Epaper Belia 4 April 2017

Page 1

21

SELASA (WAGE) 4 APRIL 2017 7 RAJAB 1438 H RAJAB 1950

LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr

Twitter: @beliapr

E-mail: belia@pikiran-rakyat.com

Instagram: beliapr FOTO: ISMI

“N

O Pain, No Gain” Riska membaca keterangan yang tertera di bawah foto seorang temannya. Foto tersebut memperlihatkan suasana di ruang bimbel. Mungkin maksud temannya ingin menunjukkan kalau dia bersusahpayah ikut bimbingan belajar demi mendapatkan hasil yang memuaskan di kelulusan nanti. Hmm, tapi kenapa harus berbahasa Inggris ya? Padahal, ada juga lho peribahasa Indonesia yang punya makna serupa. Coba siapa yang masih inget peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”? Wah, apa jangan-jangan ada di antara kalian yang bahkan nggak tahu peribahasa ini? Apa yang dialami Riska mungkin nggak asing buat kita, kalau lagi mengamati linimasa media sosial pasti kita sering banget nemu kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris atau bahkan bahasa asing lainnya. Salah satu yang lagi ngehits banget sekarang tuh bahasa Korea. Yups, kalau dulu bahasa Inggris in banget, akibat Hallyu waves yang menjangkiti seluruh dunia, sekarang orang berlomba-lomba biar jago cas-cis-cus kayak Oppa-oppa dan Eonni-eonni Korea hehehe. Nggak cuma itu, bahasa asing lainnya juga nggak kalah eksis di sekitar hidup kita dan makin lazim digunakan. Kenapa ya kok kayaknya kita lebih bangga berbahasa asing dibanding pakai bahasa sendiri? Apa gara-gara pengaruh globalisasi ya? Karena penasaran jadi belia ngobrol sama pakar bahasa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran, Dr Sugeng Riyanto, MA. Menurut Pak Sugeng, dari segi ilmu sosiolinguistik, remaja memang sedang dalam proses pencarian diri, lalu menemukan bahasa-bahasa yang khas remaja. “Tapi menurut saya itu tidak perlu diragukan karena apabila mereka sudah dewasa dan bekerja itu nanti akan mengikuti bahasa yang resmi. Yang penting bahasa remaja itu, mereka harus tau itu lebih baik digunakan dengan sesama remaja saja, sementara jika ditempat-tempat yang formal mereka harus tahu untuk memakai bahasa yang lebih formal. Memang kadang-kadang masih keliru memilih, tetapi ya disarankan mereka tahu kapan menyesuaikan situasinya,” ujar Pak Sugeng. Terus nih, kalau dikatakan globalisasi membuat kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia luntur menurut Pak Sugeng sebetulnya hal itu nggak terlalu berpengaruh. “Ya saya kira tidak luntur ya, karena toh menurut mereka bahasa yang paling mereka kuasai dan paling tepat untuk digunakan adalah bahasa Indonesia. Kan bahasa asing itu mereka masih kurang sempurna, paling kata-kata. Kalo kata-kata memang bahasa Indonesia agak tertinggal, tidak mampu untuk menyesuaikan dengan bahasa Inggris. Bahasa lain juga seperti itu, bahasa Belanda, bahasa Perancis, semua rata-rata tidak bisa menahan serangan bahasa Inggris. Jadi globalisasi itu sebenarnya bahasa Inggris yang menyerang, tapi saya kira tidak apa-apa. Bahasa Indonesia akan tetap kuat. Toh bahasa Indonesia diberikan dari TK hingga perguruan tinggi.” Kita tanyain pendapat Akbar dan Elisabeth yuk sebagai pemenang Duta Bahasa Pelajar 2017. “Sebenarnya itu nggak salah, cuma hal dasar yang perlu kita ketahui jangan sampai kita belajar bahasa asing, tapi kita melupakan bahasa sendiri, yaitu bahasa Indonesia, apalagi melupakan kearifan lokal kita yaitu bahasa daerah. Singkatnya, harus seimbanglah penggunaannya antara bahasa Indonesia dan bahasa asing. Kan ada pepatah yang bilang ‘Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung’, berarti kan kita sebagai orang Indonesia ya harus berbahasa Indonesia dong.” Jawab Akbar saat ditanya mengenai banyaknya remaja yang mengagung-agungkan bahasa asing. Pendapat Elisabeth juga nggak jauh beda nih, ia beranggapan bahwa belajar bahasa asing tuh nggak salah karena dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita, hanya saja sampai melupakan bahasa Indonesia yang merupakan bahasa asli kita sendiri. Menurut mereka juga akan ada dampak besar yang akan kita rasakan apabila rasa kecintaan kita terhadap bahasa Indonesia sudah benar-benar luntur, “Ada sebuah adagium, ‘basa teh ciciren bangsa, leungit basa na ilang bangsa na’, yang artinya bahasa itu adalah sebuah identitas dari suatu bangsa, ketika bahasa suatu bangsa hilang maka peradaban dari bangsa tersebut juga hilang. Jadi Bahasa Indonesia perlu dipertahankan sebab itu adalah eksistensi dari bangsa Indonesia itu sendiri,” seru Akbar menggebu-gebu. Hmm, setuju banget sih guys. Ini juga diamini sama ibu Wiwi yang merupakan guru Bahasa Indonesia di SMAN 12 Bandung. Menurut Bu Wiwi Widayati, bahasa Indonesia itu amat penting kedudukannya karena bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan. “Kita sebagai warga Indonesia harusnya yang paling bangga menggunakan bahasa Indonesia, jangan gengsi atau malu. Contohlah Jepang, masyarakat di sana sangat menjunjung tinggi bahasa mereka, tapi apakah mereka kemudian jadi terbelakang? Kan tidak, mereka tetap menjadi negara maju bahkan teknologinya termasuk yang terdepan di dunia. Begitu juga Tiongkok, mereka mempertahankan identitas diri mereka dengan menggunakan bahasa mereka, lalu apa yang terjadi? Orang-orang di dunia belajar bahasa Mandarin. Kita juga harus bisa begitu, biar aja orang yang mau ke Indonesia yang harus belajar bahasa kita,” tutur Bu Wiwi. Oh iya nih guys Bu Wiwi juga mengatakan lebih lanjut, mempertahankan bahasa Indonesia nggak berarti kita anti bahasa asing juga. Tetap saja kita perlu mempelajari bahasa asing, bahkan kalau perlu lebih dari satu bahasa juga boleh. Ini buat meningkatkan kualitas diri, supaya dapat bersaing dan dapat membaur dengan berbagai lapisan masyarakat dunia. Tapi tetap saja, kita harus meletakkan bahasa Indonesia sebagai prioritas utamam diikuti dengan bahasa ibu daerah kita masingmasing, karena kalau bukan kita yang melestarikan, mau siapa lagi? Srem banget kalau bahasa kita sampai punah karena kita malas menggunakannya. Hiyyy... Gimana Belia? Udah tau kan seberapa penting bahasa Indonesia untuk bangsa Indonesia? Sebelum mendalami bahasa asing, yuk kita pelajari dulu bahasa Indonesia yang baik dan benar! dhianynadya@gmail.com winniekellyp18@gmail.com

S

EBAGAI Duta Bahasa Pelajar, Akbar dan Elisabeth juga memberikan tips untuk kita semua agar kita bisa tetap mencintai bahasa Indonesia. Intinya sih biar kita semua samasama bisa melestarikan bahasa persatuan kita ini. Bayangin guys kalau nggaka da bahasa Indonesia bisa repot loh kita, apalagi Indonesia kan terdiri dari beragam suku bangsa yang punya bahasa ibu masing-masing. Kalau nggak ada bahasa persatuan, bisa-bisa berantem terus kita cuma gara-gara salah paham makna kata. Nggak mau kan kayak gitu? Nih makanya kita simak tips dari Akbar dan Elisabeth! Yuk! l Tingkatkan Kemauan Baca Ayok mulai senangi karya-karya berbahasa Indonesia! “Mungkin nggak harus langsung baca karya sastra yang berat atau apa, untuk remaja tuh bisa dimulai dengan bacaan seperti novel berbahasa Indonesia yang menarik buat remaja. Jadi setidaknya dengan membaca, muncul rasa kebanggaan untuk mempergunakan bahasa Indonesia,” saran Elisabeth.

in k a M r a i B Tips ia s e n o d n I a s a h a B a t Cin Gimana sih Biar Tetap Eksis Berbahasa Indonesia

Luthfi, SMAN 11 Bandung KATA aku sih di budayakan berbahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik itu di sekolah, rumah, ataupun kantor, lalu seperti melamar kerja, selain penting menguasai bahasa asing untuk hubungan international ada baiknya juga kalau bahasa kita sendiri di prioritaskan, agar ada semangat para anak muda menguasai bahasa Indonesia sebgai penunjang karir mereka.

l Cari Tahu Padanan Katanya Mulai ganti pengucapan kata-kata atau istilah yang biasanya kita sebut dalam bahasa Inggris dengan padanannya di bahasa Indonesia. “Seperti misalnya mengganti kata gadget dengan gawai, kemudian mengganti kata mention dengan gamit, mengganti kata hashtag dengan tagar, kemudian mengganti kata online menjadi daring atau dalam jaringan, dan lain sebagainya. Jadi dengan hal-hal kecil seperti itu juga setidaknya kita sudah ikut berusaha untuk melestarikan bahasa Indone-

sia!” seru Akbar menambahkan. Yuk ah jangan malas cari tahu! l Temenan Sama KBBI Pengen mulai menyenangi bahasa Indonesia tapi pusing cari padanan katanya? Buka Kamus Besar Bahasa Indonesia alias KBBI. Ih males banget harus buka-buka mana bukunya tebel banget, pasti pusing bacanya! Aduh, nggak gaul banget deh kamu. Sekarang kan ada KBBI Dalam Jaringan dan ada aplikasi KBBI yang bisa diunduh (download) di Playstore atau AppStore. Nggak ada alasan lagi buat males kan? Hehehe l Pakai Bahasa Indonesia di Ponsel dan Gawai Lainnya Siapa yang menu di ponsel atau tabletnya berbahasa Inggris? Wuihh kayaknya hampir semua ya? Ayo siapa yang berani ganti dengan bahasa Indonesia? Memang sih awalnya bakalan agak ribet dan membingungkan karena kita biasa mengetahui istilah-istilah tersebut dalam bahasa Inggris tapi lama-lama bakal terbiasa kok! l Coba-coba Bikin Karya Udah mulai punya banyak perbendaharaan kata? Jangan disimpan sendiri dong! Ayo tuangkan biar orang lain juga tau. Kamu bisa nulis cerpen, puisi, prosa, atau apa pun juga. Sekaligus melatih ingatan kamu biar makin meresap kata-katanya. Terus nih, kalau udah nulis-nulis jangan lupa dikirim ke belia ya karyanya! Hihihi.*** dhianynadya@gmail.com

Maharani Wisesa, SMAN 7 Bandung

Novia Lutfi Sabila, SMA Negeri 6 Garut

IYA sih sekarang emang udah nggak asing lagi buat kita pake bahasa barat ya, tapi menurut aku sih ka lebih asyik pake bahasa sendiri. Mungkin menurut sebagian orang berbahasa asing itu keren,memang sih, tapi lebih keren lagi kalau kita sendiri yang nunjukin kepedean kita untuk berbahasa Indonesia gitu.

DIUSAHAKAN sehari-hari berbicara memakai bahasa Indonesia, jangan lebih membudayakan bahasa asing, maksud dari membudayakan adalah memakai bahasa asing dan tidak ingin ketinggalan zaman, mempelajari bahasa asing boleh saja, tetapi jangan sampai melupakan bahasa negara diri sendiri.*** ismirjbnty@gmail.com

22> Skul: SMAN 1 Lembang 23> Aksi: l Si'maan MTs/Pesantren Tahfidz Quran Assalam l SMAK Bina Bakti Program MATIUS l Final Duta Bahasa Pelajar Jawa Barat 2017 23> MusicTerritory: Tak Selamanya Gondrong Itu... 23> Ensiklobelia: Salah Kaprah Bahasa Indonesia 24> Chat: Akbar dan Elisabeth

24> Review:

”Tanpa mempelajari bahasa sendiri pun orang Takkan mengenal bangsanya sendiri” - Pramoedya Ananta Toer


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.