Redaksi menerima segala bentuk
tulisan yang berkaitan dengan dunia kepencintaalaman, budaya, sastra, dan lain sebagainya. Kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan dari pembaca demi pengembangan dan kemajuan buletin. Tulisan, kritik dan saran bisa dikirim melalui email: beruk.matrapala@gmail.com
Assalamualaikum wr.wb Salam Lestari!
Segala puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya sehingga BERUK Matrapala edisi kelima bisa diterbitkan ditengah libur perkuliahan. Sebelumnya saya selaku pimpinan redaksi meminta maaf yang sebesar-besarnya atas keterlambatan penerbitan BERUK edisi ke-lima ini.
Pada edisi kali ini, tim redaksi mengulas tentang lingkungan, yaitu tentang bagaimana mengurangi sampah plastik. Selain itu ada informasi perkembangan kasus pembunuh Bunta, informasi terkini seputar Gunung di Indonesia, kearifan lokal masyarakat lereng Gunung Sindoro, karya puisi dan ulasan tentang filosofi burung angkatan ke-V di Matrapala.
Semoga BERUK Matrapala edisi ke-lima ini mampu memberikan informasi dengan baik kepada pembaca. Saya sadar bahwa dalam BERUK ini masih jauh dari kata sempurna karena kurangnya penguasaan teknik jurnalistik dan masih dalam tahap belajar. Untuk itu saran dan kritiknya sangat dibutuhkan demi BERUK Matrapala yang lebih baik kedepannya.
TIM REDAKSI M A R E T 2 0 1 8
PENANGGUNG JAWAB KETUA UMUM MATRAPALA
PIMPINAN REDAKSI
NURUL HIDAYAH EDITOR
KUSTAM ERREY K . YOANNA IRFA ULWAN
LAYOUTER NURUL HIDAYAH
DENTI INDAH M . MARKETING EKA ISTIANI SIRKULASI JIHAN PUTRI
SALAM REDAKSI!
Nurul Hidayah M-173-Tp
Pimpinan Redaksi
Ingin
BCA: 4980067845 a.n Eka
CIMB: 7015-6860-4900 a.n
BNI: 0705640532 a n Eka
berdonasi untuk Matrapala?
Istiani
Eka Istiani
Istiani
Lebih Tanpa ah
A ( M - 1 7 2 - T p ) a! engenal tentang ing dengan sampah aling sering kita genai permasalahan eh sampah plastik dan nya. Ya memang mpah plastik tidak n begitu saja sebab ini gi kehidupan manusia sa yang akan datang. umlah sampah plastik, apa tips sederhana apkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lets check it out!
B E R U K E D I S I V - J U L I 2 0 1 8
Berdasarkan penelitian yang dipimpin Profesor Jenna Jambeck, Indonesia berada diperingkat kedua dunia penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai sebesar 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. HEADLINE
TIPS MENGURANGI SAMPAH PLASTIK
MEMAKAI
BOTOL
MINUM PRIBADI
Menggunakan botol pribadi dapat mengurangi sampah botol plastik.
JANGAN SISAKAN MAKANAN
Sisa makanan yang dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan bibit penyakit dan lebih baik apabila terdapat sisa makanan dapat diolah sendiri menjadi pupuk kompos.
HINDARI
BARANG SEKALI
PAKAI
Sebaiknya memakai barang yang dapat dipakai berkali-kali, misal penggunaan tissue dapat diganti dengan handuk atau kain.
MEMBAWA TAS BELANJA SENDIRI
Dengan membawa tas belanja sendiri tidak perlu menggunakan kantong-kantong plastik.
MENGHINDARI PEMAKAIAN SEDOTAN
Membiasakan minum langsung dengan menggunakan gelas atau botol minuman akan mengurangi limbah plastik yang berasal dari sedotan bekas
KURANGI
MEMBELI BARANG KEMASAN
Usahakan jangan membeli produk dalam kemasan sachet, jika memungkinkan, pilih produk yang dikemas dalam botol kaca.
MEMBAWA BEKAL MAKANAN
Membiasakan membawa bekal makanan dapat mengurangi sampah dari bungkus makanan.
KURANGI PEMAKAIAN KERTAS
Menekan pemakaian sampah kertas dengan memanfaatkan email dan alat digital lainnya serta usahakan apabila menulis atau mencetak pada kertas untuk menggunakan kedua sisi kertas.
MEMANFAATKAN KEMBALI SAMPAH
Membiasakan memilah sampah yang dapat didaur ulang, misal botol plastik dapat dimanfaatkan sebagai pot tanaman, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos
HEADLINE
Foto: Doc. 4muda
Sebuah Perjalanan Hati, Antara Perjuangan dan Ambisi
Oleh: Indah Kurniawati (M-145-Po)
ketika melewati terowongan kayu-kayu mati disisi kanan kiri hanya arang yang mengabu tak ada angin kehidupan, yang berhembus hanyalah dingin kematian hutan-hutan semakin habis terkikis api gundul tak lagi melindungi dari terjangan angin longsor dan tumbang tak lagi meneduhi ketika hujan bunga-bunga abadi tak lagi bangga akan abadinya mengering malu tak mampu menyombongkan diri hewan-hewan penghuninya tak lagi nampak mungkin dia memilih untuk berada di surga yang lain terus kutapaki jalur-jalur penuh peluh mengabaikan beban pundak juga pegal kaki merasakan sesaknya dada dan fikiran yang melambat hanya suara nafas yang memburu yang berani mengadu keheningan rimba dingin diikuti rintikan hujan kabut berlarian kesana kemari oksigen semakin menipis, badan pun kian sulit bergerak perjalanan tak berhenti senja ini masih ada batu dan belukar yang menanti ketika menunggu bukan pilihan yang tepat maka berlarilah tanpa pertimbangan
PUISI
puncak tinggal berapa jam lagi dia meneriaki segala keluh tanpa ragu dia memaki segala jeda dengan amarah dia memaksa memanggil menyeret pada titik terakhir memacu lagi hati yang lama rehat untuk menggapai pencapai tertinggi pendakian ini
tugu dan bendera slayer kebanggaan kamera juga desiran puji yang tiada henti Tuhan begitu Luar biasa menciptakan alam negriku yang tiada banding mengijinkanku menapakkan kaki di tanah milik Nya ini
awan mentari langit menjadi saksiku ada disana menggenggam merah putih kecintaanku tersenyum puas penuh syukur perjalananku terbayar lebih
berada di atas tak sertamerta puncak segala keindahan perjalanan turun sudah melambai mesra menyambut dengan jalur berbatu berbingkai cemara dingin tak lagi menggigit tapi tajamnya batu menyambut baik jikalau kaki ini bisa meraung, maka jalur ini lah yang pertama kali mendengar aumannya dengan mata yang selalu siaga, kuselesaikan petualangan ini negri diatas awan yang penuh keindahan, kurindu meski penuh kesakitan.
PUISI