Cul De Sac 2.0 CIMSA Local Guidelines

1

KATA SAMBUTAN PRESIDENT CIMSA INDONESIA

Assalamualaikum Wr. Wb. Halo, CIMSA! Semoga teman-teman CIMSA selalu dalam lindunganNya. CIMSA atau Center for Indonesian Medical Students’ Activities merupakan organisasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang telah lama mengabdi untuk kesehatan Indonesia yang dibangun dari 23 lokalnya yang selama ini telah berhasil

menginspirasi

pemuda-pemuda

Indonesia.

Lokal-lokal

CIMSA

merupakan ujung tombak bagi CIMSA dalam upaya mewujudkan Indonesia yang lebih sehat dan berdaulat.

Komponen itulah yang selama ini berjuang bersama-sama dengan aktivitasnya yang impactful dan melekat di hati masyarakat. Lokal-lokal CIMSA juga merupakan salah satu aset CIMSA yang paling berharga karena mereka menyimpan harta karun CIMSA yaitu seluruh anggota CIMSA.

Telah lebih dari 16 tahun lamanya CIMSA selalu mengedepankan aktivitasnya yang telah lama dipandang sebagai sebuah seni yang diekspresikan oleh anggota-anggotanya, dalam wadah lokal-lokal CIMSA, yang pada esensinya terbagi menjadi enam fokus utama : pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, kesehatan seksual dan reproduksi termasuk HIV/AIDS, hak asasi manusia dan perdamaian, serta pertukaran pelajar profesional dan penelitian.

2

Hingga detik ini, 23 lokal CIMSA yaitu : Universitas Syiah Kuala, Universitas Malikussaleh, Universitas Islam Sumatera Utara, Universitas Sumatera Utara, Universitas Andalas, Universitas Riau, Universitas Indonesia, Universitas Yarsi, Universitas Pelita Harapan, Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Universitas Padjajaran, Universitas Islam Bandung, Universitas Gadjah Mada, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Kristen Duta Wacana, Universitas Islam Sultan Agung Semarang, Universitas Sebelas Maret, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Universitas Brawijaya, Universitas Airlangga, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan Universitas Jember selalu berjuang bersama, menghormati satu sama lain, dan menunjukan solidaritas yang kuat sebagai dasar yang dipegang teguh dalam segala aktivitas lokal dan regional.

Di bawah koordinasi tujuh region CIMSA, 23 lokal CIMSA ini juga selalu memegang prinsip CIMSA dalam setiap langkahnya, yaitu ACTIVE : Activity Based,

Continuity

Based,

Technology

Based,

International

Based,

dan

Accommodative. Setiap tahunnya, seluruh lokal CIMSA akan berkumpul pada tiga pertemuan nasional terbesar CIMSA yaitu October Meeting, National Leadership Summit, dan May Meeting sebagai media lokal untuk menyatukan visinya.

Agar memudahkan lokal-lokal dalam memahami prinsip dan dasar CIMSA serta memudahkan dalam menjalankan segala kegiatannya, dibutuhkan sebuah panduan atau guideline yang digunakan untuk seluruh lokal CIMSA. Untuk itulah CIMSA Cul-de-Sac 2.0 ini disusun dengan menarik, sederhana, dan komunikatif

3

agar mudah dipahami bagi teman-teman pembaca. Saya berharap, CIMSA Culde-Sac ini dapat digunakan sebaik-baiknya dan dapat digunakan sebagai buku rujukan utama bagi teman-teman semua. Terima kasih. Be Active with CIMSA!

Audi Yudhasmara President CIMSA Indonesia 2017-2018

4

KATA SAMBUTAN VICE PRESIDENT FOR INTERNAL AFFAIRS CIMSA INDONESIA

Halo CIMSA! Senang sekali dan bangga akhirnya kami Officials National CIMSA 2017-2018 bisa menyelesaikan Cul De Sac 2.0 ini. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada kakak-kakak kami officials CIMSA 2014-2015 yang juga sudah lebih awal menulis Cul De Sac ini dan disempurnakan ditahun selanjutnya.

Cul De Sac 2.0 merupakan panduan yang dibuat oleh Officials National CIMSA 2017-2018, tujuannya membantu lokal memahami seluruh kegiatan di CIMSA agar lokal-lokal bisa lebih mudah mencapai lokal yang ideal. Cul De Sac dimulai pembuatannya pada saat kepengurusan officials CIMSA 2014-2015, tidak bisa dipungkuri bahwa Cul De Sac yang telah dibuat oleh kakak-kakak kita sangat bermanfaat dan membantu seluruh member CIMSA untuk memahami CIMSA itu sendiri. Namun, seiring perkembangan CIMSA yang semakin pesat maka kami Officials National CIMSA 2017-2018 merasa perlu menyempurnakan Cul De Sac sebelumnya agar bisa menjadi referensi lokal dalam menjalankan roda organisasi CIMSA sekarang.

Cul De Sac 2.0 ini dibuat sesederhana mungkin agar member-member CIMSA bisa memahami lebih cepat dan baik. Yang perlu diingat, panduan ini merupakan panduan minimal, masih sangat banyak hal-hal yang perlu dipelajari lagi tentang CIMSA diluar panduan ini. Oleh karena itu, jangan cepat puas ya jika sudah membaca panduan ini. Teman-teman tidak perlu takut untuk memahami CIMSA karena CIMSA itu tidak sulit dan CIMSA tidak menuntut teman-teman langsung

5

paham semua, perlahan-lahan dan butuh proses untuk memahami seluruh sistem di

CIMSA.

Harapannya,

teman-teman

setelah

membaca

panduan

ini

meningkatkan rasa cinta dan bangga kepada CIMSA serta semakin meningkatkan motivasinya untuk aktif terus di CIMSA. Bagi teman-teman yang sudah pernah membaca Cul De Sac sebelumnya, Cul De Sac 2.0 ini mengadopsi Cul De Sac sebelumnya namun menambahkan informasiinformasi terbaru tentang CIMSA. Tentunya, informasi yang baru ini berguna untuk teman-teman beraktivitas di CIMSA agar mengikuti perkembangan CIMSA yang dinamis dan sangat pesat. Artinya jangan sampai teman-teman melewati begitu saja panduan ini tanpa membacanya, karena sangat rugi jika tidak membacanya!

Terakhir, saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman officials CIMSA 20172018 yang juga membantu saya dalam membuat panduan ini, terima kasih OWLIE (Officials With Love)!

Terima kasih CIMSA! Jangan sampai ketagihan membacanya ya!

Arif Bim a Al Birru Vice President for Internal Affairs CIMSA Indonesia 2017-2018

6

DAFTAR ISI KATA SAMBUTAN PRESIDENT CIMSA INDONESIA ..................... 2 KATA SAMBUTAN VICE PRESIDENT FOR INTERNAL AFFAIRS CIMSA INDONESIA ............................................................................ 5 DAFTAR ISI ............................................................................. 7 CIMSA IN GENERAL ................................................................ 9 OFFICIALS NATIONAL CIMSA ................................................ 15 NATIONAL MEETING CIMSA .................................................. 19 REGION CIMSA ..................................................................... 22 LOKAL EKSPANSI CIMSA ....................................................... 29 LOKAL OBSERVER CIMSA ...................................................... 30 OFFICIALS LOCAL CIMSA ...................................................... 33 RAPOR LOKAL CIMSA ........................................................... 45 HANDOVER CHECKLIST CIMSA LOKAL ................................... 49 REBRANDING CIMSA INDONESIA .......................................... 52 INTERNATIONAL FEDERATION OF MEDICAL STUDENTS’ ASSOCIATION ...................................................................... 61 STANDING COMMITTEE ON PUBLIC HEALTH ......................... 69 STANDING COMMITTEE ON SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH INCLUDING HIV/AIDS ............................................................ 74 STANDING COMMITTEE ON HUMAH RIGHTS AND PEACE ....... 80 STANDING COMMITTEE ON MEDICAL EDUCATION ................ 88 STANDING COMMITTEE ON RESEARCH EXCHANGE ............... 94 STANDING COMMITTEE ON PROFESSIONAL EXCHANGE ........ 99 ACTIVITIES IN CIMSA .......................................................... 106 HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT IN CIMSA .................... 112

7

RESEARCH AND DEVELOPMENT IN CIMSA ........................... 120 EXTERNAL IN CIMSA ........................................................... 128 ALUMNI IN CIMSA ............................................................. 130 MEDIA AND COMMUNICATION IN CIMSA ........................... 131 MARKETING, CAMPAIGN, AND ADVOCACY IN CIMSA .......... 132 LIAISON OFFICER IN CIMSA ................................................ 141 FINANCE IN CIMSA ............................................................. 151 FINANCIAL MANAGEMENT IN CIMSA .................................. 155 FUNDRAISING IN CIMSA ..................................................... 160 MERCHANDISE IN CIMSA .................................................... 162 ADMINISTRATION IN CIMSA ................................................ 165 BASIC CONSTITUTION BYLAWS ........................................... 167 PLENARY SESSION 101 ....................................................... 168 CIMSA STATISTICAL SYSTEM AND CIMSA HEALTH STATISTIC

8

9 9

CIMSA IN GENERAL

Apa itu CIMSA ? CIMSA itu singkatan dari Center for Indonesian Medical Students’ Activities merupakan organisasi mahasiswa kedokteran di Indonesia yang bersifat independen, nasionalis, inklusif, non-politik, dan non partisan.

Kenapa dulu CIMSA dibentuk ? Kita semua paham bahwa Indonesia merupakan negara yang merdeka dan berdaulat dengan tujuan memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Agar bisa tujuan tadi tercapai, maka pembangunan manusia Indonesia berdasarkan dua hal fundamental yaitu pendidikan dan kesehatan. Kita sebagai mahasiswa kedokteran juga merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa tersebut.. Kita semua mempunyai kewajiban juga untuk membangun kapasitas dan kemampuan yang dimiliki sebagai mahasiswa kedokteran. Karena alasan itulah mengapa CIMSA perlu dibentuk di Indonesia.

CIMSA di dirikan pada 6 Mei 2001 di Jakarta. Informasi tambahan, bahwa dulu

10

CIMSA pertama sekali mengadakan General Assembly pada tanggal 11-13 Mei 2001.

Apa tujuan CIMSA didirikan ? CIMSA didirikan dengan tujuan utama untuk meningkatkan kapasitas mahasiswa kedokteran di Indonesia, dan menggunakan kapasitas serta kemampuan yang dimiliki mahasiswa kedokteran untuk usahausaha menyehatkan dan mencerdaskan bangsa Indonesia. Organisasi kita didirikan juga bertujuan untuk turut aktif bekerja sama dengan dunia internasional dalam usaha penyehatan dunia, dan memperjuangkan harkat serta kedaulatan bangsa Indonesia di mata bangsa lain di dunia internasional CIMSA memiliki 6 bidang kerja yaitu Standing Committee on Public Health (SCOPH), Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP), Standing Committee on Medical Education (SCOME), Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/AIDS (SCORA), Standing Committee on Research Exchange (SCORE), dan Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE). Pada tahun 2002 CIMSA berafiliasi dengan IFMSA (International Federation of Medical Students’ Association) yang merupakan organisasi mahasiswa kedokteran terbesar di dunia. CIMSA mempresentasikan lebih dari 9000 mahasiswa kedokteran di Indonesia yang tersebar di 23 Lokal CIMSA di Indonesia yaitu 1. Universitas Syiah Kuala 2. Universitas Malikussaleh 3. Universitas Islam Sumatera Utara 4. Universitas Sumatera Utara 5. Universitas Andalas 6. Universitas Riau

11

7. Universitas Indonesia 8. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah 9. Universitas Yarsi 10.Universitas Pelita Harapan 11.Universitas Padjajaran 12.Universitas Islam Bandung 13.Universitas Gadjah Mada 14.Universitas Kristen Duta Wacana 15.Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 16.Universitas Sebelas Maret 17.Universitas Muhammadiyah Surakarta 18.Universitas Islam Sultan Agung 19.Universitas Muhammadiyah Purwokerto 20.Universitas Airlangga 21.Universitas Brawijaya 22.Universitas Jember 23.Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

VISI CIMSA Visi CIMSA adalah untuk terciptanya bangsa Indonesia yang lebih sehat, makmur, dan sejahtera. Dimana rakyatnya bisa menikmati kesempatan yang sama dalam pendidikan dan kesehatan, serta dalam usaha untuk memajukan kehidupan serta meraih kesejahteraan

12

dan

keadilan

sosial.

Dan

tercapainya

kehidupan

sehat

secara

universal merata, untuk dunia yang lebih sehat.

MISI CIMSA Misi CIMSA adalah untuk mendorong mahasiswa kedokteran agar dapat belajar dan aktif berkarya, serta merancang strategi dan melakukan

pergerakan

untuk

memajukan

kesehatan

dan

kesejahteraan bangsa. Selanjutnya visi dan misi akan disebarluaskan secara

resmi

dengan

artikel

”Empowering

Medical

Students.

Improving Nation’s Health.”

Dalam mencapai misi organisasi, dan meraih visi yang telah dirumuskan, CIMSA akan melakukan langkah-langkah yang tercantum dalam tujuan sebagai berikut.

1. Mendasarkan pergerakan organisasi pada 3 strategi utama sesuai dengan konstitusi organisasi bab 3 pasal 2 yaitu penyusunan dan pengembangan basis infrastruktur organisasi, pengembangan sumber daya manusia serta kerja nyata di bidang yang termasuk dalam ruang lingkup atau ranah kerja CIMSA 2. Menciptakan sistem organisasi dan pergerakan bagi mahasiswa kedokteran untuk menyalurkan idealismenya serta wadah untuk belajar dan berkarya.

3. Mempromosikan dan membuka organisasi seluas-luasnya untuk seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia, agar dapat memanfaatkan sepenuhnya kesempatan dan potensi yang ada di dalam organisasi.

4. Menyusun dan melaksanakan sistem kaderisasi serta pelatihan bagi anggota organisasi. Agar dapat memiliki kapasitas, ilmu, dan kemampuan yang cukup

13

untuk menjalankan aktivitas yang ada sebagai mahasiswa kedokteran, yang pada akhirnya akan menjadi modal utama untuk dimanfaatkan sebagai seorang dokter di masa depan.

5. Membuka dan menyebarkan informasi serta pintu kerjasama seluas- luasnya tentang pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, kebijakan kesehatan, penelitian, hak asasi manusia dan kemanusiaan, serta kerjasama internasional, pariwisata dan budaya kepada semua pihak yang berkepentingan agar bisa dimanfaatkan secara luas demi kemaslahatan bersama.

6. Mendorong, mendukung, dan memberikan kontribusi pada pemerintah Indonesia atas usaha dan kebijakannya di bidang pendidikan, kesehatan, dan kepemudaan.

7. Mendorong, mendukung, dan memberikan kontribusi pada masyarakat Indonesia atas usaha bersama meningkatkan derajat pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan.

8. Mempromosikan dan menyebarkan potensi mahasiswa kedokteran khususnya, serta Indonesia pada umumnya di dunia internasional.

9. Mengadakan kerjasama seluas-luasnya dengan dunia internasional sesuai dengan ruang lingkup organisasi, demi tercapainya visi kesehatan global

14

OFFICIALS NATIONAL CIMSA

Apa sih sebenarnya officials national itu ?

Officials national atau pengurus nasional CIMSA Indonesia yaitu orang-orang yang menggerakkan organisasi CIMSA Indonesia yang dipilih oleh kongres pada saat sidang umum (May Meeting).

Susah ya jadi officials national ? Enggak juga kok, ini buktinya bisa diliat dari syarat-syaratnya menjadi officials national tidak sulit, yaitu 1. Menjadi mahasiswa fakultas kedokteran yang belum melewati Sumpah Dokter lebih dari 6 bulan 2. Merupakan anggota sah dari lokal CIMSA dan Standing Committee 3. Telah menghadiri sekurang-kurangnya satu pertemuan resmi CIMSA 4. Telah berpartisipasi dalam Standing Committee dan/atau proyek dan acara CIMSA selama sekurang-kurangnya satu tahun 5. Memiliki pengetahuan dasar struktur, fungsi, dan hubungan CIMSA 6. Tidak menjadi anggota lokal atau Standing Committee yang melanggar Konstitusi dan Statuta CIMSA.

15

Sebenernya sama gak sih struktur officials lokal dan struktur officials national ?

YA! Sama kok, tidak banyak berbeda. Yuk lihat struktur officials national terdiri dari

1. Executive Board -> President, Vice President for Internal Affairs (VPI), Vice President for External Affairs (VPE), Vice President for Finance (VPF), dan Secretary General (Secgen)

2. Supporting Division -> Project Development Director (PDD), Human Resource Development Director (HRDD), Research and Development Director (RNDD), Media and Communication Director (MCD), Alumni Director (AD), Marketing, Campaign and Advocacy Director (MCAD), Treasurer, Fundraising Director (FD), dan Merchandise Director (MD).

3. Liaison Officer -> Liaison officer to Government Organizations (LO-GO), Liaison officer to Non- Government Organizations (LO-NGO), Liaison officer to Student Organizations (LO-SO), Liaison officer to United Nations Agencies (LOUNA)

4. National Officer ->National Exchange Officer for Incoming (NEO-In), National Exchange Officer for Outgoing (NEO-Out), National Officer on Medical Education (NOME), National Officer on Sexual and Reproductive Health (NORA), National Officer on Research Exchange (NORE), National Public Health Officer (NPO) dan National Officer on Human Rights and Peace (NORP).

16

5. Supervising Council Tidak jauh berbeda kan dengan lokal, tetapi memang ada penyesuaian sedikit.

Menjadi officials national itu juga punya kewajiban dan tugas-tugas khusus yang mesti dijalankan. Apasih saja tugas dan kewajiban officials national ?

Kewajiban officials national yaitu 1. Mematuhi Konstitusi dan Statuta CIMSA 2. Memenuhi tugas yang telah dijelaskan sesuai posisi seperti termaktub dalam statuta 3. Menghadiri pertemuan resmi CIMSA dalam masa jabatannya 4. Mengirimkan laporan pertanggungjawaban tertulis kepada semua lokal dan Standing Committee minimal 3x dalam satu tahun kepengurusan 5. Mempresentasikan laporan tertulis di setiap pertemuan resmi pengurus 6. Menyediakan informasi mengenai kegiatannya atas permintaan Standing Committee atau pengurus lain CIMSA 7. Memeliharan komunikasi secara teratur dengan Executive Board dan Standing Committee

Tugas officials national secara umum antara lain 1. Exexutive Board è bertanggungjawab

terhadap

seluruh

kegiatan

CIMSA

antara

pertemuan-pertemuan sidang umum, dibawah mandat, panduan, dan keputusan yang diberikan pada saat sidang umum è menjalankan fungsi pengambilan keputusan mengenai suatu kebijakan,

17

manajemen, administrasi, serta fungsi pengembangan organisasi è memiliki kewenangan mewakili atas nama CIMSA dalam bidang masing-masing è bertanggungjawab untuk menghadiri seluruh pertemuan-pertemuan sidang umum 2. Supporting Division è bekerja atas kewenangan langsung dari Executive Board dan seluruh keputusan supporting division harus disetujui terlebih dahulu oleh Executive Board è berkoordinasi dengan Executive Board melalui Vice President è melakukan tugas spesifik pada bidang-bidang yang dianggap penting secara permanen dan berkelanjutan è menjalankan tugas sesuai dengan kemampuan teknis khusus untuk membantu memenuhi kebutuhan organisasi di bidang tertentu è melakukan koordinasi aktivitas CIMSA dalam bidang tertentu è mengumpulkan informasi yang sesuai terkait bidang tertetu è menginformasikan dan mendukung Standing Committee, pengurus, dan koordinator proyek CIMSA dalam berbagai hal yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukannya.

3. Liaison Officer è menjadi petugas penghubung CIMSA untuk melakukan suatu tugas tertentu sesuai dengan ranah kerjanya è berkoordinasi dengan Executive Board dan berpedoman kepada standar yang telah ditetapkan

18

4. National Officer è menjadi ketua dari Standing Committee è mewakili Standing Committee dalam memberikan suara dan pengajuan saat sidang umum atau pertemuan pengurus CIMSA è menghadiri pertemuan sidang umum dan pertemuan Standing Committee terkait è berkoordinasi dengan Executive Board 5. Supervising Council è menjadi unit acuan bagi seluruh pengurus dan anggota CIMSA mengenai Konstitusi dan Statuta CIMSA è mengevaluasi seluruh aspek kegiatan CIMSA unttuk menemukan dan memberikan rekomendasi perbaikan apabila ditemukan pelanggaran terhadap Konstitusi dan Statuta CIMSA è memantau semua kegiatan dan keputusan yang dilaksanakan oleh Executive Board CIMSA è mengumpulkan laporan tertulis mengenai evaluasi kepengurusan selama setahun pada Sidang Umum May Meeting

NATIONAL MEETING CIMSA

CIMSA memiliki 3 pertemuan nasional rutin atau national meeting. Masing-masing pertemuan national meeting memiliki fokus dan keunikan sendiri. National meeting juga dijadikan ajang penambah semangat member untuk semakin cinta kepada CIMSA. Seluruh mekanisme pendelegasian national meeting diatur oleh EB CIMSA Lokal khususnya VLE.

19

October Meeting (OM) Dari namanya sudah menjelaskan bahwa meeting ini dilakukan setiap bulan Oktober setiap tahunnya. OM merupakan national meeting pertama awal kepengurusan officials national yang terpilih. Pada OM akan dipaparkan gambaran CIMSA satu tahun kedepan, fokus seperti apa yang akan dicapai CIMSA dan goals yang akan diraih. Standing Committee Session lebih ditekankan di OM dengan tujuan untuk memberi bekal kepada member masing-masing SCO untuk setahun kedepan .

Pada OM juga akan dijelaskan apa saja rencana strategis yang akan dicapai oleh officials.

Rencana strategis ini menjadi landasan utama untuk juga menentukan fokus kepengurusan. Pada OM juga akan digunakan sebagai ajang perkenalan dan bonding lokal dengan kepengurusan officials national yang baru.

National Leadership Summit (NLS) Pertemuan kali ini diadakan diantara Januari hingga Februari. NLS merupakan meeting di pertengahan kepengurusan officials national. Tujuan utama dari NLS ini adalah membentuk kader-kader penerus di CIMSA. Pada NLS akan banyak training-training yang diberikan kepada member sebagai bentuk peningkatakan kapasitas individu anggota CIMSA. Training yang diberikan berupa training dengan tingkatan intermediate dan advance. Selain itu, pada meeting ini dikenal dengan “Summit” yang berarti keputusan tertinggi di CIMSA, dimana CIMSA akan mendeklarasikan fokus kerja spesifiknya melalui brainstorming member lokalnya.

20

May Meeting (MM) May Meeting merupakan pertemuan terakhir dari kepengurusan officials national yang akan dilakukan pada bulan Mei setiap tahunnya. Pada pertemuan ini akan dilakukan pergantian kepengurusan CIMSA, dimana akan dipilih officials yang baru. Laporan pertanggungjawaban officials national sebelumnya akan dipresentasikan pada meeting ini. Selain itu, evaluasi, rekomendasi, dan pencapaian seluruh rencana strategis CIMSA juga akan dipresentasikan agar digunakan sebagai bahan pertimbangan kepengurusan yang akan datang untuk CIMSA yang lebih baik.

21

REGION CIMSA

Regional secara sederhana merupakan sebuah wadah dimana lokal-lokal dihimpun menjadi satu berdasarkan kedekatan wilayah dimana lokal CIMSA berada. Konsep regional CIMSA menjadi makin berkembang dari masa ke masa.

Konsep regional sekarang juga sudah berkembang bukan hanya se wilayah saja tapi juga dari lokal-lokal yang berbeda bisa juga menjadi sebuah regional yang mempunyai fungsi khusus yaitu merekatkan dan memperkuat bonding untuk masing masing lokal CIMSA. Regional memiliki peran yang sangat vital di pergerakan CIMSA. Regional menjadi tempat untuk menyelaraskan pergerakan CIMSA. Regional akan menjadi

22

tempat untuk bergerak bersama antara satu lokal dengan lokal yang lain sehingga bisa mencapai lokal yang berkualitas tinggi secara adil dan merata di seluruh Indonesia. Misalkan ada lokal X yang perkembangannya tidak sebagus lokal Y maka di regional lah hal ini akan disamakan. Lokal Y akan ikut membangun lokal X dalam hal memberi saran saran dan arahan untuk sama sama bergerak maju. CIMSA memiliki 7 region yaitu •

Region 1 (Aceh, Sumatera Utara, dan sekitarnya ) : CIMSA FK UNSYIAH, CIMSA UNIMAL, CIMSA UISU dan CIMSA PEMA FK USU

•

Region 2 (Sumatera Barat, Riau, dan sekitarnya ) : CIMSA-BEM KM FK UNAND dan CIMSA UNRI

•

Region 3 (Jakarta dan sekitarnya) : CIMSA UI, CIMSA UIN, CIMSA UPH, dan CIMSA YARSI

•

Region 4 (Jawa Barat dan sekitarnya) : CIMSA FK UNPAD dan CIMSA FK UNISBA

•

Region 5 (Yogyakarta dan sekitarnya) : CIMSA UGM, CIMSA UKDW, dan MMSA UMY

•

Region 6 (Jawa Tengah dan sekitarnya) : CIMSA UNS, CIMSA UMS, CIMSA UNISSULA, dan CIMSA UMP

•

Region 7 (Jawa Timur dan sekitarnya) : CIMSA UNAIR, CIMSA UNEJ, PHD FK UWKS, dan MSCIA UB

Tujuan utama dari dibentuknya regional adalah untuk memudahkan koordinasi antara 1 lokal dengan lokal lainnya, memudahkan juga nasional untuk memantau lokal dan juga bisa menjadi tempat bertukar pikiran antara 1 lokal dengan lokal yang lainnya. Sebegitu pentingnya peran regional coordinator dalam membantu nasional khususnya VPI, mereka pun punya standar kompetensi khusus regional coordinator yang tujuannya agar kualitas masing-masing RC terjaga. Standar

23

kompetensi mereka bukan hanya dibagian internal saja melainkan juga ada kompetensi yang harus dikuasai dibagian eksternal, finansial, administrasi dan legalitas, serta SCO. Regional dipimpin oleh 1 orang regional coordinator. Masa jabatan regional coordinator adalah 1 tahun. Pemilihan regional coordinator ini diikuti oleh officials lokal, RC tahun sebelumnya, dan juga VPI terpilih. Bagaimana cara pemilihan regional coordinator untuk setiap regionnya ? Mekanisme ini diatur oleh VPI. Bagi kalian yang ingin menjadi RC tentu harus mengisi Application Form terlebih dahulu yang diberikan oleh VPI, kemudian mengikuti magang dengan RC sebelumnya, kemudian membuat visi, misi, dan plan of action.

Setelah itu, calon RC akan mengikuti fit and proper test yang terdiri dari Interview dengan EB CIMSA dan mengikuti personality test. Belum selesai sampai disana, calon RC memasuki tahap terakhir yaitu presentasi. Calon RC akan melakukan 2x presentasi yaitu presentasi pertama menggunakan presentasi online dengan seluruh member di region nya. Pada presentasi ini seluruh LOCO di regionnya harus hadir dan minimal ½ dari total seluruh member aktif di regionnya harus hadir. Contoh Region X memiliki member aktif 920 orang, artinya presentasi RC harus dihadiri minimal 460 orang dan ditambah seluruh LOCO di region tersebut.

Setelah mengikuti presentasi pertama, calon RC akan mengikuti presentasi kedua yaitu presentasi dengan EB CIMSA, LOCO di regionnya dan RC tahun sebelumnya. Pada kesempatan ini juga akan disampaikan LPJ RC Tahun sebelumnya dan kemudian pemilihan RC. Pemilihan RC menggunakan aturan sesuai konstitusi dan statuta CIMSA. Pihak yang mempunyai hak voting adalah masing-masing LOCO di regionnya, VPI CIMSA, dan RC tahun sebelumnya..

Untuk informasi, terminologi lain yang dibenarkan dan dipergunakan untuk

24

menyebutkan regional adalah region ataupun kaukus. Tetapi terminologi kaukus hanya dipergunakan saat sidang umum. Diluar sidang umum, kita boleh memakai kata-kata Regional atau Region, jadi jangan sebut regio lagi ya. Selanjutnya regional coordinator ini disebut RC. Tugas RC adalah : -

RC merupakan representatif dari setiap Region CIMSA dan

memegang Hak Suara Region pada sidang umum CIMSA - RC wajib mengikuti setiap Meeting CIMSA (OM,NLS dan MM).

Apabila RC berhalangan hadir, maka RC harus menunjuk satu orang pengganti yang akan mengerjakan tugasnya selama pertemuan nasional tersebut seiizin oleh Executive Board CIMSA - RC bertugas sebagai orang yang bertugas untuk mewakili setiap individu organisasi, mengawasi jalannya roda organisasi, melaporkan kondisi organisasi, dan memberi saran dalam dijalankannya organisasi secara umum maupun berkaitan dengan region.

- RC merupakan penerima aspirasi dari individu CIMSA dalam Region, kemudian diteruskan kepada pengurus nasional CIMSA. - RC wajib mengetahui dan melaporkan keadaan setiap lokal CIMSA dalam regionnya sesuai jadwal yang ditetapkan oleh VPI CIMSA - RC wajib menjaga hubungan antar lokal dalam regionnya (termasuk dengan lokal observer).

- RC harus menjalankan fungsi sebagai konsultan regionnya - RC mengoordinasi lokalnya dalam menjalankan TNT Region dan

25

Regional Meeting - RC mengoordinasi lokalnya dalam menjalankan Translocal Project.

- RC membantu persiapan meeting dalam regionnya.

- RC membantu VPE CIMSA untuk melakukan ekspansi ke lokal-lokal baru dalam suatu region - RC melakukan asesmen dan supervisi pelaksanaan konstitusi dan statuta CIMSA - RC melakukan asesmen dan supervisi atas penerapan SOP dan Guideline lokal - RC melakukan supervisi dan asesmen terhadap AD/ART di lokal pada region - RC melakukan supervisi dan kontrol project region dan outputnya.

- RC merangkap peran sebagai Local Brotherhood Officer (LBO) jika memang dilaksanakan - RC wajib membuat LPJ yang diberikan pada VPI dan LOCO dalam regionnya.

- RC wajib mengikuti upgrading RC yang dilaksanakan minimal 2x dalam setahun kepengurusan -RC wajib melakukan visitasi ke Local di Regionnya dan melakukan training Komunikasi menjadi bagian penting yang tidak bisa terlepaskan antara lokal,

26

region, dan nasional. Oleh karena itu, CIMSA menggunakan sistem komunikasi bertingkat segitiga berjenjang.

Sistem ini sebenarnya merupakan suatu siklus yang tak akan pernah terputus.

Dimulai dari komunikasi lokal, jika lokal memiliki masalah atau kendala maka akan dihimpun oleh LOCO sebagai ketua dari masing-masing lokal. Setelah seluruh kendala ataupun masalah lokal di dihimpun LOCO, informasi tersebut disampaikan kepada Regional Coordinator region terkait. Setiap keluhan ataupun masalah yang disampaikan kepada RC, masing-masing RC akan menuliskan kedalam Rekam Masalah Region yang terintegrasi secara online dengan EB CIMSA, jadi EB CIMSA pun bisa secara real time mengetahui permasalahan lokal yang ada. Permasalahan yang disampaikan LOCO tersebut akan dituliskan di rekam masalah tersebut. Setelah itu, RC akan memberikan solusinya kepada LOCO tersebut dan terus di followup sampai masalah tersebut tuntas. Rekam masalah ini juga dijadikan bukti otentik kinerja RC selama setahun dan akan dilampirkan pada saat LPJ RC.

27

Pada kondisi dimana RC tidak mampu menyelesaikan permasalahan tersebut, RC boleh melakukan “rujukan” kepada VPI ataupun EB CIMSA. EB CIMSA akan memberikan solusi-solusi dari permasalahan tersebut ke RC, lalu RC akan meneruskan ke lokal terkait. EB CIMSA akan terus melakukan followup kepada RC terkait secara berkala untuk melihat proses dari permasalahan lokal-lokal tersebut.

Selain itu, RC juga mempunyai laporan khusus kepada VPI melalui regional bimonthly report (RBR). Laporan tertulis ini diisi oleh masing-masing RC, laporan ini tidak setiap bulan dikirimkan namun setiap 2 bulan sekali, lalu nanti akan diberikan feedback oleh EB CIMSA kepada RC terkait.

28

LOKAL EKSPANSI CIMSA

CIMSA sebagai organisasi mahasiswa kedokteran di Indonesia merupakan wadah bagi seluruh mahasiswa kedokteran untuk mengembangkan diri melalui aktivitasaktivitas CIMSA. Sampai saat ini, CIMSA sudah memiliki 23 lokal yang tersebar di pulau Sumatera dan Jawa. Visi Misi CIMSA yaitu, “Empowering Medical Students, Improving Nation’s Health” terus mendukung usaha CIMSA untuk memperluas jangkauannya ke lokal-lokal baru CIMSA. Agar dapat mencapai visi misi tersebut CIMSA perlu melakukan ekspansi lokal. Ekspansi lokal adalah usaha untuk membangun lokal CIMSA di universitas yang belum memiliki CIMSA. Ekspansi lokal ini akan melalui serangkaian aktivitas dan administrasi hingga akhirnya calon lokal CIMSA diresmikan sebagai observer CIMSA, yang kemudian akan menjalani masa percobaan dan melengkapi persyaratan untuk menjadi lokal CIMSA. Ekspansi lokal merupakan ranah kerja Vice President for External Affairs (VPE). Namun, sesungguhnya memperluas CIMSA untuk memberdayakan lebih banyak mahasiswa kedokteran adalah tanggung jawab seluruh komponen CIMSA. Hal tersebut bisa dimulai dengan aktif mempromosikan CIMSA kepada teman-teman fakultas kedokteran di universitas yang belum memiliki CIMSA, lalu jika teman tersebut tertarik untuk mengadakan CIMSA di kampusnya, dapat langsung mengabarkan VPE CIMSA!

29

Apa peran lokal dalam Ekspansi Lokal?

Lokal merupakan perpanjangan tangan Officials National untuk menggapai para calon observer. Baik dalam proses menemukan calon universitas untuk di ekspansi dan calon inisiator CIMSA di universitas tersebut, memperkenalkan CIMSA

kepada

mahasiswa

non-CIMSA,

maupun

ikut

serta

membantu

membimbing observer CIMSA mengikuti proses kaderisasi. Pada dasarnya, lokal terdekat dengan calon observer dapat berperan aktif sebagai sebuah acuan atau contoh dalam melakukan kegiatan-kegiatan CIMSA.

LOKAL OBSERVER CIMSA

Dalam rangka memperluas aktivitas CIMSA sangatlah diperlukan jumlah lokal yang besar.Kenapa jumlah lokal yang banyak sangat di butuhkan oleh CIMSA? Alasan paling mendasar adalah agar dampak CIMSA semakin luas dan nyata agar menjadikan CIMSA sebagai pusat pengembangan diri yang utama dan bisa diakses oleh seluruh mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia.

Lokal Observer memiliki definisi yaitu sebuah universitas baru yang akan mencalonkan diri di Sidang Umum CIMSA menjadi salah satu lokal CIMSA. Pengajuan menjadi lokal observer akan menjadi tanggung jawab dari VPE CIMSA. Kemudian setelah sah menjadi observer, maka pengembangan observer akan menjadi tanggung jawab dari VPI CIMSA dan juga RC terkait yang menaungi wilayah dari observer tersebut. Keberhasilan untuk menjadi lokal observer sangat bergantung dengan bagaimana cara ekspansi CIMSA dilakukan.

Secara sederhana semakin bagus ekspansi CIMSA maka akan semakin dikenal lah

30

CIMSA oleh masyarakat maupun juga oleh mahasiswa kedokteran yang ada di Indonesia, maka tidak menutup kemungkinan akan lebih banyak universitas yang tertarik untuk menjadikan CIMSA sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang ada di universitas tersebut.

Dalam perjalanannya menjadi lokal CIMSA, observer akan memiliki tugas per periode yang diberikan oleh Officials Nasional CIMSA, dalam hal ini oleh VPI CIMSA. Dalam pelaksanaan tugas observer ini, observer akan disupervisi langsung oleh VPI CIMSA dan juga dibantu oleh Regional Coordinator terkait.

Diharapkan melalui pemberian tugas ini, observer akan berlatih untuk mengasah skill dan juga management sistem sehingga akan memudahkan mereka nantinya setelah menjadi lokal.

Sebuah lokal observer dapat menjadi sebuah lokal minimal dalam rentang waktu satu tahun semenjak sidang umum dimana ia mengajukan diri menjadi lokal observer.

Contoh: FK X mengajukan diri sebagai local observer ketika MM 2017, maka waktu paling cepat untuk menjadi sebuah lokal resmi (aktif) CIMSA adalah pada saat NLS MM 2018.

Satu hal yang paling penting dari observer adalah tidak melulu mengejar target seberapa cepat menjadi sebuah lokal. Ada sebuah tahapan dan juga tingkatan yang akan kalian lalui untuk menjadi lokal. Disinilah biasanya permasalahan muncul baik dari dalam maupun dari luar dari observer ini. Pemecahan masalah diharapkan akan teruji disini. Sehingga ketika disahkan menjadi lokal, maka observer ini diharapkan akan memiliki stabilitas dan pelan pelan bisa belajar dan mungkin akan bersaing dengan lokal-lokal lainnya dalam mengembangkan CIMSA.

31

Lalu apasih syarat-syarat untuk menjadi sebuah observer di CIMSA ? Katanya susah tetapi faktanya tidak kok. Untuk menjadi observer CIMSA tidak banyak syarat, tetapi memang harus menyelesaikan beberapa dokumen-dokumen administratif seperti adanya pengajuan proposal pendirian organisasi dan mengisi formulir pengajuan observer CIMSA. Kemudian pada saat pengajuan observer, minimal harus sudah ada 10 anggota yang telah mendapat training basic CIMSA dan 5 pengurus lokal yaitu LOCO, Secgen, Treasurer, dan 2 Local Officer. Lalu bagaimana caranya mengadakan training basic CIMSA pada lokal observer padahal observer belum punya trainer ? Nah, ini salah satu fungsinya region, membantu lokal observer agar bisa melaksanakan kaderisasi. Kegiatan training yang dilakukan observer CIMSA harus dilakukan oleh trainer IFMSA atau CIMSA certified agar mampu menjaga kualitas kegiatan capacity building nya.

Regional coordinator bakalan memberikan bantuan kepada observer untuk memberikan dan menyiapkan trainer-trainer yang akan melakukan training di observer CIMSA. Apakah observer CIMSA boleh mengadakan kegiatan-kegiatan seperti lokal CIMSA seperti biasanya ? Tentu boleh, tetapi seluruh kegiatannya tersebut masih disupervisi langsung oleh RC dan Officials National khususya VPI. Observer tetap mengadakan kegiatan kaderisasi dan project kok, nah di SOP Observer sudah ada ketentuan kegiatan kaderisasi dan project seperti apa yang boleh dilakukan.

Pada SOP tersebut juga dijelaskan hak dan kewajiban lokal observer seperti apa serta batasan-batasan kegiatan yang dilakukan oleh observer CIMSA seperti tidak diizinkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak luar CIMSA dan observer CIMSA menggunakan lambang CIMSA Indonesia tanpa perubahan.

32

OFFICIALS LOCAL CIMSA

Officialss adalah seseorang yang ditunjuk oleh CIMSA melalui sidang umum untuk menjadi pengurus dari CIMSA itu sendiri.Officials dibagi dua ada di nasional dan di lokal.Secara umum, struktur officials lokal hampir sama dengan officials nasional dan dapat digambarkan sebagai berikut:

33

Deskripsi kerja officials local Seluruh aspek di CIMSA tidak boleh dipisah-pisahakan secara sendiri, semua divisi saling berintegrasi dan mendukung demi tercapainya tujuan CIMSA. Deskripsi kerja officials lokal seharusnya sudah diatur di masing-masing AD-ART lokal masing-masing. Namun, secara umum kerja officials lokal adalah sebagai berikut.

No

Jabatan

1

LOCO

Tugas •

Mengetuai EB CIMSA Lokal

•

Mengadakan pertemuan dengan EB CIMSA lokal dan pengurus lokal

•

Berkoordinasi dengan Local Officer dalam mengembangkan organisasi CIMSA dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas aktivitas yang diadakan

•

Berkoordinasi dengan RC dan VPI CIMSA Indonesia

•

Menghadiri national meeting CIMSA

•

Mewakili CIMSA dalam hubungan eksternal dan menjaga hubungan baik dengan relasi

•

Bertanggungjawab dalam mengkoordinasikan serta melindungi kebebasan beraktivitas CIMSA

34

2

SC

•

Memantau semua kegiatan dan keputusan yang dilakukan oleh EB dan officials lainnya

•

Mempunyai hak untuk memberhentikan sementara anggota EB atau officials lainnya dengan alasan yang kuat dan alasan yang tercantum dalam ADART CIMSA lokal

•

Sebagai unit acuan bagi officials dan anggota mengenai AD-ART Lokal

•

Mengevaluasi segala aspek kegatan CIMSA dan memberikan rekomendasi perbaikan jika terjadi pelanggaran terhadap AD-ART Lokal

35

3

VLI

•

Bertanggungjawab dalam pengembangan organisasi melalui sistem, aktivitas, dan keanggotan berdasarkan kajian yang berkala

•

Menggantikan LOCO apabila berhalangan, dalam masa hukuman, telah diberhentikan, mengundurkan diri atau meninggal dunia

•

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan sistem kaderisasi lokal bersama HRDC

•

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan aktivitas CIMSA yang tepat guna bersama PC dan CDC

•

Bertanggungjawab dalam pelaksanaan kajian dan pengembangan organisasi berbasis data bersama RNDC

•

Menjaga kualitas hubungan internal anggota dan officials

•

Berkoordinasi dengan RC dan VPI CIMSA Indonesia

36

4

VLE

•

Bertanggungjawab atas segala bentuk hubungan CIMSA lokal dengan pihak eksternal

•

Bertanggungjawab atas hubungan CIMSA lokal dengan masyarakat dan media massa

•

Bertanggungjawab atas hubungan dengan organisasi mahasiswa lainnya guna mencapai tujuan bersama

•

Bertanggungjawab mengembangkan materi promosi CIMSA

•

Menggantikan treasurer apabila berhalangan, dalam masa hukuman, telah diberhentikan, mengundurkan diri, atau meninggal dunia

•

Menggantikan LOCO apabila berhalangan dalam menjalankan tugasnya untuk beraudiensi dengan pihak eksternal

•

Bertanggungjawab dalam pendelegasian anggota ke national meeting CIMSA

•

37

Berkoordinasi dengan VPE CIMSA Indonesia

5

SECGEN

•

Bertanggungjawab atas administrasi, korespondednsi, dan pengarsipan CIMSA lokal

•

Menyusun notulensi pertemuan EB dan sidang umum CIMSA lokal dan mengirimkan kepada SC

•

Menjaga registrasi CIMSA Lokal dan strukturnya

•

Memperbaharui AD-ADRT CIMSA Lokal berdasarkan keputusan sidang umum CIMSA Lokal

•

Mempersiapkan dan mengirimkan undangan, draft agenda, dan informasi lain yang sesuai sehubungan dengan sidang umum CIMSA Lokal

•

Berwenang menjaga informasi pada mailing list CIMSA Lokal

•

Bertanggungjawab untuk menyebarkan informasi mengenai aturan-aturan kesekretariatan dan SOP CIMSA lokal kepada pengurus dan anggota CIMSA Lokal

•

38

Berkoordinasi dengan Secgen CIMSA Indonesia

6

TREASURER

•

Bertanggungjawab atas administrasi keuangan dan pembukuan CIMSA lokal

•

Mengumpulan iuran anggota CIMSA Lokal

•

Bertanggungjawab terhadap rekening bank CIMSA lokal dan pembukuan yang berlaku secara legal

•

Membuat laporan keuangan tertulis kepada EB CIMSA Lokal dan nasional

•

Mengajukan laporan keuangan tahunan kepada sidang umum CIMSA Lokal

•

Mengajukan daftar SCO yang memiliki utang kepada CIMSA Lokal

•

Berkoordinasi dengan FNMC dalam menggalang dana untuk CIMSA Lokal

•

Mengembangkan dan menerapkan strategi pencarian dana CIMSA Lokal

•

Berkoordinasi dengan VPF dan Treasurer CIMSA Indonesia

7

PC

•

Mendata seluruh aktivitas dan kegiatan internal CIMSA Lokal

•

Mengontrol dan memberikan solusi dalam perancangan dan pelaksaan project CIMSA Lokal

•

Melakukan evaluasi dan penilain terhadap seluruh project dan kegiatan internal CIMSA Lokal

•

39

Berkoordinasi dengan PDD CIMSA Indonesia

8

HRDC

•

Meningkatkan kualitas SDM CIMSA lokal

•

Meningkatkan rasa kecintaan anggota terhadap CIMSA Lokal

•

Meningkatkan silahturami antar anggota CIMSA Lokal

•

Bertanggungjawab atas kaderisasi CIMSA Lokal bersama dengan VLI

10

CDC

•

Berkoordinasi dengan HRDD CIMSA Indonesia

•

Bertanggungjawab atas seluruh aktivitas community development di CIMSA lokal dan SCO Lokal

•

Mendata seluruh comdev lokal di awal kepengurusan

•

Mengontrol dan memberikan solusi dalam perancangan dan pelaksanaan comdev CIMSA Lokal

•

Melakukan evaluasi dan penilaian terhadap seluruh comdev CIMSA Lokal

•

40

Berkoordinasi dengan PDD CIMSA Indonesia

11

RNDC

•

Mengoptimalkan peran RSD sebagai lini pertama dalam pengembangan komponen CIMSA yang berbasis data dalam CIMSA Lokal

•

Mengadakan asesmen secara berkala sepanjangan kepengurusan terhadap aktivitas organisasi maupun permasalahan yang terjadi serta memberikan rekomendasi berdasarkan hasil evaluasi tersebut

•

Mengoptimalkan standardisasi dan sistem kontrol kualitas dalam berbagai sistem keorganisasian di lokal berdasakan Quality Assurance yang telah disepakati oleh CIMSA

•

Melakukan asesmen dan melaporkan perkembangan, prestasi, dan permasalahan lokalnya kepada RnDD CIMSA Indonesia secara berkala

•

Menerapkan riset dan data sebagai dasar dari implementasi aktivitas-aktivitas CIMSA Lokal untuk mengembangkan dan meingkatkan aksesibilitas data organisasi CIMSA Lokal

•

41

Berkoordinasi dengan RNDD CIMSA Indonesia

12

MCC

•

Memvisualkan CIMSA lokal melalui perangkat publikasi yang ada.

•

Pengelolaan Website & Social Media CIMSA Lokal

•

Penerbitan Majalah Lokal (jika ada)

•

Perekrutan dan pemberdayaan MC Team Lokal

•

Membuat dan merepost media perayaan Hari besar dan Tanggal penting di dunia Kesehatan

•

Pembuatan Design CIMSA lokal secara General

•

Koordinasi dengan MCD Nasional terkait pengupload-an dokumentasi lokal, dan komponen desain, juga SOP

•

42

Penjajakan ranah media baru di lokal

13

AD

• Sebagai representatif CIMSA kepada alumni lokal.

• Memperkenalkan diri kepada Alumni lokal diawal kepengurusan.

• Memperbaharui

database

kepengurusan

mengikuti

alumni format

sepanjang yang

sudah

disetujui dengan Alumni Director Nasional.

• Wajib mengundang alumni lokal kedalam kegiatankegiatan yang diadakan lokal.

• Memberikan update mengenai perkembangan lokal kepada alumni lokal minimal satu kali dalam satu periode.

• Wajib memiliki grup atau media komunikasi dengan alumni lokal.

• Mengadakan

kegiatan

yang

bisa

memfasilitasi

perkumpulan alumni.

• Memberdayakan alumni-alumni yang potensial untuk menunjang kegiatan di cimsa lokal.

• Memberikan update mengenai keadaan alumni lokal minimal satu kali dalam satu periode kepada Alumni Director Nasional.

• Berkoordinasi dengan AD CIMSA Indonesia

43

14

FNMC

•

Bertanggungjawab dalam penggalangan dana pemasukan tetap CIMSA Lokal

•

Bertanggungjawab dalam penggalangan dana untuk menjalankan aktivitas CIMSA Lokal

•

Berkoordinasi dengan VPF, FD, dan MD CIMSA Indonesia

15

LOCAL

•

Sebagai representatif SCO lokal

OFFICER (LO)

•

Mengkoordinasikan seluruh aktivitas SCO lokalnya

•

Bertanggungjawab mengenai administrasi, korepondensi dan dokumentasi seluruh kegiatan SCO Lokal

•

Berkoordinasi dengan National Officer dalam menjalankan tugasnya sebagai koordinator SCO di lokal

•

Menyerahkan laporan pertanggungjawaban kepada local coordinator di setiap akhir periode kerja dan akhir kepengurusan

44

RAPOR LOKAL CIMSA

Center

for

Indonesian

Medical

Students

Activites (CIMSA) merupakan organisasi mahasiswa kedokteran di Indonesia yang memiliki identitas berupa organisasi non-pemerintahan, non profit dan netral. Untuk mencapai visi dan misi CIMSA yaitu empowering medical students, improving nation’s health maka CIMSA melakukan berbagai usaha-usaha dari

segala

aspek

yaitu

aspek

internal,

aspek

eksternal, aspek finansial, aspek administrasi, dan aspek standing committee. Seluruh aspek ini saling berhubungan dan sinergis untuk mencapai kualitas organisasi yang maksimal.

CIMSA

sebagai

organisasi

yang

berbasis

aktivitas

melakukan

integrasi

kegiatannya berdasarkan 5 aspek tersebut. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh CIMSA dilakukan dari ruang lingkup lokal, nasional, maupun internasional. CIMSA Nasional khususnya Internal Team CIMSA berkewajiban mengukur dan mendorong CIMSA lokal dan CIMSA nasional untuk memberikan usahanya yang terbaik untuk organisasi ini.

Seluruh usaha tersebut idealnya harus dapat diukur dan dipertanggungjawabkan agar CIMSA memiliki data yang benar dalam mengukur indikator keberhasilan mencapai tujuan CIMSA. CIMSA Nasional yang diwakili oleh Vice President for Internal Affairs berkewajiban untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap seluruh kinerja CIMSA di berbagai tingkat. Vice President for Internal Affairs juga berperan sebagai auditor seluruh internal CIMSA yang dituntut untuk dapat menilai dan mengukur keberhasilan masing-masing komponen CIMSA. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Vice President for Internal Affairs terhadap usaha seluruh aspek CIMSA yaitu melalui CIMSA

45

Local Report.

CIMSA Local Report digunakan sebagai bahan evaluasi dan monitoring CIMSA baik ditingkat lokal, regional, dan nasional untuk mendapatkan kesetaraan kualitas organisasi yang adil dan merata. Selain itu, CIMSA Local Report juga digunakan sebagai bahan analisis kinerja dari pengurus CIMSA Lokal, Regional Coordinator, dan pengurus CIMSA Nasional. Selain itu, analisis dari CIMSA Local Report ini juga digunakan oleh Vice President for Internal Affairs untuk menentukan posisi organisasi menggunakan metode IFAS (Internal Factor Analysis Summary) dan EFAS (External Factor Analysis Summary) agar nanti bisa memprediksi apakah CIMSA berada pada strategi agresif/ strategi diversifikasi/ strategi stabilitas/strategi defensif.

CIMSA Local Report ini dibuat setiap periode dan diberikan kepada lokal, regional, dan nasional agar bisa digunakan sebagai bahan evaluasi kinerja satu periode.

Diharapkan juga dengan adanya CIMSA Local Report

juga mampu meningkatkan

kapasitas dan kompetensi dari seluruh komponen CIMSA demi mencapai tujuan organisasi.

METODOLOGI CIMSA Local Report disusun berdasarkan 321 Indikator yang di buat oleh Officials National yang terbagi dalam 11 divisi penilaian. Setiap Indikator diberikan penilaian dan penjelasan. Penjelasan setiap indikator bermaksud sebagai deskripsi dari keadaan lokal tersebut terhdap masing-masing indikator. Setiap indikator juga memiliki saran dan rekomendasi yang digunakan sebagai bahan masukan ataupun solusi dari officials national terhadap permasalahan lokal tersebut. Beberapa terminologi dan perhitungan penilaian pada CIMSA Local Report sebagai berikut.

46

1.

Nilai Periode Nilai periode didapatkan dari rata-rata nilai setiap indikator periode tertentu

2.

Divisi Score Divisi score didapatkan dari rata-rata nilai periode. Divisi score yang dimaksud adalah SCORA score, SCOPH score, SCORP score, SCOME score, SCORE score, SCOPE 1 score (Outgoing), SCOPE 2 score (Incoming), Internal score, External Score, Finance Score, Admin Score.

Masing-masing lokal akan mendapatkan ranking divisi score yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui posisi divisi lokal tersebut jika dibandingkan dengan lokal-lokal lain secara nasional

3.

Regional Score Regional score didapatkan dari rata-rata nilai divisi untuk region tersebut. Masing-masing lokal akan mendapatkan ranking regional score yang digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui posisi lokal tersebut jika dibandingkan dengan lokal-lokal lain dalam satu region

4.

National Score National score didapatkan dari rata-rata nilai divisi untuk seluruh lokal CIMSA di Indonesia.

5.

Rating dan Intepretasi Penilaian Rating digunakan untuk memudahkan Vice President for Internal Affairs dalam menggolongkan masing-masing divisi dan lokal. Rating yang dimaksud merujuk kepada standar internasional dalam memberikan penilaian, yaitu

47

6.

Local Score Local score didapatkan dari penjumlahan rata-rata nilai seluruh divisi untuk lokal yang bersangkutan. Lokal score digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengetahui posisi lokal secara menyeluruh jika dibandingkan secara regional dan nasional.

48

HANDOVER CHECKLIST CIMSA LOKAL

Kita sering mendengar istilah handover di CIMSA, biasanya kata-kata ini sering disebut setelah kepengurusan selesai dan kepengurusan baru sudah terbentuk. Lalu apa sih sebenarnya handover ? Nah handover merupakan kegiatan pemindahan kontrol atau tanggung jawab terhadap sesuatu kepada orang lain. Fungsi handover adalah untuk memandu pemegang jabatan baru agar mengerti dan mampu meneruskan visi dan misi pemegang jabatan lama dalam pelaksanaan kinerjanya.

Dengan kata lain handover di CIMSA merupakan proses serah terima jabatan yang dilakukan oleh officials periode lalu (predecessor) kepada officials periode baru (successor). Handover dilakukan agar terjadi transisi jabatan yang berlangsung baik sehingga officials successor mampu melakukan kinerja dengan baik dan beradaptasi dengan cepat dalam melakukan kinerja sebagai officials.

Sebegitu pentingnya handover, CIMSA sendiri memiliki panduan khusus untuk pelaksanaan

handover

ini.

Lalu

bagaimana

sebenarnya

handover

yang

diharapkan oleh CIMSA ? Mari kita bahas!

CIMSA menggunakan beberapa jenis handover antara lain : a . Handover officials kepada officials (officials – officials) Handover officials - officials merupakan handover yang pertama dilakukan kepada officials successor. Handover ini dilakukan untuk menyampaikan hal-hal penting yang harus diketahui oleh seluruh officials successor.

49

b. Handover team kepada team (team – team) Handover team – team merupakan handover yang dilakukan oleh tim – tim officials predecessor kepada tim – tim officials successor (executive board, internal, external, finance, SCO). Handover ini dilakukan untuk menyampaikan hal-hal yang menjadi fokus tim, baik yang telah dilakukan tim maupun yang menjadi visi tim kedepannya, yang harus diketahui oleh tim officials successor. c.

Handover kolaborasi officials Handover kolaborasi merupakan handover yang dilakukan oleh officials secara bersama-sama dengan salah satu atau lebih officials lainnya. Handover ini membahas mengenai kegiatan kolaborasi yang dilakukan selama officials predecessor menjabat yang secara komplek dan kolaboratif harus diketahui oleh officials successor.

d. Handover jabatan officials kepada jabatan officials (jabatan – jabatan) Handover jabatan – jabatan merupakan handover intens yang dilakukan oleh masing-masing jabatan officials predecessor kepada officials successor. Handover ini dilakukan untuk menjelaskan secara rinci seluruh visi, misi, dan kegiatan yang dilakukan oleh officials predecessor kepada officials successor.

50

Untuk melakukan handover dengan baik, CIMSA sudah membuat hal-hal apa saja yang minimal dilaksanakan pada saat handover. Kalau misalnya mau bahas yang lain boleh gak ? Tentu boleh banget asalkan masih sesuai konteks yang relevan.

CIMSA mempunyai checklist handover yang bisa kamu minta ke HRDC lokal kamu!

51

REBRANDING CIMSA INDONESIA Tahukah kamu bahwa CIMSA sudah melakukan beberapa kali rebranding atau pertukaran logo CIMSA ? Sejak awal CIMSA berdiri, CIMSA sudah mengalami beberapa kali pertukaran logo CIMSA. Kenapa diadakan rebranding CIMSA ?

Jadi begini ceritanya, usia CIMSA yang semakin bertambah kita semua menyadari bahwa CIMSA sedang dalam ambang mainstream renown atau trend kualitas internal dan eksternal CIMSA yang semakin meningkat. Hal-hal ini terbukti dari jumlah kerjasama skala besar yang dimiliki CIMSA bersama organisasi-organisasi di Indonesia ataupun organisasi internasional.

Selain itu, kita juga melihat bahwa kualitas project CIMSA yang semakin baik, hingga minat organisasi kepemerintahan maupun non-kepemerintahan terhadap aktivitas CIMSA yang semakin meningkat. Hal ini membuat CIMSA menginspirasi dan memberikan semangat kompetisi kepada organisasi mahasiswa lainnya untuk berlomba-lomba memberikan yang terbaik untuk Indonesia.

Perkembangan yang sangat pesat tersebut membuat CIMSA membutuhkan tampilan visual yang juga representatif. Ketika perkembangan di dalam maupun diluar berjalan seirama, identitas CIMSA akan semakin kuat. Perkembangan dunia yang juga semakin pesat mendorong CIMSA menyatakan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk membuat wajah baru di CIMSA. Wajah baru yang dapat mereprentasikan seluruh pergerakan dan semangat CIMSA ke depan dengan lebih baik. Dengan demikian, diharapkan CIMSA akan dapat beroperasi bersama visual yang kuat dan mudah dimengerti.

Dengan adanya visual dan tampilan baru CIMSA, CIMSA dapat terus berkembang dan siap dalam menghadapi tantangan masa depan. Selain itu,

52

perubahan ini juga akan memudahkan kinerja CIMSA dengan tampilan yang seragam di seluruh lokal sehingga baik pihak internal maupun eksternal akan lebih mudah mengenal CIMSA. CIMSA percaya dengan adanya perubahan ini akan membawa CIMSA ke tingkat yang lebih tinggi, menjadi organisasi yang lebih professional dan lebih berdampak bagi mahasiswa kedokteran, pemuda, dan kesehatan Indonesia.

53

Sejarah Logo CIMSA

2001

2008 •

• Logo pertama CIMSA adalah logo berbentuk bumi dengan ular dan tulisan CIMSA ditengahnya yang diadopsi dari logo IFMSA • Logo ini bertahan selama 8 tahun dan merupakan logo yang digunakan saat awak berdirinya CIMSA sekaligus perayaan bergabungnya CIMSA sebagai salah satu NMO di IFMSA

54

•

•

•

Logo CIMSA saat itu berbentuk garuda dengan gelombang EKG di tengah sayapnya.

Pergantian logo pada tahun 2008 adalah momentum CIMSA menjadi organisasi yang lebih menunjukkan semangat nasionalisme CIMSA mampu bertengger dengan menghasilkan banyak prestasi seperti Polstat CIMSA mengenai Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2011 Prestasi lain melalui logo ini adalah penghargaan juara harapan satu dalam dua kategori Indonesian MDGs Awards dari Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk MDGs, dan nominee da-lam Indonesian MDGs Awards 2012

2015

• Logo CIMSA yang diresmikan tahun 2008 disempurnakan tahun 2015 dengan makna sebagai berikut: • Burung Garuda yang kepalanya menoleh lurus ke sebelah kanaN,Burung Garuda sebagai simbol rasa nasionalisme organisasi.

• Warna biru pada bagian kepala dan leher burung Garuda mewujudkan lambang profesionalisme dan kemandirian.

• Warna merah-jingga – kuning pada bagian sayap burung Garuda mewujudkan lambang semangat pada anggota dan pengurus CIMSA. • Warna hijau pada bagian ekor burung Garuda mewujudkan lambang jiwa muda.

55

•

EKG yang terletak antara bagian sayap dan ekor burung Garuda mewujudkan bahwa CIMSA merupakan organisasi mahasiswa kedokteran yang terus hidup.

Akronim CIMSA •

Gradasi pada akronim CIMSA mewujudkan lambang regenerasi dan semangat yang harus selalu diperbaharui.

•

Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia berbentuk segitiga yang berkibar.

Bendera Negara mewujudkan bahwa CIMSA tunduk pada hukum dan aturan Negara Kesatuan Republik Indonesia Kepanjangan CIMSA di bagian paling dasar / paling bawah.

•

•

2016

Logo utama CIMSA terdiri dari dua elemen, ikon dan word mark.

Logo ini memotret ide, prinsip, dan tujuan organisasi yang dituangkan •melalui simbol, warna, rupa, dan ben-tuk.

•

•

56

Merah menyala dan putih terang sebagai warna utama menujukkan jiwa nasionalisme sebagai organisasi Indonesia, sementara ikon • merepresentasikan nilai-nilai utama CIMSA. Karakter garuda, diadopsi dari logo lama telah disederhanakan dan dimodernisasi untuk menegaskan semangat pemuda Indonesia.

•

Siluet tangan menyimbolkan sikap selalu ingin membantu, aktif secara sosial, dan nilai nonprofit

•

Bentuk secara keseluruhan dapat diinterpretasikan baik sebagai bentuk jantung atau sebuah tetesan darah yang memberi makna bahwa CIMSA adalah organisasi yang bergerak di bidang kesehatan

•

Secara umum, logo CIMSA mengandung pesan bahwa CIMSA adalah sekelompok pemuda mahasiswa kedokteran Indonesia yang siap untuk membantu melalui aktivitas sosial demi peningkatan kesehatan nasion

BRAND MESSAGE WE INITIATE, EMPOWER, AND IMPROVE.

CIMSA adalah pionir. Melalui ide dan inovasi dari anggotanya, CIMSA mampu menginisiasi berbagai program kesehatan. Inisiasi ini dapat kita lihat dalam bentuk sustainbale project, community development, policy statement, CIMSA Program, CIMSA Statistical System, dan CIMSA Health Statistic. Selain itu, CIMSA menjadi organisasi pemuda yang mendukung sosialisasi dan perwujudan Millenium Development Goals dan Sustainable Development Goals.

Inisasi yang dilakukan CIMSA bersifat sustainable dan dinamis. Dalam hal ini, sustainable memiliki arti program yang dilakukan berkelanjutan, dapat dievaluasi untuk pelaksanaan program selanjutnyam serta berlangsung terus menerus. Sifat dianmis yang ada dalam CIMSA mengantarkan CIMSA ke dalam perkembangan organisasi baik aspek internal maupun eskternal.

CIMSA memberdayakan mahasiswa kedokteran. CIMSA memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia untuk dapat mengembangkan diri menjadi pribadi yang lebih baik.

Program yang ada dalam CIMSA untuk memberdayakan mahasiswa kedokteran sangat beragam. Pertama, project. Mahasiswa kedokteran dapat berpartisipasi aktif dalam menuangkan ide dan kreativitas dalam membuat project yang menarik, tepat sasaran, dan berkualitas, Kedua, training. Untuk menghasilkan anggota yang berkualitas, CIMSA memiliki

57

platform training yang telah terakreditasi mulai dari level lokal, regional, nasional, dan internasional. Dengan adanya training yang terstandardisasi dan berisi pembekalan softskill, kompetensi, dan pengetahuan yang cukup, mahasiswa kedokteran Indonesia dapat memiliki bekal untuk berkontribusi aktif dalam aktivitas baik di dalam maupun di luar CIMSA. Ketiga, meeting. CIMSA memiliki pertemua di tingkat lokal, regional dan nasional dimana mahasiswa kedokteran dapat berkumpul untuk bertukar pikiran, berdiskusi, dan berbagi pengetahuan dengan mahasiswa kedokteran dari latar belakang yang berbeda. CIMSA pun aktif mengirimkan delegasi ke berbagai kegiatan, conference, dan meeting internasional. Dengan demikian, secara tidak langsung CIMSA memfasilitasi mahasiswa kedokteran untuk membangun networking dengan sesame mahasiswa kedokteran yang berbeda universitas dari seluruh dunia.

Keempat, pertukaran pelajar. CIMSA mempunyai dua platform pertukaran mahasiswa kedokteran terbesar di seluruh dunia yakni Professional Exchange untuk pertukaran mahasiswa klinik dan Research Exchange untuk pertukaran riset internasional. Program ini menawarkan mahasiswa kedoktean untuk merasakan atmosfer kedoktran di negara lain selama satu bulan penuh. Selain manfaat akademik dengan mempelajari Global Health, program ini juga bertujuan untuk mengasah pemahaman budaya mahasiswa kedokteran dari seluruh dunia. CIMSA meningkatkan kesehatan Indonesia. Sebagai organisasi yang berbasis aktivitas, CIMSA memiliki project yang langsung ditujukan kepada masyarakat. Project yang ada dalam CIMSA berbasis data sehingga benar-benar dilakukan sesuai masalah yang ada dalam komunitas. Selain itu, project CIMSA yang bersifat promotif dan preventif memberi manfaat bagi masyarakat yang lebih sadar akan pentingnya kesehatan dan pola hidup sehat.

58

Ranah kerja CIMSA terwujud dalam Standing Committee (SCO). CIMSA memiliki enam Standing Committee dengan fokus pada isu kesehatan yang spesifik yaitu kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi, pendidikan kedokteran, hak asasi manusia dan perdamaian, serta pertukaran mahasiswa kedokteran internasional untuk riset dan klinik. Ranah kerja yang spesifik ini menunujukkan bahwa CIMS memiliki concern dan fokus untuk berkontribusi dalam meningkatkan kesehatan Indonesia. Sampai saat ini, CIMSA telah mengahasilkan 500 lebih project yang tersebar di 23 lokal, kampanya kesehatan yang dilaksanakan setiap bulan, lebih dari 25 community development yang terus berjalan, lebih dari 300 kontrak exchange setiap tahun, hingga kerjasama CIMS dengan organisasi pemerintah dan non pemerintah termasuk World Health Organization dan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.

CIMSA akan terus tumbuh dan berkembang untuk Indonesia, pemudanya, dan kesehatan.

59

60 60

INTERNATIONAL FEDERATION OF MEDICAL STUDENTS’ ASSOCIATION

International Federation of Medical Students’ Association (IFMSA) adalah organisasi non-profit, non-pemerintah dan non-partisipan yang mewakili asosiasi mahasiswa kedokteran internasional. IFMSA didirikan pada tahun 1951 dan merupakan salah satu organisasi pelajar dan organisasi pelajar kedokteran tertua di dunia. IFMSA terbagi menjadi 5 region : Asia-Pacific dimana tempat kita berada, America, Eastern-mediterranean, Africa, dan Europe. Menghubungkan mahasiswa kedokteran dari 136 organisasi di 127 negara di seluruh dunia, IFMSA memiliki tujuannya yang terbagi dalam enam area: kesehatan masyarakat, kesehatan reproduksi seksual, pendidikan kedokteran, hak asasi manusia dan perdamaian, pertukaran pelajar profesional, dan pertukaran pelajar penelitian.

Setiap tahun, IFMSA menyelenggarakan lebih dari 13.000 program pertukaran penelitian dan klinis bagi mahasiswanya untuk mengeksplorasi inovasi dalam bidang kedokteran, dan sistem kesehatan dalam lingkungan yang berbeda. IFMSA juga secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai suara mahasiswa kedokteran internasional, dan memiliki hubungan resmi dengan badan-badan PBB utama, seperti Organisasi Kesehatan Dunia, UNESCO, UNAIDS, UNHCR dan UNFPA, serta pendukung utama seperti World Medical Association (WMA). Ini memastikan bahwa IFMSA dianggap sebagai mitra utama dalam hal masalah kesehatan global, internasional dan lokal. Selain itu, federasi ini memiliki kemitraan resmi dengan beberapa organisasi dan institusi kesehatan dan pembangunan

61

internasional lainnya!

Anggota organisasi di IFMSA dinamakan National Member Organization (NMO) dan Indonesia diwakili oleh satu representatif mahasiswa kedokteran Indonesia yaitu NMO CIMSA-ISMKI Indonesia. Bersama-sama kita selalu memberikan yang terbaik bagi IFMSA maupun mahasiswa kita di tanah air itu sendiri

STANDING COMMITTEE Standing Committee IFMSA Dalam menjalankan aktivitasnya, IFMSA bergerak dalam enam bidang kerja atau Standing Committee (SC) : • Standing Committee on Publich Health (SCOPH) • Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP) • Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/ AIDS (SCORA) • Standing Committee on Medical Education (SCOME) • Standing Committee on Professional Exchange (SCOPE) • Standing Committee on Research Exchange (SCORE) Setiap SCO memiliki ranah kerja masing-masing dan merupakan tombak terdepan IFMSA dalam menyelesaikan permasalahan kesehatan global bersama seluruh mahasiswa kedokteran di seluruh dunia.

62

Struktur kepengurusan IFMSA

CIMSA dalam IFMSA Satria Nur Sya’ban as Vice President for Members 2017/2018 Fahmi Kurniawan as Publication Assistant 2017/2018 Ashandi Triyoga as NMO Asia Pacific Strategy Team 2017/2018

63

Rizki Nur Karim as Regional Assistant for Capacity Building 2017/2018 Satria Nur Sya’ban as Asia Pacific Regional Director 2016/2017 Sefrina Trisadi as SCOPE RA for Asia Pacific 2016/2017 Sirin Salsabila as Project Assistant 2016/2017 Farhan Mar’i Isa as Asia Pacific Regional Director 2015/2016 Armalya Pritazahra as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2014/2015 Farhan Mar’i Isa as SCOPE Director 2013/2014 Adelya Ulya Rahman as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2013/2014 Rizki Meizikri as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2013/2014 Theodora Caroline Sihotang as Development Assistant of Media and Publication IFMSA AP 2013/2014 Farhan Mar’i Isa as Asia Pacific SCOPE Regional Assistant 2012/2013 Praise Jeremiah as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2012/2013 Dian Oktavia Giriningrum as Asia Pacific Development Assistant for periode 2012/2013 Alessando Alfieri as SCORA Asia Pacific Regional Assistant 2011/2012 Briliansy Mulyanto as SCOPH Asia Pacific Regional Assistant 2011/2012 Atika Isna Fatya as Asia Pacific SCORE Regional Assistant 2011/2012 Maharita Pandikasari as Project Assistant of Asia Pacific 2011/2012

64

Sendhy Yustisia as Asia Pacific SCORA Regional Assistant 2010/2011 Rifky Zidni as SCORE Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Fatia Masriati as SCOME Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Claudia Lunaesti as SCOPH Asia Pacific Regional Assistant 2010/2011 Festus Andrianto Susilo as Vice President for External Affairs (VPE) Asia Pacific Regional Assistant 2009/2010 Ida Bagus Gita Dharma as SCORA Asia Pacific Regional Assistant 2009/2010 dan masih banyak lagi nama-nama yang mewakili Indonesia dalam IFMSA setiap tahunnya!

NMO Indonesia as Host : 1. Host of IFMSA Asia Pacific Regional Meeting 2013 Yogyakarta 2. Host of IFMSA March Meeting 2011, Jakarta.

3. Host of Asia Pacific Regional Meeting 2006, Jakarta.

IFMSA Meetings IFMSA Memiliki 3 kali meeting rutin yang setiap tahunnya mengumpulkan mahasiswa kedokteran internasional! March Meeting, Asia Pacific Regional Meeting, dan August Meeting. Meeting IFMSA merupakan salah satu kegiatan yang sangatsangat menarik dan tidak terlupakan. Seluruh mata acara dikonsep untuk seluruh

65

NMO agar bisa belajar dan membawa materi dan pelajaran baru untuk dibawa ke negaranya masing-masing dengan tujuan dapat membangun NMO yang lebih baik.

Beberapa mata acara yang dilaksanakan di IFMSA GA : 1. Theme Session/Grand lecture 2. Small Working Group 3. NMO development session 4. Standing Committee session 5. Activities Fair 6. Exchange Fair 7. Plenary session, dan lainnya.

Juga akan ada Pre-GA yang berfokus kepada Capacity Building dan training serta Post-GA sebagai agenda penutup yang paling ditunggu yaitu berkeliling melihat indahnya kekhasan tuan rumah! Pelaksanaan meeting ini selalu dibuka kepada seluruh anggota negara yang siap menjadi tuan rumah. Akankah Indonesia menjadi tuan rumah pada meeting IFMSA selanjutnya?

Regions IFMSA terbagi menjadi 5 besar region yaitu Africa, America, Europe, Easternmediterranean, dan Asia Pacific yang merupakan tempat di mana Indonesia tergabung dalam regionnya. Region Asia Pacific merupakan region yang sangat unik karena Region ini benar-benar terdiri dari banyak negara yang tingkat diversitasnya sangat tinggi mulai dari budaya, kultur, hingga bahasa. Regions dikoordinasikan oleh Regional Director bersama dengan timnya yaitu Regional

66

Assistant. Oh iya, Indonesia merupakan salah satu NMO aktif bersama banyak negara lainnya yang berkontribusi untuk berkembangnya IFMSA di Asia Pacific, lho!

How we get involved?

IFMSA memiliki banyak sekali aktivitas dan kesempatan yang ditawarkan kepada mahasiswa diseluruh kedokteran. Hal ini patut disyukuri dan diperjuangkan bagi kalian

mahasiswa

kedokteran

Indonesia

yang

memiliki

hasrat

untuk

bisa

berkembang dan menjadi mahasiswa kedokteran yang memiliki banyak ketrampilan dan pengalaman. Bertemu dengan mahasiswa kedokteran lainnya di seluruh penjuru dunia, bertukar pendapat, belajar, dan saling berbagi ilmu dan pengalaman adalah kesempatan langka yang wajib kalian rasakan sebagai member CIMSA. Bagaimana teman-teman agar bisa terlibat dan mengambil bagian dari ini?

1. Mailing List! Teman-teman harus join Mailing list IFMSA : ifmsa-generalsubscribe@yahoogroups.com dan

CIMSA

Nasional

: cimsa-general-

subsribe@yahoogroups.com 2. CIMSA Nasional akan selalu mengatur kesempatan ini dan menyebarluaskannya via social media milik CIMSA. Segera ikuti dan pastikan kalian tidak pernah ketinggalan informasi, ya!

3. Tanyakan kepada pengurus CIMSA lokal! Pengurus lokal CIMSA bertanggung jawab meneruskan dan membagikan seluruh kesempatan yang telah disediakan oleh IFMSA dan CIMSA Nasional.

Sebagai NMO dari IFMSA, kesempatan-kesempatan yang ditawarkan merupakan

67

sebuah peluang bagi kita semua untuk bisa berkarya dan menjadi lebih dari sekedar mahasiwa kedokteran. Indonesia merupakan negara yang sangat diperhitungkan di IFMSA. Jadi, jangan ragu untuk libatkan dirimu dan segera buktikan mahasiswa kedokteran Indonesia pada dunia!

67

68 68

STANDING COMMITTEE ON PUBLIC HEALTH

Salah satu hal yang terpenting dalam menopang kesehatan di Indonesia berasal dari masyarakatnya, apa kalian setuju dengan pernyataan tersebut? Untuk mencapai definisi sehat secara fisik, mental, serta sosial maka CIMSA juga memiliki salah satu standing committee yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat, yaitu Standing Committee on Public Health atau yang disingkat menjadi SCOPH. SCOPH didirikan oleh IFMSA sejak tahun 1952 namun masih dengan nama Standing Committee on Students’ Health (SCOSH). Setelah berubah nama menjadi SCOH, akhirnya pada tahun 1983 terbentuklah nama SCOPH hingga sekarang.

Setelah enam dekade terbentuk SCOPH tetap memiliki prinsip yang sama sejak awal berdirinya, yaitu tetap berkeinginan kuat untuk berpartisipasi secara aktif dalam rangka tindakan pencegahan dan pembuatan kebijakan yang menyangkut masalah kesehatan. SCOPHeroes yang tergabung dalam SCOPHamily CIMSA Indonesia senantiasa meningkatkan bentuk implementasinya dalam berbagai macam project baik di tingkat lokal dan nasional terhadap komunitas masyarakat.

69

Sebagai SCO yang memiliki lingkup luas dalam kesehatan masyarakat, SCOPH percaya bahwa segala sesuatu yang kami lakukan melalui project ini akan berdampak baik terhadap masyakrakat, tidak hanya itu SCOPH juga menciptakan prinsip dan pemikiran bahwa mahasiswa kedokteran memiliki peran dalam kesehatan masyarakat nasional dan global sebagai tenaga kesehatan profesional masa depan. SCOPHeroes membantu untuk menyebarakan pesan kesejahteraan dan membantu menciptakan kesadaran tentang faktor risiko potensial.

Visi “The Standing Committee on Public Health works towards ensuring a healthy global society that is empowered through its knowledge, skills and opportunities to live a life of complete physical, mental and social well-being.”

Misi “In order to work towards our vision, we promote community based outreach activities at a local level, which are inspired by the best practice within our federation and through the development of our own skills and potentials, as medical students and future health professionals; we voice our actions together through the powers of advocacy. Our core purposes and values include Disease prevention within our society, Health promotion and education within our society, Raising awareness about Global Public Health issues within medical students and our society, Advocating for health policies as the voice of worldwide medical students, Developing skills and knowledge of medical students as the future health professionals, Working as an international team and collaborating with external public health organisations to use the potential of over one million worldwide

70

medical students.”

Ruang Lingkup SCOPH CIMSA: Kegiatan yang dilakukan SCOPH CIMSA merupakan kegiatan yang berada di ruang lingkup : 1. Health Promotion 2. Social & Environmental Determinants of Health (SDH) 3. Universal Health Coverage 4. Health in All Policies (HiAP) 5. Global Health, International Health and Public Health Contoh Kegiatan 1. World Diabetes Day Diabetes masih menjadi momok terbesar bagi dunia kesehatan untuk dilawan karena perkembangannya yang begitu pesat dalam beberapa tahun terakhir sebagai prevalensi tertinggi dalam penyumpang angka kematian di Indonesia dan juga di belahan dunia. Sehingga SCOPH CIMSA pun ikut berpartisipasi dalam menyelenggarakan World Diabetes Day setiap tahunnya yang bertujuan untuk meningkatkan upaya preventif dan promotif kejadian diabetes terutama di tiap lokal CIMSA. Perayaan WDD ini dilakukan secara bersama-sama oleh lokal SCOPH dengan rentang waktu selama bulan November dengan berbagai rangkaian kegiatan yang dilakukan, mulai dari perayaan bersama masyarakat, membuat community

development,

hingga

berbagai

rangkaian

yang

juga

untuk

meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap diabetes dan upaya meningkatkan kesehatan masyarakat melalui edukasi, promotif, dan preventif. Setiap WDD

71

dilaksanakan sesuai dengan tema berbeda sesuai dengan yang dilaksanakan oleh IFMSA dan IFD. 2. Smoking Clinical Control Sebagai negara yang termasuk dengan tingkat perokok yang tinggi dalam semua usia sangat penting bagi SCOPH CIMSA untuk menanggapi hal yang berkaitan dengan rokok ini yang dituangkan dalam bentuk project community development yang sampai sekarang sudah dilakukan oleh beberapa lokal SCOPH, bahkan ada beberapa lokal yang sudah melaksanakan project ini dalam bentuk yang sama dan memperoleh hasil yang baik, hal ini menjadi pacuan terhadap SCOPHeroes untuk tetap menjadikan SCC sebagai salah satu project nasionalnya.

3. World No Tobacco Day Sudah menjadi prinsip awal dari SCOPH sebagai Standing Committe untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam rangka tindakan pencegahan dan pembuatan kebijakan yang menyangkut masalah kesehatan. Dengan merayakan WNTD semua lokal SCOPH CIMSA ikut menyuarakan agar penggunaan rokok di Indonesia dapat diturunkan sehingga tidak akan menimbulkan komplikasi serta menjadi penyebab kematian bagi masyarakat Indonesia bahkan dunia Dokumentasi Kegiatan

72

73

STANDING COMMITTEE ON SEXUAL AND REPRODUCTIVE HEALTH INCLUDING HIV/AIDS

SCORA kepanjangan dari Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/AIDS adalah salah satu Standing Committee termuda yang berdiri di IFMSA, yaitu sejak tahun 1992. Sementara di CIMSA sendiri, SCORA ada sejak tahun 2001. SCORA terbentuk atas dasar adanya keinginan kuat untuk berperan aktif dalam isu seputar HIV/AIDS dan IMS (Infeksi Menular Seksual), serta untuk memperjuangkan hak ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) dalam memerangi diskriminasi dan stigma di masyarakat. SCORA awalnya bernama SCOAS, dan di tahun 2014 berubah menjadi SCORA (Standing Committee on Reproductive including AIDS), lalu disempurnakan kembali menjadi SCORA (Standing Committee on Sexual and Reproductive Health including HIV/AIDS) karena dianggap lebih menggambarkan SCORA beserta program-programnya.

SCORA memiliki satu prinsip yang selalu dipegang teguh dalam setiap aktivitasnya,

74

yaitu: “The only way of fighting AIDS is through prevention, and the only way of prevention is through education” SCORANGELS dan SCORANGERS, sebutan bagi para member SCORA, memiliki perhatian yang sangat tinggi mengenai isu-isu kesehatan reproduksi, termasuk didalamnya HIV/AIDS, IMS, Maternal Health, Sexual and Gender Identity, serta Gender Based Violence. Kami percaya bahwa melalui aktivitas berbasis edukasi, isuisu tersebut dapat kami atasi.

Visi “A world in which every individual is empowered to exercise their sexual and reproductive health rights equally, free from stigma and discrimination”

Misi “To provide our members with the tools necessary to advocate for sexual and reproductive health rights within their respective communities in a culturally sensitive fashion. This is accomplished through building the skills and knowledge of our members, providing trainings on comprehensive sexuality education and other reproductive health issues, exchanging ideas and projects, as well as drafting policies and working with our external partners in order to create change at the local, regional, and international level Objectives •

Untuk meningkatkan rasa kepedulian mengenai topik/isu yang berhubungan dengan HIV/AIDS dan kesehatan reproduksi khususnya pada remaja

•

75

Untuk ikut berperang melawan stigma dan diskriminasi terhadap ODHA

(Orang dengan HIV/AIDS) •

Untuk turut mengedukasi masyarakat mengenai topik-topik kesehatan reproduksi

•

Berperan aktif mempromosikan gaya hidup yang sehat khusunya mengenai isu seksual

•

Melakukan advokasi kepada pemangku kebijakan terhadap kebijakankebijakan yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi

•

Berkolaborasi dan memfasilitasi aksi bersama yang berfokus terhadap pendidikan kedokteran, kesehatan masyarakat, dan hak-hak seseorang

Fokus Area •

Comprehensive Sexuality Education

•

Maternal Health

•

Sexuality and Gender Identity

•

Gender Based Violence

•

HIV/AIDS and Other STIs

Contoh Kegiatan 1. LPET (Local Peer Educator Training) LPET adalah kegiatan yang sangat basic di dalam SCORA CIMSA dan wajib dilakukan oleh semua lokal SCORA. Di akhir LPET, akan dihasilkan “Peer Educator” atau PETRA yang siap menjadi pioneer terdepan SCORA CIMSA dalam melakukan aktivitasnya, terutama edukasi. Ada 5 tingkatan dari LPET, ke-5 tingkatan tersebut memiliki target yang berbeda di setiap tingkatnya.

76

Tingkat pertama ditujukan kepada member SCORA, tingkat kedua ditujukan kepada member CIMSA di Lokal, tingkat ketiga untuk masyarakat kampus, tingkat keempat ditujukan kepada masyarakat luas, sementara tingkat kelima memiliki

target

masyarakat

atau

komunitas

yang

sebelumnya

telah

dikembangkan oleh sistem peer education, sehingga komunitas tersebut dapat melaksanakan sistem peer education secara mandiri.

2. WAD (World AIDS Day) World AIDS Day atau Hari AIDS Sedunia jatuh pada tanggal 1 Desember setiap tahunnya. SCORA sebagai Standing Committee yang memiliki concern tinggi terhadap HIV/AIDS, turut merayakannya setiap tahun. Perayaan World AIDS

Day

dilakukan

serempak

oleh

seluruh

SCORANGELS

dan

SCORANGERS di akhir bulan November hingga sepanjang Desember di setiap lokal dengan tujuan mencegah dan mengedukasi masyarakat mengenai HIV/AIDS dan tentu saja melawan stigma negative masyarakat terhadap ODHA dan HIV/AIDS. WAD menjadi salah satu kegiatan yang sejak dulu SCORA lakukan untuk menunjukkan eksistensinya dalam mencegah HIV/AIDS dan diskriminasi yang ditimbulkannya.

3. ACRAL (Antenatal Care Bersama IKAMABI dan SCORA CIMSA) Salah satu kegiatan SCORA yang memiliki tema Maternal Health adalah ACRAL, atau Anternatal Care bersama IKAMABI dan SCORA CIMSA. Kegiatan ACRAL bertujuan untuk membimbing ibu hamil dengan 4T dari Kementrian Kesehatan RI selama 9 bulan. Dalam kegiatan ini, SCORA CIMSA bekerjasama dengan IKAMABI (Ikatan Lembaga Mahasiswa Kebidanan Indonesia) 4. NPEW (National Peer Education Workshop) NPEW atau National Peer Education Workshop adalah pertemuan nasional

77

SCORA CIMSA yang diadakan setiap dua tahun sekali. Di NPEW, SCORANGERS dan SCORANGELS bertemu dan bersama-sama berlatih menjadi Peer Educator yang tersertifikasi. Seorang PETRA lulusan NPEW dapat menjadi Peer Educator dikegiatan LPET di lokalnya masing-masing.

Tidak hanya itu, pada NPEW juga dilaksanakan kegiatan SCORALYMPIC yang terdiri

dari

berbagai

permainan

dengan

tujuan

mengeratkan

kekeluargaan SCORANGERS dan SCORANGELS dari seluruh Indonesia.

Dokumentasi Kegiatan

Local Peer Educator Training (LPET)

78

rasa

World AIDS Day (WAD)

ACRAL (ANTENATAL CARE BERSAMA IKAMABI DAN SCORA CIMSA)

National Peer Education Workshop (NPEW)

79

STANDING COMMITTEE ON HUMAH RIGHTS AND PEACE

SCORP (Standing Committee on Human Rights and Peace) merupakan salah satu dari enam standing committee CIMSA yang bergerak pada bidang hak asasi manusia dan perdamaian.

SCORP CIMSA memfasilitasi mahasiswa kedokteran Indonesia yang memiliki ketertarikan dan keinginan untuk mengetahui dan mempromosikan isu-isu yang berhubungan dengan hak asasi manusia dan perdamaian, baik di Indonesia maupun di negara lainnya, yang disadari memiliki keterkaitan dengan aspek-aspek kesehatan.

Sejarah terbentuknya SCORP Standing Committee on Human Rights and Peace (SCORP) terbentuk pertama kali di IFMSA (International Federation of Medical Students’ Association) pada tahun 1983. Hal ini didasari atas mencuatnya masalah-masalah kesehatan dan kondisi sosial para pengungsi akibat Perang Dunia ke II; sehingga dibentuklah sebuah committee baru di IFMSA yang bernama Standing Committee on Refugees (SCOR).

Isu pengungsi ini muncul secara global sehingga para mahasiswa kedokteran merasa perlu untuk mengangkatnya dan melakukan aksi. Misi SCOR adalah meningkatkan kesadaran masyarakat dunia akan pentingnya masalah pengungsi dan orang-orang yang rentan

80

terhadap masalah kesehatan dan pelanggaran HAM. Namun, setelah berjalan beberapa tahun, SCOR menyadari kegiatan dan usaha yang dilakukan hanya terbatas untuk jangka waktu

yang

singkat

dan

hanya

bersifat

paliatif.

Untuk

menanggapi

tantangan

perkembangan zaman dan menemukan solusi jangka panjang, usaha yang dilakukan harus mengenai akar masalahnya, yaitu pencegahan konflik dan pelanggaran HAM; sehingga, pada tahun 1994 SCOR berganti nama menjadi SCORP (Standing Committee on Refugees and Peace).

Akan tetapi sejak tahun 2005, kata refugees diganti menjadi human rights. Hal ini dikarenakan masalah global yang dihadapi sekarang jauh melampaui masalah pengungsi dan perdamaian saja, namun juga hal-hal terkait isu hak asasi manusia. Dengan bergantinya nama menjadi SCORP (Standing Committee on Human Rights and Peace), SCORP berkecimpung dalam menanggapi isu-isu yang terkait perdamaian, hak-hak asasi manusia, prevensi terjadinya konflik, dan masalah korban bencana.

Ranah kerja SCORP hadir dengan tujuan memberikan edukasi dalam bidang hak asasi manusia dan perdamaian, serta meningkatkan kepedulian dan pengetahuan calon tenaga kesehatan professional di bidang sistem kesehatan pengungsi, orang-orang terlantar, dan kelompok rentan lainnya. Dalam melaksanakan aktivitasnya, SCORP memiliki 4 ranah kerja, yaitu: 1. Vulnerable People SCORP

berfokus

pada

populasi

yang

rentan

hak

nya

akibat

kondisi

finansial/ekonomi, tempat tinggal, kesehatan, usia (anak-anak, manula), dan populasi yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhannya sendiri secara adekuat dibandingkan dengan populasi lainnya. SCORP berfokus pada perlindungan dan perbaikan hak serta kesehatan orang-orang yang rentan, terutama rentan dalam konteks bencana dan konteks kesehatan.

81

2. Refugee’s Health Bencana seringkali terjadi di Indonesia. Terkadang bencana yang terjadi tidak hanya seperti banjir, kebakaran hutan, maupun tanah longsor, tetapi yang menelan lebih banyak korban seperti gempa bumi, gunung meletus, dan lainnya. Pada kondisi bencana yang parah, penduduk kemudian terpaksa mengungsi dari tempat tinggalnya. Sebagai standing committee yang peduli terhadap refugee’s health sesuai mission statementnya, SCORP menjadikan Refugee Health Care sebagai salah satu ilmu yang harus dipahami oleh setiap membernya. SCORP berpedoman kepada Sphere Project dalam menangani Refugees Health Care yang terstandarisasi secara internasional.

3. Disaster M anagem ent Disaster management merupakan penataan sumber daya dan tanggung jawab untuk menangani

semua

aspek

kemanusiaan

dalam

kondisi

darurat,

khususnya

kesiapsiagaan, respons, dan pemulihan, sebagai upaya untuk mengurangi dampak bencana. Peristiwa bencana menjadi salah satu penyebab beberapa korban kemudian menjadi pengungsi. Pengungsi merupakan salah satu golongan yang hak asasi manusianya paling rentan, khususnya hak dalam bidang kesehatan, mengingat kondisi di lokasi pengungsian seringkali dirasa tidak nyaman. Untuk itu, SCORPCIMSA turut bergerak tidak hanya membela hak-hak pengungsi, namun berupaya juga untuk meningkatkan health care dengan turut ambil bagian dalam disaster management. Fokus yang diambil adalah pre-disaster management dan postdisaster management.

4. The Right to Health Sebagai standing committee yang dalam mission statement-nya menyatakan komitmen untuk meningkatkan hak asasi manusia, dan juga sebagai future health care professionals, sudah selayaknya anggota SCORP CIMSA memiliki pengetahuan

82

mengenai hak atas kesehatan, sebagai salah satu hak asasi manusia yang fundamental dan berkaitan erat dengan profesinya di masa depan. Anggota SCORP CIMSA nantinya diharapkan dapat memahami dan melihat masalah kesehatan secara menyeluruh, tidak terbatas pada kondisi kesehatan itu sendiri, namun faktorfaktor yang mempengaruhinya serta hak-hak apa saja yang seharusnya terpenuhi untuk melandasi kesehatan yang baik saat nantinya telah menjadi seorang dokter.

Contoh Kegiatan SCO RP CAM P SCORP CAMP merupakan meeting nasional SCORP yang dilaksanakan setiap 2 tahun sekali. Hal ini merupakan tindak lanjut sehubungan dengan inti kegiatan SCORP yaitu terkait penanggulangan bencana alam dan penyelesaian konflik sosial yang berkaitan dengan HAM. Acara ini merupakan kesempatan bagi member SCORP CIMSA untuk mengenal satu sama lain dan bertukar gagasan dan mengekplorasi apa saja yang dapat dilakukan mahasiswa kedokteran khususnya di bidang hak asasi manusia dan perdamaian.

Selain itu, SCORP CAMP juga bertujuan meningkatkan pengetahuan serta kemampuan para anggota CIMSA, khususnya anggota SCORP diseluruh Indonesia mengenai disaster management dan refugee’s health. Awalnya, acara ini sebagai realisasi terhadap poin MDGs nomor tujuh mengenai kepedulian terhadap lingkungan yang dilakukan dalam bentuk Camp untuk mengkondisikan para peserta dengan medan operasi sesuai tema dan tinggal seperti refugees. Acara ini juga merupakan ajang regenerasi Human Rights Trainer (Training New Human Rights Trainer) dan CIMSA’s Humanitarian Response Team.

Galaksi Tab (Galakkan Aksi Tanggap Bencana) Refugees menjadi salah satu populasi rentan, disebabkan karena kualitas kehidupan mereka yang menurun, dikarenakan keadaan seperti bencana, atau masalah lain yang berhubungan dengan pelanggaran HAM. Kondisi pengungsi semakin memburuk dikarenakan tidak

83

adanya pemeliharaan yang baik dari aspek kesehatan, kebersihan, sandang, dan pangan, ketika mereka tinggal dalam refugee camps. Oleh karena itu, SCORP CIMSA membuat Galakkan Aksi Tanggap Bencana (GALAKSI TAB) yang merupakan program penggalangan dana untuk membantu pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana korban bencana di pengungsian. Hal ini dilakukan berdasarkan misi SCORP untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya masalah pengungsi dan orang-orang yang rentan terhadap masalah kesehatan dan pelanggaran HAM. Donasi dikumpulkan dari tiap lokal CIMSA di seluruh Indonesia yang selanjutnya disalurkan kepada yang berhak.

Hum an Rights Day Cam paign Human Rights Day Campaign merupakan campaign yang dilaksanakan oleh SCORP CIMSA Indonesia untuk memperingati Hari HAM Sedunia yang jatuh setiap tanggal 10 Desember.

HRD Campaign dilakukan secara masif di seluruh lokal SCORP, yang terdiri dari ground dan air (social media) campaign. Setiap tahunnya, tema yang diangkat dalam campain ini berbeda-beda, contohnya pada tahun 2017 tema yang diangkat adalah Children and Disaster.

CIM SA’s Hum anitarian Response Team CIMSA’s Humanitarian Response Team, atau sering disebut sebagai CHRT adalah sebuah tim yang terdiri atas member-member SCORP CIMSA yang telah mendapat pelatihan terstandardisasi untuk melakukan aksi kemanusian seperti melakukan peninjauan kebutuhan pengungsi, menjaga pengungsi untuk tetap sehat (merencanakan program-program kesehatan di pengungsi), dan membangun serta mengusahakan tempat pengungsi yang layak.. CHRT berpedoman pada Sphere Project dan bertugas membimbing lokal CIMSA untuk memberikan bantuan kemanusiaan langsung kepada korban bencana sebagai penyalur bantuan dari CIMSA se-Indonesia.

Training N ew Hum an Rights Trainer Training New Human Rights Trainer merupakan sebuah kegiatan pelatihan bagi seluruh

84

mahasiswa kedokteran yang tertarik akan isu-isu hak asasi manusia, khususnya di bidang kesehatan. TNHRT melakukan pelatihan softskills, pengembangan minat, dan kemampuan diri, serta informasi-informasi yang membantu mahasiswa kedokteran dalam membangun jejaring peer educator di bidang kemanusiaan. TNHRT akan menghasilkan Human Rights Trainer, trainer CIMSA, khususnya SCORP CIMSA, yang akan memberikan pengetahuan mendasar tentang hak asasi manusia kepada mahasiswa kedokteran, pentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, serta memberdayakan mahasiswa kedokteran agar bertindak sebagai pendukung hak asasi manusia.

Dokumentasi Kegiatan

SCORP CAM P

85

Galaksi Tab (Galakkan Aksi Tanggap Bencana)

CIM SA’s Hum anitarian Response Team (CHRT)

86

Training New Hum an Rights Trainer (TNHRT)

87

STANDING COMMITTEE ON MEDICAL EDUCATION

Standing Committee on Medical Education adalah suatu Standing Committee yang bergerak secara khusus dan terarah dalam meningkatkan status/ kualitas pendidikan kedokteran. SCOME CIMSA merupakan forum diskusi atau dapat disebut sebagai fasilitator mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan akses dalam hal pendidikan kedokteran termasuk didalamnya pengembangan wawasan dalam isu pendidikan kedokteran dan kurikumlum pendidikan kedokteran. Sebagai mahasiwa yang langsung berhadapan dengan rutinitas selama menjalani pendidikan kedokteran sudah sepantasnya kita lebih memahami dalam hal pendidikan kedokteran.

Saat ini SCOME CIMSA memiliki representatif di 18 lokal CIMSA. SCOME CIMSA telah berkembang pesat begitu juga dengan kualitas dan kuantitas membernya.

Salah satu penunjang pengembangan member dalam hal kualitas adalah dengan memaparkan secara dini kepada setiap member mengenai segala sesuatu tentang SCOME dengan harapan dapat meningkatkan sense of belonging member SCOME CIMSA serta dapat menjalankan peran sebagai agent of change dalam hal

88

pendidikan kedokteran dan sama – sama mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat dengan terus mengembangkan sumber daya manusia sepanjang hayat sehingga

masyarakat

mendapatkan

akses

pelayanan

kedokteran

secara

komprehensif dan berkualitas.

Sejarah SCOME Pendidikan Kedokteran haruslah menjadi perhatian setiap mahasiswa kedokteran karena tidak hanya membentuk kualitas dokter di masa depan akan tetapi juga kualitas pelayanan kesehatan. IFMSA memiliki sebuah badan khusus yang ditujukan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal bagi semua mahasiswa kedokteran di seluruh dunia, Standing Committees on Medical Education (SCOME).

SCOME adalah salah satu standing committee pertama di IFMSA yang berdiri sejak awal berdirinya IFMSA yakni pada tahun 1951. Berperan sebagai forum diskusi bagi mahasiswa dalam bidang pendidikan kedokteran. SCOME menyediakan beberapa wadah dan metode untuk mendidik mahasiswa kedokteran di seluruh dunia pada berbagai masalah pendidikan kedokteran. SCOME memberdayakan mahasiswa kedokteran untuk melakukan advokasi dan menjadi bagian dari rantai pengambilan keputusan. SCOME meyakini mahasiswa kedokteran sebagai salah satu pemangku kepentingan yang penting dalam menciptakan, mengembangkan dan menerapkan sistem pendidikan kedokteran.

89

Visi Terciptanya sumber daya manusia kedokteran Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sehingga cepat tanggap dan memiliki kemampuan menghadapi setiap perubahan dalam skala lokal maupun global dengan kompetensi yang relevan.

Misi SCOME berkomitmen untuk melakukan upaya aktif mendukung mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pendidikan kedokteran yang komprehensif, termasuk usaha persiapan dalam menghadapi perubahan global.

Tujuan dan Target Menciptakan sumber daya manusia kedokteran Indonesia yang berkualitas dan berdaya saing tinggi sehingga cepat tanggap dan memiliki kemampuan menghadapi setiap perubahan dalam skala lokal maupun global dengan kompetensi yang relevan. Target SCOME adalah seluruh mahasiswa kedokteran Indonesia pada umumnya dan anggota CIMSA pada khususnya.

Komitmen SCOME CIMSA SCOME CIMSA berkomitmen untuk melakukan upaya aktif mendukung mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan pendidikan kedokteran yang komprehensif, termasuk usaha persiapan dalam menghadapi perubahan global. Hal ini berkaitan pula komitmennya dalam pengembangan pendidikan kedokteran Indonesia dengan

90

partisipasi aktif mahasiswa melalui aktivitas secara nasional dan internasional.

Sebagai

kelompok

aktivitas

mahasiswa,

SCOME

CIMSA

bertekad

untuk

mewujudkan harapan bahwa mahasiswa dipersiapkan dengan baik dalam pendidikan dengan pilihan karier dan pelayanan bidang kedokteran yang luas.

Ranah Kerja SCOME 1. Penggalakan reformasi sistem dan kurikulum pendidikan kedokteran untuk mengembangkan pendidikan kedokteran.

2. Peningkatan dukungan mahasiswa, masyarakat dan pembuat kebijakan dalam bidang

Kedokteran

dan

pemerintahan

untuk

kesadaran

akan

urgensi

pengembangan pendidikan Kedokteran 3. Penguatan jaringan pendukung dan sumber daya bagi mahasiswa Kedokteran untuk memperkuat pembentukan sumber daya manusia Kedokteran yang berkualitas.

4. Perluasan kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi mahasiswa kedokteran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia kedokteran dalam menghadapi perubahan berskala lokal maupun global.

Contoh Kegiatan

1. Hari Dokter Nasional Hari Dokter Nasional, atau yang kerap disebut dengan HDN adalah suatu kegiatan selebrasi yang diadakan setiap tahunnya oleh SCOME CIMSA pada tanggal 24 Oktober sebagai bentuk refleksi dan apresiasi atas jasa-jasa dokter di Indonesia.

91

2. Make Me Up (Make Medical Education Update) Make Me Up atau yang lebih kerap disingkat dengan MMU adalah National Meeting yang diadakan oleh SCOME CIMSA untuk membahas fokus-fokus topik yang ada di dunia pendidikan kedokteran dengan berbagai mata acara seperti grand lecture, panel discussion, small working group, SCOME session, dan project presentation.

Dokuemntasi Kegiatan

92

93

STANDING COMMITTEE ON RESEARCH EXCHANGE

Standing Committee on Research Exchange (SCORE) adalah salah satu dari 6 standing committee di CIMSA dan IFMSA. SCORE melibatkan lebih dari 75 NMO (National Membership Organization) aktif, menawarkan lebih dari 2800 proyek penelitian untuk memberikan lebih dari 1800 mahasiswa kedokteran di seluruh dunia kesempatan untuk berpartisipasi dalam program pertukaran penelitian IFMSA dan

belajar

prinsip-prinsip

dasar

penelitian

medis

seperti

studi

literatur,

pengumpulan data, penulisan ilmiah, praktikum, penelitian klinis, statistik, dan aspek etika yang terkait dengan obat.

SCORE didirikan pada tahun 1991 dengan nama SCOEE (Standing Committee on Electives Exchange). Selanjutnya, karena istilah “Electives” terlalu membingungkan, maka nama SCOEE diubah menjadi SCORE pada tahun 1998.

Misi utama SCORE adalah memberikan proyek-proyek penelitian intensif dan terfokus,

94

yang

memungkinkan

mahasiswa

kedokteran

untuk

memperluas

pengetahuan mereka tentang bidang ilmiah tertentu pilihan mereka, sekaligus mendorong pembentukan jaringan profesional dan social di luar negeri.

SCORE CIMSA Indonesia memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan SCORE NMO lain, yaitu, selain bergerak untuk menyediakan proyek-proyek penelitian yang dapat diikuti oleh mahasiswa kedokteran di seluruh dunia, tiap lokal SCORE CIMSA juga mengadakan aktivitas-aktivitas yang dapat meningkatkan kemampuan penelitian tiap membernya, sekaligus meningkatkan kesadaran di lingkungan sekitar mengenai pentingnya penelitian.

SCOREPublic (sebutan bagi member SCORE di lingkup CIMSA Indonesia) dan SCOREans (sebutan bagi member SCORE di lingkup IFMSA), memiliki kesadaran dan semangat yang tinggi untuk meningkatkan kualitas diri dalam hal penelitian

dan

meningkatkan

kesadaran

lingkungan

mengenai

pentingnya

penelitian, pun meningkatkan kesehatan masyarakat melalui aktivitas berbasis penelitian.

Misi “To offer future physicians an opportunity to experience research work and the diversity of countries all over the world. This is achieved by providing a network of locally and internationally active students that globally facilitate access to research exchange projects. Through out programming and opportunities, we aim to develop both culturally sensitive students and skilled researchers intent on shaping the world of science in the upcoming future” Tujuan SCORE 1. Menciptakan

lingkungan

yang

kondusif

bagi

mahasiswa

kedokteran

Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya terutama dalam bidang

95

penelitian.

2. Meningkatkan kualitas mahasiswa kedokteran dalam bidang penelitian sebagai bekal untuk bersaing dalam era globalisasi dan internasionalisasi di bidang kedokteran dan kesehatan.

3. Melaksanakan program pertukaran mahasiswa kedokteran dalam bidang riset kedokteran 4. Membuka mata internasional terhadap riset kedokteran di Indonesia.

Fokus Area 1. Pertukaran mahasiswa kedokteran dalam bidang penelitian 2. Project berbasis penelitian Contoh Kegiatan 1. Exchange Fair Exchange Fair merupakan proyek yang bertujuan untuk mempromosikan program exchange sekaligus memberikan informasi mengenai exchange dan membuka pendaftaran exchange kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia. Exchange Fair dilakukan serempak oleh seluruh lokal SCORE CIMSA dalam rentang waktu yang telah ditentukan. Konsep acara Exchange Fair dikembalikan kepada local masing-masing, akan tetapi harus membahas beberapa topik, yaitu: pilihan negara (NMO SCORE Active), penjelasan exchange, exchange fee & period, contact person, proses seleksi, dan persyaratan pendaftaran.

2. SGP SCORE goes Public merupakan project nasional yang wajib dilaksanakan di tiap LCRE. Melalui project ini maka anggota SCORE dapat menambah

96

pengetahuan dan melatih kemampuannya dalam bidang riset dan dapat memberikan manfaat bagi CIMSA dan masyarakat sekitar. SGP sendiri memiliki 4 level berbeda.

3. GAP Exchange Gap Exchange (Global Action Project) adalah project SCORE IFMSA yang bekerjasama dengan SCOPH. Proyek ini mengangkat tema research project NTD (Neglected Tropical Diseases), dengan tambahan training incoming oleh tutor, field work, dan public health project. Tujuan utama mengapa GAP Exchange mengambil tema NTDs, adalah karena Indonesia merupakan salah satu negara yang menjadi sarang dari NTDs, sehingga diharapkan dengan GAP Exchange ini, SCORE dapat memberikan kontribusi-nya dalam menghadapi NTDs. Kegiatan dalam GAP ini meliputi kuliah pakar, penempatan di laboratorium, pelatihan program pada masalah kesehatan, dan turun ke lapangan untuk melihat bagaimana NTD mempengaruhi masyarakat pada konsukensi klinisnya.

4. Training for Research Exchange (T-REX) T-rex atau merupakan gathering nasional SCORE CIMSA yang bertujuan untuk

memberikan

training

mengenai

Research

Exchange

sekaligus

mempertemukan dan menyatukan seluruh anggota SCORE CIMSA . T-Rex merupakan project nasional SCORE yang diadakan di salah satu lokal SCORE melalui bidding dan diadakan tiap 2 tahun sekali. Didalam T-Rex, para anggota SCORE CIMSA bakal diberi materi tentang dunia per-SCORE-an, seperti research practice di community,materi Project Hunting dan berbagai hal yang menunjang pengetahuan di SCORE.

97

Dokumentasi Kegiatan

98

STANDING COMMITTEE ON PROFESSIONAL EXCHANGE

SCOPE merupakan singkatan dari Standing Committee on Professional Exchange, bagian dari CIMSA dan IFMSA yang bekerja di bidang pertukaran mahasiswa. SCOPE membantu memfasilitasi mahasiswa kedokteran di Indonesia untuk mendapatkan kesempatan mengikuti clerkship atau kepaniteraan muda di lebih dari 136 negara di dunia yang berafiliasi dengan SCOPE IFMSA, yang kemudian disebut sebagai outgoing. Selain memfasililtasi mahasiswa kedokteran di Indonesia, SCOPE juga membantu memfasilitasi mahasiswa kedokteran dari luar negeri yang ingin mengikuti clerkship selama 1 bulan di Indonesia yang disebut incoming.

Sejarah Terbentuknya SCOPE Setelah berakhirnya Perang Dunia II, beberapa organisasi mahasiswa kedokteran berkumpul di mana pada masa itu terjadi peningkatan kesenjangan ekonomi-sosial yang menantang kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di dunia.

Pada tahun 1951, didirikan suatu organisasi yang dapat menjadi wadah bagi organisasi mahasiswa kedokteran di dunia untuk bertemu dan berbagi pengetahuan

99

yaitu, International Federation of Medical Students’ Associations (IFMSA). IFMSA terbentuk dengan salah satu tujuan meningkatkan kerja sama dan kolaborasi diantara mahasiswa kedokteran dengan meruntuhkan social barrier melalui kesempatan-kesempatan berdialog dan bertukar pengalaman di tingkat klinis.

Untuk mencapai hal tersebut dibentuklah standing committee pertama yang dapat memfasilitasi pertukaran mahasiswa kedokteran, yaitu Standing Committee of Professional Exchange atau biasa disebut SCOPE (1951).

SCOPE pada awal terbentuknya hanya memiliki delapan negara di Eropa sebagai anggota aktif. Akan tetapi saat ini SCOPE telah tumbuh menjadi salah satu program pertukaran pelajar/exchange yang dikelola oleh mahasiswa terbesar di dunia, dengan lebih dari 1,5 juta mahasiswa kedokteran dari 101 National Member Organizations (NMOs) telah berpartisipasi. Program exchange yang ditawarkan oleh SCOPE adalah sebuah pengalaman edukasional dan kultural yang berkualitas yang dikelola sepenuhnya oleh mahasiswa kedokteran dengan bantuan dari fakultas kedokteran masing-masing. Sejak tahun 2003 hingga kini, lebih dari 100.000 mahasiswa kedokteran telah mengikuti program exchange SCOPE, di 136 NMO dan 1000 Local Committees (LC) serta universitas di dunia.

Ranah Kerja SCOPE memiliki tujuan untuk menggalakkan pemahaman kebudayaan dan pembelajaran health system dimana masing-masing negara pasti mempunyai perbedaan. Kerjasama dapat dilakukan antara mahasiswa kedokteran dan tenaga kesehatan lainnya, melalui pertukaran mahasiswa secara internasional. Tujuan lainnya dari SCOPE adalah memberikan semua mahasiswa kedokteran kesempatan untuk belajar mengenai kesehatan global, dan sebagian dicapai dengan cara

100

mendapatkan akreditasi untuk program pertukaran mahasiswa oleh fakultas kedokteran di seluruh dunia.

Tujuan ini sesuai dengan profesi

dokter yang dituntut untuk selalu mengembangkan keilmuan di bidang kedokteran dengan membekali diri wawasan yang luas, mengikuti perkembangan dunia kedokteran terbaru dan memiliki pola pikir yang terbuka terhadap kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.

Diharapkan dengan mengikuti program pertukaran mahasiswa ini akan bermunculan dokter-dokter yang berwawasan luas, menguasai bidang kedokteran dengan

baik,

mampu

mengembangkan

diri,

serta

memiliki

kemampuan

berkomunikasi yang baik sehingga didapatkan dunia yang sehat.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, SCOPE yang dipimpin oleh NEO (National Exchange Officer) bersama dengan NEC (National Exchange Committee) dan LEO (Local Exchange Officer) bekerja sama untuk dapat memfasilitasi incoming dan outgoing dengan sebaik-baiknya agar incoming maupun outgoing bisa mendapatkan manfaat dari program pertukaran mahasiswa ini. Selain itu juga untuk memberikan manfaat bagi member SCOPE. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan: ● Mengirimkan NEO dan delegasi SCOPE ke IFMSA General Assembly dan APRM (Asia Pacific Regional Meeting) ● Promosi Exchange. Hal ini diharapkan dapat memberikan informasi seluasluasnya kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia mengenai program exchange SCOPE. ● Melakukan penyaringan outgoing dengan sebuah Standarisasi Seleksi Outgoing yang objektif agar didapatkan outgoing yang berkualitas.

101

● Peningkatan Academic Quality baik untuk incoming maupun outgoing dengan cara: pengaplikasian student’s handbook, learning objectives, case presentation, exchange report, dll. ● Pembekalan bagi para outgoing melalui PDT (Pre Departure Training). ● WET (Weekend Exchange Training) dan PRET (Professional and Research Exchange Training) pelatihan bagi LEO dan member untuk meningkatkan hard skill dan soft skill di bidang exchange. ● Penyelenggaraan

exchange

sesuai

dengan

SOP

dan

Panduan

Penyelenggaraan Exchange. ● Menjalin hubungan dengan pihak eksternal: ○ Pelaporan hasil exchange ke pihak dekanat ○ Audiensi

dengan

Kemenristekdikti,

organisasi

pemertintahan

Kemenparekraf

dan

IDI)

terkait untuk

(Kemenkes,

meningkatkan

legalitas SCOPE ○ Audiensi dengan pihak eksternal lain untuk mendukung pelaksanaan exchange (english institution, travel agent, kedutaan, perusahaan asuransi kesehatan, dll) ● Membuat proyek baik yang berhubungan dengan exchange dan global doctor maupun yang berkaitan dengan kemanusiaan : Cutural Night, Becoming an International Doctor, English Debate, SCOPE Share and Charity, dll.

Contoh Kegiatan 1. PRE-DEPARTURE TRAINING Merupakan

training

untuk

calon

outgoing

students

dalam

rangka

mempersiapkan para outgoing sebelum berangkat exchange. Para outgoing akan

102

mendapat materi seputar tips and tricks saat menjalani exchange, keterampilan klinis dasar, academic quality, training mengenai time management, cultural difference, dan materi penting lainnya. Selain itu, para outgoing juga akan mendiskusikan mengenai kasus yang sering terjadi saat exchange beserta pemecahannya.

2. EXCHANGE FAIR Exchange Fair merupakan salah satu proyek terbesar SCOPE yang bertujuan untuk mempromosikan program exchange sekaligus memberikan informasi mengenai exchange dan membuka pendaftaran exchange kepada seluruh mahasiswa kedokteran di Indonesia. Exchange Fair dilakukan serempak oleh seluruh lokal SCOPE CIMSA dalam rentang waktu yang telah ditentukan.

3. SOCIAL PROGRAM Proyek ini dilakukan oleh lokal SCOPE dalam 1 bulan menerima incoming.

LEO bersama member mengajak incoming mengenal budaya Indonesia sesuai daerah masing-masing dan mengenal warisan alam ataupun sejarah seperti mengunjungi tempat-tempat wisata ataupun kuliner khas di lokalnya. Proyek ini dapat dikemas dalam satu rangkaian acara di tiap akhir pekannya ataupun dengan inovasi lain disertai permainan ataupun yang lainnya.

Dokumentasi Kegiatan

103

104

105 105

ACTIVITIES IN CIMSA

CIMSA sebagai organisasi berlandaskan aktivitas memiliki fokus utama dalam pengembangan project, namun disisi lain aktivitas CIMSA yang merupakan bagian besar dari project serta CIMSA Program juga menjadi dua aspek utama dalam project development CIMSA, loh. Yuk, kita simak sama-sama!

AKTIVITAS CIMSA Saat ini, CIMSA memiliki 406 aktivitas yang tersebar di seluruh Indonesia. Apa sih yang dimaksud dengan aktivitas? Aktivitas berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan keaktifan atau salah satu kegiatan kerja yang dilaksanakan tiap bagian dalam tsuatu organisasi atau lembaga.

Suatu aktivitas CIMSA dapat digolongkan ke dalam satu atau lebih dari klasifikasi di bawah ini: a. Project Suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan dilaksanakan dalam jangka atau periode

waktu

tertentu

yang

tiap

rangkaian

acara

berkesinambungan/berkelanjutan/saling mendukung rangkaian acara lainnya dalam suatu rangkaian kegiatan tersebut serta memiliki tujuan atau hasil akhir yang

jelas.

Project

merupakan

fokus

CIMSA

aktivitasnya. Beberapa contoh dari project, antara lain:

106

dalam

mengembangkan

•

Community Development

•

Sustainable Project

b. Campaign Suatu

aktivitas

yang

mengampanyekan/menyebarluaskan

terorganisir maupun

dengan

tujuan

menumbuhkan

kesadaran

masyarakat sekitar terhadap suatu isu yang diangkat dengan tujuan dan hasil akhir yang jelas. Beberapa contoh dari campaign, antara lain: •

Youth Collaboration Toward Action

•

CIMSA Anniversary Project

c. Celebration Suatu aktivitas yang terorganisir yang bertujuan untuk merayakan/memperingati suatu isu yang sedang terjadi dengan cara mengangkat isu tersebut menjadi tema dari aktivitas yang dilaksanakan dan memiliki tujuan dan hasil akhir yang jelas. Beberapa contoh dari Celebration, antara lain: •

World Diabetes Day

•

World AIDS Day

d. Event Suatu aktivitas yang terorganisir dan terencana yang diadakan dengan mengangkat sebuah tema dan memiliki tujuan dan hasil akhir yang jelas.

Beberapa contoh dari Event, antara lain: •

Seminar

•

Workshop

107

Satu aktivitas dapat digolongkan dalam satu atau lebih dari klasifikasi aktivitas, jadi jangan bingung ya! J CIMSA memiliki beberapa tahapan dalam penyusunan aktivitas, antara lain:

Perencanaan

Pelaksanaan

Evaluasi

Dalam merencanakan suatu aktivitas, CIMSA memiliki quality control berupa form pengajuan aktivitas sehingga konsep sebuah aktivitas dapat didata dengan baik.

Selain itu dalam pelaksanaan dan evaluasinya, CIMSA akan memantau serta mengevaluasinya melalui report serta CQCA atau CIMSA Quality Control of Activities.

Nah ngomong-ngomong soal Project Development, CIMSA memiliki dua fokus dalam pelaksanaan project, yaitu Community Development-based project dan Sustainable project; a. Community Development Community development (CD) adalah proses yang dilakukan oleh anggota komunitas. Proses ini bukan hanya proses peningkatan jumlah lapangan pekerjaan, peningkatan pendapatan, peningkatan jumlah layanan kesehatan, atau bakti sosial, tetapi juga membantu komunitas menjadi lebih lebih baik dalam menghadapi perubahan atau masalahnya sendiri. b. Sustainable Project Serangkaian aktivitas yang terencana, terukur, dan berkelanjutan yang diadakan

108

untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu di mana dalam pelaksanaannya turut melibatkan berbagai aspek secara holistik yang memiliki manfaat yang berkepanjangan.

CIMSA PROGRAM Selanjutnya CIMSA Program. Kenapa ada CIMSA Program di dunia ini? Pada 5 Februari 2016, CIMSA mengeluarkan sebuah pernyataan kebijakan bahwa CIMSA berkomitmen untuk mewujudkan Sustainable Development Goals (SDGs) terutama SDGs point 3 (Good health and well-being), point 4 (Quality Education), point 5 (Gender Equality), dan point 13 (Climate Change). Salah satu bentuk dalam mendukung keempat point SDGs tersebut adalah CIMSA merealisasikan CIMSA Program, selain itu CIMSA Program juga merupakan adaptasi dari IFMSA Program.

Sebelum lebih jauh, pengertian program ialah cara yang disahkan dalam mencapai tujuan dimana melalui hal tersebut dapat dibentuk rencana yang lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam program telah dimuat berbagai aspek yang harus dijalankan atau dilaksanakan agar tujuan program dapat tercapai. Program terdiri atas Aktivitas, pengembangan kapasitas, riset, dan advokasi.

CIMSA Program sendiri merupakan kumpulan dari kegiatan/aktivitas terintegrasi yang dilakukan oleh Lokal/SCO CIMSA sebagai bentuk konkret CIMSA dalam mendukung Sustainable Development Goals yang akan dicapai pada tahun 2030. Sejauh ini CIMSA telah memiliki 7 topik CIMSA Program, yaitu: 1. Maternal Health

109

2. HIV/AIDS and Other STDs 3. Non Communicable Diseases 4. Human Rights Equality 5. Health Systems 6. Human Resources for Health 7. Environmental Sustainability Melalui 7 topik tersebut, diharapkan CIMSA Program dapat hadir sebagai bentuk upaya

CIMSA

dalam

menentukan

sejauh

mana

langkah

CIMSA

dalam

merealisasikan fokus yang CIMSA tuju dalam topik tertentu serta berfungsi sebagai sistem yang dapat memantau CIMSA dalam keberlangsungan aktivitas yang ada terkait bidang tertentu. CIMSA Program memiliki tiga tujuan utama, yaitu: 1. Mengukur impact 2. Memaksimalkan impact 3. Membuat impact Setiap topik CIMSA Program akan dibawahi oleh satu Program Coordinator yang akan bertanggung jawab langsung kepada Project Development Director, baik mengenai enrollment form, impact report, serta checklist pribadi Program Coordinator dalam melaksanakan tugasnya.

110

111 111

HUMAN RESOURCES DEVELOPMENT IN CIMSA

Ketika kami melihat kedepan keabad berikutnya, pemimpin mereka yang akan memberdayakan orang lain – Bill Gates

Apa itu Kaderisasi ?

Nah, kaderisasi itu berasal dari dua kata yaitu kader dan –isasi. Kader sendiri memiliki pengertian sebagai orang yang diharapkan memegang jabatan penting dalam pemerintahan/organisasi, sedangkan –isasi bermaknya proses. Jadi sudah jelas bahwa kaderisasi adalah rangkaian untuk mempersiapkan orang yang akan memegang jabatan di organisasi dengan harapan untuk melanjutkan roda pemerintahan/organisasi.

Komponennya sendiri ada 2 secara umum yaitu subjek kaderisasi dan objek kaderisasi. Subjek kaderisasi adalah orang yang melakukan proses kaderisasi itu sendiri dan objek kaderisasi adalah target atau mereka yang dipersiapkan Mengapa kaderisasi itu penting ?

Ibarat mesin tanpa aliran listrik, itulah pentingnya kaderisasi dalam organisasi. Selain itu ada juga yang mengibaratkan kaderisasi sebagai jantung dari suatu organisasi, jika komponen ini tidak ada maka sulit dibayangkan suatu organisasi mampu bergerak maju dan dinamis. Maka jelas kita ketahui bersama nih teman-teman

112

semua bahwa kaderisasi ini nantinya akan menciptakan embrio-embrio baru yang nantinya akan memegang tongkat estafet perjuangan dari organisasi. Karena sukses atau tidaknya dalam sebuah organisasi dapat diukur dari kesuksesan dalam proses kaderisasi yang di kembangkannya. Hmm.. kenapa bisa begitu? Karena wujud dari keberlanjutan organisasi adalah munculnya kader-kader yang memiliki kapabilitas dan komitmen terhadap dinamika organisasi untuk masa depan.

Seperti apakah kaderisasi di CIMSA ?

Hmm berbicara kaderisasi di CIMSA, tadi sudah sempat kita bahas di atas ada subjek dan ada objek. Nah kalau subjeknya adalah orang yang melakukan kaderisasi yakni Human Resources Development lokal yang dibawah supervisi EB (khususnya Vice Local Coordinator Internal) dan dibantu oleh Trainer sebagai salah satu aparat dari kaderisasi.

Nah untuk lebih memahami tahapan kaderisasi yang dilakukan CIMSA, yuk cermati tabel berikut:

113

No.

Tahapan

Yang Harus Dilakukan

Hasil Yang Diharapkan

1.

Para calon anggota tertarik untuk bergabung

mengetahui

•

lebih

dalam tentang CIMSA

Memfasilitasi

mereka Untuk di tahapan

agar

paham ini

lebih

harapannya

CIMSA calon

tentang

(mengakomodasikan

anggota

merasa

rasa

keingintahuan untuk

calon

anggota di

tertarik bergabung

CIMSA

dan

Misal mendapatkan

tersebut.

dengan mengadakan pengetahuan open house ataupun minimal

CIMSA. Selain itu

training.

•

tentang

Tidak hanya training kita

bisa

juga

saja

yang mengerahkan

dipersiapkan.

Kita trainer

juga harus memikirkan sehingga

lokal mereka

alur dari pendaftaran menjalankan hingga seleksi calon fungsinya

salah satu aparat

anggota ini •

menjaga kaderisasi.

Tetap semangat

dari

para

calon anggota dengan mengadakan kegiatan yang ada di CIMSA. Peran

senior

juga

diperlukan loh disini

114

sebagai

untuk bisa membantu menyemangati

calon

anggota 2.

Tahapan wawancara Tahapan

ini

•

fungsinya

untuk

Jangan lupa menjaga Dari

para wawancara ini kita

semangat

mengetahui motivasi dari calon

anggota itu penting mengharapkan

anggota

dan wajib hukumnya terpilihnya

tersebut

untuk

bergabung di CIMSA. Tidak hanya tapi

kita

bisa

psikologisnya

yang

Membuat

rubrik memang

memiliki

aspek

wawancara

dan motivasi

untuk

(mungkin

mekanisme

melihat juga

J •

dengan personality test)

bergabung dengan

wawancara (termasuk CIMSA menyesuaikan jadwal) dan

menempatkan

anggota di masingmasing SCO Tahapan pengesahan

Setelah

pengesahan

Pada tahapan ini calon anggota anggota,

maka

disahkan menjadi anggota CIMSA. peran

sangat yaitu

kegiatan yang menarik bersama membekali

mereka

outbond, baru

member

ini

(ada dengan skill serta nilai-

penampilan

member nilai

masing-masing

SCO untuk

tergantung bersangkutan)

115

HRD

disini

Biasanya setiap lokal mengadakan diperlukan pengesahan

lokal

calon

anggota

wawancara saja lho teman-teman,

3.

tahapan

yang

yang CIMSA. sudah

dibutuhkan

mengembangkan Materi-materi disusun

dalam

suatu

kurikulum

yang

dimiliki

CIMSA,

yaitu

Kurikulum

Kaderisasi

CIMSA atau materi-materi yang diassesment sendiri di masing-masing lokal

Selain menerapkan kurikulum kaderisasi CIMSA, maka diperlukan juga sokongan untuk mendukung tujuan kaderisasi: •

Capacity Building Capacity Building adalah suatu proses untuk melakukan sesuatu atau serangkaian kegiatan dalam melakukan perubahan multilevel pada diri individu,

kelompok-kelompok,

dan

sistem-sistem

untuk

memperkuat

kemampuan penyesuaian individu dan organisasi dalam menghadapi perubahan lingkungan yang ada.

•

Rewarding Hmm.. reward artinya ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan. Dalam konsep manajemen organisasi, reward merupakan salah satu alat untuk peningkatan motivasi anggota. Metode ini bisa meng-asosiasi-kan perbuatan dan kelakuan seseorang dengan perasaan bahagia, senang, dan biasanya akan membuat mereka melakukan suatu perbuatan yang baik secara berulang-ulang. Selain motivasi, reward juga bertujuan agar seseorang menjadi giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan prestasi yang telah dapat dicapainya.

•

116

Komunikasi

Korelasi

antara

ilmu

komunikasi

dengan

organisasi

terletak

pada

peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktorfaktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya

Trainer Kece CIMSA, apa tuh ?

Pasti udah pada tau dong trainer itu apa? Yup! Trainer adalah orang yang memberikan training atau pelatihan kepada para peserta training/trainee. Seorang trainer mampu membuat peserta training menjadi memiliki skill/keahlian sesuai dengan materi yang disampaikan. Sudah disinggung diatas kan tadi kalau trainer adalah salah satu aparat kaderisasi CIMSA. Trainer di CIMSA lumrah disebut sebagai backbone karena trainer menempati posisi yang krusial dalam pengembangan sumber manusia di CIMSA, layaknya tulang belakang yang menghantarkan impuls saraf dari otak (pengurus) menuju ekstremitas (anggota). Trainer CIMSA juga tergabung dalam suatu divisi pengembangan sumber daya manusia CIMSA atau yang kerap kali disebut Training Supporting Division (TSD) yang diketuai oleh Human Resource Development Director (HRDD) CIMSA. Training New Trainer Indonesia Kegiatan ini dilakukan setahun sekali yaitu sebelum October Meeting. Program ini akan mendapatkan sertifikasi trainer IFMSA Training New Trainer Regions Kegiatan ini dilakukan dimasing-masing region yang ada di CIMSA. Sertifikasi yang didapatkan adalah sertifikasi trainer CIMSA. Tetapi dalam pelaksanaannya tetap di

117

supervisi oleh trainer IFMSA sehingga diharapkan berkualitas sama seperti Trainer lulusan IFMSA Training New Trainer pada International Meetings Event ini dilakukan pada international meetings seperti APRM atau Sub Regional Training. Sertifikasi yang didapatkan adalah trainer

118

119 119

RESEARCH AND DEVELOPMENT IN CIMSA

A. Data, Riset, dan RSD Pengertian: a. Research: Berdasarkan Oxford Dictionaries, research didefinisikan sebagai ' The systematic investigation into and study of materials and sources in order to establish facts and reach new conclusions' yang dapat dibahasakan sebagai 'suatu teknik sistematis untuk mendapatkan pengetahuan/pemahaman baru terhadap suatu permasalahan sehingga didapatkan fakta serta kesimpulan baru yang dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah ataupun sebagai dasar pembelajaran masalah-masalah lainnya'. b. Data: Menurut KBBI data merupakan keterangan yang benar dan nyata. Data bisa didefinisikan sebagai fakta atau informasi yang biasanya digunakan untuk mengkalkulasi, menganalisis, dan merencanakan sesuatu. c. RSD: RSD merupakan tim yang dibawahi oleh RnDD dan tersebar di lokal-lokal CIMSA. RSD terdiri atas minimal 3 anggota dari tiap lokal. Alasan utama

120

dibentuknya Research Support Division adalah untuk memaksimalkan fungsi penelitian dan pengembangan CIMSA di skala lokal dengan tujuan utama untuk mewujudkan CIMSA sebagai organisasi dengan aktivitas yang berbasis data.

Hubungan Data, Riset, dan RSD

Penjelasan mengenai diagram di atas: Data merupakan suatu kumpulan informasi yang benar, nyata, dapat dipercaya, dan valid. Bila data yang diperoleh mengandung unsur-unsur tersebut maka data dapat memberikan kita petunjuk untuk mengidentifikasi masalah yang sbenernya terjadi à menganalisis keadaan yang sbenernya terjadi à menuntun kita untuk membuat keputusan dan perencanaan (action plan). Nah tentunya hal-hal ini sangat berhubungan erat dengan lingkup kerja RSD. Tugas RSD berkaitan dengan data, yaitu dimulai dari penyusunan perangkat assessmen dimana à dipakai untuk mengumpulkan data à analisis data à landasan untuk membuat keputusan. Maka dari itu data sangat berperan penting

121

dalam kelangsungan pekerjaan RSD. Lalu bagaimana suatu data itu bisa dipercaya, benar sesuai kenyataan, dan valid?

Tentunya harus melalui suatu proses yang sistematis dan dengan metode yang tepat yaitu melalui riset. Riset dilaksanakan berdasarkan data dan dilaksanakan untuk mencari data. Riset yang dilaksanakan oleh RSD merupakan riset pada seluruh aspek organisasi, dimulai dari proyek, pengembangan komunitas, internal, dan eksternal organisasi. Hasil dari riset yang dilakukan oleh RSD dijadikan sebagai bahan dasar

pertimbangan dalam menyusun keputusan dan rencana aksi

selanjutnya ataupun sebagai bahan untuk advokasi dan juga publikasi B. RSD, Fungsi RSD, dan Optimalisasi RSD a. Fungsi RSD RSD merupakan tim yang berfungsi sebagai pusat kerja riset dan statistik CIMSA. RSD bertugas untuk memaksimalkan fokus kerja dari RnDD terbagi menjadi 3 fokus kerja yaitu: •

Penelitian dan pengembangan

•

Pengawasan dan evaluasi

•

Riset

b. Struktur dan Alur Koordinasi RSD

122

Keterangan • RSD terdiri atas minimal 3 anggota per lokal dengan pembagian tugas disesuaikan dengan kebutuhan • Dalam skala lokal, RSD berada di bawah garis koordinasi VLI • Dalam skala nasional, RSD berada di bawah garis koordinasi RnDD dan RnD team • RSD memiliki konsultan di tingkat nasional yaitu RnD Team yang berhak memberikan masukan dan arahan dalam penyusunan perangkat riset • Konsultan RSD dipilih oleh RnDD dan berkoordinasi langsung dengan RnDD dalam skala nasional • RnDD memegang keputusan tertinggi mengenai struktur, fungsi, regenerasi, keanggotaan, dan kinerja RSD

123

c. Deskripsi Kerja Secara umum, RSD mengemban tugas sebagai berikut: •

Membantu terlaksananya riset dan pengembangan CIMSA skala lokal

•

Mendukung terwujudnya CIMSA sebagai organisasi yang berbasis pada data

•

Memberikan rekomendasi organisasi berdasarkan riset

•

Melakukan asesmen dalam berbagai aspek CIMSA seperti internal, eksternal, administrasi, finansial, dan sistem organisasi sesuai kebutuhan

•

Memaksimalkan segala aktivitas CIMSA yang berbasis riset dan data

•

Menghimpun data sebagai arsip dari segala aktivitas CIMSA

•

Berkoordinasi dengan VLI dalam asesmen skala lokal

•

Bertanggung jawab atas pelaksanaan CIMSA Quality Assurance dalam skala lokal

124

Tugas kerja RSD d. Alur Regenerasi Keterangan •

RSD mengalami regenerasi setiap pergantian masa kepengurusan CIMSA Nasional, yakni pasca May Meeting, namun diperbolehkan untuk regenerasi mengikuti alur lokal

•

Masa kerja RSD dalam satu periode terhitung semenjak October Meeting hingga 30 Juni tahun berikutnya

•

Anggota yang telah mengikuti pelatihan RSD awal diwajibkan untuk memenuhi first assignment RSD sesuai dengan ketentuan yang diberikan dan mengumpulkannya selambat-lambatnya 30 hari pasca pelaksanaan pelatihan RSD

125

•

Apabila terdapat kendala dalam regenerasi RSD dalam suatu lokal, maka akan dilakukan peninjauan dan penyesuaian teknis regenerasi sesuai dengan kesepakatan antara RnDD, Loco, VLI, dan RSD terkait

C. RnDC Research and Development Coordinator (RnDC) merupakan salah satu bagian dari pengembangan RSD di tingkat lokal yaitu dengan menjadikan RSD sebagai salah satu supporting division yang kedepannya diwajibkan berada di tingkat lokal. Adapun RnDC bertindak sebagai koordinator dari RSD yang ada di lokal dan menjadi officials lokal dalam statusnya.

Berhubungan dengan status tersebut oleh karena itu RnDC secara legal harus ada dalam Konstitusi dan Statuta (KS) lokal sebagai officials mandiri yang berada pada bidang internal dibawah VLI. Penentuan RnDC ini tidak seperti officials lainnya yang digagas oleh lokal, tetapi harus direkomendasikan oleh nasional dalam hal ini RnDD atas kinerja RSD, dan juga penilaian nasional terhadap kestabilan lokal tersebut. Selain itu syarat adanya RSD yang telah mencapai tahapan advance terhadap materi-materi RSD menjadi wajib untuk diadakannya RnDC.

126

127 127

EXTERNAL IN CIMSA

Eksternal merupakan salah satu aspek dalam pergerakan CIMSA. Eksternal merupakan katalisator untuk CIMSA mencapai visi, misi, serta tujuan agar selalu Empowering Medical Students, Improving Nation’s Health. Eksternal juga berperan sebagai pelengkap, pendukung, dan wajah CIMSA. Eksternal dituntut agar selalu memperlihatkan kondisi CIMSA yang baik dan prima. Tim Eksternal CIMSA Nasional terdiri dari Vice President for External Affairs (VPE), Media and Communication Director (MCD), Marketing Campaign and Advocacy Director (MCAD), Alumni Director (AD), Liaison Officer to Government Organizations (LO GO), Liaison Officer to Non-Government Organizations (LO NGO), Liaison Officer to Students Organizations (LO SO), dan Liaison Officer to United Nations Agencies (LO UNA).

Tim eksternal bertugas untuk mendukung kegiatan-kegiatan CIMSA melalui kerja sama dengan berbagai pihak eksternal; mempromosikan CIMSA melalui media online, media cetak, dan media promosi lainnya menggunakan bahasa Indonesia maupun Inggris; dan mendukung proses pemasaran CIMSA dengan pengadaan perangkat-perangkat marketing yang dapat digunakan oleh nasional dan lokal.

Bagian ini akan mejelaskan semua bagian dari eksternal CIMSA. Salah satu ranah eksternal adalah ekspansi lokal CIMSA. Hingga tahun 2017, CIMSA sudah tersebar pada 23 Universitas di Indonesia. Namun, CIMSA dituntut untuk terus menyebarkan manfaatnya ke universitas-universitas lain agar dapat mencakup skala yang lebih luas lagi dalam meningkatkan kesehatan Indonesia. Diperlukan adanya ekspansi dalam mencapai misi tersebut, ekspansi adalah usaha untuk membangun lokal CIMSA pada universitas yang belum memiliki CIMSA. Proses ini melalui serangkaian

128

aktivitas dan syarat administrasi hingga akhirnya calon lokal CIMSA diresmikan sebagai lokal observer yang kemudian harus menjalankan masa probasi selama minimal satu tahun dan diharapkan dapat menjalankan tugas-tugas yang terbagi menjadi tiga periode hingga akhirnya dapat disahkan menjadi lokal CIMSA.

Ekspansi merupakan tanggung jawab Vice President for External Affairs CIMSA. Kenyataannya, memperluas CIMSA guna memberdayakan lebih banyak mahasiswa kedokteran adalah tanggung jawab seluruh CIMSA. Dibutuhkan sinergi dari lokal untuk bersama menggapai lokal yang tidak bisa dijangkau langsung oleh VPE ataupun Officials Nasional lain.

129

ALUMNI IN CIMSA

- Alumni Director merupakan supporting division yang mempunyai kapasitas teknis khusus untuk membantu CIMSA dalam memenuhi kebutuhan organisasi di bidang tertentu yakni melalui koordinasi dan menjaga hubungan dengan alumni.

- Alumni CIMSA adalah anggota CIMSA yang telah mendapatkan gelar dokter selama lebih dari 6 bulan.

- Alumni CIMSA adalah anggota CIMSA yang sebelumnya menjadi anggota dari salah satu Standing Committee.

Alur Kerja Alumni Director/Koordinator Alumni lokal dengan Alumni Director Nasional 1.

Koordinasi dengan Alumni Director Nasional melalui laporan tertulis per

periode terkait keadaan alumni lokal, yang akan dipaparkan di Chat Meeting yang difasilitasi oleh Alumni Director Nasional dan diikuti oleh semua Alumni Director/Koordinator Alumni lokal.

2.

Koordinasi dengan Alumni Director Nasional kapan pun dirasakan perlu.

3.

Menerima feedback dari Alumni Director Nasional untuk setiap laporan tertulis

per periodenya.

130

MEDIA AND COMMUNICATION IN CIMSA

Sebagai MCC (Media and Communications Coordinator), memastikan kelancaran komunikasi dan pertukaran media informasi dengan pihak luar maupun sesama anggota CIMSA sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan program-program kerja CIMSA di tahap lokal. Sehingga untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan media yang dapat memfasilitasi hubungan antara anggota CIMSA lokal dan pihak di luar CIMSA lokal untuk meningkatkan kerjasama, demi kepentingan masyarakat dan juga memberikan citra profesional CIMSA lokal di hadapan nasional dan pihak eksternal. Oleh sebab itu, peran media CIMSA lokal sebagai wajah dari organisasi dan juga dan sarana komunikasi baik ke dalam maupun ke luar CIMSA lokal membutuhkan pengelolaan yang terstruktur dengan baik dari setiap tahapannya dan melibatkan seluruh elemen CIMSA lokal dalam mewujudkan media yang efektif, efisien dan berkualitas.

Alur Kerja MCC lokal dengan MCD Nasional 1. Koordinasi dengan MCD Nasional melalui laporan tertulis perperiode terkait keadaan alumni lokal yang akan dipaparkan di Chat Meeting yang difasilitasi oleh MCD nasional dan diikuti oleh semua MCC lokal dan SCO 2. Koordinasi dengan MCD Nasional kapanpun disaat perlu 3. Menerima feedback dari MCD Nasional untuk laporan tertulis per periodenya.

131

MARKETING, CAMPAIGN, AND ADVOCACY IN CIMSA

Marketing, Campaign, & Advocacy Marketing, Campaign, dan Advocacy adalah 3 kegiatan yang berkaitan dengan ranah eksternal dimana di CIMSA, ketiga bidang ini dimonitori oleh Marketing, Campaign, and Advocacy Director.

Marketing, Campaign, and Advocacy Director adalah seorang officials atau pengurus CIMSA yang memiliki status sebagai Supporting Division yang berada di bawah koordinasi atau naungan Vice President for External Affairs (VPE). MCAD berperan sebagai Marketing Headquarter, Campaign Headquarter, Advocacy Headquarter, dan juga MCA Team Leader.

Apa yang dimaksud dengan Marketing, Campaign, dan Advocacy?

Marketing Marketing adalah suatu kegiatan memperkenalkan dan mengomunikasikan nilai sebuah produk atau jasa melalui suatu rencana strategis dengan tujuan memasarkan produk dan jasa tersebut.

Campaign Campaign merupakan suatu aktivitas yang terorganisasi dengan tujuan

132

mengampanyekan, menyebarluaskan, maupun menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap suatu isu dengan tujuan dan hasil akhir yang jelas.

Advocacy Advocacy didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang terorganisasi oleh individu maupun sekelompok orang yang bertujuan untuk mempengaruhi pengampilan keputusan maupun kebijakan. Orang yang melakukan advocacy disebut sebagai advocate.

A. MARKETING CIMSA Marketing CIMSA adalah kegiatan untuk mengomunikasikan nilai-nilai yang ada dalam CIMSA dan menganggap CIMSA sebagai produk yang memiliki value di mata eksternal. Marketing dapat dilakukan dalam bentuk pencarian kerjasama kolaborasi baru dengan organisasi lain, pencarian sponsorship, kerjasama media partner, kerjasama member card benefit, dan lain-lain.

LANGKAH-LANGKAH MARKETING CIMSA 1. Brand. Membangun citra atau brand CIMSA. Dalam hal ini, brand dapat dibentuk melalui visual CIMSA yang dapat dikenal dengan mudah oleh partner eksternal, member behavior dari CIMSA, dan me-repackage serta mengomunikasikan aktivitas-aktivitas dan nilai-nilai CIMSA dengan bahasa dan visual yang menarik ke pihak eksternal. Selain itu, profesionalitas CIMSA dan bagaimana CIMSA bekerja juga akan berpengaruh dalam membentuk citra organisasi.

2. Research. Sebelum melaksanakan kegiatan marketing, terlebih dahulu kita harus melakukan penilaian baik pada internal CIMSA maupun target

133

eksternal. Penilaian internal adalah mengenai kebutuhan internal akan adanya kerjasama baru, hal-hal yang dapat menjadi nilai jual CIMSA dan kapasitas internal apabila terdapat kerjasama baru. Penilaian eksternal adalah menilai gambaran besar target eksternal, fokus dan kegiatan, dan apakah sejalan atau ada persamaan dengan visi misi dan fokus CIMSA. 3. Prepare. Saat melakukan pertemuan atau audiensi, pastikan membawa kit marketing lengkap sesuai kebutuhan, seperti Organization Profile, Aorta, proposal kerjasama, kartu nama, dan slide presentasi. Pada waktu ini, kita harus fokus pada nilai yang bisa CIMSA tonjolkan serta harus profesional dalam mengomunikasikan tujuan kita. Biasanya, CIMSA menonjolkan pada bagian aktivitas, fokus organisasi, serta membernya. Jangan lupa, untuk menjaga profesionalitas, gunakanlah pakaian yang profesional seperti kemeja kerja CIMSA. 4. Benefit. Untuk menjalin kerjasama dalam skala besar dan krusial, sangat direkomendasikan untuk membuat MoU (Memorandum of Understanding) maupun bentuk perjanjian kerjasama lainnya. Dalam marketing, kita tetap harus memprioritaskan aspek kualitas, yakni hubungan yang baik antara kedua belah pihak, sama-sama menguntungkan dan dapat dipertahankan dengan baik (sustainable). Sehingga isi dari MoU harus dicermati, dipelajari, dan juga disetujui oleh pengurus CIMSA khususnya presiden atau local coordinator.

5. Evaluasi. Setelah melakukan marketing, lakukanlah evaluasi SWOT secara rutin mengenai kualitas marketing/hubungan kerjasama dengan partner eksternal. Bisa melalui diskusi, kuisioner, ataupun cara lainnya.

134

Contoh kegiatan marketing CIMSA: -

Pemasaran CIMSA dalam melakukan kerjasama dengan Government Organizations,

Non-Government

Organizations,

Student/Youth

Organizations, dan United Nations’ Agencies -

Kerjasama dengan Media Partner

-

Kerjasama member card benefit

B. CAMPAIGN CIMSA Campaign CIMSA merupakan bagian dari activities dalam CIMSA Program.

Campaign dapat dibilang sebagai “jantung”-nya CIMSA dikarenakan banyak aktivitas CIMSA yang pada intinya bersifat sebagai campaign.

LANGKAH-LANGKAH CAMPAIGN CIMSA 1. Buatlah campaign calendar berisi campaign-campaign setahun ke depan.

Campaign calendar juga dapat diperbarui per periode. Dalam membuat campaign calendar ini, tulislah campaign-campaign yang menjadi prioritas dengan melakukan diskusi bersama SDM terkait. Lebih baik membuat hari-hari campaign yang tidak terlalu berdekatan agar campaign yang dilakukan lebih efektif dan masif.

2. Koordinasikan

dan

persiapkan

campaign

dengan

baik.

Lakukan

manajemen SDM yang terlibat dalam campaign, dan buatlah campaign toolkit serta persiapkan campaign materials. Lakukan research yang mendalam mengenai campaign yang akan dilaksanakan, urgensinya, pesan yang akan disampaikan, dan mengapa orang lain harus mengikuti

135

campaign tersebut.

3. Dalam campaign toolkit, tuliskan latar belakang secara padat dan jelas, tujuan diadakannya campaign, dan pesan inti yang ingin disampaikan.

Tuliskan pula timeline dari campaign serta identifikasi target sasaran campaign.

4. Inovatif, kreatif, ekeftif, masif, dan inspiratif. Dalam menyampaikan suatu pesan campaign, buatlah strategi campaign yang unik dan dapat menggerakkan orang untuk mengikuti campaign yang kita lakukan.

Gunakan metode-metode baru agar campaign tidak monoton, tetapi tetap fokus pada tujuan utama campaign untuk membuat target audience mengenali isu, antusias dalam mempelajari isu tersebut, dan dapat tergerak untuk ikut mengampanyekan isu tersebut. Pembuatan strategi campaign juga harus up-to-date dengan perkembangan teknologi juga media sosial yang sedang hits pada zamannya agar dapat mencapai target yang diinginkan dan pesan dapat tersampaikan.

5. Setelah konsep dan strategi campaign jelas, pilih media yang akan dipilih apakah ground campaign atau air campaign. Pikirkan pula media sosial yang cocok sesuai target sasaran.

6. Evaluasi. Setalah melakukan campaign, evaluasilah campaign yang dilaksanakan. Dapat digunakan metode diskusi, kuisioner, ataupun cara lainnya dalam mengevaluasi. Selain evaluasi, sebaiknya dibuat pula artikel campaign report sebagai data arsip.

136

Contoh campaign CIMSA: -

World AIDS Day

-

World Diabetes Day

-

Human Rights Day

-

National Doctor Day

-

World Health Day

-

National Health Day

-

Antibiotic Awareness Week

C. ADVOCACY CIMSA Advocacy CIMSA bersifat community-based advocacy dan berbasis research dengan menggunakan pendekatan top-down. Peran CIMSA adalah sebagai advocate yang bertindak dengan cara memberdayakan (empower), memediasi (mediate), serta membangun relasi (network).

Salah satu kegiatan advokasi CIMSA adalah pembuatan policy statement.

Policy Statement CIMSA adalah sebuah pernyataan yang menunjukkan concern dan komitmen CIMSA terhadap suatu isu kesehatan strategis yang membutuhkan aksi nyata dari mahasiswa kedokteran dan/atau isu kesehatan yang mendorong mahasiswa kedokteran agar orang lain ikut mengambil tindakan terhadapnya. Policy Statement CIMSA dapat dikeluarkan oleh CIMSA Nasional maupun Standing Committee CIMSA Indonesia.

137

Seperti apa gambaran kegiatan advokasi CIMSA? • Community-based Advocacy Community-based advocacy artinya sebuah upaya advokasi yang dilakukan

oleh

kelompok

masyarakat

tertentu.

Community-based

advocacy juga termasuk membuat program dan pelayanan, membangun sebuah kerjasama, serta mengubah kebijakan atau hukum.

• Top to Down Approach Pendekatan top to down kepada masyarakat artinya identifikasi kebutuhan, tujuan, dan target advocacy suatu kelompok masyarakat ditentukan oleh pihak yang tidak termasuk di dalamnya.

• Empowerment Advocacy Pengertian empowerment disini artinya membantu masyarakat untuk melihat

bahwa

mereka

mempunyai

hak

dan

kemampuan

untuk

menemukan solusi terhadap masalahnya sendiri serta mempunyai kekuatan dan kemampuan berbicara untuk diri mereka sendiri TIPS DAN TRIK ADVOKASI DI LOKAL CIMSA ▪

Comprehensive assessment o Sebelum

melakukan

advokasi,

perlu

dilakukan

asesmen

yang

mendalam tentang isu yang akan di angkat di ranah lokal dan target sasaran yang akan dijadikan target advokasi. Kita harus memastikan bahwa isu yang diangkat benar-benar memiliki urgensi dan dibutuhkan oleh masyarakat

138

▪

Coordination and collaboration o Koordinasi

bersama research support division dapat dijalankan

terutama dalam hal pengumpulan data-data yang menjadi bukti yang relevan dan memperkuat strategi advokasi. Selain itu, koordinasi juga dapat dilakukan dalam assessment post project untuk mengukur dampak aktivitas dan advokasi yang telah dilakukan o Koordinasi bersama project coordinator terutama dalam merancang

konsep dan implementasi aktivitas o Koordinasi bersama community development coordinator dalam

merangkul dan meng-engage masyarakat lokal, serta stakeholder setempat yang menjadi sasaran advokasi o Advokasi adalah bagian integral dari program, dimana advokasi dapat

menjadi langkah yang diambil setelah melakukan asesmen dan rangkaian aktivitas. Dengan adanya advokasi, maka kegiatan dan aktivitas yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai bahan untuk mempengaruhi kebijakan dalam level komunitas ▪

Packaging and reporting o Setelah melakukan koordinasi dalam pre dan pelaksanaan aktivitas, hal

penting yang harus dilakukan adalah pengemasan laporan project.

Pengemasan ini dibuat semenarik mungkin, sederhana, tetapi dapat menggambarkan poin-poin penting assessment dan activities yang telah dilakukan. Kita harus mengatur strategi pengemasan sesuai target sasaran. Laporan projek ini sangat penting, karena dapat

139

menjadi bahan utama advokasi mengenai hasil dari aktivitas yang sudah

dilakukan

dalam

mempengaruhi

kebijakan

dalam

level

komunitas (contoh: laporan aktivitas CIMSA pada Desa X untuk mempengaruhi kebijakan di Desa X).

▪

Evaluation and improvement o Setelah

melakukan serangkaian project hingga advokasi, perlu

dilakukan evaluasi baik rangkaian itu sendiri atau dapat dibandingkan dengan rangkaian advokasi lain yang telah kita lakukan. Dengan adanya evaluasi, kita menjadi tahu titik kekurangan dan kelemahan sebagai bahan untuk melakukan advokasi yang lebih baik ke depannya. Diharapkan, di akhir kegiatan ini, komunitas yang sudah diempower oleh CIMSA dapat menjalankan advokasi sendiri untuk memperjuangkan kebutuhan komunitas tersebut

140

LIAISON OFFICER IN CIMSA

Liaison Officer adalah penghubung CIMSA yang dirancang untuk melakukan tugas tertentu yang penting secara permanen dalam kaitan hubungan CIMSA dengan pihak luar organisasi yang diaanggap perlu.

A. Liaison Officer to Government Organizations Apa itu Liaison Officer dan Government Organizations?

Government Organization merupakan lembaga/organisasi yang ada dibawah kepemerintahan di Indonesia. Organisasi dibawah kepemerintahan dapat berupa kementerian maupun sekolah juga dinas-dinas di tiap daerah.

Apa saja bentuk kerjasama yang dapat terjalin dengan organisasi pemerintah?

141

Banyak sekali bentuk kerjasama yang dapat terjalin, baik itu berupa kerjasama dalam segi materi publikasi campaign, pembicara, surat rekomendasi untuk dinas kesehatan, dan masih banyak lagi. Bentuk kerjasama yang dihasilkan disesuaikan dengan hasil yang disepakati kedua belah pihak. Jadi semua bergantung dari segi kebutuhan dan Apa saja organisasi pemerintah yang pernah terlibat dengan CIMSA? CIMSA pernah menjalin hubungan dengan beberapa organisasi baik dalam kebutuhan materi infografis, penyelenggaraan campaign bersama, pembicara, dan lain lain, yaitu : Sederajat Nasional : a) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia b) Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti RI) c) Kementrian Praiwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf RI) d) Badan Perencanaan dan Pembangunan nasional (Bappenas) e) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) f) Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora RI) g) Komisi Penanggulangan Aids Nasional (KPAN) h) Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) i)

BKKBN

j)

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA)

Pemerintah Daerah : a) Dinas Kesehatan b) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

142

c) Dinas Pendidikan d) Dinas Pariwisata Tips and Trick menghubungi pihak Organisasi Pemerintah !

1) Pastikan menghubungi bagian yang sesuai agar lebih mudah dalam memproses, caranya: cek terlebih dahulu struktur dinas yang bersangkutan dan deskripsi tugasnya jika ada. Jadi akan lebih mudah dalam menentukan target yang akan dihubungi, tidak hanya dating ke bagian Dinas tersebut tanpa tau bagian atau subdit yang dituju. J 2) Menghubungi pihan GO hanya dilakukan pada hari kerja : Senin-Jumat, 08.00-17.00.

3) Sabar! Karena sistem birokrasi kepemerintahan butuh waktu dalam merespon setiap hal-hal ektsernal.

4) Dalam follow up setiap hal dengan organisasi kepemerintahan dapat dilakukan 2 hari sekali atau sesuai dengan tanggal yang dijanjikan oleh organisasi kepemerintahan tersebut. Good luck!

B. Liaison Officer to Non Government Organizations Non Government Organization (NGO) merupakan sebuah organisasi yang didirikan oleh

perorangan

memberikan

ataupun

pelayanan

sekelompok

kepada

orang

masyarakat

yang

umum

secara tanpa

sukarela

yang

bertujuan

untuk

memperoleh keuntungan dari kegiatannya. Sama seperti CIMSA, NGO juga bersifat non-profit. Di Indonesia sendiri sangat umum NGO sebagai LSM (Lembawa Swadaya Masyarakat).

NGO merupakan target eksternal CIMSA yang cukup mudah ditemui terutama di

143

lokal lokal CIMSA mulai dari berbagai bidang seperti kesehatan, hukum, lingkungan, dan lain lain. Potensi kerjasama CIMSA tidak terbatas hanya pada lingkup kesehatan saja. NGO merupakan partner eksternal yang cukup fleksibel untuk mencakup seluruh aspek untuk mendukung visi misi CIMSA. Dalam implementasinya, CIMSA Nasional memfasilitasi lokal lokal CIMSA untuk berhubungan maupun bekerjasama dengan partner NGO skala nasional yang sudah bekerjasama dengan CIMSA. Selain itu, lokal lokal CIMSA juga bisa menggali potensi potensi kerjasama dengan NGO lokal dengan bantuan dari LO NGO CIMSA Nasional maupun secara mandiri.

CIMSA Nasional sudah cukup banyak menjalin kerjasama dengan NGO partner di skala nasional. Beberapa diantaranya adalah CISDI, Persadia, MSF, IBU Foundation, ACT (Aksi Cepat Tanggap), Konsil LSM, YKP (Yayasan Kesehatan Perempuan), dan masih banyak potensi potensi NGO lain yang bisa diapproach untuk kerjasama.

C. Liaison Officer to Student Organization Student

Organization

adalah

lembaga/organisasi

yang

masih

berbasis

akademis/pendidikan yang mana Pemimpin dan anggotanya merupakan mahasiswa Youth Organization adalah suatu organisasi yang bersifat independent, berbasis kepemudaan, tidak terikat akademisi dengan rentang usia 16-30 tahun (WHO).

CIMSA yang dalam kesehariannya merupakan Student Organization yang merangkap Youth Organization juga melakukan kerjasama dengan pihak SO dan YO lainnya untuk mewujudkan visi CIMSA. SO dan YO merupakan target kerjasama yang tidak sulit untuk menjalin kerjasama, dalam konunikasi lebih diuntungkan karena perbedaan usia yang tidak cukup jauh,

144

jiwa mahasiswa dan pemuda yang semangat untuk berorganisasi dan tentunya sumberdaya manusia yang luar biasa, dan tentunya disetiap daerah diIndonesia mempunya SO dan YO dengan ciri khas masing masing.

Student

Organization

yang

sudah

bekerjasama

dengan

CIMSA

seperti

dengan

CIMSA

seperti

pemerintah

yang

AMSA,ISMKI,ILMAGI,ISMAFARSI,ALSA dan sebagainya.

Youth

Organization

yang

sudah

bekerjasama

AISEC,GIDKP,SInergi Muda,UN SDSN Youth dan sebagainya.

D. Liaison Officer to United Nations Agencies United

Nations

Agencies

adalah

organisasi

antar

mengkoordinasikan pekerjaan mereka melalui United Nations atau Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). UN Agencies adalah organisasi independen yang memiliki keanggotaan, kepemimpinan, dan anggaran sendiri. Sebagian besar dana mereka berasal dari kontribusi sukarela dari pemerintah, institusi, dan individu. Selain program kerja UN Agencies berdasarkan UN Charter dan agenda PBB, mereka juga berkolaborasi dengan pemerintah nasional untuk memperbaiki pembangunan negara.

UNITED NATIONS AGENCIES APA SAJA YANG SUDAH BERKERJASAMA DENGAN CIMSA?

145

WHO

(World

Health

Organization)

adalah

organisasi antar pemerintah yang bergerak di bidang kesehatan dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). WHO di dirikan pada tanggal 7 Mei 1948, yang sekarang di ketaui sebagai “World Health Day”.

WHO

mengarahkan

dan

mengkoordinasikan

kesehatan internasional dalam sistem PBB melalui: •

Memberikan kepemimpinan pada hal-hal yang penting bagi kesehatan dan terlibat dalam kemitraan

di

mana

tindakan

bersama

diperlukan; •

Membentuk

agenda

penelitian

dan

merangsang

generasi,

terjemahan

dan

diseminasi pengetahuan yang berharga •

Menetapkan norma dan standar dan promosi dan memantau pelaksanaannya;

•

Mengartikulasikan pilihan kebijakan berbasis etika dan bukti;

•

Memberikan dukungan teknis, mengkatalisasi perubahan,

dan

membangun

kapasitas

kelembagaan yang berkelanjutan; •

Memantau

situasi

kesehatan tren.

146

kesehatan

dan

menilai

UNFPA sudah ada di Indonesia sejak tahun 1972 dan memiliki tagline ”Deliver a world where pregnancy is wanted, every child birth is safe, and every young person’s potential is fulfilled”.

UNFPA memiliki hubungan yang sangat dekat dengan

pemerintah

Indonesia,

mengingat

Indonesia mendapatkan peringkat ke-4 negara terpadat di dunia, sehingga populasi adalah target utama dari UNFPA. Salah satu upaya kolaborasi UNFPA dan pemerintah Indonesia dalam berkolaborasi adalah dengan dibuatnya “The 2016-2020 Ninth Country Program (CP9) between the Government of Indonesia and UNFPA”

dimana

mencakup

banyak

aspek

permasalahan,, salah satunya kesehatan remaja.

UNFPA adalah salah satu UN Agency yang youth friendly, hal ini terlihat dari banyaknya acara yang menggaet organisasi pemuda dalam menjawab permasalahan di banyak bidang supaya hasil opini mereka dapat dijadikan acuan untuk membuat program bersama dengan pemerintah Indonesia.

147

UNAIDS adalah salah satu UN Agency yang unik, dalam

artian

merupakan

joint

action

dari

beberapa UN Agencies untuk melawan epidemic HIV/AIDS, dimana UN Agencies tersebut adalah WHO, UNFPA, UNICEF, dan UNDP. UNAIDS secara umum banyak berkiprah di bidang research mengenai angka HIV dan advokasi mengenai akses kesehatan untuk mendapatkan ARV (Antiretroviral) therapy bagi ODHA. UNAIDS juga memimpin

perayaan

World

AIDS

Day

tiap

tahunnya supaya key message-nya seragam di seluruh dunia. Sebelum tahu 2016, UNAIDS selalu mengusung istilah “Getting to Zero”, yakni untuk mengurangi

stigma

masyarakat

mengenai

HIV/AIDS dan mengedukasi masyarakat mengenai pengetahuan prevemsi HIV/AIDS, namun kini, UNAIDS setiap

mengusung masyrakat

melakukan

tes

tema

tidak HIV

dan

90-90-90

perlu

dimana

takut

untuk

masyarakat

harus

mendapatkan akses terapi ARV. Di Indonesia sendiri

UNAIDS

mempunyai

campaign

#SayaBerani untuk meluluhkan stigma terhadap HIV/AIDS.

148

Sesuai dengan namanya, UNICEF memiliki ranah kerja di bidang anak anak, mulai dari aspek kesehatan,

pendidikan,

kesejahteraan,

akses

terhadap HAM, dan masih banyak lagi. Di Indonesia, kantor UNICEF tersebar di lima kota, antara lain Banda Aceh, Makassar, Kupang, Surabaya, dan Papua. Alasan mengapa kantor UNICEF tersebar di beberapa cakupan wilayah di Indonesia adalah karena masalah anak anak di wilayah tersebut beranekaragam, contohnya, di NTT hampir 46% anak anak mengalami stunted sedangkan

di

Papua,

angka

kematian

anak

dibawah lima tahun tergolong cukup tinggi.

Di tahun 2015, UNICEF baru saja merilis “UReport” yang merupakan media untuk menggaet suara anak muda dalam rangka mensukseskan Sustainable Development Goals. Banyak partner dari organisasi-organisasi yang digaet, supaya bisa mendapatkan lebih banyak input dan dapat diadvokasikan ke pemerintah.

149

Apa saja united nations agencies lainnya?

Kesempatan apa saja yang terbuka melalui united nations agencies?

•

Global internship opportunities

•

United nations conferences and global forums

•

World health organization meetings

150

151 151

FINANCE IN CIMSA

FINANCE TEAM LOKAL Terdapat 2 komponen finance team pada lokal 1. Treasurer: Merupakan bagian dari EB lokal, pengambil keputusan tertinggi finance lingkup lokal. Bertugas untuk mengelola administrasi keuangan.

2. Fundraising and Merchandise Director / Coordinator (FNMD / FNMC): Berkoordinasi langsung dengan Treasurer lokal,, bertugas untuk pencarian dana lokal dalam bentuk kerjasama dengan pihak eksternal maupun memproduksi dan mendistribusikan merchandise.

HAK DAN KEWAJIBAN 1. Treasurer a. Hak i. Bersama dengan EB lokal menyusun anggaran pendapatan dan belanja lokal ii. Berkoordinasi dengan EB lokal dalam hal keuangan iii. Memberikan keputusan tertinggi dari sisi finansial iv. Mendapatkan pelatihan keuangan dan akuntansi dasar v. Melakukan kontrol dan evaluasi terhadap seluruh aktivitas keuangan lokal agar sesuai dengan anggaran yang telah dibuat b. Kewajiban i. Mendokumentasikan

seluruh

transaksi

keuangan,

baik

pemasukan maupun pengeluaran, dalam laporan keuangan kepada Vice President for Finance, Bendahara CIMSA, dan

152

Local Coordinator setiap bulannya ii. Mengarsipkan semua financial records iii. Bertanggung jawab terhadap pemakaian rekening bank lokal iv. Membayar seluruh tagihan yang diwajibkan nasional kepada lokal v. Berkoordinasi dengan FNMD lokal membuat strategi untuk menambah pemasukan lokal vi. Berkoordinasi dengan seluruh Treasurer SCO lokal mengenai keuangan aktivitas lokal 2. Fundraising and Merchandise Director / Coordinator (FNMD / FNMC): a. Hak i. Bersama

dengan

Treasurer

lokal

menyusun

rencana

pendapatan lokal ii. Mengatur sepenuhnya strategi pendapatan lokal iii. Mendapatkan pelatihan keuangan dan dasar penggalangan dana iv. Memiliki tim di lokal untuk melakukan program kerja FNMD b. Kewajiban i. Membuat merchandise khas lokal untuk dijual ii. Mempromosikan merchandise nasional kepada member di lokal iii. Mencari pihak eksternal yang bisa diajak kerjasama dengan lokal untuk pendanaan mandiri / fundraising iv. Mengatur strategi dana usaha harian untuk menunjang aktivitas lokal v. Berkoordinasi dengan Treasurer lokal mengenai pemasukan keuangan dan laporan laba rugi hasil penjualan

153

ALUR KOORDINASI

154

Treasurer lokal dan FNMD lokal memiliki koordinasi vertikal dengan Vice President for Finance Untuk jabatan spesifik, Treasurer lokal berkoordinasi dengan Treasurer Nasional, serta FNMD lokal berkoordinasi dengan Fundraising Director dan Merchandise Director

FINANCIAL M ANAGEM ENT IN CIM SA

A. Laporan Keuangan 1. Laporan Aktivitas Keuangan a. Laporan Aktivitas Keuangan Terintegrasi Laporan aktivitas keuangan terintegrasi merupakan laporan keuangan dengan sistem keuangan terpusat yang mencakup laporan keuangan kas lokal CIMSA dan laporan keuangan SCO lokal CIMSA dengan menggunakan format baku excel Finance CIMSA Nasional

155

b. Laporan Aktivitas Keuangan Laporan aktivitas keuangan CIMSA lokal merupakan laporan yang diupdate setiap transaksi keuangan secara online yang mencakup pemasukan, pengeluaran dan saldo akhir dari lokal/ SCO tersebut secara detail dengan menggunakan format baku excel Finance CIMSA Nasional.

c. Laporan Keuangan Periode Laporan keuangan periode merupakan laporan keuangan yang dibuat setiap akhir periode yang berisi rangkuman dari saldo akhir setiap bulannya dan disertai grafik keuangan menggunakan excel dengan format baku Finance CIMSA Nasional yang bertujuan untuk dapat melihat pergerakan aktivitas keuangan lokal/ SCO tersebut.

156

B. Tatacara Pengisian Laporan Keuangan

1. Number : Nomor transaksi 2. Date/ Month/ Year : Merupakan waktu ketika melakukan transaksi keuangan tersebut 3. Payment Details : Keterangan aktivitas keuangan yang dilakukan baik dengan pihak internal atau pun eksternal seperti bank ( biaya transaksi beda bank, jasa/ giro bunga, biaya administrasi dan pajak bank lainnya)

157

4. Remitter : Nama pihak yang mengirimkan/ memberikan uang 5. Beneficiary : Nama pihak yang menerima uang 6. Mutasi Bank : Transaksi keuangan yang dilakukan melalui bank (transfer) Kredit : Uang yang masuk kedalam rekening Debit : Uang yang keluar dari rekening 7. Mutasi Kas : Transaksi Keuangan yang dilakukan secara tunai (kas) Kredit : Uang yang keluar dari kas Debit : Uang yang masuk kedalam kas 8. Saldo : Jumlah akhir uang setelah melakukan transaksi 9. Tabel SCO :

transaksi topup/ refund dari setiap SCO (untuk laporan

keuangan terintegrasi yang menggunakan sistem keuangan terpusat)

C. Intergrated Financial System Integrated Financial System (IFS) atau Sistem keuangan terpusat merupakan sistem keuangan yang digunakan oleh CIMSA Nasional maupun lokal dengan metode central budgeting. IFS merupakan sistem keuangan dimana semua uang terkumpul didalalm satu rekening dengan pembukuan yang berbeda. Didalam pelaksanaan IFS, semua aktivitas keuangan baik lokal ataupun SCO dilakukan sesuai dengan anggaran yang telah dibuat dan disetujui

diawal

kepengurusan.

Treasurer

lokal

memiliki

hak

dalam

mengontrol semua aktivitas keuangan CIMSA lokal maupun SCO. Treasurer memiliki hak dalam mengelola pembukuan khusus untuk IFS yang disebut dengan Laporan Keuangan Terintegrasi CIMSA. Dalam

IFS

dikenal

istilah

topup

dan

refund.

Topup

adalah

penambahan uang kas SCO yang dipegang oleh treasurer SCO lokal yang

158

diambil dari uang kas SCO itu sendiri yang tersimpan di Treasurer lokal apabila uang kas SCO tersebut tidak dapat memenuhi kebutuhan dibulan selanjutnya sesuai dengan anggran yang telah disah kan sebelumnya. Refund adalah pengembalian uang kas SCO yang dipegang oleh treasurer SCO lokal kepada Treasurer lokal yang selanjutnya dimasukan kedalam uang kas SCO yang disimpan oleh Treasurer lokal apabila uang kas SCO tersebut melebihi dari ekbutuhan SCO dibulan selanjutnya.

159

FUNDRAISING IN CIMSA

Demi membantu aktivitas-aktivitas CIMSA berjalan sesuai dengan rencana, dibutuhkan kondisi keuangan yang stabil dan mencukupi. Oleh karena itu, perlu dilakukan kegiatan penggalangan dana atau fundraising sebelum diadakannya aktivitas. Seluruh kegiatan fundraising tingkat nasional di CIMSA diawasi oleh Fundraising Director.

Jenis-jenis fundraising yang dilakukan oleh CIMSA adalah sebagai berikut: 1. Crowdfunding Praktik penggalangan dana dari sejumlah besar orang untuk memodali suatu project atau usaha yang umumnya dilakukan melalui internet di dalam suatu halaman webpage tertentu 2. CSR Suatu konsep atau tindakan yang dilakukan oleh perusahaan sebagai rasa

160

tanggung jawab perusahaan tersebut terhadap sosial dan lingkungan sekitar.

3. Grants Dukungan finansial kepada organisasi yang sifatnya hibah oleh pihak lain (umumnya lembaga pemerintah atau foundation) untuk melakukan suatu aktivitas sesuai kesepakatan antar pihak atau sebagai hibah oleh karena telah terlaksananya suatu aktivitas.

4. Sponsorship Dukungan finansial atau materi pendukung kepada suatu pihak yang dipertukarkan dengan publisitas merek dalam suatu hubungan kerjasama.

Dari keempat jenis fundraising di atas, sponsorship merupakan jenis kerjasama yang dapat dilakukan oleh lokal CIMSA secara mandiri tanpa supervisi langsung oleh Fundraising Director. Meskipun begitu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum menginisiasi kerjasama sponsorship di lokal.

Penawaran kerjasama diawali dengan pembuatan proposal kerjasama kepada pihak sponsor. Sponsor dapat berupa suatu perusahaan, unit usaha, donatur, media partner, dan lain-lain. Sponsor yang dilarang untuk kegiatan CIMSA adalah kepada perusahaan rokok, farmasi, susu formula, dan senjata. Perlu diperhatikan juga bahwa perusahaan biasanya memiliki periode tutup buku pada bulan November – Desember sehingga lakukan antisipasi dengan cara pengiriman proposal lebih awal.

Bila pihak sponsor sudah setuju, dilakukan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding) yang berisi ketentuan kerjasama sponsorship oleh kedua pihak.

161

MERCHANDISE IN CIMSA

Untuk membantu keuangan atau finansial CIMSA Nasional ataupun lokal, maka dapat dilakukan sebuah pencarian dana yang dimana salah satunya dengan Penjualan Merchandise CIMSA A. Macam-macam Merchandise yang diperjual belikan 1. Merchandise CIMSA , yaitu jenis merchandise utama yang dimiliki oleh CIMSA , yang terdiri dari Jaket , Kartu ID, Buku Tulis, Tas, Stiker, dan jenis lainnya 2. Merchandise SCO, yaitu jenis merchandise utama yang dimiliki oleh masing masing SCO CIMSA. Dimana Merchandise SCO terdiri dari 2 yaitu Central Merchandise (dikordinir oleh CIMSA Nasional untuk memfasilitasi produksi

162

merchandise SCO, seperti varsity, PDH, Polo dan Emblem), dan SCO Merchandise (merchandise sco itu sendiri dan dikordinir sendiri oleh FnMC SCO masing masing).

3. Merchandise Trainer, yaitu jenis merchandise yang diperjual belikan untuk Trainer CIMSA 4. Merchandise Campaign, yaitu jenis merchandise yang diperjualbelikan kepada member CIMSA dengan bertemakan Campaign CIMSA terutama tentang SDGs 5. Merchandise Lokal. Dimana lokal diperbolehkan menjual Merchandise lokalnya kepada lokal CIMSA yang lainnya dengan menyebarluaskan melalui website merchandise CIMSA atas izin MD B. Preorder Merchandise Nasional Pre-order merchandise ini diadakan setiap sebulan sekali dengan berbasis online melalui website store.cimsa.or.id dengan melalui FnMD Lokal dan submit pesanan pada link googleform yang tertera di website. Untuk lebih detail mengenai pemesanan online dapat menghubungi FnMD Lokal masing masing.

C. Timeline Pre-order merchandise -

Tanggal 1 – 12 tiap bulan : waktu pemesanan merchandise via online

-

Tanggal 13 – 16 tiap bulan: waktu pembayaran merchandise yang akan dijelaskan selanjutnya

-

Tanggal 17 – 30 tiap bulan: waktu produksi dan distribusi merchandise ke lokal lokal yang memesan

D. Pembayaran Merchandise Pembayaran dilakukan dengan mentransfer biaya invoice dan ongkos kirim sampai batas maksimum ke rekening Bank Mandiri 1570006067954 atas nama CIMSA, dan mengirimkan bukti transfer ke email treasurer@cimsa.or.id Cc ke

163

merchandise@cimsa.or.id

164 164

ADMINISTRATION IN CIMSA

Administrasi merupakan pilar yang sangat penting dimana seluruh kegiatan suatu organisasi akan membutuhkan fungsi administrasi. Fungsi administrasi di CIMSA dikelola oleh Sekretariat Umum, dimana sekretariat umum tersebut merupakan tanggung jawab Secretary General.

Sekretariat Umum CIMSA memiliki dua bentuk, bentuk kantor dan bentuk virtual.

Kantor Sekretariat Umum beralamat di Gedung C Lantai 4 Rumpun Ilmu Kesehatan Kampus Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat 16424

Sedangkan untuk sekretariat virtual beralamat di gs@cimsa.or.id.

Seperti yang sudah disebutkan diatas, sekretariat umum berfungsi untuk menjalankan fungsi administrasi. Fungsi administrasi yang dimaksud terbagi menjadi dua kategori besar yaitu 1. Korespondensi 2. Dokumentasi Korespondensi merupakan alur komunikasi antara kedua belah pihak dalam bentuk persuratan. Sekretariat Umum bertugas untuk mengatur dan menjalanlan alur tersebut. Dokumentasi yang dimaksud disini adalah pengarsipan, dimana sekretariat umum bertugas untuk mengarsip seluruh dokumen-dokumen CIMSA secara rapih dan lengkap.

165

Selain itu, Sekretariat Umum juga bertugas untuk menyebarkan Stationary Kit kepada instansi yang membutuhkannya, dan juga bertugas untuk membuka pendaftaran-pendaftaran dan penerimaan berkas bagi Calon Pengurus CIMSA, Calon Host National Meeting CIMSA, Amandemen Konstitusi dan Statuta, dan lainnya.

Fungsi administrasi CIMSA Nasional dibantu oleh fitur dari Google yaitu Gsuite yang di dalamnya terdapat Gmail, Google Drive, Google Docs, dan Google Calendar. ● Gmail menjadi tempat komunikasi resmi pengurus CIMSA Nasional, baik antara pengurus maupun pengurus dengan pihak-pihak lain. ● Google Drive merupakan tempat utama dalam menyimpan file-file dan melakukan kolaborasi dokumen, dimana kolaborasi tersebut juga dilakukan dalam Google Docs. ● Google Docs menyediakan fitur ‘real-time collaborating’ dimana fitur tersebut membuat pengurus-pengurus CIMSA dapat bekerja bersama untuk satu dokumen dalam waktu yang bersamaan tanpa harus saling mengirimkan file. ● Google Calendar menjadi pusat bagi pengurus CIMSA untuk melihat agenda dan event-event yang mereka miliki. Google Calendar juga memberikan Reminders untuk tugas-tugas yang harus dilakukan oleh pengurus.

166

BASIC CONSTITUTION BYLAWS

Constitution Bylaws atau Konstitusi dan Statuta CIMSA merupakan landasan hukum dan aturan yang berlaku di CIMSA. Konstitusi bertindak sebagai landasan hukum sedangkan Statuta bertindak sebagai landasan aturan. Artinya, seluruh keputusan CIMSA tidak boleh menentang Konstitusi dan seluruh kegiatan CIMSA harus sesuai dengan aturan di Statuta.

Isi dari Konstitusi meliputi hal-hal dasar seperti Identitas, Visi, Misi, Tujuan, Ranah Organisasi dan lainnya. Isi dari Statuta lebih kompleks dan mengatur banyak hal seperti mengatur jalannya Sidang Umum, mengatur proses pendaftaran pengurus CIMSA, mengatur proses amandemen Konstitusi dan Statuta, dan lainnya.

Konstitusi dan Statuta dapat diamandemen oleh seluruh member CIMSA dengan beberapa ketentuan. Konstitusi hanya dapat diamandemen di May Meeting CIMSA dan proposal amandemen harus diterima oleh Sekretariat Umum sebelum tanggal 1 April. Statuta dapat diamandemen kapan saja dengan batas pengumpulan proposal yaitu H-1 Plenary Session hari pertama.

Beberapa lokal memiliki Konstitusi dan Statuta masing-masing atau ada yang menyebutnya sebagai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART).

Konstitusi dan Statuta Lokal dibuat tidak boleh bertentangan dengan Konstitusi dan Statuta Nasional.

Anda dapat mendapatkan akses terhadap Konstitusi dan Statuta CIMSA dengan mengontak Secretary General Lokal anda.

167

PLENARY SESSION 101 Plenary Session atau Sidang Umum merupakan agenda dimana keputusan tertinggi CIMSA dibuat. Plenary Session biasanya dilaksanakan di National Meeting CIMSA, namun apabila ada hal-hal penting dan mendesak untuk dibuat keputusannya, maka Sidang Umum dapat dilaksanakan diluar National Meeting dengan sebutan Sidang Umum Luar Biasa atau Extraordinary General Assembly (EO GA).

Plenary Session terdiri atas Kongres, Presidium dan Komite Konstitusi dan Statuta.

Kongres merupakan badan yang memiliki hak untuk memberikan suara dan keputusan untuk CIMSA. Kongres terdiri atas Standing Committee, Kaukus, Executive Board, dan Supervising Council.

Presidium merupakan tim pemimpin jalannya Sidang Umum, terdiri atas Ketua Presidium, Wakil Ketua Presidium, Sekretaris Presidium, Asisten Sekretaris Presidium, dan Petugas Presidium.

● Ketua Presidium merupakan orang yang memimpin Sidang Umum ● Wakil Ketua Presidium membantu Ketua Presidium dalam memimpin Sidang Umum, biasanya Wakil Ketua membantu dalam hal-hal teknis seperti

168

pergantian slide atau pergantian file. ● Sekretaris dan Asisten Sekretaris bertugas untuk menotulensikan Mosi dan tanya-jawab serta keputusan akhir dari Sidang Umum. ● Petugas Presidium terdiri atas dua orang yang bertugas dalam membantu terkait hal-hal teknis seperti penyebaran microphone, dan membantu dalam proses voting.

Komite Konstitusi dan Statuta (KKS) merupakan tim berisi 2-5 orang yang memastikan Plenary Session berjalan sesuai dengan Konstitusi dan Statuta. KKS juga memastikan seluruh keputusan yang dibuat oleh Kongres tidak bertentangan dengan Konstitusi dan Statuta serta menyelesaikan sengketa di Sidang Umum yang berhubungan dengan Konstitusi dan Statuta Selain tiga perangkat diatas, Plenary Session juga berisi Mosi dan Voting. Mosi diajukan oleh Kongres dan disahkan di Sidang Umum. Pengesahan mosi di Plenary Session melewati sebuah alur seperti berikut.

169

Dalam sebuah alur pengesahan mosi terdapat Proposer dan Seconder. Proposer merupakan pengaju mosi dan seconder adalah anggota yang setuju terhadap mosi tersebut (anggota yang dimaksud adalah anggota kongres).

Apabila di dalam sebuah mosi ada kesalahan maka mosi tersebut dapat diamandemen, namun sebuah amandemen bisa sah apabila Proposer setuju dan memiliki Seconder.

Apabila ada yang tidak setuju terhadap mosi, maka mosi dapat dilawan dengan Direct Negative. Direct Negative dapat dilanjutkan dengan mengajukan mosi alternatif dan dilakukan voting akan mosi awal dan mosi alternatif ATAU voting setuju atau tidak terhadap mosi awal tanpa ada mosi alternatif.

Apabila ada pencalonan/kandidat, maka akan dilakukan voting terlebih dahulu, contohnya pemilihan pengurus, pemilihan host national meeting, amandemen Konstitusi, amandemen Statuta, dsb. Suara voting di CIMSA disebut Mayoritas, ada beberapa jenis mayoritas sebagai berikut:

170

Berikut adalah syarat-syarat sah kandidatur.

Kandidat

Syarat

Kandidat

Syarat

Host National

Mayoritas Absolut

Observer

Mayoritas Absolut

Pengurus

Mayoritas Absolut

ObserveràLokal

Mayoritas Absolut

Pengurus Ronde

Mayoritas Relatif

Amandemen

Mayoritas 2/3

Meeting

Dua

Konstitusi

Pengurus Ronde

Suara Penentu

Amandemen

Tiga

Presidium

Statuta

Mayoritas Biasa

Ket: -

Ronde yang dimaksud adalah pengulangan apabila ada lebih dari satu kandidat yang tidak memenuhi syarat keputusan

-

Kandidat lain apabila perlu pengulangan maka dilakukan dengan syarat yang sama

171

172

DEFINISI CIMSA STATISTICAL SYSTEM

Statistik adalah ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara – cara pengumpulan, pengolahan, analisis, penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan dengan berdasar kepada fakta yang ada. Sedangkan sistem merupakan satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. CIMSA menerapkan suatu sistem statistik dalam upaya menghubungkan komponen – komponen CIMSA Program dalam mengumpulkan, mengolah, menganalisis, menarik kesimpulan, serta membuat kesimpulan berdasarkan data impact report dalam upaya pemantauan serta evaluasi policy

173

statement CIMSA yang berfokus pada Sustainable Development Goals. Sistem statistik tersebut disebut dengan CIMSA Statistical System. Sehingga dapat disimpulkan bahwa CIMSA Statistical System (CSS) merupakan unit statistik di dalam internal CIM SA yang

m engum pulkan,

m em proses,

dan

m enyebarluaskan

statistik

implementasi SDGs melalui CIM SA Program secara resmi atas nama CIM SA Indonesia.

CIMSA Program merupakan kumpulan aktivitas yang terintegrasi serta dilaksanakan oleh Lokal atau Standing Committee CIMSA. CIMSA Program merupakan bentuk adaptasi dari IFMSA Program. Tedapat tujuh topik CIMSA Program, yaitu HIV/AIDS and Other STDs, Maternal Health, Human Resources for Health, Health Systems, Non Communicable Diseases, Human Rights Equality, dan Environmental Sustainability. Output dari CIMSA Program diatas melalui Program Impact Report, dimana Program Impact Report mendata dampak dari aktivitas-aktivitas yang telah terintegrasi dalam tiap topik CIMSA Program.

Data input yang digunakan dalam CSS merupakan data impact report program yang telah terintegrasi dalam tiap topik CIMSA Program, dimana kemudian CSS berfungsi sebagai tools untuk memproses pengolahan data dan riset dari impact report program tersebut.

Pada akhirnya, output dari CSS ialah CIMSA Health Statistics (CHS). CHS merupakan kompilasi tahunan berupa statistik hasil pengolahan riset dan data CIMSA Program yang digunakan untuk menggambarkan secara objektif sejauh mana langkah CIMSA dalam

174

mendukung SDGS. CHS juga berisikan hasil monitor, evaluasi, dan rekomendasi dari CIMSA Program agar digunakan sebagai baseline data dalam mengambil keputusan pihak-pihak terkait.

TUJUAN CIMSA STATISTICAL SYSTEM

CIMSA Statistical System memiliki beberapa tujuan dalam proses pelaksanaannya, diantaranya: 1.

Bagi CIM SA: a. Untuk mendata, memproses, dan mengeluarkan laporan terkait pelaksanaan CIMSA Program guna memantau dan mengevaluasi usaha CIMSA dalam mencapai SDGs sesuai dengan fokusnya yaitu poin 3, 4, 5, dan 13. b.

Untuk menghasilkan rekomendasi kepada official team CIMSA periode 2018/2019, lokal, serta SCO CIMSA

terkait kiat-kiat pergerakan CIMSA

untuk mencapai SDGs melalui CIMSA Program atau program-program lainnya. c.

Untuk menerbitkan sebuah dokumen statistik berbentuk CIMSA Health Statistics yang berisi laporan dampak yang menunjukkan peran CIMSA dalam

175

meningkatkan taraf kesehatan Indonesia khususnya dalam bidang SDGs. Dokumen ini juga dapat digunakan sebagai bahan audiensi kepada stakeholder dan pihak eksternal lainnya. d.

Untuk mendukung IFMSA program dan ikut serta dalam pergerakkan mahasiswa kedokteran di dunia dalam meningkatkan taraf kesehatan dunia khususnya Indonesia

2.

Bagi M asyarakat: a.

Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terkait isu-isu SDGs khususnya yang terkait dengan kesehatan.

b. Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya kolaborasi interprofesi dalam mencapai SDGs di tahun 2030.

3.

Bagi Pem erintah: a.

Untuk memberikan gambaran pencapaian SDGs CIMSA berbentuk CIMSA Health Statistic sehingga dapat dijadikan bahan referensi pemerintah dalam merumuskan program untuk mendukung SDGs di Indonesia.

176

DATA YANG DIBUTUHKAN DALAM CIMSA STATISTICAL SYSTEM

Data yang dibutuhkan di dalam CIMSA Statistical System diklasifikasikan kedalam 3 kelompok indikator. Klasifikasi ini digunakan untuk memudahkan Core Team CSS dalam melakukan pekerjaannya. Berikut 3 kelompok data berdasarkan identifikasi ketersediaan data dan data gaps.

Tipe Indikator GROUP 1 (Data yang paling siap) Most Ready

GROUP 2 (Data siap) Ready

GROUP 3 (Data belum siap) Not Ready

177

Catatan ü Data aktivitas didapatkan dari data primer dan data sekunder project yang sudah tervalidasi ü Data aktivitas yang didapatkan merupakan data yang sesuai data target indikator SDGs Indonesia ü Data aktivitas didapatkan merupakan data yang berkualitas (Data terbaru, berdasarkan survey atau metodologi lain yang disepakati) ü Data aktivitas didapatkan dari data primer atau data sekunder ü Data aktivitas yang didapatkan merupakan data yang kurang sesuai dengan data target indikator SDGs Indonesia ü Data aktivitas yang didapatkan perlu menyesuaikan dengan target Indikator SDGs Indonesia ü Data aktivitas yang didapatkan tidak terintegrasi ü Data aktivitas diambil dengan sampel yang sedikit, belum tervalidasi baik, dan tidak representatif ü Data aktivitas tidak ada ü Data aktivitas yang didatpakan tidak sesuai dengan data target indikator SDGs Indonesia ü Data aktivitas didapatkan dengan metodologi yang tidak benar dan belum tervalidasi dengan baik

HASIL AKHIR CIMSA STATISTICAL SYSTEM

Setelah data impact report CIMSA Program dikumpulkan dan diproses maka data tersebut akan menghasilkan suatu statistik berupa CIMSA Health Statistic (CHS). CHS merupakan kompilasi tahunan berupa statistik hasil pengolahan riset dan data CIMSA Program yang digunakan untuk menggambarkan secara objektif sejauh mana langkah CIMSA dalam mendukung SDGS. CHS juga berisikan hasil monitor, evaluasi, dan rekomendasi dari CIMSA Program agar digunakan sebagai baseline data dalam mengambil keputusan pihak-pihak terkait.

Data yang akan disajikan pada CHS akan dikelompokkan menurut 7 topik CIMSA Program.

Setiap topik tersebut akan disajikan informasi mengenai jenis-jenis aktivitas lokal sesuai topik yang bersangkutan, lokal mana saja yang sudah berhasil melakukan aktivitas yang berbasis CIMSA Program, data awal sebelum dilakukannya intervensi, mapping lokal yang memiliki prevalensi tertinggi terhadap topik yang bersangkutan, grafik perubahan data saat aktivitas CIMSA telah dilakukan, serta rekomendasi lanjutan untuk melakukan aktivitas yang dapat mendukung topik tersebut.

CHS sendiri memiliki fungsi untuk internal CIMSA serta untuk kepentingan eksternal.

178

1. Fungsi untuk internal CIMSA: ●

Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang dimiliki CIMSA agar lebih memahami aktivitas CIMSA yang berbasis data

●

Menilai dampak aktivitas CIMSA yang termasuk kedalam CIMSA Program

●

Memberikan evaluasi untuk pelaksanaan CIMSA Program

●

Mewujudkan visi CIMSA untuk meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia

2. Fungsi untuk pihak eksternal: ●

Membuktikan

integritas

CIMSA

sebagai

organisasi

yang

mendukung

pelaksanaan SDGs di Indonesia sesuai dengan policy statement yang telah dikeluarkan ●

Data yang disajikan dalam CHS akan menjadi daya tarik kepada pihak eksternal untuk menginisiasi kerjasama baik dalam bentuk finansial, partnership, maupun lainnya

●

179

CIMSA bisa menjadi organisasi rujukan dengan menyajikan data yang valid

180

181