



![]()











Selamat datang di edisi perdana BENIH – Berbagi Narasi Hijau. Majalah ini lahir dari semangat orang-orang yang tak hanya peduli, tapi juga mau bergerak demi bumi
Edisi kali ini mengusung tema “Dari Sampah Jadi Harapan.” Lewat cerita para penggerak bank sampah, inovator daur ulang, dan warga yang kompak jaga lingkungan, kami ingin menunjukkan: harapan bisa lahir dari tempat yang tak terduga
Kami berharap setiap halaman di majalah ini bisa penyemangat buat kamu, entah untuk mulai pilah sampah, gabung komunitas, atau sekadar sadar bahwa hal kecil pun bisa berdampak besar
Selamat membaca, dan mari terus menanam benih-benih kebaikan untuk bumi kita tercinta
Salam hijau, Tim Redaksi BENIH, NATURA
COPYWRITER
VIDEO EDITOR GANANG
VISUAL EDITOR ZENNI INSANI





06 06 08 08 10 10
WHO’S
Siapa BSI, Apa Visi
dan Misi
Mereka, Jejak
Prestasi, dan Di
Balik Layar
Sahate
325 Ton Sampah, 6
Bulan, dan
Satu semangat:
Ubah Sampah
Jadi Solusi
Bukan Sekadar Sampah
dan Aksi Nyata
12 12
Pentingnya
Bank Sampah: Solusi Untuk Lingkungan





14 14 15 15 16 16 18 18
Sampah
Tak Hilang, Tapi Bisa
Berubah
Jadi Harapan
Baru
Belajar
Pilah, Olah, Jual: Sampah Jadi Sekolah Kehidupan
Di Sahate, Komunikasi
Tumbuh, Budaya Hidup, Semangat Menyala Bersama.
Dari Sampah, Tumbuh Kesadaran dan Aksi Nyata Untuk
Bumi
20 20
BELUM USAI
Dari Sampah, Tumbuh Kesadaran dan Aksi Nyata Untuk Bumi

kenalan sama Bank Sampah Induk Sahate Pangandaran
Bank Sampah Induk Sahate Pangandaran adalah organisasi yang bergerak di bidang pengelolaan sampah dan lingkungan Organisasi ini didirikan di tahun 2019 dan disahkan langsung oleh Gubernur Jawa Barat saat itu, yaitu Pak Ridwan Kamil.
BSI memang bukan lahir dari kantor pemerintahan, tapi dari semangat gotong royong para warga yang peduli lingkungan Lewat kerja sama sosial dengan Yayasan Dijuara, Pegadaian, dan dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup, BSI aktif menggerakkan masyarakat untuk memilah dan mengolah sampah
Meski bukan lembaga pemerintah, kiprah BSI di lapangan tidak bisa kita anggap remeh. Perannya yang konsisten dalam mengurangi sampah yang masuk ke TPA membuat banyak orang menjulukinya sebagai “pembantu dinas” sebutan penuh hormat atas aksi nyata yang selama ini mereka lakukan bersama masyarakat
BSI hadir karena keresahan akan kondisi lingkungan di Pangandaran yang dulu masih jauh dari kata bersih. Saat itu, kesadaran masyarakat soal pentingnya menjaga kebersihan lingkungan masih minim Sampah rumah tangga, baik organik maupun anorganik, umumnya langsung dibuang begitu saja tanpa dipisahkan, sehingga proses daur ulang pun jadi sulit dilakukan
Dari situlah muncul inisiatif untuk membentuk sebuah organisasi yang fokus pada pengelolaan sampah. Lewat edukasi dan kegiatan bersama, BSI mulai mengajak masyarakat untuk memilah sampah sesuai jenisnya Sampah organik dan anorganik dipisahkan, supaya bisa diolah kembali sehingga punya nilai manfaat Dari langkah sederhana ini, perlahan-lahan tumbuh kebiasaan baru yang lebih peduli lingkungan di tengah masyarakat Pangandaran

1 Menjadikan pengelolaan sampah sebagai sumber daya yang bernilai ekonomis
2.Mewujudkan Kabupaten Pangandaran yang bersih, sehat, dan lestari

1 Meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah
2 Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui pengelolaan sampah yang baik
3 Mendorong prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam partisipasi masyarakat di kehidupan sehari-hari
Selama 2024, Sahate mencetak tiga penghargaan bergengsi Pertama, Juara 3 Nasional Teknologi Tepat Guna berkat inovasi dalam pengelolaan sampah. Lalu, dinobatkan sebagai Bank Sampah Induk Terbaik se-Indonesia, karena sistem kerjanya yang efisien dan ramah lingkungan Terakhir, Raksa Prasada dari Gubernur Jabar sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata untuk gerakan lingkungan
Meski terlihat hangat dan bersahabat, Sahate punya struktur kerja yang rapi. Ada direktur, sekretaris, bendahara, sampai manajer divisi seperti pengolahan sampah organik, anorganik, dan unit maggot Tapi jangan bayangkan suasana kaku semuanya berjalan cair tanpa sekat Pemilihan pengurus dilakukan langsung oleh direktur sejak 2019, namun yang dijaga bukan soal jabatan, melainkan nilai kebersamaan “Yang penting bukan siapa yang mimpin, tapi gimana kami tetap kompak,” ujar sang sekretaris. Gaya kepemimpinan di Sahate juga partisipatif. Arahan datang dari atas, tapi ide dan inisiatif bebas mengalir dari siapa saja Setiap keputusan besar dibicarakan bareng bukan sekadar formalitas



BBank Sampah Induk (BSI) Sahate lahir bukan dari proyek pemerintah, melainkan dari semangat warga yang peduli lingkungan Berdiri sejak 2019, Sahate dikelola secara mandiri
dengan struktur organisasi yang rapi dan suasana kekeluargaan, Sahate berhasil mengelola 325 ton sampah organik hanya dalam enam bulan. Bersama mitra seperti Yayasan Dijuara, Pegadaian, dan Dinas Lingkungan Hidup, mereka membuktikan bahwa kolaborasi bisa melahirkan dampak nyata
Sahate memiliki divisi organik, anorganik, dan unit maggot yang inovatif. Komunikasi internal berjalan santai namun efektif melalui grup WhatsApp dan rapat rutin. Bagi pengurus, ini bukan sekadar pekerjaan, tapi bentuk ibadah dan kontribusi untuk bumi
Tak hanya mengelola sampah, Sahate juga aktif mengedukasi warga agar terbiasa memilah dari rumah Inovasi “nabung pakai sampah” memungkinkan warga menukar sampah menjadi saldo, bahkan emas lewat kerja sama dengan Pegadaian.
Berkat dedikasi ini, Sahate meraih berbagai penghargaan termasuk mobil operasional dari Bank Indonesia Lebih dari itu, Sahate menjadi bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan kerja bersama











agi itu, matahari Pangandaran baru saja naik ketika beberapa orang berkumpul di sebuah rumah sederhana yang kini difungsikan sebagai kantor pusat Bank Sampah Induk Sahate Tak ada seragam, tak ada upacara Hanya sapaan hangat, senyum yang tulus, dan tawa yang mengalir di antara diskusi tentang plastik, organik, dan logistik Di tempat ini, kerja sosial tidak butuh seremoni

Bank Sampah Induk Sahate tak lahir dari peraturan atau SK bupati. Ia hadir dari kekhawatiran, dari rasa tanggung jawab, dari dorongan warga yang lelah melihat lingkungan mereka kian tercemar oleh sampah “Kami tidak menunggu siapa-siapa. Kami mulai dari diri sendiri,” tutur Pak Elan, salah satu pengurus lama, sambil duduk santai di bangku bambu di depan kantor Di balik tumpukan botol dan karung-karung bekas, ada semangat gotong royong yang tak lekang oleh waktu. Bank Sampah Induk Sahate bukan sekadar tempat menimbang sampah, tapi ruang harapan bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil, dari rumah sendiri, dari hati yang peduli





Belajar Memilah Sampah dari Sekolah
Lewat program ini, Bank Sampah Sahate mengajak siswa-siswi di sekolah sekitar untuk belajar tentang jenis-jenis sampah dan cara memilahnya dengan benar Mulai dari jenis sampah organik, anorganik, hingga budidaya maggot Edukasi ini jadi langkah awal untuk menanamkan kebiasaan peduli lingkungan sejak dini karena perubahan besar bisa dimulai dari sekolah
Dari Sampah Jadi Tabungan
Salah satu program menarik dari Bank Sampah Induk Sahate Pangandaran adalah sistem nabung pakai sampah Warga membawa sampah yang sudah dipilah, lalu nilainya dikonversi jadi saldo tabungan. Saldo ini bisa diuangkan, dicatat sebagai tabungan sosial, bahkan ditukar emas melalui kerja sama dengan Pegadaian



Masalah sampah kian kompleks, dan Bank Sampah hadir sebagai solusi cerdas yang tidak hanya mendukung pengelolaan sampah, tetapi juga membawa manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan yang luas
Mengurangi Beban TPA
Dengan sistem pemilahan dan daur ulang, Bank Sampah secara signifikan mengurangi volume sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir Ini memperpanjang umur TPA dan menekan risiko pencemaran lingkungan
Mendorong Daur Ulang dan Ekonomi Sirkular
Plastik, kertas, dan logam yang terkumpul diolah kembali menjadi produk baru Ini menghemat sumber daya alam, energi, dan mendukung terciptanya ekonomi sirkular yang berkelanjutan.
Edukasi dan Perubahan Perilaku
Lewat program sosialisasi dan kampanye, masyarakat didorong untuk memilah sampah sejak dari rumah Bank Sampah menjadi wadah pembelajaran tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui tindakan nyata.
Pemberdayaan Ekonomi Lokal
Selain mengedukasi, Bank Sampah juga membuka peluang usaha, memberikan pelatihan, dan insentif Warga bisa ikut serta dalam pengelolaan sampah sekaligus mendapatkan penghasilan tambahan.

Menekan Polusi dan Emisi
Dengan sampah yang dikelola lebih baik, pencemaran tanah dan air dapat ditekan Proses daur ulang juga mengurangi emisi gas rumah kaca, sehingga turut berkontribusi terhadap penanganan perubahan iklim
Inovasi Pengelolaan Sampah
Bank Sampah juga jadi ruang tumbuhnya ide-ide baru dalam pengelolaan limbah Inovasi ini mendukung perkembangan teknologi hijau dan memperkuat industri daur ulang nasional
Meningkatkan Kualitas Hidup
Lingkungan yang bersih berarti udara yang segar, ruang publik yang nyaman, dan masyarakat yang lebih sehat Semua ini berujung pada meningkatnya kualitas hidup warga
Mendukung Kebijakan Pemerintah
Bank Sampah menjadi mitra strategis dalam mendorong implementasi kebijakan pengurangan dan pengelolaan sampah, sekaligus membantu masyarakat memenuhi regulasi yang berlaku.


INDONESIA
PENYUMBANG SAMPAH
PENYUMBANG SAMPAH
PLASTIK TERBANYAK
PLASTIK TERBANYAK
KEDUA
KEDUA
Setelah Tiongkok, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik ke laut terbanyak di dunia, lho!
Larva lalat Black Soldier Fly (BSF), alias maggot, bisa mengurai sampah organik 2x lebih cepat dari kompos biasa. Mereka jadi solusi ramah lingkungan yang makin populer
DAUR ULANG 1 TON KERTAS= 17 POHON SELAMAT
DAUR ULANG 1 TON KERTAS= 17 POHON SELAMAT
Dengan mendaur ulang satu ton kertas, kita bisa menyelamatkan 17 pohon, menghemat air dan energi dalam jumlah besar
Teknologi waste to energy sudah mulai digunakan di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sampah dibakar dalam sistem khusus dan diubah menjadi sumber listrik






Sampah organik diolah menjadi kompos yang berguna untuk pertanian, sementara sampah non-organik didaur ulang mdnjadi barang-barang berguna yang memiliki nilai ekonomi
PROGRAM “BANK
PROGRAM “BANK
SAMPAH MASUK
SAMPAH MASUK
SEKOLAH”
SEKOLAH”
Program ini bertujuan untuk mendidik generasi muda tentang pentingnya pengelolaan sampah dan cara-cara yang dapat dilakukan untuk menjaga lingkungan
PENJUALAN HASIL DAUR ULANG PENJUALANHASIL DAURULANG
Barang-barang hasil daur ulang dijual untuk mendukung pendanaan operasional dan memperluas jangkauan program.
Masyarakat diajarkan untuk memilah sampah berdasarkan kategori organik dan non-organik Dengan pemilahan yang tepat, proses daur ulang menjadi lebih efektif


Gaya Komunikasi
Suasana kerja santai dan kekeluargaan Anggota saling mendukung dan belajar meski berbeda usiia. Konflik diselesaikan dengan cepat melalui komunikasi langsung
Jaringan Komunikasi
Fleksibel dan tanpa batasan hierarki.
Anggota bebas menyampaikan pendapat dan berkolaborasi Pendampingan langsung saat ada masalah atau ketidakpahaman.
Budaya dan Iklim Kerja
Apresiasi seperti penghargaan dan hadiah meningkatkan motivasi
Kegiatan dianggap bermakna secara sosial dan spiritual. Lingkungan kerja nyaman, mendukung produktivitas dan kebersamaan
Di balik keberhasilan Bank Sampah Sahate Indonesia (BSI) mengelola ratusan ton sampah organik setiap tahunnya, ada wajahwajah penuh semangat yang menjadikan gerakan ini hidup dan bermakna Mereka bukan tokoh besar, bukan pula pekerja formal dari lembaga pemerintah Mereka adalah masyarakat biasa yang percaya bahwa perubahan bisa dimulai dari langkah sederhana memilah sampah
Salah satu sosok yang menyuarakan semangat itu adalah Pak Muki Sudah hampir satu tahun ia bergabung mengelola unit maggot, yang bertugas mengubah sisa makanan menjadi pakan bernilai ekonomi. “Saya niat ibadah,” katanya sambil tersenyum Bagi Pak Muki, bekerja di BSI bukan hanya soal penghasilan, tapi tentang keberkahan hidup: lingkungan yang lebih bersih, hati yang lebih tenang, dan pekerjaan yang membawa manfaat untuk banyak orang
Ada juga Pak Elan, pengurus yang aktif melakukan edukasi langsung ke rumah-rumah warga, sekolah, hingga hotel-hotel di wilayah Pangandaran Ia juga dikenal sebagai penengah ketika konflik atau miskomunikasi terjadi. “Masalah tuh diselesaikan, bukan dihindari,” ucapnya tenang Prinsip itulah yang membuat suasana di BSI terasa lebih seperti keluarga besar dibanding organisasi formal

Suasana kekeluargaan memang menjadi kekuatan utama BSI Komunikasi berjalan dengan luwes, entah melalui grup WhatsApp, obrolan pagi di kantor, atau diskusi santai di lapangan Jika ada manajer divisi yang absen, anggota lain langsung turun tangan menggantikan Tidak ada birokrasi kaku yang penting, informasi sampai dan pekerjaan berjalan.
Apa yang telah dicapai BSI hari ini adalah hasil gotong royong Dari para manajer hingga anggota lapangan, dari yang masih muda hingga berusia 51 tahun, semua bergerak bersama Mereka tidak hanya fokus pada pengelolaan teknis sampah, tapi juga giat melakukan kampanye dan edukasi untuk mengubah pola pikir masyarakat Setiap kegiatan, mulai dari sosialisasi hingga aksi di Car Free Day, menjadi bagian dari gerakan perubahan.
Pada akhirnya, refleksi dari Pak Muki dan Pak Elan bukan hanya tentang apa yang mereka lakukan, tapi tentang siapa mereka Mereka adalah bukti bahwa perubahan bisa dimulai dari hal kecil Dari memilah, dari mendengar, dari menyapa, dan dari tidak menyerah Dan selama semangat itu terus menyala, BSI akan terus jadi rumah bagi siapa pun yang peduli pada bumi ini.






Langkah kecil yang meninggalkan arti besar dari mereka yang peduli.
BSI membuka sudut pandang baru tentang bagaimana sampah bisa menjadi sumber perubahan Melihat proses pengelolaan yang terstruktur dan semangat kolektif dari masyarakat sekitar, muncul kesadaran bahwa kepedulian terhadap lingkungan bukan hanya teori, tapi sesuatu yang bisa diwujudkan secara nyata Interaksi dengan para penggerak di BSI memberikan inspirasi bahwa menjaga bumi tidak harus menunggu momen besar. Justru, dari hal-hal kecil yang sudah menjadi keseharian, seperti memilah sampah atau mengedukasi orang terdekat Dari situlah perubahan bisa mulai terbentuk Lingkungan yang bersih dan sehat bukanlah angan-angan, melainkan hasil dari komitmen bersama yang dijaga terus-menerus Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa peran terhadap lingkungan sudah seharusnya dijalankan sejak sekarang. Tidak perlu menjadi tokoh besar untuk membuat dampak Cukup dengan mau bergerak, berkontribusi, dan menjaga konsistensi dalam tindakan, sudah menjadi bagian dari solusi BSI menunjukkan bahwa perubahan dimulai dari kesadaran, lalu dilanjutkan dengan aksi nyata
Pengelolaan Sampah Terpadu Saat Car
Free Day dan Bersih Laut
Sahate Peduli
Edukasi Pengelolaan Sampah









Tak terasa, kita telah sampai di penghujung majalah ini. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pembaca yang telah mengikuti setiap halaman dengan antusias Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada Bank Sampah Sahate Induk
Pangandaran yang telah menjadi inspirasi sekaligus mitra dalam perjalanan ini. Semoga kolaborasi ini terus membawa dampak positif yang lebih luas.
Kami berharap setiap kisah, refleksi, dan informasi yang disajikan dapat memberikan wawasan baru, semangat, serta inspirasi bagi pembaca untuk turut ambil bagian dalam gerakan menjaga lingkungan. BSI bukan sekadar tentang pengelolaan sampah, tetapi tentang membangun kesadaran bersama, menumbuhkan harapan dari hal-hal kecil, dan membuktikan bahwa perubahan nyata bisa dimulai dari rumah sendiri Karena sejatinya, setiap orang bisa jadi pengubah arah. Dari rumah, dari dapur, dari tindakan kecil. Dan kalau kamu sudah memulainya, yakinlah: kamu tidak sendirian
Dengan berakhirnya edisi ini, kami berharap semangat untuk berkontribusi menjaga lingkungan tetap menyala di hati pembaca. Semoga setiap kisah dan refleksi di majalah ini menyalakan nyali untuk peduli Karena perubahan besar sering kali lahir dari langkah kecil dari rumah, dari kamu
Salam hangat,
Tim Redaksi, NATURA









