TUBES ARSKOT BERKAH FADHILA RAHMAH

DOSEN PENGAMPU : FITRAWAN UMAR,ST.MSC

TUGAS FINAL

PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA (MAMPU,WAJO,MAKASSAR)

PRODI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

BERKAH FADHILA RAHMAH / 105831103521

Wilayah Kecamatan Wajo berbatasan langsung dengan pantai.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, wilayah Kecamatan Wajo seluas 1,99 km2

PETA KOTA MAKASSAR

PETA KEC. WAJO

PETA KEL. MAMPU

1. PROFIL KOTA MAKASSAR Makassar adalah ibu kota provinsi Sulawesi Selatan, yang terletak di bagian Selatan Pulau Sulawesi yang dahulu disebut Ujung Pandang, terletak antara 119º24’17’38” Bujur Timur dan 5º8’6’19” Lintang Selatan yang berbatasan sebelah Utara dengan Kabupaten Maros dan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Kecamatan Liukang Tupabiring), sebelah Timur Kabupaten Maros (Kecamatan Mocongloe) dan Kabupaten Gowa (Kecamatan Pattallassang), sebelah selatan Kabupaten Gowa (Kecamatan Somba Opu dan Barombong) dan Kabupaten Takalar (Kecamatan Galesong Utara), serta sebelah Barat dengan Selat Makassar. Kota Makassar memiliki topografi dengan kemiringan lahan 0-2°(datar) dan kemiringan lahan 3-15° (bergelombang). Luas Wilayah Kota Makassar tercatat 175,77 km persegi.Kota Makassar adalah kota yang terletak dekat dengan pantai yang membentang sepanjang koridor barat dan utara dan juga dikenal sebagai “Waterfront City” yang di dalamnya mengalir beberapa sungai seperti Sungai Tallo, Sungai Jeneberang, dan Sungai Pampang) yang kesemuanya bermuara ke dalam kota.

Kota Makassar merupakan hamparan daratan rendah yang berada pada ketinggian antara 0-25 meter dari permukaan laut.

2. PROFIL KEC. WAJO Wajo (Makassar: ᨓᨍᨚ) adalah sebuah kecamatan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Indonesia. Pada awal abad ke-19 Masehi, wilayah Kecamatan Wajo merupakan sebuah perkampungan yang disebut Kampong Wadjo. Di Kecamatan Wajo terdapat bangunan bersejarah seperti Makam Pangeran Diponegoro dan Masjid Arab.

Kecamatan Wajo merupakan salah satu kecamatan yang masuk dalam wilayah administratif Kota Makassar.

Wilayah Kecamatan Wajo berbatasan langsung dengan pantai.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2020, wilayah Kecamatan Wajo seluas 1,99 km2 , dengan Jumlah penduduk sebesar 15.274 jiwa/km2 pada tahun 2023.Ibu kota kecamatan untuk Kecamatan Wajo terletak di Kelurahan Melayu Baru.Persentase luas Kecamatan Wajo terhadap luas Kota Makassar adalah 1,13%.

Kecamatan Wajo memiliki 8 Kelurahan dalam Wilayahnya, antara lain : Kelurahan Pattunuang, Kelurahan Melayu, Kelurahan Ende, Kelurahan Melayu Baru, Kelurahan Mampu, Kelurahan Mampu, Kelurahan Malimongan, Kelurahan Malimongan Tua

3. PROFIL KEL. MAMPU Mampu adalah sebuah kelurahan di Kecamatan Wajo, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia.

TEORI PERANCANGAN KOTA ( URBAN DESIGN) ( ROGERR TRANCIK) 1. Teori Figure Ground Teori Figure and Ground ini biasanya dapat dipahami melalui pola/struktur ruang suatu perkotaan dengan hubungan antara bentuk yang dibangun (building mass) dan ruang terbuka. Pemakaian analisis FigureGround sangat membantu dalam pembahasan pola-pola tekstural sebuah tempat. Istilah Figure – Ground 1. Figure adalah istilah untuk massa yang dibangun 2. Ground adalah istilah untuk semua ruang diluar massa itu

2. Teori LINKAGE Teori pada kelompok kedua ini dapat dipahami dari segi dinamika rupa perkotaan yang dianggap sebagai pembangkit atau generator kota. Analisa linkage adalah alat yang baik untuk Memperhatikan dan menegaskan hubungan – hubungan dan gerakan – gerakan sebuah tata ruang perkotaan (urban fabric). Kelemahan analisa Linkage muncul dari segi lain adalah Kurangnya perhatian dalam mendefinisikan ruang perkotaan (urban fabric) secara spatial dan kontekstual. (Markus Zahnd, 1999, p.70) Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Teori linkage melibatkan pengorganisasian garis penghubung yang menghubungkan bagian-bagian kota dan disain “spatial datum” dari garis bangunan kepada ruang. Spatial datum dapat berupa: site line, arah pergerakan, aksis, maupun tepian bangunan (building edge). Yang secara bersama-sama membentuk suatu sistem linkage dalam sebuah lingkungan spasial. Sebuah linkage perkotaan dapat diamati dengan cara dan pendekatan yang berbeda, terdapat 3 pendekatan linkage perkotaan:

3. Teori Place Pentingnya teori place ini adalah untuk memahami kebudayaan dan karakter manusia terhadap ruang fisik kota.

Ruang berubah menjadi tempat ketika ia memberikan makna dan fungsi menurut kebudayaan dan potensi wilayah.

1. Teori Figure Ground Figure ground akan melihat kawasan penelitian sebagai hubungan tekstural antara bentuk yang dibangun (building mass) dengan ruang terbuka (open space). Pada analisis ini, figure ground digambarkan dengan gambar peta black and white yang menjelaskan antara solid dan void suatu kawasan. Biasanya solid dan void pada figure ground di gambarkan pada peta warna hitam untuk solid dan warna putih untuk void. Warna hitam menunjukkan kawasan yang dibangun dan untuk semua ruang diluar massa itu ditunjukkan dengan warna putih.

Kepadatan penduduk di dalam kelurahan mampu ini lumayan padat.

Kepadatan bangunan pada sisi dalam kampung cenderung tidak teratur dan berukuran kecil. Bangunan-bangunan ini di dominasi rumah penduduk.

LEGENDA BANGUNAN

Kepadatan penduduk di dalam kelurahan mampu ini lumayan padat dikarenakan beberapa toko jualan.

POLA LINIER  Pola ini umumnya memanjang dan hanya ada satu jalan di antara rumah yang berhadapan. pola permukiman linear mengikuti jalan raya.

TEKSTURE PERKOTAAN DI KEL. MAMPU Teori Figure Ground sering disebut dengan Teori ‘Black and White’ Pemakaian analisis figure ground sangat membantu dalam pembahasan pola-pola tekstural sebuah tempat. Pola-pola tersebut selalu dapat menggambarkan suatu kesesuaian antara organisasi ruang fisik dan organisasi ruang sosial. Pola tekstur sebuah tempat sangat penting di dalam perancangan kota dan secara teknis sering disebut sebagai landasan pengumpulan informasi.

Pola-pola tekstur perkotaan dapat sangat berbeda karena perbedaan tekstur pola-pola tersebut mengungkapkan perbedaan rupa kehidupan dan kegiatan masyarakat perkotaan secara arsitektural

Teksture perkotaan bersifat homogen yang jelas, dimana ada satu pola penataan. konfigurasi yang dibentuk oleh massa dan ruangnya yang realtif sama baik dari ukuran, bentuk dan kerapatan

TEORI LINKAGE • Teori linkage: teori tentang hubungan sebuah tempat dengan yang lain.

• Linkage artinya garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Teori figure/ground hanya mengarah ke gagasan ruang perkotaan yang bersifat 2 dimensi dan perhatiannya terhadap ruang perkotaan statis. Dinamika hubungan secara arsitektural antara berbagai kawasan kota belum diperhatikan dengan baik.

Tiga Pendekatan Linkage Perkotaan 1. Linkage yang visual 2. Linkage yang struktural 3. Linkage yang kolektif

LIMA ELEMEN LINKAGE VISUAL GARIS ( LINE)

Linkage visual garis adalah elemen garis yang menghubungkan antara 2 tempat secara langsung dengan massa yang banyak/masif. Elemen yang dapat digunakan yaitu bisa pohon, bangunan dan massa masif lainnya.

Daerah kelurahan mampu terdapat linkage visual garis berupa pepohonan yang berjejeran di sepanjang jalan.

LIMA ELEMEN LINKAGE VISUAL KORIDO(CORRIDOR)

Linkage visual koridor adalah linkage visual yang membentuk ruang dari 2 deretan elemen massa. Elemen yang dapat digunakan yaitu bisa pohon, bangunan dan massa masif lainnya.

Dua tempat yang dihubungkan dengan dua deret massa yang bersebrangan yang umumnya berupa pepohonan atau bangunan.

SISI ( EDGE)

PT. Eastern Pearl Flour Mills City Side

Elemen sisi sama dengan elemen garis tetapi memiliki perbedaan yakni bersifat tidak langsung atau masifnya bangunan berada pada latar belakangnya. Hampir sama dengan elemen garis, namun pada elemen sisi digunakan untuk menghubungkan dua kawasan dengan satu massa, namun elemen sisi bersifat tidak langsung.

PELABUHAN MAKASSAR

POLSEK WAJO

SUMBU ( AXIS) Mirip dengan elemen koridor, namun dalam menghubugkan dua daerah lebih mengutamakan salah satu daerah saja. Elemen pembentuk linkage visual axis dapat berupa massa yang membentuk pola ruang seperti pepohonan dan bangunan yang bersifat masif dan dapat dijadikan sebuah penanda secara visual.

IRAMA ( RHYTHM) Menghubungkan dua tempat dengan variasi massa dan ruang elemen massa ini bisa dilihat dari bentuk fasad bangunan, susunan bangunan/pepohonan dan tinggi bangunan/pepohonan atau variasi lain yang terlihat seirama pada massanya.

PUSAT GROSIR BUTUNG MAKASSAR

LINKAGE STRUKTURAL Linkage struktural merupakan linkage yang menghubungkan 2 (dua) tempat atau lebih menjadi satu kesatuan. Linkage struktural dihubungkan melalui jaringan yang bersifat struktural. Adapun 3 (tiga) elemen linkage struktural yakni tambahan, sambungan, dan tembusan. Lingkage ini kerap digunakan untuk menyempurnakan penyerasian dari dua kawasan yang sifatnya sebagai sebuah stabilisator untuk meredam kesan kacau dalam kawasan.

Pola kawasan Pola tambahan

TAMBAHAN Mirip dengan elemen koridor, namun dalam menghubugkan dua daerah lebih mengutamakan salah satu daerah saja. Elemen pembentuk linkage visual axis dapat berupa massa yang membentuk pola ruang seperti pepohonan dan bangunan yang bersifat masif dan dapat dijadikan sebuah penanda secara visual.

SAMBUNGAN

Linkage struktural sambungan adalah sebuah linkage yang menghubungkan kawasan dengan elemen pola atau unsur baru pada sekitar atau di luar kawasan itu sendiri.

Kawasan yang sudah ada TEMBUSAN

Hampir serupa dengan elemen tambahan namun tidak mengenalkan pola baru melainkan dengan memanfaatkan pola yang ada dan disatukan sebagai pola yang menembus dalam kawasan.

kawasan tambahan yang mengikuti pola

LINKAGE KOLEKTIF Terdapat tiga elemen bentuk kolektif menurut Fumihiko Maki, antara lain: 1. Compositional form: bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung 2. Mega form: susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.

3. Group form: bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini

Di kelurahan mampu ini elemen bentuk kolektif nya yaitu komposisi Atau compositional form

TEORI PLACE / PLACE THEORY Dalam konteks perkotaan,teory place dapat menghasilkan kota-kota yang berkelanjutan,inklusif dan berdaya saing.Trancik (1986) menjelaskan bahwa sebuah ruang (space) akan ada jika dibatasi dengan sebuah void dan sebuah space menjadi sebuah tempat (place) kalau mempunyai arti dari lingkungan yang berasal dari budaya daerahnya. Schulz (1979) menambahkan bahwa sebuah place adalah sebuah space yang memiliki suatu ciri khas tersendiri. Menurut Zahnd (1999) sebuah place dibentuk sebagai sebuah space jika memiliki ciri khas dan suasana tertentu yang berarti bagi lingkungannya.

Selanjutnya Zahnd menambahkan suasana itu tampak dari benda konkret (bahan, rupa, tekstur, warna) maupun benda yang abstrak, yaitu asosiasi kultural dan regional yang dilakukan oleh manusia di tempatnya. Sebuah tempat (place) akan terbentuk bila dibatasi dengan sebuah void, serta memiliki ciri khas tersendiri yang mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

FAKTOR PEMBENTUK PLACE Faktor keberhasilan pembentuk place adalah sebagai berikut: 1. Legiability 2. Identitas dan Susunan 3. Imageability 4. Visual

ANALISIS PATH Jalur pada Kawasan yang dilakukan observasi terdapatj alur kendaraan dan jalur trotoar atau pedestrian. Jalur- jalur ini membentuk sirkulasi yang menghubungkan jalur lalu lintas di Kawasan kelurahan melayu

ANALISIS NODE terdapat beberapa persimpangan yang telah saya tandai dengan warna merah

12

7 6 1 2 2

Jalan utama Jalan Lokal

11

LEGENDA

10

5

9

4

8

3

1. Persimpangan ini terdapat di jalan nusantara 2. Persimpangan ini terdapat di jalan nusantara baru 3. Persimpangan ini terdapat di jalan sapuli 4. Persimpangan ini terdapat di jalan kalimantan 5. Persimpangan ini terdapat di jalan kalimantan 6. Persimpangan ini terdapat di jalan ballang lompo 7. Persimpangan ini terdapat di jalan ballang caddi 8. Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 9. Persimpangan ini terdapat di jalan tarakan 10.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 11.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 12.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo

ANALISIS PATH Jalur pada Kawasan yang dilakukan observasi terdapatj alur kendaraan dan jalur trotoar atau pedestrian. Jalur- jalur ini membentuk sirkulasi yang menghubungkan jalur lalu lintas di Kawasan kelurahan melayu

Jalan utama Jalan Lokal

ANALISIS NODE terdapat beberapa persimpangan yang telah saya tandai dengan warna merah

LEGENDA

12

7 6 1 2 2

LEGENDA

11 10

5

9

4

8

3

1. Persimpangan ini terdapat di jalan nusantara 2. Persimpangan ini terdapat di jalan nusantara baru 3. Persimpangan ini terdapat di jalan sapuli 4. Persimpangan ini terdapat di jalan kalimantan 5. Persimpangan ini terdapat di jalan kalimantan 6. Persimpangan ini terdapat di jalan ballang lompo 7. Persimpangan ini terdapat di jalan ballang caddi 8. Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 9. Persimpangan ini terdapat di jalan tarakan 10.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 11.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo 12.Persimpangan ini terdapat di jalan saroppo

ANALISIS EDGES Pada bagian aspek batasan pada Kawasan yang menjadi objek observasi yaitu Kawasan kelurahan mampu Kota Makassar terdapat beberapa batasan yang menjadi zona pembeda antara satu wilayah dengan wilayah yang lain. Hal ini juga dapat menegaskan lokasi geografis dari sebuah Kawasan kelurahan mampu kecamatan wajo.

ANALISIS LANDMARK Landmark yang terdapat pada Kawasan yang menjadi objek Observasi adalah pusat grosir butung makassar dan pelabuhan makassar, ditandai dengan symbol persegi dan persegi panjang berwarna biru pada peta.

ANALISIS DISTRIC ( DISTRIK) Distrik (district) adalah kawasan kota yang bersifat dua dimensi dengan skala kota menengah sampai luas, dimana manusia merasakan ’masuk’ dan ’keluar’ dari kawasan yang berkarakter beda secara umum. Karakter ini dapat dirasakan dari dalam kawasan tersebut dan dapat dirasakan juga dari luar kawasan jika dibandingkan dengan kawasan dimana si pengamat berada.

ANALISIS SITE

ANALISIS ARAH ANGIN

ANALISIS ORIENTASI MATAHARI Pada lokasi kawasan matahari terbit dari arah timur dan terbenam di arah barat

-Orientasi tapak mengarah pada arah Barat -Arah angin pada site Lokasi berasal dari 2 arah yaitu dari arah timur dan barat

ANALISIS KEBISINGAN -Lokasi kawasan berada di tengah keramaian kota dan aktifitas transportasi -sumber kebisingan pada lokasi site berasal dari jalan utama kawasan dan permukiman

TINJAUAN INTENSITAS BANGUNAN DAN SEMPADAN ANALISIS TINJAUAN INTENSITAS BANGUNAN DAN SEMPADAN SESUAI PERDA KOTA MAKASSAR Intensitas bangunan:Tinjauan ini memperhatikan tingkat kepadatan bangunan dan pemanfaatan lahan dalam suatu kawasan.

KLB MAKSIMAL 15 METER

KDB MAKASIMAL 80%

KDH MINIMAL 10%

PERMASALAHAN

DRAINASE

SOLUSI

SAMPAH

SEGMENT PENERAPAN

TERIMAH KASIH