. THE YELLOW DINO
21
SELASA (MANIS) 11 APRIL 2017 14 RAJAB 1438 H RAJAB 1950
LEMBARAN KHUSUS REMAJA Facebook: www.facebook.com/beliapr
Twitter: @beliapr
E-mail: belia@pikiran-rakyat.com
Instagram: beliapr FOTO: MEILANY & PINTEREST
Semprat-semprot Cat di Tembok PERNAH nggak sih pas kalian jalan-jalan keliling kota terus merhatiin corat-coret atau gambar yang suka ada di dinding-dinding? Pasti pada pernah kan? Buat yang nggak pernah, jalan-jalan dulu gih baru lanjut lagi baca belia, hihihi. Anyways, di dinding-dinding itu kadang kita suka nemuin berbagai jenis seni jalanan mulai dari sekadar tulisan-tulisan yang (suka) nggak jelas sampai yang gambarnya keren banget.
EBELUM mengenal lebih jauh, kita kutip dari tugas akhir kang Condro lulusan FSRD ITB nih mengenai semesta warna yang katanya semesta warna itu karya yang berkaitan dengan pemahaman tentang realitas menyangkut warna yang berasal dari imajinasi penulis. Nah, karya ini juga dikerjakan dengan menggunakan medium cat akrilik di atas panel yang berukuran besar dengan visual abstrak yang diharapkan menghadirkan ruang imajinasi yang diapresiasi sebagai pengalaman baru. Meskipun karya ini memadukan dua aspek kehidupan, seni dan sains, nggak bisa dimungkiri bahwa orang-orang memang lebih tertarik dan terfokus pada seninya dan tidak diimbangi sains. Sebenernya gimana sih awal mulanya street art itu bisa booming di Indonesia? Kalau pas belia ngo-
S
brol-ngobrol sama The Yellow Dino, salah satu street art artist yang mayan mentereng nih, katanya dunia pergraffitian di Indonesia tuh mulai bergejolak di awal 2000-an awal. ”Mulai booming bangetnya kalau setahu saya ya, sejak adanya pameran Medium Rare pameran urban art yang diprakarsai Whatnot, Tembokbomber, sama Footurama di Jakarta. Nah, di acara itu kan pameran segalanya ada dan cukup menarik massa lumayan banyak. Dari situ mulai makin banyak yang tertarik dan bikinbikin. Itu di berbagai kota yah, Jakarta iya, Bandung, Yogyakarta, di mana-mana,” demikian celoteh Kang Yudi a.k.a The Yellow Dino. Kang Yudi ”The Yellow Dino” juga bilang bahwa sebenarnya ”pelaku” mural itu terbagi dua golongan, satu yang cuek/asal aja, satu lagi yang memang ”diniatkan”. ”Yang cuek aja ini tuh maksudnya yang emang pingin corat-coret aja gitu, sekadar untuk vandalism gitu. Tapi kalau yang niatan itu yang me-
mang ingin ada tujuannya, entah untuk eksistensi atau memang ada pesan yang mau disampaikan. Bentuknya juga macam-macam mulai dari tagging, grafiti, sampai masterpiece,” katanya panjang lebar. Nah, emang nggak bisa dimungkiri sih bahwa graffiti itu suka identik sama vandalisme alias merusak properti. Apalagi kebanyakan itu prosesnya ilegal. Ini juga diakui Kang Yudi sih. Katanya memang mereka sering beraksi diam-diam, tapi sering juga kok minta izin dulu. ”Kadang izin dulu baru gambar, kadang gambar dulu baru izin. Pas kepergok, yaudah izin boleh apa nggak, hahaha. Itu juga sambil kita jelasin kita mau bikin gambar apa dan kenapa. Biasanya sih diizinin, tapi kalau memang keberatan, ya kita cat ulang buat bersihin temboknya. Intinya kita mengupayakan bertanggung jawab.” Jadi, buat sobat Belia, jangan lupa izin ya sebelum berkarya. Lebih
Menurut Kamu, Graffiti Gimana Sih?
M Raffi Rizqullah, SMAN 3 Subang
Imam Muhtar, MA Persis Tarogong, Garut
MENURUT aku sih graffiti atau mural itu sebuah garis warna yang menuliskan kalimat tertentu yang bersimbol untuk mencurahkan inspirasi seseorang ke dalam kreativitasnya.
GRAFITI menurut Imam itu coretan-coretan atau seni yang di gambar di dinding menggunakan warna dan bentuk untuk menulis kata atau kalimat.
Rachma Ramadhan Marlaena SMA BPI 1 Bandung MENURUT aku, grafiti atau mural itu seni melukis tembok dengan teknik 3D dan full color. ismirjbnty@gmail.com
enak dan lebih santai dong pastinya kalo corat-coret tapi udah dapet izin, bahkan bisa jadi karya kamu dipertimbangkan loh oleh orang-orang sekitar. Kan lumayan juga nih kaya cerita dari kang Yudi, hehehe. Dari hasil mereka ngebombing -- istilah untuk kegiatan menggambar di tembok -- bisa menghasilkan banyak teman. Kayak pengalaman Kang Yudi dkk pas lagi asyik ngebombing tiba-tiba warga sekitar datang dan nawarin kopi plus cemilan. Dari situ terjalinlah komunikasi dan silatu-
rahmi yang seringkali berujung mereka dapat tembok yang legal buat digambar hihihi asyik kan? Teman nambah, lahan buat digambarin juga nambah. Sebenernya di Bandung kumpulan bomber yang ngebentuk komunitas itu cuma satu yaitu Street Flick. Kalaupun ada komunitas lain, mereka diprakarsai brand cat semprot ataupun brand street art lainnya. Kru belia juga berkesempatan ngobrol sama Fajar Taufik alias Jaws, salah seorang anggota Street
Kosakata Para BOMBER
Flick. Kata dia, kalau kalian sekarang melihat graffiti sebagai vandal itu salah banget. Karena banyak bomber itu udah ngeliat graffiti sebagai ajang memperluas relasi. ”Kalau masih diliat sebagai vandal salah banget. Lebih pada koneksi pertemanan. Bahkan, grafiti sekarang bisa menguntungkan. Saya sering pas lagi ngegambar tiba-tiba ada orang berenti dan minta kontak. Minta kafenya digambarin,” kata pemilik akun @el_brunos itu. Jaws tidak menampik sih kalau
dalam praktiknya masih banyak bomber yang melakukan vandalisme dengan membuat tagging di sembarang tempat. Tapi semua itu tidak menjadikan grafiti sebagai bentuk vandal. Jadi, jangan pandang grafiti sebelah mata lagi ya. Hehe. Banyak di antara hasil karya street art yang juga diapresiasi kok. Contohnya aja yang terpajang di sepanjang Jalan Siliwangi dan Jalan Tamansari itu tuh.*** dhianynadya@gmail.com meilanyfagustia@gmail.com ismirjbnty@gmail.com
BOMBER? Wait, maksudnya tukang ngebom gitu? Teroris ya?! Hiyyy, kok serem banget? Ssst, calm down guys. Istilah ”bomber” di sini bukan itu kok artinya, ”bomber” itu adalah sebutan buat orang yang ngebombing alias melakukan aktivitas street art/mural (yang biasanya dilakukan) di tembok. Hehehe pusing ya? Biar nggak makin pusing nih belia bikinin kamus sederhana istilah-istilah di dunia para bomber. Check this out! l Grafiti: coretan-coretan yang dibuat pada media dinding yang menggunakan komposisi warna, garis, bentuk, dan volume untuk menuliskan kata, simbol, atau kalimat tertentu. l Tagging: semacam identitas pembuat grafiti, makin banyak tersebar makin tenar dan makin kuat eksistensi si pembuatnya. Ibaratnya tanda tangan, gitu. l Nickname: nama alias atau ibaratnya kayak nama panggung gitu hehehe, cocntohnya Kang Yudi yang punya nickname The Yellow Dino. l Mural: cara menggambar atau melukis di atas media dinding, tembok atau permukaan luas, sedikit lebih luas dari grafiti. l Bubble: font grafiti yang bentuknya seperti gelembunggelembung. l Stencil: gambar yang digunakan dengan cetakan lalu disemprot sehingga membentuk gambar sesuai cetakan. l Wildstyle: biasanya ini tulisan yang kalau orang awam nggak bisa bacanya. l Roll up/blockbuster: tulisan tebal dengan perpaduan warna hitam dan putih. l Cans: istilah lain dari pilok atau cat semprot. l Wheat Paste: Gambar pada kertas yang diletakkan di tembok dengan tepung agar bomber lebih berkonsentrasi karena sketsa ditempelkan bukan dipegang dengan tangan.*** dhianynadya@gmail.com meilanyfagustia@gmail.com ismirjbnty@gmail.com
22> Skul: SMAN 1 Campaka 23> Aksi: Hanami Festival - Bandung Rasa Jepang! 23> MusicTerritory: Band Indie Bandung Enggak "Itu-itu" Melulu! 23> Ensiklobelia: Mulai dari Lukisan di Gua Sampai Tembok Jalanan
24> Chat: The Yellow Dino
24> Review:
"EvEryonE has to scratch on walls somEwhErE or thEy go crazy." - Michael Ondaatje, In the Skin of a Lion