Bestari Edisi Agustus 349

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Edisi Wisuda

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Ke-85 Periode III

Waralaba Inspirasi Usaha Fresh Graduate

Surya Team, LSO Baru Kerap Cetak Juara Simak hal.3

Assesmen Lapangan BAN-PT, UMM Siap Pertahankan Akreditasi A Simak hal.8

Persiapan Maba Menjelang Perkuliahan Simak hal.14

2

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

JENDELA

BESTARI

SALAM REDAKSI Kemerdekaan Tak Sebatas Slogan Puji syukur tetap tercurah kepada Allah, dengan As-Salaam-Nya mampu memberikan kesejahteraan bagi seluruh rakyat berupa kemerdekaan Indonesia, memasuki usia ke-72 tahun sejak kemerdekaan, diharapkan bangsa Indonesia memahami kemerdekaan dengan sebenar-benarnya, bukan sekedar slogan semata, kemerdekaan adalah tidak dalam keadaan terjajah oleh musuh dan kebodohan, tidak dibawah tekanan oleh pihak asing, bangsa Indonesia harus berdaulat, bebas menentukan sikap sesuai Pancasila.

Terbitnya edisi 348 ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi seluruh Kru Bestari, karena bertepatan dengan HUT ke-72 Republik Indonesia serta prosesi wisuda periode III tahun 2017, UMM meluluskan sebanyak 1.744 wisudawan.

Dalam langkah nyata untuk mengoordinasi minat, ide dan bakat mahasiswa Fakultas Teknik UMM, Surya Team merupakan LSO yang berdiri pada tahun 2015 bertujuan untuk memberikan bekal kepada mahasiswa FT untuk mengikuti kompetisi ketekniksipilan dalam skala regional sampai internasional, meski baru berusia dua tahun, namun Surya Team telah menunjukan tren yang positif, selengkapnya pembaca bisa membuka pada halaman 3.

Dalam upayanya mengevaluasi penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi, UMM kembali melaksanakan penilaian akreditasi. Sebelumnya pada tahun 2013, UMM sudah mendapat akreditasi A. Namun masa akreditasi tersebut akan kadaluarsa pada enam bulan ke depan, sehingga UMM kembali mengajukan reakreditasi kepada Tim Asesor Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (AIPT BAN-PT) dan melakukan penilaian akreditasi pada tanggal 10-12 Agustus 2017, pembaca bisa membaca lebih lanjut di halaman 8.

Sementara itu, tak henti-hentinya rubrik sketsa menyajikan informasi tentang sosok inspiratif yang layak dibaca kisah suksesnya. Pada momen wisuda ini, Bestari mengangkat dua alumni UMM yang sangat gigih, pantang menyerah dan berwawasan luas. Mereka adalah Ferri Jubair, alumni Prodi Ilmu Hubungan Internasional founder Click-Indonesia juga Edi Rudiyanto yang sukses berkarir menjadi pengacara, pebisnis, dan organisatoris.

Selengkapnya bisa dibaca dalam halaman 9.

Selain rubrik yang telah disinggung di atas, masih banyak informasi menarik lainya, akhir kata, selamat menyimak informasi yang terangkum dalam Bestari dan jangan lupa untuk update berita seputar UMM di akun Instagram @bestariumm. Selamat membaca, semoga terinspirasi.

DAPUR REDAKSI

maulyadi/Bestari

Kebersamaan: Kru Bestari makan bersama di sela finishing koran Bestari edisi wisuda.

Wisudawan yang telah menempuh masa studi di UMM.

Cover Design : Medina Nurainsy Foto Cover : Alissa Nailun Kamila

Peluang Strategis dalam Bisnis Waralaba Tren berbisnis waralaba di Indonesia mengalami pertumbuhan semenjak itulah perusahaan waralaba mulai semakin mengintegrasikan bisnis secara lebih luas.

Bentuk kios kecil disediakan perusahaan untuk para calon investornya agar bisa disesuaikan dengan kapasitas investasinya.

Sampai beberapa tahun kemudian tren bisnis waralaba ini semakin pesat, terbukti dengan meningkatnya jumlah merek waralaba yang terdaftar. Paradigmanya adalah kemudahan untuk memulai usaha bagi siapapun yang memiliki modal usaha dan juga tempat yang sesuai.

Namun kini ada pandangan kategori bisnis ini menurun drastis, mereka melihat dan mengamati dari menurunnya merek dagang besar saja yang sebelumnya memiliki puluhan bahkan ratusan kios sekarang tinggal beberapa kios saja. Hal ini akibat persaingan mulai dirasakan, tragisnya dengan menyajikan produk yang sama, tampilan yang hampir sama sampai bahkan dengan nama produk yang terkesan sangat mirip.

Bagi mereka yang berpandangan entrepreneur tentunya menganggap fenomena ini adalah fase pertumbuhan yang bergerak ke fase kedewasaan. Jadi persaingan bisnis yang berdampak ini biasa terjadi pada produk-produk yang sifatnya konsumsi yang diakibatkan dari pertumbuhan persaingan saja.

Pemilik waralaba adalah mereka yang membangun bisnis sejak awal. Orangorang yang berhasil membaca kebutuhan dan keinginan konsumen. Pe­mi­kiran untuk mengintegrasikan bis­nisnya dimulai ketika dirasa perlu untuk mengembangkan pasarnya dengan membuka cabang.

Konsep waralaba, perusahaan dapat merespon dengan baik fase pertumbuhan ini dengan mengurangi atau membagi resiko kepada pihak lain dalam hal ini disebut sebagai franchisor, lalu pada dasarnya

siapa pangsa pasar utama dari perusahaan waralaba, apakah mereka mengutamakan investor atau mengutamanakan konsumen akhir? Layaknya perusahaan waralaba dapat mengutamakan keduanya karena pertumbuhan kapasitas dan inovasi produk selalu berjalan bersama.

Franchise adalah orang yang membeli atau mendapatkan hak merek dan juga produk dari perusahaan waralaba yang bisa juga disebut investor. Tetapi perbedaan mendasarnya adalah kita sebenarnya membeli atau lebih tepatnya menyewa merek jual, juga sistem manajemennya dengan berbagai aturan yang sudah disepakati sebelumnya.

Fresh graduate dengan jumlah yang stabil dan terus meningkat setiap tahun semakin berlomba mendapatkan pel­ uang bekerja. Fresh graduate yang menginginkan untuk berbisnis cen­ derung memiliki konsep, kapasitas dan jenis bisnis disesuaikan dengan modal usaha yang mereka miliki.

Dengan membeli produk franchise fresh graduate yang memiliki modal ini tentu dimudahkan dalam memulai bisnis, Kemudahan dalam bisnis ini semestinya akan memberikan pe­ luang fresh graduate ini untuk lebih merencanakan strategi bisnis, artinya tidak hanya membangun kios, peren­ canaan strategis dalam menentukan seg­ mentasi pasar atau target pasar masih sangat dibutuhkan. Analisa pesaing juga sangat menentukan keberhasilan bisnis ini karena selain pesaing yang sangat ce­ pat muncul dengan produk atau jenis yang sama ataupun bagi produk lain yang mempengaruhi secara tidak lang­sung.

Fresh graduate pada umumnya me­miliki jaringan yang masih kuat dengan kampus tentu memiliki peluang strategis dalam menjalankan bisnis franchise ini, artinya masih terkoneksi de­ngan rekanan

dan juga relasi untuk bekerja sama serta membatu dalam hal promosi.

Kebanyakan pembeli franchise melepas begitu saja tanpa dibantu memasarkan produknya, bah­kan terkadang mereka berfikir aktifitas pro­mosi sudah dilakukan oleh pemilik me­rek dagang, ini pemikiran yang ku­rang tepat, justru franchise dan juga franchisor dapat saling bekerja sama da­lam memasarkan produknya sehingga kon­sentrasi untuk terus memperbaiki kua­litas sistem produksi dapat terus berjalan.

Fresh graduate dengan kompetensi masing-masing tentu terbiasa dengan keputusan strategis tersendiri dalam menentukan resiko bisnis. Jadi fresh graduate sebenarnya memiliki cukup ruang dan peluang yang besar dalam menjalankan bisnis ini sebagai franchise atapun franchisor asalkan beberapa faktor utama kualitas merek dagang yang akan dibeli dipertimbangkan secara strategis pula. memilih perusahaan waralaba, pertama reputasinya. apakah mendapatkan penilaian yang baik dari konsumennya, observasi bisa kita lakukan pada perusahaan waralaba yang memang sudah sudah berjalan dan melewati fase pengenalan. Kedua tentang sistem manajemen operasionalnya.

Bagaimana kemudahan dan keakuratan dalam sistem suplai dari perusahaan waralaba, apakah dirasa efektif dan juga efisien. Ketiga adalah sistem evaluasi berkala dari kedua belah pihak yang berdampak pada inovasi selanjutnya. ketiga hal tersebut menjadikan dasar utama dalam menjalankan ataupun mendirikan usaha waralaba.

Eka Kadharpa Utama Dewayani Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Penanggungjawab: Fauzan. Pengarah: Syamsul Arifin, Nazaruddin Malik. Pemimpin Redaksi: Sidik Sunaryo. Wakil Pemimpin Redaksi: Nurudin. Pemimpin Usaha: Agus Santoso. Sidang Redaksi: Santi Prastiyowati, Cekli Setya Pratiwi, Moch. Wakid, Warsono, Hany Handajani, Azhar Muttaqin, M. Salis Yuniardi, Nur Alif M, Djoni Djunaedi, Indah Dwi Pratiwi. Redaktur Pelaksana: Dani Dwi Anggraeni, Oktavia Suryani, Maulyadi Salasanto, Izna Nur Rahmah, Putri Wahyu Alfianti. Staf Redaksi/Reporter: Avit Vidya Ningsih, Euis Dhenok Saputri, Miftha Yuliana, Nata Hendriati, Unun Fifin Safitry, Walda Okvi Juliana N., Yolanda Dini Noersandy S. Setting Lay-Out/Desain Grafis & Karikatur: Yanuar Dwi Wahyu A., Faris Ghozi Ghaisani, Hassanawildan Ahmad Zain, Medina Nurainsy. Tata Usaha/Sirkulasi: Siswanto.

BESTARI

Redaksi menerima tulisan para akademisi mahasiswa dan praktisi melalui karya tulis secara bebas dan kreatif. Tulisan tidak selalu mencerminkan pendapat redaksi. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan. Redaksi berhak menyunting tulisan yang akan dimuat tanpa mengubah isi. Pengiriman tulisan paling lambat tanggal 10 tiap bulan. Iklan baris Rp.5000/brs, maksimal 5 baris. Iklan Kolom: minimal 1/16 halaman Rp. 155.000 (bw). Ukuran lain, silahkan datang ke Kantor Redaksi Bestari. Isi di luar tanggung jawab percetakan. Biaya ganti cetak Rp. 1.750/eks.

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

ISSN:0215-206X

STT:SK Menpen No.1147/SK/Ditjen PPG/STT/1987 Tgl.27 Oktober 1987

Gedung Student Center Lt. 1 Kampus III UMM, Jl. Raya Tlogomas 246 Malang Telp. (0341) 464318 Psw. 199 Fax. (0341) 464320 e-mail: redaktur_bestari@yahoo.com

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

SERAMBI KAMPUS

3

Surya Team, LSO Baru Kerap Cetak Juara Terbentuk sejak 8 Mei 2015, Surya Team terbilang sebagai Lembaga Semi Otonom (LSO) baru namun menunjukan tren positif karena kerap kali mencetak juara. Disahkan melalui SK Dekan E.2.J/233b/SK-LK/FTUMM/VII/2017, tujuan utamanya yaitu sebagai sarana pembekalan dan pembinaan guna mempersiapkan diri mengikuti kompetisi ketekniksipilan, dalam penerapannya untuk mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan gabungan disiplin ilmu dan sumber daya yang ada di Fakultas Teknik (FT).

Semangat Berkompetisi, Surya Team Giat Raih Juara Chairil Saleh selaku Dosen Pembina Surya Team FT UMM menjelaskan, latar belakang terbentuknya Surya Team yaitu sebagai wadah bagi para mahasiswa untuk berkumpul dan berkreasi dalam mengembangkan kreativitas serta memiliki semangat tinggi dalam menggapai prestasi.

Lanjutnya, Chairil mengakui bahwa dalam kurun waktu dua tahun berdiri Surya Team telah menorehkan berbagai prestasi yang membawa nama harum FT UMM, kompetisi yang diikuti oleh Surya Team seperti Kompetisi Jembatan Indonesia (KJI), Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI), dan Kompetisi Busur Jembatan Ringan (KBJR). ‘’Dari berbagai kompetisi yang diikuti, Surya Team selalu mendapat juara, bahkan pernah menyandang gelar juara umum untuk KBGI pada tahun 2015,’’ jelasnya.

Menurut dosen yang berasal dari Kota Surabaya ini, Chairil menjelaskan sejauh berdirinya Surya Team kendala yang dirasakan adalah belum memiliki ruangan sendiri, Ia berharap ke depannya Surya Team memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan diskusi dan evaluasi terkait persiapan kompetisi, selain itu juga harapannya Surya Team mampu membawa nama baik UMM menjadi salah satu universitas swasta yang menjadi pesaing dan diperhitungkan oleh universitas lain dalam kancah regional ataupun nasional.

Sama dengan Chairil, Andi

Syaiful Amal selaku dosen pendamping Surya Team menyebutkan kendala lain adalah terkait keuangan untuk membeli bahan habis pakai, misalnya besi yang tidak bisa digunakan lagi jika sudah digunakan sebelumnya, karena strukturnya sudah berubah. Selain itu kondisi peralatan yang digunakan masih kalah canggih dengan peralatan yang digunakan oleh Universitas Brawijaya.

Optimalkan Semua Pihak, Apresiasi Prestasi Surya Team Andi selaku sekretaris Program Studi (Prodi) Teknik Sipil menjelaskan, Keunggulan mahasiswa yang tergabung dalam LSO Surya Team ini adalah lebih cepat memahami mata kuliah bahkan bisa lebih cepat untuk lulus, hal tersebut dikarenakan mahasiswa sudah pernah menerapkan teori-teori yang sebelumnya belum didapat di perkuliahan, namun telah diperoleh dari perlombaan yang diikuti. ”Mahasiswa juga sudah mempunyai bekal sebelum terjun langsung ke masyarakat, karena mereka sudah menerapkan teori-teori dengan praktek langsung, walaupun nantinya mereka juga menjalankan Praktik Kerja Nyata (PKN),” tambah Dosen asal Malang itu Dosen yang sudah mengajar selama 25 tahun ini juga mengungkapkan, persiapan tim untuk mengikuti perlombaan di antaranya, penyusunan proposal untuk dikirim ke pihak Kementerian Riset Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), mela­ kukan evaluasi dan persiapan

KSKLUSIF

Apa manfaat LSO Surya Team untuk UMM? Selain sebagai wadah pengem­bangan minat maha­

dok. Surya Team

peralatan yang diperlukan untuk kebutuhan kompetisi.

“Bia­ sanya untuk persiapan mulai dari keluarnya pengumuman Kemenristek dikti sampai pelak­ sanaan kompetisi hanya dua bulan dan biasanya di mulai pada bulan september,” tambah dosen Prodi Teknik Sipil itu.

Lanjutnya, keanggotaan Surya Team tidak ada batas maksimal, yang terpenting adalah mahasiwa yang mempunyai minat dalam perlombaan. Kompetisi dalam area Malang juga tidak dibatasi kuota pesertanya, namun untuk kompetisi skala nasional lebih diseleksi lagi untuk mendapatkan yang terbaik. Bagi mahasiswa yang berhasil meraih juara khususnya pada Prodi Teknik Sipil, akan diberikan apresiasi berupa bebas PKN. ‘’Pemberian apresiasi tersebut untuk memotivasi mahasiswa untuk meningkatkan kemampuannya,’’ jelasnya.

Pacu Prestasi dengan Banyak Pengalaman Ketua Umum Surya Team, Arengga Nugraha Bima Utama menjelaskan, sampai saat ini banyak pengalaman yang telah diperoleh melalui berbagai macam perlombaaan di bidang Teknik Sipil. Ia merasa hal yang paling berkesan adalah saat kelompoknya bisa bertemu dan bertukar pikiran dengan banyak orang hebat.

Adapun latihan yang dilakukan Surya Team bersifat kondisional, latihan dilakukan sekali dalam satu minggu untuk persiapan mengikuti perlombaan. ‘’Setiap waktunya latihan dibimbing oleh dosen ataupun senior yang kompeten di bidangnya,’’ tambahnya.

Lanjutnya, meski telah sering mengikuti dan menjuarai per­ lom­baan, Surya Team belum men­­dapatkan fasilitas yang me­ madai karena tergolong seba­ gai LSO baru. Selain itu, ia

mengungkapkan masih banyak kendala sampai saat ini. Dimulai dari pendanaan yang kurang, tidak adanya tempat latihan, kurangnya koordinasi dan kurangnya totalitas anggota. Tetapi, saat ini Surya Team sedang berusaha mencari ruangan tetap untuk latihan.

“Walaupun terkendala banyak hal, saya berharap Surya Team mampu menjadi organisasi yang selalu unggul dalam prestasi,” ungkapnya.

Raybentha Oka Saputra, anggota Surya Team menceritakan pengalaman saat mengikuti High Strengh Green Concrete Competition 2017 di Universitas Atmajaya Yogyakarta dan memperoleh juara II Nasional. ia bersama tim melakukan tahapan dan persiapan yang cukup lama dimulai dari Desember 2016. ''usaha kami cukup baik, sehingga mampu mendapat hasil akhir yang baik pula,'' tutupnya. p_ lif/sih

cukup baik, setiap tahunnya Surya Team selalu mengikuti ajang kom­ petisi baik di kancah regional maupun nasional. Dari beberapa kompetisi yang diikuti Surya Team tidak hanya lolos menjadi finalis, namun gelar juara I hingga III serta juara dalam beberapa kategori pernah diraih. Surya Team juga pernah meraih gelar juara umum di salah satu ajang KBGI VII tahun 2015 yang dilaksanakan pada bulan November di Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Hal tersebut merupakan bukti bahwa Surya Team memiliki perkembangan yang cukup baik.

Selain itu, tiap tahun dalam sebuah kompetisi pasti ada regulasi yang harus diantisipasi sehingga per­lu pengembangan kreativitas dan inovasi dari masing-masing tim baik maha­siswa maupun dosen pem­bim­bingnya supaya meraih prestasi serta aktif melakukan per­baikan dari ke­ kurangan yang ter­jadi di kompetisi se­belumnya.

mampu menghasilkan suatu karya yang inovatif. Kedua, menggiatkan pe­nelitan dan pengembangan supaya bisa bersaing lebih percaya diri lagi dalam berkompetisi. Ketiga, menjadikan peserta kompetisi dari Surya Team sebagai langganan dalam meraih juara.

Aktif Mengukir Prestasi untuk UMM

Surya Team UMM merupakan salah satu Lembaga Semi Otonom (LSO) terbaru di Fakultas Teknik (FT) UMM. Salah satu misinya yaitu mengembangkan potensi kreatif dan keilmuan dengan menjunjung semangat berkompetisi. Lantas, bagaimana perkembangan LSO Surya Team dalam meningkatkan kualitas dari awal berdiri sampai sekarang? Berikut hasil wawancara reporter Bestari Aisyah Wahyu Ningsih dengan Dekan Fakultas Teknik UMM Sudarman.

Bagaimana latar belakang berdiri LSO Surya Team UMM? Latar belakang terbentuknya Surya Team bermula dari ke­ge­ maran mahasiswa dalam me­ngikuti kompetisi ke­tek­nik­sipi­lan, sehingga mengha­ruskan maha­siswa untuk mem­ben­tuk tim khusus. Lebih dari itu, ternyata maha­siswa FT memiliki semangat yang tinggi untuk men­jadi juara, maka terbentuklah LSO Surya Team sebagai wadah untuk membina maha­siswa yang siap berkompetisi dalam a­jang ketekniksipilan dengan ca­ra pendidikan dan pelatihan ke­ te­rampilan serta memberi keper­ cayaan diri mahasiswa untuk ber­sa­ ing secara nasional, regional maupun internasional.

Fokus: Surya Team saat mengikuti salah satu perlombaan KJI-KBGI 2016 di Palembang.

sis­wa, tentunya Surya Team juga berkontribusi pe­nuh dalam menambah daftar pres­tasi yang di capai UMM, tidak hanya ilmu sosial yang menyumbang daf­ tar prestasi, namun dalam bidang ketek­niksipilan pun ikut andil dalam mengharumkan nama besar UMM. Surya Team pernah menjadi juara umum dalam ajang Kompetisi Bangunan Gedung Indonesia (KBGI) dan sering kali memperoleh juara dalam skala regional dan nasi­ onal, sehingga Surya Team mam­pu mengantarkan nama UMM men­jadi salah satu perguruan tinggi swas­ ta yang masuk wilayah elit dan diperhitungkan oleh universitas negeri lainnya.

Bagaimana perkembangan Surya Team dari awal terbentuk sampai sekarang?

Perkembangan Surya Team

Apa rencana ke depannya untuk kemajuan Surya Team?

Fokus terhadap salah satu kompetisi yang bisa diandalkan adalah salah satu harapan Surya Team, dengan begitu ma­ ka Surya Team tidak banyak menghamburkan biaya namun bisa fokus mengukir prestasi.

Prin­sipnya adalah tim harus mampu membuat prestasi yang tinggi de­ngan biaya yang minimal, wajar saja jika prestasi tinggi tetapi menggunakan biaya besar.

Apa harapan untuk LSO Surya Team UMM ?

A d a n y a kemajuan selalu diharapkan d a l a m sebuah prog­r am y a n g

ber­ jalan, s a m a halnya de­ngan Sur­ya Team. Pertama, diharapkan

Sudarman nolarita/Bestari

SUARA KAMPUS

4 12 Diplomat dari 12 Negara Belajar di UMM

alissa/Bestari

Perkenalan: Salah satu diplomat yang sedang mengenalkan diri kepada hadirin saat opening ceremony di Aula BAU UMM.

Bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemenlu RI), International Relations Office (IRO) UMM menyelenggarakan Opening Ceremony bertema “The 12th Promotion to Indonesian Language and Culture for Foreign Diplomats” di Aula BAU (1/8). Acara itu dihadiri 12 delegasi dari 12 negara yang bertujuan untuk me­ ngenalkan sekaligus meng­ ajarkan bahasa dan kebu­ dayaan Indonesia.

Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya me­nyampaikan, saat ini UMM telah berhasil menjadi kampus swasta yang cukup disegani. Di tahun 2013, pemerintah melalui Badan Akreditasi Nasional Perguruan

Tinggi (BAN-PT) memilih UMM menjadi salah satu dari delapan perguruan tinggi yang paling awal meraih akreditasi A. “Sejak tahun 2008 hingga 2016, UMM menjadi kampus swasta terbaik di Jawa Timur yang mendapat penghargaan Anugerah Kampus Unggul (AKU) sebanyak sembilan kali,” sebutnya.

Lanjutnya, pada level global, UMM baru saja menjadi anggota asosiasi ASEAN University Network-Quality Assurance (AUNQA). Sebelumnya pada 2012, UMM juga sempat me­raih bintang dua dari QS Stars University Ranking, bahkan se­cara khusus UMM meraih bin­tang empat di bidang infra­struktur.

Kepala Unit Pelaksana Teknik (UPT) Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM

Arif Budi Wurianto mengatakan, 12 di­plo­mat asing yang saat ini belajar bahasa dan budaya di UMM nantinya bertugas men­jadi diplomat Indonesia atau minimal mem­populerkan buda­ya dan pariwisata Indonesia di negaranya masing-masing. 12 diplomat itu berasal dari Afrika Selatan, Fiji, Iran, Jepang, Kamboja, Kazakhstan, Kolombia, Laos, Papua Nugini, Spanyol, Sri Lanka, dan Zimbabwe.

Panitia Penyelenggara Lailatul Rifah menyampaikan, ter­dapat beberapa agenda da­­lam acara itu. Pertama, pe­ nge­nalan kampus. Kedua, pela­ tihan di kelas bahasa. Ketiga, pengajaran di kelas budaya.

“Harapannya, UMM dapat membangun kerja sama yang lebih intensif dengan seluruh pihak,” ungkapnya. p_iko

Mengenalkan Secara Global Budaya Indonesia

alissa/Bestari nolarita/Bestari

Serius: Diplomat muda asal Jepang sedang belajar membatik dalam serangkaian acara pengenalan Bahasa dan Kebudayaan Indonesia.

Sehubungan dengan rangkaian acara pengenalan Bahasa dan Kebudayaan Indonesia kepada para diplomat asing oleh UMM, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) bekerja sama dengan Lebaga Kebudayaan (LK) UMM mengadakan pelatihan karya seni batik (7/8).

Kegiatan yang dilakukan di Gazebo Perpustakaan UMM itu diikuti sebanyak 12 diplomat muda dari Afrika Selatan, Fiji, Iran, Jepang, Kamboja, Kazakhstan, Kolombia, Laos, Papua Nugini, Spanyol, Sri Lanka, dan Zimbabwe.

Koordinator Akademik Fida Pangesti men­jelaskan, kelas batik meru­pakan kelas budaya per­tama yang

dilakukan oleh para diplomat muda. Pada kegiatan itu, peserta akan dikenalkan tentang budaya batik Indonesia sekaligus diajarkan cara pembuatannya. “Hara­ pannya, peserta mempunyai pengetahuan yang cukup dan bisa menceritakan banyak hal tentang Indonesia di negara mereka,” ungkap dosen pengajar Bahasa Indonesia di BIPA itu.

Di lain pihak, instruktur membatik Lisa Sidyawati me­ ngatakan, batik di Indonesia memiliki keunikan tersendiri yang sangat menarik bila dipelajari. Selain itu, mem­ pelajari pembuatan batik juga berdampak baik bagi peserta karena dapat melatih kesabaran pada setiap pro­ ses pembuatannya. “Kegia­tan seperti ini sangat ber­­manfaat

karena bisa memb­antu mengenalkan batik milik Indonesia kepada selu­ ruh dunia,” tukas alumni Pendidikan Seni Budaya Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.

Rayi Kina Arimbi yang merupakan mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi UMM yang ber­ peran sebagai salah satu buddy di kegiatan itu mengatakan bahwa menjadi teman bagi diplomat asing sekaligus mem­bantu mereka yang meng­alami kesulitan dalam mem­pelajari bahasa dan kebu­dayaan Indonesia. “Saya senang bisa mendampingi mereka, nantinya saya ber­ harap mereka akan terus mengingat budaya Indonesia dan menjadi diplomat yang baik,” ungkapnya. p_nan

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

BESTARI

Perkuat Karakter Bangsa Melalui Pengetahuan Budaya

Lembaga Kebudayaan (LK) UMM bekerja sama dengan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Malang menyelenggarakan Kajian Multidispliner dengan tema “Perspektif Budaya Nusantara dan Mancanegara dalam Karakter Bangsa” (17/7).

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Sidang Senat itu dihadiri oleh seluruh perwakilan dari setiap cabang Aisyiyah seKabupaten Malang.

Dosen Jawaharlal Nehru University (JNU) India Dr. Gautham selaku pemateri dalam acara itu menyam­ paikan, Indonesia dan India me­­miliki kesamaan dalam hal kebudayaan. Kesamaan itu ditunjukkan dari salah satu bukti peninggalan sejarah yaitu patung. Budaya harus

diteruskan melalui literasi dan pembiasaan agar generasi muda paham akan penting­nya kebudayaan itu sendiri.

Pegiat Budaya Malang Dwi Cahyono menilai, budaya adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijaga dan di­­lestarikan.

Kebudayaan merupakan identitas yang melekat pada diri suatu bangsa karena setiap bangsa.

Identitas suatu bangsa akan hilang jika bangsa itu tidak lagi menghiraukan kebudayaan yang mereka miliki. “Indonesia sebagai bangsa yang memiliki berbagai macam budaya yang beragam sudah seharusnya me­nun­jukkan kepada dunia bahwa Indonesia adalah bangsa yang berbudaya,” paparnya.

Dosen Fakultas Teknik (FT) UMM Iis Siti Aisyah me­ nyam­paikan, budaya ter­bentuk melalui proses yang sangat lama dan panjang. Dengan kata lain, budaya adalah sesuatu yang sudah men­jadi kebiasaan bagi suatu etnis atau bangsa.

Lanjutnya, pada hakikatnya kebudayaan yang dimiliki Indonesia sangatlah positif akan tetapi seiring berjalannya waktu mem­buat kebudayaan timur mulai bergeser. Oleh karena itu, masyarakat harus pandai memilah budaya yang tentunya sesuai dengan Islam.

“Untuk menjaga kebudayaan yang kita miliki perlu ada internalisasi nilai kepada generasi muda secara terusmenerus agar kebudayaan kita tidak tergerus oleh zaman,” ungkapnya. p_iko

LP3A Bekali Karyawan dengan Kemampuan Wirausaha

mirza/Bestari

Wirausaha: Rahmad Pulung Sudibyo menjelaskan strategi menumbuhkan jiwa wirausaha kepada para peserta.

Lembaga Pengkajian dan Pemberdayaan Perempuan dan Anak (LP3A) UMM meng­gelar pelatihan kewi­ rausahaan bertema “Me­ numbuh Kembangkan Jiwa Wirausaha bagi Kar­yawan UMM” (19/7). Kegiatan yang bertujuan untuk mem­ berikan bekal kepada 18 karyawan menjelang purna tugas atau pensiun itu diadakan di Laboraturium Peternakan.

Direktur University Farm (UF) Rahmad Pulung Sudibyo menyampaikan bahwa ke­ wi­rausahaan merupakan suatu proses mental dalam diri seseorang untuk meng­ hasilkan nilai tambah atau

daya guna terhadap po­tensi sumber daya yang ter­se­dia dengan cara yang baru dan berbeda. Berwirausaha dila­ kukan me­lalui penerapan hasil krea­tivitas dan ino­vasi dalam memecahkan perma­ salahan dan menciptakan peluang dalam ke­hidupan.

Menu­rut dosen Fakultas Pertanian Peternakan (FPP) UMM itu, kunci sukses ber­ wirausaha adalah jeli dan cerdik dalam melihat peluang yang ada karena bisnis adalah tentang bagaimana seseorang dapat memandang sesuatu agar menjadi peluang yang menguntungkan.

Erna Retno sebagai ketua pelaksana pelatihan

kewirausahaan menandaskan, tujuan diselenggarakannya acara itu adalah memberikan bekal kepada para karyawan purna tugas yang sebentar lagi akan pensiun tentang bagaimana menumbuhkan jiwa berwirausaha. Karyawan dibekali beberapa keahlian seperti budidaya tanaman, budidaya ikan, hidroponik, dan peternakan. Harapannya, setelah mengikuti pelatihan itu seluruh karyawan dapat semakin kreatif dan inovatif dalam menyongsong masa pensiun dengan berwirausaha.

“Semoga se­lu­ruh karyawan yang akan pensiun memiliki jiwa wirausaha dalam menjalani hari tuanya,” tutupnya. p_iko

Bertempat di Aula BAU, Fakultas Hukum (FH) UMM menyelenggarakan kuliah tamu dengan tema “The Role of Religion and Religious Freedom in Responding to Violent Extremism” (28/7).

Pemateri dalam acara itu ialah Profesor Brett G. Scharffs yang merupakan Direktur Pusat Studi Hukum dan Agama Internasional dan Profesor Hukum Brigham Young University.

Wakil Rektor (WR) I UMM Syamsul Arifin mengatakan Islam datang bukan sebagai agama kekerasan ataupun ra­dikal, melainkan Islam se­ ba­gai agama rahmat bagi se­ luruh alam. Kebebasan dalam beragama bukan berarti

mem­berikan kebebasan yang seluas-luasnya bagi penga­nut­ nya untuk melakukan segala hal, tetapi kebebasan yang diperbolehkan yaitu tidak ber­ tentangan dengan syariat yang ada. “Saya berkeyakinan bah­ wa tidak ada satu agama pun di dunia ini yang mengajarkan kekerasan dan radikal kepada penganutnya,” tukasnya.

Scharff menyampaikan, peran agama dalam meng­ hadapi dan merespons keke­ rasan serta radikalisme sangat be­sar. Menurutnya, ke­bebasan ber­­agama ber­ pe­ran dalam me­ng­atasi per­­masalahan yang di­­tim­ bulkan oleh agama, begitu pu­la sebaliknya. Dengan kata lain, agama dan kebebasan

ber­agama merupakan dua hal yang saling mendukung dalam menghadapi masalah kekerasan dan radikalisme.

Lanjutnya, Islam meru­ pakan agama yang sangat menjunjung tinggi toleransi dan mencintai kedamaian.

Hal itu sesuai dengan konsep karamah dalam Alquran yaitu keharusan untuk meng­ hormati seseorang yang berbeda keyakinan. Kehor­ matan seseorang meru­pa­kan HAM yang harus kita jaga.

“Hak kebebasan beragama dapat menjadi alat terbaik bagi kita dalam menghadapi meningkatnya kekerasan dan radikalisme yang kita temukan di dunia saat ini,” ujarnya. p_iko

Pahami Makna Kebebasan Beragama yang Sesungguhnya

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

SUARA KAMPUS

5

Tingkatkan Konsolidasi Sebagai Dampak Momentum Kemerdekaan

alissa/Bestari

Hormat: Pengibaran Bendera Merah Putih saat upacara peringatan Hari Kemerdekaan ke-72 Republik Indonesia.

Tingkatkan Integritas Antar Lembaga Intra dan LSO

Senat Mahasiswa Fakultas Agama Islam (FAI) UMM mengadakan Rapat Kerja Lembaga Intra dan Lembaga Semi Otonom (LSO) (16/8). Acara yang bertema “In­te­­gritas Lembaga Intra da­lam Mewujudkan Si­nergi Antar Organisasi da­lam Mewujudkan Mas­ya­rakat FAI UMM yang Berperadaban” itu di­selenggarakan di Aula BAU dan diikuti oleh kurang le­bih 200 mahasiswa yang me­ru­pakan perwakilan da­ri Lembaga Intra dan LSO FAI UMM. Muhammad Syarif selaku Pem­bantu Dekan (PD) III FAI menuturkan, para aktivis yang sekarang ber­ada dalam lembaga intra bu­­kan hanya sekadar la­tihan untuk menjadi pe­ mim­pin, tetapi memang su­ dah menjadi pemimpin. Ma­ ha­siswa apalagi para ak­ti­vis harus sudah mampu me­ng­­ atasi masalah yang nyata.

Permasalahan itu yakni

masalah yang berkaitan dengan ma­sya­rakat kampus dan se­ba­gai­nya. “Nantinya akan banyak se­ka­li permasalahan yang akan dihadapi baik masalah in­ di­vidu, masalah organisasi, dan masalah dunia kampus,” terang­nya.

Ke­tua Senat Mahasiswa FAI Wahyu Rian Hidayat me­nyampai­kan bahwa acara rapat ker­ja tersebut bertujuan agar sem­ua lembaga intra maupun LSO yang berada dalam ling­ ku­ngan FAI UMM dapat me­nyampaikan program ker­janya masing-masing.

Se­lain itu, mereka juga da­ pat bermusyawarah jika ter­dapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan visi misi atau­pun pergerakan fakultas.

“Rapat kerja ini nantinya akan di­lanjutkan musyawarah ker­ ja lalu kemudian kegiatan so­sial­isasi kerja dari setiap lem­baga intra dan LSO,” pung­­kasnya. p_zuh

2.172 Camaba Ikuti Seleksi Masuk UMM Gelombang III

UMM melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) kembali meng­ adakan seleksi tes masuk jalur reguler gelombang III (14/8). Bertempat di GKB I, GKB II, GKB III, dan Aula BAU, kegiatan tersebut diikuti oleh sebanyak 2.172 peserta calon mahasiswa baru (camaba) dari berbagai wilayah di Indonesia.

Ermanu Azizul Hakim, Kepala UPT PMB UMM menuturkan, tidak ada per­ u­­bahan signifikan ter­­kait animo camaba yang men­daf­ tar secara ke­se­­­­­lu­ruhan baik pada gelom­bang I hingga III. Jika di­ban­dingkan dengan tahun sebelumnya, jumlah pen­daftar tetapberkisaran16.000pendaftar.

“Kemungkinan dari sekitar 7.500 maha­siswa yang akan diterima UMM, menyisakan 1.300 kuota pada tes gelombang tiga ini,” ujarnya.

Dalam pelaksanaan tes gelombang III itu, semua program studi masih memiliki kuota

untuk menampung ma­ ha­­­siswa baru kecuali Fakultas Kedokteran yang dibatasi kuotanya oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia (RI) dan telah terpenuhi kuotanya pada pelaksanaan tes ge­ lombang II. Sementara itu, Bustanol Arifin selaku Koor­dinator Pengawas dalam tes tulis gelombang III me­nyam­ paikan, terdapat empat gedung yang dipakai untuk tes tulis gelombang III yaitu GKB I, GKB II, GKB III, dan Aula BAU. Untuk GKB I terbagi menjadi 32 sektor yang di setiap sektornya diisi oleh 30 peserta tes tulis yang diawasi oleh dua orang pengawas.

“Jumlah pengawas yang ditugaskan dalam tes tulis itu untuk GKB I sebanyak 97 pengawas yang berasal dari dosen dan karyawan,” jelasnya. p_zuh

Seluruh jajaran sivi­ tas akademika UMM m e ­n y e ­l e ­n g ­g a r a ­k a n perlombaan dan upacara bendera dalam rang­ ka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke72 Republik Indo­nesia (RI) (17/8). Acara yang berlangsung di Helipad itu di­hadiri oleh seluruh dosen, kar­ya­wan, aktivis, dan mahasiswa UMM. Wakil Rektor (WR) II UMM Nazaruddin Malik yang ber­tu­gas menjadi inspektur upa­cara mene­ gaskan, ke­mer­dekaan Indonesia tidak ter­lepas dari pengaruh dan per­ juang­an umat Islam. Umat Islam sesungguhnya adalah to­nggak utama penggerak bang­sa. Se­ba­gai tonggak utama pengge­rak bangsa,

umat Islam tidak perlu diragukan lagi kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Muhammadiyah juga ber­­pe­ran penting dalam prok­la­masi yang dibuktikan de­ng­an adanya Piagam Jakarta. Me­nu­rut­nya, dalam membangun bang­sa dan negara, umat Islam tidak pernah berhenti un­tuk selalu berusaha mem­beri­ kan yang terbaik tanpa pamrih. “Harapannya, peri­ ngatan kemerdekaan RI ini da­pat meningkatkan kon­­so­­ lidasi antara seluruh sivitas akademika maupun amal usaha UMM,” sambungnya.

Zakarija Achmat, ketua pelaksana kegiatan menyebutkan, per­lom­baan yang menjadi rangkaian acara itu antara lain lom­

ba selfie 17 Agustus, best sup­por­ter, balap sepeda air, se­pak bola teropong, tenis me­ja, holla hoop, karaoke, ba­lap kelompen, dan outbond. “Per­lom­baan ini dimulai tanggal 16-17 Agustus,” ung­kap­nya.

Di kesempatan yang sama, Aditya Pratama selaku peserta upa­ca­ra berpendapat, salah satu hal yang harus dilakukan Bangsa Indonesia untuk menghargai Indonesia adalah berjuang melawan hawa nafsu. “Jika dulu para pahlawan berjuang untuk merebut kemerdekaan maka yang bisa kita lakukan saat ini adalah berjuang melawan hawa nafsu kita,” ungkap mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Matematika itu. p_zuh

Tim Astrofotografi UMM Lakukan Pengamatan Gerhana Bulan

Gerhana bulan me­rupa­ kan fenomena alam yang sa­ngat langka dan belum ten­tu terjadi sekali dalam se­ta­hun. Hal itulah yang me­macu tim Astrofotografi UMM yang terdiri dari lima orang melakukan pe­ ngamatan terhadap feno­ mena alam itu di pelataran masjid A.R. Fachruddin (8/8). Pe­nga­mat­an ger­ hana bulan itu dipantau langsung oleh Ketua Program Stu­di (Kaprodi) Ahwal Al-Syakhsyiyyah Fakultas Agama Islam (FAI) UMM Idaul Hasanah.

Ida­ul menyampaikan, astro­fo­tografi merupakan jenis alat khusus fotografi yang digunakan untuk merekam gambar objek luar angkasa. Dalam riset astronomi, astrofotografi digunakan sebagai tek­ no­logi khusus untuk riset antariksa seperti di anta­ ranya gerhana bulan, penen­ tuan hisab dan rukyat, dan lain sebagainya.

Lanjutnya, gerhana bulan sebagian itu terjadi akibat

mirza/Bestari

Mengamati: Tim Astrofotografi UMM saat mengecek hasil foto pengamatan gerhana bulan.

dinamisnya pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan. Gerhana bulan terjadi saat bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus, sehingga sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalang oleh bumi. “Semoga gerhana bulan ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat dalam mengenali

fenomena alam dan dapat mengenalkan kita lebih dekat kepada Allah,” harapnya.

Tobroni selaku khatib dalam salat gerhana menyampaikan, fenomena alam gerhana bulan tidak ada kaitannya dengan kematian seseorang atau hal-hal mistis yang banyak diyakini oleh masyarakat. Kejadian gerhana bulan terjadi

semata-mata karena kuasa Allah SWT yang mengatur matahari, bumi, bulan, dan bintang dalam garis edarnya.

“Membaca dan memahami fenomena alam sangatlah penting untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah agar tidak terjerumus dalam pemahaman yang menyimpang dari Islam,” paparnya. p_iko

Silaturahmi Ciptakan Hubungan yang Harmonis

Jajaran rektorat, deka­ nat, serta para peng­ urus UMM menggelar silaturahmi bersama para wali mahasiswa baru tahun ajaran 2017/2018 (13/8).

Acara yang diadakan di Hall Dome UMM itu bertujuan untuk mengenalkan ling­kungan kampus kepada wali mahasiswa baru. Acara itu dihadiri sebanyak 3.362 wali mahasiswa.

Rektor UMM Fauzan dalam sambutannya me­ nyampaikan, setiap tahun UMM selalu menggelar silaturahmi dengan wali mahasiswa. Agenda itu ber­ tujuan untuk mem­pererat tali per­saudaraan antara UMM dan wali mahasiswa.

Fauzan menyebutkan ada empat larangan yang tidak boleh dilakukan oleh mahasiswa UMM. Larangan itu meliputi berkelahi, asusila, narkoba, dan tindak kriminal. Oleh karena itu, UMM bekerja sama dengan warga dan seluruh aparat sekitar untuk mengawasi

maulyadi/Bestari

ilham/Bestari

Pertemuan: Jajaran sivitas UMM bersilaturahmi dengan orang tua calon mahasiswa baru di Hall Dome.

seluruh ma­ha­siswanya. “Itu semua dilakukan untuk men­jaga dan membentuk ka­rakter maha­siswa yang beradab,” terangnya.

Wakil Rektor (WR) III UMM Bidang Kemahasiswaan Sidik Sunaryo menuturkan, dalam surat keputusan rektor tentang pemberian bea­­ siswa mahasiswa baru tahun akademik 2017/2018 di­ sebutkan bahwa terdapat

sepuluh mahasiswa baru yang berkesempatan men­ dapat beasiswa dari UMM. Beasiswa itu nantinya dapat diambil masing-masing satu orang dari tiap program studi sebagai penghargaan atas prestasinya yaitu men­da­pat nilai tes tertinggi dalam seleksi penerimaan mahasiswa baru.

Abdullah Masmuh yang merupakan Kepala Biro Kemahasiswaan mengatakan,

acara itu diadakan sebagai ajang silaturahmi antara pimpinan universitas dan wali mahasiswa sekaligus untuk menyamakan persepsi terkait visi dan misi UMM. “Setidaknya ada 16.000 lebih calon mahasiswa yang mendaftar pada tes penerimaan mahasiswa baru reguler gelombang I dan gelombang II,” ungkapnya. p_zuh

6

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

SUARA KAMPUS

BESTARI

Alumni Fapsi Harus Siap Bersaing

ilham/Bestari

Sambutan: Dekan Fakultas Psikologi UMM memberikan wejangan kepada peserta Yudisium Fakultas Psikologi Periode III.

Fakultas Psikologi (Fapsi) UMM serta Program Pascasarjana Psikologi meng­­gelar yudisium untuk program sarjana dan Magister Profesi Psikologi

UMM di Aula BAU (21/8).

Yudisium itu di­ha­diri langsung oleh Ang­gota Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) Agus Subekti.

Penuhi Masa Muda dengan Gairah Positif

Fakultas Pertanian Pernakan (FPP) UMM kembali menye­lenggarakan Wisuda Yudisium ke-85 Periode III (19/7). Acara itu di­seleng­garakan di Aula BAU dan diikuti oleh sebanyak 138 calon wisudawan dari seluruh program studi (prodi) FPP. Acara itu juga dihadiri oleh Dekan beserta Pembantu Dekan (PD) I dan PD II serta seluruh dosen dan staf FPP. Dekan FPP Damat menuturkan, wisuda bukan­ lah akhir dari segalanya, me­lainkan awal dari kehi­ dupan yang baru. Pada akhir­nya, perjalanan se­ seorang tergantung pada keinginan dan motivasi dari dirinya sendiri. Menurutnya, manusia harus terus belajar dimanapun dan kapanpun.

“Selagi kita masih muda, kita harus mempunyai passion atau ke­inginan yang kuat ter­ hadap hal-hal yang positif dan berguna,” tukasnya.

Lebih lanjut, jiwa-ji­ wa muda itu seharusnya dipenuhi dengan gairah, agar bisa menjadi sesuatu yang

bermanfaat di kemudian hari. Ia juga menyampaikan bahwa dirinya sangat senang mendapati banyaknya calon wisudawan yang berasal dari aktivis. Hal itu menunjukan bahwa mereka tidak hanya fokus kepada nilai akademik me­lainkan kemampuan da­­­­lam berorganisasi. “Pi­ kiran akan menentukan perkataan, per­kataan akan menentukan tindakan, tin­ dakan akan me­nentukan watak, dan watak akan me­ nen­tukan hasil,” ungkapnya.

Aris Winaya selaku PD I FPP memaparkan, wisuda yudisium FPP tersebut di­ ikuti oleh sebanyak 138 calon wisudawan dengan rincian Prodi Agroteknologi sebanyak 20 orang, Agri­ bisnis sebanyak 34 orang, Ilmu dan Teknologi Pangan (ITP) sebanyak 28 orang, Kehutanan sebanyak sebelas orang, Peternakan sebanyak 32 orang, dan Budidaya Perairan sebanyak 13 orang. p_zuh

Agus mengatakan, tan­ tangan yang akan dihadapi oleh para wisudawan ke depan tidaklah mudah. Oleh sebab itu, para wisudawan Fapsi harus siap berkembang menghadapi

za­man yang terus berubah.

Me­nurutnya, menjadi alumni psikologi merupakan peluang yang besar dalam menghadapi persaingan masuk ke dunia kerja. Hal itu dikarenakan

ilham/ Bestari

Prosesi: Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMM melaksanakan yudisium periode III di BAU.

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM menggelar Wisuda Yudisium FISIP UMM Periode III tahun 2017 (15/8). Acara yang diselenggarakan di Aula BAU itu diikuti oleh 220 calon wisudawan. Acara tersebut juga dihadiri oleh Asep Nurjaman selaku Dekan FISIP UMM. Asep dalam sambutannya me­nyam­paikan apresiasinya

kepada seluruh calon wisu­ dawan yang hadir karena sudah berusaha bersabar dan berjuang untuk menun­ taskan studi di FISIP UMM. Harapannya, seluruh calon wisudawan selalu ber­bahagia dan dapat menjadi manusia yang sukses di masyarakat.

Nurudin selaku Pem­ bantu Dekan (PD) I me­ ngungkapkan, yudisium periode III tahun 2017 diikuti

alissa/Bestari

Menyampaikan: Dekan Fakultas Agama Islam (kanan) saat memberikan pengarahan kepada calon wisudawan.

di luar sana, maka mereka harus berhati-hati dalam bertingkah laku. Ia ber­pesan bahwa agar mereka selalu mengingat kalimat “jangan ada dusta di antara kita,” maksudnya jika iya maka katakan iya, jika tidak maka katakan tidak.

Dosen FAI Khozin me­ ma­p arkan, sebagai se­ orang sarjana harus

Iswinarti menyampaikan, ke­ suksesan tidak dapat dicapai dengan jalan yang mudah, melainkan datang dengan per­­juangan dan kerja keras.

Fapsi UMM merupakan salah satu Fapsi yang mendapat akreditasi A dari 27 Fapsi seJawa Timur. Pencapaian ter­ sebut tentunya berkat peran dari semua pihak yang telah rela mengorbankan waktu dan tenaganya untuk Fapsi UMM. Iswinarti berharap, kepa­ da seluruh peserta yudisium untuk bisa menjadi alumni yang memiliki karya dan dapat mengaplikasikan ilmu­ nya di masyarakat. “Tidak ada orang tua yang tidak bangga melihat anaknya berhasil, maka keberhasilan menjadi satu-satunya pilihan bagi kita untuk bisa membahagiakan orang tua,” ujarnya. p_iko

Yudisium Fisip, Pelajari Konstruksi Identitas Personal dan Sosial

Lulusan FAI Adalah Etalase UMM

Bertempat di Rumah Makan Gasebo, Fakultas Agama Islam (FAI) me­ nye­lenggarakan Yudisium Wisuda Sarjana ke-85 Periode III (21/8). Acara diikuti oleh 42 calon wisudawan dari tiga program studi (prodi) yaitu Pendidikan Agama Islam, Ahwal Al-Syakhsyiyyah, dan Ekonomi Syari’ah serta jajaran dekanat dan dosen FAI. Dekan FAI Faridi meng­ ucapkan selamat kepada pe­­serta yudisium karena telah mengambil salah satu ke­putusan terbaik dalam sejarah hidup mereka yaitu mampu menyelesaikan pen­didikan sar­jana. Faridi berpesan untuk tidak menjadikan pendidikan sarjana itu yang terakhir, terus lan­jutkan karena UMM mem­fasilitasi bagi alumni yang ingin melanjutkan ke strata dua.

Lebih lanjut, ia me­ ngungkapkan bahwa mereka yang lulus dari UMM terutama FAI merupakan etalase yang segala tindakannya akan diamati dan dinilai oleh masyarakat

psikologi merupakan ilmu te­ rapan yang keberadaannya sangat dibutuhkan di semua sektor kehidupan, seperti di ranah hukum, kesehatan, pen­ didikan, dan lain sebagainya.

Direktur Pascasarjana UMM Latipun menyampaikan, meng­abdi kepada masyarakat, bangsa, dan agama adalah ke­ wajiban bagi setiap orang.

Wisudawan dituntut untuk bisa mengaplikasikan ilmu yang didapat selama berada di bangku perkuliahan secara maksimal. Lanjutnya, setiap orang yang terpelajar dapat me­ningkatkan kualitas dirinya dengan cara mengamalkan ilmu. “Seorang profesional bukan semata dilihat dari seberapa besar ia mendapatkan uang, tapi dilihat dari seberapa besar ia bisa bermanfaat bagi manusia yang lain,” ungkapnya.

Dekan Fapsi UMM

memiliki hard­s kill dan softskill. Hard­s kill mahasiswa UMM khu­ susnya FAI ber­b eda-beda ter­g antung dari prodinya, se­d ang­k an bentuk dari softskill yaitu integritas yang sama dalam kejujuran, tanggung jawab, etos kerja tinggi, dan kemampuan bekerja tim. Ia juga menambahkan

bahwa antara hardskill dan softskill yang utama harus dimiliki adalah softskill.

Selanjunya, ia mengatakan bahwa sarjana adalah pemimpin.

Pemimpin tidak harus mempunyai jabatan, yang mampu untuk meng­ inspirasi orang lain melalui sifat dan sikapnya. m_dya

oleh sebanyak 220 calon wisudawan dengan rincian Program Studi (Prodi) Illmu Ke­­sejah­teraan Sosial sebanyak sepuluh orang, Prodi Ilmu Ko­munikasi sebanyak 71 orang, Prodi Ilmu Pemerintahan sebanyak 33 orang, Prodi Sosiologi sebanyak 51 orang, dan Prodi Ilmu Hubungan Internasional sebanyak 55 orang. “Dari total keseluruhan calon

wisudawan tersebut terdapat tiga mahasiswa terbaik fakultas yaitu dua dari Prodi Ilmu Komunikasi dan satu dari Prodi Sosiologi,” tuturnya.

Sementara itu, diakhir acara juga diadakan orasi ilmiah yang disampaikan oleh Tutik Sulistyowati dengan tema “Konstruksi Identitas Personal dan Sosial”. Menurutnya, setiap individu merupakan anggota dari kelompok sosial yang mungkin mengalami proses perpindahan ke­ lom­pok sosial.

Lulus merupakan bentuk hijrah yaitu suatu perpindahan atau transformasi dari ko­munitas akademik ke komunitas profesi. “Sebagai individu yang baru lulus, saya berharap wisudawan dapat menghadapi segala realitas sosial atau tuntutan dalam mengonstruksi iden­ titas personal dan iden­ titas sosial guna mencapai kesuksesan,” tutupnya. p_zuh

Insinyur Tulang Punggung Bangsa

Fakultas Teknik (FT) UMM kembali menyelenggarakan yudisium FT periode III tahun 2017 sekaligus peluncuran pro­gram studi baru yaitu Pro­gram Profesi Insinyur (PPI) yang berlokasi di Teater Dome UMM (22/8). Acara itu dihadiri oleh Rudy Purwondho Sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kemristekdikti yang menjadi pemateri dalam kuliah tamu FT. Yudisium itu diikuti oleh 194 mahasiswa calon sarjana UMM. Wakil Rektor (WR) I UMM Syamsul Arifin me­ nyampaikan, pada akhir-akhir ini UMM sedang melakukan proses per­cepatan dalam me­ ningkatkan kualitas akademik maupun non akademik. Proses percepatan ini di­lakukan untuk merespons per­­kembangan dan perubahan zaman yang sangat cepat salah satunya dengan di­bukanya program profesi insinyur. Terdapat empat hal yang menjadi fokus UMM dalam proses percepatan ini. Keempat fokus itu adalah kekuatan

kelembagaan, mahasiswa, lembaga kemahasiswaan, serta klasifikasi pergu­ruan tinggi. UMM masuk dalam kategori salah satu perguruan tinggi mandiri di Indonesia.

“Saya ber­pendapat, FT patut untuk diberi apresiasi atas berbagai prestasinya dalam mengharumkan nama bangsa dan UMM dikancah Internasional,” ujarnya.

Dekan FT Sudarman me­nga­­takan, PPI UMM me­ru­pakan program pro­ fesi lintas bidang yang mengolaborasikan bebe­ rapa keilmuan di­ antaranya teknik, pertanian dan pe­ ter­nakan. PPI dalam peng­ aplikasiannya lebih luas dan mencakup banyak hal.

Pe­ningkatan kualitas dan kuantitas dosen me­rupakan prioritas yang harus segera dilaksanakan melihat visi PPI UMM untuk menjadi program studi terkemuka dan meng­­hasilkan SDM yang pro­fe­sional di bidang keinsinyuran ber­landaskan nilai-nilai Islam. p_iko

BESTARI KKN 26

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Didik Anak Melalui Permainan Tradisional

KKN Kelompok 26 Desa Wiyurejo Kecamatan Pujon mem­­punyai kegiatan unik dalam memanfaatkan hari Minggu sebagai hari libur untuk salah satu program kerjanya. Program itu yaitu pelestarian permainan tradi­ sional. Peng­usung kegiatan itu berasal dari Divisi Sosial Budaya. Kegiatan itu bertujuan sebagai sarana pengenalan kembali permainan tradisional yang mulai di­tinggalkan untuk dimainkan kembali oleh anakanak dari Desa Wiyurejo.

Koordinator Desa Akhyar Basyir me­ngung­kapkan, kegi­ a­­tan itu me­rupakan salah satu program kerja unggulan.

Program itu dimaksudkan untuk memberikan penge­ nal­an kembali mengenai per­ KKN 129

SUARA KAMPUS

mainan tradisional yang saat ini mulai ditinggalkan.

Menurutnya, se­ba­gai maha­ siswa yang me­ng­abdikan diri kepada masyarakat dalam program KKN, sudah menjadi suatu keharusan untuk turut menjaga dan melestarikan permainan tradisional dengan ikut serta bermain dan men­ jelaskan manfaat, asal, dan seja­rah dari permainan.

Sehingga, di­harapkan dapat melestarikan kembali per­ mainan tradisional yang mulai ditinggalkan.

Penanggungjawab Program Kerja itu, Leny Indriani berharap program itu dapat mendidik anak-anak karena di dalam­ nya terdapat nilai-nilai moral yang nantinya berguna untuk per­kembangan anak itu

sendiri. Dalam permainan tradisional anak-anak dididik untuk sportif dengan belajar menerima ke­kalahan dengan lapang dada. Selain itu, dapat meningkatkan jiwa sosial anak dalam hal gotong royong, memperluas pergaulan, jiwa kepemimpinan, dan mau­pun melatih kemampuan bekerja sama dalam tim. Sehingga era digital yang menciptakan anakanak bangsa yang individualis dapat ditebas dengan mem­ budayanya per­mainan tradi­ sional yang men­ciptakan anakanak yang berkarakter sosialis.

Beberapa per­mainan tra­ di­sional seperti per­mainan ular naga, gobak sodor, boyboyan, layangan, donald bebek, engklek, dan lain sebagainya. m_ana

Majukan Potensi Desa Melalui Pelatihan Website

KKN 37

7 Tingkatkan Minat Baca Siswa

Salah satu bentuk usaha mahasiswa dalam membangun bangsa ada­ lah pe­­ngabdian ter­hadap masyarakat. Bebe­rapa ma­ ha­siswa dari UMM ber­ kesempatan untuk me­lak­ sanakan KKN di Desa Duwet Kabupaten Malang. Banyak kegiatan yang diadakan oleh KKN Kelompok 37 itu, salah satunya adalah acara yang bertajuk “Semangat Membaca” yang berlangsung di SDN 3 Duwet dan SDN 4 Duwet (27/7-21/8).

Salah seorang tenaga pendidik di SDN 3 Duwet Linca menuturkan, pihak sekolah sangat mendukung program Semangat Mem­ baca karena dinilai cukup membantu para siswa KKN 145

dalam mempelajari hal baru. Lebih lanjut, para guru tentunya merasa bangga jika siswa siswanya me­ miliki keingintahuan dan minat membaca yang besar.

Terlebih KKN 37 UMM juga mem­berikan buku bacaan yang cukup banyak sehingga dapat meningkatkan minat baca siswanya.

Dinda Kartika Sari, ketua pelaksana program menerangkan, kegiatan itu dimaksudkan untuk me­ ningkatkan minat baca para siswa sekolah dasar sesuai dengan program Dinas Pendidikan.

Pun melihat kondisi anak zaman sekarang yang lebih tertarik dengan gadget ketimbang buku.

Balqis Fairuz, salah satu mahasiswa KKN 37 UMM ber­harap agar program semangat membaca dapat menjadi awal bagus bagi para siswa SDN 3 dan SDN 4 Duwet Kecamatan Tumpang untuk terus belajar. Balqiz berharap, pihak sekolah dan wali murid selalu mendukung usaha KKN 37 UMM untuk meng­giatkan minat baca para siswa dengan berbagai dukungan. “Tentunya tanpa bantuan dari wali murid dan para guru usaha kami tidak akan maksimal. Semoga ke depannya program Semangat Membaca dapat di­laksanakan secara rutin, meskipun pengabdian kami sudah selesai nantinya,” pungkasnya. wil

Peduli Lingkungan, Tanam 100 Pohon Sengon

dok. KKN 129

Program: Pelatihan website oleh KKN 129 Dusun Petungsewu dihadiri oleh Perangkat Desa Kecamatan Wagir.

Website desa me­rupakan salah satu ke­­butuhan bagi setiap desa yang ingin mengenalkan profil desa ataupun ke­unggulan desa­nya.

KKN Kelompok 129 Dusun Petungsewu, Kecamatan Wagir meng­adakan pe­lati­han Teknologi Informasi dengan tema “Mengembangkan Potensi Desa Melalui Sistem Informasi Berbasis Website” (3/8). Acara di­selenggarakan di Aula Pen­dopo Kecamatan Wagir dihadiri oleh Wahyu Kurniati se­bagai Camat Wagir.

Wahyu Kurniati meng­ apresiasi program kerja KKN 129 yang menggagas acara

KKN 120

mengenai pengelolaan website.

Sehingga website itu nantinya dapat menampilkan kegiatankegiatan desa serta menjadi ajang promosi desa bagi warganya yang memiliki usaha sehingga dapat berdikari.

Wahyudi, staf pengelolaan informasi Diskominfo menilai, kegiatan yang di­per­un­tuk­ kan bagi perangkat desa sekecamatan Wagir ini da­pat menjadi salah satu ke­giatan yang mampu men­da­ya­gu­na­ kan teknologi yang ada bagi masing-masing desa, serta dapat menjadi motivasi bagi setiap desa untuk meng­em­ bangkan potensi yang di­mi­

liki. “Diharapkan desa dapat memaksimalkan po­tensi dae­ rahnya secara man­diri, sebab setiap desa pasti memiliki potensi yang perlu digali dan di­in­for­­masikan. Website ini da­­­ pat mempromosikan UMKM, apalagi dengan ban­­­­­­tuan maha­siswa KKN UMM ini,” ungkapnya.

Deni Irawan salah satu perangkat Desa Petungsewu mengaku, selama ini website desa belum di-update kembali.

Adanya pelatihan itu dapat digunakan untuk mem­perbarui dan ajang pro­mosi desa, sehingga da­pat meningkatkan eko­no­mi masyarakat. put

KKN Kelompok 145 UMM bekerja sama dengan pihak Desa Ganjaran Kecamatan Gondanglegi Kabupaten Malang mengadakan gerakan tanam 100 pohon sengon (30/7) di sepanjang jalan utama menuju Desa Ganjaran. Kegiatan itu dilakukan untuk meng­hijaukan lingkungan sekitar.

Lingkungan yang sehat berawal dari adanya tanaman atau pepohonan di se­kitar kita.

Selain memberi kesan estetika, pepohonan juga memberikan dampak positif bagi kesehatan.

Oleh karenanya, peran aktif masyarakat dalam hal peng­ hijaun sangat penting di tengah-

tengah arus iklim globalisasi yang begitu hebat.

Diikuti 30 peserta KKN 145 UMM dan sepuluh pe­rangkat desa, kegiatan pe­nanaman pohon ini ber­langsung secara kompak dan bersinergi. Pihak Desa Ganjaran juga turut me­ nyumbang bibit pohon sengon sebanyak 600 buah, penghijaun ini sangat penting dilakukan karena kondisi lingkungan pada era sekarang terutama di desa sudah jarang ditemukan suasana yang sangat asri.

“Kami berharap dengan adanya acara pe­nanaman pohon ini bisa mem­bawa dampak banyak bagi masyarakat dan

Desa Ganjaran, karena langkah peng­hijaun inilah yang bisa menyelamatkan dari ancaman globalisasi,” harap Muhammad Jumadi Kepala Desa Ganjaran Kecamatan Gondanglegi.

Kesan desa yang asri dan indah sudah pasti di­­ impikan oleh masyarakat maupun perangkat desa, dan anggota KKN 145 UMM dalam hal ini membantu untuk mewujudkan impian tersebut.

Acara penghijauan itu pertama kali dilakukan di sepanjang tahun ini. Dan diharapkan kegiatan ini terus dilaksanakan sepanjang tahun dan tahuntahun berikutnya. m_fud

tutorial ini diharapkan agar para ibu-ibu kader PKK Desa Karangsuko lebih memahami apa yang telah disampaikan oleh pemateri.

Harapan ke depannya dari kelompok KKN 120 UMM untuk ibu-ibu kader PKK Desa Karangsuko yang mengikuti sosialisasi ini adalah agar kegiatan PKK dapat berkembang lebih maju lagi dan terus menghasilkan produkproduk hasil kreativitas mereka yang tidak hanya memiliki nilai seni namun juga memiliki nilai ekonomis untuk menambah penghasilan keluarga .

Untuk lanjutan dari sosialisasi daur ulang sampah plastik ini kelompok KKN 120 (UMM) telah diadakan pengumpulan dan pemasaran produk pada 13 Agustus lalu. put

Divisi Ekonomi KKN kelompok 135 UMM me­lak­­ sanakan kegiatan so­si­alisasi Abon Pepaya yang ber­tempat di rumah Kepala Dusun Sumbersari (5/8). Sosialisasi ini mulai dari penjelasan khasiat buah pepaya, cara pembuatan abon hingga tahap pengemasan produk.

Ade Rega, selaku koor­ dinator divisi ekonomi men­je­laskan pepaya merupakan buah yang sangat mudah ditemukan sekaligus menjadi potensi alam khususnya di Dusun Sumbersari, Jambangan Dampit. Berang­kat dari hal itu, kelompok KKN 135 mencoba menciptakan ino­ vasi baru dalam pengolahan pepaya, yakni abon pepaya.

Tentu saja hal tersebut men­jadi hal baru bagi ibuibu warga Sumbersari yang begitu antu­sias ingin

mengetahui cara peng­ olahan abon pepaya. “Cara pembuatan yang cepat dan mudah menjadi daya tarik abon pepaya,” ujar mahasiswa asal Tangerang itu.

Lanjutnya, adanya olah­ an baru abon pepaya ini diharapkan agar ibu-ibu Sumbersari juga termotivasi untuk menciptakan halhal baru, khususnya dalam cipta menu. Selain itu, ha­ rapannya hal ini dapat mem­ bawa dampak positif dan meningkatkan ekonomi ma­ sya­rakat Sumbersari. Me­ng­ ingat abon pepaya ini dapat dijual dan menjadi ladang usaha untuk masyarakat.

“Abon pepaya ini akan men­ jadi salah satu makanan yang akan dilombakan pada ting­kat kecamatan oleh Ibu-ibu PKK Sumbersari,” jelasnya.

Ridayati, salah satu anggota divisi ekonomi juga menambahkan, abon pepaya dapat menggantikan abon daging karena abon pepaya sendiri kandungannya lebih sehat dibandingkan dengan abon daging. Abon daging sendiri memiliki kandungan hewani sedangkan abon pepaya lebih sehat karena bahan utamanya dari buahbuahan. Kandungan gizinya pun tidak perlu diragukan lagi.

Sebab, sebelum mela­kukan sosialisasi sudah dilakukan uji laboratorium untuk memastikan kan­dungan gizi abon pepaya. “Alhamdulillah kandungan aman dan sehat, juga cocok untuk dikonsumsi anak usia enam tahun keatas karena kandungannya lebih sehat dan yang menjadi Pekerjaan Rumah (PR) kami adalah masalah packaging yang menarik,” ujar. ald

Sosialisasi Strategi Pemasaran dan Daur Ulang Sampah

KKN Kelompok 120 meng­ adakan sosialisasi pe­masaran dan daur ulang sampah plastik (10/8). Acara berlangsung di Kantor Balai Desa Karangsuko, Kecamatan Pagelaran, Kabu­ paten Malang dihadiri oleh se­luruh kader PKK dan di­buka oleh Rusman selaku kepala Desa Karangsuko.

Rusman sangat men­du­ kung dan merespons positif acara yang telah ikut berperan aktif di­ desanya selama kuliah kerja nyata berlangsung dan telah menyelenggarakan acara sosialisasi yang sangat ber­ manfaat bagi ibu-ibu kader PKK desa Karangsuko Acara yang dihadiri oleh seluruh kader PKK ini bertujuan untuk me­ ningkatkan kreativitas ibu-ibu kader PKK Desa Karangsuko ter­khususnya dalam meman­ faatkan sampah plastik atau men­daur ulang sampah plastik untuk dijadikan sebagai sebuah

karya seni yang tidak hanya sebagai karya seni saja namun karya seni yang dapat meng­ hasilkan nilai ekonomis untuk mening­katkan atau menambah pe­masukan keluarga.

Acara sosialisasi yang diadakan tidak hanya me­ nyam­pai­kan materi namun, para peserta KKN 120 ini juga melakukan praktik langsung bagaimana cara memanfaatkan sampah plas­tik untuk dijadikan suatu ke­rajinan. Salah satu contoh demo langsung yang dilakukan oleh peserta KKN 120 yaitu bagaimana cara membuat flower pin dari bekas sampah plastik makanan dan minuman seperti bekas sampah dari white coffee dan barang sejenisnya kepada ibu-ibu kader PKK dan juga pemutaran video tutorial yang dibuat oleh peserta kkn sendiri. Praktik langsung dan pemutaran video

diego/Bestari

Gotong Royong: Pelaksanaan program gerakan tanam 100 pohon sengon oleh KKN 145 UMM.

KKN 135

Inovasi Mengolah Pepaya Jadi Apaya

SUARA KAMPUS

8

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Assesmen Lapangan BAN-PT,

UMM Siap Pertahankan Akreditasi A Berkunjung: Tim Asesor dari AIPT ketika berkunjung ke Kantor Kemahasiswaan di Student Center.

dok. Humas

Tim Asesor Akreditasi Institusi (AIPT) Perguruan Tinggi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) kembali ke UMM untuk melakukan penilaian akreditasi (10-12/8). Sebelumnya pada tahun 2013, UMM sudah mendapat akreditasi A. Dalam rangka memperbarui masa akreditasi yang akan kadaluarsa pada enam bulan ke depan, UMM kembali mengajukan reakreditasi kepada Tim Asesor AIPT BANPT. Syamsul Arifin selaku Wakil Rektor (WR) II UMM mengungkapkan, visitasi tersebut adalah tahap untuk mencocokkan apa saja yang telah ditulis di borang yang sudah dikirim ke Jakarta.

Selanjutnya, borang tersebut akan di­teliti dan dikonfirmasi dengan

pim­pinan UMM. “Selain itu, tim ase­sor juga melakukan wawancara dengan mahasiswa, stakeholder, dosen, serta karyawan dan alumni,” ungkapnya.

Lebih lanjut, akreditasi yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari empat asesor. AIPT-

PT di antaranya Marwan Asri, Mulyadi Bur, Deden Makbuloh, serta Ariyanti Saleh. Akreditasi tersebut merupakan akreditasi universitas yang berarti dilakukan secara menyeluruh. Akreditasi yang di­lakukan AIPT BAN-PT berguna untuk mengevaluasi apakah di dalam penyelenggaraan Tri Dharma Per­guruan Tinggi sudah memenuhi standar yang ditetapkan oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Standar yang akan dinilai dari perguruan tinggi tersebut ber­

jumlah tujuh di antaranya visi misi, tata kelola, kemahasiswaan dan alumni, Sumber Daya Manusia (SDM), kurikulum, infrastruktur keuangan, serta yang terakhir adalah penelitian dan kerja sama.

Ketua Tim Akreditasi UMM Ainur Rofieq mengungkapkan, tahun ini UMM mendapat akreditasi yang ketiga kalinya, akreditasi per­t ama pada tahun 2007, setelah itu akreditasi kedua pada tahun 2013. Ter­ dapat beberapa agenda yang di­ lakukan oleh tim asesor AIPT BAN-PT. Pertama, pemberikan

per­t anyaan-pertanyaan kepada Rektor UMM dibantu beberapa tim penyusun borang. Kedua, pembagian tiga kelompok yaitu ke­l ompok mahasiswa, kelompok dosen dan karyawan, serta kelompok alumni. Ketiga, acara internal dari tim asesor tersebut yaitu menyelesaikan masing-masing pe­n ilaian yang hasil akhirnya nanti akan dikomunikasikan ke­p ada rektorat. Keempat, acara pe­ nan­d atanganan oleh tim asesor terkait hasil laporan berita acara. p_nan

Semnas Prodi Magister Pendidikan Matematika

Hadirkan Pembicara Asal Malaysia

Pemateri: Moh. Mahfud Efendi (tengah) bersama Mohd.

Faizal Nizal Lee Abdullah saat menyampaikan materi kepada peserta seminar.

nolarita/Bestari

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Magister Pendidikan Matematika UMM melaksanakan agenda tahunan yaitu seminar nasional (5/8).

Seminar bertema “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Matematika” tersebut diselenggarakan di Hall UMM Inn. Acara itu dihadiri sebanyak 61 peserta dan pemateri di antaranya Mohd. Faizal Nizal Lee Abdullah dari Universitas Sultan Idris Malaysia dan Moh. Mahfud Effendi dari UMM. Nizal mengungkapkan, guru sebagai panutan yang baik bagi murid harus mampu meningkatkan kualitas pengajarnya.

Dalam bidang matematika, guru harus memahami secara men­ dalam terkait konsep dari matematika itu sendiri sehingga dapat menyampaikan materi secara jelas. Selain itu, guru yang berkualitas juga harus memikirkan bagaimana cara agar muridnya bisa mengerti pelajaran dan selalu memberikan kesan agar mudah diingat. “Matematika

bisa dikaitkan dengan bidang lain, seperti sejarah maupun lingkungan sekitar, sehingga cara mengajarnya akan terlihat berbeda dan lebih luas,” ungkapnya.

Lanjutnya, terdapat dua hal yang harus dikuasai untuk menjadi guru yang berkualitas. Pertama, pengetahuan tentang metode pembelajaran. Kedua, metode yang digunakan dalam penyampaian di ruang belajar. Salah satu kunci kesuksesan menjadi seorang guru yang baik adalah banyak membaca.

Setiap materi yang dibaca oleh murid, juga harus dibaca oleh guru, sehingga guru tidak hanya memberikan perintah. “Dalam hal memberikan permasalahan kepada muridnya, guru juga harus lebih dulu bisa menyelesaikan permasalahan tersebut, melalui itulah keyakinan seorang murid kepada gurunya terbentuk,” tegasnya.

Yus Mochamad Cholily selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Magister Pendidikan Matematika UMM mengatakan bahwa seminar nasional tersebut dilaksanakan sebagai bentuk penerapan mata kuliah publikasi ilmiah. Menu­ rutnya, pelaksanaan seminar dinilai penting karena dapat membahas secara lebih intensif tentang pendidikan matematika, khususnya dalam peningkatan pengajarannya.

“Jumlah peserta sengaja kita batasi karena menurut saya kualitas lebih penting daripada kuantitas,” tegasnya.

Direktur Pascasarjana UMM Latipun juga menyampaikan, seminar nasional berguna untuk mem­buka pandangan terkait pen­ tingnya pendidikan mate­matika.

Ia mengatakan bahwa semua aspek kehidupan maupun pe­ kerjaan berhubungan dengan mate­matika. Oleh karena itu, semua jenjang pendidikan harus mengenal matematika.

“Pen­ di­dikan matematika sering meng­­indikasikan dua hal, yaitu pen­didikan matematik dan ma­ tematiknya itu sendiri,” ujarnya.

Sementara itu, Yuliana Pratiwi selaku salah satu peserta dalam acara tersebut mengungkapkan,

pelaksanaan seminar penting karena pada mata kuliah publikasi ilmiah mahasiswa diharuskan mempublikasikan artikel secara nasional. Kegiatan seminar nasional dapat memudahkan mahasiswa dari UMM untuk bisa menulis artikel tingkat nasional sekaligus menyelesaikan tugas mereka.

Yuliana juga menambahkan bahwa pelaksanaan seminar nasional yang telah diadakan rutin sebanyak tiga kali itu mempunyai kemajuan yang sangat baik setiap tahunnya. “Semoga ke depannya setelah mengikuti acara seperti ini, saya bisa menulis artikel dan melakukan riset lebih banyak lagi,” jelas mahasiswa Prodi Magister Pendidikan Matematika semester IV tersebut. p_nan.

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

9

SKETSA

Semangat Membangun Diri untuk Berbagi (KNPI) Kota Malang itu ingin meng­abdikan ilmu yang ia miliki pada masya­ rakat. Terutama pada ma­­­ha­­siswa yang ber­ ke­inginan men­­jadi pe­­ ng­usaha. Ia ingin tu­­run lang­sung mem­be­rikan kon­tribusi un­tuk mem­­ bangun bangsa. Edi meng­himbau ke­pada pe­muda agar ti­dak hanya memikirkan uang, ke­ma­panan dan ke­kayaan, tetapi harus be­rani mengambil risiko men­ jadi

Bagai padi semakin berisi semakin merunduk.

Peribahasa tersebut sedikit menggambarkan kepribadian Edi Rudiyanto. Kesenangannya berbagi ilmu kepada siapa saja tentang berbisnis. Tidak memandang status sebagai pengusaha baru atau mahasiswa yang baru memiliki keinginan berbisnis.

Cita-citanya adalah membangun bangsa melalui pengusaha-pengusaha baru.

Perbanyak Ilmu Agar Bermanfaat untuk Orang Lain Berada di lingkungan orga­ nisasi membuat Edi belajar banyak tentang cara hidup mandiri. Se­ lama kuliah, Edi tergolong ma­ha­ siswa aktif organisasi intra hing­ ga ekstra kampus. Organisasi se­­­­perti Senat Mahasiswa, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) telah di­­gelutinya. Pria yang mempunyai yay­asan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Taman KanakKanak (TK) di Kalimantan itu me­ngambil Program Twinning Fakultas Agama Islam (FAI) dan Fakultas Hukum (FH). Pikirnya ilmu hu­kum harus diimbangi de­ ngan il­mu agama. “Ilmu hukum ha­ rus di­lihat dari dua sudut pandang ber­­beda,” ujar Direktur Utama PT. MEK Surya Mandiri.

Selain mendalami bidang hu­ kum per­tama tahun 2011 itu juga mem­punyai kemampuan di bidang bisnis. Bendahara Umum Komite Nasional Pemuda Indonesia

Edi Rudiyanto mirza/Bestari

peng­usaha baru. Ketika para pe­ngusaha ba­ru tumbuh maka bangsa Indonesia menjadi mandiri.

Pria yang masih aktif di Pemberdayaan Sosial Padepokan Hizbul Wathon itu berpesan kepada seluruh mahasiswa tidak hanya Yang Muda Yang Berkarya. memikirkan untuk mendapatkan Pria yang pernah bekerja gaji tinggi. Mahasiswa harus ber­pikir sebagai Human Resources menjadi wirausahawan. De­ngan Development (HRD) Junior memiliki usaha, maka akan tim­bul Manager di PT. RKBM Mine & pemikiran untuk membantu orang Mineral Kalimantan Timur itu, lain dengan membuka la­pangan tidak me­man­­­dang sebelah mata pekerjaan. Tidak harus men­jadi kaya siapa saja yang ingin dahulu ba­­ru mem­­beri. Ti­dak mengembangkan usa­­ harus men­­­­jadi pengusaha ha. Tak terkecuali be­­­sar dahulu jika ingin me­ maha­siswa yang mun­culkan pe­­­ngusaha Manusia Terbaik, ba­ru ingin belajar besar­. “Manusia ter­ ber­bisnis.

“Jika baik ada­lah ma­nu­sia Manusia yang bi­sa membantu yang ber­manfaat un­ Bermanfaat pas­­ti akan diban­­ tuk manusia lain­nya,” tu hingga men­­ja­ tuturnya.

Untuk Lainnya di le­­bih maju dari Reza Al Fath, Ketua se­­­be­lumnya,” ung­ Himpunan Pengusaha kap pria yang pernah Muda Indonesia (HIPMI) bekerja di Laboratorium Perguruan Tinggi (PT) UMM FH UMM tahun 2014-2015 itu. men­­ceritakan, Edi merupakan so­­ Ada beberapa cara yang dila­ sok yang gigih. Walau Edi mem­­ kukan untuk pengembangan dan punyai kemampuan dasar di bi­­dang pen­­dampingan pengusaha baru. hukum, namun Edi mampu me­­ram­ Ter­­utama kalangan mahasiswa bah ke berbagai bidang lain se­­perti yang terkadang hanya ber­se­ bisnis, dan pendidikan. Pri­­badi Edi ma­­­­­ngat di awal saja. Cara per­ yang le­kat dengan or­ga­­nisasi mampu tama membangkitkan se­mangat mem­bagikan ilmunya kepada sia­ mahasiswa dalam bi­dang usa­ha papun. Edi se­ring mengadakan per­ yang akan ditekuni. Kedua, de­ngan kumpulan un­tuk sekadar ber­bincang cara melihat potensi yang di­miliki dan ber­bagi pe­nga­laman. Kerap kali oleh mahasiswa. Be­berapa hal Edi juga me­ngajari dan membantu ju­ itu harus dilakukan ka­rena usa­ha niornya yang akan memulai ber­bisnis. dimulai dari sesuatu yang di­sukai. “Edi adalah sosok yang baik, su­ka Dengan begitu ma­ha­siswa akan berbagi, dan sederhana,” tutup Reza. nyaman dalam men­jalani bis­nis. m_yus/p_rah

Strategi, Komitmen dan Dedikasi Syarat Raih Cita Pemikiran untuk dapat mencari peluang setelah lulus kuliah wajib dimiliki oleh para wisudawan agar dapat mencapai tujuan hidup yang lebih baik. Berpikir berani dan mempunyai sifat yang ambisius juga penting dimiliki agar setiap orang bisa mencapai target yang telah direncanakan. Contohnya seperti salah satu alumni UMM Program Studi (Prodi) Ilmu Hubungan Internasional, si ambisius, pribadi yang suka melawan arus, tidak suka diatur, sekaligus founder Click-Indonesia, Ferri Jubair.

Tak Paksakan Diri dan Ikuti Hobi ia bersyukur karena ba­nyak belajar Alumni Ilmu HI angkatan 2009 da­ri sana. Tidak memaksakan diri itu menceritakan sejak ke­cil dirinya un­tuk mengikuti hal yang tidak bi­ tidak suka diatur, tahu apa yang sa digunakan un­tuk mengenal ke­­­­­ diinginkan, berani me­lakukan hal mam­puan diri. “Anak muda harus positif. Namun Ferri bersyukur me­ng­eks­plorasi yang disuka. karena hal itu bisa membuat Jangan ter­lalu memaksakan diri dirinya lebih baik seperti sekarang. untuk ikut perkataan orang lain,” Pernah men­dapat Indeks Prestasi tuturnya.

(IP) hanya sebesar 3,08. Namun itu tidak membuatnya patah Percaya Kesulitan adalah semangat, tetapi terus berusaha.

Awal Kesuksesan Pencipta rumus empat pilar Kesuksesan yang Ferri dapatkan Kementerian Luar Negeri 2016 itu me­ saat ini tidak terlepas dari kegagalan. nga­takan ia mempunyai kesibukan Ferri pernah berbisnis restoran lain di luar perkuliahan. Lebih namun gagal. Tidak tinggal suka meng­ha­biskan waktu diam, pria yang pernah luang untuk hobi. Hobi­ bekerja sama de­ nya dalam bidang musik ngan Komisi itu juga memiliki stu­ Pemberantasan Tanyakan Pada dio rekaman yang ia Korupsi (KPK) Dirimu Apa Yang ke­lola sendiri. Ia ju­ga itu merantau mem­buat lagu un­ ke Bali bekerja Ingin Kamu Capai tuk orang lain dan menjadi business se­ring mendapatkan developer di pe­ pro­­yek da­ri radio-radio rusahaan eks­por di Malang. Selain da­pat me­ furnitur ter­­­nama di ng­ekspresikan seni dan krea­­ Indonesia. Namun ia ha­­rus tivitas, dari studi musik itu Ferri ber­henti karena peng­hasilan yang men­dapat penghasilan sen­diri. Se­ di­dapatkan di­rasa kurang. Lalu ia bagai mahasiswa pada za­mannya, kem­bali ke Malang untuk merintis

kem­bali usa­ha restoran, namun ga­ gal juga. Akhirnya ia memutuskan un­­tuk pindah ke Jakarta tahun 2015. Di Jakarta ia juga pernah men­­coba dunia hiburan namun ia me­rasa membuang waktu karena ti­dak cocok untuknya.

Kesuksesan dimulai saat me­ mutuskan men­­­jadi asisten pe­ ng­us­ aha. Dari pe­ngu­saha itu Ferri be­lajar mem­­­ buat kar­tu na­ma. Kar­ tu nama me­ru­pakan hal se­pele ta­­pi sa­ngat pen­­­­ting ka­­­rena da­­pat me­­nun­j ukkan identitas se­ seorang.

"Saya harus da­pat kar­tu nama orang s u k ­s e s dan sa­ya kagumi.

Hal itu pen­ ting untuk m e m ­­b a n g u n relasi dan belajar cara un­tuk suk­ses,” ungkapnya.

Pria yang pernah menjadi tim inti Indonesia pada Economic Forum 2016 itu men­jelaskan Click-Indonesia a­da­­lah peru­sa­haan mana­jemen me­­dia so­ sial.

Perusahaan ter­ sebut men­ ciptakan s o ­­l u s i

komunikasi strategis dan so­lusi pemasaran media sosial. ClickIndonesia membantu me­ngatur me­­dia sosial agar men­dapatkan ci­ tra baik di masyarakat. Ferri se­lal­u yakin setiap kesulitan pas­ti ada perubahan. Hal itu telah dibuktikan dengan pencapaian yang diraih.

Pria yang kini bekerja sama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu berpesan ke­pada mahasiswa dan wisudawan se­tiap orang harus bisa meraih cita-cita, bagaimanapun caranya.

“Tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang ingin dicapai. Strategi, ko­ mitmen dan de­dikasi adalah sya­rat meraih cita-cita,” ujarnya.

Haryo Prasojo selaku Dosen Prodi Ilmu HI yang juga teman sekelas Ferri menceritakan Ferri me­rupakan sosok berinisiatif ting­gi, pandai mencari pe­ luang, dan berani me­la­ kukan bisnis setelah lulus kuliah. Se­lama ma­­sa ku­ liah Haryo me­nilai Ferri di­kenal ma­hasiswa ak­ tif, ber­wawasan luas, ber ­­­tanggungjawab ting­gi pa­­da tu­gas dari orang yang mem­­­ percayainya, “Semoga da­pat mem­bagikan pe­ nga­la­man­­­­nya ke­­pada alumni, ma­hasiswa atau sia­­pa­­­pun agar dapat ber­manfaat un­ tuk orang lain,” ung­­­­ kapnya. nok/p_kim

Ferri Jubair mirza/Bestari

10

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

TROFI

Kerja Keras, Pupuk Semangat Raih Jawara

Kenalkan Budaya melalui

Insan Berbudaya

Mahasiswa Program Studi (Prodi) Ilmu Pemerintahan kembali torehkan prestasi tingkat nasional. Wildan Khoirul Umam berhasil meraih Juara III Insan Putra Berbudaya pada lomba Parum Param Udayana 2017. Lomba yang bertempat di Ubud Bali tersebut mengangkat tema “Tan Hana Wong Sakti Tinunggal” yang artinya seseorang tidak dapat berdiri sendiri. Ajang perlombaan itu diikuti oleh 34 peserta dari berbagai universitas di Indonesia (7-9/7).

Wildan mengatakan, terdapat berbagai rangkaian kegiatan dalam ajang Parum Param Udayana 2017 antara lain Konferensi Budaya, Renungan Budaya, Pengenalan Budaya Bali, Sarasehan Budaya, Pilot Project Budaya, Cultural Awards, Parade Budaya, dan Field Trip. Selain itu, terdapat pula penghargaan terbaik saat Cultural Awards yaitu Pemilihan Insan Putra dan Putri Berbudaya, Best Public Speaker, Best Essay, Best Idea Project, Best Talent, dan Best Favorite Delegation.

Menurutnya, Indonesia memiliki berbagai budaya yang harus diketahui dan dicintai. Hal itulah yang membuat dirinya mengikuti lomba insan putra berbudaya. “Ada yang harus ditampilkan pada ajang tersebut, dan saya menampilkan tari Reog asal Ponorogo,” ujarnya.

Lanjutnya, kriteria dalam pe­ nilaian lomba insan berbudaya antara lain dilihat dari keaktifan peserta selama perlombaan, penampilan budaya, dan gerak-gerik peserta dalam acara. Penampilan budaya dilakukan berpasangan tetapi untuk penilaian individu yakni insan putra berbudaya dan

dok.Pribadi

dok.Pribadi

insan putri berbudaya. Mahasiswa yang aktif di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Forum Diskusi Ilmiah (FDI) itu menjelaskan, persiapan perlu dilakukan sebelum tampil mulai dari pemilihan budaya hingga pencarian kostum.

Yuyun Rahmadesi salah satu teman akrab Wildan yang juga mengikuti lomba insan berbudaya mengatakan, selama perlombaan peserta tinggal di tempat penginapan yang disediakan panitia. Kendala sempat mereka hadapi selama tinggal di penginapan karena mayoritas panitia non-muslim sehingga sulit mencari tempat salat. Lanjutnya, keikutsertaanya itu bukan kali pertama dan telah beberapa kali pula mereka menjadi tim pada perlombaan. Yuyun mengungkapkan, Wildan mampu menginspirasi banyak mahasiswa.

Ketua umum UKM FDI Nur Wahyudi mengungkapkan, ke­ suksesan seseorang dapat dicapai dengan kegigihan dan pantang me­ nyerah dalam mengikuti perlombaan.

UKM FDI memberikan fasilitas kepada anggota yang membutuhkan

seperti diskusi mengenai per­ masalahan yang menjadi tema ­per­lombaan. Jadwal diskusi di­ laksanakan satu minggu sekali.

Namun, apabila ada kegiatan lomba maka diskusi dilakukan lebih sering dan mengikuti kebutuhan untuk lomba. Selain itu, terdapat pula diskusi online yang dilakukan ketika hari libur sehingga kegiatan diskusi tidak berhenti begitu saja. “Dengan ada­nya diskusi online, waktu libur teman-teman tetap dapat di­ manfaatkan untuk menambah wawasan dan pengetahuan baru,” tutur mahasiswa asal Kalimantan Utara tersebut.

Lebih lanjut lagi, Nur Wahyudi ber­harap agar Wildan tetap men­ jadi salah satu inspirasi bagi anggota UKM FDI lainnya dan lebih semangat menulis serta mengikuti ber­bagai lomba yang sesuai dengan bakat dan minatnya. “Tulis dan tulis, walau­pun gagal jangan menyerah karena kemenangan dimulai dari ke­gagalan yang selalu dievaluasi,” pungkas mahasiswa Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial itu. m_hai

Robotika UMM Sabet Runner Up KRPAI

Seolah tak ada habis-habisnya, mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Elektro yang juga tergabung dalam Lembaga Semi Otonom (LSO) Robotika UMM kembali meraih prestasi pada Kontes Robot Indonesia (KRI) 2017. Kali ini dalam kategori Kontes Robot Pemadam Api Indonesia (KRPAI) yang diselenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) (8-9/7).

Tim yang beranggotakan Imam Hanafi, Abdul Sukron, dan Alfan Achmadillah Fauzi berhasil menyabet Juara II dalam kontes tersebut.

Imam Hanafi selaku ketua tim menjelaskan, keikutsertaan dalam KRI merupakan salah satu agenda rutin LSO Robotika setiap tahunnya.

Beberapa kategori yang dilombakan antara lain Kontes Robot Abu Indonesia (KRAI), Kontes Robot Seni Tari Indonesia (KRSTI), dan Soccer. Pada tahun ini tim UMM memfokuskan di KRPAI. Persiapan dilakukan oleh anggota tim dengan pembenahan robot seperti update kerangka dan uji coba atau trial and error agar bisa berjalan maksimal ketika mengikuti KRI. Hasilnya pun tidak sia-sia, tim robotika UMM yang diberi nama Dome itu berhasil membawa harum nama UMM dikancah nasional.

Mahasiswa asli Malang itu menambahkan, jalannya perlombaan cukup ketat karena diikuti oleh berbagai universitas di Indonesia. Tahapan per­ lombaan dimulai dengan robot yang telah dipersiapkan oleh semua tim untuk diujicobakan.

BESTARI

Prestasi gemilang berhasil ditorehkan oleh mahasiswa UMM. Kali ini, pada ajang Ke­jua­ raan Nasional Pencak Silat Per­ saudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Airlangga Cup V oleh mahasiswa yang terhimpun dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) PSHT UMM. Kejuaraan yang mengusung tema “Mencetak Generasi Tangguh Setia Hati Terate Guna Pencapaian Prestasi Tertinggi” itu berhasil meraih satu medali emas dan tiga perunggu (23-29/7).

Seto Aji Nurkhotib, peraih Juara I kategori kelas I (85-90 kg) tersebut me­­ngungkapkan, persiapan untuk me­­­­­ng­ikuti pertandingan tidak banyak karena baru bergabung dengan UKM PSHT. Berbekal pe­nga­ laman mengikuti PSHT sejak SD di daerahnya, ia menerima tawar­an untuk mengikuti kejuaraan tingkat nasional.

Sebelum mengikuti kejuaraan PSHT Airlangga Cup V, mahasiswa Prog­ram Studi (Prodi) Sosiologi itu pernah mengikuti kejuaraan tingkat regional. Sedangkan pada kejuaraan tingkat nasional itu, merupakan kali pertama baginya. Sebulan sebelum ke­juaraan tersebut ia melakukan olahraga lari setiap pagi dan sore kemudian dilanjutkan dengan latihan me­nyerang.

Berbeda dengan Seto, Dresta Ari Arkan peraih Juara III kategori kelas G (75-80 kg) mengatakan, persiapan

Achmadillah Fauzi menuturkan, pengerjaan pem­buatan robot adalah tanggung jawab bersama.

Kendati demikian, terdapat perbedaan KRPAI tahun ini dengan tahun sebelumnya yaitu pada sektor pemadaman api. Pada tahun sebelumnya api dipadamkan dengan menggunakan berbagai cara termasuk media angin. Sedangkan pada KRI kali ini, api harus dipadamkan dengan menggunakan media selain angin.

Ketika

dok.Pribadi

Proses awal permainan yaitu robot harus mampu melewati beberapa ruangan yang telah dipersiapkan panitia. Terdapat berbagai rintangan yang juga harus bisa dilewati robot dengan pola reflek atau sensor. Lanjutnya, robot

mencari titik api yang berasal dari lilin untuk segera dipadamkan.

“Sayangnya pada saat penilaian juri, UMM selisih beberapa detik dengan universitas peraih juara pertama,” tuturnya.

Salah satu anggota tim Alfan

disinggung mengenai kendala yang dihadapi, ia mengatakan bahwa pembagian waktu kurang teratur karena sibuknya jam kuliah dan ada tugas kuliah yang harus diselesaikan.

Abdul Sukron me­ngung­kapkan

untuk mengikuti kejuaraan sudah tiga bulan yang lalu. Pada saat latihan per­siapan kejuaraan, semua anggota PSHT boleh mengikuti latihan. Hal ter­sebut sebagai proses seleksi untuk me­­ngetahui anggota yang benarbenar siap mengikuti kejuaraan. Me­ nurutnya, rajin berlatih dan belajar dari pengalaman menjadi faktor utama untuk menguatkan mental peserta. Selain itu, menjanga pola makan dan rutin melakukan pe­ ngecekan berat badan juga perlu di­ lakukan atlet pencak silat.

Imam Byhaqi mahasiswa Prodi Ilmu Hubungan Internasional, Juara III kategori kelas F (70-75 kg) me­ ngatakan keikutsertaannya tersebut untuk me­nun­jukkan bahwa pencak silat UMM bisa mengukir prestasi di kancah nasional.

Sementara itu, pelatih UKM PSHT Muh Gigih Wijaya menyampaikan bahwa atlet mengikuti latihan ber­ sama selama lima hari dalam se­ minggu. Hal tersebut ia terapkan agar para atlet tetep rutin berlatih dan pe­­­nampilannya tetap terjaga dengan baik.

Lebih lanjut, ia berharap kampus membuka pendaftran jalur prestasi sesuai bakat dan minat mahasiwa. Menurutnya, jika jalur tersebut dibuka maka mahasiswa bisa dihimpun langsung oleh UKM sehingga lebih mudah dalam men­ cari mahasiswa yang berbakat pada berbagai bidang kejuaraan. p­_him

bahwa Proses pengerjaan tetap dilakukan bersama-sama dan saling mengingatkan apabila ada kesalahan. Selain itu, terkendala waktu berkumpul, pembagian sensor pada robot juga sempat ada yang salah. Namun hal ter­sebut dapat diatasi dua bulan sebelum perlombaan. Menurutnya, dengan mengikuti lomba tersebut akan menambah rasa keingintahuannya sehingga mampu menunjang pengetahuan yang diperoleh selama kuliah. “Modifikasi robot tetap dilakukan, sensor dan bagian kerangka robot diperiksa kembali apakah bisa dipergunakan lagi atau ada pem­benahan. Biasanya peng­gantian total pada hardware,” jelas mahasiswa angkatan 2014 itu.

Pembantu Dekan (PD) III Fakultas Teknik Alik Anshory Alamsyah mengatakan, pihak kampus selalu mendukung maha­ siswanya untuk mendulang prestasi sebanyak-banyaknya.

Mulai dari tahap persiapan, workshop dan pelatihan, pem­ berian dana, hingga pada hari per­­lombaan. Tidak hanya pihak kampus saja, para alumni pun juga turut andil dalam suksesnya per­­lombaan tersebut. Ia berharap agar ke depannya banyak generasi-generasi selanjutnya yang dapat melanjutkan ke­ suksesan tim robotika. “Setiap tahun kita melakukan regenerasi tim agar semua yang ingin me­ ngikuti kompetisi bisa me­ra­sa­kan­ nya dan terlebih lagi bisa juara,” pungkasnya. m_ire/p_eza

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Percepatan Pembibitan Tanaman Ketela Pohon dengan Teknologi Bud Chips Nama Anggota

Jurusan Judul PKM Dosen Pembimbing Pertumbuhan volume per­ mintaan ekspor ketela pohon tahun 2000-2015 rata-rata sebesar 96,21% per tahun. Namun perkembangan produksi ketela pohon tahun 2012-2016 mengalami penurunan yaitu rata-rata 3,73% per tahun (Pusdatsintan, 2016).

Permasalahan utama yang butuh perhatian adalah belum tersedianya bibit tanaman ketela pohon secara kualitas dan kuantitas.

Ketela pohon juga boros dalam penggunaan bahan tanaman. Hal ini dikarenakan stek yang diperlukan untuk penanaman ketela pohon secara monokultur mencapai sekitar 10.000 - 14.000 batang stek per hektar penanaman dengan jarak tanam 25x25 cm (Mulyasari, 2011). Alternatif permasalahan tersebut melalui perbanyakan vegetatif secara cepat. Oleh karena itu, diperlukan metode pembibitan ketela pohon baru yang lebih efektif dengan metode bud chips.

Menurut Yuliardi (2012) bud chips adalah teknologi percepatan pembibitan dengan satu mata tunas.

Bud chips dimanfaatkan dalam pembibitan tanaman tebu. Bibit yang digunakan untuk bud chip adalah bibit yang berumur cukup (4 – 7 bulan), murni bebas dari hama penyakit dan tidak mengalami kerusakan fisik. Inti dari teknologi pembibitan bud chips adalah penggunaan HWT (Hot Water Treatment).

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan hormon pertumbuhan dari ekstrak kecambah kacang hijau, ekstrak kecambah kacang tolo dan

: Sunandar : Ahmad Nur Ahid Faizin Nova Anggraeni : Agroteknologi :

Studi Pertumbuhan Bibit Ketela Pohon (Manihot utillissima) Metode Bud Chips

: Dr. Ir. Ali Ikhwan, MP.

ekstrak kecambah tanah sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan ketela pohon metode bud chips, mengetahui informasi pengaruh suhu HWT terhadap pertumbuhan bibit tanaman ketela pohon metode bud chips, mengetahui informasi pengaruh hormon pertumbuhan alami terhadap pertumbuhan bibit ketela pohon metode bud chips.

Contoh pertumbuhan bibit ketela pohon menggunakan metode Bud Chips adalah bibit ketela pohon satu mata yang sudah dipotong dimasukan dalam karung dan diberi label kemudian dimasukan dalam tabung HWT, selanjutnya memasukan air panas. Peng-HWTan dilakukan menggunakan suhu 40oC, 50oC, 51oC dan 60oC selama satu jam kemudian ketela pohon direndam dengan ekstrak hormon pertumbuhan selama 3 jam.

Selanjutnya dimasukan dalam larutan seed treatment dengan perbandingan 1 liter air ditambah 10 ml nordox selama 5 menit dan ditiriskan untuk kemudian ditanam di polybag. Kemudian juga memerlukan pemeliharaan dengan cara bibit yang sudah ditiriskan kemudian dimasukan polybag.

Polybag diletakan sesuai denah percobaan dengan jarak 20 cm x 30 cm antar polybag. Pemeliharaan dilakukan setiap hari untuk mencegah hama penyakit muncul dengan rutin membersihkan gulma, hama/ penyakit dan menyiram di sore hari pukul 16.00-17.00 menggunakan gelas ukur dengan volume penyiraman 50 ml setiap polybag.

Analisis GC-MS diawali dengan

Liputan Khusus

menimbang 50 gram ekstrak kecambah, dicampur dengan 75 ml air (1:1,5), mengambil ekstrak masing-masing hormon sebanyak 5-10 ml per sampel, di sentrifugasi dengan putaran 4000 rpm selama 5-10 menit. Mengambil supernatand 5 ml, kemudian dipindah pada tabung sentrifuse yang baru, menambahkan methanol absolute 5 ml, mensuspensi di vorteks 5 menit sampai homogen, menambahkan methanol dengan perbandingan 1: 1, sentrifugasi sampel dengan kecepatan 4000 rpm selama 10 menit.

Membuang supernatan (cairan bening atas) hingga tersisa endapannya, resuspensi dengan menambah 100 ml methanol absolut, kemudian di vortex terakhir mengambil sampel hasil injeksi dan dimasukan dalam tube untuk analisis GC-MS Analisis GC-MS dilakukan dengan alat Shimadzhu QP 2010 SE yang menggunakan kolom panjang 10 m dan diameter 0,25 mm (Phenomenex Inc) pada suhu oven 110-320oC, suhu evaporasi 280oC, kecepatan aliran 8,05 mL/menit, suhu injeksi 200oC, tekanan kolom 15 kPa dengan gas pembawa helium selama 125 menit dengan sampel 1 per sampel (modifikasi metode Gupta and Gumar 2017 oleh Ali Ikhwan).

Kandungan hormon per­tum­ buhan ekstrak kecambah kacang hijau (Vigna radiata L.), ekstrak kecambah kacang tolo (Vigna unguiculata) dan ekstrak kecambah kacang tanah (Arachis hypogaea) berdasarkan hasil GC-MS tersaji pada Tabel 1.

Hasil pada tabel memperlihatkan bahwa terdapat

diego/Bestari

kandungan hormon pertumbuhan yang berbeda antar kecambah kacang. Hal ini menunjukan bahwa meskipun berasal dari keluaga legum, namun kandungan hormon pertumbuhan yang dimiliki berbeda dari jumlah dan jenis hormon pertumbuhan pada aneka kecambah kacang tersebut. Metabolisme sel pada ekstrak kecambah mengakibatkan terbentuknya hormon per­ tumbuhan tersebut.

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan pada suhu HWT 60oC tanaman ketela pohon sudah mengalami kerusakan struktur sel sehingga mengering dan mati, saat muncul tunas tercepat adalah suhu HWT 40oC dengan ekstrak kecambah kacang hijau. Perlakuan suhu HWT 40oC dan suhu HWT

50oC dengan ekstrak kecambah kacang hijau, ekstrak kecambah kacang tolo dan ekstrak kecambah kacang tanah memiliki interaksi sangat nyata pada parameter tinggi tanaman, jumlah daun dan jumlah akar. Pada suhu HWT 40oC dan suhu HWT 50oC dengan ekstrak kecambah kacang hijau, ekstrak kecambah kacang tolo dan ekstrak kecambah kacang tanah adalah formula teknologi ketela pohon metode bud chips yang sama dengan suhu 51oC dengan atonik.

Penyunting:

Mifta Fauziah Naskah ini lolos PKM Penelitian Eksakta pada PIMNAS ke-30 di Universitas Muslim Indonesia (UMI)

Tabel Pertumbuhan Tanaman

Desa Sejahtera Mandiri, Upaya Bangkitkan Kemajuan Indonesia

Indonesia merupakan negara yang memiliki modal kekayaan alam yang luar biasa. Akan tetapi, banyaknya pemasalahan yang muncul di Indonesia tidak terlepas dari kurangnya pengetahuan di masyarakat terutama desa. Desa memiliki potensi sumber daya yang seharusnya bisa mendukung kehidupan masyarakat secara luas. Lantas, bagaimana upaya yang tepat agar masyarakat bisa lebih mandiri dan sejahtera? Berikut Liputan Khusus reporter Bestari Miftha Yuliana dengan Menteri Sosial Republik Indonesia (Mensos RI), Khofifah Indar Parawansa.

Khofifah Indar Parawansa

11

IPTEK

K h o f i f a h menjelaskan, dari satu juta penduduk di I n d o n e s i a terdapat 75 ribu doktor. Sementara di Malaysia, dari satu juta penduduk ada 509 ribu doktor. Berdasarkan catatan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti RI) kemungkinan Indonesia baru akan mencapai 100 ribu doktor pada tahun 2022. Menurutnya, untuk dapat memajukan negara maka dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) harus lebih berkualitas lagi. “Ini bukan impian melainkan perencanaan, semoga mahasiswa di Indonesia

dapat memenuhi target gelar doktor pada tahun 2024 mendatang,” tukasnya.

Mensos menambahkan, se­ hubung­an dengan program Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RJPM) tahun 2019, Kementerian Sosial (Kemensos) RI telah menargetkan ada 5 ribu Desa Sejahtera di Indonesia.

Kemensos RI akan bekerja sama dengan perguruan tinggi yang memiliki program Kuliah Kerja Nyata (KKN) demi mewujudkan prog­ram Desa Sejahtera Mandiri tersebut. “Program KKN diharapkan bisa menjadi wadah edukasi bagi masyarakat serta mahasiswa yang terlibat agar bisa melakukan pen­dekatan yang menarik hati masyarakat desa,” jelasnya.

Sebelumnya, Kemensos RI telah mengkoordinasikan program Desa Sejahtera tersebut dengan Kemenristek Dikti dan Kementerian Desa untuk melakukan pemetaan.

Kemensos RI hanya bermitra dengan

15 perguruan tinggi di Indonesia yang punya program KKN. Khofifah mengatakan bahwa tahun ini Kemensos RI telah merealisasikan 100 desa, tahun depan 50 desa dan seterusnya. “Kami yakin dengan sinergi yang dijalin antar kementerian, program Desa Sejahtera bisa terwujud hingga 5.000 desa pada 2019 mendatang,” ujarnya.

Hingga sekarang, Kemensos RI telah secara bertahap menyelesaikan program Desa Sejahtera Mandiri.

Salah satu upaya Kemensos RI adalah dengan menjalin mitra dengan perguruan-perguruan tinggi di Indonesia termasuk UMM. Selain itu, Kemensos RI juga menyerahkan bantuan sebesar 450 juta untuk membangun 30 Rumah Tinggal Layak Huni (RTLH) di Desa Sejahtera Mandiri binaan UMM. Perempuan yang lahir di Surabaya 52 tahun silam tersebut me­nyatakan, kemitraan yang ter­bangun antara Kemensos RI dengan perguruan tinggi di Indonesia di­harapkan bisa mem­ berikan informasi tentang sejauh mana langkah pembangunan yang sudah di­lakukan oleh perangkat desa.

“Nantinya, saya ingin penerimaan masyarakat bisa lebih tinggi terkait bagaimana menjaga pergaulan hidup

dalam bermasyarakat agar dapat saling memelihara kerukunan,” jelas lulusan Magister Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) itu.

Tahun lalu, salah satu penyebab ter­jadinya kenaikan inflasi adalah naik­nya kebutuhan bahan makanan pokok terutama harga cabai. Padahal, jika pengetahuan masyarakat dalam me­manfaatkan sumber kekayaan yang ada tinggi maka kasus tersebut tidak akan terjadi. Oleh sebab itu, pemerintah akan berupaya untuk me­ningkatkan lagi kepedulian terhadap daerah yang memiliki tingkat pendidikan dan kualitas SDM yang masih rendah.

Lebih lanjut, Mantan Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI tahun 2006 tersebut berharap selama pelaksanaan KKN di desa yang ditentukan itu, mahasiswa tidak hanya meningkatkan bangunan fisik, melainkan juga non fisik, termasuk edukasi dalam bidang kesehatan.

“Semoga mahasiswa yang turun KKN nanti bisa bermanfaat sesuai dengan bidang kemampuannya masingmasing seperti bidang agama, sosial, budaya, pendidikan, dan kesehatan,” tutupnya.

LAPORAN UTAMA

12

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

BESTARI

Memulai Usaha Waralaba dengan Modal Kecil di Usia Muda

g makanan dan minuman yang mulai

Tren: Bisnis Waralaba terutama di bidan masyarakat.

menjamur di kalangan

mirza/Bestari

Berdasarkan Pasal 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2007, Waralaba atau franchise adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan perjanjian waralaba. Dewasa ini, sering dijumpai waralaba yang menjajakan makanan, minuman, dan jasa di pusat perbelanjaan, pasar, bahkan di pinggir jalan. Hal ini menandakan bahwa waralaba mampu dijalankan oleh siapa saja, tidak terkecuali bagi mereka yang memiliki modal kecil. Seperti apa sebenarnya waralaba dijalankan? Bagaimana tips menjalankan usaha waralaba bagi fresh graduate atau para pemuda? Berikut ulasannya.

Usaha Waralaba Tidak Butuh Perizinan Rumit Didik Ary Suryanto selaku Kepala Pengelola Pasar Rakyat (PPR) menyatakan, waralaba me­­ rupakan salah satu contoh so­­lusi da­lam memecahkan per­­­­ma­salahan pe­ngangguran di Kota Malang.

Sel­ain itu, potensi per­tumbuhan usa­ha waralaba di Kota Malang semakin hari semakin m­e­­ningkat.

Sa­at ini, sudah ter­dapat berbagai jenis usaha wa­ralaba yang dapat ditemui di pa­sar, seperti produk dalam ben­tuk makanan, minuman, dan jasa. “Mem­­­­bangun usaha wa­ ra­­laba memang bukanlah hal yang mu­dah, tetapi bukan berarti ti­dak mungkin dijalankan oleh ba­nyak orang. Semua tergantung pa­da kemauan masing-masing in­dividu,” jelasnya.

Pria yang menjadi Penata Tingkat I Dinas Perdagangan Kota Malang itu menjelaskan, ba­ gi para pemuda khususnya ba­gi para sarjana muda, usaha wa­ ralaba yang banyak diminati ia­lah pada bidang makanan dan mi­ numan. Hal ini mengingat tidak se­­dikit para fresh graduate lebih ce­pat dalam hal mengembangkan inovasi-inovasi. Beberapa hal yang perlu diperhatian sa­at mem­ buka usaha adalah men­­cari lokasi strategis, melihat seg­men pasar, melihat banyaknya pe­­­saing dan menentukan fokus kon­­­sumen.

Dilihat dari bagian ad­­ministrasi, syarat untuk mem­bangun usaha waralaba terletak pa­­da pembuatan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang dapat diajukan pada Dinas Perizinan. Berdasarkan Pasal 7 (2) Peraturan Pemerintah (PP) 42/07 Prospektus Waralaba, syarat dalam membuat STPW adalah (1) Data Identitas Pemberi Waralaba

dan KTP Pemegang Saham berikut dewan komisaris dan direksi (apabila Pemberi Waralaba merupakan badan usaha (Perseroan Terbatas)); (2) Legalitas Usaha Pemberi Waralaba, termasuk namun tidak terbatas pada Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Izin tetap Usaha Pariwisata, Surat Izin Pendirian Satuan Pendidikan; (3) Sejarah Kegiatan Usahanya; (4) Struktur organisasi Pemberi Waralaba; (5) Laporan Keuangan dua tahun terkahir; (6) Jumlah Tempat Usaha; (7) Daftar Penerima Waralaba; dan (8) Hak dan Kewajiban Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba.

Lika-Liku Membangun Waralaba Muhammad Zakki selaku pe­ milik waralaba minuman Pikopi me­njabarkan, waralaba adalah pin­ tu bagi siapa saja yang bertekad untuk berpenghasilan dan meraup keuntungan. Konsep waralaba sa­ngat menguntungkan bagi pemilik da­lam hal ini pemberi waralaba mau­pun orang yang bergabung atau penerima waralaba. Hal itu di­karenakan wara­ laba menekankan prin­­sip sama-sama untung, na­mun dengan ketentuan yang su­­dah disepakati oleh kedua pi­­ hak se­perti keuntungan dan ope­ra­ sional. U­mumnya, orang yang mem­ buka atau penerima waralaba akan men­dapatkan keuntungan da­ri nama wa­ra­laba yang sudah di­jalankan pem­ beri waralaba se­belumnya, se­dangkan penerima wa­ra­laba akan dimudahkan dengan standar ope­rasional, mana­ jerial, bah­­kan ke­uangan yang sudah di­ tetapkan oleh pihak pemberi.

Terkait modal awal yang ia keluarkan untuk waralaba Pikopi yang saat ini berjumlah 137 gerai, Zakki hanya menggelontorkan biaya sebesar Rp. 1.000.000. Zakki selaku pemberi waralaba yang sudah menyebar di

diterimanya rasa makanan oleh konsumen dan persentase jumlah penjual donat, khususnya donat yang terbuat dari kentang. Kini usaha waralaba donat ken­tang miliknya sudah mem­punyai tiga outlet.

Wanita yang sudah membangun usaha waralaba donat kentang sejak tahun 2012 itu menceritakan modal besar bukan syarat utama pemula bisnis makanan. Namun, syarat awal adalah berani mencoba dan mengembangkan inovasi ma­ka­ nan dan bekerja keras mengenalkan kepada kon­sumen. Tips untuk menjalankan usaha adalah tekadkan niat, jauhkan pikiran dari rasa putus asa, optimis, dan berpikir jauh ke depan terkait arah pengembangan usaha. “Hanya dengan modal kecil setiap orang sudah dapat berbisnis makanan dan dapat menghasilkan modal besar ke depannya,” jelasnya.

Ekonomi dan Bisnis (FEB) UMM. Komunitas tersebut berfungsi sebagai wadah bagi pebisnis mu­ da untuk berkolaborasi dalam mem­­bangun bisnis bersama. Ko­ mu­nitas tersebut berdiri sejak ta­ hun 2015 dan memiliki anggota ter­­diri dari mahasiswa, baik ma­ ha­siswa yang sudah mempunyai usa­ha maupun mahasiswa yang masih dalam proses belajar. “Ba­ gaimanapun, pengusaha mem­bu­­ tuhkan lingkungan yang saling mendukung untuk menggapai kesuksesan dalam berbisnis mes­ kipun bidang yang ditekuni ber­ beda-beda,” jelasnya.

Perempuan yang menekuni usaha cathering itu menjelaskan bahwa cara mengawali usaha yaitu pertama dengan menata niat dan mencari jati diri terlebih dahulu. Kedua, silahkan mencoba apapun yang ingin diusahakan, karena dalam berwirausaha tidak terdapat batasan-batasan yang harus dipatuhi. Ketiga, jangan pernah takut mengalami kegagalan. Baginya, mengalami kegagalan dalam berwirausaha merupakan hal yang wajar karena kegagalan adalah salah satu dari proses kesuksesan.

Pengusaha bukan soal profesi, tetapi pengusaha merupakan pembentukan karakter individu.

Berwirausaha tidak dipengaruhi oleh faktor genetik, tetapi dipengaruhi oleh keinginan dan jati diri masing-masing untuk memulai usaha. m_gia/yus/p_lat

seluruh Indonesia melanjutkan, awal mem­buka waralaba adalah de­ ngan ber­jualan minuman kemudian ber­kembang. Awal berdiri tentunya lang­sung dihadapkan dengan dana yang sangat minim, sehingga ia memberanikan diri meminjam da­ na ke berbagai sumber pinjaman un­tuk membuka waralaba. “Kalau akan mencari dana pinjaman un­ tuk modal dan sirkulasi, baiknya di­ lakukan di bank yang sudah menjadi Komunitas sebagai Wadah mitra UKM,” jelasnya. untuk Berkolaborasi Berbicara mengenai sistem Berwirausaha membutuhkan ker­ja waralaba, Zakki mengaku tekad kuat dan lingkungan yang sistem ker­ja waralaba sangat mendukung. Menjalin relasi dengan membantu ke­dua belah pihak bergabung komunitas pengusaha bahkan orang yang baru menjajaki yang memiliki kesamaan visi dan dunia waralaba se­bagai penerima misi merupakan hal penting untuk ­ waralaba. Sistem kerja wa­ralaba dipertimbangkan. Hal ini mengingat meminimalisir ri­si­ko keru­gian. Hal keuntungan yang diperoleh, seperti itu dibentengi oleh sis­tem yang sudah dapat membantu menjaga tujuan dibuat oleh pem­be­ri wa­ra­laba yang utama menjalankan usaha dan memudahkan pe­­­­­­mula maupun yang wadah untuk belajar. su­dah berpengalaman.Tambahnya, Putri Intifada selaku Ketua Cooper, hal yang perlu di­­­per­­­hatikan bagi menjelaskan komunitas pengusaha pemberi dan penerima waralaba muda tersebut ber­ada di bawah adalah mo­dal, manajemen, pe­ nau­ngan Pusat Pengembangan ngalaman, keter­sedian bahan ba­ku, Manajemen (PPM) Fakultas dan komitmen. “Ke­mampuan me­li­hat peluang juga nam­ paknya perlu men­jadi kon­ sentrasi untuk berani me­mulai menjadi pemberi dan pe­nerima waralaba,” tutup alumni Fakultas Hukum UMM itu.

Selain itu, Fatmawati selaku pemilik usaha wara­laba Donat Kentang Waroeng Kusuka mengatakan, donat adalah dari usaha rumahan yang ditekuni dengan suami. Modal yang digunakan sa­at itu sangat minim dan lang­kah pemasarannya ha­ nya di daerah sekitar rumah.

Banyak per­timbangan da­lam Berjajar: Pujasera di Jl. Sigura-gura menjadi salah satu mengem­bangkan usa­ha donat tempat pemilik usaha waralaba untuk berjualan. kentang, seperti per­se­ntase

mirza/Bestari

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

LAPORAN UTAMA

13 KSKLUSIF

Gabung Franchise, Mudah dan Menguntungkan

Tips Buka Usaha:

Fokus dan Tekun

Ida Nuraini

ilham/Bestari

Usaha waralaba merupakan salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh pemula. Waralaba dengan modal minim cocok bagi fresh graduate yang ingin membuka usahanya sendiri namun modal yang dimiliki terbatas. Lantas, jenis waralaba apa yang sesuai bagi fresh graduate dan bagaimana cara mengatasi kendala dalam memulai usaha waralaba?

Berikut hasil wawancara reporter Bestari Novita Yuliana bersama Ida Nuraini, Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMM.

Minuman: Salah satu outlet minuman yang dijalankan dengan sistem waralaba.

mirza/Bestari

Bisnis waralaba sudah tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia. Berbagai jenis usaha waralaba dapat mudah kita jumpai di berbagai tempat di Indonesia.

Seperti waralaba makanan dan minuman hingga jenis waralaba di bidang jasa. Hal ini mengingat banyaknya usaha yang dapat dilakukan dengan modal kecil. Produk dan harga yang biasanya ditawarkan pun dapat menarik minat konsumen. Maraknya keberadaan usaha waralaba menimbulkan berbagai pro dan kontra di kalangan konsumen Indonesia. Lalu, bagaimana keuntungan menggeluti usaha waralaba?

Modal Kecil Siap Mengembangkan Waralaba Muhammad Zakki pemilik perusahaan waralaba Pikopi meng­ungkapkan ada beberapa paket yang tersedia yaitu paket Rp. 5.000.000, Rp. 10.000.000 hingga paket Rp. 50.000.000 yang memberikan banyak keuntungan diantaranya diskon 30% dengan ketentuan berlaku. Tidak hanya itu, penempatan penerima waralaba juga disesuaikan dengan wilayah, kota-kota besar atau kecil.

Tambahnya, ada juga syarat dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh penerima waralaba yaitu kelengkapan dokumen seperti surat kontrak, surat kerjasama, pas foto, fotokopi KTP dan KK. Setelah itu, calon penerima memilih paket untuk selanjutnya melakukan pengesahan dan pembayaran 50% dari paket yang dipilih.

Pihak pemberi waralaba akan mengirim logistik barang-barang yang dibutuhkan bersamaan dengan pelunasan. Sebagai bukti, fotokopi surat kontrak akan ditempel di gerai.

Ika Mariana, salah satu penerima waralaba Donat Kentang Waroeng Kusuka me­nya­ takan, alasan utama untuk ber­ gabung dengan usaha waralaba ada­lah untuk mencari penghasilan tam­bahan. Cara bergabung ju­ga tidak berbelit-belit. Cukup lang­ sung menemui pemilik di outlet pusat yang berada di Jalan Mayjen Panjaitan No 6 (belakang Sekolah Menengah Pertama Katolik (SMPK) Sang Timur). "Selama lima tahun bergabung dengan usa­ha donat kentang tidak me­nemukan perma­ salahan yang berarti," paparnya.

Hal yang perlu diperhatikan ketika bergabung dengan usaha

donat kentang adalah niat dan perencanaan yang akan dilak­sanakan.

Ika juga menam­bahkan bahwa para fresh graduate dan ma­ha­siswa dapat bergabung. Hal itu karena kemudahan yang akan di­dapat saat menjalankan usaha, waktu yang dinamis, dan modal kecil. "Harapannya, para fresh graduate mampu mengembangkan usaha waralaba di Malang dan lebih inovatif menciptakan produk-produk yang bernilai ekonomis,” jelasnya.

Bergabung Waralaba, Tawarkan Keuntungan yang Memuaskan Heddy Tri salah satu penerima waralaba minuman bermerek dagang Rich’tea mengungkapkan alasan dan keuntungan menjadi penerima waralaba. Pria yang juga membuka tempat makan prasmanan itu mengaku, suplai bahan baku didapatkan dengan mudah karena langsung diturunkan dari pemberi waralaba dan tanpa susah payah mencari. Sementara ia hanya meracik dan menjualnya dengan aneka rasa.

Heddy, pria asal Banyuwangi yang sudah bermukim di Malang selama sembilan tahun itu ber­ pendapat, perubahan musim sangat mem­engaruhi hasil jualan. Musim hujan menjadi titik usahanya ber­ jalan stagnan. Heddy beralasan, kon­sumen lebih memilih membeli mi­numan yang hangat. "Selain itu, ba­nyaknya rasa yang ditawarkan juga berpengaruh," kenang Heddy.

Pro Kontra Bisnis Waralaba Masyarakat Indonesia yang majemuk mengakibatkan mun­ culnya berbagai pendapat. Pro kon­ tra menjadi hal yang lumrah ter­jadi di tengah masyarakat. Salah satunya adalah pro kontra me­ngenai banyaknya usaha wa­ralaba. Menurut Yusrin Amelia, sa­lah satu konsumen

waralaba me­ngungkapkan bahwa bisnis franchise tersebut dapat dijumpai di berbagai tempat. Hal itu dapat memudahkan konsumen yang ingin membeli produk dari usaha wa­­ralaba itu sendiri. Ia mengaku bah­wa ia sering membeli produk da­ri usaha waralaba khususnya wa­ralaba makanan. Biasanya, pro­ duk yang ditawarkan memiliki har­­ga yang cukup terjangkau dan terdapat berbagai macam pilihan produk.

Menurut Yusrin bila dilihat dari sudut pandang pelaku usaha, bisnis waralaba dapat membantu usahawan pemula untuk memulai usaha. Hal itu karena dalam membuka bisnis waralaba cukup mudah dan murah.

Dengan berbagai pilihan usaha waralaba juga dapat memberikan pilihan bagi calon pengusaha waralaba untuk memilih jenis usaha waralaba yang sesuai dan mengikuti tren.

Berbeda dengan Yusrin yang merasakan manfaat dari waralaba, Titin Indriani mengungkapkan hal yang berkebalikan. Titin menuturkan maraknya usaha wara­laba dapat mematikan usaha kecil ma­syarakat.

Menurutnya, hal itu di­aki­batkan karena bisnis waralaba su­dah memiliki nama sehingga kon­sumen akan cenderung membeli pro­ duk dari usaha waralaba. Hal itu membuat usaha kecil dapat ku­rang diminati oleh konsumen. Selain itu, ia mengaku bahwa pernah dike­ cewakan oleh pelayanan dari salah sa­tu waralaba jasa pengiriman. “Sa­ at itu saya ingin mengirim barang ke salah satu teman melalui jasa pe­ngiriman akan tetapi waktu tiba ti­dak sesuai dengan jadwal yang di­ janjikan dan hal itu tidak terjadi hanya satu kali tetapi bahkan berkali-kali,” tuturnya. m_ana/ yus/p_lat

Bagaimana kondisi usaha saat ini, khususnya waralaba ?

Berwirausaha dapat menjadi sebuah pilihan bagi fresh graduate untuk memulai usahanya. Banyak jenis usaha yang dapat digeluti.

Seperti usaha di bidang jasa, menjadi reseller hingga memilih usaha waralaba. Saat ini usaha waralaba cukup banyak diminati di Indonesia dari segi pemberi waralaba (Franchisor), penerima waralaba (Franchise) hingga konsumennya.

Apakah usaha waralaba cukup menguntungkan ?

Pontensi usaha dari waralaba cukup menguntungkan bagi pemiliknya. Apalagi jika kita membeli waralaba yang sudah memiliki merek dagang terkenal sehingga akan semakin mudah mendapatkan konsumen. Namun hal tersebut juga tergantung bagi pemilik waralabanya. Apabila dalam memanajemen waralaba tersebut dapat dijalankan dengan baik maka hasil yang didapat cukup menjanjikan.

Bagaimana usaha waralaba bagi fresh graduate ?

Bagi fresh graduate, membuka usaha waralaba dengan modal minim dapat dipilih karena waralaba merupakan usaha yang cukup mudah. Di mana, sistem usaha, produk hingga bahan baku tidak perlu mencari sendiri karena akan disediakan oleh pemilik waralaba utama. Selain itu, jika produk waralaba yang kita beli sudah terkenal, maka hal itu dapat lebih mudah dalam menarik konsumen. Sehingga kita tidak perlu lagi memikirkan cara bagaimana menarik konsumen.

Namun, dalam usaha waralaba kita tidak serta merta diam. Akan tetapi harus memiliki manajemen yang kuat sehingga usaha kita dapat terus berjalan dan menguntungkan karena sebuah bisnis juga tergantung dari pelaku usahanya.

Jenis waralaba apa yang cocok bagi fresh graduate?

Waralaba memiliki jenis yang cukup beragam. Jenis waralaba yang cocok bagi fresh graduate adalah di bidang kuliner yaitu makanan dan minuman. Saat ini, produk waralaba makanan dan minuman sanggat diminati oleh masyarakat Indonesia. Makan dan minum merupakan kebutuhan pokok manusia dimana banyak target konsumen yang dapat

didapatkan. Sehingga, jika kita membuka usaha makanan dan minuman kita tidak perlu takut tidak akan mendapatkan konsumen. Selain itu, bagi fresh graduate membutuhkan usaha waralaba dengan modal minim.

Banyak terdapat waralaba minuman dan makanan yang membutuhkan modal minim seperti minuman dan makanan ringan.

Apa Kendala apa yang mungkin dihadapi ? Bagaimana solusinya?

Ketika kita ingin membuka sebuah usaha maka hal utama yang harus kita miliki adalah modal. Selain itu juga dibutuhkan tempat usaha dan konsep.

Kendala utama yang harus dihadapi ketika ingin membuka usaha waralaba adalah modal.

Di mana, dalam usaha waraba kita harus membutuhkan uang untuk membeli merek dagang tersebut. Sehingga, modal yang cukup sangat dibutuhkan untuk membuka usaha waralaba. Selain untuk membeli merk dagang dari waralaba, modal juga dibutuhkan untuk menyewa tempat usaha kita.

Kendala modal pasti dihadapi bagi fresh graduate yang ingin memulai usaha waralaba.

Biasanya kendala modal dapat diatasi dengan kita melakukan kerjasama dengan orang lain. Kita bisa mengajak teman ataupun kenalan untuk bekerjasama dan untung yang didapatkan dapat dibagi rata. Selain itu, kita juga dapat memanfaatkan tempat yang kita miliki untuk tempat usaha waralaba. Seperti, jika kita memiliki lahan di depan rumah kita bisa memanfaatkan hal itu sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk menyewa tempat.

Apa saja tips dalam membuka usaha waralaba ?

Tips dalam membuka sebuah usaha waralaba adalah kita harus fokus. Usaha waralaba jika dijalankan dengan tekun akan men­jadi besar. Contohnya, kita me­miliki sebuah usaha waralaba di mana semua produk hingga ba­han baku sudah tersedia te­tapi kita malas men­jalankannya maka waralaba tidak akan berjalan dengan baik. Selain itu, kemauan dalam berwirausaha harus kita miliki karena setiap usaha jika kita memiliki keinginan dan tekad yang kuat akan menjadi sukses.

14

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

POLLING

Area Sampel: UMM, UNISMA, UIN, Polinema, UB, Akbid WHN, UM, ITN, Unmer, STIE ASIA, Univ. Gajayana, Univ.

Widyagama

0

100%

Persiapan Utama Menjelang Dunia Perkuliahan

Persaingan untuk menempuh dunia perkuliahan kini semakin ketat dan rumit. Hampir sebagian dari masyarakat berlombalomba untuk menempuh pen­ didikan yang lebih baik lagi.

Persiapan untuk memasuki du­nia perkuliahan pun tidak mudah dan harus dipikirkan dengan matang karena butuh ba­nyak sekali persiapan.

Berdasarkan hasil survei tim Polling Bestari sebesar 46,09% per­siapan yang dilakukan sudah sangat matang memasuki dunia

perkuliahan . Hal itu dibenarkan oleh Rahmala, mahasiswa Politeknik Negeri Malang (Polinema) bahwa persi­apan memasuki dunia perkuliahan bukanlah sesuatu hal yang main-main. “Dunia pendidikan bukan hanya sekadar mencari ijazah atau gelar untuk sebuah nama, tapi un­tuk mencari ilmu untuk hal yang positif,” ungkapnya.

Hal yang paling utama di­ persiapkan saat pertama kali me­ masuki dunia perkuliahan bukan seberapa banyak bekal sehabis bela­jar mati-matian demi lolos di­

w

Sikap dan Mental Sosial Maba Harus Diubah

perguruan tinggi negeri maupun swsata. Hasil survei menunjukkan sebanyak 57,7% memilih bahwa kesiapan fisik dan mental meru­ pakan hal yang penting yang harus diutamakan. Alfin Nadhiroh, mahasiswa UMM Program Studi (Prodi) PGSD mengatakan, kesiapan mental dan fisik adalah hal yang paling penting yang seharusnya disadari oleh sebagian besar siswa lulusan SMA sederajat pada umumnya. “Biaya, pikiran, mental, fisik adalah sebagian dari banyak hal yang harus dipersiapkan untuk me­masuki dunia perkuliahan,” ung­

kap wanita berumur 19 tahun itu.

Tekad dan niat yang harus ditempuh untuk masuk di per­ guruan tinggi negeri mau­pun swasta dapat dilakukan melalui berbagai cara. Mencari sebanyakbanyaknya informasi merupakan salah satu bentuk niat yang tinggi agar tidak salah pilih kampus maupun juru­san. Sebanyak 32,7% dari responden mengatakan bahwa se­bagian besar mahasiswa Malang men­cari informasi lewat internet atau media sosial. Sebanyak 29,66% responden mendapatkan in­formasi dari brosur, pamflet, atau

poster. Hal tersebut diwakili oleh Amelia, mahasiswa UMM Prodi Ilmu Komunikasi mengatakan, per­kembangan teknologi yang sa­ngat pesat di zaman sekarang membuat masyarakat mudah mengakses segala hal, termasuk info sebelum memasuki dunia per­kuliahan. “Mengakses melalui web universitas yang dituju akan memudahkan masyarakat, karena biasanya hal-hal yang diperlukan untuk mahasiswa baru bisa dilhat di web masing-masing kampus,” ungkapnya. p_nin

Hal Utama yang disiapkan saat pertama kali masuk kuliah?

Biaya Kuliah

29,0%

Tempat Tinggal

12,0%

Kesiapan Fisik & Mental 57,7% Perlengkapan Perkuliahan

Sidik Sunaryo

ilham/Bestari

Dunia perkuliahan bagi mahasiswa baru meru­pakan dunia yang dinanti nanti setelah masa SLTA berakhir, dengan ditandai adanya kegiatan orientasi, mahasiswa mulai diperkenalkan tentang du­ nia perkuliahan, mulai dari sistem pembelajaran, orga­nisasi ekstra dan intra kampus serta aturan-aturan yang harus dipatuhi selama menempuh status mahasiswa di universitas masing-masing.

Sidik Sunaryo selaku Wakil Rektor III UMM mengungkapkan, bahwa dalam memasuki dunia perkuliahan baru dibutuhkan perubahan sikap men­tal dan sikap sosial, karena perbedaan suasana antara dunia SLTA dan dunia perkuliahan sangat jauh ber­beda, status pun juga berganti dari siswa menjadi mahasiswa. Di perkuliahan akan bertemu dengan te­man yang berasal dari suku lain, bertemu dengan ba­nyaknya dosen dan lingkungan yang baru. Oleh sebab itu, mahasiswa harus lepas dari prinsip aturan yang homogen. Misalnya, saat duduk di bangku SLTA seragam dan atribut yang dikenakan semuanya sama, buku yang dibaca juga sama. Sebaliknya, di jenjang perkuliahan setiap individu sudah lepas dari semua itu, tidak lagi memakai seragam dan sumber buku yang dibaca juga berbeda. Ilmu yang didapatkan oleh setiap individu berbeda, semua tergantung ma­ha­siswa itu sendiri. Misalnya, satu mata kuliah mem­punyai berbagai macam buku yang bisa dibaca karena hanya 20% yang akan diterangkan dosen saat di kelas, sisanya mahasiswa harus membaca beberapa sumber buku untuk menguasai mata kuliah yang diambil. Oleh kare­na itu, sistem belajar tentu juga harus dirubah oleh mahasiswa baru, dan harus meninggalkan kebi­asaan lama yang ada di sekolah masing-masing agar perkuliahan bisa berjalan lancar.

Lelaki yang gemar dalam dunia tulis menulis sejak duduk di bangku SMA ini menambahkan, Dihadapkan dengan sistem sosial yang baru, mahasiswa dituntut untuk cepat beradaptasi dengan orang lain atau komunitas, banyaknya mahasiswa menjadi jauh dari pengawasan orang tua. Kemandirian dan pandai memilih lingkungan sekitar juga sangat dibutuhkan oleh mahasiswa baru.

Selanjutnya, Sidik mengkhawatirkan terjadi pergaulan yang salah diantara mahasiswa baru. Pergaulan remaja saat ini sangat pesat diiringi dengan perkembangan kemajuan teknologi. Biasanya, kampus sudah mempunyai program buku disiplin yang diberikan saat pendaftaran guna membatasi hal hal yang dilarang di kampus agar tidak terjerumus kepada pergaulan yang salah. Jikalau ada kesulitan saat beradaptasi atau mempunyai masalah tertentu, pihak universitas menyiapkan beberapa staf seperti Biro Konsultasi (BK) yang bisa dijadikan tempat konsultasi mengenai permasalahan seputar kuliah, tidak hanya memproteksi cara pergaulan di dalam kampus saja namun di sekitar lingkungan kos atau di luar kampus, mahasiswa harus bisa selektif dalam memilih pergaulan. Mahasiswa baru harus bisa merubah mental dan menanamkan sikap disiplin. Oleh karena itu diharapkan mahasiswa mampu beradaptasi dengan baik di lingkungan kampus maupun luar kampus. p_suf

?

1,3%

Lain-lain

0%

Model : Muhammad Faris Firmansyah Fotografer : Ilham Indra Kusuma Grafis : Faris Ghozi Ghaisani

Mahasiswa Harus Kenali Persoalan Dunia Perguruan Tinggi Memutuskan untuk melan­ jutkan studi di perguruan tinggi merupakan sebuah urusan yang per­lu dipersiapkan secara matang.

Khususnya mahasiswa baru yang terkenal masih mengalami masa transisi sistem belajar dari SLTA menuju ke perguruan tinggi.

Sebanyak 36% responden memaparkan bahwa salah satu hal negatif yang umum terjadi pada saat mahasiswa memasuki dunia perkuliahan adalah terbawa pergaulan bebas perkotaan. Diwakili oleh Andrio Arazaq mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Universitas Brawijaya (UB) mengatakan, mahasiswa baru cenderung memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Umumnya mereka mudah terpengaruh dengan ajakan teman yang baru dikenal. “Keadaan tersebut dapat memicu berbagai dampak buruk pada tingkah laku mereka seperti, minum-minuman keras, seks bebas dan tidak kriminal lainnya,” ujar mahasiswa asal Surabaya itu.

Sebanyak 23,3% yang diwakili oleh Muhammad Baihaqi mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) Prodi Pendidikan Sejarah menuturkan bahwa, sulit mencari tempat tinggal merupakan salah satu kendala saat memasuki

dunia perkuliahan. “Selain itu harga sewa kos yang beragam membuat semakin bingung dalam membanding-ban­dingkan tempat yang akan di huni,” ucapnya.

Sementara itu, Asri Puji Rahayo mahasiswi Universitas Islam Malang (Unisma) mewakili jawa­ban responden sebanyak 10,6% mengungkapkan bahwa, komunikasi dengan bahasa yang ber­beda juga menjadi salah satu kendala. Saat bertanya kepada orang menggunakan bahasa Indonesia, orang itu menjawab dengan baha­sa daerahnya.

Hal negatif saat memasuki dunia perkuliahan?

36,0%

8,0% S A L A H J U R U S A N

P E R G A U L A N B E B A S

Lain halnya dengan Albert Bill Alroy mahasiswa Universitas Brawijaya mewakili jawaban responden sebanyak 8% mengung­ kapkan bahwa, masalah lain yang sering terjadi pada mahasiswa baru adalah salah memilih jurusan.

Beberapa mahasiwa tidak cocok dengan jurusan yang ditempuh, lantaran tidak sesuai dengan kegemarannya. “Dorongan dari orang tua dan hasutan teman juga mengakibatkan mahasiswa salah memilih jurusan,” tutur mahasiswa jurusan Teknik Informatika itu. m_zal

23,7% T I D A K M A M P U K O N -

T R O L P E N G E L U A R A N

21,3% 9,3% G A L A U J A U H

D A R I O R T U

B S I I N S GT UE NM G D K EU N LI GA A H N

1,7% S A K I T

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

15

POLLING

Persiapkan Kebutuhan Kuliah Sebaik Mungkin Sebagai calon mahasiswa baru, setiap individu memiliki kewajiban untuk hidup lebih man­diri. Mulai dari mencari makan, menjaga kesehatan, dan mengontrol pengeluaran se­tiap harinya. Selain itu, setiap ca­ lon mahasiswa baru juga akan menghadapi masa orientasi yang di berikan oleh pihak kam­­pus. Meninjau banyaknya persoalan yang akan muncul, mahasiswa harus melakukan tin­dakan atau langkah yang tepat untuk menyelesaikan per­ so­alan dengan baik.

Berdasarkan hasil survei yang di lakukan tim Polling Bestari pada mahasiswa di Kota Malang, sebanyak 35,7% responden sepa­ kat bahwa kampus harus menga­ dakan pra-orientasi maha­siswa.

Ade Wija, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Program Studi (Prodi) Teknik Informatika mewa­ kili suara ter­ting­gi responden ber­ alasan bahwa, masa pra-orientasi memiliki tujuan agar mahasiswa

mampu mengha­dapi masa orientasi dengan baik. “Bila masa orientasi lancar, maka pengenalan lingkungan kampus dan sistem pembelajaran di dalamnya akan di pahami oleh mahasiswa secara maksimal,” ung­ kapnya.

Tidak hanya sekadar mengikuti pra-orientasi, mahasiswa juga di­tun­tut tidak malu bertanya.

Raudhatul Adhawiyah mahasiswi Universitas Islam Malang (Unisma) Prodi Administrasi Negara mewakili sebanyak 27,7% suara responden memaparkan bahwa, sebagai calon mahasiswa yang masih awam de­ngan lingkungan kampus, di wajibkan untuk selalu bertanya bila tidak mengetahui atau belum jelas mengenai informasi yang di dapat.

“Seperti bunyi peribahasa ”malu bertanya sesat di jalan”, bila tidak bertanya kepada orang yang lebih tahu, maka akan tersesat,” tuturnya.

Sementara itu, Odo Lagori ma­ ha­siswa Universitas Negeri Malang (UM) mewakili jawaban responden sebanyak 19,6% meng­ungkapkan

bahwa, mahasiswa lebih baik mencari tempat tinggal di sekitar kampus.

Keputusan ter­sebut juga cocok bagi mahasiswa yang tidak memiliki kendaraan dan bisa di tempuh dengan jalan kaki. “Ada banyak manfaat yang bisa di petik seperti meminimalisir datang telat, hemat tenaga dan membuat mahasiswa lebih rajin berangkat kuliah,” ungkap mahasiswa jurusan Teknik Mesin itu.

Setelah semua kebutuhan untuk menghadapi masa perkuliahan sudah terpenuhi, mahasiswa wajib memperhatikan keperluan priba­ dinya seperti menjaga kesehatan.

Sebanyak 7,2% yang di wakili oleh Taruna Makki Satyanugraha mahasiswa UB menuturkan, masa­ lah kesehatan sering di kesam­ pingkan oleh mayoritas mahasiswa.

Hal tersebut dilakukan agar maha­ siswa tidak jatuh sakit saat kegi­ atan berlangsung. “Menjaga kese­ hatan bisa dilakukan dengan men­jaga pola makan secara teratur, mengkonsumsi vitamin, istirahat yang cukup,” jelasnya. m_zal

Bagaimana peran kampus menyediakan suasana aman dan nyaman untuk mahasisawa baru?

15,9%

Menyediakan tempat tinggal sementara

26,2%

Menyediakan Informasi daerah kampus

35,7%

Mengadakan pra-orientasi mahasiswa

17,6%

Menyediakan kebutuhan awal dalam kampus

“Setiap calon mahasiswa yang akan mengenyam pendidikan di dunia perkuliahan harus mempersiapkan kebutuhannya semaksimal mungkin, mulai dari merubah pola belajar semasa SMA, pola berfikir dan menghargai berbagai perbedaan budaya yang akan mereka jumpai”

Sutarjo Suparman Nur C. – Pendidikan Tata Boga – Universitas Negeri Malang

nindy/Bestari

“Persiapan dalam menghadapi dunia perkuliahan perlu dipersiapkan dengan maksimal karena persaingan saat ini semakin sulit dan ketat. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang matang serta mental yang kuat untuk mengawali dunia perkuliahan”.

rizall/Bestari

Nadya Mita, Agroekoteknologi - Universitas Brawijaya

“Adaptasi dengan lingkungan baru memang tidak mudah bagi sebagian orang. Awal memasuki dunia perkuliahan mahasiswa baru harus mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan merubah kebiasaan lama yang masih terbawa ketika sekolah”.

Rahamala, Ilmu Gizi - Politeknik Negeri Malang

avitBestari

Persiapan sebelum mendaftar ke perguruan tinggi harus disiapkan mulai dari mengikuti kursus untuk menunjang kemampuan dalam menghadapi tes masuk, mencari tau info terkait akreditasi kampus maupun jurusan, serta biaya dan kebutuhan lain yang harus dipersiapkan. Oleh karena itu, mahasiswa baru harus siap dan mampu beradaptasi dengan cepat karena perkembangan zaman saat ini juga yang semakin dinamis atau berubah-ubah.

Pernah jadi mahasiswa baru bu?

nindy/Bestari

Pernah dong pak Bes -_-"

Marta Dwi P., Pendidikan Ekonomi – Universitas Negeri Malang

simpul Memutuskan untuk kuliah di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun swasta, berarti sudah siap untuk menghadapi segala resiko dan tantangan.

Menjadi seorang mahasiswa ten­tu berbeda lingkungannya dengan menjadi siswa di sekolah menengah. Saat di per­guruan tinggi tidak akan ada guru atau orang tua bagi mahasiswa rantau yang setiap saat mengawasi. Namun, bu­kan berarti bisa bersikap sesu­kanya, tetap ada peraturan-peraturan dari kampus maupun lingkungan tempat tinggal yang harus dipatuhi.

Yudi Suharsono, Pembantu Dekan I Fakultas Psikologi UMM sepakat dengan hal tersebut.

Menurutnya, maha­siswa baru harus melakukan pen­de­wasaan diri sebelum me­ma­­suki dunia perkuliahan. Bagi­nya, pendewasaan diri adalah me­nyiapkan diri secara

Pendewasaan Diri Menjadi Modal Utama Memasuki Dunia Perkuliahan lahir dan batin untuk menghadapi segala situ­asi yang tidak sesuai dengan harapan.

Melihat dari hasil survei yang dilakukan oleh Tim Polling Bestari, mahasiswa menyatakan bahwa hal yang paling utama yang harus diper­siapkan saat masuk dunia perku­liahan adalah kesiapan fi­ sik dan mental sebanyak 57,7% respon­den. Menurut Yudi, kesiapan fisik dan mental memang menjadi salah satu hal utama yang harus disiapkan. Namun, beberapa hal lain yang juga harus dipersiapkan, yaitu kemandirian. Ia mengatakan bahwa mahasiswa baru harus mem­ biasakan diri untuk hidup tanpa bergantung sama orang tua.

Sebanyak 30,8% responden mewakili suara bahwa kendala yang timbul saat memasuki dunia perkuliahan adalah sulitnya penyesuaian diri terhadap perga­ ulan dan lingkungan sekitar, sedang­ kan 28,0% responden memilih

transisi sistem belajar dari sekolah menengah atas (SMA) ke perguruan tinggi menjadi kendalanya. Pria Alumni UMM tahun 1993 itu setuju dengan hal itu, ia menjelaskan bahwa rata-rata mahasiswa baru memiliki kendala saat masa awal perkuliahan adalah pada penye­ suain diri. Penyesuaian diri terdiri atas dua, yaitu penyesuaian dengan orang baru yaitu mahasiswa harus menyesuaikan diri dengan orang-orang yang mereka jumpai.

Penye­suaian yang kedua adalah penyesuaian dengan situasi kelas atau kampus agar mereka nyaman berada dilingkungan itu.

Sebanyak 36,0% responden memilih terbawa pergaulan bebas perkotaan sebagai hal negatif yang dapat terjadi. Pria kelahiran Kediri itu menerangkan, hal negatif yang biasa terjadi adalah terkena pergaulan bebas karena tidak adanya pengawasan dari keluarga dan ditambah ajakan dari

teman. Ia mengungkapkan bahwa mereka harus berani menolak dan mengambil suatu keputusan jika merasa itu tidak baik untuk dirinya.

Selain itu, hal negatif lainnya adalah mahasiswa yang merasa bahwa telah salah jurusan yang disebabkan karena paksaan orang tua atau ikut dengan jurusan pilihan teman. Sedangkan untuk permasalahan ini, Yudi Suharsono mengatakan, ketika mereka m e m i l i h jurusan itu maka dia harus siap

dengan segala resikonya.

“Meskipun orang yang salah jurusan tidak bahagia, namun buatlah orang tua bahagia dan bangga sehingga nanti tidak menyesal di kemudian hari,” ujarnya. m_dya

Yudi Suharsono

mirza/Bestari

16

PERNIK

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

BESTARI

Menjelajahi Sejarah Malang hingga Masa Kemerdekaan

Artistik: Diorama pembuatan topeng malang di Museum Panji, Tumpang. alissa/Bestari

Malang selain dikenal dengan kota wisata, juga kaya akan warisan sejarah yang kebanyakan orang belum mengetahuinya. Baik warisan sejarah itu berupa peninggalan bangunan-bangunan kuno pada era kerajaan maupun pada masa sebelum kemerdekaan Indonesia atau tempat-tempat seperti museum, menjadi saksi bisu yang masih ada sampai sekarang. Pada edisi kali ini, Tim Pernik menyuguhkan wisata sejarah yang bisa dikunjungi sambil belajar mengenal peninggalan-peninggalan bersejarah yaitu di Museum Panji dan Museum Brawijaya.

Malang dalam Sejarah Versi Mataram Islam

Agung Cahyo Wibowo, salah satu penggiat sejarah serta kolektor dari beberapa arsip-arsip bersejarah mengatakan awal mula ketika Mataram Hindu pindah ke daerah Jawa Timur tepatnya di Malang atau pada masa kepemimpinan Kadipaten Sengguruh dijabat oleh Adipati Ranggo Tohjiwo, pemerintahan Kadipaten Malang berada di Pakisharjo (Tumapel Lama atau lebih dikenal dengan nama Pakisaji sekarang).

Sebelum masa kepemimpinan Raja Kertanegara, orientasi penguasa sebelumnya hanyalah untuk mengusai Tumapel dan Kediri, hingga pada masa kepemimpinan Raja Kertanegara, berambisi untuk melebarkan kekuasaan sehingga Tumapel berpindah ke lokasi yang dekat dengan laut yaitu di daerah Singosari. Perpindahan pusat administrasi membuat kekuatan-kekuatan kerajaan berpindah ke Tumapel baru yang lebih dikenal dengan nama Singhasari.

Setelah Kerajaan Singhasari hancur melawan Kerajaan Kediri, pusat peme­ rintahan Singhasari yang ada di utara Sungai Brantas, kemudian mulai kembali ke Tumapel, tetapi Tumapel akhirnya lebur dan lebih dikenal dengan

nama Sengguruh.

Menurut cerita Babad Kepanjen, Kepanjen pada masa pemerintahan Kerajaan Sengguruh berada di Pakisharjo. Mengenai nama Kepanjen sendiri berasal dari kata kepanjian sebagai simbol perlawanan Kadipaten Malang terhadap Mataram hingga terbunuhnya Raden Panji Cerita-cerita Panji serta peninggalanpeninggalannya tersebut hingga sekarang dapat dijumpai di Museum Panji. Di dalam museum yang berada di Desa Slamet, Kecamatan Tumpang tersebut banyak terdapat jenis wayang baik wayang golek maupun wayang kulit. Selain itu, layakanya masuk pada zaman prasejarah, museum tersebut juga memperlihatkan bagaimana wilayah Malang pada zaman prasejarah terbentuk. Menurut Dwi Cahyono pendiri Museum Panji menjelaskan bahwa wilayah Malang dahulu terbentuk dari sebuah gu­ nung besar, kemudian gunung-gunung tersebut meletus membentuk beberapa gunung seperti Gunung Semeru, Gunung Bromo, Gunung Kelud, dan gunung-gunung yang ada di sekitarnya.

Berbagai benda yang digunakan oleh masyarakat Malang pada zaman dahulu dapat ditemui di Museum Panji, seperti linggayoni yaitu pancuran air yang oleh orang zaman dahulu disebut dengan pancuran kesuburan.

Selain itu juga terdapat pula pipisan yang digunakan untuk menggiling obat-obatan pada zaman dahulu, dan tentunya masih banyak lagi bendabenda bersejarah lainnya.

Jika ingin

Mencatat: Salah satu pengunjung Museum Brawijaya yang sedang mengamati koleksi museum.

alissa/Bestari

Antik: Deretan meriam tempur yang menjadi salah satu koleksi di Museum Brawijawa. alissa/Bestari

berkunjung ke museum tersebut, pengunjung dapat merogoh kocek sekitar 15.000 rupiah untuk anak, dan 25.000 rupiah untuk orang dewasa. Selain dapat menikmati cerita sejarah yang ada di museum tersebut, pengunjung juga dapat berenang. Karena di museum panji ada empat kolam renang yang bisa digunakan pengunjung untuk berenang.

Malang Tempoe Doeloe Zaman Belanda

Kisah atau sejarah seputar perjuangan masyarakat Malang pada Tempoe Doeloe dikisahkan dalam beberapa versi, salah satunya versi zaman Belanda. Menurut Agung, pada masa penjajahan Belanda, Belanda menempati dua lokasi yaitu di Surabaya dan Malang. Saat Malang di bom oleh sekutu, bantuan umumnya datang dari sekitar warga Malang Selatan setelah kota benar-benar telah hancur. Letak pemerintahan setelah itu akhirnya di pindahkan ke Malang Selatan,. Saat itu juga Malang resmi merdeka pada tahun 1945 tetapi hanya masalah lokasi pemerintahan yang belum jelas.

Saksi sejarah perjuangan para pejuang yang ada di Malang salah satunya dapat dilihat dengan mengunjungi Museum Brawijaya yang terletak di Jalan Ijen. Me­nurut Suryo Atmojo yang merupakan salah satu Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang bertugas menjaga Museum Brawijaya mengatakan bahwa didirikannya museum tersebut di Jalan Ijen karena mengingat pada tahun 1947 saat Agresi Militer Belanda I, Jalan Ijen digunakan sebagai benteng pertahanan oleh Arek Malang (Arema). Selain itu, pada tahun yang sama telah tewas 35 Tentara Republik Indonesia Pelajar (TRIP) yang terdiri dari siswa dan mahasiswa karena dilindas dengan tank amfibi milik Belanda.

“Para pejuang tersebut kemudian dimakamkan di Jalan Salak, yang saat ini dikenal dengan Jalan Taman Makam Pahlawan,” jelas Suryo.

Pada Museum tersebut terdapat lima ruang bagian. Pertama, yaitu hala­ man depan yang khusus untuk mema­ merkan senjata-senjata besar atau yang sering dikenal dengan ranpur kendaraan tempur seperti tank amfibi dan beberapa

meriam raksasa. Selanjutnya pada tangga pintu masuk museum terpasang patung Jen­ deral Soedirman. Keberadaan pa­tung tersebut untuk mengenang jasa Jenderal Soedirman dalam menyatukan TNI. Bagian kedua yaitu ruang lobby mema­ merkan dua lukisan timbul dinding relief.

Lukisan relief tersebut menggambarkan wila­yah kekuasaan kerajaan Majapahit yang terletak di Jawa Timur. Nama brawijaya merupakan gelar nama Raja Majapahit, bra berarti lebih dan wijaya berarti unggul yang keduanya diartikan memiliki kelebihan yang unggul.

Ketiga dan keempat yaitu ruang I dan II yang memamerkan benda-benda perjuangan. Ruang I memamerkan bendabenda perjuangan dari tahun 1945-1949, yaitu menggambarkan masa-masa mem­ perta­hankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Sedangkan ruang II yaitu benda-benda perjuangan dari tahun 1950 sampai sekarang, mulai dari mesin ketik, alat komunikasi, dan mata uang rupiah.

Bagian kelima yaitu halaman tengah ang memiliki dua benda koleksi yaitu gerbong maut dan perahu Sigigir. Suryo menjelaskan gerbong maut dahulunya digunakan oleh Belanda untuk membawa seratus orang tawanan perang dari Bondowoso menuju Surabaya menggunakan tiga gerbong. Ger­ bong pertama dan kedua memiliki lu­bang, sehingga orang yang ada di dalamnya masih bisa menghirup udara. Berbeda dengan gerbong yang ketiga, tak ada lubang se­ kecil pun, sehingga 38 orang yang ada di dalamnya tewas. Selanjutnya yaitu perahu Segigir, perahu yang digunakan oleh Letnan Kolonel Chandra Hasan untuk menyeberangi dari Prenduan Sumenep menuju ke Paiton Probolinggo tahun 1947 saat Agresi Militer Belanda I. Lelaki kelahiran 1955 itu berharap, bahwa generasi muda saat ini lebih peduli dan cinta tanah air. Oleh sebab itu, perlu un­tuk generasi penerus mengetahui dan mem­­pelajari sejarah tentang bangsa ini.

Adanya museum Brawijaya ini bertujuan untuk membuktikan kepada masyarakat luas bahwa rakyat Jawa Timur memiliki perjuangan besar dalam mempertahankan kemerdekaan Bangsa Indonesia. m_iqo/ nda

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

17

PERNIK

Peninggalan Sejarah Tak Lekang oleh Waktu

Berkunjung: Pengunjung yang sedang memainkan salah satu koleksi Museum Brawijaya. alissa/Bestari

Museum memiliki beberapa peran penting bagi generasi muda dan masyarakat. Selain sebagai tempat untuk menyimpan dan merawat peninggalan-peninggalan sejarah, fungsi lainnya yaitu untuk sarana belajar serta melestarikan peninggalan-peninggalan sejarah. Namun keberadaan museum sekarang kurang diminati bagi sebagian besar pemuda maupun masyarakat.

Oleh karena itu, perlunya memupuk rasa cinta tanah air karena bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.

Diskusi: Komunitas A Day to Walk sedang membahas mengenai perubahan tata letak Kota Malang.

alissa/Bestari

Memupuk Cinta Tanah Air Sejak Dini Menurut Kepala Program Studi (Kaprodi) Civic Hukum Rohmad Widodo, museum memiliki peran aktif, dikarenakan museum adalah bukti adanya su­a­tu peristiwa dalam sejarah. Para pe­ muda dan masyarakat lebih tertarik un­­ tuk berkunjung ke museum, jika pengelola mu­seum bisa mengadakan suatu acara di ­lingkungan museum, sehingga tanpa sengaja berbagai peninggalan sejarah da­ lam museum dapat tersampaikan pada para pemuda dan masyarakat. Selain itu, yang terpenting dari memaknai sejarah adalah mengenang atau mengambil hik­ mah dari balik kisah dalam setiap sejarah dan peristiwa.

Menambah rasa cinta tanah air, tidak serta merta timbul dalam diri secara lang­ sung. Hal itu harus dengan pemaknaan yang mendalam dari jiwa masing-masing setiap individu. Pemaknaan tersebut bisa dengan mempelajari kisah di balik peris­ tiwa bersejarah atau mengambil seti­ap pelajaran hikmah dalam peristiwa ber­ sejarah. Hal tesebut bisa dengan ber­ kunjung ke tempat peninggalan sejarah, membaca sejarah, berkunjung ke museum dan lain-lain. Sejarah tidak akan pernah terlepas dari kehidupan kita hingga kelak, jika memiliki rasa cinta tanah air yang

tinggi.

Sebagai pemuda generasi penerus bangsa, sudah semestinya memiliki rasa cinta tanah air sejak dini. Pemuda juga harus proaktif da­lam memikirkan perkembangan bangsa.

Melanjutkan perjuangan bangsa tanpa harus mengurangi unsur nilai sejarah. Sebagaimana ungkapan dari Sang Proklamator kita bahwa “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya”.

Gerakan Peduli Sejarah melalui Komunitas Sejarah bisa saja hilang dan tidak akan pernah terungkap lagi kisahnya jika tidak diceritakan lewat mulut ke mulut atau tidak ada generasi penerus yang ingin mengem­ bangkan dalam bentuk yang menarik dan tidak membosankan. Hal itu dilakukan oleh salah satu komunitas yang ada di malang yaitu A Day to Walk. Komunitas tersebut merupakan salah satu dari beberapa komunitas di Malang yang memiliki tujuan untuk mengenalkan bangunan-bangunan maupun arsip-arsip bersejarah Kota Malang kepada masyarakat luas. Namun uniknya, hal tersebut dilakukan dengan cara berjalan kaki untuk menyusuri Kota Malang sembari belajar dan berbagi tentang sejarah dari sebuah bangunan, termasuk salah satu­ nya mengunjungi beberapa museum yang

memiliki situs-situs bersejarah.

Berawal dari banyaknya keluhan bagi para pendatang seputar Malang, selain itu belajar sejarah juga sudah membosankan dibahas oleh kaum muda, komunitas tersebut me­lakukan kegiatan yang dikombinasikan de­ngan cara yang seru agar mampunyai dampak positif bagi masyarakat. Menurut salah satu penggiat komunitas Gaharul Jabal hal tersebut bisa dikatakan sebagai demo yang dilakukan tetapi tidak melalui cara anarkis, hanya saja ingin memberikan pemahaman seputar sejarah maupun keadaan Kota Malang yang mungkin hanya diketahui oleh beberapa orang.

Belajar Sejarah dengan Mengunjungi Museum Menurut salah satu pengunjung Museum Panji dari Politeknik Kesehatan dr.

Soepraoen, Dewi Aprillia mengaku bahwa se­ ngaja berkunjung ke museum tersebut untuk berenang. Selain berenang, mereka juga mengincar spot foto di museum tersebut.

“Tempatnya bagus, jadi bisa digunakan foto-foto, selain itu juga bisa berenang dan juga belajar sejarah di sini. Harapannya semoga generasi penerus tetap mau berwisata ditempat-tempat bersejarah seperti museum,” ungkap Dewi Aprillia mahasiswa asli Bondowoso tersebut.

Selain itu, salah seorang pe­ngunjung Museum Brawijaya Bam­bang Prasetya m e n g u t a r a k a n bahwa Museum B r a w i j a y a bermanfaat bagi ba­ nyak kalangan terutama kalangan anak muda. “Melalui museum tersebut saya bi­­ ­sa mengenalkan dan menjelaskan de­ngan mudah kepada anakanak sa­ya mengenai perjuangan bangsa In­donesia.

Saya berharap museum seperti ini bi­­­sa terus dirawat dan dijaga un­­­ ­­tuk ge­nerasigenerasi pe­ n­er­ us bang­sa ini yang tentu bisa me­­­­nging­ atkan mereka tentang ke­­mer­­ ­dekaan yang telah di­ra­ih bang­­­ sa Indonesia,” ujar le­la­ki asal Pasuruan ter­sebut.  m_iqo/ nda/p_omo/ pus

Segenap Kru Koran Kampus Bestari Mengucapkan

Selamat dan Sukses

Atas Diwisudanya Reporter Bestari

Garang: Penampakan salah satu wayang yang dapat kita jumpai di Museum Panji, Tumpang.

alissa/Bestari

Izna Nur Rahmah, S.Pd Redaktur Pelaksana

Ani Widiah Q., S.Sos Koordinator Liputan

Tri Wijayanti, S.Pd Koordinator Liputan

Novi Handayani, S.Psi Fotografer Tetap

18

RONA WISUDA

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

BESTARI

Daftar Nama Wisudawan Ke-85 Periode III Tahun 2017 Program D3, S1, S2, dan S3 Universitas Muhammadiyah Malang PROGRAM VOKASI (D-3) FAKULTAS TEKNIK

D-III Teknik Elektro Bayu Puspandriah, A.Md. Mohamad Imron Rosyadi, A.Md. Sri Awalmay Defaninda Agusti, A.Md. Ismail Basya, A.Md. Irwahyudi, A.Md. Deddy Kurniawan, A.Md. Tubagus Achmad Hagi, A.Md. Agus Karnawan, A.Md. Ade Triwanto Rubiar, A.Md. Mohamad Farid Fazdi, A.Md. Gilang Cendana Awari, A.Md. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

D-III Keuangan dan Perbankan Ilyas, A.Md. Dekka Artha Nalendra, A.Md. Lenny Indah Lestari, A.Md. Meita Vebiola, A.Md. Abdul Jamal Setiawan, A.Md. Nurvira Sari, A.Md. Mina Mutmainah, A.Md. Pamriadin, A.Md. Dewi Purnama Aprilia, A.Md. Jauhari Jawawi, A.Md. Sri Wulandari, A.Md. Dio Valdini Saputra , A.Md. Delsa Novia Indriani, A.Md. Aspianur, A.Md. Trifonia Klara Seran, A.Md. Mega Nadila Sawitri, A.Md. Didit Suhandi, A.Md. Dini Dianti Rukmana, A.Md. Siska Dewi Masita, A.Md. Sandy Kurniawan, A.Md. Sofi Maulani Dewi, A.Md. Riko Hardianto, A.Md. Asyrofi Sunni Thufaili, A.Md. Octavan Laksana Putra, A.Md. Nara Fani Firdaus, A.Md. Mochamad Ibnu Ari Wijaya, A.Md. Eza Yayang, A.Md. Bawon Linda Prasiska, A.Md. Elly Famaisela, A.Md. Retian Sari Nastiti, A.Md. Rinda Kusuma Dewi, A.Md. Agustian Prasetyo Utomo, A.Md. Risky Ambiya Agustya Rahman, A.Md. Dera Aprilia, A.Md. Ayu Lolita Sari, A.Md. Dwi Rulita Adiningsih, A.Md. Nanda Mafluhatul Gita, A.Md. Puri Intan Dhinaring Sugondo, A.Md. Laily Faizah, A.Md. Maria Angelina Dyah Ayu Kusumaningtyas, A.Md. Nadhilah, A.Md. Mutiara Nur Qalbi, A.Md. Anna Mahmudatun Nisa’, A.Md. Nurul Khoiriyah, A.Md. Muhammad Arfian Firmansyah, A.Md. Rima Margaretha Hamzah, A.Md. Sherly Agustina, A.Md. Fahrizky Navysa, A.Md. Mareta Ayu Mahardini, A.Md. Firda Aulia, A.Md. Khoirotul Umma, A.Md. Lailatul Karimah, A.Md. Syaiful Ammar, A.Md. Dinda Anka Christy, A.Md. Marthalia Dwi Amanda, A.Md. Ridha Diah Choirul Anisa, A.Md. Tantra Arsa Putra, A.Md. Rafika Fitriana Bahari, A.Md. Julia Ayu Purwaning Putri, A.Md. Alia Rohani Putri, A.Md. Jennie Salvia Mahanbarna, A.Md. Airin Afrilia, A.Md. Ainur Hazmawani, A.Md. Frisma Handayani, A.Md. Nur Adian Mandalika, A.Md. Trio Saputra, A.Md. Dea Adelia Rahadina, A.Md. Dona Latifa, A.Md. Andika Jofi Heriswan, A.Md. Alfika Riani, A.Md. Wenis Apriliana, A.Md. Ridwan Prasetya Kusuma, A.Md. Muhammad Priyo Utomo, A.Md. Afrisa Nurlaila Subtunisa, A.Md. Muliyani Wahyuni, A.Md. Mardiana Setyaningsih, A.Md. Erlinda Novita Wicaksari, A.Md. FAKULTAS ILMU KESEHATAN

D-III Keperawatan Widhiawati, A.Md.Kep. Uswatun Khasanah, A.Md.Kep. Hendita Chousnul Chotimah, A.Md.Kep. Galuh Puteri Antdjasmara, A.Md.Kep. Sahruni Anugrah Prihatin, A.Md.Kep. Ericastera Vichia Nuryat Yudha, A.Md.Kep. Eka Putri Febriani, A.Md.Kep. Nurwita Negayati, A.Md.Kep. Herlina Putri Pratiwi, A.Md.Kep. Farikha Abdillah, A.Md.Kep. Idhotul Badi’ah, A.Md.Kep. Shella Viveronica Rapani, A.Md.Kep. Kiki Novita Candra, A.Md.Kep.

Ika Aris Susanti, A.Md.Kep. Anis Sri Nurmardani, A.Md.Kep. Dina Dwi Lestari, A.Md.Kep. Vivi Yulian Prystyaningsih, A.Md.Kep. Dika Elpridiana Lestari, A.Md.Kep. Rosita Dwi Pratidina, A.Md.Kep. Puput Putri Reza, A.Md.Kep. Ika Agustin Nurdiana, A.Md.Kep. Murwani Suryaning Sapartinah, A.Md.Kep. Mochamad Arif Yanuar, A.Md.Kep. Jauza Zahiya, A.Md.Kep. Erfa Yulhanina, A.Md.Kep. Maulisa Dwining Rahayu, A.Md.Kep. Zola Tri Pamungkas, A.Md.Kep. Irfan Nurido, A.Md.Kep. Artha Cintia Rahmawat, A.Md.Kep. Nia Elya Sandra, A.Md.Kep. Khoirul Anam, A.Md.Kep. Putri Mega Puspita, A.Md.Kep. Nur Halimah, A.Md.Kep. Dewi Ainun Rosida, A.Md.Kep. Indriana Narista Nanda, A.Md.Kep. Lusiana Agus Susanti, A.Md.Kep. Mia Dwi Rachmawati, A.Md.Kep. Tania Ayu Aretusa, A.Md.Kep. Ana Nur Fadhilah, A.Md.Kep. Zaidatul Islamiyah, A.Md.Kep.

PROGRAM SARJANA (S-1) FAKULTAS AGAMA ISLAM

Prodi Agama Islam (Tarbiyah) Izna Nur Rahmah, S.Pd. Kana Imanu, S.Pd. Burhanudin Musyafa’, S.Pd. Syaiful Rizal, S.Pd. Fahrurrosi, S.Pd. Supomo, S.Pd. Subhan, S.Pd. Astrid Nirmalasari Sutikno, S.Pd. Moch. Khoirul Hasbi, S.Pd. Mitha Rizkie Amiliyah, S.Pd. Marga Kusuma, S.Pd. Akbarlita Ari Kurnia, S.Pd. M. Faiz Muntadzir Al Hakim, S.Pd. Gita Devy Dianasari, S.Pd. Wanda Isnaniyah, S.Pd. Mualifi Khoirul Azwar, S.Pd. Alfinatu Zuhro Hilda Fardani, S.Pd. Krisna Rizky Syfa’ul Hakim, S.Pd. M. Kastolani, S.Pd. Zahrotur Robik, S.Pd. Siti Musfirah, S.Pd. Annisa Rosyada Firdausy, S.Pd. Fitria Nurma Anjarwati, S.Pd. Abdul Rasyid, S.Pd. Abdul Rozak Ali Maftuhin, S.Pd. Luluk Nur Fathia, S.Pd. Nidia Fitroh Solicha Muslim, S.Pd. Prodi Ahwal Al-Syakhsyiyyah (Syari’ah) Rendy Tandya Putra, S.H. Syamsuddin, S.H. Husni Mubarok, S.H. Bahrudz Dzakhoir, S.H. Roby Irawan Subhan, S.H. Husnul Khatimah, S.H. Made Riski, S.H. Nurul Kurniawan, S.H. Fahrur Rozi, S.H. Dewi Nashiro, S.H. Syarifah Isnaini, S.H. Prodi Ekonomi Syari’ah Rohana Oktavia Ningsih, S.E. Dian Azmi Dinaratu, S.E. Trina Septiani, S.E. FAKULTAS

ILMU SOSIAL DAN POLITIK

Prodi Ilmu Kesejahteraan Sosial Inna Kurniawati, S.Sos. Cempaka Ragil Rosalina, S.Sos. Achmad Abul A’la Maududi, S.Sos. Nasruddin, S.Sos. Junika Hestu Arvianti, S.Sos. Miftahus Sholihatul Jannah, S.Sos. Vika Kalista, S.Sos. Yuniar Ilham Dwinanda, S.Sos. Annisa Nur Rahmadiyah, S.Sos. Ratih Kumalasari W., S.Sos. Prodi Ilmu Komunikasi Dimas Prianggowo Putro, S.Ikom.

Fahmi Muhammed Tohjoyo, S.Ikom.

Shandy Karesma Adi Putra, S.Ikom.

Febriansyah Abdulrahman, S.Ikom.

Hafizh Baharuddin Noor, S.Ikom.

Fariz Ghassan, S.Ikom.

Asrun, S.Ikom.

Jihaddudin Al Ghifari, S.Ikom.

Dhany Prasetyo Nugroho, S.Ikom.

Alif Miftahul Ma’afi, S.Ikom.

Ana Yuniarti, S.Ikom.

Bima Ramadhani Pratama, S.Ikom.

Oksi Triana, S.Ikom.

Hena Wirasatya, S.Ikom.

Mei Santiaji, S.Ikom.

Yuda Lukman Hakim, S.Ikom.

Arie Mahendra Adhiarta, S.Ikom.

Zainal Arifin, S.Ikom.

Edison, S.Ikom.

Henry Setyawan, S.Ikom.

Edwin Maulana Ihsan, S.Ikom.

Aditya Nugraha, S.Ikom.

Tubagus Syaifullah Huda, S.Ikom.

Riyan Agung Arisandi, S.Ikom.

Reza Ariyandi, S.Ikom.

Aris Rizal Annafi, S.Ikom.

Kyla Cynara Azalia Thalita Ammonita, S.Ikom.

Dany Prastiansyah, S.Ikom.

Hamid Fadaq, S.Ikom.

Bayu Margadewa Samudra, S.Ikom.

Wildan Antiqta Putra, S.Ikom.

Risman Silawane, S.Ikom.

Mirandolina Darnivia Barros Soares, S.Ikom.

Fitri Afrilia, S.Ikom.

Barqie Muhammed Makky, S.Ikom.

Imam Baskoro, S.Ikom.

Rian Bernadi Kurniawan, S.Ikom.

Nur Ahmad Giffari, S.Ikom.

Muhammad Pungky Hermansyah, S.Ikom.

Dodi Andre Wiranata, S.Ikom.

Dwi Yari Ramdhani, S.Ikom.

Fathia Nuryaddin, S.Ikom.

Mita Wahyuningsih, S.Ikom.

Lintang Arum Rinukti, S.Ikom.

Dimas Harits Wikonanda, S.Ikom.

Haril Pranata, S.Ikom.

Tsania Humaira, S.Ikom.

Annasa Dewatama, S.Ikom.

Chilma Fitrilah, S.Ikom.

Yaniar Maghfirroh, S.Ikom.

Fiki Moniya Yu’min, S.Ikom.

Dhea Maurita Wijaksono, S.Ikom.

Diah Ayu Aprianie, S.Ikom.

Adis Huzaini, S.Ikom.

M. Azin Rahman, S.Ikom.

Olivia Karunianti Putri, S.Ikom.

Putri Fauziyah Kurnia Akbar, S.Ikom.

Riska Aprilia Ananda, S.Ikom.

Nabila Firdausiyah, S.Ikom.

Dwi Yunika Utary, S.Ikom.

Handayani Fitri, S.Ikom.

Latifa Putri Hutami, S.Ikom.

Afif Rois Yusro, S.Ikom.

Renata Elsa Dora, S.Ikom.

Dian Perwitasari, S.Ikom.

Safitry Rahmawati, S.Ikom.

Wanda Handayani, S.Ikom.

Arina Widya Kurniawati, S.Ikom.

Ira Yulia Astutik, S.Ikom.

Maulina Pravangesti, S.Ikom.

Tyas Wahyu Nuruddiniyah, S.Ikom.

Prodi Ilmu Pemerintahan Danar Pandu Wicaksono, S.IP. Abdul Muthalib Keiya, S.IP. Dina Amelia Sari, S.IP. Gita Yasinta Sari, S.IP. Rizki Subekja, S.IP. Pujiono Yudi Setyawan, S.IP. Rezha Hendya Koestanto, S.IP. Muhammad Nor, S.IP. Hyan Bastian, S.IP. Bagas Affandi, S.IP. Dwi Chandra Kartika, S.IP. Imam Bagoes Sampurno, S.IP. Andi Rahman, S.IP. Devi Maisaroh, S.IP. Arbi Muhammad Rizwan, S.IP. Rizky Yudha Wibawa, S.IP. Muhammad Ilham Ridlo, S.IP. Dessy Wulan Sari, S.IP. Dadang Ari Minandar, S.IP. Muchamad Deva Khoirudin, S.IP. Shella Fi Husnati Mabella Widajanto, S.IP. Desy Ratna Praharsa Atwiki Patymoa, S.IP. Panji Susilo Aji, S.IP. Putri Reizha Puspita, S.IP. Cholifatul Rosidah, S.IP. Saila Amaliya, S.IP. Elly Candra Azizah, S.IP. Ahmad Faradis, S.IP. Tri Sandy, S.IP. Kiswara Ayunda Prabandari, S.IP. Ari Cahya Widyanto, S.IP. Ilham, S.IP. Ineke Kusumawati, S.IP.

Prodi Sosiologi Ani Widiah Qusminingrum, S.Sos. Galuh Primanda, S.Sos. Ibnu Hajar, S.Sos. Arga Dharma Santosa, S.Sos. Ahmadin Abdillah Akbar, S.Sos. Sutriyadi, S.Sos. Imron Ahmad Rosadi, S.Sos. Abd. Latif, S.Sos. Fatma Dyah Ningrum, S.Sos. Fitriana, S.Sos. Yoga Arachmawati Wahid, S.Sos. Indah Mia Lestari, S.Sos. Nafiatul Afifah Ersanti, S.Sos. Wahyudin Rahman, S.Sos. Hafis Darmawan, S.Sos. Risky Maulana Susanto, S.Sos. Tuti Tina Tasnim, S.Sos. Lilik Rokhaniati, S.Sos. Fitri Nur Ikasari, S.Sos. Kafani Annashib, S.Sos. L. M. Shofiyan Ali Fannan, S.Sos. Khabib Supriyono, S.Sos. Ismail Jailani, S.Sos. Fajar Zumrotush Shodiqoh, S.Sos. Loulita Andarezta Moutia Rahajeng, S.Sos. Aji Mursidan Asshidiqi, S.Sos.

Asri Hidayah Wijayanti, S.Sos. Burhanuddin Yusuf, S.Sos. Anisatul Badiah, S.Sos. Dicka Anikan Reristantia, S.Sos. Anisa Fitriani, S.Sos. Fauziah Iskarimah Rahman, S.Sos. Nani Lestari, S.Sos. Wijdan Nadidah, S.Sos. Riska Tri Ariyani, S.Sos. Imam Basuki Iswanto, S.Sos. Chusnul Chotimah, S.Sos. M. Zikri Abdilla, S.Sos. Putri Arum Kusumawati, S.Sos. Dian Niswatus Saadah, S.Sos. Bambang Sundoko, S.Sos. Qurrotul Uyun, S.Sos. Suci Rahma Candra Palupi, S.Sos. Wildan Ardi Setiawan, S.Sos. Isna Miftahul Habibah, S.Sos. M. Faisal Fahamsyah, S.Sos. Christine Puspita Sari, S.Sos. Fariz Eko Septiawan, S.Sos. Romadona Arga Dini Putri, S.Sos. Maya Fatimah Zulfa, S.Sos. Devi Nurmawati, S.Sos.

Prodi Ilmu Hubungan Internasional Risky Annas Rahman, S.IP. Febrian Indrayanto, S.IP. Anas Prayogo, S.IP. Nawaf, S.IP. Ikanang Dwiyantoro, S.IP. Andika Wira Utama, S.IP. Peterson Antonruta Wara Gao, S.IP. Dendy Bimo Wibisono, S.IP. Anna Nadifah, S.IP. M. Noer Ridho, S.IP. Aditya Buyung Pratama, S.IP. Agusta Wira Digdaya, S.IP. Fhika Rizky Meisandy, S.IP. Moch. Syafi’i, S.IP. Nuricha Intan Julyarini, S.IP. Frandy Davan Harvanto, S.IP. Arsyi Nabiela N. Safitri, S.IP. Dewi Kurnianingsih, S.IP. Muhammad Munawwir Tipu Mas Mattaro, S.IP. Rio Indra Suncoko, S.IP. Fibiyanti Widiya Kartika, S.IP. Sakinah Sulaiman, S.IP. Ika Irawati, S.IP. Leni Nur Azizah, S.IP. Sofyan Arif, S.IP. Reny Nur Hasmi, S.IP. Andy Eka Prastya, S.IP. Kirana Intan Mawarni, S.IP. Dyah Ayu Rizky Rani Pratiwi, S.IP. Bella Riski Febriana, S.IP. Muhammad Kautsar Ghafiki, S.IP. Tri Ajeng Anggraini, S.IP. Ratih Dewanty Putri, S.IP. Adita Yulia Estri Sunaryo, S.IP. Satria Fajar Kurniawan, S.IP. Faridha Kautsariyah Noorkusuma, S.IP. Nurul An Nissa, S.IP. Sefriansyah Guspin, S.IP. Susan Santofani Putri, S.IP. Rossy Cavestanny Vescera, S.IP. Andri Eko Prasetiya Putra, S.IP. Rachman Yazid, S.IP. Retty Kusuma Wardhani, S.IP. Rachmad Hidayat, S.IP. Inda Amaria M. Ali, S.IP. Miranda Ayu Puspa Rini, S.IP. Hazazi Ridho Subarkah, S.IP. Herlina Tria Sukmawati, S.IP. Amalia Indar Yati, S.IP. Wahyu Oktafia, S.IP. Dewi Dilla Novalina, S.IP. Yuli Lestari, S.IP. Ayu Tri Winarni, S.IP. Andi Anjar Saslim, S.IP. MA. Faisal Datu Sefa, S.IP. FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Prodi Pendidikan Biologi Prieska Novita Damayanti, S.Pd. Rita Kurniati, S.Pd. Nurlaila, S.Pd. Yulius Susanto, S.Pd. Tegar Istrada, S.Pd. Sufriyati, S.Pd. Gilva Illavi, S.Pd. Ayu Arka Dianasari, S.Pd. Ulfiyatin, S.Pd. Isti Nurul Janah, S.Pd. Aisyah Ibrahim Abbad, S.Pd. Maulidin Ardiyansyah Wahyu Panggayuh, S.Pd. Uswatun Hasanah, S.Pd. Ninik Sulastri, S.Pd. Robi’atul Adawiyah, S.Pd. Sri Nurjannah, S.Pd. Miftahul Jannah, S.Pd. Iffatul Faiz Khalqiyah, S.Pd. Devi Ratnasari, S.Pd. Ulfatul Nur Rahmawati, S.Pd. Dwi Cahya Prastya Rini, S.Pd. Nuril Zakiyyah, S.Pd. Bowo Siswandoko, S.Pd. Nia Zahriana, S.Pd. Sari Wijayanti, S.Pd. Wahyuningsih, S.Pd. Eka Febri Puji Lestari, S.Pd. Moh Syaifuddin Qomar, S.Pd. Dwi Marga Lestari, S.Pd. Wiwik Purwasih, S.Pd.

Ajizatunnisa, S.Pd. Isnaini Millia Tristanti, S.Pd. Einsie Monica, S.Pd. Vinta Ayun Papuja, S.Pd. Tila Watur Rochmah, S.Pd. Azizah Nurlaila Yusuf, S.Pd. Pungky Monicasari, S.Pd. Rynda Dismayana, S.Pd. Riski Nurfika, S.Pd. Herly Dwi Lestari, S.Pd. Restu Rudita Pertiwi, S.Pd. Eka Haris Prastiwi, S.Pd. Tri Akbar Prayoga, S.Pd. Ghaziah Kusumawati Chusjairi, S.Pd. Radita Miftachul Ullum, S.Pd. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Bagus Adie Cahyono, S.Pd. Lalu Akhmad Hanal Fajri, S.Pd. Selia Kusumadani, S.Pd. Ajeng Irmalia Dewi Agista, S.Pd. Risa Fahmawati, S.Pd. Agam Tresna Firmansyah, S.Pd. Vian Rengga Permadi, S.Pd. Aullina Luizzahro, S.Pd. A. Haris, S.Pd. Muhammad Reza Afriliansyah, S.Pd. Suthita Petchpun, S.Pd. Arlindi Retno Palupi, S.Pd. Tri Ratna Wulandari, S.Pd. Uswatun Hasanah, S.Pd. Elok Harisma Kartikasari, S.Pd. Amalda Alif Zabita, S.Pd. Irfan Arif, S.Pd. Ega Izza’ul Khoiroh, S.Pd. Dyana Astarina, S.Pd. Rizal Rabbani, S.Pd.

Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Mradja Tanauran Sorenggana, S.Pd. Siti Maisyaroh, S.Pd. Mohammad Ariful Huda, S.Pd. Salahudin, S.Pd. One Rifca Annisa Susanti, S.Pd. Winda Herlinda Zulhizah, S.Pd.

Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Tri Wijayanti, S.Pd. Chusnul Insani, S.Pd. Miftahul Huda, S.Pd. Sulastriani, S.Pd. Anida Riyanti, S.Pd. Muhamad Zuner Hawasi, S.Pd. Alfitriana Puspa Arum, S.Pd. Rahmat Satrya Bethan Noor Mansyah, S.Pd. Laksa Intan Devitasari, S.Pd. Eko Agung Sugiharto, S.Pd. Rizky Dwi Ferdiansyah, S.Pd. Suryansyah Hidayat, S.Pd. Siti Nor Elisa, S.Pd. Rofi’i, S.Pd. Rumli, S.Pd. Rianita Prabawati Ciptaningrum, S.Pd. Widi Miftakul Ahmad, S.Pd. Isnaeni Widyawati, S.Pd. Ivan Nurdiyanto, S.Pd. Wati Handayani, S.Pd. Adek Wismarianto, S.Pd. Siska Ayu Faradila, S.Pd. Anggraina Putri Mayang Sari, S.Pd. Ismail Hari Kurniawan, S.Pd. Roosesandy Chandra Kharisma, S.Pd. Arif Hidayatullah, S.Pd. Layli Nadhifah Indahyana, S.Pd. Anas Syahir, S.Pd. Akhmad Rizki Mashuri, S.Pd. Syarif Hidayahtullah, S.Pd. Endah Lilistyowati, S.Pd. Amaliyah Putri Wahid, S.Pd. Weny Tiffany, S.Pd. Bagus Adi Prakoso, S.Pd. Florentina Parahyangan, S.Pd. Nurani Wahyu Putri, S.Pd. Sumayyah, S.Pd. Sutan Ghalib Muhammad, S.Pd. Rifhan Sa-Ih, S.Pd. Ayuningtyas Rachmayani, S.Pd. Mulyanti Suhartinah, S.Pd. Rizki Rinayah Rora, S.Pd. Fifi Sofiana Putri, S.Pd. Aisyah, S.Pd. Nurasfiatul Izzah, S.Pd. Nabila Safitri, S.Pd. Andi Akbar Tanjung, S.Pd. Ayu Mahreda, S.Pd. Junior Angghite Dimaxryn P, S.Pd. Julisa Hanif Wahyuni, S.Pd. Arnisya Mauliandini, S.Pd. Emilia Rachmawati, S.Pd. Dhanar Tri Santoko, S.Pd. Asfiyatus Sophia, S.Pd. Indra Rouhul Wahidah, S.Pd. Vina Aula Rusdah, S.Pd. Elis Nasrurin Rosalina, S.Pd. Novena Mey Selly Singapura, S.Pd. Novita Mustika Arifin, S.Pd. Widya Halimatus Sa’diyah, S.Pd. Rohmatul Vellan Qoimah Islami, S.Pd. Hanif Afiatun Nisa, S.Pd. Lailatul Fajriyah, S.Pd. Wira Higmawati, S.Pd. Muh. Hasbi Amrullah, S.Pd. Muhammad Abdul Azis, S.Pd. Dewi Tri Wulandari, S.Pd. Anisah Cheha, S.Pd.

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Nurmila Wama, S.Pd. Fahbi Arika Marsani, S.Pd.

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Ayatil Qur’ani Ulfah, S.Pd. Fungky Heri Christianti, S.Pd. Rofiq Yudha Kurniawan, S.Pd. Hana Titis Wijayanti, S.Pd. Ranny Septya Ernawati, S.Pd. Rina Dwi Kurniawati, S.Pd. Ary Setyo Widodo, S.Pd. Aynun Febryanto, S.Pd. Galib Prio Laksono, S.Pd. Diah Rahmawati, S.Pd. Arienta Nanin Prasetya, S.Pd. Karina Novita Sari, S.Pd. Riska Megawati, S.Pd. Dhiany Sienta Mustikah, S.Pd. Nuri Rosyada, S.Pd. Syaly Yuliantika, S.Pd. Imron Hasan, S.Pd. Agus Mulyadi, S.Pd. Wahyu Takbiriyantono, S.Pd. Aprilia Dinar Pratiwi, S.Pd. Silvia Damayanti, S.Pd. Endah Novia Wulandari, S.Pd. Rizal Adiansyah Putra, S.Pd. Ika Yulistiana, S.Pd. Bunga Fitriani, S.Pd. Intan Kusfitriah Ratna Sari, S.Pd. Wahlun Jumahidah, S.Pd. Nur Aini, S.Pd. Nurfian Indarto, S.Pd. Bunga Fitriah Nurida, S.Pd. Tri Rahayu, S.Pd. Siti Ilmiyah, S.Pd. Denok Tiara Ayu Intan Saputri, S.Pd. Mega Damayanti, S.Pd. Suryani Kartika Putri, S.Pd. Ilham Rani Infantrini, S.Pd. Achmad Sholichul Himma Putra, S.Pd. Ilmiah Nur Izzah, S.Pd. Anindya Diyah Hayu Pinasti Putri, S.Pd. Muharrdian Prameswari Fiaji, S.Pd. Nurkomaria Muhammad Muslim, S.Pd. Sarjianto, S.Pd. Nindi Rizki Tantya Anggraeni, S.Pd. Nur Kholifatus Safitri, S.Pd. Anggi Novita, S.Pd. Devita Nikmaturohmah, S.Pd. Berta Agusti Widhya, S.Pd. Titis Ayuningtyas, S.Pd. Siti Aslikhah, S.Pd. Tui Jati Nanda Zulfaida, S.Pd. Isna Rahmawanti, S.Pd. Lailatul Nur Hasanah, S.Pd. Ani Arinta Oktavia, S.Pd. Dyah Estiningtyas, S.Pd. Wildan Achmad Lubis, S.Pd. Desy Puspitasari, S.Pd. Zahrotul Ula Karimah, S.Pd. Rio Meildha Putra Hariono, S.Pd. Rintis Aufianti, S.Pd. Arip Edi Saputra, S.Pd. Fitriani Nuraisyah, S.Pd. Siska Wahyuning Safitri, S.Pd. Dini Firayanti Putri, S.Pd. Ghulam Zacky Allamsyah, S.Pd. Shindy Margareta, S.Pd. Fitria Widi Prihartini, S.Pd. Caryn Arinda Putri, S.Pd. Epriani, S.Pd. Ummi Badriyatul Lailiyah, S.Pd. Tegar Ayyu Mutmainasari, S.Pd. Novi Dian Primasari, S.Pd. Desi Dwi Prastiti, S.Pd. Septri Efika Wardani, S.Pd. Bayu Anugro, S.Pd. Bayu Syahrul Fahmi, S.Pd. Elsa Wulan Cahyani, S.Pd. Kartini, S.Pd. Rizka Nur Iswin, S.Pd. Eva Rosdiana Dewi, S.Pd. Firda Choirunnisa’, S.Pd. Nita Purnama Sari, S.Pd. Afiq Kamaliatuz Zainiah, S.Pd. Umi Nadia, S.Pd. Rinda Eva Yenny Utami, S.Pd. Choidar Rohmi Fuadati, S.Pd. Fika Agustina, S.Pd. Dian Amira, S.Pd. Hikmah Hayati Mas’ud, S.Pd. Tri Wahyuning Tiyas, S.Pd. FAKULTAS HUKUM

Prodi Ilmu Hukum Harry Fambudi, S.H. Afif Aditya Wahyudi, S.H. M. Syafrullah, S.H. Rahadian Wibowo, S.H. Akhirul Putro Wicaksono, S.H. Muhammad, S.H. Ammar Khalid Farisi, S.H. Muhammad Fathoni, S.H. Andi Mei Rahmadianto, S.H. Eko Firmansyah, S.H. Saidah Rofiah Nurcholis, S.H. Hermas Widya Astuti, S.H. Sandro Octayasa, S.H. Wahyu Bhakti Manggala Putra, S.H. Arif Susanto, S.H. Yekti Karunia Mulyaningsih, S.H. Aditya Arief Pratama, S.H. Sandy Agustianus Suprihantono, S.H. Rustam, S.H. Abd. Hamid, S.H. Deddy Hermawan, S.H. Bayu Hardian Ashari, S.H. Mutiara Prahasi Rindasavega, S.H. Rosse Santona Ikawangsa, S.H. Dyah Ayu Kartika Sari, S.H.

19

RONA WISUDA

Radhy Fauzy Bachmid, S.H. Dwi Suriyadi, S.H. Arief Al Adiyat Nikmatullah, S.H. Adhi Surya Syuhada Al Islam, S.H. Meilynda Ayu Zena Putri, S.H. Dejan Ariska Pramasetia, S.H. Rimala Prisa Anggraeni, S.H. Nur Faizal Muhammad, S.H. Ilham Ramadhani, S.H. Ika Mauliddiyah, S.H. Gustiyar Ambio, S.H. Zamrood Bhaharu Chandra Wicaksana, S.H. Feno Dwi Pranata, S.H. Moh. Yusuf HR, S.H. Katon Patria Salanda, S.H. Muhammad Berkah Aulia, S.H. Kurnia Sandie, S.H. Yogi Sugih Irwanto, S.H. Dwi Nur Iman HI. Natsir, S.H. Vivi Nurfil Ardhianto, S.H. Mukhamad Khabib Risvian, S.H. Kiki Fatmala, S.H. Fabi Akhirul Anam, S.H. Imansyah Al Hafiidh, S.H. Selvi Anggraini, S.H. Widya Ayu Nandasari, S.H. Citra Andinamayasari, S.H. Mauli Diana, S.H. Halim Suwandi, S.H. Khilaima Faillafah, S.H. M. Lutfi Rokhman, S.H. Annisa Fitha Ariasti, S.H. Kenny Desinta Saraswanti, S.H. Mochamad Handi Zulkarnain, S.H. Husnul Khatimah, S.H. Ariani Sugiarti, S.H. Meria Agustina, S.H. Bimo Aldhy Syahfiputro, S.H. Sherly Febrina, S.H. Ismiranda Dwi Putri Suyono, S.H. Dina Kartika Sari, S.H. Intan Khoirun Nisa’, S.H. Muda Tri Saputra, S.H. Sofya Mawangi Isba, S.H. Muhammad Rakha Rian Adisuseno, S.H. Mohammad Ariful Huda, S.H. Rizki Dewi Amelia Wibowo, S.H. Dwi Cahyo Prasetyo, S.H. Hasbiullah, S.H. Maksyar Efendi, S.H. FAKULTAS TEKNIK

Prodi Teknik Mesin Prodi Teknik Mesin Umrahwansyah, S.T. Lalu Gema Akbar Idil Fitri, S.T. Brian Pratama . P, S.T. Lalu Sispaditanianggi, S.T. L. Is Satriadi, S.T. Fendi Hardianto, S.T. Yuli Setiawan, S.T. Achmad Rizky Firmandani, S.T. Andre Dwi Setyawan, S.T. Yuslam Ibadillah, S.T. Dimas Alfian Qomarudin Muhtarom, S.T. Supriyono, S.T. Zainul Mukhlis, S.T. Aris Miftahul Murtadho, S.T. Ach. Mabrul Wiranata, S.T. Galih Endhar Suryanata, S.T. Ilham Ansharil, S.T. Muhamad Sobirin, S.T. Azkal Abid, S.T. Jana Fandi Cahyono, S.T. Muchlis, S.T. Renda Setiawan, S.T. Yono Yarno, S.T. Zanna Fuadatul Izza, S.T. Muhammad Rif’at, S.T. Ari Langgeng Kusnanto, S.T. Rudi Winarno, S.T. Eko Supriyanto, S.T. Fanny Martin Presley Hasibuan, S.T. Ahmad Budiansyah, S.T. M. Oktanto Dwi Handoko, S.T. Rifqi Ryandi Dwi Ananto, S.T. Muhammad Ikbal, S.T. Prodi Teknik Sipil Tri Dayanto, S.T. Aditya Tri Harjoyudhanto, S.T. Fendi Dwi Nurcahyo, S.T. Hazmi Raedy, S.T. Banu Rachman Hadi, S.T. Bhisma Kusuma Wardhana, S.T. Riski Kurniawan, S.T. Chairil Baghtiar, S.T. Trilaksono Adiwibowo, S.T. Rizky Muhammad Harits Gazza, S.T. Hilman Haris, S.T. Arik Lotaria Cahyono Putra, S.T. Dessy Shania Nur Cholilah, S.T. Irfan Septarosatya, S.T. Miftahul Avidatur Rohmah, S.T. Muhamad Nuridho, S.T. Reki Alharizt, S.T. Mas Ragil Nurcahyo, S.T. Setyo Budi Cahyono, S.T. Laksmana Ciphardhya Kaptiputra, S.T. M. Rijalurrahman, S.T. Mazuin Irawan, S.T. Arif Budi Setiawan, S.T. Fiky Dharmanto, S.T. Deni Rezki Azhari, S.T. Novia Ambarwati, S.T. Nibras Rohadatul ‘Aisy, S.T. Prodi Teknik Elektro Nuryono Hariadi, S.T. Rudi Candra Satriawan, S.T. Aditya Chandra Pramana, S.T. Anafsul Muthmain Alhakim, S.T.

Rizal Restianto Harmadi, S.T. Dendi Tiko Wibowo, S.T. Agung Firdausy Izzuddin Anfa, S.T. Taufik Ashari, S.T. Wahyu Dwi Wijanarko, S.T. Zul Fahmi, S.T. Muhammad Rizky Kaisupy, S.T. Gigin Syahlafi, S.T. Rio Ivan Putra Pratama, S.T. Ainur Riski Hidayatullah, S.T. Abd. Rahman, S.T. Profisal Aziz, S.T. Lutfi Wahyudy Dwi Saputra, S.T. Yusuf Dini Arso, S.T. Dwi Purwanto, S.T. Hendry Hardianto, S.T. Riesata Rahman Sany, S.T. Miftah Fadhli, S.T. Berry Ryantari, S.T. Yogi Ferdian, S.T. Taufikurrahman, S.T. Hendra Jaya Diningrat, S.T. Masfuul Asrori, S.T. Ali Mahfudz, S.T. Achmad Zakki Faruqi, S.T. Achmad Sa’i Handika, S.T. Arie Cahyo Utomo, S.T. Halim Priyo Judanto, S.T. Ainur Rochman Fawzi, S.T. Ahmad Kristianto, S.T. Ahmad Nur Ihwan, S.T. Muchsin, S.T. Akhmad Khuzaimi, S.T. Yuangga Aziz Pradana, S.T. Jefri Atmanegara, S.T. Novan Miftakhul Razak, S.T. Ikhlal Aldhi Wijaya, S.T. Ferico Yudhistira, S.T.

Prodi Teknik Industri Syafdinan Syamsul, S.T. Fajar Hafied Ramadhan, S.T. Andri Tri Lesmono, S.T. Mohamat Al Rofi, S.T. Moh. Fatikh Nur, S.T. Anugerah Wisnu Pratama, S.T. Ardiansyah, S.T. Firdio Lukmanul Ikhsan, S.T. Haidar Jamaluddin Firsan, S.T. Faizal Akhbar Dharmawan, S.T. Imran Anugrah, S.T. Gena Diah Tantri, S.T. R. Rahardyan Hayu Widhianto, S.T. Hartatik, S.T. Khaerul Dhani Akbar, S.T. Gilang Yandeza, S.T. Govin Sulung Utomo, S.T. Rikka Razak, S.T. Bagus Susilo Pramuwicaksono. S, S.T. Firstyan Aniis Syarifuddin, S.T. Nurdi Eka Prasetya, S.T. Mardila Galuh Fitri Ayni, S.T. Ahmad Yusuf Nur Wahid, S.T. Fandy Irwansyah Martin, S.T. Sintia, S.T. Eriko, S.T.

Prodi Teknik Informatika Iman Andriyanto, S.Kom. Denny Fachrudin Setyawan, S.Kom. Vikri Zulfi Ferdian Syah, S.Kom. Yuono Fausi Wibowo, S.Kom. Fandi Wahyudi, S.Kom. Muhammad Anshori, S.Kom. Zakia Fata Ainun Cheha, S.Kom. Mahbub Amrulloh, S.Kom. Rudini, S.Kom. Zakaria Apriliyanto, S.Kom. Mohammad Al Farizi, S.Kom. Lalu Restu Aditya Prasadewa C. P. , S.Kom. Johan Romadhon, S.Kom. Candra Feryandi, S.Kom. Oky Ardian Gustinanda, S.Kom. Zainul Ikhsan, S.Kom. Anang Kurendi, S.Kom. Kelvin Maurits Saerang, S.Kom. Brian Faris Alfarizi, S.Kom. Andika Setiawan, S.Kom. Anantha Perdana, S.Kom. Reza Wido Perwira, S.Kom. Teja Ajar Widigda, S.Kom. Alfan Fu’adi Prisma El Nur, S.Kom. Ahlul Hairi, S.Kom. Shanty Natalia, S.Kom. Muhammad Suaib Takzim, S.Kom. Ferry Hindra Rianzah, S.Kom. Farah Kurniawati Kusumaning Ayu, S.Kom. Dicky Fajar Ramadhan, S.Kom. Jovial Juta Rahmanda, S.Kom. Andy Hartanto, S.Kom. Fergie Anggriawan Adhitya, S.Kom. Handy Dwi Prasetya, S.Kom. Abdul Kholiq Hasan, S.Kom. Diwi Ariana, S.Kom. Saiful, S.Kom. Chandra Hery Pratama Putra, S.Kom. Yudhawan Agam Zulvikar, S.Kom. Raka Radityo, S.Kom. Dwi Cahyo Putra, S.Kom. Willi Saputro, S.Kom. Fariz Maulana Akhfan, S.Kom. Ahmad Sirojul Miftakh, S.Kom. Bayu Indra Wicaksono, S.Kom. Muhammad Alwi, S.Kom. Candra Asus Umbar Wahono, S.Kom. Febrian Rizky Ramadhan, S.Kom. Miftah Sururi Arditia, S.Kom. Dania Rahmanita, S.Kom. Afrizal Balda Hiramadhan, S.Kom. Mohammad Khairul Masduqi, S.Kom. Alfira Rizky, S.Kom. Muhamad Andi Al-Rizki, S.Kom. Amir Ibnu Alfian, S.Kom.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Prodi Manajemen Hafidz Razi, S.E. Adie Brata Indra Wijaya, S.E. Rofia Tamher, S.E. Fajar Nugroho, S.E. Dani Irawan, S.E. Ongki Dwi Cahyono, S.E. Muhamad Ihsan, S.E. Atra Ramadhan Putra Pradana, S.E. Choliq Aziz Setyawan, S.E. Maya Ayunan Sari Wowiling, S.E. Muh. Akbar, S.E. Fandi Fuad Hasyim, S.E. Anifah Choirun Niswatin, S.E. Rifqi Kuswanda, S.E. Hasbi Whinarsya, S.E. Jevi Dwi Pantoro, S.E. Yudhiyanti Muji Lestari, S.E. Zul Fahri Yusuf, S.E. Mutiara Juniartha, S.E. Achmad Reonaldo Rafsanjani, S.E. Radwitya Febrian, S.E. Arif Hajar Pahlevi, S.E. Brillian Iman Tata Wardoyo, S.E. Vika Yanistarina Hapsari, S.E. Luqman Zhuhril Fathony, S.E. Muhammad Thoriq Aziz, S.E. Moh. Hadiyanto, S.E. Rita Agustina, S.E. Candra Fajar Hidayat, S.E. Riki Wibowo, S.E. Gayuh Sucitra, S.E. Azaria Rispandita, S.E. Yulia Nuril Hamidah, S.E. Deny Setiawan, S.E. Rizky Hendra Saputra, S.E. Ahmad Samsudin, S.E. Agustin Framudita Rekasari, S.E. Rusmin, S.E. Agus, S.E. Riztya Mentari Ramadhani, S.E. Mohammad Zaki Ardiyanto, S.E. Ahmad Faris Royhan, S.E. Yuanita Sekararum, S.E. Amalia Reva Alviska, S.E. Yusuf Hary Utama, S.E. Purnashafryan Agus Nain Tri, S.E. Bishri Musthofa, S.E. Eko Wahyu Nurvianto, S.E. Rico Prisfanto, S.E. Achmad Luhur Megananda, S.E. Trio Yuda Dimyati, S.E. Indri Tri Astini, S.E. Gege Gani Satya Putra, S.E. Nova Surya Afandi, S.E. Novan Fajar Maulana, S.E. Jockey Bahrul Ilmi, S.E. Didi Ardiansyah, S.E. Nurotul Sofi Anisyaful Laila, S.E. Widya Primastuti, S.E. Khanomi Maulida Pangesti, S.E. Puspaningrum Ardiningtyas, S.E. Nila Rusita, S.E. Latifah Fitriyani, S.E. Sri Wulandari Atiftin, S.E. Deby Eko Saputro, S.E. Vivin Muarifah, S.E. Amalia Ferdiantini, S.E. Ariffa Tio Hanggita, S.E. Faridur Rahman, S.E. Fitri Ayu Meriana, S.E. Elma Husna Amalia Rosyidah, S.E. Haidar Nabhan, S.E. Kiswara Marta Dinata Diyah Ayu, S.E. Rika Norrahmawati, S.E. Nissaul Firdausi, S.E. Damar Suryo Bowo, S.E. Nensiana Putri Iswandi, S.E. Dea Elma Almira, S.E. Zeni Efianti, S.E. Devina Indriani, S.E. Raidah Indriani Oktavia, S.E. Wilda Farisa Safitri, S.E. Welly Bachtria Nugroho, S.E. Sony Dwi Prasetiyo, S.E. Dian Mega Puspitasari, S.E. Ekie Lutfiani Putri Hardiyati, S.E. Hendra Widiantoro, S.E. Alfi Mufidah, S.E. Erry Susanti, S.E. Risa Anggraini, S.E. Lina Nofelasari, S.E. Dian Ni’matul Hasanah, S.E. Muhamad Iqbal Baihaqi, S.E. Hanif Ananto Wibowo, S.E. Prayogi Abd. Jalil, S.E. Mardiana, S.E. Alif Nur Wijayanti, S.E. Bertha Dinda Puspita, S.E. Karina Agustin, S.E. Moh. Wasil, S.E. Desy Ari Sulistyo, S.E. Mohammad Shochibul Abdul Gani, S.E. Muhammad Afrizal Isnain Sulistyanto, S.E. Riris Yuliasari, S.E. Ayu Lestari, S.E. Muhammad Rizky Nopeyandi, S.E. Nofi Irawati, S.E. Lenita Sastika Wati, S.E. Anggika Aulia Fitri Yenissa, S.E. Kartika Dwi Prasetyo Wati, S.E. Sandy Meidias, S.E. Septian Nanda Fremara, S.E. Reisa Elma Amellia, S.E. Wendy Devitasari, S.E. Alifia Mahendra Putri, S.E. Addina Dira Larasati, S.E. Ulfa Puspitasari, S.E. Tri Nur Aini, S.E. Slamet Liana Rahmasari, S.E.

Viki Fatimah, S.E. Ari Putri Soleha Kusumasari, S.E. Mayang Putri Lengganis, S.E. Ainur Rofik, S.E.

Prodi Akuntansi Adi Surahman, S.E. Edi Saputro, S.E. M. Noor Hidayatullah, S.E. Yulia Cintia Putri, S.E. Oky Raras Pratiwi, S.E. Umi Muthoharoh, S.E. Trifany Nurfajid, S.E. Megi Citra Prinawan, S.E. Mochammad Rachmadani Harramain, S.E. Wawang Setiaji Pamungkas, S.E. Fikri Al Achmad Lamdu, S.E. Pujo Semedi, S.E. Tria Puspita Lani Diana, S.E. Devi Ilmiyah, S.E. Moch. Arif Nafik, S.E. Andri Nugro Laksono, S.E. Alfisahrin, S.E. Novandi Ari Siswanto, S.E. Reksa Bhakti Gandy Kuntoro, S.E. Fredianto Dwi Cahyono, S.E. Febriyan Masita Dewi, S.E. Lutfi Amaludin, S.E. Rian Aditya, S.E. Irmawan Ahmad Karim, S.E. Ach. Yusri, S.E. Ella Amalia Maharani, S.E. Nur Soleha, S.E. Sigit Pramono, S.E. Lilis Ernawati, S.E. Hasbi Shiddiq, S.E. Ahmad Aditya El Prima, S.E. Muhammad Rifqi Isfandi, S.E. Surya Rasmi Prabha Suhita, S.E. Hermanto, S.E. Desy Retma Sawitri, S.E. Siti Jainab, S.E. Raafika Dewi Rizqi Diretno, S.E. Ahmad Kamal Jauhari, S.E. Nor Afni Rachmadaniati, S.E. Sri Hartina, S.E. Fadel Ahmad, S.E. Ajeng Nawang Palupi, S.E. Venna Putri Dewa Yani, S.E. Lolla Maylana Santia Wilda, S.E. Fitria Ramadhani, S.E. Aditya Khairulsani, S.E. Eyla Erisnia, S.E. Renny Wulandari, S.E. Sri Ayu Kurniawati, S.E. Alvian Zulfikar, S.E. Linda Arianti Kristianto, S.E. Irda Yul Ceisar Roselina, S.E. Maulidia Zuliani, S.E. Lia Indah Diana, S.E. Nur Annisa Waris, S.E. Nur Alfyanita Bonggie, S.E. Anggi Dwi Septian, S.E. Viny Dewinta, S.E. Aprilian Kusuma Ningrum, S.E. Fildatul Fuadiyah, S.E. Nur Alfiyah, S.E. Alviana Dewi Insani, S.E. Mohammad Fahmi Nurdiansyah, S.E. Indah Enggar Adelia, S.E. Dimas Ari Sundawa, S.E. Elfa Mayasari, S.E. Wahyu Ira Fadila, S.E. Helmin Nur Aseptasari, S.E. Reysa Nawal Estifani, S.E. Rita Desi Putri Jayanti, S.E. Shofiyatul Munawaroh, S.E. Lia Indrawati, S.E. Nikmatul Janah, S.E. Anggistya Sari Dewi Rantani, S.E. Laras Murdaningrum, S.E. Yusuf Mangkusuryo, S.E. Muhammad Failasuf Gaury, S.E. Karlina Tri Damayanti, S.E. Yulia Mailindah, S.E. Aditya Bagas Pradana, S.E. Andika Wahyu Saputra, S.E. Firman Nurdiansyah, S.E. Desti Eka Prianti, S.E. Karina Ismurossa, S.E. Thoriq Arum Natanatur, S.E. Luvina Rahmadiana, S.E. Retna Dewi Wulansari, S.E. Yunita Candra Dewi, S.E. Anni Faidah, S.E. Nanda Indraswari, S.E. Zahra Dzulhijjah, S.E. Fahrunnisa’ Fahma Zakiyah, S.E. Indra Rahmaning Putri Darmayanti, S.E. Putri Oktarini, S.E. Siti Lutfiyana, S.E. Cahyo Indra Dharmawan, S.E. Bathari Desiliawati, S.E. Ana Afiana, S.E. Amareta Pawilia, S.E. Dita Rahmawati, S.E. Rizki Bintara Wardani, S.E. Sestu Lola Nurfika, S.E. Shofia Pangestika, S.E. Dita Karunia, S.E. Ika Khoiriyah, S.E. Satrio Mas Agung, S.E. Widyaiswara Dyah Hanindha, S.E. M. Fadhil Hidayatulloh, S.E. Samhadi, S.E. Latifah Hanum Maulidiyah, S.E. Binar Shintia Puspa Dini, S.E. Lourienza Arratia Caiesar Harry Oventin, S.E. Guntur Kumar Mubaroq, S.E. Wachidatul Rachma Qoirun N. F. Z., S.E.

2020

RONA WISUDA

Emi Mulyaningtiyas, S.E. Nadya Farah Safitri, S.E. Abd. Muthalib Hasiru, S.E. Riska Rahmasari Octaviani, S.E.

Prodi Ekonomi Pembangunan Isroiyah Ajeng Pratiwi, S.E. Alliyu Ridho, S.E. Fuad Haris, S.E. Haidhir Fitra Afied, S.E. Eko Vidiya Fitrianto, S.E. Sisca Saraswati, S.E. Faisal Ari Prianto, S.E. Bambang Haryanto, S.E. Addin Firmansyah, S.E. Imraatul Aziza, S.E. Ahmad Roziqin, S.E. Miftahul Huda, S.E. Yosa Wijaya Adi Putra, S.E. Yusita Cahyani, S.E. Rio Octa Soeryono, S.E. Ifanina Adistiya, S.E. Priyageng Alhuda, S.E. Imas Laksmi Tyas Pangenggar, S.E. Muhammad Faris Alfanani, S.E. Nurhadi, S.E. Muhammad Faiz Maulana, S.E. Yoga Dwiki Firmansyah, S.E. Ivan Dwi Antoro, S.E. Amin Dwi Ananda, S.E. Saandika Adek Prasatia, S.E. Pradana Bagus Priambodo, S.E. Galih Sandi Ardiawan, S.E. Kharisma Putra Perdana, S.E. Reshitta Yulistya, S.E. Fariz Amrolloh, S.E. Idham Wahyu Diaksa, S.E. Yuda Bagus Santosa, S.E. Nurul Adi, S.E. Nico Kusuma Pambudi, S.E. Muktiyah Kumala, S.E. Dyah Ayu Agustina Merdhikawati, S.E. Risca Yulianasari, S.E. Faridah Oktalia, S.E. Susilowati, S.E. Zuroida Nurul Isnaini, S.E. Muhamad Agung Sutopo, S.E. Noor Andina Indri Yati, S.E. Erfi Cahaya Indah, S.E. Shafar Nuzali, S.E. Amin Dwitasari, S.E. Muhamad Agung Irvai, S.E. Dinda Nur Mulyani, S.E. Danang Priyambodo, S.E. Fery Sutisna Heriawan Sutanto, S.E. Yeni Trisnawati, S.E. Festy Pravitasari, S.E. Indah Kartika Noventi, S.E. Purman Ray Tarsil, S.E. Indah Khoirun Nisa’, S.E. Lia Heldiana, S.E. Aris Syarifudin, S.E. Reza Elifiasari, S.E. Tiara Inggar Sari, S.E. Yanti Lia Lisnawati, S.E. Mufatisatul Hakimah, S.E. Erny Johan, S.E. Rhizal Bagus Setiawan, S.E. Ihya Ulumuddin, S.E. Fira Firdaus Fadly, S.E. Ulfa Nurul Khoiriyah, S.E. Nur Annisya’, S.E. Dyah Ratna Fitria Ningrum, S.E. Rokhishotus Silvia, S.E. Bayu Aji Laksono, S.E. Norman Sasono, S.E. Indriasih Rohani, S.E. Hendi Nur Andrianto, S.E. Onny Widyana Putri, S.E. Hanif Purbantara, S.E. Rani Suko Wahyuni, S.E. Agus Suwaginda, S.E. Ali Yasidal Bustomi, S.E. Marizca Tiara Aprilia, S.E. Indah Nur Fitriani, S.E. Indra Lesmana, S.E. Zainul Arifin, S.E. Moch. Arif Dausin Nazula Achadin, S.E. Muhammad Ravi Fachrudin, S.E. Ganar Dipta Ramdhana, S.E. Fanda Ayu Puspita, S.E. Muhammad Fajar Ghofari, S.E. Yogi Setiawan, S.E. Febryan Machendra, S.E. Siti Rahmah Sari, S.E. FAKULTAS

PERTANIAN DAN PETERNAKAN

Prodi Agroteknologi Al Hidayat, S.P. Rusli, S.P. Riko Rianata Wira Putra, S.P. Dinni Ela Mei Fatmala, S.P. Darmansyah, S.P. Ardo Ilham Doni Baskoro, S.P. Agus Anang Maulana, S.P. Sapriansyah, S.P. Ratna Dwi Meidita, S.P. Dinar Novellia Aisyah, S.P. Muhammad Salman Alfarisi Afaris Putra, S.P. Adi Purnama, S.P. Istiqomah Nisak, S.P. Cahyo Setyono, S.P. Almas Adlina Adini, S.P. Imroatus Sa’adah, S.P. Lailatul Muawanah, S.P. Sunandar, S.P. Lambang Eko Mantep Wayuono, S.P. Rizka Nurfitriani, S.P. Rubiati, S.P.

Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan Hariadi, S.TP. Izza Amar, S.TP. Yuliani Dwi Choirunnisa’, S.TP. Mutia Fajriyah Amri, S.TP. Annisa Dyah Pusparini, S.TP. Dwiki Reynaldi, S.TP. Jupri, S.TP. Rizal Yoyok Setyo Widodo, S.TP. Citra Solikhatun Nisa, S.TP. Vina Alfi Rohmah, S.TP. Septiana Tri Wulandari, S.TP. Devi Meilan, S.TP. Lathifatuz Zahro’, S.TP. Imaduddin Akbar Habibie, S.TP. Muhammad Husaini, S.TP. Yuliarie Wulandari, S.TP. Nilam Karunia Putri, S.TP. Diana Ayu Ningrum, S.TP. Yovy Ermawati, S.TP. Ni’matus Sholihah, S.TP. Dhera Yoga Jelita, S.TP. Deni Puji Utari, S.TP. Binti Isnaini Maisaroh, S.TP. Desinta Tri Pungki Trisnawati, S.TP. Nur Zhasela Rachmawati, S.TP. Herlinda Friska Ayu Tantia, S.TP. Shinta Miema Maulani, S.TP. Alvianty Novitasari, S.TP.

Prodi Kehutanan Muhamad Nugroho Trihardono, S.Hut. Eren Subhan Insani, S.Hut. Yasid Bastomi, S.Hut. Gilang Haryo Sambodo, S.Hut. Rusli Niftar Faris Reasa, S.Hut. Zulianto Hadi Widodo, S.Hut. Ermia Darmiati, S.Hut. Nurgayah, S.Hut. Salestianus Mensianus Ana Mesa, S.Hut. Afrizal Yogi Syahputra, S.Hut. Cahya Fadhila Marfiana, S.Hut.

Prodi Peternakan Alfa Yudha Satria, S.Pt. Eko Budi Waskito, S.Pt. Novian Rizkianto, S.Pt. Ihwan Nur Cholis, S.Pt. Khoirul Muslimin, S.Pt. Ilfil Laili Fitria, S.Pt. Rizki Sholikhuddin, S.Pt. Yovi Alwi Soedarsono, S.Pt. Melani, S.Pt. Khoirul Annas, S.Pt. Nanda Setya Pratica, S.Pt. Dadang Aritama, S.Pt. Wisnu Teo Prasannen, S.Pt.a Rizqi Thoyyibi Akbar, S.Pt. Muhammad Ganreva, S.Pt. Yunan Alghifari, S.Pt. Nana Nur Jannah, S.Pt. Hasannuddin, S.Pt. Wahyu Priambodo, S.Pt. Andi Arti Maulidiyah Nurkhasanah, S.Pt. Moh. Ihsan Zain, S.Pt. Lutfatul Amna, S.Pt. Dwi Prasetiyo, S.Pt. Tatag Purnomoaji, S.Pt. Rasid Sidik Abimanyu Nugroho, S.Pt. Khoerul Anam, S.Pt. Ainul Yaqin, S.Pt. Asep Sumarna, S.Pt. Rinanto, S.Pt. Rizki Fatkur Rohman, S.Pt. Mistini, S.Pt. Dhimas Satrio W., S.Pt. Prodi Budidaya Perairan Yusuf Novianto, S.Pi. Aseshena Tuhfat Tuhana Kailuhu, S.Pi. Guntur Ferdian Dwi Sasongko, S.Pi. Muhamad Kelana, S.Pi. Wahyu Ramadhan Saputro, S.Pi. Akhmad Nurul Iskandar, S.Pi. Hasanuddin, S.Pi. Angwyn Ega Prahadi, S.Pi. Gladysha Noveranny Putri, S.Pi. Mega Putri Samudra, S.Pi. Umi Qoni’aturrohmah, S.Pi. Adil Prastiyo, S.Pi. Milzam Kazaruni Rabathi, S.Pi. Prodi Agribisnis Akhmad Bahrudin, S.P. Wiendy Rakhmad Rahadi, S.P. Bayu Eka Darmawan, S.P. Alun Dwi Wahyu Saputra, S.P. Andrean Kusuma Wardana, S.P. Jefri Setiawan, S.P. Fifit Tria Monica, S.P. Dian Ratnasari, S.P. Arif Saifudin, S.P. Alif Galuh Permata Dhesa, S.P. Ovrillia Parditha, S.P. Yuni Mahmudah, S.P. Angga Septa Vandita, S.P. Ilham Adhadi Santosa, S.P. Qurrotul Husainiyyah, S.P. Septiani Sukmawati Sutanto, S.P. Dilan Arta, S.P. Bahrul Rozak Prayogi, S.P. M. Mukhti Rizal Riswanda, S.P. Laelatul Fitriya, S.P. Chrizando Dwiki Diputra, S.P. Ferinda Ali’ul Khasanah, S.P. Candra Dita Pradana, S.P. Desy Risa Amalia, S.P. Lukis Rizal, S.P. M. Fahmi Ardiansyah, S.P. Rendy Akbar Amiry, S.P. Romiz Fahri, S.P. Aninda Putri Nurhayati S., S.P. Mayda Nur Afrita Siswandari, S.P. Devinta Agustina Setyawati, S.P.

Muhammad Koyyim, S.P. Dina Indah Yanti, S.P. Khoirun Nisa’, S.P.

FAKULTAS PSIKOLOGI

Prodi Psikologi Novi Handayani, S.Psi. Septian Dwi Pradhipta, S.Psi. Pratiwi Canggih Rahmawati, S.Psi. Muhammad Sufyan Suri, S.Psi. Janice Omar Javier, S.Psi. Yuhicha Wita Maraba, S.Psi. Egi Prayogo, S.Psi. Himatun Nisa, S.Psi. Widhiawan Kurnia Bhakti, S.Psi. Rosando Pratama, S.Psi. Rizki Dian Dwi Cahyo, S.Psi. Ekik Pranadia Syaputra, S.Psi. Gally Setia, S.Psi. Febrianti Yovitaningtyas, S.Psi. Baskoro Adi Saputro, S.Psi. Rafitrian Jaya Saputra, S.Psi. Muhamad Amin Syukron, S.Psi. Anita Luftia Sari, S.Psi. Novita Amir, S.Psi. Beny Setiyo Nugroho, S.Psi. Muhammad Azwan, S.Psi. Muhammad Chaidir Ali, S.Psi. Hidayat, S.Psi. Ismoyo Umbul Raharjo, S.Psi. Lintang Aulia Utami, S.Psi. Baiq Sopia Iswari Azizah, S.Psi. Sartika Zainal, S.Psi. Indah Sulistina Subama, S.Psi. Thian Septhian Anugrah, S.Psi. Reyza Hamidi, S.Psi. Jainal Ilmi, S.Psi. Nurul Amaliyah, S.Psi. Hayu Fatwaning Saputri, S.Psi. Prastika Sarah Hartianti, S.Psi. Sukarmi, S.Psi. Nurul Fadhilah, S.Psi. Yolanda Widya Pratami, S.Psi. Nurdini Rafika, S.Psi. Ade Asrina Rivai, S.Psi. Adhelia Putri Permanasari, S.Psi. Siti Rezeki Emelia, S.Psi. Isnaini Zakiyyah Arofa, S.Psi. Annisatul Izzah, S.Psi. Agung Trisno Nugroho, S.Psi. Dina Mutiara Tasib, S.Psi. Aldan Zeno Damara, S.Psi. Nur Lailatul Khasanah, S.Psi. Primasti Wardani, S.Psi. Rindana Sri Widyo Astuty Purbantoro, S.Psi. Rullita Aristya Mintarsih, S.Psi. Nurul Khasanah, S.Psi. Nida Masrurah, S.Psi. Najma Muhdi Alhadar, S.Psi. Bela Sofia Putri, S.Psi. Hayatun Nissa Kusumawardani, S.Psi. Wiendy Tri Andriani, S.Psi. Jasmine Rembulana Rizkinannisa, S.Psi. Ainun Rachmawati, S.Psi. Sharfina Nurul Anggraini, S.Psi. Dinar Punkky Setiyawan, S.Psi. Nadia, S.Psi. Dyah Rosyidana Fatmarosari, S.Psi. Afida Rusyanti, S.Psi. Mochamad Anssir Subkhan Atmalela, S.Psi. Miftakhul Baihaqqi, S.Psi. Aldila Galuh Agusta, S.Psi. Candra Hedi Wardoyo, S.Psi. Dwi Nurcahyanti, S.Psi. Venty Yulia Nirmalasari, S.Psi. Danirmala Kawuryan, S.Psi. Gita Mirna Fibriyani, S.Psi. Leni Winnaiseh, S.Psi. Dela Vita Ramadani, S.Psi. Diah Tri Nugraheni, S.Psi. Rizki Riadhatul Jannah, S.Psi. Tara Amanda Saphyra, S.Psi. Alvian Teddy Trisna Saputra, S.Psi. Ela Meisha, S.Psi. Sandy Andika Akbar, S.Psi. Eggy Nararya Narendra Widi, S.Psi. Maghfiroha Cinta Findarto, S.Psi. Krisna Hayuning Fadlilah, S.Psi. Nafia Kusuma Indrayati, S.Psi. Dwi Rusmaini, S.Psi. Sely Suryaningtyas K, S.Psi..

Vilia Evin Wulandari, S.Psi. Isnatul Chasanah, S.Psi. Ely Triyuliandika, S.Psi. Intan Rachmawati, S.Psi. Anita Hani Christina, S.Psi. Muhammad Adnan Mubarak, S.Psi. Devika Sumar Nindya Murni, S.Psi. Qonita Rohmah, S.Psi. Aisiyah Sri Handayani, S.Psi. FAKULTAS ILMU KESEHATAN

Prodi Ilmu Keperawatan Imam Syafiih, S.Kep. Citra Shintia Devi, S.Kep. Toriq Azis, S.Kep. Dapit Riau Malaka, S.Kep. Abdollah, S.Kep. Ismail Umar, S.Kep. Eko Ferry Darmawan, S.Kep. Risa Febri Alfianti, S.Kep. Yullaifung Angga Putra Rusadi, S.Kep. Raden Bagus Ardiyan Surya Putra Bharata, S.Kep. Abdurrochman Syarief, S.Kep. Ika Fitrianingsih, S.Kep. Galuh Yan Pradibta, S.Kep. Didik Wahyudin, S.Kep. Nining Nurhayati, S.Kep. Ushy Ainiz Zuhriyah, S.Kep. Ita Noviyanti SR, S.Kep. Rizky Yuniar Septi Ambarwati, S.Kep. Moh. Fu’ad Mas’ud, S.Kep.

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017 Septiana Margaretta, S.Kep. Rayfiska Rahayu, S.Kep. Dea Mayella Putri Sutikno, S.Kep. Inten Manis Januarum, S.Kep. Laurintia Bulan Purmilasari, S.Kep. Ariyani Rohmana, S.Kep. Novianti Putri Utami, S.Kep. Wahyuning Suci Apriliyanti, S.Kep. Muhammad Ridzki Pratama, S.Kep. Nurul Aziza, S.Kep. Ahmad Toriq Fatwa Prinata, S.Kep. Achmad Mudhofir, S.Kep. Siti Nadifatul Munawaroh, S.Kep. Nadya Resiana Novianty, S.Kep. Maghfeyra Firda Ahsanti, S.Kep. Weni Styoningrum, S.Kep. Aisrah Mira Mukadar, S.Kep. Insani Tegar Belahaq, S.Kep. Moh. Sarifudin S. Auna, S.Kep. Ukhti Nurhasanah, S.Kep. Fadilla Rakhmawati, S.Kep. Diah Ayu Wulandari, S.Kep. Lailatul Khosi’ah, S.Kep. Musdalifah, S.Kep. Muhammad Ridwan, S.Kep. Ika Filana Saidatun Nisa’, S.Kep. Andry Arung Setiawan, S.Kep. Rakhmad Fadholi Hudaya, S.Kep. Imelda Sulfia Agustin, S.Kep. Linda Astutik, S.Kep. Aistria Mokoagow, S.Kep. Siti Nafisah, S.Kep. Didik Prasetyo Suli, S.Kep.

Prodi Farmasi Febrina Dini Sarawati, S.Farm.

Desi Aprilia Akma Harjan, S.Farm.

Lailis Naini Halifah, S.Farm.

Arwiansyah Oksilvia Annisa, S.Farm.

Aminatul Mukhlisah, S.Farm.

Dessyatul Kholifah, S.Farm.

Zellyaturrahma, S.Farm.

Nur Rohmawati, S.Farm.

Fenny Yuniharto, S.Farm.

Esti Listiani Ayuningtyas, S.Farm.

Okte Nur Azhizhah, S.Farm.

Hendro Trilaksono, S.Farm.

Nor Halidah, S.Farm.

Arinta Agil Fransiska, S.Farm.

Hawa Filmandzara, S.Farm.

Fathimatuz Zahroh, S.Farm.

Miftakhul Fajrin Ardinia, S.Farm.

Vina Salviana, S.Farm.

Laila Widadatul Amalia, S.Farm.

Rahmatika Fitria, S.Farm.

Zaenab Qubra, S.Farm.

Faranita Churul Aini, S.Farm.

Adistasya Satria Sukoco, S.Farm.

Neli Silvia Ningrum, S.Farm.

Putri Sari Astuti, S.Farm.

Helma Nadya, S.Farm.

Lita Filzatil Fitri, S.Farm.

Putri Harlina Arubusman, S.Farm.

Lina Amalia, S.Farm.

Rina Ardina Suprapto, S.Farm.

Canthika Anisa Abdullah, S.Farm.

Frestia Nur Anggani, S.Farm.

Yasintha Fadiah, S.Farm.

Andri Apriandi Rachman, S.Farm.

Eka Ismiyanti, S.Farm.

Dina Pitaloka, S.Farm.

Dina Parizqia Permata, S.Farm.

Baiq Wafa Aulia, S.Farm.

Nikmafiyanti Bumulo, S.Farm.

Faizah Amriana, S.Farm.

Rika Desiananda, S.Farm.

Dwi Fuji Lestari, S.Farm.

Cynthia Anggi Pradita, S.Farm.

Dewi Novarina, S.Farm.

Risa Andriani, S.Farm.

Dede Renaldy, S.Farm.

Niswatul Imro’ah, S.Farm.

Rahma Rosalina Widyasari, S.Farm.

Niarisa Rudi Agustiani, S.Farm.

Tri Widia Astuti, S.Farm.

Wiryan Fitrah Adnien Utama, S.Farm.

Nur Afni Fithriyah, S.Farm.

Anis Piari Sri Suhariyati, S.Farm.

Ratna Puspita Sari, S.Farm.

Chairul Isa, S.Farm.

Kasnita, S.Farm.

Nurika Murbarani, S.Farm.

Fitri Linda Rahmawati, S.Farm.

Putri Wulansari, S.Farm.

Lina Fitrianidiah, S.Farm.

Otit Rizky Una, S.Farm.

Tista Ayu Fortuna, S.Farm.

Naniek Dwi Okvitasari, S.Farm.

Isnan Ary Surahman, S.Farm.

Chiko Anggi Sarah, S.Farm.

Anita, S.Farm.

Manggi Karina Ulfah, S.Farm.

Tria Wahyu Irtanti, S.Farm.

Fatmawati Fatimah Syamaun, S.Farm.

Rizka Irmania Devanti, S.Farm.

Deviana Arisandi, S.Farm.

Raisa Fatmala Putri, S.Farm.

Lathifah Muyassaroh, S.Farm.

Raramiyati Fitratunnisah, S.Farm.

Nur Awaliyyah, S.Farm.

Tya Pratiwi, S.Farm.

Andini Ramadani Asmarawati, S.Farm.

Desi Imastuti, S.Farm.

Ridwan Fauzi Setiawan, S.Farm.

Reza Diah Prataningtiyas, S.Farm.

Dinda Irhamna, S.Farm.

Ach. Khairul Hidayat, S.Farm.

Ulifah Yulianti, S.Farm.

Astri Setya Arimbi, S.Farm.

Diah Indah Kumala Sari, S.Farm.

Reni Tania, S.Farm.

Prisca Octavia Putri, S.Farm.

Nur Afifa, S.Farm.

Nicky Pratiwi Yuliayuari, S.Farm.

BESTARI

Elsa Gaotami, S.Farm.

Alvinda Latifatul Nisa, S.Farm.

Baiq Apin Rizki Anjarsari, S.Farm.

Alisha Azizah, S.Farm.

Anik Mukarromah, S.Farm.

Nailul Sabrina, S.Farm.

Zidna Rizki Amalia, S.Farm.

Kurnia Hasanah, S.Farm.

Fadlilatur Rizqi, S.Farm.

Linda Indriani, S.Farm.

Yuni Aziza, S.Farm.

Roessalin Permataningrum, S.Farm.

Rafina Syfridiana, S.Farm.

Diah Indri Cahyani, S.Farm.

Vivi Yuniana Wulandari AS, S.Farm.

Aliyah Nia Fauziah Daud, S.Farm.

Dewi Sukmalini, S.Farm.

Dita Yuliana Fransiska, S.Farm.

Melvy Rosalina Ritansa, S.Farm.

Olivia Afkarina, S.Farm.

Prodi Fisioterapi Risqi Dwi Rachmawati, S.FT. Rima Naziria, S.FT. Rizky Febriyanti, S.FT. Kamarul Arifin, S.FT. Yulisha Eva Oktaviani, S.FT. Afni Widadari Febilia, S.FT. Nurul Ihnawati, S.FT. Rizwar Atiqah Syafitri, S.FT. Ajeng Kusumaning Rahayu, S.FT. Dwi Agung Prasetyo, S.FT. Nikmatur Rosidah, S.FT. Atika Suri, S.FT. Ria Septianingsih, S.FT. Reni Endah Herowati, S.FT. Yosika Septi Mauludina, S.FT. Nanda Ismi Oktaviani Putri, S.FT. Nurul Aini Rahmawati, S.FT. Siti Ainun Ma’rufa, S.FT. Della Andriani Zagita, S.FT.

PROGRAM MAGISTER (S2)

Magister Sosiologi Iman Irawansyah, M.Si. Mashal Hadi, M.Si. Risyaf Kudus Pranasa, M.Si. Madya Putra Yaumil Ahad, M.Si. Wiwin Utari, M.Si. Ananda Wahyu Satria, M.Si. Yuli Khusmacahyadi, M.Si. Haron Sa-Lae, M.Si. Patricius Marianus Botha, M.Si. Awan Setia Dharmawan, M.Si. Mujitahid, M.Si.

Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Anis Maisaroh, M.Pd.

Magister Pendidikan Matematika Hilyatun Nadzifah, M.Pd. Mokhamad Hadi Rahmawan, M.Pd. Dwi Retno Wulan, M.Pd. Imam Saifuddin, M.Pd. Sastrowijoyo, M.Pd. Maya Rumakat, M.Pd. Abdan Matin Ahmad, M.Pd. Fithria Ulfah, M.Pd. Lala Intan Komalasari, M.Pd. Lailatus Sa’ada, M.Pd. Yanti Afrani Dewi, M.Pd. Restu Anjarwati, M.Pd. Lila Puspitasari, M.Pd. Sahat Sihotang, M.Pd. Titis Meriyana Pratiwi, M.Pd. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Ismail Marzuki, M.Pd.

Magister Pendidikan Bahasa Inggris Rokib Nur Ibrahim, M.Pd. Sulis Tia Ningrum, M.Pd. Arimbi Pamungkas, M.Pd. Aulia Azmi, M.Pd. Siti Kholifah, M.Pd. Magister Ilmu Hukum Baharudin, M.H. Pramukhtiko Suryokencono, M.H. Magister Manajemen Siti Nurkholipah, M.M. Andie Hakim, M.M. Ebit N. Rauf, M.M. Muhammad Afrizal Ananta, M.M. Nanok Fitriyadi S. , M.M. Muhammad Syahrun, M.M. Panca Adi Sahadewa, M.M. Mohamad Sultan, M.M. Alvin Arifin, M.M. Hardinanta Irawan, M.M. Magister Agribisnis Yuni Kartika Mayasari, M.Agr. Luhur Aditya Prayudhi, M.Agr. Nonot Widjajanto, M.Agr. Ayun Richana, M.Agr. Sunanto Arifin, M.Agr. Anisa’ul Kamila, M.Agr. Hasrul A. Marsaoly, M.Agr. Cahya Alin Mulyani, M.Agr.

Magister Psikologi Theresia Rahayuningrum, M.Si. Muhammad Munawir, M.Si. Muhammad Amri M. Ishak, M.Si. Eny Siswati, M.Si. Laila Fitria Zuhratul Fadilah, M.Si. Dewy Nurchaifa Pebriany, M.Si. Wahyu Andayati, M.Si.

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Novita Al Muthmainnah, M.Si. Azlina Ayu Nurmeida, M.Si. Desi Tripurwati, M.Si. Annisa Nur Islami, M.Si. Indra Prapto Nugroho, M.Si. Khairi Wardi, M.Si. Vironica Dwi Karina, M.Si. Ribut Lindaning Tyas, M.Si.

Psikologi Profesi Dani Sugiarto, M,Psi. Yanurust Rahma Ivvana, M,Psi. Tri Wahyuning Tyas, M,Psi. Aji Rizki Melati Ariestiria, M,Psi. Muhammad Nur Hidayah, M,Psi.

PROGRAM DOKTOR (S3)

Doktor Pendidikan Agama Islam Dr. Scanif Bin Mokhtar Dr. Mohamad Yusof bin Sa’ad Dr. Abdul Rahim bin Mohd Don

Doktor Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dr. Tutik Sulistyowati

PROFESI Profesi Dokter dr. Teddy Prawiro dr. Lusiana Kusuma Wardani dr. Zulia Pradhita Nilasari dr. Adnan Winantea dr. Yoggie Andang Gunawan dr. Sucria Octaviani dr. Zuhal Afkar Zulkarnain dr. Lustyafa Inassani Alifia dr. Zakiyatud Dunya dr. Lista Dyakso Auliani dr. Areza Eka Permana

Permasalahan Keluarga dan Kuliah, Aku harus Bagaimana?

Pendidikan Profesi Ners Samawi Saputra, Ns. Fera Firdausy, Ns. Laila Imia Safitri, Ns. Benny Anggara, Ns. Rendi Leoremawan, Ns. Restu Bayu Nasrulah, Ns. Pratomo Abdulloh, Ns.

Daftar Wisudawan Terbaik Tingkat Fakultas Universitas Muhammadiyah Malang Periode III Tahun 2017 Nama

Prodi

Program Pendidikan Vokasi (D-3)

IPK

FEB

Dewi Purnama Aprilia, A.Md.

Keuangan dan Perbankan

3,86

FAI

Syarifah Isnaini, S.H.

Ahwal Al-Syakhsyiyyah

3,97

Nabila Firdausiyah, S.Ikom.

Ilmu Komunikasi

3,93

FKIP

FISIP FH FT

FEB FPP

Fapsi

FIKES

Program Pendidikan Sarjana (S-1)

Nindi Rizki Tantya Anggraeni, S.Pd Muda Tri Saputra, S.H. Gilang Yandeza, S.T.

Slamet Liana Rahmasari, S.E. Dwi Prasetiyo, S.Pt.

Gita Mirna Fibriyani, S.Psi. Rafina Syfridiana, S.Farm

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Ilmu Hukum

Teknik Industri

3,95 3,92 3,92

Manajemen

3,92

Psikologi

3,90

Peternakan

3,97

Farmasi

Program Pendidikan Magister (S-2)

Haron Sa-Lae, M.Si.

21

KONSULTASI

Magister Sosiologi

3,77 3,81

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Perkenalkan nama saya BR, saat ini sedang menempuh semester IX dan menjalankan skripsi serta beberapa mata kuliah lainnya. Saat ini saya bingung karena kedua orang tua saya sering bertengkar hebat dan ingin bercerai. Hal itu membuat saya terpukul, terlebih saya memiliki tiga orang adik.

Saya sangat memikirkan kondisi adik-adik saya di rumah yang masih duduk di bangku sekolah.

Setiap kali saya menanyakan kondisi rumah, ibu saya selalu ber­cerita permasalahannya dan sebagai anak yang baik saya selalu mendengarkan meskipun saya sendiri juga ingin didengarkan. Setiap per­ masalahan, saya berusaha untuk selalu menutupinya agar tidak membebani kedua orang tua saya.

Saya ingin sekali bekerja untuk menambah pemasukan, namun di sisi lain saya merasa tidak mampu me­lakukannya karena tidak tahu harus bekerja apa. Selain itu, saya juga merasa khawatir terganggunya kuliah saya. Tetapi me­lanjutkan kuliah pun saya merasa sudah tidak ada motivasi lagi karena sudah merasa jenuh.

Saya ingin seperti diri saya yang dahulu, ceria, mudah bergaul, dan gesit dalam mengambil ke­ putusan. Walaupun saya sering ber­hura-hura, menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Saya sangat menyesali apa yang telah saya lakukan di masa lalu sehingga saya ingin berubah. Saya ingin mem­bahagiakan orang tua saya dan kalau bisa membuat mereka agar tidak bercerai. Saya juga ingin memastikan adik-adik saya tetap terpenuhi perhatiannya dan tumbuh menjadi anak-anak yang bahagia. Saya ingin berubah dan melakukan sesuatu tetapi tidak tahu memulainya darimana.

Begitulah permasalahan yang saya hadapi, terima kasih.

bisa membesarkan seorang anak lainnya. Berikan per­hatian dengan kata-kata penyemangat, atau meluangkan waktu dan melakukan pekerjaan rumah bersama-sama agar adik-adik saudara teralihkan dari perasaan sedih. Jangan terlalu ber­­lebihan menganggap bahwa adik-adik saudara adalah tanggung jawab saudara se­penuhnya. Jika ini berlebihan justru saudara malah memberikan ke­­biasaan buruk kepada kedua orang tua saudara yang membuat mereka lupa dengan kewajibannya sebagai orang tua.

Hal terpenting lainnya, bila bekerja sambil kuliah terlalu be­ risiko, maka tunda hal tersebut.

Sebaiknya, selesaikan studi secepat mungkin dan bergaul lah dengan banyak orang agar link saudara semakin luas. Mulailah dengan setiap harinya mensyukuri hal-hal kecil yang terjadi dalam kehidupan saudara, sehingga membentuk perilaku positif. Teruslah berani untuk melakukan sesuatu daripada berhenti dengan kekahwatiran yang belum tentu terjadi di masa depan, terima kasih.

Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Terima kasih pada saudara BR, permasalahan keluarga juga sering dihadapi oleh mahasiswa

lainnya, sehingga saudara BR bukanlah satu-satunya yang sedang menghadapi persoalan yang pelik seperti ini. Siapapun pasti ingin memiliki keluarga yang utuh, sejahtera, dan bahagia. Pasti sangat tidak mengenakkan sekali ketika kita harus melihat kedua orang tua bertengkar. Namun ber­ untung sekali saudara BR bisa me­nyadari untuk segera berubah dan mengendalikan diri agar tidak semakin berlarut dengan masalah.

Hal tersebut menunjukkan bahwa saudara telah melakukan sesuatu yang sering menjadi pertanyaan saudara. Hal ini sangat sederhana, tetapi saudara harus meng­ apresiasinya karena tidak semua orang ingin membagi masalahnya dengan orang yang dipercayainya.

Saudara sedang berada dalam ke­­kecewaan dan kesedihan yang cukup besar sehingga berdampak pada motivasi untuk melakukan aktivitas-aktivitas produktif.

Sebagai seorang anak, perlunya untuk menceritakan kondisi yang se­­sungguhnya kepada orang tua, karena mereka memiliki kewajiban me­rawat dan me­ngasihi anaknya. Semakin saudara me­ nutupi permasalahan, mereka akan terus menganggap saudara dalam kondisi ‘baik-baik saja’.

Perlu saudara ingat kembali bahwa seorang anak tidak mungkin

oleh hakim atas permintaan pihak yang meminta pembatalan.

Kesepakatan dalam perjanjian merupakan perwujudan dari kehendak dua atau lebih pihak dalam perjanjian mengenai apa yang mereka kehendaki untuk di­laksanakan.

Pada dasarnya sebelum para pihak sampai pada kesepakatan mengenai hal-hal tersebut, maka salah satu atau lebih pihak dalam perjanjian akan menyampaikan dahulu suatu bentuk pernyataan mengenai apa yang dikehendaki oleh pihak tersebut dengan segala macam persyaratan yang mungkin dan di perkenankan oleh hukum untuk disepakati oleh para pihak.

Syarat batal suatu perjanjian di­ atur dalam Pasal 1266 KUHPerdata yaitu syarat batal dianggap selalu dicantumkan dalam persetujuan timbal balik. Jika syarat batal tidak dinyatakan dalam persetujuan, maka Hakim dengan melihat ke­ adaan, atas permintaan tergugat, leluasa memberikan suatu jangka waktu untuk memenuhi kewajiban, jangka waktu itu tidak boleh lebih

dan satu bulan.

Kesimpulan dari pasal tersebut adalah syarat suatu perjanjian dibatalkan oleh salah satu pihak adalah perjanjian harus timbal balik, terdapat wanprestasi, dan pembatalannya harus dimintakan kepada hakim. Jika pembatalan yang dilakukan tidak memenuhi syarat-syarat tersebut, maka dapat dikatakan perbuatan pembatalan tersebut melanggar hukum (1266 KUHPerdata).

Selain itu, pertimbangan lain dilihat dari alasan pembatalan per­ janjian, jika pembatalan tersebut menggunakan posisi dominannya untuk memanfaatkan posisi lemah (keadaan merugikan) pada pihak lawan, maka hal tersebut termasuk dalam perbuatan melawan hukum, karena merugikan pihak lawan, se­ hingga bukan wanprestasi, namun lebih ke arah melanggar kewajiban hukumnya untuk beritikad baik dalam perjanjian.

Kembali ke permasalahan, ketika saudara melakukan transaksi jual beli, membuat surat per­janjian jual beli yang syarat-

syaratnya telah memenuhi pasal 1320 KUHPerdata, maka surat per­ janjian tersebut mengikat kedua belah pihak. Perjanjian jual beli dapat dibatalkan jika memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam pasal 1266 KUHPerdata.

Pihak yang keberatan dengan pembatalan tersebut, dapat menggugat melalui Pengadilan Negeri, jika gugatannya diterima ada konsekuensi diterima oleh pihak yang membatalkan perjanjian tersebut. Ketika terjadi transaksi jual beli tersebut, maka status kepemilikan mobil secara hukum sudah milik pembeli. Jika ingin membatalkan perjanjian tersebut, maka harus mendapat persetujuan keduabelah pihak.

Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.

Tim UPT BK Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM Penanggung jawab : Muhammad Shohib, M.Si. konseling_bk@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 180

Hukum Pembatalan Jual-Beli Mobil secara Sepihak Assalamualaikum, Wr. Wb Saya ingin bertanya mengenai status hukum jual beli mobil yang saya lakukan. Pada tahun 2017, saya menjual mobil kepada teman saya seharga 90 juta.

Pembeli membayar uang muka sebesar 60 juta. Kami membuat surat perjanjian jual beli yang telah disepakati yaitu mobil kami serahkan kepada pembeli tetapi BPKB masih saya pegang, serta sisa pembayaran uang muka tersebut akan dibayarkan lima bulan setelah dibuat perjanjian jual beli. Pada bulan kedua, pembeli berencana membatalkan perjanjian jual beli tersebut dan meminta uang muka dikembalikan dikarenakan dia merasa harga mobil terlalu mahal, bagaimana status hukum jika pembeli melakukan pembatalan sepihak? terima kasih.

Waalaikumsalam Wr. Wb Membaca dari pertanyaan saudara, dalam pasal 1320 KUHPerdata dijelaskan tentang syarat sah suatu perjanjian yaitu (1) adanya kesepakatan

kedua belah pihak mengenai hal-hal pokok dalam kontrak.

(2) Kecakapan untuk melakukan perbuatan hukum yaitu orang yang sudah dewasa dan sehat pikirannya.

Ketentuan dewasa menurut KUHPerdata, yaitu 21 tahun bagi laki-laki, dan 19 tahun bagi wanita.

(3) Adanya obyek, sesuatu yang di­perjanjikan haruslah suatu hal atau barang yang cukup jelas. (4) Adanya kausa yang halal, pasal 1335 KUHPerdata, suatu perjanjian yang tidak memakai suatu sebab yang halal, atau terlarang tidak mempunyai kekuatan hukum.

Syarat angka 1 dan 2 adalah syarat subyektif, sedangkan syarat angka 3 dan 4 adalah syarat obyektif. Jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat subjektif, maka perjanjian dapat dibatalkan. Jika suatu perjanjian tidak memenuhi syarat objektif, maka perjanjian tersebut batal demi hukum.

Batal demi hukum, artinya dari semula dianggap tidak pernah ada dilahirkan perjanjian tersebut.

Perjanjian tetap mengikat kedua belah pihak selama tidak dibatalkan

Tim UPT BKBH Jika pembaca menghadapi kasus hukum, bisa berkonsultasi dengan datang ke Kantor BKBH. Masjid AR Fachruddin Lt. I Kampus III UMM bkbh_unmuh@yahoo.com Telp : 0341-464318 ext 193

22

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

OPINI

BESTARI

Nasionalisme Kita Diuji Anak Indonesia, Darurat Moral

Keberhasilan pendidikan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh melimpah ruahnya SDA, tetapi sangat ditentukan oleh kualitas SDM, terutama sumber daya manusia yang berkarakter luhur. Ramainya kasus kerusakan moral anak yang terjadi belakangan ini, menjadi bahan evaluasi semua pihak. Gaya hidup dan moral tidak sesuai dengan Pancasila, sehingga semua pihak perlu memberikan dedikasi bagi generasi penerus bangsa.

Pada tanggal 14/08 lalu, masyarakat maya dihebohkan dengan video viral demonstrasi yang mengandung ancaman terhadap jiwa menteri.

Kasus yang diusung oleh demonstran adalah penentangan terhadap Full Day School (FDS), diketahui bersama bahwa demo sejatinya bukanlah cara tepat dalam penuntasan masalah, terlebih lagi pelaku demo adalah dari kalangan anak-anak yang dilakukan di ruang publik. Bisa dibayangkan bersama unjuk rasa tersebut dampaknya sangat luas karena terekam video yang bisa disaksikan siapa saja, termasuk anak-anak dan masyarakat dunia.

Unjuk rasa itu sangat disesalkan banyak pihak, mengingat ada ujaran kekerasan berupa ‘’bunuh, bunuh menterinya, bunuh menterinya sekarang juga,’’. Hal itu tak akan terjadi jika masyarakat yang kontra dengan kebijakan Permendikbud 23/2017 tentang hari sekolah, senantiasa mengedepankan nalar sehat dan tak serta merta diaduk dengan kepentingan politik.

Gagasan FDS sepintas diresahkan sejumlah kalangan karena terkesan melemahkan interaksi antara anak dengan orang tua, namun kenyataan yang tak terbantahkan juga, kesibukan orang tua yang bekerja seharian penuh, akan berdampak pada kurangnya pengawasan terhadap anak sehingga munculah penyimpangan di luar sekolah, seperti tawuran pelajar, bullying, asusila dan sederat kasus lain yang objek dan subjeknya adalah anak.

Flashback pada kasus di Sidoarjo tahun 2016, seorang guru dilaporkan muridnya ke kepolisian lantaran dicubit karena sembunyi di pinggir sungai saat di suruh salat dhuha. Dari peristiwa tersebut tersirat makna bahwa mental anak-anak Indonesia masih sangat rapuh dan manja, sejatinya pendidikan adalah langkah untuk mencetak generasi yang kuat dan tahan banting menghadapi problematika hidup, bukan menciptakan mental cengeng yang dikit-dikit lapor ke polisi.

Rasanya, pendidikan karakter di zaman serba digital ini semakin penting dan mendesak, pendidikan karakter akan mampu membantu mengembangkan aspek moralitas yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Desain pendidikan karakter yang dikemas lewat FDS saat ini mungkin belum terlalu nyata hasilnya, namun penulis percaya jika FDS mampu dilaksanakan optimal, diiringi dengan peningkatan sarana dan prasarana sekolah yang memadai, tunjangan guru yang sesuai maka akan muncul moral anak yang berkarakter luhur. Di samping itu masyarakat tak boleh terburu-buru untuk memaksa Kemendikbud terkait hasil dari pelaksanaan FDS, seperti yang disampaikan oleh Kak Seto Mulyadi, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, mungkin butuh waktu belasan bahkan puluhan tahun dampak dari FDS bisa terlihat hasilnya, yakni pada saat anak-anak telah tumbuh dewasa dan menunjukan eksistensinya di tengah masyarakat luas.

Harapannya, seluruh masyarakat secara sadar dan taat aturan untuk bahu membahu demi meluruskan kiblat negara dan membangun moral anak bangsa.

Izna Nur Rahmah Redaktur Pelaksana

Pesta olahraga negara Asia Tenggara SEA Games XXIX 2017 di Malaysia seharusnya menjadi momentum me­ rekatkan per­sa­ habatan antara ne­­ ga­­ra sekawasan.

Najamuddin Khairur R.* Apa­­lagi, cita-cita ASEAN Community men­sya­ratkan perlu kohesivitas dan soli­daritas ka­wasan.

Namun, yang terjadi justru se­baliknya. Ajang SEA Games tersebut malah mengakibatkan meningkatnya tensi antara Indonesia dan Malaysia.

SEA Games tersebut kembali membuka luka hubungan persahabatan IndonesiaMalaysia. Sejak awal pembukaannya di Stadion Bukit Jalil Kuala Lumpur, sensitivitas antara keduanya meningkat.

Masalah bermula dari kesalahan panitia penyelenggara. Dalam buku suvenir panduan Sea Games XXIX 2017, bendera Indonesia tergambar terbalik.

Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi ber­kicau di Twitter soal kekeliruan tersebut. Halaman 80 buku itu, ada bendera negara-negara yang pernah menjadi tuan rumah SEA Games. Indonesia menjadi tuan rumah tahun 1979, 1987, 1997, 2011. Namun, bendera Indonesia terbalik.

Kontan kesalahan tersebut menjadi viral di jagat maya, kemudian menuai protes dan cacian dari masyarakat Indonesia ter­hadap Malaysia.

Kembaliditemukankesalahandalammenuliskan nama dan bendera Indonesia. Bendera Thailand ditulis Indonesia, sementara pada bendera Indonesia tertulis nama Thailand.

Tidak lama, segera akun Twitter resmi SEA Games 2017 @KL2017 memohon maaf. Selanjutnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia Khairy Jamaluddin segera merespons melalui permohonan maaf secara tidak langsung. Keesokan harinya menemui Menpora Imam Nahrawi untuk memohon maaf kepada pemerintah dan seluruh rakyat Indonesia.

Faidah

Atas nama pemerintah Indonesia, Presiden Joko Widodo menerima permohonan maaf tersebut. Tetapi, bagi rakyat Indonesia, kesalahan tersebut tidak mudah dihapus hanya dengan ucap maaf. Segera, gelora nasionalisme bangkit.

Tagar #ShameOnYouMalaysia menjadi trending topic di jagat maya sebagai bentuk kekesalan atas kesalahan itu. Bahkan hacker Indonesia meretas beberapa situs Negeri Jiran.

Celakanya, meski pemerintah Malaysia telah secara resmi mengajukan permohonan maaf. Salah satu koran lokal Malaysia dalam pemberitaannya melakukan hal yang sama, yakni memuat gambar bendera Indonesia terbalik. Lebih dari itu, dalam pertandingan partai final sepak takraw putri antara Indonesia dan Malaysia, kontingen Indonesia terpaksa walk out. Sebabnya adalah karena kepemimpinan wasit dirasa berpihak pada kontingen tuan rumah. Dalam pertandingan sepak bola babak penyisihan antara Indonesia dan Timor Leste, kepemimpinan wasit juga dirasa merugikan Indonesia.

Akumulasi kesalahan tersebut membuat masyarakat Indonesia geram. Jiwa kita terasa terkoyak, harga diri kebangsaan terinjak.

Muncul tuduhan bahwa kesalahan tersebut seolah sebagai sebuah kesengajaan untuk merendahkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Polisi Diraja Malaysia juga mengusut apakah ada unsur sabotase.

Hubungan Indonesia-Malaysia penuh di­na­­mika dan diwarnai tensi ketegangan.

Jika dihadapkan dengan Malaysia, kita, rakyat Indonesia, selalu begitu vokal menggelorakan nasionalisme. Mulai dari ketegangan soal klaim pulau, klaim budaya (tari-tarian dan lagu), persoalan tenaga kerja, hingga masalah olahraga.

Kasus itu menunjukkan nasionalisme kita kini sedang diuji. Bagi kita, harga diri bangsa dan negara adalah harga mati yang tidak dapat ditawar. Tapi, pada saat yang sama, daripada sibuk mencaci negara sahabat kita perlu berpikir. Apakah selama ini nasionalisme kita “hanyalah” nasionalisme simbolik?

Kita bela sang saka merah putih hanya pada hal-hal bersifat yang simbolik. Tapi, dalam diri kita sendiri, rasa nasionalisme itu tidak mewujud dalam perbuatan. Kita diuji nasionalisme sebagai rasa kecintaan atas tanah air bukan musiman, yang hanya muncul dan muncul di momen tertentu.

Namun saat kekayaan alam dikuras habis dan dijarah oleh asing, kita justru bungkam seribu bahasa. Seolah martabat kita sebagai bangsa telah habis. Pakaian kebangsaan kita, harga diri nasionalisme kita telah tersobek-sobek oleh tradisi penindasan dan kebodohan. Mungkin karena kita terlalu lama dalam selimut penindasan dan penjajahan yang membodohi. Tanpa sadar nasionalisme menegakkan kemandirian dan kedaulatan nasional, kita belum menjadi tuan di negeri sendiri.

Nasionalisme yang sesungguhnya ada­ lah nasionalisme yang substantif. Substansi nasionalisme ada dalam segala hal, bukan semata pada dimensi simbolik. Nasionalisme yang tertanam kuat dalam relung hati kita bahwa kita adalah bangsa yang merdeka, bangsa yang mampu berdiri di atas kaki sendiri. Bangsa yang pernah memiliki kejayaan di masa lalu, lalu terkubur debu di masa penjajahan. Kesadaran mengisi kemerdekaan adalah hal yang dibutuhkan untuk membangun bangsa sebagai bangsa yang berdaulat. Pada titik inilah, nasionalisme kita masih diuji.

Dosen Prodi Ilmu Hubungan Internasional FISIP UMM

Opini dalam Global Village

Fenomena k e b e b a s a n berpendapat di era perkembangan t e k n o l o g i ko m u n i k a s i menembus batas wajar, setiap orang dengan mudah Adi Munazir* berasumsi.

Salah satu faktor yang melatarbelakangi adalah ketersediaan informasi yang melimpah dengan akses yang mudah. Nadirsyah Hosen pernah menuliskan dalam cuitannya bahwa media sosial membuat orang menjadi setara, hirarki keilmuan tidak lagi dihargai setiap orang merasa menjadi pakar.

Perkembangan media telah mela­ hirkan fenomena perang opini yang tarik-menarik dengan pangsa pasar yang ber­beda. Hal itu mampu memberi warna pa­da masalah yang akan, sedang dan su­ dah terjadi. Medsos menjadi corong uta­ ma opini dibuat dan digulirkan serta dipercaya oleh mayoritas pengguna inter­ net sebagai instrumen paling efektif dalam memengaruhi pembaca di seluruh dunia.

Opini yang ditebar oleh Donald Trump melalui akun media sosial miliknya per­ tanda dari bagaimana Trump mengolah opi­ni dihadapan rakyat Amerika bahkan du­nia. Ratusan video reaksi, serta artikel hingga kini diturunkan menanggapi cuitan Trump yang masif itu. Media sosial telah meruntuhkan dinding regional informasi se­gala hal mampu go international da­ lam hitungan detik ke penjuru dunia. Ber­ munculan tanggapan yang reaktif ba­ik dalam sisi yang konstruktif maupun desk­ truktif sehingga per­ta­rungan opini dalam masyarakat global benar-benar terjadi.

Nurudin, M. Si. dalam buku Pengantar Komunikasi Massa (2007) menuliskan salah satu faktor kemajuan masyarakat,

diakui atau tidak disebabkan oleh peran media massa. Namun sebaliknya, kekacaun, kemerosotan moral dan tindak kekerasan di masyarakat tidak lepas dari peran media massa. Hal tersebut jika dikorelasikan dengan ke­mun­culan opini memang benar adanya, kita sedang merasakan kemerosotan moral.

Lebih lanjut Nurudin menggunakan istilah Global Village (desa global) sebuah konsep yang dikenalkan oleh Marshall McLuhan di mana perkembangan teknologi komunikasi diibaratkan desa yang sangat besar sehingga kejadian dalam suatu negara dalam beberapa saat dapat diketahui seluruh penjuru dunia.

Jika kita melihat permasalahan dalam ta­ ta­nan Global Village adalah saling bergesekan da­lam dua kubu besar. Benturan opini (clash opinion) di antara para pendukung telah me­ ng­ubah pola komunikasi kearah yang mem­ bahayakan. Percakapan selalu di­bumbui ke­ curigaan, saling menyerang, me­nunjukkan ke­kurangan, menyalahkan lalu me­lebar dari inti permasalahan yang acap kali menyentuh suku, ras dan agama.

Perilaku manusia dalam Global Village menjadi lebih agresif, kehilangan cinta-kasih, perlombaan justifikasi tak berdasar cenderung masif dilakukan. Bayangkan, telah banyak

bermunculan manusia-ma­nusia yang tanpa henti merekayasa sebuah tipu daya, persekongkolan atau kon­spirasi bahkan tuduhan demi tuduhan di­hempaskan dalam balutan opini ke mata pu­blik. Kita dibuat terkejut, api permusuhan mem­bara seketika, kemanusiaan menjadi hi­lang, akal tak lagi berdamai dengan hati, lo­gika dan uang yang dituhankan. Banyak yang terluka hatinya, menjerit batinnya, ada ju­ga yang terluka fisiknya padahal dalam ajaran agama jelas disebut tuduhan adalah lebih keji dari pembunuhan.

Kondisi yang seperti ini tentu tidak bisa dibiarkan. Diperlukan kemantapan hati dan akal untuk menghadapi segala per­bedaan. Agama punya jalur khusus dalam memberi sebuah perbaikan. Spiri­ tualitas dan transedensi ketuhanan ada­ lah dua hal yang harus mendapatkan per­hatian. Dalam sisi yang lain, suka atau ti­dak suka upaya non-kekerasan oleh Mahatma Ghandi, kekuasaan merangkul oleh Sulaiman, pengetahuan organik oleh Gramschi adalah dari beberapa spirit yang diperlukan dalam menata pertarungan opini dalam komunikasi Global Village.

Kehadiran opini yang baik dengan di­ mensi kebermanfaatan dalam mera­pat­ kan peraudaraan berimplikasi pada sisi hu­manitas komunikasi Global Village, yang dihuni oleh beragam suku, etnis, dan go­­longan serta bangsa yang berbeda.

Terhadap pertarungan opini ti­dak sehat itu, perlu merenungkan "menang jadi arang kalah jadi debu". Jangan jadi arang!

Jangan jadi debu! Opini harus menyatukan, memuliakan, menggembirakan dan sa­ ling menjaga batasan. Barangkali terlalu utopis, tetapi persaudaraan dalam kemanusiaan adalah sebuah keniscayaan. *Mahasiswa Twinning Program (2013) FAI-Hukum UMM

BESTARI

No. 348/TH.XXX/Agustus/2017

Pengalaman Belajar di Luar Negeri (1):

23

HUMANIORA

Jangan Jadi Mahasiswa Loyo Oleh: Hasnan Bachtiar

The Centre for Arab and Islamic Studies (CAIS) College of Arts and Social Sciences (CASS), The Australian National University (ANU) Selama menjadi pengampu mata kuliah filsafat di UMM, sebagai dosen, aku seringkali menasehati mahasiswa agar membaca buku ini dan itu, serta mengerjakan ini dan itu. Kini, sial menimpa diriku sebagai mahasiswa yang belajar di The Centre for Arab and Islamic Studies (CAIS), College of Arts and Social Sciences (CASS), The Australian National University (ANU). Bak karma yang membangunkan tidur nyenyakku, aku disuruh membaca bahan-bahan kuliah sepuluh kali lebih banyak, lebih susah, dan membuat catatan tentangnya yang lebih panjang dan njelimet.

Satu dekade yang lalu, selama belajar di Program Studi (Prodi) Syariah Fakultas Agama Islam (FAI) UMM, setiap mahasiswa dididik untuk tahu banyak hal, walau semuanya bersifat pengantar. Mata kuliah yang wajib diambil sebanyak lebih dari sepuluh. Sementara dari setiap mata kuliah, buku yang harus dibaca cukup satu selama satu semester penuh. Lalu selama ujian, karena memang mendalami ilmu hukum yang bersifat mendoktrin, mahasiswa dituntut untuk hafal dan memahami secara praktis hal ihwal

mengenai hukum yang ada, baik itu hukum Islam, hukum Indonesia, hukum kolonial, dan hukum internasional.

Tepat sejak awal tahun ini, di CAIS-ANU, mata kuliah yang harus ditempuh pada setiap semester hanya empat. Setiap mata kuliah yang ada, diampu oleh ahli di bidangnya yang terbaik di dunia, beberapa di antaranya adalah peraih nobel.

Para profesor yang mengajar, sudah menyiapkan silabus atau rancangan perkuliahan, modul atau buku rujukan (satu atau dua buku) dan materi-materi bacaan dari pelbagai bagian buku, jurnal, naskah penelitian, dan sumber ilmiah lainnya. Dari setiap mata kuliah ini, ada puluhan buku dan jurnal yang harus dibaca “setiap harinya” atau setidaknya 12 jam setiap hari, selama seminggu penuh. Lalu selama ujian, karena kini mendalami filsafat sosial dan sejarah, maka mahasiswa dituntut untuk berpikir serius, melakukan refleksi intelektual yang mendalam dan menghasilkan terobosan-terobosan baru yang berdaya guna bagi dunia.

Selama di UMM, mahasiswa

Resensi

yang rajin dengan mudahnya menyelesaikan semua bacaan dalam waktu dua minggu. Sisanya, waktu yang masih panjang itu bisa digunakan untuk berolahraga, jalan-jalan, menyibukkan diri sebagai aktivis organisasi kema­ hasiswaan dan bahkan nongkrong berlama-lama di warung kopi.

Dengan hidup yang serba santai ini, karena pikiran juga tenang, tugas-tugas kuliah seperti maka­ lah bisa diselesaikan dengan cara yang serba instan, cepat, hemat waktu dan tentu saja, setiap dosen tidak terlalu peduli dengan hal ini. Walau sebagian ada yang menasehati dan bahkan kerap marah-marah, tapi nyatanya mereka tetap menerima dengan ikhlas semua makalah yang diajukan. Bahkan, tidak jarang mereka tetap memberikan nilai yang bagus.

Ketika di ANU, rasanya masih belum cukup memiliki waktu 24 jam dalam sehari. 12 jam waktu yang ada, habis begitu saja digunakan untuk membaca lima hingga tujuh bahan bacaan (buku atau jurnal) dan membuat catatan kritis tentangnya. Padahal setiap mata kuliah, memiliki 10-15 bahan

Love and Wisdom Judul Buku

Penulis Penerbit Tahun Terbit Jumlah Halaman Peresensi

: Bukan Untuk Dibaca (The Most Inspiring Story) : Deassy M. Destiani : Selaksa Publishing : Pertama, Februari 2013 : XIII+ 361 Halaman : Duwi Rahayu (Manajemen angkatan 2015)

Pengalaman adalah guru yang paling baik. Terkadang kita tak harus me­ngalami sendiri, dengan membaca dan me­renung­ kan pengalaman orang lain, kita akan semakin bijak dalam menjalani episode kehidupan. Buku berjudul “bukan untuk di baca” begitu menginspirasi, mes­ki sekilas mengajak pem­baca untuk tidak membaca, namun makna tersiratnya adalah me­ng­ajak untuk memahami, merenungkan dan me­ metik hikmahnya sehingga mampu hidup bahagia serta menebar kebahagiaan pada ke­luarga, dan orang-orang yang dicintai.

Plato adalah salah seorang murid yang ingin mengetahui apa arti dari cinta. Suatu ke­tika ia bertanya pada gurunya. “Apa itu cinta? Bagaimana saya menemukannya?”. guru­nya menjawab, “ada ladang gandum yang luas di depan sana, berjalanlah kamu tanpa berbalik kembali, ambilah satu ran­ ting. Jika kamu menemukan ranting yang ka­mu anggap menakjubkan, artinya kamu te­lah menemukan cinta.”

Plato pun berjalan. Tak seberapa lama, dia kembali dengan tangan kosong, tanpa mem­bawa apapun. “Gurunya bertanya, “me­nga­pa kamu tidak membawa ranting?”

Plato menjawab, “sebenarnya aku telah me­nemu­kan yang paling menakjubkan, ta­ pi aku tak tahu apakah ada yang lebih me­ nakjub­­kan di depan sana, jadi tak ku ambil ran­ting itu. Saat berjalan lebih jauh, baru ku sadari bahwasanya ranting-ranting yang ku temukan kemudian tak sebagus ranting ya­ng tadi, jadi tak ku ambil sebatang pun pada akhirnya’’. Gurunya menjawab, “jadi ya itulah cinta.”

Ke­mudian ia bertanya lagi, “apa itu perkawinan? Bagaimana saya me­nemukan­

nya?” Gurunya menjawab, “ada hutan yang su­bur di depan sana, berjalanlah tanpa bo­ leh mundur kembali. Potonglah batang po­ hon yang menurutmu paling tinggi yang arti­nya kamu akan menemukan apa itu per­ kawin­an.”

Plato pun berjalan menyusuri hutan dan membawa pohon yang ia temui. Po­ hon itu tidak tinggi dan biasa-biasa sa­ja.

Gurunya bertanya, “mengapa kamu me­ motong yang seperti itu?’’

Plato pun menjawab, “sebab ber­dasar­­ kan pengalaman setelah berkeliling ham­ pir setengah hutan, ternyata aku kembali de­ngan tangan kosong, maka ku putuskan un­tuk menebangnya. Karena aku tak mau menghilangkan kesempatan untuk men­ dapat­kan­nya’’ “gurunya menjawab, “itulah per­kawin­an.”

Cin­ta itu semakin dicari semakin tidak ditemukan. Ketika ada harapan yang ber­ le­bih maka yang didapat hanya ke­hampa­­­ an. Sedangkan perkawinan adalah lan­­jut­­an dari cinta itu sendiri, suatu proses men­­ dapat­kan kesempatan. Ketika kamu men­­ cari yang terbaik di antara pilihan ma­ka akan mengurangi kesempatan untuk men­ dapat­kan­nya.

Ce­ri­ta diatas adalah salah satu cerita pa­da tema love and wisdom. Oleh Karena bu­ku ini merupakan kumpulan kisah mo­ ti­va­si maka banyak disajikan alur ser­ta sudut pandang yang dapat diambil se­ba­gai pembelajaran dalam menjalani ke­hidup­an.

Buku ini sangat direkomendasikan untuk dibaca sebagai pem­­belajaran dalam hidup.

Sama seperti judulnya, buku ini bukan untuk dibaca namun harus segera diambil mutiara hikmahnya.

bacaan setiap minggunya. Total rata-rata yang harus diselesaikan setiap hari kurang lebih 400500 halaman. Ini semua harus diselesaikan sebelum mengikuti perkuliahan di kelas. Sementara untuk makalah, bervariasi antara 4000-6000 kata pada setiap mata kuliah, yang dikerjakan selama kurang lebih tiga bulan, dengan standar akademik yang tinggi alias siap terbit di jurnal internasional (peer review). Jika tidak membaca dan menulis, kemungkinan tidak lulus besar sekali, beasiswa akan dicabut dan mustahil mencapai happy ending.

Sebelum periode perkuliahan di UMM, mahasiswa wajib mengikuti pelatihan leadership (P2KK) dan student day. Pernah juga mengalami hal ini dan hingga kini masih berbekas di hati.

Kursus singkat kepemimpinan yang diolah dari falsafah Islam dan Kemuhammadiyahan ini, menjadikan setiap pribadi lebih tangguh, berani menantang hidup dan memiliki kesempatan untuk menjalani hidup secara arif dan bijaksana. Sementara itu Student Day untuk memperkenalkan maha­ siswa pada dunia universitas,

dunia akademik, dan intelektual.

Selebihnya adalah main-main karena memang didesain agar bersifat lebih santai, have fun dan membuat agar mahasiswa baru ini kerasan.

Sebelum perkuliahan di ANU, mahasiswa “tidak pernah diwajibkan” mengikuti pelatihan apapun. Tapi mereka diberikan kesempatan untuk mengikuti kursus singkat riset, menemukan sumber-sumber riset yang kredibel, menyelesaikan bacaan-bacaan yang berat, berpikir secara kritis dan akademik, bagaimana membuat paper ilmiah yang berkelas, bagaimana melakukan presentasi yang baik, bagaimana berdebat di mimbar akademik dan tentu saja, bagaimana mengatur waktu agar semua rancangan studi yang ada, bisa dilewati dengan tanpa halangan. Bahkan atas semua pertemuan perkuliahan yang ada, tidak pernah diabsen, tidak diwajibkan untuk datang dan boleh untuk tidak diikuti. “Belajar” bagi setiap mahasiswa, lebih merupakan hak ketimbang kewajiban. Tapi selama kuliah di ANU, jarang sekali ada mahasiswa yang tidak masuk ke kelas (bersambung).

Hidup Bahagia dengan Alquran Semua manusia selalu ingin hidup bahagia.

Se­dang­kan fase dalam kehidupan manusia akan bertukar posisi dan datang silih berganti, ada­ka­la­nya akan mengalami senang ataupun su­sah, namun manusia tetap berharap untuk hi­dup dalam bahagia, meskipun setiap orang me­­mi­­li­ki cara untuk bahagia yang berbedabe­da karena kebahagiaan setiap orang ti­dak­ lah sama.

A­da yang bahagia dengan memiliki harta ya­ng banyak, ada yang bahagia dengan ber­ ke­li­ling dunia, adapula yang bahagia de­ng­ an melihat kebahagiaan keluarganya. Ni­lai kebahagiaan setiap orang tidak sama, se­hing­ ga cara untuk mencapai kebahagiaan hidup se­se­orang pun juga berbeda. Akan tetapi ada sa­tu hal yang dapat memberikan kebahagiaan ha­ki­ki baik di dunia maupun di akhirat, yaitu de­­­ngan mendekatkan diri pada Allah sebagai Sa­ng Pencipta dan Alquran sebagai kalamNya. Allah berfirman tentang kebahagiaan : “Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-per­ hi­as­an (dari emas untuk mereka). Dan se­mua­­ nya itu tidak lain hanyalah kesenangan ke­hi­ dup­­an dunia, dan kehidupan akhirat itu di si­si Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang ber­ tak­wa.” (QS Az Zukruf : 35) Dekat dengan Alquran merupakan salah sa­tu cara untuk menggapai kebahagiaan, Muk­ ji­­zat Muhammad tersebut adalah pedoman hi­dup bagi manusia. Banyak cara yang da­pat dilakukan untuk bisa dekat dengan Alquran, seperti: membacanya dengan rutin, ta­dab­bur, menghafal ayat-ayatnya, dan juga me­nga­mal­ kan kandungan/makna yang ada pada ayata­yat Alquran. Rasullullah Shallallahu ‘Alaihi Wa­sa­llam pernah bersabda, “Si­apa yang membaca Alquran dan me­lak­ sa­na­­kan apa yang terkandung di dalamnya (me­nga­mal­kan­nya), maka kedua orang tuanya pa­da hari kiamat nanti akan dipakaikan mah­ ko­­ta yang sinarnya lebih terang dari pada sinar ma­­ta­ha­ri di dalam rumah-rumah didunia, jika ma­ta­ha­ri tersebut ada diantara kalian, maka ba­gai­ma­na perkiraan kalian dengan orang

ya­ng melaksanakan isi Alquran?” (HR. Abu Daud).

Da­lam hal pendidikan pun, banyak se­ ka­li kemudahan yang diberikan bagi me­ re­ka yang dekat dengan Alquran. Beberapa lem­ba­ga pendidikan pun memberikan bea­ sis­­wa bagi siapa saja yang memiliki hafalan Alquran, baik itu dalam segi potongan bi­ a­­ya pendidikan sampai pemberian biaya pen­di­di­kan penuh beserta biaya hidupnya.

Tak hanya beasiswa pendidikan, banyak pelajar-pelajar yang hafal Alquran dan faham makna Alquran kemudian ber­pres­ ta­­si dalam ajang-ajang perlombaan MTQ se­hing­ga dihadiahkan umroh ke tanah suci.

Or­ang yang ingin menikah dan dekat de­ng­­an Alquran pun akan dipermudah se­ ga­la urusannya oleh Allah. Salah satu con­ toh­nya adalah beberapa tempat make up atau penyewaan baju pengantin ada ya­ng memberikan pelayanan gratis bagi me­re­ ka yang hafal Alquran 30 juz. Tidak ha­nya itu, bahkan beberapa studio foto pun ju­ga memberikan potongan harga bagi me­re­­ ka yang hafal Alquran. Begitu banyak ke­ mu­­dah­an yang ada ketika dekat dengan al quran.

Sia­pa pun yang berpegang teguh ke­pa­ da Alquran, maka hidupnya akan men­da­ pat­kan kebahagiaan. Seperti disabdakan o­leh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, “Te­ lah aku tinggalkan untuk kalian, dua per­ ka­­ra yang kalian tidak akan sesat selama ka­li­an berpegang teguh dengan keduanya; Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Imam Malik). Oleh karenanya, dekat-dekatlah dengan Alquran untuk mendapat ke­ba­ha­ giaan baik di dunia maupun di akhirat ka­re­ na sejatinya manisnya kebahagiaan ak­hirat­ lah yang akan dipetik bagi umat manusia ya­ng menyandang gelar sebagai generasi Alquran.

Annisa Rosyada Firdausy Tarbiyah angkatan 2013

- SUdut Kampus UMM -

PLTMH UMM merupakan sala h satu energi terbarukan yan g memanfaatkan Sungai Bran PLTMH ini tidak jauh ke arah tas. kiri Dome UMM.

a UMM. Gazebo yang pendukung aktifitas sivitas akademik Gazebo dan taman tersedia sebagai Perpustakaan Pusat UMM. cukup luas ini berada di sebelah kiri

Kolam UMM de

ngan latar belak an

g GKB I jadi spot

dengan Stadion UMM.

Area dekat Helip ad UMM ini kin i dipercantik de tempat santai. ngan ta

man bunga yang

foto yang kekin

Foto-foto oleh: Ilham/Bestari Design: Wildan

GKB IV UMM berada bersebelahan

ian. ta nga yang dita

GKB I men

taman bu arna dengan jadi penuh w

juga dilengkapi

sedemikian

dengan

rupa.