#Prolog Project 2020 - Antologi Puisi Awak BPPM MAHKAMAH

Page 1


Antologi Puisi

PROLOG PROJECT BPPM Mahkamah

I


Pelindung Tuhan Yang Maha Esa Pemimpin Umum Alfina Puspita Prayoga Editor Redaksi Layout Selma Tetra

II


Penulis Awak BPPM Mahkamah Cover Selma Ilustrasi Afriza Dhilla Lely Selma Winda BPPM Mahkamah Jl. Sosio Yustisia, Bulaksumur, Sleman III


Dari Redaksi Tahun 2020 merupakan tahun yang sulit untuk kita semua. Dihadapkan dengan berbagai ketidakpastian. Pandemi

virus

corona

mengharuskan

kita

untuk

beradaptasi dengan keadaan yang serba baru. Untuk sedikit mengobati luka dari peristiwa yang telah

dilalui

pada

tahun

ini,

izinkan

kami

mempersembahkan sebuah karya berupa kumpulan puisi. Prolog project edisi kali ini cukup berbeda, kami menyuguhkan

antologi

puisi

karya

para

awak

mahkamah sebagai bentuk apresiasi karena tidak berhenti berkarya di tengah pandemi. Semoga antologi puisi dapat diterima dan dinikmati oleh para pembaca.

Salam Baca, Tulis, Lawan!

IV


Daftar Isi Dari Redaksi

iv

Daftar Isi

v

Aku si Lampu Jalan

1

Baratayuda

2

Cinta yang Hilang

4

Saling

5

Sepi

7

Hempas Mimpi

9

Hal Hal Baik

10

Jiwa yang Haus

11

Konspirasi Jiwa

12

Kipas Angin

14

Kembali untuk Pergi

15

Ketidakabadian Kita

16

V


Layar

18

Maherat

19

Merdeka

21

Memoar

23

Sang Tuan

25

Yang Kau Sebut ‘Apatis’

26

VI


Aku si Lampu Jalan Aku si lampu jalan menerangimu yang lalu-lalang Pergi pulang dari pagi sampai petang Nyalaku remang-remang warna kuning kecokelatan Hanya mampu setengah jalan tapi cukup bikin merasa aman Suatu hari aku akan mati dan kau tak akan peduli Karena aku bukan tempat singgah apalagi tempatmu kembali

Bogor, 10 Februari 2019

Satrio

1


Baratayuda Baratayuda Ketika perang antar saudara dimulai Ketika antar saudara saling berebut tahta Ketika hubungan tidak lagi dihargai Mereka yang menyerang laksana gelombang lautan Yang menggulung-gulung, Korawa Dan mereka yang menyerang laksana senjata Yang menusuk langsung ke pusat kematian, Pandawa Baratayuda Ketika sang putra mahkota menyalahi aturan Ketika Seta memanah Rukmarata Ketika Yudhistira terpaksa membohongi Sang Drona Pertempuran yang dahsyat Menjadi satu penyebab Menjandanya para wanita Dan yatimnya anak-anak

2


Baratayuda Ketika Abimanyu terbunuh seperti landak Ketika Arjuna memenggal kepala Jayadrata Ketika panah rudra yang mematikan menuju kepala Karna Rasa sedih hinggap dimana-mana Saudara, paman, kakek, bahkan teman sepermainan Tewas tanpa sisa Tanpa upacara yang suci Baratayuda Ketika Drupadi memenuhi sumpahnya pada Dursasana Ketika Bima mengakhiri perang dengan menyalahi aturan Ketika pada akhirnya hanya ksatria terberanilah yang mampu bertahan Baratayuda Sebuah pertempuran menuju kematian Yang berawal dari kesirikan Dan berakhir dengan kematian

Karen

3


Cinta yang Hilang Jika Aladdin meminjamkan lampu ajaibnya Aku ingin membuat satu permintaan Tatkala langit bermandikan cahaya purnama Aku berjalan berdampingan bersamanya Tiada wanita lain yang bisa dia lihat selain diriku Senyumnya melengkung sempurna tanpa cela Wajahnya yang selalu kurindukan setiap masa Deru nafasnya yang membuatku salah tingkah Mata terpujinya seakan berkata Aku bersamamu sepanjang jalan

Jika manusia hanya ditakdirkan memiliki satu hati Izinkanlah dia memberikan hatinya untukku Bayangan masa depan yang begitu biru Saling berbagi tawa, canda, dan duka Demi Tuhan aku berjanji akan membuatnya bahagia

Alfina

4


Saling Kalau kita sama-sama membuang muka Kapan kita bisa berhadapan Membahas apa yang ada kepala Membicarakan apa yang dirisaukan Kalau kita sama-sama tidak peduli - Siapa yang akan tahan Melihat kita yang menipu diri Bersembunyi dibalik kebenaran Kalau kita sama-sama keras kepala Dimana kita bisa bertemu Karena jika benar adanya Hanya kata-katalah yang beradu Kalau kita sama-sama berjalan sendiri Apa yang akan kita peroleh Membebankan harap pada diri Mendaki gunung keegoisan yang tak akan meleleh

5


Terkadang aku menghabiskan hari berpikir Seperti apa ambang batas yang tepat di matamu Berharap aku masuk dalam kualifikasi Namun sekeras apapun usahaku Tak akan pernah bernilai Jika tak ada 'saling' dalam kamus hidupmu

Karen

6


Sepi Belakangan hening semakin menjadi Nyata keberadaannya sejak pagi Mengosongkan segala isi hati Membuatnya seolah terasa mati Bahkan hingga bulan tergantikan matahari Belum lama ini ada yang mendekat di hati Mengetuk tepat di bagian yang dingin Seolah tengah meminta izin Yang bertafsirkan memiliki Namun apa daya si pengetuk hanya main-main Kemudian rasa sakitnya hadir Juga hanya datang dan mampir Sialnya ia memiliki impresi Meninggalkan jejak untuk dipahami Bahwa aku memang harus tahu diri

7


Akhirnya kawan hidup ini adalah sunyi Kesunyian yang menyiksa diri Yang memberi suatu pesan berarti Mungkin Tuhan tengah mengujiku dalam sepi Setelah menempatkanku dalam hati yang bising

Karen

8


Hempasan Mimpi Amalia Angannya terasa mengabur Tertiup hembusan angin lembut Perlahan tapi pasti menghilang tanpa disadari Angan itu tersusun sedemikian rupa Terasa hangat dan mendebarkan Kedatangannya selalu dinantikan Oleh mata yang mendamba Hati yang menerima Bibir yang menggumam kata Dan pikiran yang berkelana Akan tetapi, Hadirnya hitam itu mengusik Memakan hidup-hidup angannya Hangat itu menjadi dingin Debaran itu menjadi kosong Jiwa itu melayang jauh tak tentu arah Meraung-raung tanpa bersuara Ingin dibawa kemana semuanya Konstelasi angan dan mimpinya Yang kini entah pada siapa

bersandar

9


Hal Hal Baik

Hati yang lunak merupakan rumah segala hal baik Jerat humanis di kepala anak- anak ataupun orang dewasa akan selalu menyemai kebaikan sampai ke titik nadir Entah paham atau tidak detakmu rancu atau stagnan semua baik pasti berkelanjutan Tidak berhulu tidak berhilir Perbuatan- perbuatan baik tidak menunggu untuk dikerjakan karena mereka akan selalu ada bahkan tanpa kehadiranmu Yogyakarta, 12 Agustus 2020

Satrio

10


Jiwa yang Haus Seandainya suara ini tak tertahan Ingin sekali diri ini berteriak lantang Seandainya suara ini tak seringan hembusan angin Setidaknya diri ini tak akan berbisik untuk sekadar menyapa Seandainya jiwa ini tak gentar oleh kelabu Sudah pasti hasrat akan terdorong menggenggam bara Seandainya tubuh ini mampu melenggok Seisi dunia sudah pasti terguncang Seandainya pikiran ini tak terbelenggu oleh prasangka Sudah pasti pergerakan ini tidak diam di tempatnya saja Namun apalah itu semua berarti Jika hanya tersimpan jauh di lubuk hati

Amalia

11


Konspirasi Jiwa Menatap langin biru yang biru yang indah Menghirup udara segar yang nyaman Mendengar alunan merdu alam semesta Membuat diri ini merasakan gejolak bahagia Namun, Dibalik indahnya langit biru ada awan gelap Disamping udara segar ada asap pekat Dibalik alunan merdu ada dentuman kecewa Disamping gejolak bahagia ada kehancuran

12


Kehidupan fana yang memabukkan Andai saja semuanya kekal Bukan hanya euforia sementara Yang sewaktu-waktu lenyap berganti suram Utopia hanyalah angan-angan Sebab manusia hidup dalam kapal terombang-ambing Yang kadang berlayar di air yang tenang Dan ada kalanya melawan air bergulung

Amalia

13


Kipas Angin Suara kipas berderu ringan Menyisihkan gerah di kepala Rambut beminyak berjatuhan Melepaskan diri dari folikel kepala Suara kipas berderu rungan Bergerak pada rotasinya Dengan debu- debu di setiap putarannya Suara kipas berderu ringan Menyebarkan tenang seisi ruangan Rindu mendidih Uapnya mengembun di kacamata Yogyakarta, 01 November 2020

Satrio

14


Kembali untuk Pergi Tiba-tiba kamu kembali Setelah sekian banyak pretensi Ketika semakin kalis Jejak diri dalam prediksi Lagi-lagi kamu hadir Menghancurkan pondasi hati Menginjak-injaknya tanpa kasih Lalu melemparkannya ke ujung bumi Aku tak pernah mengerti Mengapa aku terus berlari Menuju kamu yang pergi Seolah tak ada memori Aku tak pernah memahami Karena dirimu sangat rumit Maka tolong berilah arti Agar aku bisa menata hati

Karen

15


Ketidakabadian Kita Pernahkah kita memikirkan tujuan dari ini semua? Mungkinkah jagat raya mampu meredakan tanya? Bisakah dunia yang kita pijak memberi jawaban? Dan, dapatkah kita berpuas diri soal pengetahuan? Tak semua orang berani bertanya-tanya: Mengapa hidup ini menyisakan begitu banyak duka? Tak banyak pula yang mengajukan diri menaruh keheranan: Apakah kita benar-benar bisa merasakan kebahagiaan?

16


Luka dan duka tak akan membuat kita kehilangan apapun Sebab kita memang tak pernah memiliki apa-apa Dunia juga tak penah menjanjikan satu hal pun Selain kedatangan dan kepergian yang akan selalu menyapa Segala kenangan akan menghilang begitu kita tiada Dan, dalam sekejap dunia akan melupakan kita Entah di saat kita terlahir kembali di dunia Ataupun, jika kita melanjutkan hidup di surga Alam semesta hanya memberikan kita ketidakabadian yang menyenangkan Dan, tak ada yang lebih memberi harapan selain keabadian yang membahagiakan.

Savero

17


Layar

Menatap layar meratapi nasib. Hidup ini memang sungguh ajaib. Kepalsuan mengumbar kebahagiaan. Sungguh, hidup dalam jaringan menyenangkan bukan? Berdamai dengan hati hanya sebatas gambar dibumbui rangkaian kata. Hei, apakah dunia hanya sebatas menatap layar saja? Menunduk mennatap dengan mantap. Tersenyum ketika tombol ditekan. Tertawa ketika momen terekam. Setelah usai semuanya kelam. Sungguh, engkau berhak atas kebahagiaan.

Fadhilla

18


Maherat

Kupeluk tubuhku Sebelum dia ‘kan tinggalkanku juga Terbirit- birit mencari rumah baru Kugenggam jiwaku erat Setelah dia menamparku keras Menarikku kembali dari nirwana dunia Ku gapai gelap bayangbayangku di dinding Namun mereka sudah jenuh, menemaniku menangisi bahasa kalbu Berputar. Terus berputar. Pada janji- janji kehidupan yang tak kunjung menuai temu Siklus itu juga tidak akan pernah mati. Terbuai. Termakan. Tercerai. Dan disatukan lagi Anak manusia tlah tumbuh besar olehnya. Dalam wujud sempurna di luar. Penuh cacat di dalam

19


Aku dan dua puluh tahun laluku masih menuliskan ini sendiri. Tidak tahu esok hari atau lusa. Atau tahuntahun yang akan datang. Semoga tidak hanya meninggalkan tinta. Semoga nyawa ini masi bersinggah disana

Rosa Pijar

20


Merdeka Ini cerita lama Tentang aku yang terjajah Oleh intensi dan rasa Dari dalam dada Hari itu mendung Segelap itu pula hatiku Terduduk menanti kamu Yang tak pernah luput dari maksud Tiada harap terucap Tiada makna terpintas Hanya khayalan tercipta Hanya angan meluas Semuanya tentang kemerdekaan Betapa kebebasanku dirampas Diambil paksa tanpa perkenan Diinjak-injak laksana ampas Semuanya tentangku Tentang diri dalam menunggu Akan jiwa yang dirundung Tanpa sedikitpun didukung

21


Hari itu hujan turun Membasahi pohon dan daun Menganak sungai melewati dagu Menggenang di jahitan baju Ada yang datang Tak sedikit pula yang pulang Dan mereka semua bilang "Jangan pernah lelah berjuang" Semuanya tentang memerdekakan diri Bagaimana menderitanya raga dalam penjajahan ini Membuatku tidak lagi berpikir dua kali Untuk segera melepaskan ambisi Semuanya untukku Melepaskan diri dari

Karenina

22


Memoar Dante Hidup masing-masing kita tak lain adalah sederet gambar orang lalu-lalang, Mirip semburat warna langit yang bergantung malas di pundak petang. Mungkin sekarang di benakmu: "Duhai, apa pula Puan, yang sedang kaubicarakan ini?" Maka kukatakan: Tuan/Puan Tamu yang baru sampai, mari kita mengobrol santai? Usah buru-buru melipat senarai, Perkara hidup bukan kuasa kita 'tuk meramu agar cepat usai. Bayangkan saja aku menyeka rambutmu, Kini semoga berkurang berat di hati kau.

23


Mari kuceritakan tentang rintik yang membuat rambut dan rindumu basah terhadap satu serta beberapa hal; Semisal pada mereka yang wajahnya tertutup debu jalanan dan kotoran Layaknya sekerat daging tipis yang gemetar dan ditinggalkan.. Lalu kau dan aku yang coba menghalau dingin malam-malam mereka, di sebuah kota bernama tengah "Kenyamanan" Atau mungkin pada temaram lampu jalan yang hangatnya makin melenakan saat dini hari, Seolah buaian bagi kantuk anak-anak kecil yang diajak sang ibu bersiap mencari sesuap nasi.. Serta jari jemari yang terjalin dalam rangkulan menyambut esok, dan senyum malu yang berseri-seri. Maka biar tanganku usir gemetar pada punggungmu yang jatuh cinta itu. Sampai saatnya jumpa lalu berpisah lagi; yang pasti akan terjadi, dengan tak henti-henti, namun bukan beban berarti.. sebab ini bukan hidup yang pertama kali.

24


Sang Tuan W.H. Indrawati Duka menaklukkan samudera kemasyhuran Akan figur yang dulu kami jadikan acuan Rindu akan pelukan Sang Tuan Ingat masa dimana kami Tuan prioritaskan Kami masih ingin menjadi mahkota jiwa peradaban Utas memori acap dilupakan Ujaran Sang Tuan tak lagi menggerakkan hati Nestapa berjiwa tapi dihakimi Tubuh ini tak lagi mampu menjaga diri Untuk persoalan hidup dan mati kami hadapi Karena kami adalah tikus riset sebuah tragedi Kiranya Tuan menanti sebuah wejangan Untukmu kami percayakan kebijaksanaan Asalkan suara tidak lagi engkau bisukan Satu kali, satu kali saja Tuan hiraukan bisikan setan Abai terhadap abdi kesetiaan Yogyakarta, Oktober 2020

25


Yang Kau Sebut ‘Apatis’ "Ah apatis betul kau ini Tinggallah sedikit lebih lama di kampus Tunjukkan kontribusi Dengan pangkat mahasiswa yang kau miliki" Yang kau sebut demikian itu Siapa tahu memang tak suka keramaian Yang ia suka adalah keheningan dalam kesendirian Siapa tahu memang tak menemukan kedamaian Dalam keramaian yang kau sukai Yang kau sebut demikian itu Mungkin punya definisi yang berbeda darimu tentang kontribusi Mungkin lebih dalam dan lebih luas Ia berkontribusi dengan caranya sendiri Berhenti mencoba membuatnya sama dengan caramu Yang kau sebut demikian itu Siapa tahu punya masalah besar Yang tak kau ketahui sedikitpun Bahkan tak seorangpun tahu Ia memendamnya rapat-rapat seorang diri

26


Yang kau sebut demikian itu Bukannya tak memerlukan orang lain Ia hanya menyukai kesendiriannya Ia menemukan arti hidup melalui jalannya sendiri Sama halnya sepertimu yang bahagia dengan caramu sendiri Sekarang bisakah kau hargai ia yang kau sebut 'apatis' itu? "Untuk kamu di bait pertama, tahu apa kau ini Ini adalah hidupku Berhenti ikut campur Dan mari berjalan di jalan masing-masing"

Karen

27


Fin.



Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.