1
Q& A Demokrasi Perbedaan Q: Apakah di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi? A: Demokrasi sebagai sebuah sistem politik dan bentuk pemerintahan tidak dinyatakan secara eksplisit dalam konstitusi. Namun demikian, dalam praktik berbangsa dan bernegara, demokrasi diwujudkan dalam banyak hal, seperti kedaulatan yang berada di tangan rakyat, penerapan prinsip negara hukum, pemisahan kekuasaan alat-alat negara, penghormatan terhadap pluralitas dan toleransi, musyawarah mufakat, dan masih banyak lagi. Secara garis besar, Indonesia sudah menjalankan prinsip-prinsip demokrasi. Q: Perbedaan pendapat dalam demokrasi adalah hal yang wajar. Tapi pada prakteknya di lapangan tidak sesuai.Bagaimana menurut anda? A: Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik dari segi agama, bahasa, adat-istiadat, suku, ras, dan keberagaman pada aspek-aspek lainnya. Keberagaman tersebut berkontribusi terhadap perbedaan cara pandang dan pola pikir yang dimiliki oleh manusia Indonesia. Pada masa lalu, keberagaman dan perbedaan dicoba dijembatani oleh para pendiri bangsa melalui mekanisme Sumpah Pemuda 1928, dan mencapai puncaknya pada Proklamasi 1945, sebagai bentuk penyatuan komitmen bersama. Dalam proses pengambilan keputusan misalnya, perbedaan ditengahi melalui mekanisme pemungutan suara (voting) tatkala musyawarah mufakat tidak berhasil dicapai. Hemat saya, perbedaan adalah suatu hal yang wajar dalam demokrasi. Untuk mencegah ekses negatif dari perbedaan, hendaknya perbedaan tersebut tidak dikedepankan, melainkan sebagai sesuatu yang memperkaya khazanah pemikiran. Q: Bagaimana mempraktikkan penyelesaian perbedaan secara demokratis dan konstitusional? A: Kuncinya adalah pemahaman nilai-nilai demokrasi yang tertuang secara implisit di dalam konstitusi, yakni UUD NRI 1945. Konstitusi merupakan sumber dari segala sumber hukum. Sebagai sumber hukum, konstitusi diterjemahkan ke dalam berbagai peraturan perundangundangan turunan. Inilah yang menjadi pijakan dalam penyelesaian perbedaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Perbedaan pendapat dalam pengambilan keputusan rapat misalnya, diselesaikan melalui voting ketika musyawarah mufakat tidak bisa dicapai. Sengketa hasil Pemilu, diselesaikan melalui mekanisme yang dijalankan oleh Mahkamah Konstitusi. Sekali lagi kuncinya adalah berpedoman pada konstitusi. Q: Pendewasaan sikap politik dalam berdemokrasi apakah sangat diperlukan? Bagaimana cara membangun ini dari latar belakang orang yang berbeda-beda? A: Tentu saja sangat diperlukan. Ada baiknya kita semua belajar dari sejarah. Nasionalisme Indonesia berdiri di atas perbedaan suku, ras, agama, bahasa, adat-istiadat, dan budaya. Namun demikian, nasionalisme berhasil dihimpun dan dibentuk di atas semua perbedaan tersebut melalui prinsip senasib sepenanggungan dan komitmen untuk hidup bersama dengan mengedepankan prinsip saling menghormati dan toleransi. Inilah kunci membangun harmoni dan sinergi kebangsaan di atas semua perbedaan tersebut. Secara legal formal, perbedaan tersebut dijembatani melalui semboyan kebangsaan, yakni Bhinneka Tunggal Ika Tanhanna