GeoResearch HMTG Annual Proceeding 2012-2013 Bemmelen (1948) dulunya merupakan salah satu dataran yang sangat luas yang terkenal dengan nama Plato Jonggrangan. Plato ini lalu mengalami pengangkatan (uplift) sehingga membentuk kubah (dome) yang relatif berbentuk persegi panjang. Secara geologi, daerah Kulon Progo menarik untuk dikunjungi, karena pada daerah tersebut tersingkap produk-produk dari aktivitas vulkanisme purbakala yang tercermin dari pola rekaman batuan yang ada. Hingga saat ini telah tercatat ada tiga gunungapi purbakala yang pernah aktif di daerah ini, salah satunya adalah Gunung Ijo. Gunung Ijo merupakan gunungapi purbakala yangberada di bagian paling selatan dan berumur lebih muda dibandingkan Gunung Gadjah, dan lebih tua dibandingkan Gunung Menoreh. Produk-produk yang dihasilkan, dinamika pembentukan daerah, serta panoramapanorama yang memukau di terutama di tenggara Gunung Ijo dengan wisata Waduk Sermo dan Kali Biru ini dapat menjadi suatu perhatian menarik untuk menjadi sarana wisata berbasis keilmuan di bidang geologi. Dewasa ini sudah mulai berkembang lokasilokasi geowisata di Indonesia, khususnya Pulau Jawa seperti Karangsambung dan Gunungapi Purba Nglanggran. Dalam rangka mewujudkan daerah tenggara Gunung Ijo sebagai daerah geowisata unggulan, diperlukan sebuah infomasi geologi yang dapat tercermin dalam peta geologi. Peta geologi adalah bentuk ungkapan data dan informasi geologi suatu daerah dengan tingkat kualitas yang tergantung pada skala peta yang digunakan dan menggambarkan informasi sebaran, jenis dan sifat batuan, umur, stratigrafi, struktur, tektonika, fisiografi dan potensi sumber daya mineral serta energi yang disajikan dalam bentuk gambar dengan warna, simbol, dan corak atau gabungan ketiganya (SNI13-4691-1998). Diharapkan dengan adanya peta geologi dengan skala detail daerah Tenggara Gunung Ijo dapat memberikan informasi yang diaplikasikan untuk membuat master plan lokasi geowisata unggulan Indonesia di daerah tersebut. Sehingga, rumusan penelitian ini adalah adanya suatu peta potensi wisata detail untuk daerah kandidat geowisata unggulan yang selanjutnya akan digunakan dalam master plan geowisata. Daerah yang diteliti adalah gunung purba Ijo, Kulon Progo, DIY. Sedangkan, tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan titik-titik potensi geowisata secara detail dalam peta geologi skala 1:25.000 di daerah Tenggara Gunung Ijo, Kulon Progo, DIY. Manfaat dari penelitian ini adalah membantu untuk mengungkap potensi geowisata Kulonprogo sehingga dapat dikembangkan dengan baik menunjang wisata yang sudah ada di daerah tersebut yaitu waduk Sermo dan Kali Biru, sehingga menambah pendapatan Kabupaten Kulon Progo, masyarakat sekitar sekitar, dan menambah atraksi geowisata Indonesia.
METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang dilakukan berupa pemetaan geologi detail skala 1:25.000 yang mengacu pada Peta Geologi Lembar Yogyakarta (Rahardjo, dkk., 1995) di daerah Tenggara Gunung Ijo, Kecamatan Wates dan Kokap, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Kegiatan Pemetaan dilaksanakan pada 28 Juli – 14 Agustus 2012. Area kerja pemetaan terbagi dalam 5 kapling berukuran 4 km x 5 km yang saling bertampalan. Kegiatan yang dilakukan adalah memetakan urutan dan persebaran jenis batuan, bentang alam, serta struktur geologi yang terdapat di setiap kapling dengan membuat stasiun pengamatan yang tersebar secara merata di daerah penelitian. Peralatan utama yang digunakan adalah palu geologi, kompas, dan GPS.. Proses pembuatan Peta Geologi dengan menggunakan aplikasi komputer, yaitu ArcGIS, Corel Draw, dan Global Mapper. Lalu dilakukan analisa laboratorium berupa analisa petrografi untuk melakukan koreksi terhadap penamaan batuan dan analisa paleontologi untuk menentukan umur pembentukan batuan. Setelah peta geologi selesai dibuat, dilakukan delineasi zona gunung api menjadi tiap bagian, yaitu zona pusat erupsi, zona proksimal, dan zona distal. Dari masing-masing zona tersebut 100