandinganadalah perbandingan antara kinerja pendinginan terhadap energi yang diperlukan.antara kinerja pendinginan terhadap energi yang diperlukan.

Rainwater HarvestingRainwater Harvesting adalah teknik pengumpulan danadalah teknik pengumpulan dan penampungan air hujan ke dalam tangki atau waduk.penampungan air hujan ke dalam tangki atau waduk.

UpslopeUpslope adalah kondisi tanah dengan kemiringan atas.adalah kondisi tanah dengan kemiringan atas.

DownslopeDownslope adalah kondisi tanah dengan kemiringan bawah.adalah kondisi tanah dengan kemiringan bawah.

Ozone Depletion Potential (ODP)Ozone Depletion Potential (ODP) adalah ukuran relatifadalah ukuran relatif degradasi lapisan ozon yang disebabkan suatu senyawa.degradasi lapisan ozon yang disebabkan suatu senyawa.

Key Performance Indicator

Prasarana dan Sarana Bangunan GedungPrasarana dan Sarana Bangunan Gedung adalah fasilitasadalah fasilitas kelengkapan dalam & luar Bangunan Gedung yang mendu-kelengkapan dalam & luar Bangunan Gedung yang mendukung pemenuhan terselenggara fungsi Bangunan Gedung.kung pemenuhan terselenggara fungsi Gedung.

Global Warming Potential (GWP)Global Warming Potential (GWP) adalah ukuran untukadalah ukuran untuk membandingkan potensimembandingkan potensi Gas Rumah KacaGas Rumah Kaca disetarakandisetarakan dengan nilai potensi gas CO2.dengan nilai potensi gas CO2.

Gross Floor Area (GFA)Gross Floor Area (GFA) adalah total luas lantai dalamluas lantai dalam bangunan diukur dengan permukaan luar dinding luar.bangunan diukur dengan permukaan luar dinding luar.

Bangunan Gedung BHijau angunan Gedung BHijau angunan Gedung Hijau ((BGH) (BGH) BGH) merupakan bangunan yang memenuhi Standar Teknis bangunan gedung serta memiliki kinerja terukur secara signifikan dalam penghematan energi, air, dan sumber daya lainnya melalui penerapan prinsip BGH sesuai fungsi dan klasifikasi dalam setiap tahapan penyelenggaraannya. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 Bangunan Gedung

Terdapat 4 Daftar Simak dalam Penilaian kinerja Bangunan Gedung Hijau (BGH) untuk Bangunan Gedung Baru meliputi : Daftar Simak Penilaian Kinerja Tahap Perencanaan Teknis BGH untuk Bangunan Gedung Baru; Daftar Simak Penilaian Kinerja Tahap Pelaksanaan Konstruksi BGH untuk Bangunan Gedung Baru; Daftar Simak Penilaian Kinerja Tahap Pemanfaatan BGH untuk Bangunan Gedung Baru; dan Daftar Simak Penilaian Kinerja Tahap Pembongkaran BGH untuk Bangunan Gedung Baru. 4321.... Lingkup Penilaian LKinerja ingkup Penilaian LKinerja ingkup Penilaian Kinerja BGH BGH BGH

Efisiensi Penggunaan Energi Pengelolaan Tapak Kualitas Udara dalam Ruang Efisiensi Penggunaan Air Penggunaan Material Ramah Lingkungan Pengelolaan Sampah Pengelolaan Air Limbah Kriteria KPenilaian/KPI riteria Penilaian/KPI Bangunan BGedung angunan Gedung Hijau H(BGH) ijau (BGH) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Pdan eraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun P2021 erumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021

Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Tapak Tapak Tapak Pengolahan RuangPengelolaanTapakLahanTerbukaHijau Privat Penyediaan Jalur Pedestrian Pengelolaan Basemen Penyediaan Lahan Parkir Pencahayaan Ruang Luar Gedung di atas dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atau PSU Efisiensi Efisiensi Efisiensi Penggunaan Penggunaan Penggunaan Energi Energi Energi Selubung Bangunan Sistem Ventilasi Sistem Pengondisian Udara Sistem Pencahayaan SistemdalamTransportasiGedung Perhitungan Efisiensi Energi Sistem Kelistrikan Kriteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau K(BGH) riteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau (BGH) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021

Pelarangan Merokok Pengendalian CO2 dan CO PengendalianMaterialPenggunaanBerbahaya Efisiensi Efisiensi Efisiensi Penggunaan Penggunaan Penggunaan Air Air Air Sumber PemakaianAir HematPenggunaanAirSaniterAir( Water Fixture) Kualitas Kualitas Kualitas Udara Udalam dara Udalam dara dalam Ruang Ruang Ruang Penggunaan Penggunaan Penggunaan Material MRamah aterial MRamah aterial Ramah Lingkungan Lingkungan Lingkungan Pengendalian penggunaan bahan pembeku Penggunaan Material (Eco Labelling) Kriteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau K(BGH) riteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau (BGH) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021

Fasilitas Pengolahan Air Limbah Sebelum menuju Pembuangan Air Kota Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah Tercampur atau dari Grey Water Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Penerapan Sistem Penanganan Sampah Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Sampah Sampah Sampah Pengelolaan Pengelolaan Pengelolaan Air ALimbah ir ALimbah ir Limbah Kriteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau K(BGH) riteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau (BGH) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021

NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 PRESENTASE MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 A Pengelolaan Tapak 38 23 % B Efisiensi Penggunaan Energi 46 28 % C Efisiensi Penggunaan Air 22 13 % D Kualitas Udara dalam Ruang 19 12 % E Penggunaan Material Ramah Lingkungan 21 13 % F Pengelolaan Sampah 7 4 % G Pengelolaan Air Limbah 12 7 % TOTAL 165 100 % Poin PPenilaian oin PPenilaian oin Penilaian Kriteria KBGH riteria KBGH riteria BGH PERINGKAT BGH BGH PRATAMA BGH MADYA BGH UTAMA 45% s.d. 65% Lolos SLF > 65% s.d. 80% Sesuai parameter Permen PUPR Penilaian Kinerja BGH. > 80% s.d. 100% Sesuai parameter Permen PUPR Penilaian Kinerja BGH. Kriteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau K(BGH) riteria Penilaian/KPI Bangunan Gedung Hijau (BGH) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 21 Tahun 2021

Panduan Membaca PKPI anduan Membaca PKPI anduan Membaca KPI Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri Parameter PPenilaian arameter Penilaian Kode KParameter ode Parameter (Poin didapat) / (Poin (maksimal) Poin didapat) / (Poin maksimal) (Poin didapat) / (Poin (maksimal) Poin didapat) / (Poin maksimal) tiap tparameter iap parameter Parameter dan Ppenjelasannya arameter dan penjelasannya

Kriteria Penilaian/KPI KKawasan riteria Penilaian/KPI KKawasan riteria Penilaian/KPI Kawasan Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri Sumber : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2022

Energi Tapak Udara Air Material LSampah imbah Kriteria KPenilaian/KPI riteria Penilaian/KPI Rumah RTapak umah Tapak Jabatan JMenteri abatan Menteri Melalui Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau dalam PERMEN PUPR Nomor 21 Tahun 2021

Tapak Tapak KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR A Pengelolaan Tapak 38 28

maksimal 15° arah Utara0/1 A.1 2/2 2/2 Orientasi Bangunan Orientasi tidak selalu Utara-Selatan karena orientasi bangunan merespon kontur dan perkuatan tanahnya. Orientasi bangunan menghadap jalan lingkungan. U U Persil 104 Persil 105 Desain merekayasa selubung bangunan/fasad dan/atau bukaan pada arah Timur-Barat dengan kisi-kisi untuk mengurangi paparan cahaya matahari berlebih. U U Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas atau Sirkulasi U UU U Persil 104 Persil 105 1/1 A.2 1/1 = PENDEKATAN PERHITUNGAN genteng rumput hijau pohon paving blok 0,18 x 278,39 = 50,110 0,26 x 472,75 = 122,915 0,18 x 272.75 = 49,095 0,35 x 248,86 = 87,101 TOTAL (LUAS X ALBEDO) TOTAL LUAS = 309.2211000 = 0,309 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | LimbahTapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

2/2 A.2 2/2 Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas atau Sirkulasi TABEL HARI & CURAH HUJAN Sumber : BPS, 2021 KELEMBABAN UDARA HARI HUJAN CURAH HUJAN Kalimantan Timur 247 4072 Jakarta 168 2831 Jawa Tengah 208 2513 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

area tapak paling sedikit 20% an diperoleh nilai diatas 20%, maka tercapai poin 2. Apabila BGH dibangun di lahan terkontaminasi limbah B3 maka wajib melaksanakan pemulihan lahan terlebih dahulu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan diberi nilai 3 poin. Apabila BGH dibangun di lahan yang tidak terkontaminasi limbah B3 maka tidak diberikan nilai. Tidak Relevan karena lahan tidak terkontaminasi limbah B3, maka tidak dapat mencapai poin. 0/3 A.3 0/3 Pengolahan Tapak termasuk Aksesibilitas atau Sirkulasi Pengelolaan Lahan Terkontaminasi Limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3) Luas tajuk x Jumlah vegetasi Total Luas Tajuk Luas Tapak Sumber : Rencana Pengembangan Kawasan (RPK) West Residence PENDEKATAN PERHITUNGAN Total Luas Tajuk Luas Tapak = 272.751000 x 100% = 27,27 % Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

n maksimal 3. Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat Persil 104 : 89,53% area hijau Persil 105 : 90,23% area hijau Persil 104 Persil 105 3/3 A.4 3/3 Presentase Area Hijau (persil 104) Luas (hunian + fasum) 3.250,57 89,53 % Luas (kavling + lahan) 31.061,09 Luas lantai dasar hunian Luas total kavling hunian 2.453,52 25.734,50 = = = Presentase Area Hijau (persil 105) Luas (hunian + fasum) 1.716,81 90,23 % Luas (kavling + lahan) 17.582,50 Luas lantai dasar hunian Luas total kavling hunian 1.226,76 13.467,30 = = = Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Direncanakan area hijau dapat diakses oleh publik Desain terdapat area hijau publik, maka memenuhi poin maksimal 1. A.4 1/1 Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat Lingkungan terdiri dari hunian-hunian saling terhubung dan memiliki ruang-ruang kolaboratif yang ditujukan untuk meningkatkan interaksi (berupa fasilitas umum/fasum) 1/1 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Direncanakan melakukan penanaman vegetasi yang berfungsi sebagai peneduh, peredam suara, penyaring bau, atau penyaring debu: yaring debu. 2/2 A.4 2/2 KLASIFIKASIVEGETASI NAMA VEGETASI FUNGSI VEGETASI Pelindung / Peneduh Pembatas, Pengikat, Penyatu antar ruang Pereduksi Polutan Penahan dan Penyaring Debu Daerah Resapan / Mengurangi Laju Run Off Estetika Rencana Ruang Terbuka Hijau (RTH) Privat TABEL FUNGSI VEGETASI Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

3/3 Memiliki jalur pedestrian dengan arah yang mengakses antara luar gedung menuju ke jalur masuk (entrance) gedung yang memenuhi persyaratan kemudahan. Desain mudah dalam akses menuju gedung, maka memenuhi poin maksimal 3. A.5 3/3 Penyediaan Jalur Pedestrian Pedestrian Lahan Upslope Pedestrian Lahan Downslope Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Memiliki fasilitas pedestrian yang terhubung atau menghubungkan ke fasilitas publik, misal transportasi umum, jembatan penyebrangan, ruang publik, dan menuju persil/kavling sekitarnya dengan batasan paling jauh 400 meter. Pedestrian menghubungkan ke fasilitas publik dalam radius 400 meter, maka memenuhi poin maksimal 1. A.5 1/1 1/1 Penyediaan Jalur Pedestrian Pedestrian Persil 104 Pedestrian Persil 105 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Dalam hal terdapat basemen, tidak melanggar aturan Koefisien Tapak Basemen (KTB) serta tetap memperhitungkan kemudahan resapan air hujan (kedalaman lapis basemen 4 meter dari permukaan tanah) Bangunan memiliki lantai semi-basemen dengan perhitungan tercantum, maka memenuhi poin maksimal 1. A.6 1/1 Luas Tapak Gedung Utama 102,23 m2 Luas Lahan 1000,00 m2 Nilai Koefisien Dasar Bangunan (KDB) 10,23% Luas Semi-Basemen 137,12 m2 Luas Lahan 1000,00 m2 Nilai Koefisien Tapak Basemen (KTB) 13,71% Pengelolaan Tapak Basemen Denah Semi-Basemen Upslope Denah Semi-Basemen Downslope Luas Basemen 1/1 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Gedung direncanakan memiliki lahan parkir ≤ 20% dari Gross Floor Area (GFA) yang diizinkan atau memiliki sistem parkirmekanis≤10%dariGFA. Tabelperhitungantercantum,makamemenuhipoinmaksimal2. HunianDalamPoinTambahanhalparkirberupabasemenpalingbanyak2lapisterdapatsemi-basemen1lapis,makamemenuhipoinmaksimal1. A.7 3/3 2/2 1/1 Penyediaan Lahan Parkir Denah Lantai 1 Downslope Ruang Parkir Potongan Bangunan Upslope Potongan Bangunan Downslope Denah Semi-Basemen Upslope Luas parkir 49,35 m2 Gross Floor Area 580,74 m2 Presentase 8,49 % Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Me pal Ter Lah Sta un Be Penyediaan Lahan ParkirA.7 6/6 3/3 2/2 Memiliki fasilitas shower bagi pengguna sepeda dengan rasio 2 unit shower untuk 25 parkir sepeda. Bergabung dengan fasilitas toilet yang sudah ada, maka memenuhi poin maksimal 1. 1/1 Denah Semi-Basemen Downslope Fasilitas Toilet Denah Semi-Basemen Upslope rasio parkir khusus sepeda dalam bangunan Ukuran tempat parkir sepeda Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Fasilitas penerangan r menggunakan saklar otom Penerangan ruang luar t otomatis atau sensor cah maksimal 1. Sistem Pencahayaan Ruang LuarA.8 1/1 1/1 Terdiri dari 2 jalur jalan 2 pesepeda. Di sisi luar menuju pohon dan lampu jalan yang sebagai pembangkit listriknya (hanya menyala ketika lingkungan minim cahaya. Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

| Limbah

Bangunan Gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan: a. Kejelasan akses masuk dan sarana jalan keluar b. Rekayasa memasukkan udara dan cahaya alami ke dalam bangunan c. Rekayasa yang memungkinkan pandangan ke luar bangunan d. Penerapan efisiensi penggunaan air dan energi e. Memiliki pengolahan sampah dan pengolahan air limbah Yang bukan termasuk Bangunan Gedung di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana tidak diberi nilai. Bangunan tidak di atas dan/atau di bawah tanah, air dan/atau prasarana/sarana, maka tak dapat memenuhi poin. 0/1 0/1 0/1 0/1 0/1 A.9 0/5 Bangunan tidak memiliki bagian di bawah tanah, air, maupun prasarana/sarana umum dikarenakan desain bangunan mengikuti kontur lahan eksisting yakni kontur yang berbukit-bukit di tiap kavlingnya. Pada poin penilaian ini, cukup membuat tidak mampu mencapai penilaian maksimal sesuai Peraturan Menteri Nomor 21 Tahun 2021 mengenai Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau. Tapak | Energi | Air | Udara Sampah

Pembangunan Bangunan Gedung di atas dan/atau di Bawah Tanah, Air dan/atau Prasarana/Sarana Umum

| Material |

Energi Energi KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR B Efisiensi Penggunaan Energi 46 39

Selubung bangunan memiliki nilai akumulasi Overall Thermal Transfer Value (OTTV) dan Roof Thermal Transfer Value (RTTV) paling tinggi 35 Watt/m2 Nilai OTTV direncanakan dibawah 35 Watt/m2 dengan desain seperti berikut, maka memenuhi poin maksimal 5. B.1 5/5 5/5 Selubung Bangunan Merubah bentuk dan orientasi bangunan agar nilai Shading Factor (SF) yang minimum Mengurangi rasio luas rasio dinding tembus cahaya dan dinding tidak tembus cahaya dan dinding Window Wall Ratio (WWR) Memilih material yang memiliki absorbance value rendah Menggunakan peneduh ekternal Memasang heatguard pada atap Mengimplementasikan vegetasi alami (roof garden dan atau vertical garden) Mengecat dinding dengan warna terang Menggunakan kaca jenis high performance glass (solar heat gain koefisien rendah) Memasang insulasi dinding untuk dapat memenuhi nilai OTTV yang ditetapkan perlu dilakukan : 987654321......... Sumber : Lampiran SE Menteri PUPR Nomor 01 Tahun 2022 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Nilai WWR direncanakan dibawah 30% dengan desain seperti berikut, maka memenuhi poin maksimal 4. Koefisien peneduh untuk bidang tembus cahaya di permukaan atap, dapat dipilih berbahan dasar kaca atau plastik, baik dengan atau tanpa lapisan film. Mengurangi rasio luas atap tembus cahaya dan atap tak tembus cahaya (WWR) Memilih material yang memiliki absorbance value rendah untuk dapat memenuhi nilai WWR yang ditetapkan perlu dilakukan : 321... Luas Selubung Transparan (m2) Luas Total Selubung (m2) WWR (%) a b a % b Perhitungan WWR

Selubung Bangunan

| Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Nilai perbandingan selubung bangunan transparan dengan selubung bangunan masif atau Window to Wall Ratio (WWR) kurang dari 30%.

Sumber : Lampiran SE Menteri PUPR Nomor 01 Tahun 2022 Tapak

B.1 4/4 4/4

Bangunan Gedung yang ruangan-ruangannya dilengkapi dengan sistem pengondisian udara, namun direncanakan untuk tidak mengondisikan sebagian atau seluruh ruang pasif (koridor, lobby lift, toilet, dan lain-lain) dan melengkapi dengan ventilasi alami atau ventilasi mekanis sehingga tetap memenuhi kenyamanan termal. Desain sesuai parameter diatas, maka memenuhi poin maksimal 3. B.2 3/3 3/3 Sistem Ventilasi Aliran Udara Alami Bangunan Upslope Aliran Udara Alami Bangunan Downslope Potongan Bangunan Upslope Potongan Bangunan Downslope Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

PERHITUNGAN LAJU ALIRAN UDARA RATA-RATA Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Pencahayaan buatan memenuhi persyaratan: - Sistem pencahayaan buatan ruangan direncanakan memiliki daya maksimum dan tingkat pencahayaan sesuai dengan SNI 6197:2020 atau edisi terbaru. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. - Terdapat satu saklar pada ruangan lebih kecil dari 30 m2. Desain sesuai parameter, memenuhi poin maksimal 2. - Penggunaan sensor penghuni/pengendali pencahayaan pada ruang dengan fungsi tertentu sebagaimana dipersyaratkan dalam SNI 6197:2020 atau edisi terbaru. Desain sesuai parameter, memenuhi poin maksimal 2.

B.4 12/12 2/2 4/4 2/2 2/2 2/2 Sistem Pencahayaan Sumber : Panduan Bangunan untuk Hunian Bertingkat di IKN SISTEM TATA CAHAYA EALAMI KSTERIOR SIANG (CAHAYA ALAMI) EKSTERIOR SORE (CAHAYA BUATAN) Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Pencahayaan alami memenuhi persyaratan: - Daerah yang mendapat pencahayaan alami sesuai standar, memiliki pengelompokan lampu terpisah dengan daerah yang tidak mendapatkan cahaya alami. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 4. - Daerah yang mendapat pencahayaan alami sesuai standar, dilengkapi dengan sensor intensitas cahaya yang dapat mengatur penyalaan lampu sesuai dengan tingkat pencahayaan sesuai standar. Maka memenuhi poin maksimal 2.

Perhitungan traffic analysis lif sesuai SNI 03-6573-2001 atau edisi terbaru. Catatan: Apabila bangunan direncanakan tidak menggunakan lif, maka mendapatkan poin penuh. -Menggunakansistemtransportasivertikalyangmemilikifiturhematenergi:UntuktransportasivertikalelevatormenggunakanteknologiVariableVoltageVariableFrequency (VVVF). Catatan:Apabilabangunandirencanakantidakmenggunakanlif,makamendapatkanpoinpenuh. - Untuktransportasivertikaleskalatormenggunakanteknologi slowmotion atau on/offautomatic. Catatan:Apabilabangunandirencanakantidakmenggunakanlif,makamendapatkanpoinpenuh. Bangunan direncanakan menggunakan transportasi vertikal berupa tangga seluruhnya, maka memenuhi poin maksimal1padamasing-masingparameter. B.5 3/3 1/1 1/1 1/1 Sistem Transportasi dalam Gedung Denah Semi-Basemen Upslope Denah Semi-Basemen Downslope Lokasi Tangga Denah Lantai 1 Upslope Denah Lantai 1 Downslope Denah Lantai 2 Upslope Denah Lantai 2 Downslope Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Terdapat rencana penghematan konsumsi energi listrik dengan melakukan perhitungan konsumsi energi listrik yang lebih rendah dibandingkan dengan baseline*). Untuk setiap penghematan konsumsi energi listrik 2% diberi nilai 1 poin dengan nilai paling banyak 5 poin. Baseline adalah besaran rujukan untuk efisiensi energi yang dihitung berdasarkan SNI dan peraturan perundang undangan tentang konservasi energi. SNI yang diacu di antaranya: a. SNI 6197:2020 (Konservasi energi pada sistem pencahayaan); b. SNI 6389:2020 (Konservasi energi selubung bangunan pada Bangunan Gedung); c. SNI 6390:2020 (Konservasi energi sistem tata udara pada Bangunan Gedung); atau edisi terbaru. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 5. 5/5 Energi

| Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

B.6 5/5

Perhitungan Efisiensi Energi Tapak |

| Material | Sampah | Limbah

Bangunan Gedung direncanakan memiliki pengelompokan beban listrik dan masing-masing memiliki kWh meter, serta tersedia submeter energi listrik untuk sumber daya utama lebih besar dari 100 kVa.

B.7

Terdapat rencana pemanfaatan sumber energi listrik dari sumber energi terbarukan.

Tidak Relevan karena bangunan tidak memerlukan pengelompokan beban listrik, maka tidak mencapai poin. 0/5 0/5

|

Bangunan dengan sistem pengondisian udara terpusat (centralized air conditioning system) harus menggunakan Building Management System (BMS) guna mengendalikan konsumsi listrik pada Bangunan Gedung.

Sistem Kelistrikan

Tidak Relevan karena bangunan tidak memanfaatkan sumber energi listrik, maka tidak mencapai poin. 0/5 0/5

Tapak Energi Air Udara

|

|

Tidak Relevan karena bangunan tidak memiliki sistem pengondisian udara terpusat, maka tidak mencapai poin.

Air Air KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR C Efisiensi Penggunaan Air 22 14

Air daur ulang D i tid k k i d l g, maka tidak memenuhi poin. Air hujan yang diolah. (Terdapat tempat-tempat penampungan air hujan pada kawasan (pond/embung buatan), digunakan untuk air baku sebagai penyiraman tanaman, dll). Maka memenuhi poin maksimal 2. C.1 5/13 0/1 2/2 Sumber Air Penggunaan air untuk kebutuhan pengguna berasal dari air hujan atau air permukaan yang ditampung pada embung kemudian diolah dan disterilkan dengan teknologi. SISTEM AIR BERSIH DAN/ATAU AIR MINUM SKEMA SISTEM AIR BERSIH DAN/ATAU AIR MINUM Air permukaan (air sungai, air danau, air laut) yang diolah dengan izin. Sumber Air dari Kawasan, maka memenuhi poin maksimal 3. Air PDAM atau perusahaan air minum lainnya. Desain tidak menggunakan air PDAM, maka tidak memenuhi poin. 3/3 0/7 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

C.2 4/4 2/2 2/2 Direncanakan meter air dipasang di setiap sistem keluaran air tanah. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. Terdapatnya perhitungan rencana penghematan konsumsi air dalam bentuk neraca air. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. Pemakaian Air Sumber : Rencana Pengembangan Kawasan (RPK) West Residence KRITERIA PENGOLAHAN AIR BERSIH DAN/ATAU AIR MINUM METER AIR Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Paling sedikit 75% dari total pengadaan produk fixture menggunakan saniter hemat air (water fixture), maka memenuhi poin maksimal 5. C.3 5/5 5/5 Penggunaan Peralatan Saniter Hemat Air (Water Fixture) Direncanakan menggunakan paling sedikit 75% produk fixture hemat air dari total rencana pengadaan produk fixture. Penggunaan fitur hemat energi dapat dilakukan dengan menggunakan perlengkapan toilet yang memiliki dua tombol untuk mengatur jumlah air yang digelontorkan, urinal semi-otomatik, dan/atau menggunakan aerator pada keran. Konsep Sistem Drainase Ramah Lingkungan/Berkelanjutan akan diperkuat dengan Pengelolaan Air Terpadu dan Infrastruktur Air Pintar (Smart). Akan terwujud integrasi pengelolaan banjir dan penyediaan air baku serta monitoring kualitas lingkungan berbasis parameter untuk mencapai infrastruktur optimal. Pada kran hemat air, laju air 1,00 gpm memberi penghematan air hingga 50% dibanding standar laju air 2,00 gpm. Pada shower hemat air, laju air 1,75 gpm memberi penghematan air hingga 30% dibanding standar laju air 2,50 gpm. Contoh produk saniter hemat air (Kohler) Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Udara Udara KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR D Kualitas Udara dalam Ruang 19 19

Ada komitmen dari Pengelola Bangunan Gedung untuk menjadikan gedungnya bebas dari asap rokok direncanakan bangunan berkomitmen bebas asap rokok, maka memenuhi poin maksimal 3. Ada peringatan dan rambu larangan merokok di seluruh bagian gedung. Apabila tersedia area merokok, maka maksimal 2. D.1 5/5 3/3 2/2 Pelarangan Merokok Contoh poin Surat Pernyataan Larangan Merokok di area bangunan Contoh rambu Larangan Merokok di area bangunan Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Setiap ruang tertutup pada bangunan yang memiliki kepadatan tinggi dan/atau yang berpotensi menimbulkan akumulasi CO2 harus dilengkapi dengan sensor CO2 dengan alarm dan sistem ventilasi mekanis yang beroperasi secara otomatis untuk menjaga ambang batas kenyamanan konsentrasi CO2 (1000 ppm) tidak terlampaui. Maka memenuhi poin maksimal 3. Setiap area parkir tertutup dengan bukaan dinding kurang dari 3 sisi harus dilengkapi dengan sensor CO dengan alarm dan sistem ventilasi mekanis yang beroperasi secara otomatis ketika konsentrasi gas CO untuk menjaga ambang batas kenyamanan konsentrasi CO (25 ppm) tidak terlampaui. Maka memenuhi poin maksimal 3. dokumen pembuktian perhitungan jumlah CO2 skema diagram sistem CO

sensor Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Contoh

Setiap ruangan, termasuk ruangan yang dilengkapi sistem pengondisian udara, harus dirancang memiliki sistem ventilasi dan disediakan suplai udara segar sesuai persyaratan SNI 03-6572-2001 atau edisi terbaru dengan memperhitungkan kandungan CO2 dan/atau CO. Maka memenuhi poin maksimal 3.

D.2 9/9 3/3 3/3 3/3 Pengendalian Karbondioksida (CO2) dan Karbonmonoksida (CO) Contoh

D.3 5/10 0/5 2/2 3/3 Refrigeran Kategori ODP GWP R 11 CFC 1 4700 R 12 CFC 1 10900 R 113 CFC 0,8 6130 R-22 HCFC 0,055 1810 R 123 HCFC 0,02 77 R-32 HFC 0 675 R 125 HFC 0 3500 R-134a HFC 0 1430 R 290 HC 0 1 R 600 HC 0 1 R 717 NH3 0 0 R 744 CO2 0 1 R-1234yf HFO 0 1 R 1234ze HFO 0 1 Sumber: GWP-ODP Calculator | Ozonaction (unep.org) GWP 100 tahun Klasifikasi < 30 Ultra rendah/diabaikan < 100 Sangat rendah < 300 Rendah 300 1000 Medium < 3000 Tinggi < 10000 Sangat tinggi > 10000 Ultratinggi Sumber: The 2018 Report of the Refrigeration, Air-Conditioning and HeatPumps Technical Options Committee (2018 Assessment) Pengendalian penggunaan bahan pembeku (refrigerant) Ruangan dirancang tidak menggunakan alat pendingin udara yang menggunakan refrigeran. Hunian dirancang menggunakan alat pendingin udara yang menggunakan refrigeran. Maka tidak memenuhi poin. Pada bangunan gedung yang direncanakan menggunakan alat pendingin: - Apabila ruangan harus menggunakan mesin pendingin udara, dipilih mesin yang menggunakan refrigeran dengan nilai Ozone Depletion Potential (ODP) sama dengan nol. Maka memenuhi poin maksimal 3. - Alat pendingin udara menggunakan refrigeran dengan nilai Global Warming Potential (GWP) paling tinggi 700. Maka memenuhi poin maksimal 2. TABEL NILAI ODP DAN GWP SAMPEL REFRIGERAN TABEL KLASIFIKASI GWP Sumber : Lampiran SE Menteri PUPR Nomor 01 Tahun 2022 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Material Material KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR E Penggunaan Material Ramah Lingkungan 21 20

Dalam RKS direncanakan menggunakan material cat sesuai ketentuan tidak mengandung zat pencemar berbahaya. Maka memenuhi poin maksimal 2. Rencana penggunaan kayu/bambu/material terbarukan tidak terdapat perekat dan/atau pelapis yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Maka memenuhi poin maksimal 2. Material logam menggunakan pelapis cat tahan karat yang tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3). Maka memenuhi poin maksimal 2. E.1 6/6 2/2 2/2 2/2 No. SNI Judul SNI Ruang lingkup SNI SNI 8011:2014 Cat berbasisdekoratifpelarutorganik( solventborne) menetapkan spesifikasi cat berbasis berbasis pelarut organik yang digunakan untuk keperluan pengecatan arsitektur yang bersifat dekoratif baik interior ataupun eksterior 7188.6:2010SNI Kriteria EkolabelBagian 6: Kategori Produk Cat Tembok menetapkan acuan normatif, istilah dan definisi, kriteria dan persyaratan ambang batas, metode uji/verifikasi, serta persyaratan umum. Kriteria ekolabel ini berlaku untuk: 1. Cat tembok berbasis air. 1.1 Cat tembok emulsi (cat tembok berbasis lateks). 1.2 Cat tembok berbasis air lainnya. 2. Cat tembok berbasis pelarut Pengendalian Penggunaan Material Berbahaya KRITERIA EKOLABEL CAT TEMBOK Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan KLHK 2020 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Rencana penggunaan kayu memiliki ketentuan legal. Maka memenuhi poin maksimal 2.

Material beton penggunaan semen terdapat ketentuan rencana menggunakan semen dari pabrik yang terapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 3.

Penutup atap direncanakan menggunakan material yang ramah lingkungan, yaitu tidak mengandung bahan beracun dan berbahaya (B3) antara lain asbes, dan/atau memiliki ekolabel. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 1.

Rencana penggunaan material berbasis limbah/produk samping sebagai agregat, filler, substitusi semen & bahan finishing telah memenuhi ketentuan. Maka memenuhi poin maksimal 1.

Penggunaan material dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) paling sedikit 40%. Maka memenuhi poin maksimal 2. andesit walnut cat eco friendly shadowline stone veneer Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

E.2 14/15 1/1 3/3 1/1 3/3 Penggunaan Material Bersertifikat Ramah Lingkungan (Eco Labelling)

Dalam RKS direncanakan menggunakan material cat dengan ketentuan memilih dari pabrik yang menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001. Sesuai parameter maka memenuhi poin maksimal 3.

Rencana penggunaan kayu daur ulang/bambu/material terbarukan lainnya paling sedikit 50% dari biaya komponen plafon dan/atau dinding bangunan. Desain tidak menggunakan kayu daur ulang, maka tidak dapat memenuhi poin.

Material penutup dinding terdapat ketentuan berasal dari sumber lokal dengan jarak <1000 km/ berasal dari sumber/pabrik terdekat lokasi proyek. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 1.

Material beton menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber lokal dengan jarak paling jauh 1000 km atau berasal dari sumber/pabrik terdekat dari lokasi proyek. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin 1.

Sampah Sampah KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR F Pengelolaan Sampah 7 7

Penerapan Prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Pengelola sampah di gedung direncanakan berkomitmen untuk pengelolaan sampah dengan prinsip 3R (reduce, reuse, recycle) di sumber. Rencana usaha pengurangan dan penggunaan kembali kantong plastik dan kertas. Rencana alur penerapan 3R tercantum, maka tercapai poin maksimal 1. Sumber : Panduan Bangunan untuk Hunian Bertingkat di IKN F.1 1/1 1/1 Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Penerapan Sistem Penanganan Sampah Rencana penyediaan fasilitas tempat/wadah sampah skala individual maupun komunal. Fasilitas tempat/wadah sampah terpisah pada Bangunan Gedung paling sedikit 3 jenis sampah, yaitu sampah organik, anorganik, dan B3 dengan kapasitas sesuai volume timbulan sampah. Terdapat tempat pembuangan sampah, maka memenuhi poin maksimal 1. Rencana membangun Tempat Penampungan Sementara sampah dengan kapasitas yang cukup, serta pengambilan dan pemindahan sampah dari sumber sampah ke TPS secara terjadwal dengan menggunakan alat pengumpul sampah yang terpilah. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. Merencanakan fasilitas pengolahan sampah organik dan/atau sampah anorganik secara mandiri dan/atau melibatkan pihak ketiga yang memiliki fasilitas pengelolaan sampah organik dan/atau anorganik di luar BGH. Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. F.2 5/5 1/1 2/2 2/2 Tempat Penampungan Sementara Sampah Kawasan Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Sumber : Rencana Pengembangan Kawasan (RPK) West Residence timbulan sampah domestik dan non-domestik dihitung berdasarkan pada populasi penduduk. Kawasan Rumah Tapak Jabatan Menteri didominasi oleh hunian dan bangunan gedung milik negara yang direncanakan stabil dalam jumlah penduduknya karena memperhitungkan jumlah ASN aktif yang menempati. Sampah diperhitungkan pada tabel di bawah, pengolahannya akan terintegrasi dengan pengolahan limbah menggunakan sistem Smart - Nexus Tapak

Perhitungan

| Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

Penerapan Sistem Pencatatan Timbulan Sampah Merencanakan pencatatan berat/volume timbulan sampah yang akan dikelola Tabel perhitungan volume sampah tercantum, maka memenuhi poin maksimal 1. F.3 1/1 1/1

Limbah Limbah KPI Basic Design Rumah Tapak Jabatan Menteri NO PERSYARATAN POIN MAKSIMAL PERMEN PUPR 21/2021 POIN TERCAPAI KEY PERFORMANCE INDICATOR G Pengelolaan Air Limbah 12 11

Sumber Rencana Pengembangan Kawasan (RPK)

West Residence Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

:

Penyediaan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Sebelum Dibuang ke Saluran Pembuangan Air Kota. Bangunan Gedung memiliki fasilitas pengolahan air limbah Jenis Pengolahan : Pengolahan lengkap (pra pengolahan, pengolahan air limbah, dan pengolahan/penanganan lumpur) Menggunakan instalasi khusus, maka memenuhi poin maksimal 3. G.1 3/3 3/3 Sumber : Rencana Pengembangan Kawasan (RPK) West Residence Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

G.1 2/ 2/ Penyediaan Fasilitas Pengolahan Air Limbah Sebelum Dibuang ke Saluran Pembuangan Air Kota. Rencana kualitas air olahan memenuhi baku mutu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan Desain sesuai parameter, maka memenuhi poin maksimal 2. PERHITUNGAN AIR LIMBAH Sumber : Rencana Pengembangan Kawasan (RPK) West Residence Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

G.2 4/4 2/2 Daur Ulang Air yang Berasal dari Air Limbah Tercampur atau dari Grey Water Menggunakan air hasil daur ulang untuk lebih dari satu fungsi Penggunaan hanya untuk dua fungsi : penggelontoran dan penyiraman tanaman, serta pencadangan air hidran. Maka memenuhi poin maksimal 2. Rencana kualitas air daur ulang untuk fungsi cooling tower dan penggelontoran/flushing memenuhi standar baku al 2. STRATEGI DAUR ULANG AIR Sumber : Panduan Bangunan untuk Hunian Bertingkat di IKN Tapak | Energi | Air | Udara | Material | Sampah | Limbah

NO PERSYARATAN POIN PERINGKAT BGH PERMEN PUPR 21/2021 KPI TERCAPAI BGH PRATAMA BGH MADYA BGH UTAMA A Pengelolaan Tapak 38 28 45% s.d. 65% > 65% s.d. 80% > 80% s.d. 100% B Efisiensi Penggunaan Energi 46 39 C Efisiensi Penggunaan Air 22 14 D Kualitas Udara dalam Ruang 19 19 E Penggunaan Material Ramah Lingkungan 21 20 F Pengelolaan Sampah 7 7 G Pengelolaan Air Limbah 12 11 TOTAL 165 138 PRESENTASE KPI TERCAPAI Poin KPI tercapai Poin Maksimal PERMENPUPR 83,64 % Rekap RPenilaian ekap RPenilaian ekap Penilaian ______________

KPI KPI ((Key Performance KIndicator ey Performance Indicator)) Basic BDesign asic Design Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri MelaluiMelalui Key Performance IndicatorKey Performance Indicator ini, presentaseini, presentase poin yang didapat adalah 83,64%. Presentasepoin yang didapat adalah 83,64%. Presentase tersebut menjadikantersebut menjadikan Basic BasicDesign Design RumahRumah Tapak Jabatan Menteri mendapat peringkatTapak Jabatan Menteri mendapat peringkat Bangunan Gedung Hijau UtamaBangunan Gedung Hijau Utama.. DirencanakanDirencanakan bangunan rumah/hunian berwawasan lingkunganbangunan rumah/hunian berwawasan lingkungan yang ramah alam, pintar, dan berkelanjutanyang ramah alam, pintar, dan berkelanjutan ((green, smart, and sustainablegreen, smart, and sustainable).).

disusun oleh : Danny Setyaelvina M, S.Ars. - Peserta Pelatihan Dasar CPNS Angkatan III 2022 Subdirektorat Perencanaan Teknis Direktorat Rumah Khusus Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat

KPI KPI ((Key Performance KIndicator ey Performance Indicator)) Basic BDesign asic Design Rumah Tapak Jabatan RMenteri umah Tapak Jabatan Menteri

Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.