Bestari Edisi 268/November/2010

Page 17

BESTARI

PERNIK MALANG

No. 268/TH.XXIII/November/2010

17

Dikenakan Pelajar, Dibanggakan Warga

M

otif batik apel khas Batu kini sedang populer di Kota Batu. Motif batik dikenakan mulai dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) Pemerintahan Kota Batu, pegawai honorer dan guru saja. “Kami bertujuan untuk melakukan ajang promosi Kota Batu, sekaligus pemasaran batik apel tersebut,” terang Aris Widodo, staf humas Pemerintah Kota (Pemkot) Batu. Sebanyak 4000 PNS dan 800 orang pegawai honorer di Pemkot Batu serta 3600 siswa wajib mengenakan batik apel setiap hari Jumat. “Meski Kota Batu bukanlah kota batik, tapi kota wisata ini mempunyai batik yang khas,” ujar Aris. Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Kasubid Perusahaan Badan Pengawas Kota Batu itu, keberadaan batik apel Batu bisa dijadikan suvenir untuk para pendatang yang singgah. “Sekaligus bentuk promosi Kota Batu yang ternyata mempunyai motif batik tulis yang indah,” ujar Kasubbag Humas Pemerintah Kota Batu itu. Respon Positif Kebijakan Pemkot terkait pemakaian batik apel di Kota Batu ternyata mendapatkan respon positif, baik dari pemakai yang diwajibkan maupun nonpemakai. Semuanya mendukung kebijakan pemerintah Kota Batu yang mewajibkan untuk memakai batik apel khas Batu. “Hal ini merupakan salah satu bentuk perhatian pemerintah terhadap masyarakat yaitu memajukan usaha-usaha yang dimiliki masyarakat Batu hingga level internasional,” tambah Aris. Batik apel khas Kota Batu juga sudah dipatenkan atas nama produsen, sedangkan pemerintah membantu memfasilitasi dan mempromosikan hasil karya pengrajin batik Kota Batu untuk go internasional. “Pemerintah Kota Batu membantu memasarkan batik apel melalui kerjasama dengan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Kota Batu,” jelas pria kelahiran 1973 itu. Selain itu, keberadaan batik apel juga diharapkan jajaran pemerintahan Kota Batu dapat menambah daya tarik wisata karena ketika wisatawan melihat

batik apel, maka mereka akan tertarik melihat budidaya dan berwisata apel di Batu. Mengenakan batik khas juga memiliki banyak manfaat. Tujuan utama memang melestarikan budaya. “Tujuan lainnya yakni memperkenalkan potensi daerah,” terangnya. Selain itu, batik apel Batu juga diwajibkan penggunaannya oleh para pelajar di Kota Batu pada hari-hari yang telah ditentukan. Kebijakan ini sudah ada pada awal tahun ajaran baru 2010. Batik diberikan secara gratis kepada tiaptiap sekolah. “Pelajar Kota Batu juga meresponnya dengan baik,” ungkap Mistin, Kepala Dinas Pendidikan Kota Batu. Kain batik dibagikan kepada seluruh pelajar Kota Batu dari tingkat SD, SMP, hingga SMA. “Dengan begitu, secara tidak langsung ini membantu para penjahit untuk mendapatkan order,” lanjut Mistin. “Kebijakan ini diberikan langsung oleh walikota. Walikota sekaligus memberikan anggaran untuk pemakaian batik apel Batu ini. Dengan cara ini juga kita bisa peduli dan mengembangkannya sebagai ikon Kota Batu,” ungkap wanita kelahiran Malang tersebut. Cintai Produk Lokal Ada sedikit perbedaan dalam ukuran motif antara pelajar dengan yang lainnya. Jika batik untuk pegawai negeri sipil dan guru bermotif apel berukuran besar, maka batik untuk pelajar bermotif apel berukuran kecil dengan warna yang lebih cerah dibanding batik PNS. Barokah Santoso, kepala sekolah SMP Negeri 1 Batu mengungkapkan bahwa saat ini setiap daerah perlu membuat kekhasan daerah sendirisendiri. “Begitu juga dengan Kota Batu,” ungkap pria yang pernah studi di Australia itu. Hal senada juga diungkapkan Suprantiyo, Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Batu. Dengan adanya batik apel, Kota Batu dianggap telah memiliki kekhasan karena setidaknya telah membawa salah satu ciri khas Kota Batu yaitu apel Batu. “Suatu saat mungkin bisa dipoles lebih bagus lagi, sehingga tampilan batik semakin

deden/Bestari

Kebijakan Pemerintah: Pemakaian batik khas Batu oleh para pelajar merupakan kebijakan dari Pemerintah Kota Batu

menarik. Namun secara umum, saya suka dengan motif batik apel ini,” ungkap pria yang akrab disapa pak Pran itu. Penggunaan batik sebagai seragam pelajar diakui Suprantiyo sebagai sesuatu yang penting karena batik merupakan budaya bangsa sehingga patut dijaga dan dilestarikan terutama diperkenalkan melalui pendidikan. “Supaya pelajar memahami bahwa batik adalah budaya kita yang tidak boleh dilupakan,” lanjutnya. Adanya kebijakan penggunaan batik apel khas Batu sebagai seragam juga ditanggapi positif oleh pelajar kota Batu. Sabrina Ayu Primasti, siswa SMA Negeri 1 Batu itu mengaku senang mengenakan batik apel khas Batu. “Motifnya keren, warnanya juga cerah. Jadi, kelihatan modis memakai seragam ini. Teman-teman dari luar Batu yang tahu adanya seragam batik apel Batu

juga berkomentar kalau batik apelnya bagus,” ungkapnya bangga. Kebijakan pemerintah Kota Batu yang mewajibkan pegawai negeri dan guru untuk menggunakan seragam batik apel juga mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Sholikin, salah satu guru di SMA Negeri 1 Batu mengaku senang menggunakan seragam batik apel khas Batu. “Seragam ini motifnya bagus, kainnya juga nyaman. Jadi, kalaupun diwajibkan untuk digunakan sebagai seragam, saya kira tidak masalah. Saya juga melihat para siswa bisa menikmati menggunakan seragam batik apel ini meski coraknya berbeda,” ungkap Sholikin. “Bagi orang lain, mungkin ada yang awalnya merasa terpaksa. Namun, yang terpaksa biasanya lama kelamaan bisa menjadi biasa dan menikmatinya. Motif dan coraknya bagus, jadi bangga memakainya,” ungkap Kinanthi

Larastika, pegawai Koperasi Pegawai Negeri Kota Batu. Sementara itu, Endang, pegawai Dinas Catatan Sipil Kota Batu mengungkapkan bahwa kewajiban bangsa adalah melestarikan budaya di antaranya batik. “Selain pencitraan daerah sebagai perwakilan ciri khas kebudayaan Kota Batu juga sebagai bentuk usaha melestarikan budaya bangsa,” ungkapnya. Endang mengaku tidak mempermasalahkan bentuk motif batik yang dijadikan seragam pegawai negeri di Kota Batu. “Bentuk motif tergantung kebijakan daerah masing-masing. Kami hanya mendukung bentuk-bentuk motif yang ada di setiap daerah karena menurut saya masalah desain motif itu kebijakan Pemkot,” lanjutnya yang juga sepakat bahwa kini masyarakat telah mulai memahami pentingnya melestarikan budaya bangsa itu. fbr/p_hmd

EKSKLUSIF

Cinderamata Hingga Washington D.C. Untuk semakin meningkatkan citra sebagai daerah tujuan wisata, Kota Batu pun berupaya mempromosikan serta memberikan ciri khas terhadap daerahnya. Salah satu upaya tersebut adalah kewajiban instansi pendidikan dan pemerintahan kota mengenakan batik Batu pada hari tertentu. Berikut wawancara eksklusif reporter Bestari Agus Setiawan dengan Dra. Dewanti Rumpoko M.Si. selaku Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Kota Batu, sekaligus istri dari Wali Kota Batu, Eddy Rumpoko. Bagaimana ide awal batik Batu ini ? Batik Batu sudah ada sejak 2008. Ide awal ini dari pengrajin batik Bapak Iwan dari Batik Olive dan Ibu Lina dari Batik Raden Wijaya. Waktu itu pemasarannya justru masih jarang di daerah Batu, tetapi lebih ke luar daerah baik ke Jakarta bahkan ke luar negeri, sehingga di Batu sendiri kurang familier. Hal ini karena persoalan harga yang masih tinggi. Saya kemudian mempunyai inisiatif agar batik ini dapat dipakai oleh orang Batu sendiri. Akhirnya Bapak Iwan dapat memproduksi batik Batu dengan harga yang murah dan akhirnya dapat terjangkau oleh

masyarakat luas kota Batu. Saat itulah baru dikenalkan bahwa Kota Batu memiliki batik dan ini menjadi kebanggaan karena jarang di daerah dingin seperti Kota Batu memiliki batik. Pada umumnya batik berada di daerah yang kering atau panas. Pada bulan Desember kemarin bapak Iwan mendapatkan Upakarti, sehingga dengan itu dapat mengangkat citra batik Batu. Apa saja macam batik khas yang ada di Batu ? Batik Batu ini termasuk batik kontemporer, bukan batik antik. Batik Batu dibuat berdasarkan proses pembatikan, tapi tidak selalu memakai pakemnya batik pada zaman dahulu. Batik ini lebih memberikan nuansa wilayah Kota Batu yang identik dengan bunga, apel, stroberi, termasuk flora dan faunanya. Bagaimana Pemerintah Kota (Pemkot) Batu berupaya membuat batik Batu bisa menjadi citra baru kota dingin? Karena sudah memiliki pengrajin batik, akhirnya batik Batu disarankan untuk dipakai setiap hari Jumat oleh Pemkot Batu supaya menjadikan batik ini sebagai komoditi Indonesia yang khas Kota Batu. Salah satu cara memperkenalkan batik ini yaitu dengan pemberian cinderamata khas Batu, misalnya saat Presiden datang

ke Batu. Selain itu, kami juga pernah memberikan cinderamata batik Batu kepada Presiden Amerika Serikat, Obama, dan Michele saat kami ada undangan ke Washington D.C. Kami selalu mendorong terutama orang-orang yang ada di birokrasi agar tidak lupa memberikan cinderamata yang dihasilkan penduduk Kota Batu terlebih batik Batu. Selain itu, kami juga melakukan promosi kepada khalayak umum dengan pemakaian dresscode Kota Batu berupa batik khas Batu yang dikenakan oleh instansi pendidikan, pemerintahan, ataupun ibu-ibu PKK. Selain dengan adanya sosialisasi pemakaian batik khas Batu, terdapat pula komunitas di daerah Tulungrejo khususnya di dusun Kekep yang bersedia membuat kampung batik. Alhamdulillah saat ini sudah berjalan dan memiliki 30 pengrajin batik yang terdiri dari ibu-ibu rumah tangga. Mereka itu anggota dan kader PKK. Komunitas ini sudah mulai memproduksi batik khas Batu walaupun masih dalam taraf belajar. Produksi mereka belum dapat dikatakan sempurna, tetapi sudah dapat ditampilkan dan dipamerkan pada Festival Batik Jawa Timur 2010 di Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 18-21 November 2010 kemarin.

Tujuan seperti apa yang ingin dicapai dengan diwajibkannya instansi pendidikan dan instansi pemerintahan kota mengenakan batik Batu? Selain untuk melestarikan budaya, kami juga berupaya meningkatkan perekonomian masyarakat, khususnya pada para penghasil batik agar lebih mendapatkan pasar.

masyarakat pada umumnya. Kedua, dapat meningkatkan perekonomian dan dapat menjadi tambahan variasi pilihan kunjungan wisatawan.

Adakah rencana pengembangan batik Batu dari segi tampilan fisiknya? Kami akan b e r u s a h a dalam mengembangkan b a t i k Batu ini baik dari desain, motif maupun jenisnya karena y a n g namanya seni kreatif itu akan muncul sejalan d e n g a n kemajuan zaman dan pasti akan muncul inovasi baru dari batik Batu yang lain. Apa yang ibu harapkan terhadap keberadaan batik Batu ke depannya nanti ? Yang pertama, agar produksi batik Batu ini dapat berkembang, sehingga lapangan pekerjaan dapat diserap oleh

Dewanti Rumpoko

deden/Bestari


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.