
27 minute read
Benar-Benar Peduli atau Hanya Sekadar Memenuhi Kewajiban?
K
ekerasan seksual masih menjadi momok menakutkan selama beberapa tahun kebelakang. Berdasarkan data dari Catatan Tahunan Komisi Nasional Perempuan 2022 (Catahu Komnas Perempuan 2022) yang merupakan akumulasi dari aduan melalui Komnas perempuan, Lembaga Layanan, dan Badan Peradilan Agama (Badilag) menunjukkan bahwa dalam 10 tahun terakhir aduan terhadap kekerasan seksual cenderung mengalami peningkatan setiap tahunnya, Bahkan pada tahun 2021 kemarin aduan terhadap kekerasan seksual yang dialami menjadi yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir yaitu sebanyak 459.094 aduan atau naik sekitar 111% dibanding pada tahun 2012.
Advertisement
Dari keseluruhan aduan terhadap kekerasan seksual ini, dipisahkan kembali kasus yang ada berdasar gender atau biasa diklasifikasikan menjadi Kekerasan Berbasis Gender (KBG). Dari KBG tersebut sekitar 68% aduan terhadap kekerasan seksual dialami oleh perempuan. Hal ini menunjukkan bahwa kekerasan seksual memang lebih rentan dialami oleh perempuan dibandingkan laki-laki.

Yang lebih mengejutkan lagi, dari total 3.838 aduan yang masuk melalui komnas perempuan, sekitar 33% atau sebanyak 1.248 korban merupakan pelajar/mahasiswa. Disisi lain, dituliskan pula dalam Catahu Komnas Perempuan 2022, dari rentang waktu 2015-2021 telah terjadi 67 kasus pengaduan kekerasan seksual di lingkungan pendidikan dan 35 diantaranya terjadi di Perguruan Tinggi.

Hal ini tentunya sangat disayangkan, lingkungan perguruan tinggi yang seharusnya dapat menjadi tempat menempuh ilmu yang nyaman, tempat untuk mempersiapkan para penerus bangsa serta yang seharusnya berisikan orang-orang berpendidikan dan beretika luhur justru malah menjadi tempat terjadinya tindakan yang tercela ini. kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus yang baru-baru ini ramai terjadi di Universitas Riau pada November 2021.
Kekerasan seksual ini bermula ketika seorang mahasiswi sedang melakukan bimbingan skripsi dengan seorang Dekan dan disitulah kemudian terjadi kekerasan seksual dalam bentuk verbal serta fisik. Alih-alih mendapat keadilan, aduan yang dilakukan oleh mahasiswi diabaikan begitu saja oleh pihak universitas dan justru mendapat ancaman balik dari pelaku dengan alasan pencemaran nama baik. Contoh diatas hanyalah satu dari sekian banyak kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan universitas. Masih banyak lagi kasus yang ada, baik yang terungkap maupun tidak.
Berdasar penelitian dari kemendikbudristek, dari 77% dosen yang mengetahui adanya kekerasan seksual di kampus, 63% diantaranya memilih untuk tidak melaporkan kasus tersebut kepada pihak kampus. Disini dapat diambil kesimpulan, dari pihak dosen yang dapat dikatakan lebih memiliki kuasa di lingkungan universitas saja memilih tidak melaporkan, bagaimana dengan korban yang lebih tidak berdaya.

Terlebih tak jarang korban yang seharusnya mendapat keadilan, justru balik mendapat ancaman. Alasan menjaga nama baik kampus biasanya dipilih untuk menutupi hal ini, disisi lain kurangnya payung hukum yang ada semakin memojokkan korban kedalam jurang ketidakberdayaan.
Namun, pada tahun 2021 kemarin muncul angin segar yang diharapkan mampu memberantas tindak kekerasan seksual di lingkungan universitas ini. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 30 tahun 2021 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual di Lingkungan Perguruan Tinggi. Poin penting dalam permendikbud ini sendiri berisikan mengenai pengertian dari kekerasan seksual ini, pendefinisian bentukbentuk dari kekerasan seksual, tindak pencegahan melalui satuan tugas, serta bentuk sanksi yang diterapkan kepada pelaku. Dengan adanya pendefinisian yang jelas, penetapan bersalah serta sanksi terhadap pelaku dapat semakin mudah dilakukan. Pembentukan Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual juga tentunya diharapkan mampu meminimalisir bahkan memberantas seluruh tindak kekerasan seksual yang ada sehingga mampu menciptakannya lingkungan belajar yang nyaman dan aman bagi seluruh elemen di perguruan tinggi.
Sayangnya hal diatas masih sekadar harapan. Memang peraturan resmi sudah dikeluarkan, namun bagaimana dengan implementasinya? sudah sampai mana tindakan kampus untuk merespon permendikbud no.30 tahun 2021 tersebut?
Dr. Sutoyo, M.Si. selaku Satuan Pengawasan Internal (SPI) UPN “Veteran ” Yogyakarta menegaskan, per tanggal 16/9/2022 ini pembentukan Satgas PKS baru sampai pada tahapan pembentukan Panitia Seleksi (Pansel). “Untuk sekarang sudah sampai pada pembentukan satgas yang terdiri dari 10 orang, 5 dari Dosen dan Tenaga Kependidikan, serta 5 orang lagi dari mahasiswa ” . Daftar nama dari panitia seleksi itu sendiri nantinya akan dikirimkan ke kemendikbudristek yang mana nantinya akan dilakukan pembinaan terlebih dahulu. Hasil dari pembinaan pembentukan karakter tersebut kemudian akan terpilih 7 orang yang nantinya akan menjadi Satgas PKS. Sayangnya, kepastian terkait kapan waktu pasti terbentuknya Satgas PKS ini juga masih abu - abu.
“Seluruh proses itu memang sepenuhnya kewenangan dari pusat, dari kami sendiri hanya sekadar memilih dan membentuk panitia seleksi untuk selanjutnya dikirimkan ke pusat. Jadi untuk pastinya kapan kami sendiri masih menunggu informasi lebih lanjut dari pusat” .
Selain belum jelasnya kapan Satgas UPN ini akan terbentuk, sosialisasi terkait Satgas ini pula nyatanya juga belum digencarkan, baik kepada pihak dosen maupun mahasiswa. Alasannya sendiri karena masih menunggu hingga terbentuknya Satgas itu terlebih dahulu.
Walau memang masih belum jelas bagaimana kelanjutannya, langkah yang sudah diambil oleh kampus UPN “Veteran ” Yogyakarta dalam menanggapi Permendikbud No.31 tetap berhak mendapat apresiasi. Setidaknya sudah ada bentuk implementasi nyata yang telah ditempuh. Namun semua tetap kembali pada bagaimana nantinya Satgas PKS ini berjalan. Apakah memang benarbenar efektif dalam mencegah tindakan kekerasan seksual di dalam kampus? Apakah benar mampu memperjuangkan hak dari korban? Atau ternyata hanya sekadar memenuhi kewajiban belaka?.
Penulis: Alif Bayu Nugraha, Novi Vianita






Foto oleh : Atriken N, Rizki R
Bukan Pakaiannya, Tapi Otaknya yang Salah
Y
ogyakarta - Istilah pelecehan seksual itu sendiri dicetus pada tahun 1975, dan kemudian mulai populer dan dianggap sebagai problem yang sangat serius ketika tahun 1976. Menurut Ardian (Ellyawati, 2000) pelecehan seksual atau sexual harassment didefinisikan sebagai pemberian perhatian seksual baik secara lisan, tulisan, maupun fisik terhadap diri wanita, padahal hal itu di luar keinginan wanita bersangkutan namun harus diterimanya sebagai sesuatu yang seolah-olah ‘ wajar ’ .
Dewasa ini pelecehan seksual menjadi perbincangan yang serius baik di dunia nyata maupun dunia maya. Pelecehan seksual saat ini kerap terjadi tak hanya dilakukan secara tertutup di tempat sepi, tetapi ternyata banyak kasus pelecehan seksual di tempat umum seperti di kereta api, bus, pasar, bahkan di media online. Seolah manusia jahat semakin berani menunjukkan eksistensinya sehingga banyak yang merasa tidak aman ketika berada di mana pun. Pelecehan seksual menjadi permasalahan yang sulit dihentikan. Bagaimana tidak, di Indonesia telah ada pasal dan hukuman yang melakukan kejahatan seksual, tetapi tetap saja aksi pelecehan seksual semakin banyak.

Menurut Komnas Perempuan, pelecehan seksual adalah tindakan yang berkaitan dengan seksual baik secara fisik maupun nonfisik yang menyebabkan seseorang merasa tersinggung, tidak nyaman, merasa martabatnya direndahkan, serta mengganggu kesehatan fisik dan mental. Pelecehan seksual yang dilakukan oleh pelaku tidak hanya secara fisik, tetapi dapat juga secara verbal. Hinaan atau sebutan yang mengarah dan berbau seksual, sentuhan dan perilaku seksual tanpa consent, lelucon yang mengandung halhal seksual, serta pelecehan seksual secara online itu semua merupakan beberapa pelecehan seksual yang saat ini marak terjadi.
Lalu sebenarnya, pelecehan seksual itu disebabkan oleh gaya pakaian korban atau mindset si pelaku?
Banyak perdebatan pendapat oleh banyak orang saat ini. Namun, secara logika jika gaya pakaian yang menjadi permasalahan berarti semua yang berpakaian terbuka akan terkena pelecehan seksual, bukan? Tetapi nyatanya tidak semua yang berpakaian terbuka mendapatkan pelecehan seksual. Itu semua dikontrol oleh otak dan pikiran masing-masing individu. Tidak setiap orang melihat gaya pakaian yang sebut saja ketat, sexy, atau terbuka langsung muncul hawa nafsu hingga melecehkan seseorang. Dapat menjadi contoh di salah satu pondok pesantren di Jawa Timur yang isinya santriwati berpakaian syar ’i mendapat pelecehan seksual dari anak sang kyai. Itu menunjukkan betapa kotor dan menjijikannya otak pelaku sehingga tidak dapat menahan perilakunya. Pakaian tidak sepenuhnya salah dalam hal ini, tetapi otak manusia-manusia seperti itulah yang salah. Pelecehan seksual terjadi tidak lepas dari faktor persepsi atau hasil pemikiran pelaku. Seperti konsep yang dikemukakan oleh Susetiawan (1997) bahwa pelecehan seksual adalah hasil pemikiran dari pria.


Di aplikasi Twitter, banyak orang sudah mulai menyadari bahwa kesalahan ada pada pelaku. Seperti dalam cuitan @ratnaillahi pada 2018 silam, dia berpakaian tertutup tetapi masih saja mendapat pelecehan seksual. Menurutnya, stop salahkan korban, pelaku yang seharusnya dihukum.
Pelaku yang sering kali melakukan kekerasan seksual seperti catcalling berdalih bahwa hal tersebut hanya ‘bercandaan saja ’ . Adanya edukasi seksual sejak dini penting adanya untuk menanamkan mindset yang nantinya akan sangat mempengaruhi pemikiran ketika nanti dewasa.
Penulis : Fitria F, Azahra D Editor : Rizki R


Di era digital yang semakin maju ini, tengah populer investasi Kripto. Kripto berasal dari dua kata, yaitu cryptography yang berarti kode rahasia dan currency yang berarti mata uang. Dengan kata lain, kripto adalah mata uang virtual yang dilindungi oleh kode rahasia. Di Indonesia sendiri, investasi kripto sedang banyak diminati lantaran persentase naiknya yang lebih cepat daripada saham. Dalam hitungan hari atau minggu, kenaikan persentase kripto bisa mencapai ribuan persen. Kripto juga sudah mendapat izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) berupa list token legal yang dapat dilihat di web Bappebti. Meskipun masih ada beberapa token yang tidak legal karena belum didaftarkan atau belum dianggap kredibel oleh Bappebti. Dampak positif dari peningkatan investasi kripto ini masyarakat memiliki opsi lain untuk berinvestasi selain Kripto dan saham merupakan satu instrumen yang sama tetapi memiliki beberapa perbedaan yang cukup menonjol. Pertama, kripto sifatnya lebih global dibandingkan saham yang hanya bersifat nasional atau investor WNI saja yang dapat berinvestasi. Kedua, kripto memiliki teknologi blockchain yang dapat men-trace arus transaksi dari awal hingga akhir.
saham dan emas. Masyarakat juga bisa lebih membuka pikiran investasi lebih luas, tidak hanya di dalam negeri tetapi juga bisa merambah hingga ke luar negeri. Contohnya di negara maju seperti Jepang, kita sudah bisa menggunakan kripto untuk membeli kopi di cafe.
Blockchain merupakan teknologi dimana server terdesentralisasi, dapat dilihat oleh semua orang, tidak dikontrol oleh salah satu institusi saja. Jika di bank hanya terdiri dari satu atau dua server saja, di blockchain server untuk menyimpan data tersebar di
seluruh jaringan blockchain. Ini menyebabkan blockchain sulit untuk di-hack. Hacker akan sangat kesulitan karena harus membobol seluruh server blockchain yang tidak hanya terdiri dari satu atau dua server saja. Sebagai contoh lain, transparansi dana APBN, masyarakat dapat melihat dana tersebut dialokasikan kemana saja dengan blockchain. Hal ini dapat meminimalisir terjadinya korupsi karena semua orang dapat melihat secara detail anggaran tersebut. Investasi kripto dapat dimulai dengan melihat video edukasi mengenai kripto, riset, kemudian membuat akun kripto, hingga tertarik dengan teknologi yang ada di belakang kripto. Namun dianjurkan tidak memakai uang ‘ panas ’ untuk berinvestasi di kripto apalagi memakai uang kuliah karena resikonya yang sangat tinggi. Investasi kripto dapat dimulai dengan modal 100.000 saja di waktu yang tepat seperti saat market sedang dalam kondisi bearish.

Apakah investasi kripto recommended untuk mahasiswa? Menurut Founder dan CEO Icryptomedia, Dewangga Praxindo, investasi kripto sangat recommended untuk mahasiswa, karena selain belajar berinvestasi sejak dini mahasiswa juga memiliki ruang belajar yang sangat luas Penulis : Rika C, Ghefira A Editor : M. Fathur

Foto oleh: https://www.jmfebupnvyk.com/jurusan-manajemen-fakultas-ekonomika-dan-bisnis-upn-veteran-yogyakarta/
Y
ogyakarta - Kekerasan seksual merupakan persoalan yang sangat darurat untuk segera diatasi, tidak terkecuali di lingkungan mahasiswa FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta.
Berdasarkan Riset I yang dilakukan oleh DPM FEB pada 19 Mei - 3 Juni tentang tindak Kekerasan Seksual, riset menunjukkan bahwa dari 416 responden yang berpartisipasi dalam riset, sebagian responden mengatakan pernah mengalami kekerasan dan pelecehan seksual. Hasilnya mendapati bahwa data responden pernah mengalami kekerasan seksual sebanyak 30,8%. Sisanya belum pernah mengalami kekerasan dan pelecehan seksual. Di dalam rubrik Jajak Pendapat kali ini tim BPPM Kliring berkesempatan mewawancarai Arif Budiman selaku ketua Departemen Advokasi dan Kesejahteraan Mahasiswa, BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta. Ia berbagi pendapatnya seputar kekerasan seksual yang ada di lingkungan FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta serta diperkuat dengan data-data yang ada.
KekerasanKekerasanKekerasan SeksualSeksualSeksual DiDiDi FEBFEBFEB UPNUPNUPN VeteranVeteranVeteran YogyakartaYogyakartaYogyakarta MencapaiMencapaiMencapai 30,30,30,8%,8%,8%, AdakahAdakahAdakah Solusinya?Solusinya?Solusinya?
1. Menurut anda sendiri pelecehan seksual itu apa? Dan apa saja bentuk-bentuk yang tergolong kepada pelecehan seksual?
2. Sejauh mana mahasiswa FEB mengetahui tentang pelecehan seksual?
“Menurut saya pelecehan adalah perbuatan atau perkataan yang mengarah ke sexualitas baik dalam bentuk merendahkan, menghina, melecehkan bahkan menyentuh tubuh atau area sensitif. Pelecehan sendiri bisa terjadi di semua gender dan dapat berdampak ke psikis dan fisik bagi korban. Untuk bentuk bentuk yang tergolong pelecehan seksual sebenarnya ada beberapa golongan, tapi yang biasa kita dengar tergolong menjadi dua yaitu verbal (merendahkan, menggoda atau bercanda yang mengarah ke seksual) dan yang satu lagi non verbal (berupa sentuhan atau paksaan yang mengarah ke seksual) apalagi sekarang dalam bersosial media juga harus berhati hati agar tidak mengalami pelecehan dengan tidak adanya batasan yang jelas pada dunia maya. ”
“Menurut saya pengetahuan mahasiswa FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta mengenai pelecehan seksual sudah cukup tinggi karena hal tersebut juga didukung dari data yang diperoleh oleh DPM yang sudah melakukan riset di bulan mei – juni dimana sekitar 400 an responden setuju dan mengetahui tindakan tindakan apa yang sudah termasuk pelecehan seksual. ”
3. Di BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta itu apakah mempunyai suatu wadah untuk pengaduan pelecehan seksual, bisa dijelaskan seperti apa, dan bagaimana mekanisme nya?
“Singkatnya kita ingin melakukan tindakan preventif jika ada tindakan pelecehan seksual karena semua juga berharap untuk tidak terjadi tindakan pelecehan seksual di FEB karena hal tersebut sangat berpengaruh kepada kenyamanan dan keamanan dalam kuliah. Untuk mekanismenya sendiri mahasiswa dapat mengisi google formulir yang sudah disediakan dan sudah ada penjelasan ringkasnya mengenai posko pengaduan kekerasan seksual pada grand design yang sudah kami sediakan juga. Selanjutnya dalam mengisi google form identitas responden akan kami jaga identitas serta informasi yang disampaikan. Setelah itu apabila aduan memang sudah sesuai kriteria kekerasan/pelecehan seksual maka akan ditindaklanjuti dengan langsung dihampiri/dihubungi oleh tim untuk memberikan lindungan serta pendampingan jika memang ingin mengusut kasus tersebut. Untuk mekanisme kerja tim yang ada pada posko kekerasan seksual dapat dibaca juga melalui Grand Design yang ada di bio link instagram BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta. ”
4. Seberapa penting sih wadah ini bagi mahasiswa FEB UPN “Veteran ” Yogyakarta ?
5. Apakah wadah ini sudah efektif untuk bisa mengurangi tingkat pelecehan seksual di lingkungan FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta ?
“Wadah pengaduan yang kemudian kami namakan Posko Pengaduan Kekerasan Seksual FEB ini sangat penting, karena menurut riset yang dilakukan oleh DPM FEB UPN Veteran Yogyakarta bahwa sebanyak 98.6% responden menyatakan setuju akan pentingnya organisasi/komunitas divisi yang menampung korban pelecehan dan kekerasan seksual untuk pemulihan sampai mengembalikan kondisi korban ke keadaan semula sehingga korban tidak lagi merasa khawatir jika kembali melakukan kuliah. Oleh karena itu, BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta sebagai eksekutif turut peduli dan ikut andil dalam rangka mempermudah alur pengaduan dan pelaporan kasus ke pihak birokrat yang berwenang sehingga dibentuklah Posko Pengaduan Kekerasan Seksual. ”
“Berkaitan apakah sudah efektif atau belum dalam mengurangi tindak kekerasan seksual, hal ini belum dapat dijawab secara akurat. Karena belum dilakukannya riset
ulang berkaitan dengan tindak kekerasan seksual setelah Kanal dan Posko dirilis, sehingga belum terdapat data yang akurat untuk disimpulkan bahwa dengan rilisnya Kanal dan Posko telah mengurangi tindak kekerasan seksual di FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta. Selain itu, terdapat indikator lain yang menjadi Tugas, karena dalam menentukan perbandingan pengurangan kasus, tentu akan sedikit kesulitan menyimpulkan hasil dikarenakan melakukan riset II setelah rilis kanal, responden pasti akan berbeda jumlah dan sampelnya karena saat ini sudah terdapat mahasiswa baru angkatan 2022. Sebagai informasi, sejak dirilisnya Kanal dan Posko Aduan oleh BEM FEB hingga saat ini, belum terdapat mahasiswa yang mengadukan kejadiannya melalui link tersebut.
Diantaranya; sebanyak 3,6% responden mengalami kekerasan secara fisik yaitu pukulan, jambak, tampar dan sebagainya. Responden yang mengalami kekerasan secara psikologis baik berupa ancaman, makian, pemaksaan, maupun penguntitan sebanyak 18,8%. Serta responden yang mengalami kekerasan seksual berupa pemerkosaan dan pelecehan seksual sebanyak 8,4 %. ”
6. Apakah ada tindak lanjut setelah membuat pengaduan ke wadah pengaduan ini?
“Dipastikan terdapat tindak lanjut terhadap aduan rekanrekan mahasiswa, terutama bagi rekan mahasiswa yang bermaksud untuk didampingi pelaporannya.
Dalam posko sudah ada tim kecil yang bertugas dan memiliki mekanisme kerja dalam pelaporan ke pihak kampus. Mekanisme yang tertuang di dalam Grand Design kami kurang lebih menjadi acuan alur dalam kami menindaklanjuti apabila terdapat kasus. Hal - hal lain diluar yang telah tertuang di dalam mekanisme kerja pada Grand Design kami, akan ditentukan dan disepakati sesuai dengan kebutuhan lapangan dan tentu nasihat dari Wadek III, Dekan FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta, ataupun beserta jajarannya. ”
Itulah beberapa pendapat yang diutarakan Arif Budiman selaku ketua departemen Adkesma BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta terkait kekerasan seksual, besar harapan agar wadah pengaduan kekerasan seksual yang dibentuk oleh BEM FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta dapat berjalan sebagaimana mestinya. Guna melindungi para korban kekerasan seksual. Sehingga, kasus kekerasan seksual di lingkungan FEB UPN ‘Veteran ’ Yogyakarta dapat berkurang dan semua mahasiswa akan merasa nyaman dan aman untuk berkuliah.
Penulis : M. Fathur, Elok H Editor : Azahra D
Bisnis Tanpa Modal? Mengulik Tim Lolos Pendanaan P2MW 2022
Tahukah kamu? P2MW atau Program Pembinaan Mahasiswa Wirausaha adalah sebuah program Kemdikbud berupa pengembangan usaha mahasiswa yang telah memiliki usaha melalui bantuan dana pengembangan dan pembinaan. Pembinaan dilakukan dengan sistem pendampingan dan pelatihan usaha kepada mahasiswa peserta P2MW. UPN “Veteran ” Yogyakarta melalui UPT Pengembangan Karir dan Kewirausahaan mengirimkan beberapa tim wirausaha untuk diajukan ke program ini. Dari beberapa tim terdapat lima tim yang berhasil lolos pendanaan P2MW 2022. Apa saja tim-tim tersebut? Simak penjelasan berikut!

Penulis : Dwi Y, Aristiyani P Editor : M. Fathur Baskara adalah sebuah bisnis yang bergerak di bidang fashion dan pakaian. Baskara memproduksi kaos dan sweater yang ditambahkan konsep budaya nusantara, seperti gambar wayang atau gambar kebudayaan lainnya.
Baskara memilih bisnis ini karena ingin mengajak anak muda untuk mencintai budaya sendiri dengan cara yang baru dan kreatif, tentunya dengan media yang bisa dipahami dan diterima oleh anak muda, yaitu pakaian. Baskara berhasil mendapatkan dana pendanaan P2MW sebesar Rp15 juta yang digunakan untuk mengembangkan bisnis.
Tim Baskara terdiri atas Romandon Wahyu Prastiyo (Agroteknologi 2020), Sultan Ahmad Syarifuddin (Teknik Geofisika 2020), dan Sandy Wahyu Agusta (Informatika 2019).
Ketiga anggota tim ini mampu bekerja sama dengan baik dalam menjalankan bisnis. Pembagian jobdesk Tim Baskara yaitu Romandon Wahyu Prastiyo sebagai leader, menjalin relasi dengan pihak lain, serta pembuat konsep produk. Sultan Ahmad Syarifuddin sebagai pemegang pembukuan dan pencatatan keuangan, sedangkan Sandy Wahyu Agusta bertanggung jawab dalam proses produksi. Romandon Wahyu Prastiyo mengatakan bahwa bisnis ini memang sudah dibangun sejak Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2021. Waktu itu, Baskara juga lolos pendanaan PKM dengan mendapatkan dana kurang lebih Rp9 juta. Seolah tak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Baskara mengajukan diri untuk maju di P2MW 2022 dengan mengadopsi ide bisnis sebelumnya, melakukan modifikasi, serta melakukan revisi pada bagian proposal yang dinilai kurang relevan.
Meski sedikit terkendala di bidang pemasaran produk dan pembagian waktu dengan kegiatan akademik, tim Baskara tetap bisa survive dengan wujud bisnis online menggunakan sistem pre order. Meski demikian, Baskara tetap memproduksi pakaian untuk ready stock, biasanya kurang dari 50 pcs. Melalui akun instagram @baskara.idn, bisnis ini mampu berkembang dan terus menjangkau konsumen yang lebih luas. Dengan dibantu dosen pembimbing dan mentor bisnis, Baskara kini juga sedang menyiapkan konsep sekaligus produk untuk menghadiri festival dan award, yang merupakan acara puncak P2MW serta akan digelar pada November mendatang.

EduCV adalah sebuah bisnis yang memfasilitasi orangorang yang berkompeten sebagai jagoan yang akan mengerjakan job tertentu dari klien. Awalnya, EduCV hanya menyediakan jasa pembuatan CV saja, namun seiring dengan pertumbuhan bisnis, kini EduCV berhasil memiliki anak perusahaan yang disebut jagokarir.com.

Jagokarir.com adalah sebuah website yang menyediakan tiga produk utama, yaitu jago CV, jago tugas kuliah, dan jago tutor private. EduCV memilih usaha ini karena masih banyak orang yang belum bisa membuat CV dengan baik. Selain itu, EduCV memberikan bimbingan untuk para klien dan hal yang beda yaitu sesi konsultasi untuk interview serta revisi sepuasnya. Terkait produk jago tugas kuliah dan jago tutor private pun memberikan kesempatan kepada klien untuk berkonsultasi dengan jagoan secara online maupun offline.
Sistem yang digunakan EduCV berupa bagi hasil, dimana EduCV hanya mengambil sebesar 20% penghasilan dari klien, sisanya diberikan kepada jagoan sebesar 80%. Adapun total pendanaan yang berhasil didapatkan EduCV dari P2MW sebesar Rp12 juta.
Dana ini kemudian digunakan untuk membuat website dan mulai mendesain layout website dengan domain yang lebih baik. Bisnis ini memang sudah dibangun sebelum adanya P2MW. Awalnya Maulana Yusuf Hanafil sebagai Founder EduCV membangun usaha ini dari nol, hingga akhirnya membentuk tim Co-Founder dan berhasil lolos pendanaan P2MW.
Tim EduCV terdiri atas Maulana Yusuf Hanafil (Teknik Perminyakan 2018) sebagai founder dan marketing, Gilang Muhammad Farel (Teknik Perminyakan 2018) bertanggung jawab dalam program magang dan pengembangan SDM, Ahmad Aliya Akmal (Teknik Perminyakan 2018) sebagai pengelola website, Vania Raina Stephanie (Teknik Perminyakan 2020) sebagai content creator, serta Ega Dimas Saputra (Teknik Perminyakan 2020) sebagai desainer. Meski sedikit terkendala waktu dalam menjalankan bisnis, apalagi masih menjadi mahasiswa, bisnis EduCV tetap bisa berjalan dengan baik dengan adanya komunikasi dan koordinasi.
Tim Ru Pao Wan
yang diketuai oleh Frans Aure Pasha (Manajemen 2019) bersama dua temannya yaitu Muhammad Rifki Kurniawan (Ilmu Administrasi Bisnis 2019) dan Rofiq Perwira Adjie (Teknik Lingkungan 2019) berhasil lolos
pendanaan P2MW 2022 dengan bisnis bakpao dari ubi ungu. Sebelum bisnis ini diajukan ke P2MW, bisnis ini merupakan bisnis keluarga dari salah satu teman yang kemudian dikembangkan untuk diikutkan di program ini. Selain usaha milik keluarga, tim Ru Pao Wan memilih usaha bakpao juga karena di Jogja belum ada bakpao yang memiliki market leader dan ini menjadi peluang usaha yang menjanjikan.
Bakpao ini memiliki beragam varian rasa, ada bakpao original, bakpao ubi ungu, dan bakpao ubi madu. Ru Pao Wan memproduksi bakpao sendiri dan berjualan melalui pesanan partai besar dan titip di pasar. Setelah ikut P2MW, Ru Pao Wan mulai berinovasi dengan menjual harga yang lebih murah dan rencananya akan di jual di kampus dengan sistem titip di tiap fakultas, serta membuka stand di pusat keramaian, seperti di Paseban (Bantul) atau di AlunAlun (Jogja).
Meski terkendala produk yang tidak mudah dijual karena memiliki ketahanan yang terbatas, bakpao berhasil menjadi salah satu produk yang dibutuhkan setiap orang karena praktis, enak, dan mengenyangkan. Produk ini cocok untuk mahasiswa dan pekerja yang memiliki kesibukan yang padat dan tidak memiliki banyak waktu untuk makan

WESTPROG Cloth
yang dipimpin oleh Ghazy Rifarachman Hammam (Agribisnis 2019) bersama dua temannya, yakni Arif Musthofa (Agribisnis 2019) dan Yudha Rizki Wardana (Teknik Pertambangan 2019) berhasil menjadi tim keempat yang lolos pendanaan P2MW 2022. Tim ini terbentuk sekitar 3-4 bulan yang lalu secara tidak sengaja karena tim merupakan teman lama dari SMP dan SMA yang berkuliah di UPN "Veteran " Yogyakarta dengan hobi yang sama yaitu nongkrong. Berawal dari celetukan mengenai pre order merchandise, mereka ingin menyaingi produk tersebut dengan desain yang lebih baik lagi. Pada awalnya, mereka ingin memproduksi sepatu, namun karena butuh modal yang banyak akhirnya berganti menjadi baju dan pakaian. Dana P2MW cair dengan sistem dua termin, termin pertama sebesar 80% dan sisanya diberikan setelah Laporan Pertanggungjawaban. Menurut Ghazy Rifarachman Hammam, P2MW di UPN "Veteran " Yogyakarta masih kurang dari sisi koordinasi, baik dari pihak dosen pengelola, pembimbing, maupun mahasiswa itu sendiri. Tim WESTPROG Cloth juga mengaku sedikit kewalahan menjalankan bisnis ditengah kesibukan perkuliahan, magang, dan kegiatan lain sehingga mereka sempat menghentikan produksi untuk sementara. Itulah salah satu sebab yang membuat tim WESTPROG Cloth hanya melayani penjualan dengan sistem pre order.

Tim ini terdiri atas Bintang Oka Firmansyah (Ekonomi Pembangunan 2020), Brigita Mahargyani Gracella Prakasa (Ekonomi Pembangunan 2020), Muhammad Hilmy Raihan Azhari (Agribisnis 2020), Noviana Tri Utami (Agribisnis 2020), dan Ayudya Dinda Shafira (Ilmu Tanah 2019).
Zenbu adalah sebuah bisnis yang memiliki produk ayam betutu tulang lunak. Awalnya usaha ini merupakan usaha ayam dari ibu Bintang, namun untuk P2MW, mereka memodifikasi menjadi ayam betutu tulang lunak. Bentuk produk Zenbu utama berupa ayam frozen, namun juga tersedia versi matang beserta nasi. melibatkan semua anggota tim. Brigita Mahargyani bertugas sebagai bendahara, yaitu mengurusi terkait pencatatan dan pengalokasian dana. Muhammad Hilmy bertanggung jawab dalam hal marketing, branding, dan sosial media. Sedangkan Noviana Tri bertugas sebagai sekretaris yang melakukan pencatatan setiap kegiatan Tim Zenbu. Meskipun pelaksanaan P2MW ini belum selesai, namun program ini menimbulkan kesan yang beragam bagi kelima tim yang ikut P2MW. Mereka merasa senang dapat mengikuti program ini, karena dengan keikutsertaan dalam P2MW, mereka dapat menambah skill dan pengalaman mereka di bidang bisnis, seperti branding, produksi, serta mendapatkan banyak ilmu dari sesi mentoring bersama dosen pembimbing dan mentor tim, dimana mereka adalah orang yang telah berpengalaman dalam berwirausaha. Teruntuk mahasiswa yang ingin berwirausaha, namun terhalang oleh finansial juga dapat mengikuti P2MW, karena program ini membantu mengembangkan usaha maupun ide bisnis yang masih ada di pikiran agar dapat terealisasi.

Untuk teman-teman yang ingin berwirausaha, Terdapat beberapa pesan juga nih dari kelima tim yang lolos pendanaan P2MW. Selagi menjadi mahasiswa, jangan pernah sia-siakan status tersebut, karena banyak kesempatan yang dapat dirasakan hanya dengan status kita sebagai mahasiswa, contohnya P2MW, Selain itu Teman-teman yang ingin berbisnis, janganlah
Bintang sebagai koordinator dan pengembang bisnis Zenbu mengatakan bahwa untuk tiga bulan kedepan ingin fokus ke penjualan secara langsung, seperti membuka stand di suatu event, serta melakukan branding di media sosial, terutama akun resmi Zenbu @ayamzenbu. Meski Ayudya Dinda bertanggung jawab penuh terhadap produksi, namun proses produksi tetap takut untuk mengeksplor dan menuangkan ide-ide yang ada di pikiran menjadi proposal bisnis sehingga bisa didaftarkan dan dilombakan pada program pendanaan agar bisnis tersebut dapat terealisasi. Meskipun terhalang keterbatasan, baik finansial, kesibukan kita sebagai mahasiswa, dan sebagainya janganlah pernah menyerah dan kalahkan keterbatasan yang dapat menghalang kita.

Ilustrasi oleh: Nanda W Oktavia

Sudah cukup lama kita mengikuti kegiatan perkuliahan secara daring, akhirnya harus bertransformasi perkuliahan tatap muka. Yuk! Gunakan tips dibawah ini biar kamu semakin semangat dan terbiasa mengikuti perkuliahan tatap muka! 1. Membiasakan Bangun Pagi
Adanya kemudahan kegiatan perkuliahan daring, hanya tinggal buka laptop, join zoom meeting, dan ditinggal rebahan atau tidur, sehingga membiasakan kamu menjadi kurang produktif. Malahan mengganggu kebiasaan di pagi harimu. Nah, supaya kamu tidak terlambat ke kelas saat perkuliahan tatap muka, lebih baik bangun pagi agar bisa mempersiapkan diri untuk mengikuti kegiatan perkuliahan. Hal ini bisa mendorong semangat kamu, loh! 2. Memotivasi Diri Sendiri
Membangun semangat berkuliah bisa dengan memotivasi diri sendiri. Berpikir positif akan kegiatan perkuliahan kedepannya dan ingat tujuan kamu melanjutkan pendidikan. Berfikir positif bahwa kamu akan mendapatkan kemenangan setelah melewati drama perkuliahan seperti tugas, presentasi, atau ujian skripsi. Kerja keras tak akan mengkhianati hasil! 3. Menambah Relasi Pertemanan Selama pandemi COVID-19 yang memaksa kita jauh dari perkumpulan membuat relasi kita mengecil dan membosankan. Maka saat perkuliahan tatap muka, memberikan peluang untuk kamu menambah teman agar tidak bosan saat kuliah tatap muka. 4. Mengikuti Kegiatan UKM Ataupun Kepanitiaan Mengikuti UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di kampus bisa mengasah bakat dan menjadi hal positif disaat kamu bosan dengan dunia perkuliahan, loh! Selain itu kamu bisa bertemu teman yang satu hobi. Mengikuti kepanitiaan kegiatan di kampus bisa menjadi pilihan juga. Selain menambah relasi, bisa menambah wawasan kamu dalam mengadakan acara maupun kegiatan. Banyaknya pilihan divisi kepanitiaan yang bisa kamu pilih sesuai minat ataupun keterampilan
kamu.
KhawaKhawaKhawatirtirtir KulKulKuliahiahiah TatTatTatapapap Muka?Muka?Muka? Yuk!Yuk!Yuk! IkutIkutIkuti i i TipsTipsTips IniIniIni BiarBiarBiar SemangaSemangaSemangat t t KulKulKuliahiahiah TatTatTatapapap Muka!Muka!Muka!
5. Baca Materi Sebelum Kelas Dan Review Materi Sebelum kelas kamu bisa banget mempersiapkan diri dengan membaca materi sesuai RPS/Kontrak Perkuliahan, agar kamu bisa lebih bersiap diri apabila ditunjuk dosen, loh! bisa menambah poin nilai kamu dengan bertanya terkait materi yang telah kamu baca.
Setelah mendapatkan materi, dilain hari bisa kamu baca atau review kembali, karena dosen biasanya memberikan materi yang saling berkaitan disetiap pertemuan. Hal ini membuat kamu semakin paham akan materi yang diberikan pada mata kuliah yang kamu ambil dan pastinya nilai mata kuliahmu ini aman, loh!
Penulis: Nanda Wahyu Oktavia Editor: Rizki R
MENGULIK “SUKA DUKA” DIVISI PUBLIKASI DAN PENDOKUMENTASIAN D I DALAM ORGANISASI MAUPUN KEPANITIAAN
D
ivisi Publikasi, dan Pendokumentasian (PDD) merupakan divisi yang vital di setiap organisasi maupun kepanitiaan. Divisi ini
Selain itu, sekali kamu masuk PDD, maka kedepannya dipastikan akan direkrut pada posisi yang sama terus menerus. Apalagi kalau kinerjamu bagus. Kali ini kita berkesempatan buat ngepoin salah satu anggota dari divisi PDD yaitu, Dwi Pransisko yang merupakan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan 2021. Ia mengungkapkan alasannya masuk ke divisi PDD di Himpunan Mahasiswa Ekonomi Pembangunan (HIMASEPA). Dari beberapa divisi yang tersedia di HIMASEPA, ia yakin memiliki potensi dan minat yang lebih mengarah ke divisi PDD, mengingat fakta bahwa semasa SMA ia mulai menggali potensi editing dan fotografi. Dwi juga mengungkapkan PDD seperti lingkaran setan, karena biasanya anggotanya memiliki pemahaman tentang pendokumentasian dan pemublikasian, tetapi yang benar-benar paham hanya sedikit, sehingga menjadikan orang yang berkompeten akan terus “ditarik” menjadi divisi PDD.
bertanggungjawab mengenai bagaimana mempublikasikan kegiatan, desain dekorasi setiap kegiatan, dan dokumentasi kegiatan.
Bagi para maba alias mahasiswa baru, PDD termasuk salah satu yang paling sering menjadi incaran karena dianggap menarik. Padahal, bagi orang-orang yang pernah menjalaninya mungkin akan dianggap sebaliknya. PDD mempunyai “duka ” tersendiri. Contohnya: saat rekrutmen awal, tugas yang diberikan terkadang terasa normal dan masih asyik-asyik aja. Namun, saat benarbenar terjun ke dalam acara dijamin semuanya akan berubah. Deadline yang super singkat, tugas dadakan, revisi berulang, hingga permintaan yang aneh-aneh bakalan menjadi makanan sehari-hari. Dwi menegaskan lebih banyak suka daripada duka. Sukanya sangat banyak, misalnya memiliki relasi lebih luas, mampu meningkatkan skill editing dan fotografi, dan kalau beruntung bisa bertemu doi, sedangkan dukanya seperti saat editing tidak selalu berjalan dengan lancar karena biasanya bergantung pada mood. Terakhir, Dwi berpesan terhadap mahasiswa yang tertarik gabung PDD tidak perlu takut terhadap lingkaran setan karena menurutnya lebih banyak sukanya dibandingkan dukanya.
Penulis : M Fathur Editor : Rizki R
Y
ogyakarta - Kalian tahu gak sih? Kalau mahasiswa itu ada 2 jenis, yang pertama yaitu kupu kupu alias kuliah pulang kuliah pulang dan yang kedua yaitu kura kura alias kuliah rapat kuliah rapat. Dikalangan mahasiswa pastinya istilah kura kura pastinya sudah tidak asing lagi. Kuliah rapat kuliah rapat, sebuah rutinitas bagi mahasiswa yang biasanya mengikuti organisasi kemahasiswaan atau kepanitian sebuah event. Serangkaian program kerja yang begitu padat membuat mahasiswa yang terjun ke dalamnya menjadi manusia super sibuk.
Selepas kegiatan kuliah yang menguras otak dilanjutkan rapat program kerja di ruang sekretariat dan kembali memeras otak untuk membahas bagaimana agar program kerja bisa berjalan dengan baik. Dengan begitu istilah budak proker pastinya tidak lepas dari mereka, mengapa budak? Karena mereka bekerja tidak dibayar dan mereka pastinya sudah berkomitmen untuk mendedikasikan diri mereka untuk suatu organisasi atau kepanitiaan dalam satu periode kedepan. Meskipun terkesan sangat melelahkan karena disamping tugas kuliah yang menumpuk mereka juga harus menjalankan program kerja, sebenarnya mengikuti organisasi atau kepanitiaan ini bermanfaat bagi para mahasiswa yang ingin mencari pengalaman di luar bidang akademik. Relasi teman atau petinggi petinggi kampus yang pastinya akan sulit didapatkan jika menjadi kupu kupu saja. Lalu apakah kalian pernah mendengar istilah learning by doing, sepertinya ini menjadi istilah yang tepat, karena dalam sebuah organisasi kalian akan terjun langsung ke lapangan dan berinteraksi dengan banyak orang.
Mengingat tidak hanya memikul satu tanggung jawab sebagai mahasiswa, bisa membagi waktu dengan baik merupakan suatu keharusan bagi budak proker. Mereka juga harus berkomitmen dan bertanggung jawab penuh dengan apa yang telah mereka ambil. Tetapi jika seseorang sudah senang ketika menjalani sesuatu, mereka pasti akan sangat enjoy untuk melakukan kegiatan itu kedepannya.
Sebenarnya, menjadi kupu kupu atau kura kura itu pilihan bagi masing masing mahasiswa. Semua punya kelebihan dan kekurangan masing masing. Hal tersebut tergantung pada diri kita sendiri karena hal yang paling penting adalah kita yang bisa bertanggung jawab dengan apa yang telah pilih. Penulis : Azahra D Editor : Rizki R
Kura Kura atau Kupu Kupu: Kalian Pilih yang Mana?
