





Menjadi guru adalah cita-citanya sejak kecil. Ini tak lepas dari profesi kedua orang tuanya yang menjadi guru. Namun cita-cita itu berbelok begitu ia tamat SMA pada 1985 di Pasuruan, Jawa Timur.
“Saya ini tidak sengaja menjadi politisi,” katanya suatu ketika.
Saat itu, orang tuanya menitipkan Saifullah ke Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. Kebetulan Gus Dur dan ibu Saifullah Yusuf itu masih saudara sepupu. Saat datang ke rumahnya, Gus Dur tanya akan keinginan Saifullah.
Menjawablah Saifullah tentang keinginannya akan menjadi guru. “Kamu enggak pantas jadi guru,” kata Gus Dur.
“Sudah sekarang kamu ikut saya ke Jakarta.”
Saat di Jakarta, Gus Dur memilihkan Saifullah di kampus Universitas Nasional. Dan Saifullah memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Selama ngenger dengan Gus Dur itulah, Gus Ipul-begitu pria yang hobi bulu tangkis ini disapa-banyak berkenalan dengan sahabat- sahabat Gus Dur dari pelbagai kalangan. Dari situ ditambah dengan bekal ilmu kuliahnya ia mulai kepincut dengan dunia politik.
Di kampus itu, bakat politiknya mulai terlihat. Pada 1988-1990, ia dipercaya teman-temannya menjabat sebagai Ketua Senat Mahasiswa FISIP. Selepas itu, 1990-1992, ia juga dipercaya menjadi Ketua HMI Cabang Jakarta. Dari situ karir politiknya makin cemerlang.
Saking asyiknya bergelut dengan dunia politik, kuliahnya sempat keteter. Masuk kuliah 1985 baru lulus 2003. Beruntung dia lulus. Kini, ia menjabat sebagai wakil gubernur periode 2014-2019. Ini adalah periode kedua ia berpasangan bersama Soekarwo.
Gerakan Peduli Tetangga Wakil
Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul) baru-baru ini meluncurkan Gerakan Peduli Tetangga (GPT) dan aplikasi ‘Tetangga’. Gerakan ini punya semboyan ‘Gandeng Tangan Jaga Lingkungan’.
Peluncurannya dihadiri sekitar 1.500 orang terdiri dari Ketua RT/RW sekecamatan kota, lurah dan camat se-Kabupaten Sidoarjo. “Diawali dari
Sidoarjo. Gerakan Peduli
Tetangga dimulai di Jatim, dan diharapkan bisa meluas ke berbagai wilayah lain di Indonesia,” ujar Gus Ipul sapaan akrab Wagub Jatim saat pelucuran di Hotel Sun City Sidoarjo, Sabtu (13/2/2016) malam.
Gerakan ini, kata Gus Ipul, digagas dari keprihatinan melihat kondisi nilai-nilai luhur Bangsa Indonesia yang semakin terkikis. Hidup pertetanggaan tidak seakrab dulu, makin banyak orang yang hanya peduli pada dirinya sendiri dan tidak peduli pada lingkungan sekitarnya.
Ia mencontohkan, warga baru tahu dari televisi jika tetangganya digerebek polisi karena sarang teroris atau jadi bandar narkoba. Atau warganya yang kelaparan atau tidak bisa sekolah karena mendadak ramai di media sosial.
Gus Ipul berharap, Gerakan ini dapat membangun kembali kesadaran bahwa bertetangga bukanlah soal kedekatan tempat tinggal. Hubungan pertetanggaan bukan sekedar komunikasi sewaktu-waktu. Juga bukan sebagai tempat berkembang biaknya persoalan, tetapi sebagai tempat menemukan jalan keluar.
“Pertetanggaan itu mendekatkan yang jauh, dan membuat yang dekat pun semakin akrab,” tegasnya.
Indonesia, kata dia, akan maju jika para Warga Negara Indonesia saling bergandeng tangan dan menjaga ling-
Penggunaannya pun sangat mudah seperti menggunakan facebook dan whatsapp. “Bila ada masalah di lingkungan tetangga bisa dideteksi, diatasi dan diselesaikan dengan cepat,” ujarnya.
Untuk sementara aplikasi ini hanya melayani warga yang tinggal di Sidoarjo karena sebagai salah satu kabupaten percontohan. Nantinya, diharapkan aplikasi ini bisa digunakan di seluruh Jawa Timur bahkan Indonesia.
“Program pribadi saya ini Insya Allah akan bermanfaat bagi warga dan pemerintah. Karena ke depannya bisa menjadi eCensus dan semua untuk juga untuk Indonesia,” ujarnya.
Pengamat Politik Eep Saefulloh Fatah yang ikut menggagas gerakan ini menyebut, Gerakan ini punya empat kerja.
Pertama, membangun kesadaran bertetangga yang diwujudkan dalam bentuk memelihara lalu lintas komunikasi antar warga yang tinggal berdekatan, menyebarkan informasi lingkungan sekitar yang bersumber dari para warga.
yang tidak memiliki semua perangkat smartphone/HP, komputer, laptop, akan digalang posko-posko yang mudah dijangkau di lingkungan masingmasing.
Menurutnya, menjadi warga negara yang baik dimulai dengan menjadi tetangga yang baik. Bertetangga bisa menyelesaikan banyak masalah bersama. Para tetangga seharusnya saling mengenal, berkunjung dan aktif berkomunikasi. “Tidak ada yang bisa menjadi warga negara yang baik dan sukses, jika tidak baik dengan tetangga,” kata Gus Ipul.
kungan mulai dari yang terkecil. Salah satu instrumen yang digunakan pada gerakan ini adalah media sosial bentuknya aplikasi ‘Tetangga’ untuk HP, tablet, laptop, dan komputer. Aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah, mempermurah, menyederhanakan, sekaligus mempercepat penggalangan Gerakan Peduli Tetangga. Aplikasi ini bisa diunduh dari playstore dengan keyword ‘tetangga’. Melalui aplikasi ini, katanya, warga bisa mengetahui apa yang sedang terjadi di lingkungannya masing-masing.
Kedua, membangun kekuatan pertetanggaan diwujudkan dalam bentuk mendorong para warga untuk berhimpun dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan bersama guna membangun pertetanggaan yang guyub. Pertetanggaan yang guyub sebagai cara untuk menyelesaikan masalah di lingkungan serta memperkuat kemitraan warga dengan pengurus RT/RW, pimpinan desa, kelurahan dan kecamatan. Ketiga, memperluas kesempatan untuk maju melalui pertetanggaan yang diwujudkan dalam bentuk mendorong para warga untuk saling bantu, mencari cara yang tepat untuk memajukan lingkungannya, memasyarakatkan kembali gotong royong dari lingkungan yang terkecil. Keempat, memfungsikan pertetanggaan melalui media sosial bernama ‘Tetangga’. Khusus untuk warga
Profil Gus Ipul Drs Saifullah Yusuf atau yang akrab dipanggil Gus Ipul adalah Wakil Gubernur periode jabatan 2009 hingga 2014. Gus Ipul lahir di Pasuruan, Jawa Timur pada tanggal 28 Agustus 1964 dari pasangan (Alm) H. Ahmad Yusuf Cholil dengan Hj. Sholichah Hasbulloh. Sebenarnya sejak kecil, Gus Ipul bercita-cita menjadi guru madrasah, karena melihat kondisi madrasah yang menyedihkan. Cita-cita tersebut tampaknya juga dipengaruhi oleh
ayahnya yang merupakan seorang pegawai Departemen Agama dan juga seorang guru agama di SD dan SMP. Demi mewujudkan cita-cita mulia itu, Gus Ipul menempuh pendidikan dasar dan menengah di pesantren di Jombang sampai lulus sekolah menengah atas. Selama bersekolah, dia sudah terbiasa bergaul dengan banyak orang dari berbagai kalangan, bahkan yang berbeda agama sekalipun.
Bagi Gus Ipul, bergaul dengan semua orang beragama itu menambah rasa kebangsaan di dalam diri. Selepas lulus SMA ketika akan melanjutkan ke jenjang studi yang lebih tinggi. Pamannya, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menyuruh
Gus Ipul untuk kuliah di Jakarta. Gus Ipul kemudian melanjutkan studinya di Universitas Nasional. Selama menjalani masa studinya, Gus Ipul juga menimba ilmu secara langsung kepada Gus Dur yang kala itu menjabat sebagai Ketua Umum PBNU. Dari sinilah, Gus Ipul mulai masuk ke dunia politik. Gus Ipul mengawali karir politiknya dengan bergabung pada organisasi GP Ansor. Pada tahun 2000, Gus Ipul ditunjuk untuk menjadi ketua umum GP Ansor hingga tahun 2005.
Pada Pemilihan Umum tahun 1999, Gus Ipul terpilih untuk menjadi anggota DPR dari Fraksi PDIP. Sewaktu itu, Gus Ipul dianggap sebagai lam-
Sebenarnya Sejak kecil, GuS ipul bercita-cita menjadi Guru madraSah, karena melihat kondiSi madraSah yanG menyedihkan. cita-cita terSebut tampaknya dipenGaruhi oleh ayahnya yanG merupakan SeoranG peGawai departemen aGama dan juGa SeoranG Guru aGama di Sd dan Smp. demi mewujudkan cita-cita mulia itu, ia menempuh pendidikan daSar dan menenGah di peSantren di jombanG Sampai luluS Sekolah menenGah ataS. Selama berSekolah, dia Sudah terbiaSa berGaul denGan banyak oranG dari berbaGai kalanGan, bahkan yanG berbeda aGama Sekalipun.
bang aliansi dari Abdurrahman Wahid dan Megawati Soekarnoputri karena Gus Ipul adalah orang kepercayaan Gus Dur dan ditempatkan di PDIP.
Ketika hubungan Gus Dur dan Megawati merenggang maka pada tahun 2001, Gus Ipul mengundurkan diri dari PDIP dan juga dari DPR lalu kemudian bergabung dengan PKB. Pada muktamar PKB tahun 2002, Gus Ipul terpilih menjadi Sekretaris Jenderal PKB mengalahkan kandidat kuat lainnya, Alwi Shihab yang juga memperebutkan posisi ketua umum.
Setelah menjabat sebagai Sekjen PKB, Gus Ipul ditunjuk untuk menjadi Menteri Negara Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal pada Kabinet Indonesia Bersatu periode Oktober 2004 hingga Mei 2007. Konflik internal di tubuh PKB yang berujung dengan dicopotnya Saifullah Yusuf dari jabatan Sekjen PKB berimbas pada jabatan menteri yang kala itu dia pegang. Karena Gus Ipul tidak dianggap lagi sebagai representasi PKB maka dia digantikan oleh Lukman Edy yang juga menggantikannya sebagai Sekjen PKB.
Di tahun 2005, Gus Ipul juga menjabat sebagai Ketua Umum GP Ansor untuk masa bakti 2005 hingga tahun 2010. Pada tahun 2008, Gus Ipul maju mendampingi Soekarwo dalam pemilihan umum Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Provinsi Jawa Timur. Akhirnya, Saifullah Yusuf terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur mendampingi Soekarwo setelah pemilihan umum diselenggarakan selama dua putaran (putaran pertama tanggal 23 Juli 2008 dan putaran kedua tanggal 4 November 2008) serta pemilihan ulang putaran kedua di Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Sampang tanggal 21 Januari 2009.
Pelantikan Gus Ipul dilaksanakan pada tanggal 12 Februari 2009 oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto. Gus Ipul kembali terpilih sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur pada Pilgub Jatim 2013. Gus Ipul menjadi wakil gubernur mendampingi Soekarwo yang menjadi Gubernur Jatim 2014-2019. Hal ini menandakan banyak warga Jatim yang puas dengan pimpinan Soekarwo dan Gus Ipul sehingga keduanya dipercaya kembali memimpin Jawa Timur.
Nama Lengkap Saifullah Yusuf
Alias Gus ipul
Agama Islam
Tempat, Tanggal Lahir Lahir Pasuruan, Jumat, 28 Agustus 1964
Zodiac Virgo
Hobby Membaca dan Bulu Tangkis
Ayah H. Ahmad Yusuf Cholil
Ibu Hj. Sholichah Hasbulloh
Istri Ummu Fatma
Anak Selma Halida, Moh. Falihuddin Daffa, Moh. Rayhan Hibatullah, Moh. Farrelino Ramadhan
pendidikan
Madrasah ibtidaiyah Mambaul Ma’arif denanyar jombang, selesai tahun 1979
Sekolah Menengah pertama islam pasuruan, selesai tahun 1981
Sekolah Menengan persiapan pembangunan negeri pasuruan, selesai tahun 1985
Fakultas ilmu Sosial dan ilmu politik Universitas nasional jakarta, selesai tahun 2003
Ketua Senat Fisip Unas Jakarta tahun 1988 -1990
Ketua HMI Cabang Jakarta tahun 1990 -1992
Pengurus Pusat IPNU tahun 1992 -1994
Ketua Pimpinan Pusat IPNU, tahun 1990 – 1995
Sekjen DPP Partai Kebangkitan Bangsa Th 2002 – 2004
Wartawan Tabloid Detik
Ketua Umum PP GP Ansor tahun 2000 – 2010
Anggota DPR RI Fraksi PDIP 1999 – 2001
Menteri Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal 2004 – 2007
Wakil Gubernur Jawa Timur 2009 - 2014 dan 2014 – 2019
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PB NU) periode 2010 - 2015 dan 2015 - 2020
Wredatama nugraha Utama
diberikan Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) tahun 2014
bintang Mahaputera adipradana
yang diberikan Presiden SBY tahun 201...
Penerbit: pT. beriTajaTiM cYber Media Media Online: beritajatim.com
Direktur Utama ainur rohim
Penanggung Jawab ainur rohim dwi eko lokononto Teddy ardianto Hendrawan
Pemimpin Umum & Pemimpin Redaksi dwi eko lokononto
Redaktur Pelaksana Teddy ardianto Hendrawan
Koordinator Liputan kuntoro rido a
Redaktur ribut Wijoto
Sekretaris Redaksi & Administrasi Sulton
Reporter Surabaya arief Fajar a. ragil priyonggo renni Susilawati
Wahyu Hestiningdiah rahardi Soekarno j nyuciek asih Fahrizal Tito
Reporter Daerah
M. ismail [Sidoarjo]
Misti p [Mojokerto]
Yusuf Wibisono [Jombang] lucky aditya ramadhan [Malang Batu] nanang Masyhari [Kediri] oryza ardiansyah W [Jember-Banyuwangi]
Samsul arifin [Pamekasan]
Zamachsari [Bangkalan-Sampang]
Temmy p [Sumenep]
brama Yoga kiswara [Malang] rindu dwi kartiko [Madiun-Ngawi]
Shohibul Hujjah [Pasuruan-Probolinggo]
Harry purwanto [Lumajang]
M Munthohar [Tuban]
deni ali Setiono [Gresik-Lamongan]
Tulus adarrma [Bojonegoro]
Manajer Marketing & Promosi Saptini darmaningrum
Promosi & Kreatif niko karismantoko
Desain & Teknologi Informasi agus rudi purnomo achmad Sultoni
Cover: bueHeart d-Sign )
Umum
riyanto & aris
Alamat Redaksi, Iklan, dan Sirkulasi: jl. ciliwung no 65, Surabaya 60241 jawa Timur Telp. [031] 566 7326, Fax. [031] 566 7362 email: beritajatim@gmail.com
pak War, tukang becak komplek perumahan menyodorkan nomor HP-nya kepada saya jika sewaktu-waktu membutuhkan untuk diantar dari rumah ke jalan unum. "Ini Pak nomor saya, kalau butuh tinggal pangil, saya pasti datang," kata Pak War seraya tersenyum.
Pak War dulunya mengayuh becak dengan pedal. Namun karena tuntutan zaman, dia harus mengganti dengan becak motor. Membeli motor 'second' kemudian dimodifikasi menjadi becak. "Penumpang ingin serba cepat sampai rumah, saya harus ganti pakai motor," kata Pak War.
Mesopotamia pada tahun
Pak War tak sendiri. Pelaku ekonomi seperti mas penjual bakso dan penjahit keliling di komplek perumahan juga sudah punya telepon genggam layar sentuh, meski bermerek China dengan aplikasi android.
Kemarin sopir armada taksi bergerak, mogok, dan sebagian bertindak anarkis men-sweeping sopir taksi aplikasi Uber dan Grab. Tidak hanya Uber dan Grab, Gojek yang melintas juga menjadi sasaran sopir taksi.
Tindakan ini seharusnya tidak terjadi, jika konglomerat pemilik transportasi mengubah cara berpikir seperti Pak War.
Para pemain bisnis transportasi harus mulai sadar: zaman berubah. Konsumen tidak mau ribet dan mbulet. Jika ada yang mudah, pelayanan cepat, dan bisa dihubungi setiap saat, tentunya jasa tersebut yang dipakai.
Ada tudingan muncul aksi ini sebagai perang antarkonglomerat bidang transportasi, antara yang sudah nyaman dengan produk taksi konvensional versus taksi aplikasi yang melibatkan warga. Taksi aplikasi sejauh ini tak perlu mengurus segala tetek-bengek, mulai perizinan hingga pajak.
Kunci kemudahan pelayanan dan kecepatan itu tentu saja ada pada dunia digital. Inilah peradaban digital. Dunia ada dalam genggaman Anda. Era digital dan media sosial telah menghadirkan tekanan baru dalam kebangkitan peradaban dan memainkan peranan penting menggusur oligarki.
Ini bukan zaman Majapahit, di mana candi dengan pahatan di batu dan karya-karyanya dihormati dengan agung. Pahatan di candi sering dikunjungi warga untuk melihat dokumentasi tentang perjalanan manusia saat itu.
Profesor bidang ekonomi politik dan pionir dalam teori media dari University of Toronto, Harold Innis, mengatakan, segala bentuk baru komunikasi dan medium informasi menciptakan sebuah kekuatan sosial baru yang melawan monopoli kekuatan oligarki.
Harold mencontohkan apa yang terjadi di
3100 SM. Kuil terbesar dan paling dihormati di kala itu adalah yang memiliki tanah kelai paling banyak. Karena di atas kelai itulah para pendeta menatahkan ilmu pengetahuan. Begitu pula yang terjadi di Babilonia dan Nineveh pada tahun 2300 SM. Kuil dan pendeta yang paling dihormati adalah yang menyimpan perkamen terbanyak. Datanglah revolusi industri dan ditemukan kertas, pekamen masa lalu tersebut ditinggalkan. Revolusi industri juga menghadirkan revolusi sosial. Setiap masa transisi akan membawa goncangan kultural terhadap monopoli atau oligopoli. Begitu juga sekarang saat menuju zaman teknologi.
Perkembangan ini juga bagian dari kapitalisme. Kapitalisme beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan. Tak ada yang abadi kecuali perubahan itu sendiri. Maka kapitalisme selalu menemukan bentuknya kala perubahan itu datang.
Mungkin sebagian orang menganggap perubahan itu mengganggu status quo. Namun di sisi lain, perubahan itu membuka kesempatan banyak orang makin terbuka. Memang awalnya masalah kompetensi dan hal-hal terkait aturan formal akan dipertanyakan. Namun itulah konsekuensi keterbukaan dan zaman yang berubah.
Mari kita juga belajar dari bisnis media massa. Dulu, saat internet belum masif, bisnis media massa hanya dikuasai mereka yang berduit. Menjadi wartawan pun tak mudah. Namun kini, internet membuat bisnis berita dalam jaringan (online) marak. Siapa pun bisa bikin kantor berita online. Bahkan di media sosial, semua orang kini bisa berperan menjadi wartawan.
Tentu saja ini menggelisahkan para pekerja media. Bukan semata pada bisnis, tapi pada melimpahnya arus informasi di hadapan pembaca yang makin sulit diverifikasi. Singkat kata: kalau semua bisa menulis, apa guna wartawan?
Perubahan menggelisahkan ini tidak lantas disikapi dengan penuh frustrasi. Kami optimistis di tengah arus informasi yang melimpah, pada akhirnya publik butuh informasi yang bisa dipercaya.
Di titik inilah, perusahaan media dan pekerja pers harus menunjukkan keunggulannya. Pekerja media arus utama harus mampu menunjukkan bahwa 'kami bukan tukang gosip, namun kami penggali fakta'. Itulah sebabnya kemudian pekerja media terus-menerus memperbaiki diri melalui uji kompetensi. Kami sadar, kepercayaan adalah satu-satunya hal penting yang membuat bertahan. redaksi
laporanutama
Serius Usung Pak Halim atau hanya Check Sound?
Tak Lagi di Injury Time ..................................................... halaman 9
nasib Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jawa timur tidak terlalu mujur ketika berbicara perhelatan pilgub Jatim. Dua kali pilgub terakhir 2008 dan 2013, pasangan calon yang diusung PKB selalu kandas.
Ini Fakta Sejarah 61 Tahun Lalu ............................... halaman 12
wiSata
Sepotong Surga di Laut Selatan ............................. halaman 14
Menikmati Ombak Tenang di Pantai Prigi Trenggalek .............................................. halaman 16
Ombak Pecah di Pulau Merah ................................. halaman 18
Begitu tiba di Pantai Merah, deburan ombak langsung menyambut. Menyusuri pantai yang panjangnya tiga kilometer, wisatawan lokal membaur dengan wisatawan manca negara. Beberapa di antaranya bermalas-malasan dengan tiduran di bawah payung merah yang lebar.
10 Tahun beritajatim.com: Belajar dari Ketidaktahuan Itu Inovasi ..................... halaman 20
Eksistensi & Prestasi .................................................... halaman 24
Beritajatim.com dapat Apresiasi dari Warga dan Perguruan Tinggi ............................. halaman 26
Jombang dan ‘Orang-orang Gila’ di Dalamnya ...................................................................... halaman 28
tokohinSPiratif
Jagad Hariseno: Mantri Ekonomi
Bertangan Emas ................................................................ halaman 32
Aiptu Puji: Bisa Wawancara Mayat
Korban Pembunuhan ..................................................... halaman 34
Fariji, Pembela Kaum Miskin
di Pengadilan ..................................................................... halaman 35
Sejenak dengan Kang Apri, Aktivis Lingkungan Lereng Arjuno ............................ halaman 36
Padepokan Among Budaya Sastro Loyo: Rawat Puluhan
Orang Gila dari Uang Ludruk ....................................... halaman 37
Suratno: Sukses Berkat Tanggul
Lumpur Lapindo ............................................................... halaman 38
Kiai Bajigur, Puluhan Tahun
Bimbing ‘Santri Luar Biasa’ ........................................... halaman 39
Ali Mansur, Sosok Guru MTS
Peraih Kalpataru............................................................... halaman 40
Pejuang Anak-anak
Pengungsi Syiah Sampang .......................................... halaman 40
Onogaf Sulap Limbah Besi jadi
Karya Seni Miliaran Rupiah ........................................... halaman 41
Pedagang Semanggi Punya BMW dan Avanza, Apa Rahasianya? .............................................................. halaman 42
Edy Karya:Lampu Tambah Padang, Ludruk Tambah Ilang ..................................................... halaman 45
olahraga
Sepakbola Nasional: Rindu Perserikatan dan Galatama .............................. halaman 46
SeriUS
Nasib Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di Jawa Timur tidak terlalu mujur ketika berbicara perhelatan pilgub Jatim. Dua kali pilgub terakhir 2008 dan 2013, pasangan calon yang diusung PKB selalu kandas.
foto: antara
Sebut saja Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah) yang diusung PKB dan puluhan parpol nonparlemen pada pilgub 2013 kalah melawan rival beratnya Soekarwo-Saifullah Yusuf (Karsa). Nggak jauh beda dengan pasangan Achmady-Suhartono (Achsan) yang diusung PKB pada pilgub 2008 juga hanya menduduki perolehan suara paling buncit.
Jauh sebelum itu, saat pilihan gubernur tidak langsung melalui DPRD Jatim pada kurun waktu 2003, pasangan yang didukung Fraksi PKB dan Golkar Abdul Kahfi-Ridwan Hisjam pun keok melawan Imam Utomo-Soenarjo yang didukung F-PDIP dan Fraksi Gabungan. Kini menjelang pilgub Jatim 2018, PKB terlihat ‘lebih serius’ dan mulai mempersiapkan lebih dini calon yang akan diusung. Ini karena seringkali sebe-
lumnya PKB selalu memunculkan calon di masa injury time atau last minute. Dia adalah Ketua DPW PKB Jatim sekaligus Ketua DPRD Jatim Abdul Halim Iskandar yang sekarang membranding dirinya dengan sebutan Pak Halim. Pak Halim sendiri merupakan kakak kandung dari
Muhaimin Iskandar (Cak Imin) Ketua Umum PKB.
PKB patut ‘bertarung’ di ajang pilgub 2018 karena memiliki modal 20 kursi di DPRD Jatim dan berhak mengusung pasangan calon sendiri tanpa perlu koalisi dengan parpol lain. PKB jadi partai pemenang Pemilu Legislatif (Pileg) 2014 di Jatim mengalahkan PDIP yang menang secara nasional.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sendiri dalam kesempatan turun roadshow di Jatim bulan lalu, sudah sesumbar menargetkan kemenangan dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur pada 2018 yang akan datang.
“Perolehan suara PKB di Jatim sebesarw 23 persen pada Pemilihan Umum tahun 2014 lalu dianggap cukup sebagai modal awal di Pilgub Jatim mendatang,” tegasnya.
Jawa Timur memang jadi basis Nah-
dliyyin dan lumbung suara PKB. Jatim adalah etalase ahlussunnah wal jamaah di Indonesia. “Maka menjadi masuk akal bila yang duduk sebagai gubernur Jatim mendatang adalah kader PKB,” tukas Cak Imin.
Salah satu strategi yang perlu digenjot, menurut dia, adalah mencetak kader-kader yang cyber minded. Kader yang tidak hanya aktif di sosmed dan dunia maya tapi juga mengerti dan mampu menggunakan internet untuk membesarkan suara PKB.
“Silahkan berkreasi di Sosmed. Warnai dan suarakan di laman web dan Sosmed kalian kecintaan kepada NKRI, NU dan tentu saja PKB. Jadikan diri kalian sebagai opinion builder, sebagai opinion trender untuk kemenangan PKB dan kejayaan ahlussunnah wal jamaah di Indonesia,” katanya.
Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar (Pak Halim) sendiri terus berkibar setelah mendapat angin dukungan dari 38 DPC PKB se-Jatim.
Tagline pengenalan diri yang digunakan juga menarik, sebuah pepatah Jawa yakni Holopis Kuntul Baris (Bersamasama bergotong royong) membangun Jawa Timur.
pelUanG pak HaliM
Bagaimana peluang Pak Halim dalam pilgub Jatim 2018 menghadapi Gus Ipul (Wagub Jatim saat ini) dan Mensos Khofifah Indar Parawansa yang samasama dari NU?
Pengamat komunikasi politik Unair Surabaya, Suko Widodo kepada beritajatim.com mengatakan, nama Pak Halim yang digunakan untuk branding lebih acceptable untuk masyarakat Jawa Timur yang plural atau majemuk. “Untuk kalangan Mataraman, Arek, pesantren dan akademik cukup bagus nama Pak Halim itu,” katanya.
Menurut Suko, Pak Halim dengan PKB-nya memiliki jaringan kuat dan pendukung loyalis. Tinggal saja lebih aktif dalam menggerakkan jaringan dan simpulnya di bawah. Pak Halim diminta mengembangkan relasinya lebih intensif, teruma kalangan muda dan pedesaan.
“Pak Halim perlu banyak tampil di media untuk reinforcement atau meneguhkan lagi eksistensinya. Kemungkinan suara NU akan terbelah, jika para kandidatnya berasal dari NU. Tetapi sesungguhnya NU itu cair,” tuturnya.
Pak Halim, lanjut dia, masih berpeluang untuk mengejar popularitas dan ak-
septabilitas dari pesaingnya dari kalangan NU, baik Gus Ipul atau Khofifah. “Masih ada dua tahun ke depan, cukup bisa dan ada waktu mengejar,” tegasnya.
Pak Halim untuk running pilgub Jatim 2018 juga diminta bisa mencitrakan dirinya dengan personifikasi tiga kriteria utama yang diterima masyarakat bagi calon kepala daerah.
“Kalau dasarnya survei yang selama ini saya lakukan, ada tiga kriteria utama. Pertama harus merakyat. Kedua dermawan peduli masyarakat.
Ketiga, figur yang bersih. Apalagi jika memiliki track record berhasil saat menjadi pemimpin bisa jadi nilai tambah,” ujar Direktur Lembaga Survei Proximity, Whima Edy Nugroho.
Menurut Whima, Pak Halim sudah mempunyai modal kuat untuk maju. Yakni, PKB memiliki 20 kursi di DPRD Jatim (bisa mengusung tanpa koalisi), punya trah di grassroot NU dan memiliki struktur di PKB dengan menjadi Ketua DPW PKB Jatim.
“Hanya saja potensinya harus lebih digali mengingat kedua rival kuatnya Gus Ipul dan Khofifah juga punya hal yang sama. Di struktur PKB juga kuat, minimal kendaraan running sudah ada,” tukasnya.
Langkah Pak Halim yang mulai ‘tebar pesona’ di media dan memasang baliho saat ini dinilainya sudah tepat, meskipun pilgub masih dua tahun lagi.
“Untung meningkatkan popularits sebagai tahap awal pencitraan sudah tepat. Setelah itu baru likeabilitas dan elektabilitas (voted), yang tidak cukup hanya tebar pesona di media dan baliho. Itu bisa diperoleh dengan karya nyata yang langsung menyentuh masyarakat,” tegasnya.
Whima mengingatkan kepada Pak Halim bahwa dalam pertarungan pilkada, kekuatan figur dinilai sangat penting. Ini karena suara parpol tidak selalu selaras dengan pilihan figur saat pilkada, baik pilgub atau pilbup/pilwali.
Menilik ke belakang, harapan PDI Perjuangan untuk menang pemilu di tingkat Provinsi Jawa Timur pupus sudah. Faktanya, berdasarkan rekapitulasi 38 kabupaten/kota seluruh Jawa Timur, partai berlambang banteng moncong putih itu tak sanggup menyalip perolehan suara Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai besutan Muhaimin Iskandar yang juga masih keponakan Almarhum Gus Dur ini meraih 3.671.911 suara di Jawa Timur (19,6 persen). PDI Perjuangan menempati runner up dengan per-
olehan 3.523.434 suara (18,8 persen). Tempat ketiga diraih Partai Gerindra (13,1 persen), Partai Demokrat (12,5 persen) dan Partai Golkar (10,2 persen).
Perolehan tersebut juga berdampak pada kursi yang diraih masing-masing partai politik di DPRD Jawa Timur. PKB meraih 20 kursi, sedang PDI Perjuangan dengan 19 kursi. Disusul Partai Gerindra 13 kursi, Partai Demokrat 13 kursi dan Partai Golkar 11 kursi. Yang menarik, terjadi pada PKS. Meski hanya meraih 5,2 persen tapi kursi yang didapat partai menengah ini mencapai 6 kursi alias satu fraksi lebih.
Ketika pilgub dilaksanakan pada tanggal 29 Agustus 2013 untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur periode 2013–2018, terdapat empat pasang kandidat yang bersaing dalam pemilihan umum ini, yaitu pasangan petahana Soekarwo-Saifullah Yusuf yang diusung oleh Partai Demokrat, Partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Keadilan Sejahtera(PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Partai Hanura, Partai Gerindra, Partai Kebangkitan Nasional Ulama (PKNU), Partai Damai Sejahtera (PDS), Partai Bintang Reformasi (PBR) dan 22 partai politik non-parlemen.
Kemudian, Bambang Dwi HartonoSaid Abdullah yang diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Lalu, Khofifah Indar Parawansa-Herman Surjadi Sumawiredja yang diusung oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan 5 partai politik non-parlemen serta pasan-
gan Eggi Sudjana-Muhammad Sihat yang maju dari jalur independen.
Pemilihan gubernur ini akhirnya dimenangi oleh pasangan SoekarwoSaifullah Yusuf yang diusung oleh 10 partai politik parlemen dan 22 partai politik non-parlemen dengan suara sebesar 8.195.816 (47,25 persen) sesuai dengan keputusan KPU Provinsi Jawa Timur pada 7 September 2013.
Melihat ke belakang lagi, pada pilgub Jatim 2008 lalu juga memberikan pilihan yang relatif banyak kepada masyarakat.
Meskipun Wakil Gubernur (Soenarjo) dan Sekdaprov Jatim (Soekarwo) ikut dalam pilgub Jatim 2008, hasil akhir pilgub putaran pertama menunjukkan bahwa keduanya tak mampu mendominasi suara pemilih.
Soekarwo-Saifullah Yusuf (KarSa) berada pada posisi teratas dengan 26,44 persen suara, Khofifah Indar Parawansa-Mudjiono (Kaji) di posisi kedua dengan 24,82 persen suara, SutjiptoRidwan Hisjam (SR) di posisi ketiga dengan 21,19 persen suara, Soenarjo-Ali Maschan Moesa (Salam) di posisi keempat dengan 19,34 persen suara, dan Achmadi-Suhartono (Achsan) di posisi kelima dengan 8,21 persen suara. Begitu juga saat pilgub 2003 yang dipilih lewat DPRD Jatim, Imam Utomo yang berduet dengan Soenarjo mengalahkan pasangan Abdul Kahfi-Ridwan Hisjam dengan mengumpulkan 63 suara. Sedangkan Abdul Kahfi dan Ridwan Hisjam memperoleh 34 suara, satu suara abstain, serta dua suara dinyatakan rusak.
Pasangan Imam Utomo dan Soenarjo maju sebagai calon gubernur atas pencalonan dari Fraksi PDIP dan Fraksi Gabungan, sedangkan Abdul Kahfi dicalonkan Fraksi Kebangkitan Bangsa dan Fraksi Partai Golongan Karya. Perolehan suara dalam pilkada di tingkat gubernur maupun bupati/walikota memang tidak berbanding lurus dengan perolehan suara pemilu legislatif.
Ini karena dalam pilkada, faktor figur calon sangat mempengaruhi, selain kesolidan mesin parpol pengusung dan pendukung. Dalam dua kali pemilu di Jatim sejak tahun 2004 dan 2009, partaipartai yang mengklaim berbasis Islam, memetik suara yang terus menurun.
Dalam pemilu 2009, dari pemilih Jatim sebesar 29.245.722 orang, PKB yang mengklaim basisnya pengikut NU hanya memperoleh 1.996.129 suara. Ketika itu, PKB sudah tak dipimpin Gus Dur.
Sementara ketika pemilu legislatif 2004, ketika Gus Dur masih memimpin, perolehan suara PKB Jawa Timur masih tinggi yaitu 5.566.245 orang.
Sementara PPP, dalam Pemilu 2004, suara di Jatim menyumbang 1.337.313 orang. Ternyata dalam pemilu 2009, DPW PPP Jatim hanya memperoleh suara 763.349 orang.
Pada pemilu 2004 dan 2009 muncul dua partai baru yang juga berbasis Islam yaitu Partai Persatuan Nahdlatul Umat Indonesia (PPNUI). Dalam Pemilu 2004, partai ini mendulang suara sebesar 150.681. Tapi dalam pemilu 2009, dengan nama PKNU (Partai Kebangki-
Berdasarkan data yang berhasil dihimpun beritajatim.com: Kemenangan pilkada serentak berdasarkan parpol pengusung adalah:
no parTai keMenanGan
1 PDIP 13
2 Gerindra 11
3 PAN 10
4 NasDem 9
5 Demokrat 8
6 PKB 8
7 PKS 6
8 Golkar 6
9 Hanura 5
10 PPP 1
tan Nasional Ulama), DPW PKNU Jatim meraih 872.599 suara.
Paling tidak Pak Halim dan calon gubernur lainnya harus melihat peta politik pascapilkada serentak. Di mana PDIP dan Partai Gerindra paling banyak memenangkan pilkada di 19 pilkada serentak di Jatim pada 9 Desember 2015. PDIP berhasil memenangkan 13 pilkada, sedangkan Gerindra 11 pilkada.
pak HaliM MUndUr di 2013
Ketua DPW PKB Jatim Abdul Halim Iskandar (Pak Halim) dipastikan secara resmi mengundurkan diri dari bursa pencalonan gubernur di PKB Jatim pada pilgub 2013.
“Saya secara legowo mengundurkan diri dari dinamika pencalonan pilgub Jatim di PKB. Ini semata-mata demi kebesaran nama NU di Jatim,” tegasnya yang menghubungi beritajatim.com, Jumat (23/11/2012) silam.
PKB Jatim telah melakukan sowan kepada Ketua PWNU Jatim KH Mutawakil Alallah dan Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar serta beberapa kiai khos lainnya.
PKB Jatim ketika itu melakukan rapat terbatas di kantor DPW PKB Jatim untuk mematangkan konsolidasi menghadapi pilgub Jatim. Peserta rapat terbatas adalah pengurus inti tanfidz PKB Jatim, jajaran Dewan Syuro PKB Jatim dan anggota F-KB DPRD Jatim.
Dengan mundurnya Pak Halim, PKB saat itu mengerucutkan dua nama cagub yang akan diusung, yakni Saifullah Yusuf (Gus Ipul) dan Khofifah Indar Parawansa.
“PKB inginkan kader NU menjadi orang nomor satu di Jatim aliasgubernur, bukan wakil gubernur. Kalau ternyata Gus Ipul yang didukung, otomatis Gus Ipul harus meninggalkan Pakde Karwo dan maju sendiri sebagai cagub,” tegasnya. Tapi ternyata, PKB di last minute akhirnya mengusung Khofifah Indar Parawansa-Herman S Sumawiredja (Berkah). Tapi PKB ketika itu pecah, jajaran Dewan Syuro PKB yang dimotori KH Azis Mansyur lebih memilih mendukung pasangan incumbent SoekarwoSaifullah Yusuf (Karsa).
Pertanyaan besarnya sekarang, apakah PKB yang merupakan parpol pemenang pemilu 2014 di Jatim dan memperoleh delapan bupati/walikota hasil pilkada serentak 2015 benar-benar serius mengusung dan memenangkan Pak Halim dalam pilgub Jatim 2018? Ataukah PKB lebih memilih mendukung calon gubernur lainnya?
Lepas pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2009, ketika gelombang biru (Partai Demokrat, menyapu banyak kantong suara pemilih Nasionalis dan Santri di Indonesia, termasuk Jatim, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) kembali merebut kantong tradisionalnya di Pemilu 2014: Provinsi Jawa Timur (Jatim).
PKb menang dengan raihan 3.671.911 suara (19,6%) di Jatim. PDI Perjuangan menempati runner up dengan perolehan 3.523.434 suara (18,8%). Tempat ketiga diraih Partai Gerindra dengan 13,1% suara, Partai Demokrat dengan 12,5% suara, dan Partai Golkar dengan 10,2% suara.
Hasil Pemilu 2014 kembali menegaskan satu hal: Jatim kembali menjadi teritori politik PKB seperti pada Pemilu 1999, 2004, dan 1955. Di Provinsi berpenduduk 38 juta jiwa lebih inilah, kekuatan Islam Tradisional seringkali mendominasi dan memenangkan kontestasi politik nasional dan regional. Jatim menjadi kandang politik Islam Tradisional (NU) paling kokoh dan menyejarah.
Hanya di sepanjang era Orde Baru Soeharto, mapping politik Jatim berubah total dari dominasi politik Santri Islam Tradisional (NU) ke Nasionalis Karya Kekaryaan (Golkar). Mapping politik Jatim selama Orde Baru, termasuk mapping politik provinsi lainnya, hakikatnya bersifat semu.
Dukungan politik bersifat mutlak dan tak terbatas dari militer (ABRI) dan birokrasi pemerintah kepada Golkar, menjadikan kekuatan Santri Islam (Modernis dan Tradisional--Partai NU, Parmusi, dan PPP) dan kaum Nasionalis Marhaenis (PNI dan PDI) mengalami kemunduran peran, fungsi politik dan tak mampu berbicara sepanjang Pemilu Orde Baru di tahun 1971, 1977, 1982, 1987, 1992, dan 1997.
Dengan tiga kapasitas politik bersifat powerfull yang berada di satu tangan: Soeharto, yakni sebagai kepala pemerintahan (eksekutif), panglima tertinggi ABRI (militer), dan Ketua Dewan Pembina Golkar (parpol), mengakibatkan konsentrasi kekuasaan berhulu di satu tangan dan person. Sedang dua parpol lain PPP dan PDI lebih banyak berperan sebagai latar pelengkap sistem kepartaian yang didesain dan diaplikasikan rezim Orde Baru.
Bangunan sistem dan struktur politik yang tak berpijak pada realitas sosiologis, kultural dan ahistoris itu runtuh pada Mei 1998. Orde Baru dan seluruh struktur piramida politik yang menyokongnya jebol dan digantikan
sistem dan struktur politik yang lebih terbuka, akuntabel, dan demokratis. Aliran-aliran politik lama, secara sadar dan tak sadar, hidup dan eksist kembali. Mapping politik baru terbentuk, di mana peta politik baru tersebut masih memiliki paralelisme historis, politik, sosial, dan kultural dengan potret politik hasil Pemilu 1955. Merujuk pada karya ilmiah Herbert Feith (1999) tentang Pemilu 1955, pemilu pertama pascakemerdekaan RI, memperlihatkan bahwa teritori Jatim menjadi basis politik paling kuat bagi Partai NU. Feith dalam bukunya berjudul: Pemilihan Umum 1955 di Indonesia (1999), menyebutkan bahwa Partai NU menjadi pemenang di Jatim pada Pemilu 1955 dengan raihan 3.370.554 suara. Posisi kedua ditempati PKI dengan 2.299.602 suara, posisi ketiga PNI dengan 2.251.069 suara, dan keempat Masyumi dengan 1.109.742 suara. Di wilayah mana saja Partai NU merebut suara dalam jumlah signifikan? Eks Karesidenan Besuki dengan 699 ribu suara, Eks Karesidenan Surabaya dengan 431 ribu suara, dan eks Karesidenan Kediri dengan 366 ribu suara.
Bagaimana komposisi raihan suara
4 parpol besar (PNI, Masyumi, Partai NU, dan PKI) di masing-masing eks karesidenan di Jatim pada Pemilu 1955?
konTeSTaSi di jaWa
Di ranah politik Jatim, hasil Pemilu 1955 menunjukkan dominasi kaum Islam Tradisional via a vis Nasionalis (PNI), Islam Modernis (Masyumi), dan Komunis (PKI). Kalau kita tarik ke ranah politik lebih luas di Pulau Jawa, Pemilu 1955 menyuguhkan hasil pemerataan mapping politik antara 4
kekuatan politik besar di Indonesia.
Kajian Herbert Feith menunjukkan, kalau Jatim dikuasai Partai NU (Islam Tradisional), di Jateng kemenangan direbut PNI dengan 3.019.568 suara. Posisi kedua PKI dengan 2.326.108 suara, ketiga Partai NU dengan 1.772.306 suara, dan keempat Masyumi dengan 902.387 suara. Bagaimana di Jabar? Partai Masyumi leading dengan 1.844.442 suara, posisi kedua PNI dengan 1.541.927 suara, ketiga PKI dengan 755.693 suara, dan keempat Partai NU dengan
komPosisi raihan suara 4 ParPol besar di jatim Pada Pemilu 1955?
673.466 suara. Sedang di wilayah Jakarta Raya, Partai Masyumi berada di posisi pertama dengan 200.460 suara, PNI dengan 152.031 suara, Partai NU dengan 129.667 suara, dan PKI dengan 96.363 suara.
Itu fakta sejarah 61 tahun lalu, di mana Partai NU merupakan kekuatan politik terbesar dan paling penting di Jatim. PKB sebagai kelanjutan historis, kultural, dan politik dari Partai NU, dalam banyak hal, telah menapaki jalan sejarah itu secara konsisten. Kemenangan PKB di Jatim pada Pemilu 1999, 2004, dan 2014 bukan merupakan realitas politik-historis yang mengejutkan dan aneh. Sebab, hakikatnya telah ada benang merah sejarah yang panjang.
6 Eks Karesidenan Madiun 254.000
7 Eks Karesidenan Bojonegoro
Yang agak ganjil adalah PKB belum pernah memiliki portofolio politik pejabat Gubernur Jatim? Kebesaran sejarah politik PKB di Jatim belum paripurna sejauh belum mampu menjadikan kader terbaik dan atau tokoh yang diusungnya menang di Pilgub Jatim. Akankah itu terwujud di 2018 mendatang? Wallahu a’lam. ainur Rohim
kabupaten Jember memiliki sejumlah lokasi petualangan yang indah yang berada di laut selatan. Mempesona, namun juga ada bahaya: Papuma dan nusa Barong.
ada sepotong surga di laut selatan, dan Anindya Kusuma Putri berlarian kecil di atas pasirnya, Senin siang itu, di pengujung Agustus 2015. Matahari tak terlampau terik. Ada awan menghalau sinarnya. Senyum Putri Indonesia 2015 itu mengembang saat melihat laut biru yang begitu lapang.
Beberapa kali Anin, sapaan akrab gadis kelahiran Semarang itu, berpose 'selfie' dengan latar belakang kapal-kapal nelayan yang mengapung. Sesekali ia berlagak dikejar ombak yang menggulung.
"Sudah dapat nggak gambarnya?" tanyanya kepada seorang pria yang mengambil gambar video.
"Papuma bagus ya? Wisata baharinya bagus nih buat dikembangin," kata Anin.
Ada sepotong surga di laut selatan, dan itu adalah Pantai Pasir Putih Malikan (Papuma). Ini sebuah pantai yang secara administratif berada di kawasan Perhutani di Desa Lojejer, Kecamatan Wuluhan, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dari pusat kota Jember, pantai ini berjarak 35 kilometer ke arah selatan.
Pasirnya begitu putih. Berdekatan dengan sebuah bukit yang dipenuhi pepohonan, kita bisa melihat monyet-monyet berjalan dan berlarian bebas. Ada Gua Lawa yang bisa dicapai saat laut surut.
Konon di sinilah pertapaan Kiai Mataram, dan persemayaman Dewi Sri Wulan, putri penguasa Laut Selatan. Pantai ini dikelilingi gugusan batu karang yang membujur ke laut, dihantam ombak menggulung. Di sini, kita bisa menyaksikan matahari terbenam, sembari menyantap makanan laut.
jadi lebih megah. Konon, sang dermawan ini juga pernah memberikan bantuan uang dalam jumlah besar untuk membangun masjid. Warga setempat sepakat dan ikut membantu pembangunan vihara tersebut. Ada 30 orang ikut membangun vihara itu.
Perhutani membangun sejumlah cottage, gazebo, dan outlet pameran makanan dan kerajinan di sana. Cottage ini dibangun dengan bahan baku kayu kelapa dan berada di dataran agak tinggi. Warung-warung yang menyediakan makanan laut dan minuman es kelapa muda tersebar di pantai. Di sana Anda bisa melakukan kegiatan outbond. Pengunjung bisa melihat indahnya matahari terbenam, membelah cakrawala, seolah tenggelam ke dasar samudra. Sebuah vihara bertembok merah dengan menara bundar menara bundar dan kisi-kisi emas menjulang tinggi berada di pantai itu: Vihara Dewi Sri Wulan. Patung seekor singa dan bangau berdiri gagah di atas sebuah ceruk. Di ceruk itu, sesaji didoakan lebih dulu sebelum dibawa ke pantai untuk dilarung.
Semula, vihara ini hanya sebuah gubuk kecil. Seorang dermawan menawarkan bantuan untuk memugar vihara itu men-
larung sesaji mendapat sentuhan warna agama, dan digelar tepat tanggal 7 Syawal atau bertepatan dengan hari raya ketupat.
Bagi sebagian kalangan, larung sesaji adalah perpaduan atau sinkretisme sejumlah elemen agama: Islam, kejawen, Konghucu. Namun acara ini juga lukisan harmoni masyarakat Jember selatan. Seniman, jagawana, polisi, tokoh adat, tokoh agama, dan penjaga vihara, tumplek blek. Tahun lalu, barongsai menjadi seni tradisi yang dimainkan. Di lain waktu ada reog, dan pergelaran wayang kulit di malam sebelumnya.
Namun di tengah pesonanya, pengunjung dilarang berenang. Tak sekali ini saja laut selatan memakan korban. Januari 2013, dua orang warga Surabaya hilang terseret arus. Mereka hilang saat berenang di tengah cuaca buruk dengan ketinggian ombak tiga hingga empat meter.
yang menawarkan Nusa Barong sebagai destinasi wisata.
Tahun 2009, bahkan Bupati Jember
MZA Djalal sempat mengunjungi pulau itu bersama sejumlah kepala dinas dan dua orang investor asal Surabaya. Pemerintah Kabupaten Jember berminat menjadikan Nusa Barong menjadi objek tujuan wisata. Saat itu, kepada Harian Radar Jember, ia akan mengajukan proposal ke pemerintah pusat dan provinsi. Ada pula agensi wisata yang mencoba meminta izin kepada Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Jember untuk menjadikan Nusa Barong sebagai bagian paket wisata. "Kami belum bisa menerima tawaran itu," kata Kepala
yang ganas, untuk mencapai Nusa Barong dari daratan Kabupaten Jember, Jawa Timur. Dari pesisir Kecamatan Puger, perjalanman biasanya ditempuh dengan sampan atau jukung, dan membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dalam keadaan ombak tenang. Sulitnya medan itu ternyata tak menyurutkan orang untuk menapak pulau tersebut. Sunandar mengatakan, ada beberapa jenis pengunjung pulau.
Pertama, nelayan yang terpaksa mendarat di sana karena berlindung dari badai. Kedua, para penggemar pancing ikan yang juga kadang mendarat di sana dengan tujuan yang sama dengan nelayan. Ketiga, tentu saja adalah para pencuri flora dan fauna pulau itu.
Vihara itu dipugar menghadap laut selatan, dan pembangunannya memakan waktu setahun. Ini vihara Dewi Kwan Im terbesar dan satu-satunya yang menghadap laut selatan di Indonesia. Setiap tahun selalu ada wisatawan dari Jerman, Iran, dan Cina yang datang.
Dari tempat ini, prosesi larung sesaji digelar di bulan terakhir setiap tahun. Ada keriuhan, ditingkahi wangi asap dupa, kemenyan. Sepotong kepala kambing diletakkan di atas miniatur kapal dan diarak bersama-sama menuju samudera. Para pengaraknya memakai pakaian adat Jawa.
Kapal sesaji didorong ketengah samudera. Sesaji itu adalah perwujudan rasa syukur masyarakat nelayan di selatan Jember, atas melimpahnya panen ikan tahun ini. Mereka berharap, panen ikan terjadi sepanjang tahun. Selamanya. Larung sesaji menjadi bagian ritual untuk menghormati sang penguasa laut itu. Setelah agama Islam masuk, budaya
Akibat kecelakaan itu, pantai Papuma sempat ditutup sementara waktu dan tidak boleh digunakan berenang. Beberapa petugas tempat wisata Papuma memasang tali untuk membatasi dan melarang pengunjung berenang. Selama ini, sebenarnya di pantai Papuma sudah ada larangan bagi pengunjung untuk berenang. Namun sebagian pengunjung tetap nekat. Apalagi ada pengunjung yang justru melalukan snorkling. Konon, mereka yang tenggelam di laut selatan adalah orang-orang yang menarik perhatian Nyai Roro Kidul, sang penguasa laut selatan. Laut selatan Jawa memang memiliki banyak cerita rakyat. Konon, pengunjung tidak boleh memakai pakaian berwarna hijau jika bermain di pantai. Pakaian hijau akan menarik perhatian penguasa laut selatan bernama Nyai Roro Kidul. Orang berpakaian hijau akan disambar ombak dan hilang selamanya di lautan. Konon, ia dijadikan salah satu pelayan Nyai Roro Kidul. Masyarakat Jawa yang tinggal di pesisir selatan sebagian mempercayai takhayul ini.
nUSa baronG, pUlaU penjaGa Sebuah pulau seluas 6.100 hektare di Samudera Indonesia menjadi pulau pelindung bagi kawasan pesisir Kabupaten Jember: Nusa Barong. Sejak 2012, Di dunia maya, sudah ada blogger amatir
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Wilayah III Jember, Jawa Timur, Sunandar Trigunajasa, empat tahun silam.
Jika dilihat dari perspektif wisata, Nusa Barong memang layak menjadi incaran para penggemar jalan-jalan. Nusa Barong memiliki kekhasan dan keunikan, baik dari sisi flora maupun ekosistem. Ada empat ekosistem di pulau itu, yakni ekosistem pantai, hutan payau, hutan rawa, dan hutan hujan dataran rendah. Sementara untuk potensi flora, terdapat 16 spesies tumbuhan dan 20 spesies hewan.
Saat masa pemerintahan Hindia Belanda, Nusa Barong dikenal sebagai habitat satwa rusa (Cervus timorensis), penyu (Chelonidae), serta beberapa jenis burung laut. Pemburu sering masuk untuk menembak rusa du sana. Akhirnya, tahun 1920, pemerintah Belanda menerbitkan staatblad nomor 736 yang menetapkan pulau itu sebagai kawasan cagar alam hingga kini.
Seseorang perlu menyeberangi laut
BKSDA sering kerepotan menghadapi pencurian telur penyu, sarang burung walet, dan kayu sentigi yang terjadi sejak 1980. Tahun 2011 lalu, ada dua kasus pencurian telur penyu yang terbongkar, di Kota Batu dan Kecamatan Puger, Jember. Jumlah telur penyu curian yang diamankan sekitar dua ribu butir. Dua penjual mengaku mendapat telur penyu curian dari Nusa Barong. Saat Desember-Januari jumlah penyu yang bertelur di sana bisa mencapai 10-20 ekor semalam. Ombak yang besar membuat petugas kesulitan masuk ke Nusa Barong. Di lain pihak, pencuri telur penyu kadang nekat. Mereka berani berenang ke pantai Nusa Barong. Dari sini, BKSDA tak berani membuka pintu lebar-lebar bagi peluang dijadikannya Nusa Barong sebagai objek wisata. Apalagi pulau ini juga salah satu pulau terluar Indonesia. Jika terjadi kerusakan akibat intervensi manusia, maka sedikit-banyak akan mengganggu kedaulatan negara. Kerusakan mudah timbul di daerah itu, karena lapisan tanahnya cukup tipis. Sunandar mengatakan, pihaknya hanya membuka peluang bagi para peneliti yang hadir ke sana. "Mungkin istilahnya wisata penelitian," katanya. Jadi tak sepenuhnya komersial. Penelitian diperlukan untuk mengetahui lebih jauh kekayaan hayati Nusa Barong. "Ke depan kira-kira kita akan mencoba suatu identifikasi, penelitian apa yang muingkin dibutuhkan dalam kerangka peningkatan konservasi Nusa Barong," kata Sunandar. Oryza a. Wirawan
ombak yang tenang menjadi pemandangan yang menakjubkan di Pantai Prigi-karanggongso di Trenggalek.
AKses jalan menuju obejek wisata ini terbilang mulus dan memiliki fasilitas, sarana prasarana pantai yang memadai. Selain itu, juga banyak pilihan tempat wisata yang layak untuk dikunjungi.
Seperti, Pantai Prigi, Pantai Karanggongso, Pantai Damas dan Hutan Wisata Mangrove.
Kabupaten Trenggalek merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Timur.
Kabupaten ini letaknya antara Kabupaten Pacitan dengan Kabupaten Tulungagung. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudera Indonesia.
Sehingga mempunyai pantai-pantai
yang menarik untuk dikunjungi.
Pantai Prigi berada di Desa Tasimadu, Kecamatan Watulimo. Dari pusat Kota Trenggalek menuju lokasi berjarak sekitar 48 km. Beberapa daerah yang dilewati antara lain, Kecamatan Bandung yang merupakan wilayah terpinggir dari Kabupaten Tulungagung dan objek wisata Goa Lowo yang memiliki sejarah berkaitan dengan Kerajaan Mataram. Setelah dari kawasan ini, jarak menuju pantai prigi dapat dijangkau kurang lebih 30 menit perjalanan.
Pantai Prigi sendiri memiliki keindahan alam yang cukup mempesona. Pantai ini memiliki pasir yang putih
dan lembut. Berbagai aktivitas menarik dan menyenangkan seperti berenang maupun bermain pasir bisa dilakukan di pantai ini.
Meskipun rata-rata pantai yang berada di selatan Pulau Jawa dikenal memiliki ombak besar, tetapi di Pantai Prigi terasa berbeda.
Ombak di Pantai Prigi relatif kecil karena terhadang oleh perbukitan yang ada di sekitar kanan dan kiri pantai. Dengan begitu pantai ini relatif aman untuk berenang. Selain mengarungi ombak pantai menjadi aktivitas lain yang mengesankan.
Wisatawan bisa menyewa perahu dengan tarif Rp 100 ribu yang bisa digunakan untuk 10 orang.
“Selain tersedia penyewaan perahu, juga ada persewaan ban. Tarifnya hanya Rp 10 ribu untuk satu unit ban besar dan Rp 5 ribu untuk satu unit ban kecil. Biasanya, wisatawan yang ingin berenang di tepi pantai menyewa ban ini,” kata Abu Bakar, pegawai pintu penjagaan Pantai Prigi saat ditemui beritajatim.com.
Jumlah pengunjung Pantai Prigi pada hari libur mencapai 200-500 orang. Tetapi para hari-hari biasa sekitar 100 orang. Pengunjung berasal dari berbagai daerah di eks Karesidenan Kediri.
Kendati demikian banyak pula pengunjung yang berasal dari kota lain
seperti Malang, Jember, Madiun, Ponorogo bahkan dari Kota Surabaya. Berada di sebelah barat Pantai Prigi yaitu Pantai Cengkrong yang terletak di Desa Karanggandu, Kecamatan Watulimo. Selain keindahan pantainya, disini pengunjung juga bisa menikmati keindahan hutan mangrove. Kawasan wisata ini terletak di bibir pantai dengan jarak sekitar 500 meter. Kawasan ini dikelola oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis Kejung Samodra yang beranggotakan masyarakat setempat dengan harga tiket hanya Rp 3 ribu per orang.
Ada yang unik di kawasan hutan mangrove ini yaitu, Jembatan Galau. Jembatan galau ini adalah jembatan kayu yang dibangun sebagai tempat untuk para pengunjung berkeliling melihat-lihat kawasan hutan bakau karena tanah tempat tumbuh bakau berupa lumpur yang terbawa aliran
sungai Kalisongo. Sungai tersebut bermuara di Pantai Cengkrongan.
Kawasan hutan mangrove dikelilingi oleh pegunungan. Jadi jika cuaca sedang cerah pengunjung bisa melihat pegunungan di segala arah kecuali arah selatan.
Pohon mangrove di kawasan ini mampu memberi suasana sejuk. Sementara di setiap sudut jembatan galau sudah berdiri Gazebo-gazebo untuk pengunjung yang ingin berteduh atau beristirahat.
Di kawasan hutan mangrove cocok sekali untuk pembelajaran tentang ekosistem hutan mangrove. Kawasan ini tumbuh berbagai jenis mangrove, jenis-jenis akar.
Wisatawan juga bisa melestarikan alam kawasan ini dengan menanam pohon mangrove yang ada di persemaian. Mereka juga bisa berfoto selfie dengan beground tanaman mangrove
dan jembatan galau maupun gazebo. Setelah bermain-main di pantai tentunya wisatawan merasa lapar. Wisatawan bisa mencicipi makanan khas Jawa maupun kuliner ikan bakar yang disediakan di warung-warung kecil pinggir pantai.
Menu kuliner ini lengkap karena ada sajian es kelapa muda yang segar dan bisa menggugah selera. Bagi pengunjung yang ingin membawa oleholeh untuk keluarganya di rumah, dapat membeli ikan asap yang terjual di sepanjang tepi jalan. Selain itu juga ada beberapa warung yang menawarkan cinderamata yang berupa kerajinan tangan dari kerang, kaos maupun batik tulis khas Trenggalek. Sedangkan bagi wisatawan yang ingin menginap, terdapat pula penginapan maupun hotel yang bisa dikunjungi. nanang Masyhari
TeMpat yang berjarak 60 kilometer dari pusat kota Banyuwangi ini memang memiliki dua sisi berseberangan. Pertama, panorama indahnya membuat orang ingin malas beraktivitas. Maunya santai sambil menikmati alam. Kedua, deburan ombaknya membuat orang tertantang untuk semangat berselancar. Dengan ketinggian ombak sekitar 3 sampai 5 meter, peselancar yang baru pemula pun sanggup untuk unjuk kebolehan.
Keindahan pantai di kecamatan
Pesanggaran ini semakin lengkap dengan adanya
Begitu tiba di Pantai Merah, deburan ombak langsung menyambut. Menyusuri pantai yang panjangnya tiga kilometer, wisatawan lokal membaur dengan wisatawan manca negara. Beberapa di antaranya bermalas-malasan dengan tiduran di bawah payung merah yang lebar.
bukit (gunung kecil) di seberang pantai. Pulau Merah namanya. Bukit hijau subur setinggi 200 meter itu dikelilingi oleh pasir coklat kemerahan. Terlihat kokoh dari kejauhan. Jika air sedang surut, wisatawan bisa berjalan menyeberang menuju pulau. Mayoritas penduduk sekitar Pulau Merah beragama Islam. Tetapi, sikap toleransi warga terhadap pemeluk agama lain ternyata sangat bagus. Terbukti, di pantai itu berdiri sebuah pura Tawang Alun, tempat ibadah agama Hindu yang cukup besar. Pada upacara tertentu, pura tersebut dikunjungi oleh banyak warga Bali. Mereka bisa menyelenggarakan sembahyang secara aman tanpa gangguan.
Di belakang pantai, ada rerimbunan pohon bukit Tumpang Pitu. Itulah bukit
yang menyimpan harta karun tidak ternilai, yaitu emas. Sebenarnya tidak hanya Tumpang Pitu, sepanjang pantai Pulau Merah juga mengandung emas. Hanya saja, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi berkomitmen untuk melarang eksplorasi emas di pantai.
“Kalau ekplorasi diperbolehkan, wisata pantai bakal terganggu. Tidak hanya itu, yang utama adalah, ekosistem laut bisa rusak. Padahal banyak hewan laut hidup di pantai ini. Nelayan juga menggantungkan hidupnya dari ikan-ikan di laut. Jika emasnya diekplorasi, bisa rusak semuanya. Ini komitmen Pak Bupati Azwar Anas,” tutur Mohammad Rofiq, staf Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi.
Tentang keindahan Pulau Merah, wisatawan manca negara pun telah mengakuinya. Demikian diungkapkan oleh Yogi Turnando, penggemar selancar sekaligus salah satu pemilik warung di pantai Pulau Merah. “Mereka (wisatawan manca negara, red) men-
Edisi
gatakan bahwa pemandangan di sini merupakan salah satu yang terindah di antara pantai-pantai di dunia yang digunakan olah raga selancar. Sebab di sini, selain ada pulau Merah, juga terdapat pulau-pulau kecil,” katanya.
Tampaknya, kabar keindahan pantai Pulau Merah ini dikabar-kabarkan para peselancar manca negara ke sesama peselancar lain. Mereka seperti menjadi corong promosi ke luar negeri. Sehingga lama kelamaan, keberadaan Pulau Merah semakin terkenal.
Keindahan Pulau Merah tidak hanya dinikmati wisatawan, kondisi tersebut juga mendatangkan rezeki bagi warga sekitar. Berkat wisata yang ramai, ekonomi masyarakat tumbuh semakin pesat.
Begitulah, kerapkali memang potensi alam tidak turut dinikmati warga sekitar. Warga hanya menjadi penonton. Justru warga mendapat dampak negatifnya, semisal kerusakan ekosistem dan pencemaran. Tapi ke semuanya tidak terjadi di pantai Pulau Merah.
Perempuan usia 48 tahun itu bernama Katmini. Pekerjaan sehari-harinya se- bagai buruh tani di lahan milik Perhutani sekitar pantai Pulau Merah. Hasilnya tidak cukup banyak.
Anak-
anaknya pun hanya sanggup dibiayai sampai tamat SMA.
Sejak tahun 2011 ternyata terjadi perubahan besar di Pulau Merah. Wisatawan yang semula sedikit tiba-tiba menjadi sangat banyak. Tetangga-tetangganya pun mulai membuka usaha di lokasi wisata yang ombaknya cocok buat selancar (surfing) itu.
Ada yang menjadi penjaga tiket, merombak rumah untuk dijadikan penginapan, menjadi pengaman pantai, membuka warung, tukang parkir, sampai usaha persewaan payung. Katmini pun, walau agak terlambat, ikut-ikutan mencoba.
Katmini membuka warung kecil terbuat dari bambu. Menunya hanya lontong rujak, es degan, dan jajanan ringan. "Saya tidak kebagian tempat di dekat parkiran. Ya tidak apa-apa agak minggir di sini. Rezeki kan sudah ada yang mengatur," tuturnya.
Katmini menuturkan, berjualan sejak pagi sampai sore, dia biasa mendapatkan uang Rp 200 ribu. "Ini sudah harus disyukuri. Dari mana dapat uang segitu kalau tidak berjualan," katanya.
Untuk lokasi utama, yaitu dekat parkiran, kata Katmini, warung-warungnya buka sampai malam. Satu dua justru buka 24 jam. "Di sana penghasilannya tentu jutaan rupiah setiap hari. Ya memang mereka sudah lebih dulu buka warung," kata Katmini.
Cerita Katmini ternyata dibenarkan oleh Mohammad Rofiq. "Wisata Pulau Merah ini memang dikelola oleh warga sekitar, yaitu Kelompok Sadar Wisata. Mereka yang mengatur tiketing, parkir, penataan warung, dan keamanan pantai. Pemerintah hanya support saja," kata PNS usia 55 tahun ini. Rofiq menjelaskan, pengelolaan diserahkan agar warga sekitar merasakan langsung dampak positif dari kunjungan wisatawan. "Dari tiket masuk, Pemda hanya mengambil 10 persen. Sisanya dibagi rata antara warga dan Perhutani sebagai pemilik lahan," katanya. Bahwa pengelolaan diserahkan kepada warga, itu diakui Yogi Turnando. Meski begitu, pria usia 25 tahun yang menjadi koordinator penginapan di Pulau Merah itu tetap mengakui peran pemerintah sangat besar dalam hal promosi.
"Wisata di sini menjadi sangat ramai berkat even-even yang diciptakan Pemda. Misalnya Tour de Ijen yang dilewatkan di sini. Adanya lomba surfing tingkat internasional, kalau tidak salah waktu itu diikuti 15 negara. Juga promosi lewat televisi dan media massa. Banner-banner Pulau Merah yang dipajang di bandara. Tanpa itu semua, orang luar tentu tidak mengenal Pulau Merah," papar pemuda asli Pulau Merah yang buka usaha nasi ikan bakar itu. but
Kisah
Ini kantor perusahaan media online re gional Jawa Timur, beritajatim.com. Dalam usia yang masih terhitung belia tahun ini, sepuluh tahun, beritajatim.com bertahan hidup dan berkembang karena keberanian orang-orang di dalamnya.
Mulanya adalah lima wartawan dari sejumlah media massa cetak pada 2006. Mereka saling kenal, menjalani profesi jurnalisme bertahun-tahun, dan memutuskan untuk memulai sesuatu yang baru. Ini sebuah peluang di depan mata: tak ada yang menggarap media massa online di Jawa Timur sebagai sebuah institusi bisnis.
Saat itu, mayoritas media massa online terpusat di Jakarta, seperti Detik. com maupun Kompas.com. Di Surabaya, sekalipun ada media massa online, biasanya tak lebih hanya sebagai pelengkap media massa utama yang lebih dulu
untuk radio-streaming atau media online milik media massa cetak yang hanya memuat berita-berita yang sudah terbit.
“Jadi ini ceruk yang belum tergarap selama ini di Jatim. Modalnya tidak sebesar media cetak memang. Namun untuk menghidupinya hingga berlanjut terus bukan hal mudah. Ini tantangan,” kata Dwi Eko Lokononto,pemimpin redaksi dan salah satu pendiri Beritajatim.com.
Tekad dipancangkan, rencana dibuat. Lima wartawan ini siap menghadapi tantangan ini. Beritajatim.com mulai online di bawah bendera CV. Portal Jatim Media pada 14 Maret 2006. Namun, publikasi resmi dilakukan pada 1 April 2006.
Mereka memilih Beritajatim.com karena sederhana, tapi mengena dan
angka sebagai milik Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pendanaan awal berasal dari patungan lima pendiri. Dana awal ini digunakan untuk membiayai kantor dan perangkat kerasnya, serta menggaji para wartawan. “Kehidupan media massa online bergantung pada iklan, dan orang mau mengiklan jika pembaca kami banyak. Pertumbuhan pembaca tergantung pada kuantitas dan kualitas berita yang kami sajikan. Tak ada pilihan lain kecuali kami harus memperbanyak jumlah wartawan untuk meliput kota-kota di Jatim,” kata Ainur Rohim, pendiri dan pemimpin perusahaan di Beritajatim. com.
Enam bulan pertama adalah enam bulan pertama yang berdarah-darah. Mereka mengalami defisit. Tak banyak
pengiklan yang mau datang. Wajar, karena pangsa pasar belum terbiasa dengan kehadiran media massa online ‘real time’ dan masih terpaku pada media massa cetak, radio, dan televisi. Alhasil, lima pendiri harus menyubsidi perusahaan ini agar tetap tegak.
Namun setiap masa gelap akan berujung terang. Beritajatim.com terselamatkan oleh reputasi lima pendiri mereka dan prinsip yang ditanamkan sejak mula. “Seputus asa apapun, kami tak boleh dapat iklan dengan cara menginjak kaki orang, karena tak akan langgeng. Ini harus diingat oleh jurnalis mana pun jika ingin beralih menjadi entrepreneur. Kami sadar, kami harus mengedukasi pasar tentang pentingnya media online,” kata Dwi Eko Lokononto.
Dibandingkan media massa cetak, radio, apalagi televisi, pangsa pembaca media online di Indonesia, khususnya di Jawa Timur, masih belum besar. Penggunaan internet masih belum massif hingga pelosok daerah. Selain itu, masih ada hambatan dalam kecepatan koneksi karena keterbatasan bandwitdh. Mahalnya ongkos penggunaan internet pun membuat sebagian masyarakat agak enggan mengakses. Menteri Komunikasi dan Informatika saat itu, Mohammad Nuh mengatakan, "Kalau ditelepon, basisnya menit. (Penggunaan) internet basisnya juga menit. Padahal karakteristik keduanya berbeda. Padahal order internet di atas 30 menit dan jam.” Belum populernya internet tentu berpengaruh pada minat orang untuk beriklan. Jika berita adalah nyawa media massa, maka iklan adalah darahnya. Tanpa pemasukan yang memadai dari pemasangan iklan, maka perusahaan media harus bersiap gulung tikar. Media massa online belum seakrab koran atau televisi sebagai lahan promosi bagi para pebisnis, terutama yang masih berpandangan konservatif. Susahnya menarik pengiklan dibenarkan Saptini Darmaningrum, Manajer Bidang Usaha Portal Jatim Media yang akrab disapa Nining,. “Kita masuk ke salah satu perusahaan besar. Dia punya web sendiri. Kalau kita mengajukan pemasangan iklan di web Beritajatim, mereka bilang, ‘tempat kita sudah punya web sendiri’. Mereka merasa bisa promosi lewat web mereka sendiri.” Nama Beritajatim.com sendiri relatif belum dikenal. Beruntung, Lokononto dan Nining memiliki koneksi luas di dunia usaha saat sama-sama bekerja di Surabaya Post. Setelah menjadi war-
laporankhusus
tawan, Lokononto sempat memimpin divisi usaha perusahaan media massa yang sempat nomor satu di Surabaya itu. Iklan yang saat ini ditayangkan di Beritajatim.com tak lepas dari hasil hubungan baik itu.
Namun hubungan baik tak cukup dalam dunia bisnis. Nining harus datang dari satu perusahaan ke perusahaan lain untuk memperkenalkan media tempatnya bekerja. Ia juga aktif menawarkan Beritajatim.com sebagai media promo acara-acara tertentu seperti seminar. Harapannya, dengan menjadi media promo, Beritajatim.com setidaknya juga ikut dikenal.
Salah satu cara membangun kedekatan dengan perusahaan adalah dengan memberitakan acara-acara perusahaan yang bersifat promosi maupun kehumasan, tanpa mengenakan tarif iklan berbentuk berita (advertorial, perpad-
menjadi pemasang iklan setia di media tersebut hingga saat ini. “Kami memandang Semen Gresik ini customer premium, dan kami hampir tak pernah menaikkan tarif iklan selama enam tahun,” kata Lokononto.
Ada dua momentum yang melambungkan nama Beritajatim.com, yakni semburan lumpur Lapindo di Sidoarjo dan konvensi calon gubernur Jatim yang digelar PDI Perjuangan. Beritajatim.com lahir tepat satu bulan sebelum semburan terjadi. “Kami relatif konsisten memberitakan semburan ini dari saat masih kecil hingga membesar, termasuk bagaimana dinamikanya, secara berimbang,” kata Ainur Rohim.
uan advertisement editorial). Dengan memberitakan acara sebuah perusahaan secara intensif, ada harapan terjalin hubungan baik antara Beritajatim.com dengan perusahaan tersebut. Ujungujungnya tentu saja adalah pemasangan iklan.
“Tapi memang ada batasannya dalam meliput (acara perusahaan). Kita hanya sebatas memberitakan info produk. Tidak ada detail nomor telpon maupun alamat terkait penjualan produk itu,” kata Nining.
Beritajatim.com terbantu oleh beberapa perusahaan nasional dan multinasional yang mau memasang iklan, yakni Semen Gresik, Danone Aqua, Djarum, dan Bank Jatim. Semen Gresik bahkan
Nama Beritajatim.com selalu muncul di halaman atas laman mesin pencari Google, saat ‘lumpur Lapindo’ diketikkan. Sedikit demi sedikit orang mulai mengenal Beritajatim.com. Semakin dikenal saat konvensi cagub, karena Beritajatim.com relatif bisa meliput di kota-kota tempat digelarnya konvensi tersebut. Publik bisa membaca bagaimana dinamika politik pertarungan antara Sutjipto dengan Soekarwo kala itu. Di kalangan penggemar sepakbola, terutama Bonek pendukung Persebaya dan Aremania penggemar Arema, nama Beritajatim.com juga menjadi rujukan. Bahkan, berita-berita tentang sepakbola terkait dua klub besar ini selalu menduduki tempat teratas berita yang paling banyak dibaca.
Tiga tahun berjalan, Beritajatim.com semakin menemukan posisinya di pasar. Dari semula hanya dikunjungi 30 ribu pembaca per hari, kini rata-rata sudah
dibaca lebih dari 600 ribu pembaca per hari. Keuntungan bersih pun semakin meningkat. "Kami berharap bisa menggenjot pendapatan, karena hanya dengan itu kami bisa meningkatkan kualitas dan standar kesejahteraan wartawan,” kata Ainur Rohim.
Wartawan menjadi titik perhatian di Beritajatim.com. Manajemen sadar, sumber daya manusia adalah aset terpenting perusahaan. Dua hal harus diperhatikan: kesejahteraan dan kualitas. Khusus untuk peningkatan kualitas, perusahaan selalu mendorong wartawan mengikuti uji kompetensi yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia dan lembaga lain seperti Aliansi Jurnalis Independen. “Untuk ukuran media massa online lokal, kami memiliki wartawan terbanyak yang sudah lolos uji kompetensi, mulai dari level muda, madya, hingga utama,” kata Ainur Rohim.
“Kami juga mendorong para wartawan mengikuti lomba-lomba jurnalisme. Membiasakan mereka bersaing dengan wartawan media massa lain dalam hal kualitas pemberitaan, bagus untuk memacu mereka agar lebih baik dalam berkarya,” kata Lokononto.
Hasilnya, beberapa kali wartawan Beritajatim.com menyabet gelar juara, antara lain penghargaan Prapanca 2010 yang diraih jurnalis asal Jember, Oryza A. Wirawan, penghargaan jurnalisme dari Perusahaan Gas Nasional yang diraih wartawan ekonomi Renny, apresiasi jurnalistik dari PT Pertamina (Persero) kepada wartawan ekonomi Renny dan yang bersangkutan diberi penghargaan mengikuti pendidikan jurnalistik selama dua minggu di negara Belanda atau Petrokimia yang diraih Deni. Dalam beberapa kali lomba jurnalistik, wartawan Beritajatim.com minimal meraih gelar juara harapan.
Bagaimana ke depan? Lokononto optimistis, selalu ada tempat bagi media massa online seperti Beritajatim. com. “Kami diuntungkan oleh semakin berkembang dan murahnya teknologi informasi. Kepemilikan gadget semakin luas, dan orang kini mengakses informasi dari ponsel di tangan mereka. Ini peluang bagi kami,” katanya.
Klien pengiklan semakin bertambah, terutama dari perusahaan dan pemerintahan di daerah. Mereka semakin sadar, bahwa media massa online menjadi salah satu rujukan pembuatan kebijakan. Di Jawa Timur, Beritajatim.com masih terdepan dalam hal ini.
Namun Ainur Rohim dan Lokononto menyadari, masih banyak yang harus dibenahi. Lima wartawan pendiri Beritajatim.com sebenarnya tidak banyak mengerti bagaimana sebuah media online seharusnya dibangun. Mereka selama ini membangun perusahaan dengan otodidak. “Tapi kami terus belajar. Mungkin itulah yang membuat kami bisa bertahan dan kian solid, karena kami terus belajar,” kata Ainur Rohim. Belajar adalah inovasi, dan ini bagian dari mekanisme bertahan hidup. Menyadari bahwa media ini tak cukup hanya mengandalkan kue iklan yang memang tipis, Ainur Rohim dan Lokononto sepakat membangun divisi terpisah yang melayani konsultasi media. Portal Jatim Media memiliki empat divisi: Portal Beritajatim.com, Portal Jatim Advertising, Portal Jatim Communication, dan event organizer.
Klien pertama mereka untuk konsultan media dan politik adalah Charles Honoris, pengusaha yang mencalonkan diri menjadi anggota DPR RI pada pemilu 2009. Bagi dunia politik, nama Charles tak banyak dikenal. Usianya baru 25 tahun pada 23 Juli mendatang. Ia tak banyak menghabiskan waktu di Surabaya, dan lebih sering berada di Jakarta. Masa kuliahnya dihabiskan di Jepang, di International Christian University, jurusan hukum dan ilmu politik.
Namun, nama keluarganya, Honoris, sudah cukup mentereng di dunia bisnis Indonesia. Keluarga Honoris menguasai sejumlah bisnis: properti, rumah sakit, foto Fuji Film dan kelompok Modern Group. Ayah Charles, Luntungan Honoris, termasuk 70 besar orang terkaya di Indonesia. Di Surabaya, keluarga Honoris mengembangkan bisnis toko mainan Hoya.
Charles butuh tim konsultan politik yang kuat dan mampu membuka jaringan di Surabaya dan Sidoarjo. Salah seorang kawan merekomendasikan nama Lokononto. Charles juga meng-klik Beritajatim.com.
“Untuk mengetahui Jawa Timur, saya membaca media lokal. Usia Beritajatim. com baru tiga tahun. Tapi justru media seperti ini yang mobile dan fleksibel, kalau kita minta bantuan. Kalau kita minta bantuan (media) yang established, justru kaku. Ini (Beritajatim.com) lebih lentur,” katanya.
Jadwal pertemuan pun diatur di coffee shop Hotel Shangrila, suatu hari pada akhir Agustus 2008. Lokononto datang
dengan menyangklong ransel hitam layaknya wartawan. Namun, pakaiannya rapi-jali bak eksekutif muda. Ia ditemani Nining dan Ainur Rohim. Charles ditemani seorang kawannya.
Ditemani beberapa cangkir minuman kopi dan jus, mereka menjajaki satu sama lain. Lokononto menyodorkan kartu nama kepada Charles. “Kita menghargai keberanian dan idealisme orang muda. Sebelum ketemu, kita cek dulu (Charles Honoris) di Google,” kata Lokononto kepada saya.
Mendukung pemenangan Charles sendiri sejalan dengan visi Beritajatim. com yang menginginkan adanya keberagaman di Jawa Timur. Menurut
sultan politik media massa yang berasal dari praktisi media sendiri. “Mereka hidup sebagai orang media, mengetahui cara berpikir orang media. Konsultan politik bisa belum tentu mengetahui hal itu: bagaimana omong enak dengan wartawan, bagaimana menghadapi serangan wartawan,” katanya.
Momentum politik memang sedikitbanyak mendongkrak repuitasi Beritajatim.com. Dalam urusan politik terutama pemilihan kepala daerah, menurut Nining, Beritajatim.com boleh dibilang menjadi salah satu acuan. Di musim panen momentum politik, nominal iklan politik bisa mencapai 35 persen dari total pemasukan iklan.
Lokononto, sudah sepantasnya Jawa Timur punya anggota legislatif muda dari Tionghoa. “Dan secara finansial, Mas Charles juga relatif independen. Usianya sangat muda dan idealismenya tinggi,” katanya.
Tugas menangani Charles diserahkan kepada Portal Jatim Communication, yang memang dikhususkan bergerak di bidang hubungan kemasyarakatan. Lokononto mengatakan, sebelum menangani Charles, ada beberapa perusahaan yang meminta saran mengenai kehumasan kepada Portal Jatim Communication.
Dalam pandangan Charles, media massa adalah salah satu kunci pencitraan itu. Untuk melakukan itu, ia butuh kon-
Liputan kita akan menjadi branding bagi Beritajatim sendiri,” kata Redaktur Pelaksana Teddy Ardianto.
Pemilihan sudut pandang (angle) liputan kegiatan caleg diserahkan kepada masing-masing wartawan. Wartawanlah yang bisa menentukan angle mana yang layak, namun tidak menyerang atau menyakiti pihak manapun. Beritajatim.com tidak dalam posisi memusuhi atau berkawan dengan caleg dari partai apapun.
Ada kalanya angle berita tersebut berupa kegiatan unik sang caleg. Beritajatim.com memilih menulis kampanye Indah Kurnia, caleg dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, dengan angle aktivitas berupa bagi-bagi selebaran. Selain caleg perempuan, Indah adalah manajer kesebelasan sepakbola Persebaya Surabaya. Ia tidak memasang iklan di Beritajatim.com.
Namun ada kalanya redaktur memutuskan untuk menulis wacana atau ide politik yang disodorkan sang caleg. Pilihan angle ini terutama jika gagasan tersebut cukup segar dan bernas.
Kebijakan redaksional Beritajatim. com dalam memberitakan aktivitas politik para caleg membuat media ini terlihat moderat. Priyo Budi Santoso, caleg Golkar untuk DPR RI beberapa kali mengirimkan rilis ke media ini untuk dimuat. Priyo memasang iklan di portal berita tersebut, namun dengan nominal tak sebesar Charles.
akan tulis ribuan,” katanya. Sebagai redaktur, Teddy selalu berupaya mengecek jumlah massa berdasarkan versi panitia penyelenggara, untuk kemudian disesuaikan dengan hasil reportase wartawan. Selain itu, ia juga harus berhati-hati melakukan penyuntingan berita. Pertimbangannya dua: pengamanan redaksi dari amuk massa dan pengamanan kepentingan pemasangan iklan ke depan.
Sebagai wartawan, Teddy Ardianto tidak menolak kehadiran divisi konsultan politik. Ia menyadari Beritajatim.com adalah media yang baru saja berkembang, dan membutuhkan banyak pendapatan agar tetap bisa bertahan. “Secara umum problem yang dihadapi media online dan media mainstream sama. Hidupnya tergantung dari kondisi politik. Pengusaha juga menggantungkan diri kepada politik,” katanya. Prospek divisi konsultan politik media bagi politisi cukup bagus. Lokononto banyak mendapat tawaran. “Ada dua tiga orang caleg yang minta kita buat perencanaan. Kita tidak bisa menangani, karena keterbatasan SDM (sumber daya manusia) kita.”
“Politik adalah momentum dan butuh energi lebih besar. Untuk meningkatkan elektabilitas (klien), butuh energi luar biasa. Bisnis utama kita bisa kocar-kacir kalau menangani klien.”
Tidak berlebihan memang. Pada saat Hari-H pemungutan suara pemilihan gubernur Jawa Timur putaran pertama, kedua, dan putaran tambahan, hits Beritajatim.com untuk satu hari saja bisa menembus angka 200 ribu.
Beritajatim.com membangun hubungan baik dengan semua politisi, termasuk calon legislator. Saat musim pemilu tiba, redaksi membuka diri bagi semua caleg untuk diliput dan diberitakan tanpa harus memasang iklan. Pertimbangannya tetap: materi kampanye caleg harus menarik dan memiliki nilai berita.
“Kalau mereka menghubungi kami dan minta diliput, karena mereka sudah percaya, ya kami balas kepercayaan itu dengan meliput. Beritajatim media baru.
Di mata Teddy, meliput dan menulis masalah politik memang harus hati-hati, terutama di tengah suhu yang makin tinggi menjelang pemilu. Di satu sisi, Beritajatim.com memiliki kewajiban untuk memberikan informasi seputar pernik-pernik pemilu. Namun di sisi lain, jika tak awas, persoalan yang justru dituai.
Teddy mencontohkan persoalan yang bisa muncul hanya karena gara-gara salah menyebut jumlah massa yang datang dalam sebuah kegiatan politik.
“Jumlah massa menyangkut citra partai,” katanya. Ia memilih kosakata yang netral dalam memberitakan jumlah massa yang hadir dalam kegiatan politik, seperti kata ‘membludak’.
“Untuk menunjukkan jumlah massa banyak, kita menggunakan kata ‘membludak’. ‘Membludak’ lebih membuat pemasang iklan care (peduli). Kita tidak bisa menghitung jumlah. ‘Membludak’ untuk menunjukkan jumlah massa ratusan. Kalau jumlah massa ribuan, kita
Lokononto menilai, divisi konsultan politik media tetap bisa dijalankan, namun harus terpisah sama sekali dari Beritajatim.com. “Mungkin nanti kalau menangani, harus benar-benar di perusahaan yang berbeda. Tidak bisa merangkap. Risikonya terlalu besar. Jadi perusahaan itu tidak di bawah Portal Jatim Media,” katanya.
Kini, Beritajatim.com sudah memiliki klien dari beberapa perusahaan di sejumlah sektor, termasuk sektor pertambangan minyak. Ini membuat perusahaan kian tumbuh walau tak meroket. Berkembangnya Beritajatim.com membuat Lokononto berharap kelak bisa mengembangkan sayap, dengan membuka portal serupa di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
“Tapi kita harus akui, kalau ingin menjadi website yang menarik dikunjungi, kita mau tidak mau harus punya 20 orang reporter untuk membuka bisnis baru. Cost terbesar tentu ada pada salary karyawan,” katanya. Oryza a. Wirawan
SeLaMa kurun waktu 10 tahun mengarungi jagad jurnalisme Online, sejumlah penghargaan Jurnalistik berhasil diraih oleh wartawan beritajatim.com baik tingkat lokal propinsi Jatim maupun Nasional. Ini merupakan prestasi yang membagakan bagi kami sebagai media online yang telah tumbuh selama satu dasawarsa.
Tanggal 25 Maret 2010, Beritajatim. com mencatatkan diri menjadi media online pertama yang berhasil meraih penghargaan jurnalisme Prapanca PWI Jatim.agustus 2009.
Oryza a Wirawan yang bergabung sejak awal berdiri pada tahun 2006 memang rajin menulis. alumni Universitas Jember ini juga sempat mengikuti pendidikan jurnalistik yang diselenggarakan Yayasan Pantau.
ibu rumah tangga biasa di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Selain mengajar di sebuah sekolah dasar, ia berbinis kecilkecilan: membuat kue. awal Januari 2006, banjir bandang mengubah hidupnya. Banjir bandang yang turun dari lereng gunung argopuro tak hanya menghabisi nyawa ratusan warga. “Perekonomian warga Dusun Krajan Desa Nogosari Kecamatan Rambipuji mati semua,” kata Sunarti.
Melalui tulisan Riwayat Bank Gakin Oryza menyisihkan sejumlah wartawan dan meraih piala bergensi liputan mendalam piala Prapanca.
awalnya adalah sebuah ketidakberdayaan. Sunarti: dia
Mengawali bisnis kembali setelah bencana tak gampang. Sunarti tak berani meminjam modal dari bank formal. Penyebabnya klise: Ia tak punya apaapa untuk dijaminkan. Ia mencoba patungan dengan sang adik. Uang yang terkumpul tak banyak... artikel ini bisa dibaca lengkap di web beritajatim.com
http://beritajatim.com/kabar_ redaksi/262523/hikayat_bank_gakin.html#.VvEKaNJ97Mw
WarTaWan Beritajatim.com berhasil mengungguli 978 karya jurnalistik dan menjadi pemenang “Best of The Best” dalam ajang Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2014 yang digelar Jumat (21/11/2014) malam di Jakarta.
Melalui judul berita ‘Migas Indonesia, masihkah Ada Harapan’, reporter Beritajatim.com, Renni Susilawati, berhasil meraih juara pertama untuk Feature Media Online/siber. Berita yang sama juga meraih prediket Best of The Best dan dianugerahi PT Pertamina untuk mengikuti pelatihan jurnalistik Internasional ke Hilversum Belanda.
AJP 2014 yang bertema Pertamina Adalah Indonesia ini memperebutkan 9 kategori yakni Kategori Hard News Media Cetak, Kategori Feature Media Cetak, Kategori Feature/Program Radio, Kategori Hardnews/Feature Media Online/siber, Kategori Feature/Program Televisi, Kategori Foto Jurnalistik, Kategori Foto Favorit Pilihan, Kategori Publikasi CSR serta Kategori Best of The Best.
“Tahun ini peminat AJP 2014 semakin besar itu terlihat dari semakin meningkatnya jumlah peserta. Namun kami juga menaikkan grade penilaian. Bahkan jika tak ada peserta yang layak menduduki juara pertama, maka tak akan ada juara pertamanya dari 9 kategori ini,” tegas Dr Effendi Gazali, pakar komunikasi yang juga juri di AJP 2014.
Namun 9 juri AJP 2014 yakni Dr Evita Legowo dan para redaktur media terkemuka di Indonesia seperti Parni Hadi, N Syamsuddin CH Haesy, Komaidi Notonegoro, Tulus Abadi, Oscar Matuloh, Riza Primadi serta Ichsan Lulembah sepakat bahwa tahun ini karya yang dikirim wartawan dari seluruh Indonesia semakin bermutu.
“Kami sepakat bahwa semua kategori memiliki pemenangnya tahun ini,” ucap Effendi.
Dalam 7 kategori dipilih 3 pemenang sedangkan khusus untuk ketegori foto favorit dipilih 25 pemenang favorit dan dari 46 pemenang itu dipilih satu pemenang terbaik yang mendapatkan grandprize pelatihan jurnalistik internasional di Eropa.
Tahun 2015 lalu, Renni juga mendapatkan juara kedua Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2015
Artikel Migas Migas Indonesia, masihkah Ada Harapan bisa dibaca lengkap di http://beritajatim.com/kabar_redaksi/262519/migas_indonesia,_masihkah_ada_harapan?.html#.VvE5J9J97Mw
juara lomba karya Tulis Wartawan (lkTW) pemprov jatim 2015
reporTer beritajatim.com Rahardi Soekarno Junianto yang akrab disapaAntok meraih juara Lomba Karya Tulis Wartawan (LKTW) Pemprov Jatim pada tahun 2015 lalu.
Alumni AWS ini menulis tulisan berjudul BH Batok Kelapa ‘Si Ibien’ Melancong ke Jamaika meraih juara dan berhasil mengungguli perolehan nilai tulisan 35 wartawan kelompok kerja (pokja) pemprov lainnya yang diberi dewan juri. Tulisan diperoleh saat LKTW diadakan di Banyuwangi dan Situbondo.
Sebelumnya pada tahun 2013, berkat tulisan “Manis Pisang Kirana, Tragis Situs Biting Benteng Klasik Terbesar Nusantara”, Antok juga meraih juara tapi hanya juara Harapan I.
Ada sebanyak tiga orang dewan juri yang menilai tulisan LKTW 2015 pemprov Jatim. Yakni, Prof Sam Abede Pareno, Sirikit Syah dan Tjuk Suwarsono. Ketiganya adalah praktisi media dan wartawan senior di Jatim. Tulisan Antok bisa dilihat di web beritajatim.com Bagian I http://beritajatim.com/gaya_hidup/248768/bh_batok_kelapa_’si_ ibien’_melancong_ke_jamaika_(1-bersambung).html#.VvEF09J97Mw Bagian II: http://beritajatim.com/gaya_hidup/248778/bh_batok_kelapa_’si_ ibien’_melancong_ke_jamaika_(2-habis).html
juara karya tulis disbudpar jatim 2015
M SYaFarUddin yang bergabung menjadi wartawan beritajatim.com memenangi juara kontes penulisan jurnalistik tingkat nasional bidang olahraga yaitu Media Contest NBL Indonesia 2015 Alumni AWS ini bergabung dengan beritajatim.com sejak tahun 2007 hingga 2015 menulis ‘Kesatria Cun Li Se dan Keabadian LA Lakers’ yang menyisihkan peserta dari seluruh Indonesia.
“It’s unbelievable how much you don’t know about the game you’ve been playing all your life.” Kata-kata dari Mickey Mantle ini membuka film tentang olahraga yang dibintangi Brad Pitt, Moneyball. Bagi Anda yang seorang movie-holic, pasti sudah mengenal film yang dirilis tahun 2011 ini. Moneyball bercerita tentang Oakland Athletics yang menorehkan tinta emas dalam sejarah bisbol Amerika Serikat. Athletics memulai kompetisi dari abu. Sebagai tim medioker, mereka harus merelakan kepergian bintang mereka, seperti Jason Giambi, Johnny Damon dan Jason Isringhausen. Pada akhirnya tim semenjana ini adalah yang pertama membubuhkan kemenangan beruntun terpanjang dalam sejarah American League (AL), yakni 20 kali. Rekor 20 winning streak memang tak membawa Athletics pada gelar juara, tapi catatan itu menempatkan mereka pada keabadian. Artikel lengkap bisa dilihat di http://beritajatim.com/sorotan/237142/ kesatria_cun_li_se_dan_keabadian_la_lakers.html
RIBUT Wiyoto bergabung dengan beritajatim.com sejak tahun 2009 dan menjadi editor. alumni Universitas airlangga ini juga mencatatkan diri menjadi pemenang karya tulis yang diselenggaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim. Ribut Wijoto menulis karya jurnalistik berjudul ‘Tanoker, Pada Mulanya adalah egrang’ yang dimuat di Beritajatim.com hari Sabtu (21/11/2015).
“Tanoker adalah komunitas anak-anak yang bermain egrang. Tetapi tidak sebatas permainan, egrang menjadi awal dari sebuah gerakan kebudayaan. Berkat egrang, daerah Ledokombo kabupaten Jember yang cukup terpencil kini menjadi dikenal dunia,” ujar Ribut Wijoto, Selasa (8/12/2015).
Dipaparkannya, Komunitas Tanoker didirikan oleh Suporahardjo (anak-anak biasa memanggil dengan sebutan Lik Hang) dengan istrinya Farha Ciciek. Ketika itu tahun 2009, pasangan ini hidup di Jakarta dan telah memiliki dua anak, Mokhsa Imanahatu atolu yang waktu itu masih berusia 12 tahun dan Zen Zerozona yang waktu itu masih berusia 7 tahun. Tiba-tiba, mereka merasa berkewajiban pulang kembali ke kampung halaman karena ibu kandung Supo telah tua dan butuh perawatan. Bagi keluarga yang cukup lama tinggal di Jakarta, dengan segala kemegahannya, pilihan pulang ke Ledokombo yang dikelilingi bukit tentu saja bukan perkara mudah. Tapi dengan tekat mengabdi, Supo yang kelahiran asli Jember, 9 Juli 1963, itu akhirnya memutuskan pindah juga. artikel
Lengkap bisa dilihat di http:// beritajatim.com/ sorotan/252709/ tanoker,_pada_ mulanya_adalah_ egrang.html
BROMO sejak 4 Desember
2015 lalu menggeliat. Siaga Erupsi Gunung Bromo pun diberlakukan. Gunung Bromo dengan ketinggian 2329 mdpl berada di empat wilayah yakni Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang.
Tentu saja masyarakat yang berada di empat wilayah tersebut ingin mengetahui perkembang update erupsi Bromo.
Apalagi Bromo menjadi icon Jawa Timur sebagai tujuan wisata nomer wahid. Bagi turis domestik dan mancanegara, tak afdhol jika belum pernah melongok Bromo dengan pemandangan sunrise-nya yang mempesona.
Peningkatan vulkanis Bromo, membuat gunung api itu berstatus waspada level II ke siaga level III pada pukul 14.00 wib. Sejak itu, Bromo batukbatuk. Semburkan asap vulkanis. Membumbung keluarkan abu dari kawahnya hingga setinggi 1500 meter.
Warga di Malang Raya pun ter-
dampak. Hujan abu, mengguyur wilayah Malang hingga beberapa hari.
Bromo, menunjukkan eksistensinya sebagai gunung berapi paling aktif di Jawa Timur. Pasca siaga erupsi Bromo dikeluarkan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi ( PVMBG), sejumlah petugas dibidangnya, keluar dari barak.
Mereka, siaga penuh. Kami sebagai media online sejak tahun 2007 hingga 2014 juga meliput Gunung Kelud Meletus untuk memberitakan perkembangan gunung dengan letusan yang dahsyat.
Dari seluruh pemberitaan seputar erupsi Bromo, beritajatim.com pun memperoleh apresiasi khusus dari Taruna Siaga Bencana (TAGANA) Kabupaten Malang.
Hingga status Gunung Bromo turun pada Siaga Level III menjadi Waspada Level II per 26 Februari 2016 lalu pukul 13.00 wib, beritajatim.com satusatunya media online yang dianggap punya peranan penting dalam penanganan dan penanggulangan bencana
alam di Malang.
“Kami memandang media online beritajatim.com, punya peranan penting selama siaga erupsi Gunung Bromo diberlakukan. Info yang disampaikan mengenai kapan terjadinya bencana, dampak dan akibat serta kebutuhan bagi korban terdampak, dapat tersampaikan dengan baik melalui sebuah pemberitaan,” ungkap Ali Usman, Humas Tagana Kabupaten Malang.
Kata dia, pemberitaan secara update, membuat assessment petugas di lapangan tidak hanya Tagana saja, menjadi lebih sigap dan terbantu. “Tagana memberikan apresiasi setinggi-tingginya pada beritajatim. com sebagai media online terpecaya, lugas dan bermasyarakat,” paparnya.
Sementara itu, Koordinator Tagana Kabupaten Malang, Twiadi menerangkan, sudah memantau informasi yang disampaikan beritajatim.com sejak tahun 2010 lalu melalui sejumlah pemberitaan terkait mitigasi bencana geologi.
Hubungan kerja petugas dilapangan dengan reporter penggali data, saling mendukung dan menghargai satu sama lain. “Kami melihat beritajatim.com sangat menjaga keakuratan informasi. Hal inilah yang menjadi acuan kami memberikan apresiasi tinggi pada media online beritajatim.com,” bebernya.
Twiadi menambahkan, tak hanya akurasi dalam pemberitaan seputar erupsi Gunung Bromo beberapa waktu lalu, beritajatim. com juga sangat berperan dalam penanganan dan penanggulangan bencana alam seperti tanah longsor, banjir dan angin puting beliung.
“Sebagai pelopor media online yang selalu memberikan informasi pada masyarakat tentang aktifitas pada erupsi Gunung Bromo, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga beritajatim.com selalu jaya bersama masyarakat,” pungkas Twiadi. Selain mendapat apresiasi dari taruna siaga bencana Kabupetan Malang, beritajatim.com juga sering menjadi jujugan mahasiswa dan dosen untuk
menimba ilmu tentang media online.
Mahasiswa FISIP Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Airlangga, UK Petra, UPN Veteran Surabaya, Universitas Negeri Surabaya, UIN Malang dan terakhir Universitas Atmajaya
Yogyakarta bergantian tiap tahun belajar media online.
Tidak ketinggalan Dosen perguruan tinggi swasta maupun mahasiswa program magister juga melakukan peneltian ke beritajatim.com.
Thesis Benda Anja Tamara Bungin Mahasiswa S2 Universitas Airlangga Surabaya juga melakukan penelitian pada tahun 2010/2011.
Beritajatim.com masuk dalam daftar teratas Google Search Engine dalam pencarian untuk berita Jawa Timur. “Seperti yang kita ketahui Google Search Engine adalah jumlah pengunjung serta kesesuaiannya dengan isi konten pada suatu situs tertentu itulah yang menjadi tolak ukur naik turunnya suatu situs,” tulis thesis tersebut.
Pada penelitian ilmiah ini juga menyebutkan bahwa yang membedakan portal berita ini adalah dari segi kontennya yang secara khusus memberitakan seputar wilayah Jawa Timur secara update.
brama Yoga, teddy ardianto
JIKA Indonesia ini diibaratkan rumah, maka Kabupaten Jombang adalah sebuah sudut kecil yang berada di rumah itu. Namun justru dari sudut kecil itulah selalu muncul letupan-letupan mengejutkan dan mampu membetot perhatian seisi rumah.
Kadang letupan itu hanya berupa asap. Muncul, berputar-putar, lalu menghilang. Bisa juga letupan itu berupa bara. Menganga, menghangatkan, memanaskan sekaligus mencemaskan.
Paling baru, letupan dari sudut kecil itu bernama Jari, usianya 40 tahun. Dia tinggal di Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh. Kemunculan Jari, Februari 2016 lalu, entah sebagai asap atau bara.
Pastinya, kemunculan bapak dua anak ini juga membetot perhatian. Pandang mata seisi rumah tertumbuk kepadanya. Ada yang was-was, ada yang nyinyir, ada pula yang kepanasan, sehingga ingin segera menyiramnya dengan air.
Maklum saja, ketika kata-kata sesat sedang fasih dirapalkan di negeri ini, Jari justru mendongak dan mengaku sebagai nabi. Dia mengerek bendera dengan embel-embel nabi tanda akhir zaman bergelar Isa Habibullah atau Isa Kekasih Allah.
Ceritanya, suatu hari di malam Jumat Legi tahun 2004, Jari sedang menjalankan ibadah salat malam. Ketika terbenam dalam sujud, dia mendengar bacaan Surat Yasin berulangulang. Dada Jari seperti dihantam godam. Dari kejadian itu, dia menafsirkan bahwa wahyu kenabian telah hinggap pada dirinya.
Dari dusun kecil di pinggiran hutan Kecamatan Kabuh, dia membangun pesantren. Lewat dusun terpencil itu pula Jari meneriakkan kenabiannya. Teriakan itu tidak keras, namun gemanya merambat ke mana-mana. Menerobos jalan raya, melintasi gedung tinggi, masuk ke ruang MUI, membentur kursi gubernur, hingga mangitari meja menteri. Tentu saja, Menteri Agama akhirnya bersuara untuk menanggapi.
Atas fenomena itu, komentar yang mengalir dari banyak orang pun beragam. Namun nada dasarnya tetap seragam, semisal 'ada apa lagi dengan Jombang?' atau 'Jombang memang aneh'. Bahkan lebih ekstrim lagi, munculnya Jari akan menambah daftar panjang deretan 'orang gila' yang lahir dari sudut ruang bernama Jombang.
Soal banyaknya 'orang gila' yang lahir dari Jombang, KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur mengakuinya. Tapi, justru hal itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi Gus Dur terhadap tanah kelahirannya.
Saya masih ingat, dalam sebuah ceramah pengajian di Alun-alun Jombang tahun 2002, mantan presiden ini menyebut setidaknya ada tujuh 'orang gila' yang lahir dari rahim Jombang. Ya, kota santri telah menyumbang tujuh 'orang gila' untuk Indonesia. Siapa saja mereka?
Berada di urutan pertama adalah Gus Dur sendiri. Semua orang tahu, bagaimana sepak terjang cucu pendiri NU ini selama hidup. Ketika Orde Baru sedang kuat-kuatnya, Gus Dur justru mengibarkan bendera perlawanan. Peta pemikiran Gus Dur juga sulit ditebak, dan tidak jarang memantik kontroversi. Semisal, mengubah Assalamu'alaikum menjadi 'selamat pagi'. Gus Dur memang aneh. Hanya Gus Dur presiden yang meninggalkan istana dengan mengenakan celana kolor. Gus Dur juga dikenal dekat dengan semua kalangan, tak terkecuali dengan warga Tionghoa. Bahkan antara keduanya ada pertautan sejarah. Bagi warga Tionghoa, perayaan Tahun Baru Imlek bukan hanya identik dengan barongsai, kue keranjang dan angpau. Namun juga identik dengan sosok Gus Dur. Karena mantan Presiden RI inilah yang pertama menyudahi diskriminasi terhadap kelompok Tionghoa selama bertahun-tahun di Tanah Air.
Mantan Ketua Umum PBNU ini kemudian membuka keran kebebasan beragama bagi
masyarakat Tionghoa dengan menerbitkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001. Salah satu poin penting dalam keputusan tersebut adalah meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif. Sejak itu perayaan Imlek bukan lagi menjadi sesuatu yang tabu.
Gus Dur wafat, hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 WIB, karena berbagai komplikasi penyakit, diantarnya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama. Presiden RI ke IV ini dimakamkam di komplek pemakaman Pondok Tebuireng Jombang berdampingan dengan makam sang kakek: Hadratus Syeikh Hasyim Asyari, dan sang ayah: KH Wahid Hasyim.
Selanjutnya 'orang gila' yang menempati urutan kedua adalah Nurcholis Madjid atau Cak Nur. Tokoh pembaruan pemikiran Islam ini lahir di Dusun Mojoanyar, Desa Mojotengah, Kecamatan Bareng, Jombang.
Menjelang pemilu 1971, Cak Nur membuat geger Indonesia terkait pandangannya tentang politik dan keislaman. Cak Nur melontarkan gagasan ‘Islam yes, Partai Islam no’. Padahal saat itu partai Islam sedang naik daun. Sedang kuat-kuatnya.
Tahun 1980-an, Cak Nur mendorong terjadinya check and balance dengan munculnya ide oposisi loyal. Yakni, mekanisme oposisi kepada kebijakan-kebijakan pemerintah, tapi tetap loyal pada negara, dan loyal pada cita-cita bersama. Mekanisme tersebut untuk mengantisipasi terjadinya oposisi yang sekadar oposan.
Guru besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, ini juga melontarkan wacana Pancasila sebagai ideologi terbuka. Tentu saja, hal itu kembali memantik pro dan kontra. Tokoh pembaruan pemikiran Islam ini meninggal dunia pada 29 Agustus 2005 akibat penyakit sirosis hati yang dideritanya. Cak Nur dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata meskipun merupakan warga sipil karena dianggap telah banyak berjasa kepada negara.
Lantas, siapa 'orang gila' urutan ketiga dari Jombang? Gus Dur dalam pengajian itu menyebut nama Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun. Pria kelahiran Desa Mentoro, Kecamatan Sumobito ini dikenal sebagai sosok multidimensi.
Tak berlebihan jika Gus Mus (KH Mustofa
Bisri) menjuluki Cak Nun seperti tertulis dalam selarik puisinya; santri tanpa sarung, haji tanpa peci, kiai tanpa sorban, dai tanpa mimbar, mursyid tanpa tarekat, sarjana tanpa wisuda, guru tanpa sekolahan, aktivis tanpa LSM, pendemo tanpa spanduk, politisi tanpa partai, wakil rakyat tanpa dewan, pemberontak tanpa senjata, ksatria tanpa kuda, saudara tanpa hubungan darah. Masih segar dalam ingatan kita saat Presiden Soeharto meletakkan jabatannya pada 21 Mei 1998. Di depan kamera televisi disaksikan jutaan rakyat Indonesia, Soeharto menyatakan dalam bahasa Jombangan “Ora dadi presiden ora patheken”. Nah, siapa lagi yang mengajari orang kuat di era Orde Baru
Dia mencalonkan seorang tukang becak bernama Rasdullah untuk menjadi Gubernur DKI 2002 - 2007. Saat mendaftar Rasdullah hanya bermodal sapu lidi. Oleh Rasdullah, sapulidi itu akan digunakan membersihkan praktik korupsi, sebagai bentuk sindiran. Kelima, yang masuk daftar 'orang gila' versi Gus Dur adalah Salman Hafidz. Dia merupakan kakak kandung Wardah Hafidz. Bersama kelompoknya yang tergabung dalam Komando Jihad, Salman melakukan pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla jurusan Palembang-Medan, 28 Maret 1981. Salman dkk menuntut agar para rekannya yang ditahan usai peristiwa Cicendo dibebaskan.
itu, kalau bukan 'orang gila' dari Jombang. Kini kehidupan Cak Nun lebih banyak dijadwalkan untuk menemui masyarakat lewat pelbagai acara dan ceramah. Hari ini berada di pelosok desa, besoknya sudah berada di lereng pegunungan. Setidaknya ada lima acara rutin yang diasuhnya setiap bulan: Pengajian Padhangmbulan (Jombang), Mocopat Syafaat (Yogyakarta), Kenduri Cinta (Jakarta), Gambang Syafaat (Semarang), da Bangbang Wetan (Surabaya).
Sementara urutan keempat adalah Wardah Hafidz. Anak tokoh Masyumi asal Desa/ Kecamatan Sumobito. Wardah dikenal sebagai emaknya kaum miskin kota di DKI Jakarta. Ketika tukang becak digusur, Wardah tampil membela, begitu juga ketika pemulung dan PKL (Pedagang Kaki Lima) diobrakabrik. 'Orang gila' urutan keempat ini selalu pasang badan.
aSMUni: Hil YanG MUSTaHal Wardah pernah memantik kontroversi.
Peristiwa Cicendo sendiri adalah peristiwa yang terjadi di Cicendo, Bandung,11 Maret 1981. Saat itu sekitar pukul 00.30 WIB, kantor polisi Cicendo diserbu oleh 14 anggota Komando Jihad. Empat anggota polisi yang sedang berjaga meregang nyawa.
Kedatangan Salman dkk malam itu bertujuan membebaskan anggota jamaah yang ditangkap polisi. Dua senjata pistol kaliber 38 dicuri dari kantor polisi tersebut dan kemudian dipergunakan dalam peristiwa pembajakan pesawat Garuda Indonesia.
Drama pembajakan itu bisa digagalkan tentara. Salman sendiri akhirnya dieksekusi tahun 1985. Aksi kelompok ini kemudian dikenal sebagai teror pertama di Indonesia. Keenam adalah Asmuni, pria kelahiran Desa/Kecamatan Diwek, Jombang. Asmuni bukan pelawak dadakan. Namun tumbuh dari proses alam, dari panggung komedi kehidupan rakyat, hingga menjadi ikon Srimulat. Semua orang pasti ingat, blangkon, kumis ala Charlie Chaplin, ungkapan meng-
gelitik 'hil yang mustahal' hingga tertawa ha ha ha ha ha sebanyak lima kali. Semua itu adalah khas Asmuni. Bahkan di ujung usianya, dalam kondisi digerogoti penyakit, Asmuni masih bisa melemparkan humor-humor segarnya. Pelawak senior dari grup Srimulat ini menghembuskan nafas terakhirnya pada Hari Sabtu, 21 Juli 2007. Sebelumnya Asmuni menjalani perawatan intensif di RS Rekso Waluyo Mojokerto. Almarhum dimakamkan di tanah kelahirannya: Desa Diwek, Kecamatan Diwek, Jombang. Orang ketujuh yang masuk daftar 'orang gila' kelahiran Jombang adalah Abu Bakar Ba'asyir, pendiri Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Arek Mojoagung Jombang ini banyak dikait-kaitkan dengan gerakan terorisme. Ba'asyir merupakan salah seorang pendiri Pondok Pesantren Islam Al Mu'min, Sukoharjo Jawa Tengah. Dia lahir di Dusun Pekunden, Desa Kademangan, Kecamatan Mojoagung, 17 Agustus 1938. Ba'asyir menghabiskan masa SD hingga SMP di Jombang. Dia kemudian melanjutkan pendidikan SMA di Surabaya. Sementara ilmu agama ia timba dari Pondok Pesantren Darussalam Gontor. Selama Orde Baru, dakwah Ba'asyir membuat pemerintah gerah. Materi yang disampaikan kerap membikin telinga pemerintah menjadi merah. Ustandz asli Arek Kademangan ini akhirnya ditangkap. Dia dijatuhi hukuman penjara 4 tahun. Namun belum sampai menjalani hukuman, Baasyir kabur ke Malaysia. Suharto tumbang, era reformasi menjelang. Ba'asyir kembali ke Tanah Air. Dia kemudian mendirikan MMI. Tahun 2003, alumni SMP Negeri Jombang ini ditangkap lagi oleh pemerintahan Megawati karena dituduh terlibat kegiatan terorisme yang membuatnya divonis 1,5 tahun.
Tahun 2004, setelah keluar dari penjara Salemba, dia kembali ditangkap karena tuduhan terlibat kasus bom hotel Marriot. Abu Bakar Ba’asyir harus mendekam selama 30 bulan. Dia baru menghirup udara bebas pada 2006.
Bagi saya, tujuh tokoh yang disebut oleh Gus Dur itu hanyalah contoh. Karena masih banyak lagi tokoh yang memenuhi etalase Jombang. Mereka memiliki kadar 'kegilaan' yang berbeda-beda. Mereka juga muncul dari arah yang berbeda. Ada dari kiri, kanan, tengah, kiri habis, hingga kanan habis. Bahkan ada pula yang sudah tersobek dari lembar sejarah. Semaoen misalnya. Dia adalah pendiri PKI (Partai Komunis Indonesia). Lahir di Curahmalang, Kecamatan Sumobito, Jombang tahun 1899. Karena mengusung ideologi merah, nama Semaoen tersobek dari lembar sejarah.
MaSiH ingat cerita legenda Yunani tentang Midas “si tangan emas”, yang mengubah benda menjadi emas dengan sentuhannya. Atau kisah sahabat Rasul Abdurrahman Bin Auf yang mendapat julukan “tangan emas” lantaran kemampuanya dalam membaca dan menciptakan peluang bisnis di semua bidang?
Setiap jaman selalu ada orang-orang dengan kemampuan seperti ini. Beberapa di antaranya memilih untuk tidak menjadi terkenal dengan tampil ke permukaaan. Dari Surabaya, sosok dengan karakteristik “si tangan emas” terlihat pada diri Jagad Hariseno, salah satu penggagas aplikasi messenger karya anak bangsa, Catfiz.
Bagi sebagian besar orang, membuat aplikasi messenger seperti whatsapp, blackberry dan sejenisnya mungkin sesuatu yang sangat luar biasa, namun di tangan pria ini, pembuatan aplikasi messenger hanya sebatas penyaluran hobby saja. Ibarat bertangan emas, setiap bidang yang disentuhnya selalu berubah menjadi menjadi peluang bisnis. Serangkaian sukses di berbagai bidang pernah ditorehkan oleh pria berpawakan kalem ini.
Meminjam pangkat atau sebutan lama untuk orang yang menjalankan tugas di bidang nya, yakni Mantri, tentu tidaklah berlebihan jika sosok Jagad Hariseno mendapat julukan Mantri Ekonomi lantaran kegiatannya yang mengorganisir masyarakat serta menciptakan peluang usaha.
Lahir dari keluarga yang akrab dengan dunia politik, putra sulung Almarhum Sutjipto politisi senior PDIP ini terbiasa dengan kegiatan organisasi serta kemasyarakatan. Melalui program posko 100 yang dikomandonya, Jagad pernah menghidupkan usaha masyarakat di berbagai lokasi, seperti Kampung Lontong di kawasan Petemon, Kampung Dinamo di kawasan Dinoyo, serta usaha pembuatan sabun ibu-ibu yang sempat dilirik oleh Hypermarket Carefour.
Dalam dunia politik, Jagad tercatat pernah menghantarkan pasangan Risma - Bambang menjadi Walikota dan Wakil Walikota Surabaya. dikala itu pria alumnus ITS ini menjadi Ketua Tim Pemenangan meski dirinya bukan tercatat sebagai
pengurus partai.
Dalam wawancara singkat, penulis mendapat gambaran bahwa di balik sosok yang pendiam, kalem dan murah senyum, Jagad adalah seseorang yang cerdas serta visioner. Pikiran-pikirannya terkait bidang ekonomi kerakyatan cukup membuat kita terhentak.
"Pernah dulu ditegur Bapak, kenapa kok konsen di bidang ini. Sampai dibilang gila segala. Tapi menurut saya justru disinilah saya belajar, saya memahami kegiatan-kegiatan ekonomi kerakyatan," ujar mantan Direktur Konsultan Bisnis Enciety ini.
Usai berpetualang dalam dunia sosial kerakyatan, kakak kandung Wakil Walikota Surabaya Whisnu Sakti Buana ini kembali menggeluti bidang yang memang menjadi disiplin ilmunya. Bersama rekannya sesama almuni ITS yang bernama Mochammad Arfan, Jagad berhasil menciptakan aplikasi messenger yang diberi nama Catfiz.
Kepada beritajatim.com Jagad men-
ceritakan bahwa semangat awal membuat aplikasi messenger adalah dari rasa keprihatinan kepada masyarakat yang menggunakan aplikasi produk luar negeri. Berdasar keterangan Arfan, Indonesia termasuk salah satu pengguna aplikasi mesengger terbanyak, dan jumlah uang yang terbelanjakan ke luar negri mencapai 19 triliun per tahun.
Tak tanggung-tanggung, Catfiz yang memiliki markas di gedung Intiland Tower Surabaya tersebut memiliki server sendiri dengan kapasitas yang lebih dari mumpuni.
Sentuhan “tangan emas” Jagad Hariseno menjadikan bisnis aplikasi messenger Catfiz yang awalnya hanya sebatas obrolan ringan menjadi ladang emas yang membanggakan Indonesia dengan produk lokal.
Setiap jaman selalu memunculkan sosok dengan kemampuan “tangan emas”. Namun beberapa diantaranya memilih untuk tidak menjadi terkenal. arif ardianto
tokohinspiratif
aipTu puji
baGi banyak kalangan, mayat dianggap menyeramkan. Namun bagi Aiptu Pudji Hardjanto mayat adalah sosok yang dinamis.
Sejumlah kasus pembunuhan di Surabaya selama kurun waktu 10 tahun ini terungkap berkat kejelian dan keuletannya dalam melakukan identifikasi di tempat kejadian perkara (TKP), termasuk pembunuhan dokter Wanda di Jalan Jawa Surabaya.
Menurut Aiptu Pudji nalurinya bisa membentuk video dan merekam kembali kejadian sebelum dan sesudahnya.
“Saya belajar otodidak dan banyak membaca novel kriminal hukum karya Jeffrey Deaver tentang sebuah peristiwa kriminalitas,” terang Aiptu Pudji Hardjanto.
Banyak kasus unik berhasil diungkap setelah Aiptu mempelajari dengan jeli TKP kriminalitas baik itu kasus pembunuhan sadis, bunuh diri.
Dalam mengungkap kasus tersebut Aiptu Pudji mengaku menggunakan naluri dan keuletan berpikir sehingga mayat korban pembunuhan bisa dihidupkan.
“Naluri bisa membentuk video dan merekam kembali kejadian setelah dan sesudahnya,” terang Aiptu Pudji.
Hasilnya mayat-mayat tersebut bisa bercerita, benda di sekeliling juga turut bercerita saat melakukan olah TKP.
Tidak jarang Pudji juga sering didatangi jenazah yang diperlakukan seenaknya seperti ketika menangani jenazah orang alim yang dermawan yang ditemukan di Gunung Anyar pada tahun 2004.
“Jenazah tersebut saya lempar ke mobil dan saya bawa ke RSUD Dr Soetomo. Malamnya saat saya tidur saya dilempar-lempar di ranjang badan sakit semua,” kata Pudji.
Ternyata jenazah yang saya lempar tersebut orang yang dermawan tidak pernah mengemis dan rajin beribadah meski tidak punya rumah.
Anggota Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) mendapat penghargaan dari Internasional saat mengungkap identitas jenazah korban Air Asia yang kecelakaan di perairan Pangkalan Bun Kalimantan Desember 2014 lalu melalui sidik jari. Berkat peristiwa inilah, Pudji dan rekan-rekan INAFIS Polda Jatim, dapat mengungkap 112 dari 115 jenazah awak pesawat Air Asia QZ 8501yang dikirimkan ke Mapolda Jatim, dari lokasi jatuhnya pesawat di Pangkalan Bun.
Berawal dari fenomena sehari-hari inilah, Puji Hardjanto yang bertugas sebagai anggota Unit Indonesia Automatic Fingerprint Indentification System (INAFIS) atau Unit Identifikasi Polrestabes Surabaya, mempunyai ide meluncurkan sebuah buku berjudul “TKP Bicara”.
Dari buku ini bagi Anggota POLRI Secaba Milsuk Polri tahun 1993 - 1994, berharap masyarakat dapat lebih memahami tentang Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Pasalnya, sedikit banyak posisi awal sebuah kejadian, barang bukti sekecil apapun dapat membantu polisi untuk mengungkap
dan memecahkan sebuah kasus.
Buku bercover Pudji sedang meneliti sidik jari telunjuk korban meninggal karena musibah jatuhnya pesawat Air Asia satu tahun lalu, menjadi pengalaman berharga untuk dibagikan kepada masyarakat, agar mereka sadar apabila menemui sebuah TKP, harap tidak ceroboh atau merubah posisi. Sebelum pihak berwajib (Polisi) datang guna melakukan olah TKP.
Sebab TKP memiliki keterkaitan dengan proses penyelidikan polisi mencari dan mengumpulkan keterangan, petunjuk, barang bukti, hingga identitas korban atau tersangka.
Anggota POLRI berpangkat Ajun Inspektur Polisi Satu (AIPTU), yang kerap memakai kacamata hitam dalam setiap tugasnya ini, membagi pengalamannya tentang beragam TKP yang pernah ia pecahkan.
Bahkan, hanya dengan barang bukti yang terkadang disepelehkan, Puji mampu membantu anggota reserse kriminal untuk memecahkan beragam kasus.
Pudji sempat kaget, lantaran mayoritas jenazah Air Asia yang dikirim untuk dilakukan proses identifikasi di Mapolda Jatim, sudah dalam kondisi dibubuhi kopi. Mungkin maksudnya, agar jenazah tidak bau, karena proses pencarian sudah berlangsung berhari-hari bahkan berbulan-bulan lamanya.
Namun menurut Pudji, dengan ditaburi kopi justru dapat mengganggu jalannya proses identifikasi ante morte, dimana ante mortem sendiri mupakan proses identifikasi berdasarkan fisik atau tubuh jenazah, seperti warna kulit, dan bentuk tubuh. Meski begitu, Pudji tak kehabisan akal untuk membantu tim INAFIS dalam mengungkap identitas seluruh awak pesawat Air Asia QZ 8501.
Ante mortem, memang menjadi identifikasi awal, sementara identifikasi post mortem sendiri merupakan proses identifikasi, dengan mengandalkan benda atau barang yang melekat ditubuh korban saat kejadian.
Hasil temuan post mortem, belum tentu dapat menjadi patokan untuk mengungkap identitas jenazah yang kondisinya sudah rusak. Namun untuk mengungkap identitias tersebut, diperlukan metode Identifikasi di dalam DVI secara internasional ada dua yaitu Primary Identifier dan Secondary Identifier.
Identikasi primer terdiri dari metode Finger Prints, Dental Records sama DNA. Sedangkan identifikasi sekunder terdiri dari metode Medical dan Property.
Sedangkam prinsip seseorang dikatakan teridentifikasi secara sah dan tidak terbantahkan apabila terdapat kesesuaian atau kecocokan salah satu metode identifikasi primer dan atau dua metode identifikasi sekunder.
Namun semakin banyak metode yang cocok semakin baik. Penentuan teridentifikasi ini dilakukan oleh Reconciliation Broard, jadi bukan perotangan dan bukan berdiri sendiri. ragil priyonggo
Fariji, p embela k aum m iskin di p engadilan
M an Y a tak setenar Hotman Paris Nasution, pun juga tak sesenior Adnan Buyung Nasution. Namun bagi pencari keadilan yang notabenenya tak berduit, dia sangat diandalkan. Dia adalah Fariji, penasihat hukum yang biasa menangani kasus prodeo dengan tanpa memungut bayaran.
"Puas menuntut keadilan bukan berarti bebas dalam kasus pidana, atau menang mutlak dalam kasus perdata. Karena klien saya juga mengakui kesalahannya dan hakim melihatnya itu sebagai penyesalan sehingga diputus yang sesuai. Itu yang membuat saya puas," ujar pria kelahiran 56 tahun silam ini.
Fariji menceritakan, dia berkecimpung di dunia advokat sejak tahun 2007. Sebelumnya dia adalah seorang jurnalis yang biasa liputan di PN Surabaya. Awal minatnya ke dunia advokat karena melihat keseharian orang yang bermasalah hukum namun tak memiliki uang banyak untuk menyewa pengacara.
"Saya miris aja melihat orang miskin yang bermasalah dengan hukum namun tak mampu untuk membayar pengacara," ujar pria kelahiran 6 Juli 1960 ini.
Selama menjadi pengacara tanpa bayaran, Fariji mengaku sangat berkesan saat dia mampu meloloskan hukuman mati dua terdakwa narkoba dengan barang bukti 42 kilo gram.
"Saya sangat mendukung pemerintah dalam melakukan pemberantasan narkoba, namun saat diproses hukum harus benar benar adil mana pemakai, pengedar ataupun produsen. Jadi ada porsinya masing-masing hukumannya," ujar warga Wonorejo I/27 Manukan Kulon, Surabaya ini. Berkat konsistensinya dalam membela warga miskin yang bermasalah hukum, Fariji secara resmi ditunjuk oleh Kakanwil Kumham Jatim untuk memberikan Penyuluhan Hukum di Rutan Medaeng seminggu sekali. Fariji memegang teguh janjinya
sebagai bagian dari aparat penegak hukum yang tidak diperbolehkan memungut biaya dari kliennya, karena itulah sebagai pengacara dia jauh dari kemewahan sebagaimana pengacara pada umumnya.
"Bahagia itu tidak harus mewah, tapi saya juga tidak munafik bahwa saya juga butuh uang namun hal itu bukan tujuan satu-satunya. Ada tujuan dan manfaat lain selain materi yakni ketenangan batin," ujarnya.
Meski tak pernah memungut biaya dari kliennya, tak jarang Fariji didatangi orang-orang yang pernah ia dampingi saat berperkara dengan membawa oleh-oleh.
"Saat keluar penjara, mereka datang ke rumah atau kantor untuk kasih oleh-oleh. Padahal saya tidak pernah memintanya, kadang saya lupa kalau dia adalah klien saya," kenangnya sambil tersenyum. nyuciek asih
Udara di lereng gunung Arjuno terasa sejuk dan segar, saat beritajatim.com menemui Kang Apri di kantor Yayasan Investasi Sosial Indonesia (YISI), yang beralamat di Dusun Jetak, Desa Karangjati, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan.
Nama Kang Apri sendiri sudah tak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Pasuruan. Berkat usaha dan komitmennya dalam kepedulian terhadap lingkungan, Ia berhasil mengajak masyarakat di wilayah lereng Gunung Arjuno, tepatnya di wilayah Pandaan dan sekitarnya untuk menabung bank sampah.
“Apa yang selama ini saya lakukan tersebut, lantaran sejak kecil saya sudah ditanamkan oleh orangtua untuk peduli terhadap lingkungan. Bahkan, beliau (bapak.red) seringkali menasehati saya untuk selalu menjaga lingkungan dengan baik. Sebab kata bapak, terjadinya bencana bisa jadi karena kita tidak bisa menjaga lingkungan dengan baik,” ucap pria kelahiran Ponorogo tersebut.
Lambat laun, ketika dirinya sudah beranjak dewasa. Pria yang memiliki nama panjang Syukur Sugeng Apriwiyanto itu mengaku, dirinya merasa prihatin dengan kondisi lingkungan yang sudah tidak lagi dijaga dengan baik oleh masyarakat.
“Saat saya mulai beranjak dewasa, seringkali terjadi bencana banjir dan longsor di mana-mana. Dari situlah hati saya seakan terpanggil untuk konsen sebagai aktivis lingkungan. Dengan harapan supaya bisa mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan,” ujar bapak dua anak tersebut.
Di tahun 2010, Kang Apri akhirnya bergabung dengan sejumlah aktivis lingkungan di wilayah Pasuruan yaitu di Yayasan Satu Daun. Niatan dirinya untuk konsen mengajak masyarakat peduli terhadap lingkungan akhirnya mulai tersalurkan di yayasan tersebut.
lembaga sendiri yang ia beri nama Yayasan Investasi Sosial Indonesia (YISI). “YISI saya dirikan pada tanggal 31 Maret 2015. YISI sendiri merupakan lembaga yang konsen terhadap ekonomi, lingkungan, dan pendidikan,” imbuhnya.
Kang Apri menambahkan bahwa di lembaga yang ia dirikan tersebut, telah melahirkan sejumlah program lingkungan. Di antaranya yaitu Program bank sampah, Sekolah Cerdas Peduli dan Berbudaya Lingkungan (Scalling), dan pertanian sehat dan ramah lingkungan. Serta program tanggap bencana.
Kang Apri mengatakan, untuk program Scalling sendiri telah mendapatkan respon bagus dari Badan Lingkungan Hidup (BLH) Jatim, yang menyatakan kalau pihaknya siap mensupport untuk membawa program Scalling itu hingga luas di wilayah Jawa Timur.
“Saat ini ada puluhan sekolah TK di wilayah Pandaan, yang sudah bermitra dengan progam kami yaitu bank sampah dan SCALLING. Dan beberapa bulan yang lalu dua program ini juga mendapat apresiasi dari BLH Jatim,” tandasnya.
“Di yayasan itu saya diajak untuk bersama-sama membuat program tentang peduli lingkungan, salah satunya konservasi di wilayah lereng Gunung Arjuno,” kata suami dari Kusumahartik itu.
Selanjutnya, di tahun 2012 Kang Apri memutuskan untuk keluar dari yayasan tersebut, dan mencoba mendirikan Sosial Investment Indonesia (SII) bersama dengan teman-temannya yang lain.
“Salah satu program yang menonjol di SII ini adalah membantu akses air bersih untuk perkampungan yang rendah kesehatan lingkungannya. Serta membuat layanan sanitasi pedesaan masyarakat di Desa Keboncandi, Kecamatan Gondangwetan, Kabupaten Pasuruan,” terangnya.
Dengan banyaknya pengalaman yang ia peroleh di bidang lingkungan. Kang Apri pun akhirnya memutuskan untuk mendirikan
Namun, di balik itu semua. Kang Apri mengaku kalau dirinya sudah banyak dicibir dalam mengajak masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Salah satunya, yaitu ketika dirinya menawarkan program bank sampah dan Scalling di sejumlah sekolahan TK di wilayah Pandaan.
“Awal mula mengenalkan program YISI, kami mendapat penolakan dari guru dan wali murid. Mereka tidak percaya dengan program kami. Bahkan, menganggap program kami pemulung. Karena anak - anak mereka diajari pemulung,” kata pria yang juga sekretaris Forum Komunikasi Kabupaten Pasuruan Sehat (FKKPS). Akan tetapi, berkat ketelatenan dan kesabaran, Ia pun dengan secara perlahan melakukan pendekatan kepada guru-guru dan wali murid, untuk meyakinkan mereka agar program yang dibawa Kang Apri itu bisa diterima. “Alhamdulillah, berkat sabar dan telaten akhirnya program yang saya ajukan itu diterima oleh mereka,” imbuhnya.
Tak hanya itu, Kang Apri juga menambahkan, kalau saat ini programnya tersebut telah mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Pasuruan.
“Pihak Pemkab Pasuruan melalui Dinas Pendidikan telah menjadikan program kami sebagai salah satu program percontohan dalam mengajak anak-anak usia dini supaya peduli terhadap lingkungan. Sehingga mereka meminta saya untuk menyebar luaskan program lingkungan ini ke seluruh sekolahan TK di wilayah Kabupaten Pasuruan,” terang pria kelahiran 31 Maret 1973 tersebut.
Shohibul Hujjah
padepokan among budaya SaSTro Loyo
siapa sangka Padepokan Among Budaya Sastro Loyo di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto yang menangani orang yang memiliki gangguan jiwa merupakan milik pribadi. Ialah Sri wulung yang juga pimpinan Ludruk Among Budaya merupakan pendirinya.
Jeliteng (sapaan akrab) mengaku, padepokan miliknya dia dirikan secara swadana. Penghasilannya sebagai seorang seniman ludruk ia alokasikan untuk memenuhi kebutuhan hidup pasiennya. Belum ada kepedulian dari pemerintah setempat untuk membantu biaya operasional perawatan pasien. Pria yang juga berprofesi sebagai pelawak dalam pertunjukan ludruk ini mengaku telah menyembuhkan ribuan pasien gangguan jiwa sejak 10 tahun lalu. "Awalnya saat pementasan Ludruk saya sering melihat orang gila. Karena kasihan saya berusaha merawat mereka," ungkapnya. Seiring berjalannya waktu, pasien semakin banyak sehingga ia resmikan dengan akta notaris menjadi padepokan pada tahun 2004 lalu. Ia tak ingin, pasien yang dianggap sebagai anaknya sendiri, untuk pengobatan maupun makan ia minta-mintakan dengan membuat proposal permohonan bantuan.
"Rata-rata yang disini adalah ekonomi rendah dengan berbagai faktor penyebab gangguan jiwa. Saya tidak membebankan biaya ke keluarga mereka, selain dari golongan ekonomi lemah juga karena banyak yang saya ambil dari jalanan. Saya biayai dari tanggapan ludruk dan saya buatkan kamar di rumah saya untuk mereka," katanya.
Meski awalnya ditentang keluarga khususnya istri, namun sekarang justru istrinya yang ikut membantu mengurusi puluhan orang yang mengalami gangguan jiwa dari sejumlah kota di Indonesia. Entah berapa banyak pasien yang sudah disembuhkan tanpa pasung maupun rantai.
"Tidak ada yang saya pasung atau rantai, saya lepas layaknya orang sembuh lainnya. Terapinya bersifat alamiah. Selama menjalani terapi saya ajak untuk berkomunikasi untuk mengetahui keinginan pasien. Kita masuk-
kan solusi-solusi hidup yang bisa menenangkan jiwa mereka," ujarnya. Metode yang diterapkan untuk menyembuhkan penderita gangguan jiwa berbeda dengan metode di rumah sakit. Pasien diarahkan untuk menjalani rutinitas sehari-hari secara mandiri dan disiplin sesuai keinginan setiap pasien. Disamping itu, Jeliteng memberikan solusi-solusi hidup untuk meringankan beban jiwa pasien.
"Terapi alam, jadi pasien saya giring sesuai keinginan mereka. Perlahan saya berikan solusi dan nasehat hidup. Soalnya latar belakang kasusnya berbeda. Ada yang kasus narkoba, kasus penganut ilmu kebatinan, gila turunan, kerasukan makhluk halus, ada juga yang tekanan hidup," tuturnya.
Di halaman depan, Jeliteng menempatkan sebuah televisi di tembok padepokan. Saat tak ada kegiatan, mereka berkumpul melihat tayangan hiburan di televisi. Memasuki waktu makan siang, puluhan pasien ini patuh mengikuti perintah Jeliteng untuk mengambil makanan. Dengan tertib mereka mengambil makanan di dapur rumah Jeliteng.
Setiap pasien tidak ada yang dilayani, baik untuk makan, mandi, men-
cuci pakaian, maupun tidur. Jeliteng hanya memberikan arahan untuk pasiennya. Saat ini, di rumah pria kelahiran 42 tahun lalu ini telah tersedia 13 kamar tidur yang mampu menampung hampir seratus pasien. Saat ini ada 42 pasien gangguan jiwa dengan berbagai latar belakang.
Menteri Sosial (Mensos), Khofifah Indar Parawangsa mengapresiasi langkah Jeliteng untuk menyembuhan orang yang mengalami gangguan jiwa. "Rehab psikotik disini tanpa pasung dan rantai sehingga perlu ditularkan ke masyarakat lain agar mereka yang mengalami gangguan psikotik bisa mendapatkan layanan yang lebih meningkatkan harkat dan martabat," jelasnya. Saat berkunjung ke Padepokan Among Budoyo Sasta Loyo, Mensos menegaskan, ada 57 ribu jiwa se-Indonesia mengalami gangguan psikotik dan mereka dipasung, pemerintah mendeklarasikan Indonesia bebas pasung 2017. Mensos mendorong masyarakat untuk menghindari pasung, jika ada masyarakat yang mengalami gangguan psikotis agar dikomunikasikan dengan kades agar mereka bisa mendapatkan Kartu Indonesia Sehat (KIS). tin/but
SeMbUran lumpur yang muncul di area bekas Sumur Banjar Panji l milik Lapindo Brantas Inc di Desa Renokenongo Kec Porong, 29 Mei tahun 2006 silam, menjadi awal kesuksesan H Suratno.
Betapa tidak, bapak tiga anak yang semula hanya buruh pabrik pengolahan aspal, dan ekonominya hanya pas-pasan untuk menghidupi keluarga dan menyekolahkan anak-anaknya, kini boleh dibilang berubah drastis. Suratno sukses menjadi orang yang
bertanggungjawab dalam penggarapan tanggul kolam penampungan lumpur.
Peristiwa semburan itulah yang menjadi awal cerita perjalanan hidupnya menjadi pengusaha sukses sekarang ini. "Setelah lumpur menyembur, saya diajak adik yang menjadi sub kontraktor PT WIKA untuk proyek pembuatan tanggul. Di sinilah awal kisah saya dimulai," kata Suratno kepada beritajatim.com.
Dia menuturkan, mulai bekerja, dirinya hanya menjadi pengawas buruh. Bahkan seringnya, Suratno pun melakukan pekerjaan kasar agar proyek berjalan sesuai target. Pengerjaan tanggul yang dipegangnya dikerjakan secara sistematis dan tepat waktu. "Syukur semua yang saya kerjakan, terselesaikan dengan baik dan tepat waktu," kenangnya.
Dalam mengerjakan tanggul kolam penampungan lumpur, di lapangan ia kerjakan bersama pekerja lainnya, sesuai perencanaan awal. Sekitar 75 persen pengerjaan tanggul lumpur, adalah buah karyanya dan para pekerja yang menjadi bawahannya.
Tanggul yang membentengi Jalan Raya Porong ini pun teruji kekuatannya. Meski semburan lumpur masih terjadi atau bahkan ketika Jalan Raya Porong digenangi air, tanggul tetap kokoh berdiri. Meski tidak semua tanggul yang ada, juga ada bagian dari penanganan tersendiri yang dilakukan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) yang membuat saluran khusus pembuangan air dan lumpur.
Dari persoalan pengerjaan tanggul lumpur yang dikerjakan secara bertanggungjawab dan bisa dipertanggungjawabkan, rupanya mengundang apresiasi dan perhatian dari pimpinan PT WIKA. Bahkan urusan tanggul sudah selesei, Suratno pun kembali diminta menangani pengerjaan Jembatan Suramadu.
Ia mengungkapkan, tiga bulan sebelum peresmian, dirinya ditelpon pihak PT WIKA untuk membantu penyelesaian barrier Suramadu. "Saya bawa 100-an pekerja dan alhamdulillah, seminggu sebelum diresmikan, jembatan itu selesai," ungkapnya.
Pasca pengerjaan proyek-proyek yang dikerjakan bersama anak buahnya yang disiplin, dia lantas mendirikan usaha jasa dan lainnya. Dari situ juga banyak order yang masuk ke bidang usahanya yang dinamakan CV. LUSI yang disamakan dengan nama anak pertamanya.
Usaha CV. LUSI yang berdiri di depan rumah megahnya di Dusun Bringin Desa Pamotan Kec Porong saat ini juga banyak melayani berbagai bidang. Mulai persewaan alat berat, jasa persewaan truk, pengangkutan sirtu dan pengurukan area pabrik maupun pertokoan, juga membuka usaha pengayakan pasir dan batu (sirtu). M. ismail
SekilaS terlihat tidak ada yang istimewa dari sosok KH Abdurrahman, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bajigur, Desa Tenonan, Kecamatan Manding, Kabupaten Sumenep. Penampilan kiai yang lahir hari Jumat Legi ini sangat sederhana. Ia tinggal di rumah beratap ilalang, dan kemana-mana mengenakan kelompen atau bakiak (sandal dari kayu). Namun, begitu masuk ke pondok pesantren miliknya dan berbincang-bincang dengannya, baru terlihat ada yang berbeda. Bahkan bisa dibilang istimewa. Pondok pesantren yang dibangun KH Abdurrahman tahun 1995 di atas lahan seluas 2 hektar itu tidak hanya menampung santrisantri biasa. Tetapi juga santri yang mengalami gangguan jiwa, atau biasa disebut 'santri luar biasa'. Abdurrahman menuturkan, ia mendirikan pondok pesantren sebagai panggilan jiwa, karena ingin memperbaiki lingkungannya. Selama ini, di daerahnya dikenal sebagai 'daerah bajingan'. Lokasi pondok sering dijadikan nongkrong para bajingan. Bajingan nganggur atau disingkat bajigur. Istilah yang kemudian lekat menjadi nama pondok pesantren miliknya. "Al-Bajigur".
"Setelah saya mendirikan pondok ini, Alhamdulillah para bajingan itu kok berhenti mencuri maupun kegiatan negatif lain. Mereka justru bergabung membesarkan pondok dan melakukan keba jikan," tuturnya.
Ia menceritakan, awalnya, dirinya sama sekali tidak berniat untuk mendirikan pondok pesantren khusus bagi orang gila. Dalam benaknya, pondok pesant ren yang didirikannya adalah pondk pe santren salafiyah seperti pada umumnya, yang memberikan kesempatan lebih be sar pada warga kurang mampu. Namun semuanya berubah ketika tahun 1998, ada warga yang datang padanya, meminta ban tuan untuk menyembuhkan keluarganya yang mengalami gangguan jiwa karena stress. Sebagai orang yang berakhlak mulia dan ber jiwa sosial tinggi, ia pun tak kuasa menolak permintaan itu. Abdurrahman kemudian menerima 'pasien' pertamanya itu. Ternyata dengan izin Allah, santri luar biasanya itu sembuh. Setelah itu, satu persatu mulai berdatangan orang-orang yang menitipkan keluarganya untuk menjadi 'santri luar biasa' di Pondok Pesantren Al Bajigur. Bahkan tidak jarang, orang-orang gila hasil razia Satpol PP juga dikirim ke pondoknya.
Upaya menyembuhkan puluhan 'santri luar biasa' itu dilakukan KH Abdurrahman bersama beberapa pengasuh lainnya. Ritual rutin penyembuhan, dilakukan setiap malam Jumat Legi. Mereka dibacakan doa-doa khusus untuk mempercepat penyembuhan. Sehari-harinya, para santri yang mengalami gangguan jiwa itu diwajibkan untuk mandi. Ada yang sudah bisa mandi sendiri, ada juga yang harus dimandikan. Setelah itu, mereka akan diajak sholat dan mengaji. Karena itu tidak heran kalau setiap hari akan sering didengar celotehan, "Ayo-ayo mandi.. Biar wangi. Terus sholat. Ayo sholat, biar tidak dimarahi Tuhan,".
Para 'santri luar biasa' itu sesekali juga dipijat refleksi dan diberi jamu tradisional untuk meringankan penyakitnya. Jamu-jamu tradisional itu rata-rata dibuat dari tanaman yang ada di sekitar pondok. Kadang-kadang juga dari bahan lain seperti sarang laba-laba. "Sarang laba-laba itu dibuat jamu untuk meringankan pusing kepala. Karena biasanya santri yang mengalami gangguan jiwa ini sering mengeluhkan sakit di kepalanya," ujar Abdurrahman. Menurutnya, waktu yang diperlukan untuk penyembuhan para 'santri luar biasa' itu bervariasi. Ada yang cukup hitungan hari, ada yang hitungan bulan, tetapi ada juga yang memakan waktu bertahun-tahun.
"Tergantung penyebabnya. Kalau stress karena pekerjaan atau karena cinta, biasanya lebih mudah. Hanya sekitar 3 bulan bisa sembuh. Yang butuh waktu lama itu untuk ketergantungan narkoba. Bisa 1-2
KH Abdurrahman atau Kiai Bajigur ini sudah tidak mampu mengingat, berapa jumlah 'santri luar biasa' yang telah disembuhkannya. Yang pasti, sudah ratusan. Setelah sembuh, mereka akan dijemput
Bagi pria yang memasuki usia senja ini, menangani para santri yang mengalami gangguan jiwa itu merupakan panggilan hati nurani. Ia tidak pernah mematok tarif untuk penyembuhan 'santri-santri luar biasa' itu. Konsep keikhlasan, masih dinjunjung tinggi Kiai Bajigur.
"Mereka bisa sembuh setelah dititipkan disini, semua karena ijin Allah. Pengobatan yang saya lakukan hanya perantara. Sekali lagi, mereka bisa hidup normal seperti semula, itu semata karena Allah, bukan karena saya," ucapnya merendah.
"Saya sendiri tidak mengerti, darimana orang-orang itu tahu kalau disini menerima 'santri luar biasa'. Tiba-tiba saja, selalu ada kiriman. Jumlahnya sekarang sudah mencapai puluhan. Ada yang laki-laki, ada yang perempuan. Bahkan tidak hanya dari Sumenep, tapi juga dari jauh, seperti Kalimantan, Medan, Jakarta, dan Surabaya," ungkapnya.
Ia menuturkan, para 'santri luar biasa' itu ditempatkan di bangunan khusus. Untuk santri dengan tingkat gangguan jiwa tinggi dan sering mengamuk tanpa sebab, maka pihaknya terpaksa mengikat kaki 'santri luar biasa' itu dengan rantai. Untuk yang lain, dibiarkan bebas berkeliaran di lingkungan pondok.
Ia mengaku tidak tahu sampai kapan akan melakukan bimbingan pada 'santri-santri luar biasa' yang terus berdatangan ke pondoknya. Yang jelas, di sisa umurnya, ia hanya ingin mengabdikan diri pada Allah. Salah satunya, dengan terus menolong orangorang yang membutuhkan bantuannya, dan dengan berbagi ilmu dan rejeki titipan Allah.
"Semua ini milik Allah, dan akan kembali pada Allah. Jadi buat apa harus kita hitung apa yang sudah kita berikan pada orang lain? Toh semuanya hanya titipan dari Allah. Selama saya masih bisa membantu orang lain, saya akan melakukannya, semampu saya, dengan ijin Allah," pungkasnya. Temmy p
kepedUliannYa terhadap lingkungan dan juga penyelamatan terhadap kondisi kerusakan alam di wilayah Kabupaten Tuban membawa berkah bagi H Ali Mansur (56). Guru Madrasah Tsanawiyah (MTS) swasta yang berasal dari Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban ini mendapatkan penghargaan Kalpataru.
Penghargaan Kalpataru diterima oleh H Ali Mansur dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Se-Dunia 2012 di Jakarta. Kalpataru kategori Perintis Lingkungan.
Sehari-hari sosok Ali Mansur tidak pernah terlepas dari keberadaan Mangrove Center Tuban yang berada di kawasan pesisir Pantai Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban. Berawal dari perhatian dan kepeduliannya terhadap kondisi kawasan pantai itulah yang membuat nama Ali Mansur dikenal berbagai kalangan.
Kepedulian H Ali Mansur terhadap kondisi pantai tumbuh sejak puluhan tahun silam. Dulunya, kondisi pantai kawasan pesisir laut utara Tuban banyak mengalami abrasi akibat terkikis gelombang.
Pada sekitar tahun 1970 pantai desa tersebut sangat luas dengan dipenuhi oleh pohon-pohon kelapa dengan dengan luas sekitar 18 hektar. Namun karena banyak dilakukan penebangan dan juga diserang hama, pada akhirnya mengalami abrasi saat terjadi banjir robu.
“Awalnya dari situ, saya terpanggil melakukan menanaman pohon di tepi pantai. Karena melihat kerusakan lingkungan yang sudah demikian parah,” jelas H Ali Mansur, warga Desa Jenu, Kecamatan Jenu, Tuban selaku pendiri Mangrove Center Tuban.
Terbentuknya hutan Mangrove Center Tuban itu sendiri sudah ada sejak tahun 1997 silam. Dipelopori oleh Ali Mansur bersama dengan beberapa aktivis pecinta lingkungan di Kabupaten Tuban. Namun jauh
sebelum itu, Ali Mansur sudah melakukan berbagai penyelamatan den gan melakukan penanaman pohon mangrove.
“Awalnya saya menanam pohon bakau dan banyak yang pesimis, karena takut tidak bisa hidup. Bahkan ada yang bilang percuma, karena di Tuban tidak bisa ditanami mangrove,” sambung Ali Mansur, menceri takan keberadaan pantai Mangrove Center Tuban itu.
Setelah perjalanan panjang, dalam proses pencegahan abrasi dan juga demi kelestarian lingkungan di Kabupaten Tuban itu, selain melakukan penanaman cemara laut, Ali Mansur juga membuat pem benihan yang berada di kawasan Mangrove Center. Berbagai aneka pohon ditanam. Di antaranya mangrove, ketapang, waru, nyamplung, mahoni, gembilina, jati, tanjung, juga berbagai jenis pohon lainnya.
“Benih tanaman cemara laut, juga benih pohon lainnya tidak kami jual, siapa saja bisa membawa secara gratis. Di sini secara rutin, sering dimanfaatkan para pelajar untuk berkemah biasanya mereka membawa benih pohon untuk ditanam di lingkungannya masing-masing,” lanjut nya.
Tak hanya sebagai kegiatan kepedulian lingkungan, sampai dengan sekarang sudah banyak bidang kegiatan yang ada di komplek Hutan Mangrove Center Tuban itu. Mulai konservasi dan pembibitan, perika nan, peternakan, ecoGreen, sekolah Adiwiyata serta ada kegiatan pem berdayaan masyarakat dan kelompok usaha bersama.
“Kita memiliki visi terciptanya kehidupan masyarakat dengan wa wasan lingkungan. Harapannya kita bersama-sama selalu menjaga kon disi lingkungan,” pungkasnya saat berada di kawasan Hutan Mangrove Center Tuban itu.
M. Munthohar
MaSiH ingatkah dengan ratusan warga pengungsi Syiah pada tahun 2012-2013 yang pernah ditampung oleh Pemerintah di lapangan tenis indor Jalan Wijaya Kusuma, Kabupaten Sampang, Madura? Konflik SARA yang terjadi di kampung halaman Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben dan Desa Nangkernang, Kecamatan Karang Penang, Kabupaten Sampang itu memaksa mereka harus mengungsi.
Di balik memanasnya konflik antara SunniSyiah tersebut, ada sosok pria bernama Untung Rifai, yang tidak kenal lelah menguras tenaga dan pikiran untuk menyelamatkan pisikis anak-anak korban konfik.
Meski kerap mendapat caci maki dan hujatan dari berbagai lapisan masyarakat, Untung Rifai yang merupakan seorang guru di salah satu sekolah di Kabupaten Sampang ini, tidak pernah mundur memberikan semangat hidup kepada anak-anak pengikut Syiah.
trauma pada anak-anak tersebut, Untung juga memberikan bimbingan belajar dengan dibantu oleh beberapa siswa SMA di Sampang dan relawan.
"Tujuannya agar anak-anak ini tetap mempunyai semangat hidup serta tidak ketinggalan mata pelajaran," imbuhnya.
Niat mulia memang tidak lantas mendapat penilaian positif. Terbukti, karena sering mendatangi lokasi pengungsi, pria lulusan IKIP Negeri Ketingtang Surabaya ini sempat dituduh sebagai salah satu pengikut aliran Syiah. Tidak hanya itu, Untung dalam menjalankan niat membantu sesama, juga pernah diintrogasi oleh salah satu pihak.
"Saya tidak butuh pengakuan apalagi penghargaan, cuma mari kita lihat nasib anak-anak Syiah ini yang berada di penampungan," tutur pria kelahiran 16 Mei 1969 tersebut.
"Saya awalnya berfikir, kenapa hanya kasusnya saja yang perhatikan. Dan kenapa orang-orang tuanya saja yang diurusi. Dari situlah saya melihat langsung kondisi anak-anak pengungsi yang sangat memprihatinkan," kata Untung Rifai.
Selain memberikan pendampingan untuk menghilangkan
"Alhamdulilah setelah ada Lembaga Perlindungan Anak dan UNICEF masuk, saya beserta relawan yang lain mulai mengurangi aktifitas di lokasi pengungsi," jelasnya.
Meski konflik sosial sudah tidak ada lagi dan sekarang anakanak pengungsi Syiah telah mendapat tempat yang lebih layak di Sidoarjo, Untung tetap berharap, mereka mendapat hak pendidikan
yang sama.
"Semoga disana mereka bisa menerima pendidikan yang lebih baik," ucapnya sambil mengenang masa-masa kebersamaannya dengan anak-anak pengungsi Syiah.
Sekarang dirinya tidak lagi sesering dulu menemani dan memberikan edukasi kepada anak-anak tersebut. Karena manurutnya, di tempat yang baru sekarang, mereka banyak yang memperhatikan dan banyak mata yang memantau.
"Semoga kejadian seperti kemarin tidak terjadi lagi, bukan hanya di Sampang, tapi juga di daerah lain," harapnya.
Terpisah, relawan dan penjuang anakanak ini juga diakui oleh Fadhilah Budiono Wakil Bupati Sampang. Menurutnya, sosok Untung Rifa'i patut mendapat penghargaan dalam memperjuangkan nasib anak-anak khususnya anak para pengungsi Syiah.
"Saya melihat langsung kepedulian Untung di bidang anak, baik pendidikan, budaya dan perlindungan terhadap anak. Untung selalu di depan, oleh sebab itu, selaku Wabup Sampang saya merasa bangga memiliki warga bernama Untung Rifa'i," pungkasnya. sar/but
ono Sumarsono (84), warga Jl Semeru Gang Gereja No 12 Kota Malang, Jawa Timur atau akrab disapa Onogaf merupakan seniman yang mampu menyulap 'besi rongsokan' menjadi sebuah karya seni yang bernilai miliaran rupiah. Kakek yang menekuni seni kerajinan limbah besi sejak masih usia dini ini memang namanya belum tenar di Indonesia. Namun jangan sangka, Onogaf di luar negeri dijuluki 'Man Of Steel' atau manusia besi. Ide awal usahanya muncul ketika ia masih duduk di bangku sekolah dasar. Saat itu lingkungan Onogaf yang terletak dikawasan Comboran, Kota Malang memang terkenal dengan tempat penjualan besi tua.
"Mulai kecil sering bermain besi saat bantu seorang pandai besi di Comboran. Saat itu banyak onderdil dan besi bekas. Saya belajar otodidak dan membaca buku agar mengetahui bagaimana membuat karya seni yang berbeda yaitu patung dari besi," ujarnya, Rabu (9/3/2016).
Sudah puluhan tahun ia menekuni hobi membuat patung dari besi, ratusan karya telah dia ciptakan. Karya paling fenomenal yang pernah ia buat adalah Kura-kura raksasa dan burung emu, burung khas Australia, semuanya terbuat dari besi bekas.
Kura-kura raksasa itu dikerjakan selama 5 bulan dengan berat 10 ton. Patung kura-kura tersebut ditawar oleh Dr felix seharga Rp 1 milyar.
Begitulah, besi tua yang dianggap remeh oleh sebagian orang justru menjadi karya seni yang mahal di tangannya. Patung Kura-kura itu kini dipajang di galeri seni International Culture Center di Pandaan.
Berkat patung kura-kura itulah Onogaf mulai dilirik oleh pengerajin luar negeri. Pada tahun 2015 lalu pengrajin asal Australia pernah mengajaknya untuk berkolaborasi menciptakan patung besi raksasa dari besi yang menyerupai burung Emu. Pembuatanya dilakukan di Australia bersama seniman Australia dan New Zaeland. Selama tiga bulan disana, ia mampu menciptakan burung Emu setinggi 4 meter dengan berat 3 ton. Sejak itulah oleh masyarakat Australia dan New Zaeland ia dijuluki 'Man Of Stell'. Meski begitu, ia tetap memilih merendah hati dengan penampilan apa adanya, khas seorang seniman. "Sampai sekarang masih belajar, saya merasa
belum bisa, saya senang sekali dengan kerajinan ini, ide ini saya ciptakan dari imajinasi. Saya berusaha bagaimana dengan bahan yang murah kita bisa membuat karya seni yang mahal itu yang ada dipikiran saya. Kita sebagai bangsa Indonesia harus bangga menciptakan jati diri sendiri," tuturnya.
Ia juga pernah diajak berkunjung ke Johanesberg, Afrika Selatan, untuk melihat macammacam kolektor dari 25 negara disana. Dirinya mengaku sengaja memilih patung hewan sebagai inspirasinya, karena patung hewan yang ia ciptakan dijadikan sebagai simbol perlawanan terhadap dunia yang tidak berhenti berperang. Saat ini ia tengah mengerjakan patung besi buaya, rencananya patung besi buaya ini akan dibuat dengan panjang 1 meter, lebar 1 meter, tinggi 80 centimeter, dan berat 1 ton. Patung ini rencananya akan dipamerkan di Jakarta. Menurutnya patung buaya merupakan simbol keresahannya terhadap perang yang terjadi di berbagai belahan dunia.
"Kenapa saya pilih satwa karena satwa saya jadikan lambang perdamaian. Inspirasi saya datang karena melihat dunia yang tidak ada hentinya berperang. Seperti Kura-kura itukan umurnya panjang dan seperti cendekiawan saya ingin perdamaian abadi di dunia. Patung yang saya kerjakan ini (buaya) pernah mau diambil oleh Satpol PP, karenakan saya taruh di trotoar jalan untuk pengerjaanya, dikira sampah," ucapnya sambil tertawa.
Memang jalan terjal dilalui oleh pria kelahiran Malang, 1 January 1947 silam. Pada awal ia menunjukan karya seninya di tahun 1970, para seniman Kota Malang sempat menertawakanya. ""Kata mereka patung saya aneh karena dibuat dari rongsokan. Ada yang bilang kalau seperti itu semua orang bisa, saya jawab silakan Anda buat kalau Anda bisa," katanya.
Namun seiring berjalannya waktu, saat ini patung yang terbuat dari besi rongsokan itu justru menyedot perhatian para pecinta seni nasional dan luar negeri. Onogaf menegaskan patung-patung yang ia ciptakan tidak mengikuti aliran seni apapun. Dia lebih senang menyebutnya Onoisme karena ia selalu memasukan jiwa dan imajinasinya dalam pembuatan karyanya.luc/but
di tengah melambatnya perekonomian Indonesia, saat sebagian besar pengusaha mengeluh, seorang penjual semanggi justru baru saja membeli mobil Avanza baru. Itu mobil keduanya setelah sebelumnya memiliki mobil BMW.
Jika banyak yang mengeluh sulit mengembangkan usaha, Aminah warga Sambikerep Surabaya ini justru sibuk mengumpulkan pundi-pundi uangnya dengan tetap berjualan semanggi setiap harinya.
Aminah yang memiliki dua orang anak ini sedikitnya menerima pesanan semanggi hanya 100 bungkus dan setiap hari Minggu berjualan di Taman Bungkul Surabaya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
Setiap bungkus semanggi dijual seharga Rp 10.000 hingga Rp 15.000, terkadang pesanan juga tak datang setiap hari. Tapi Aminah bisa beli mobil baru, bahkan mobil mewah untuk sekelas pedagang semanggi yang tak memiliki restoran megah.
Tapi jangan berprasangka buruk dulu, sebab Aminah juga tak memiliki pesugihan atau menyambi menjadi pengemis seperti yang dilakukan para pengemis di ibukota yang memiliki rumah besar bahkan mobil di desanya. Aminah memang tak punya restoran atau warung semanggi khusus di Surabaya, tetapi wanita 32 tahun yang hanya lulusan SMP ini punya akun online di Bukalapak.com dan Olx.
“Kalau ada pesanan dari online biasanya anak saya yang masih duduk di bangku SMP yang memberitahu saya. Dia dan ayahnya lebih mengerti komputer dan smartphone dibanding saya. Setiap bulannya ratusan bungkus saya kirim ke pelanggan,” ujar Aminah.
Setiap paket semanggi yang dikirimnya itu terdiri dari kerupuk puli yang kering dan siap digoreng, sebungkus daun semanggi kering yang nantinya tinggal direbus agar bisa disajikan serta satu toples kecil bumbu saus semanggi yang siap diencerkan dengan air panas saat hendak disajikan. Satu paket semanggi ini dijual dengan Rp 75.000 dan bisa tahan hingga berminggu-minggu.
“Sayur semanggi ini saya keringkan begitu juga dengan bumbunya jadi lebih tahan lama. Dan sayurnya saya petik dari kebun sendiri sehingga kualitasnya terjaga. Saya punya enam petak lahan semanggi di rumah dan setiap hari bisa panen untuk kemudian dikeringkan,” terang Aminah.
Semanggi Aminah memang lezat karena resepnya didapatkan dari nenek dan ibunya yang hingga akhir hayat mereka menjadi penjual semanggi gendong keliling kota Surabaya. Sadar hidupnya juga akan berakhir sama dengan ibu dan neneknya, Aminah pun mulai mencari cara untuk bisa ikut berbagai pelatihan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) tingkat kelurahan.
“Sejak jualan semanggi meneruskan usaha ibu saya tahun 2007 lalu saya belum pernah tahu ada pelatiham untuk orang seperti kami. Hingga saya aktif ikut pelatihan tingkat kelurahan dan akhirnya terpilih menjadi binaan Pahlawan Ekonomi salah satu program Pemkot Surabaya, barulah disitu saya belajar menjual semanggi lewat online. Sekarang ada pesanan sampai tengah malam saja di online saya layani,” kenangnya saat ditemui di Sampoerna Expo 2015, Minggu (6/9/2015).
Kini Aminah tak hanya mendapatkan pelatihan dari Pemkot Surabaya saja tetapi juga dari PT HM Sampoerna Tbk melalui pelatihan di Pusat Pelatihan Kewirausahaan (PPK) Sampoerna. Presiden Direktur Sampoerna, Paul
Janella mengaku Sampoerna memilih untuk berkontribusi dalam bidang wirausaha karena adanya dampak multiplikasi yang luas yang dapat dihasilkan oleh seorang wirausaha tangguh.
Beberapa UKM binaan Sampoerna misalnya, telah dapat mempekerjakan masyarakat di sekitarnya. Bahkan mereka juga menularkan ilmunya kepada tetangganya. Kesuksesan mereka tidak hanya membantu kesejahteraan keluarganya namun juga masyarakat luas.
“Dan mereka yang berada ditingkatan ekonomi bawah inilah yang akan membuat ekonomi nasional tetap tumbuh meskipun ekonomi makro sedang lesu,” selanya.
Hal yang sama juga diungkapkam Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang mengaku kaget dengan kemajuan pelaku UMKM di Surabaya. Salah satunya Aminah yang kini sudah mampu memberikan anaknya asuransi dan tabungan pendidikan untuk anaknya.
“Tak hanya ibu Aminah, saat event penghargaan Pahlawan Ekonomi akhir 2014 lalu, saya kaget sebagian besar pelaku UMKM datang pakai mobil pribadi. Padahal 3 tahun lalu saya lihat semuanya datang dengan menyewa angkot, ini adalah tolak ukur yang nyata dari pahlawan ekonominya Surabaya,” tandas Risma dengan bangga.
Anda sudah bermobil? Kalau belum, kreatifitas Aminah berjualan semanggi secara online bisa ditiru. Renni susilawati
beritajatim
Edisi Cetak Khusus Memperingati HUT ke-10
MeSki menjadi pimpinan Ludruk Karya Budaya, Eko Edy Susanto dilarang sang ayah Kamari ikut dalam apapun yang berbau dengan ludruk. Bahkan, wasiat yang diberikan sang ayah yang dikenal dengan nama Cak Bantu ini jika ia meninggal, Ludruk Karya Budaya tidak boleh dipimpin oleh anaknya tersebut.\
Hal tersebut diungkapkan Edy Karya (sapaan akrabnya), saat beritajatim.commenyambangi kantornya di Jalan Raya By Pass Kota Mojokerto. “Saya itu, sama ayah saya tidak boleh nonton ludruk apalagi ikut ngeludruk karena beliau tidak mau garagara ludruk, pekerjaan saya terganggu,” ungkapnya.
Edy Karya mengungkapan, ayahnya merupakan anggota Polsek Jetis saat mendirikan Ludruk Karya Budaya pada tahun 1969. Anggotanya banyak berasal dari anggota TNI/Polri maupun Pegawai Negeri Sipil (PNS). Dari situ, setiap kali usai manggung, tak jarang anggotanya tidak masuk kerja dengan alasan ngantuk.
“Itu yang menjadi alasan, saya dilarang ikut. Jadi sampai sekarang, saya itu tidak pernah ikut manggung hanya menulis naskah saja. Apalagi event besar, harus pake naskah saya tapi saya waktu SMA tahun 1975, ikut teater di sekolah. Tapi memang beda, ludruk ada jula-julinya, parikan, remo itu pakemnya,” katanya. Meski sempat ikut tahun 1981, namun karena tahun 1982 anak pertama dari tiga bersaudara ini masuk PNS sehingga sang ayah yang berpangkat Peltu melarangnya ikut ludruk. Namun ia masih dilibatkan, meski hanya sebatas untuk urusan administrasi hingga akhirnya sang ayah meninggal. Perang batin pun dimulai.
“Tahun 1993, ayah saya meninggal. Ayah menyerahkan kepemimpinan ludruk pada dua orang kepercayaan ayah saya tapi kemudian ada permintaan agar kepemimpinan Ludruk Karya Budaya dilanjutkan oleh keturunan ayah saya. Dari dua saudara saya yang lain, hanya saya yang mengalir darah ludruk,” ujarnya.
Namun karena wasiat sang ayah yang melarangnya menjadi pimpinan ludruk, Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota
gendang) tutup usia.
Mojokerto inipun menolak tawaran tersebut. Tapi sosok sang ibulah, Kamsiah (83) yang meminta agar ia mau meneruskan estafet kepemimpinan sang ayah.
“Ibu yang akhirnya meminta saya menerima tawaran tersebut namun dengan catatan tidak ikut manggung agar tidak mengganggu pekerjaan seperti permintaan ayah saya. Tawaran itu saya terima tidak lama setelah ayah meninggal karena saat itu tawaran manggung masih banyak tapi anggota tidak mau jika tidak ada saya,” urainya.
Pilihan Kamsiah ternyata sangat tepat. Di bawah kepemimpinan Edy Karya, ludruk Karya Budaya semakin berkembang. Hampir tiap hari bisa manggung. Tawaran manggung dari luar Mojokerto datang bertubi-tubi. Sebulan, Karya Budaya bisa manggung selama 20 kali di luar kota.
Pria 58 tahun dengan satu istri, empat anak, tiga menantu dan lima orang cucu ini menuturkan, saat ini ia lebih mengedepankan team work karena ludruk tidak bisa menonjolkan perorangan. Ditambah sejumlah seniman yang dibesarkan Ludruk Karya Budaya seperti Supali, Trubus, Sundari (sinden) dan Widodo (penabung
“Dulu saat masih ada mereka, saya tidak harus mengawasi langsung saat mereka manggung tapi sekarang harus turun sendiri meski hanya beberapa jam saja melihat mereka manggung. Ludruk sudah mengalami penyusutan, di Kabupaten Mojokerto dulu ada 31 sekarang tinggal 14, Kota Mojokerto dari 5 sekarang hanya 3,” katanya. Dari ludruk yang ada di Jawa Timur, yang besar menyisahkan empat yakni Karya Budaya dan Karya Naru dari Mojokerto, Armada dari Dampit, Malang dan Budi Wijaya Jombang. Menurutnya dari empat ludruk tersebut tidak ada yang sama. Jika Karya Budaya yang jadi perempuan adalah laki-laki, Karya Budaya asli perempuan. Armada pemainnya hanya laki-laki, sedangkan Budi Wijaya pemainnya campuran. Ludruk Karya Budaya yang pernah meraih Pelestari Budaya dari Gubenur Jawa Timur tahun 2010 dan Bakrie Reward tahun 2011 ini, tidak menerima tawaran manggung jarak jauh.
“Luar Jawa, saya tolak. Bahkan Banyuwangi tidak saya terima, paling jauh ya Jakarta, Wonogiri dan Sleman. Saya tolak karena lama di perjalanan kasihan anakanak, apalagi jika banyak tawaran manggung yang dekat mending ambil yang dekat saja. Karena ludruk itu anggotanya banyak, tidak bisa diminta hanya sebagian saja,” tegasnya.
Suami Muji Suhartini ini menambahkan, prihatin dengan masa depan ludruk yang diprediksi tidak banyak diminati generasi muda. Sehingga ia berharap ludruk bisa masuk kurikulim di sekolah dan pemerintah memberikan ruang untuk berkarya dengan membangun sejumlah fasilitas maupun bantuan alat. “Saya juga menyayangkan, salah satu sekolah kerawitan di Surabaya mahasiswanya tidak bisa main ludruk. Siapa yang ngopeni ludruk kalau bukan kita, campur tangan pemerintah harus ada dengan memberikan sarana dan prasarana serta memberikan pelatihan peningkatan SDM dalam berkesenian,” ucapnya. Edy menegaskan dalam bahasa jawa khasnya yakni lampu tambah padang, ludruk tambah ilang. Meski di tengah sepinya tawaran manggung, ada tiga event besar yang ia nantikan. Yakni, tanggal 23 April mendatang Ludruk Karya Budaya akan tampil di Taman Krida Malang. Tanggal 8 Mei tampil di TMII Jakarta dan tanggal 21 Mei di Taman Budaya Cak Durasim Surabaya. Di tiga tempat ini, Ludruk Karya Budata akan membawakan lakon yang sama yakni Tregedi Kebun Tebu. Misti prihantini
ibarat benang kusut, sampai detik ini, kisruh sepakbola nasional masih tak kunjung terurai. ini karena, hampir semua pelaku sepakbola di indonesia, kurang sportif, fair, dan selalu merasa benar sendiri. Termutakhir, kasus pembekuan pSSi oleh pemerintah melalui Menteri pemuda dan olahraga, imam nahrawi hingga kini.
TidaK perlu debat kusir.
Jika memang semua stakeholder memiliki niat yang sama, yakni demi kemajuan sepakbola Indonesia, kenapa harus berseberangan.
Karena dalam dunia sepak bola, sudah jelas aturannya. Dalam permainan, ada Rule of The Game.
Dan dalam tata kelola, ada Statuta. Seharusnya, jika aturan yang ada diterapkan sebagaimana mestinya dan tanpa kompromi sedari awal, mung kin kisruh sepakbola nasional tidak akan seruwet ini.
Tapi begitulah cerita di negeri ini. Maunya instan dan selalu saja ada trik untuk melanggar aturan. Isu politis dan kepentingan, semuanya seakan dianggap wajar. Seperti pemain yang melakukan diving di kotak penalti. Padahal jelas, melakukan diving adalah pelanggaran karena bersikap tidak sportif alias unfair. Tapi di Indonesia, itu sudah dianggap lumrah, bahkan sudah seperti bagian dari taktik dan strategi
memenangkan pertandingan. Siapapun yang akan duduk di kursi panas PSSI, yang jelas harus bisa memberi contoh kepada anggotanya dengan mengedepankan sikap sportif, jujur, fairplay atau apapun istilahnya, secara profesional dan transparan sebagai langkah menuju sepakbola yang lebih baik. Jangan ada lagi sisipan kepentingan hingga muatan politik seperti yang sudah-sudah.
Nah, untuk bisa menuju ke arah sana, kini bola ada di tangan klub anggota PSSI, khususnya pemilik mandat. Mereka harus bersikap sportif dan terbuka menyikapi problem berat yang melilit organisasinya.
Galatama, tanpa pernah menyebut diciptakannya tatanan kompetisi yang baru.
Ironinya, kompetisi ‘baru’ yang memiliki nama Liga Indonesia atau saat ini lebih kerennya disebut ISL atau Indonesia Super League, justru seakan semarak di media. Karena sampai saat ini, belum tercatat apa output konkrit terbentuknya Liga Indonesia bagi tim nasional. Manajemen yang buruk dan jadwal kompetisi yang amburadul, dianggap salah satu biang keladi kegagalan timnas Indonesia bangkit dari keterpurukan panjang.
Untuk itu, mengembalikan format kompetisi seperti sedia kala, yakni Perserikatan (amatir) dan
Liga Sepakbola Utama (Galatama) atau Liga Profesional apapun nama penggantinya, mungkin salah satu langkah yang tepat.
Mantan pengelola Deltras Sidoarjo, Vigit Waluyo juga sepakat dengan hal ini. “Kembalikan ke seperti itu (Perserikatan dan Galatama). Tanggung jawab pembinaannya ada, prestasinya juga ada,” katanya. Jadi, peserta kompetisi amatir adalah Perserikatan seluruh Indonesia, bukan klub sepakbola. Aturan mainnya cukup mengadopsi aturan kompetisi perserikatan sebelum 1994 dengan penyempurnaan.
Tim Perserikatan tidak perlu berbadan hukum perusahaan, cukup sebagai yayasan. Biarkan keramaian dan kemeriahan melanda pecinta perserikatan yang sangat mengagumi perkumpulan sepakbola daerahnya. Untuk kompetisi ini, pemerintah daerah diperkenankan mengucurkan dana APBD-nya sebagaimana tertuang dalam UU Keolahragaan. Toh, karena amatir, tidak ada yang naman-
koMpeTiSi
Peleburan tim Perserikatan dan Galatama, menurut catatan Barry Sihotang yang dimuat di Harian KOMPAS, edisi Selasa, 27 September 1994 di halaman: 19, Liga Indonesia sejak pertama digulirkan pada tahun 1994, sebenarnya sudah melanggar aturan yang tertuang dalam hasil Kongres Ke-30 PSSI Tahun 1991.
Karena menurut Harry dalam tulisannya, inti dari hasil Kongres PSSI ke-30 yang dipimpin Nabon Noor (Ketua), H Amru Daulay (Wakil Ketua) dan FPD Lengkey (Sekretaris), dengan tegas menyebutkan bahwa PSSI harus semakin menumbuhkembangkan kompetisi Perserikatan dan
ya kontrak pemain, transfer apalagi pemain asing.
Sementara liga profesional, pesertanya adalah klub profesional yang terlepas dari perserikatan. Artinya kompetisi tidak menerima klub-klub penjelmaan perserikatan. Semen Padang FC, Arema Malang, Pelita Jaya atau Deltras bisa mengikuti kompetisi antar klub ini setelah melalui verifikasi PSSI-AFC secara ketat, tanpa toleransi atau kompromi.
Kekurangan klub peserta liga profesional bisa diisi dengan menerima pendaftaran klub-klub baru. Kalau pun tidak ada, tidak masalah. Toh J-League atau Liga Jepang bisa maju seperti sekarang ini, awalnya juga diikuti 10 klub.
Sedangkan acuan profesional, semua bisa dilihat dari Statuta FIFA atau AFC yakni 5 aspek fundamental. Di antaranya yaitu aspek legalitas, infrastruktur, supporting, manajerial dan finansial. Tapi yang terpenting, semua klub harus memiliki misi perencanaan jangka panjang. Sebagai klub profesional, tentu saja orientasinya adalah bisnis dan investasi.
Lalu bagaimana dengan klub hasil ‘kawin paksa’ antara eks-galatama dengan perserikatan? Pisahkan dulu perserikatannya baru kemudian mengikuti verifikasi kepesertaan kompetisi antar klub. Bagaimana dengan Sriwijaya FC, Pusamania Borneo FC, Bali United dan lainnya, yang merupakan hasil face off dari tim perserikatan? Ya harus dikembalikan dulu ke Pengcab PSSI daerahnya masing-masing dan melepaskkan kesejarahannya.
Alternatif kedua, adalah moratorium peserta kompetisi. Maksudnya, operator liga yang ditunjuk PSSI secara terbuka dan profesional dengan acuan integritas serta sumber daya yang mumpuni, melakukan pendaftaran ulang peserta kompetisi.
Siapa pun diperbolehkan mendaftar, termasuk klub yang ada saat ini. Tentunya, sekali lagi proses verifikasi dilakukan tanpa kompromi. Di sini, operator liga ‘diharamkan’ bermainmain. Untuk mengawasi proses verifikasi, keterlibatan pemerintah masih dibutuhkan, dalam hal ini adalah Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).
Secara bertahap, operator liga bisa berkaca kepada kesuksesan Jepang. Tidak semua klub juara bisa promosi
ke kasta lebih tinggi jika kesebelasan tersebut belum menyandang status profesional. Tidak hanya itu, operator liga profesional juga wajib menggulirkan kompetisi tim reserve atau pemain cadangan. Termasuk kompetisi kelompok umur di bawah usia 21 tahun dan di bawah 17 tahun. Begitu juga kompetisi untuk karyawan, pelajar atau siswa dan wanita seperti Galakarya, Galasiswa dan Galanita, PSSI harus wajib untuk menghidupkan kembali. Dengan catatan, pemain yang tergabung dalam
kesebelasan kompetisi Galakarya dan Galasiswa, bukan pemain perserikatan dan liga profesional.
klUb rakYaT keMbali ke rakYaT Tidak bisa dibantah, modal terbesar dari sepakbola Indonesia adalah para pendukungnya. Tapi kenapa pendukung di Indonesia tidak pernah dilibatkan? Berkaca dari beberapa klub di Liga Sanyol seperti Barcelona dan Real Madrid, atau berkaca pada kebijakan di Bundes Liga di mana otoritas sepakbola setempat mengharus-
Juara Galatama, Niac Mitra saat mengalahkan arsenal 2 -0 di Stadion 10 November, Surabaya pada 16 Juni 1983. Dua pencetak gol Niac Mitra adalah Fandi ahmad dan Joko Malis. Saat itu, skuad arsenal yang dikalahkan Niac Mitra diperkuat Pat Jennings (salah satu kiper legendaris Inggris), David O’Leary (mantan Pelatih Leeds United tahun 1998–2002 dan aston Villa pada tahun 2003–2006) serta pemain timnas Inggris saat itu Graham Rix.
aSpek leGaliTaS, setiap klub wajib memiliki akta pendirian dan struktur akta kepemilikan yang berlaku selamanya. (Jika berubah, dianggap sebagai klub baru).
kan para suporter yang menjadi member klub untuk menguasai saham terbesar dari klub. Sebagai contohnya adalah Saint Pauli yang hampir 100% sahamnya dikuasai oleh suporternya sendiri. Atau jika Saint Pauli tidak terlalu ngetop, contoh lain adalah Bayern Munchen. Saham Bayern Munchen sebesar 81,9%, dikuasai para membernya, 8,1% dimiliki Adidas dan 8,1% lainnya dimiliki Audi. Sebagai anggota member, setiap orang dikenakan iuran setap tahunnya, ini berdasarkan kelompok umur. Kelompok umur di bawah 17 tahun, dikenakan biaya 30 Euro setiap tahunnya. Kelompok umur 18-25 tahun, 40 Euro. Lalu kelompuk umur 26-64 tahun, 60 Euro dan di atas 65 tahun sebesar 30 Euro per tahunnya. Dengan mencontoh sistem Barcelona, maka fans dapat melaksanakan kontrol terhadap klubnya, mulai dari pemilihan ketua umum sampai jajaran direksinya yang tentunya diatur berdasarkan periode tertentu.
Memang dengan sistem seperti ini uang yang terkumpul dari iuran para suporter tidak sebanyak yang diinginkan. Untuk kebutuhan lainnya, maka pendapatan klub harus ditopang sponsorship. Dengan sistem seperti ini, akan menumbuhkan rasa kepemilikan klub yang semakin besar diantara suporternya. Selain itu, kontrol terhadap manajemen pun bisa dilakukan dan semakin kuat. Ini akan berbanding lurus dengan performa klub tersebut. Akan ada semacam ikatan batin antara pemain, manajemen dan suporternya. Khusus untuk klub perserikatan, ini selaras dengan kondisi ketika pertama kali dibentuk, yaitu dari rakyat, untuk memperjuangkan rakyat dan dikelola kembali oleh rakyat. Kuntoro Rido a
aSpek FinanSial, setiap klub wajib membuat laporan keuangan atau kas selama setahun terakhir dan diaudit oleh auditor independen yang terpercaya. Lalu hasilnya diumumkan secara terbuka melalui media massa. Kemudian klub wajib menyusun rencana pengeluaran dan perkiraan pendapatan selama semusim ke depan beserta laporan laba dan rugi. Tidak boleh mempunyai tunggakan gaji atau honor terhadap pelatih, pemain, staf, tim dokter, fisioterapis, dan karyawan hingga berakhirnya musim kompetisi. Jika masih menunggak, maka klub wajib hukumnya dinyatakan pailit dan dilarang mengikuti kompetisi selanjutnya.
aSpek inFraSTrUkTUr, setiap klub wajib memiliki stadion atau meminjam/menyewa dari pihak ketiga (ditunjukkan dengan kontrak) yang memenuhi syarat menyelenggarakan turnamen AFC (baik Liga Champions Asia maupun Piala AFC) dan telah disetujui oleh PSSI. Stadion harus dijamin mampu menyelenggarakan laga kompetisi selama semusim penuh, termasuk petugas keamanan. Stadion juga harus memenuhi 60 kriteria yang diwajibkan. Di antaranya penerangan gedung, lapangan yang memadai, ruangan medis (P3K), bebas banjir, dan memiliki jalur evakuasi. Stadion juga harus memiliki fasilitas latihan untuk semusim penuh. Fasilitas boleh milik sendiri atau disewa dengan didasari kontrak yang menjamin keberlangsungan fasilitas selama semusim penuh. Termasuk fasilitas untuk akademi pemain muda.
aSpek SUpporTinG, setiap klub wajib memiliki tim reserve atau lapis kedua. Klub juga harus wajib memiliki akademi pemain muda yang terdiri dari sekurang-kurangnya dua tim kelompok usia 15 tahun sampai 21 tahun, satu tim 10 sampai 14 tahun, dan satu tim di bawah usia 10 tahun. Wajib memiliki fasilitas medis untuk menjalani medical check up tahunan untuk para pemain, termasuk pemeriksaan rutin kardiovaskular. Wajib mengikat pemain dengan kontrak tertulis minimal satu musim.
aSpek Manajerial, setiap klub wajib memiliki sekretariat tetap dan struktur organisasi serta staf-staf pendukung, termasuk dokter dan fisioterapis. Wajib memiliki pelatih kepala untuk tim inti dan pelatih kepala untuk tim akademi.
TiGa sektor industri UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) menyumbang kontribusi PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) di atas 60 persen. Ketiganya yakni industri pengolahan (29,8 persen), perdagangan (17 persen) dan pertanian (14 persen).
“Ketiga sektor industri ini saja sudah di atas 60 persen lebih sumbang kontribusi PDRB. Ini sekaligus pendapatan perkapita masyarakat di Jatim yang berbasis UMKM,” kata Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur I Made Sukartha.
Kalau PDRB Jatim Rp 1.600 triliun, sebutnya, sekitar Rp 900 triliun berasal dari kegiatan koperasi dan UMKM. Artinya, kegiatan ekonomi kerakyatan melalui koperasi dan UMKM secara rata-rata sekitar 54,98 persen. Kondisi ini menjadikan Jatim menjadi barometer ekonomi kerakyatan.
Menurut Made, untuk mendukung peran strategis program Jatimnomic ada pemetaan khusus. “Caranya kita mulai dari mencegah gap antara produksi dan pasar. Maka diperlukan standarisasi dari segi kompetensi SDM, kualitas produk, kemasan dan strategi pemasaran yang siap berdaya saing menghadapi tantangan perdagangan bebas tahun ini,” tegasnya.
Saat ini, lanjut Made, ada peningkatan daya saing UMKM yang siap bertarung di pasar lokal dan pasar global. Misalnya fasilitas HKI (Hak Kekayaan Intelektual) sampai dengan 2015 sekitar 1.450 merek. Kemudian, fasilitas penerapan standarisasi 4 HACCP (Hazard Analysis Critical Control) atau dikenal dengan sistem kontrol dalam upaya pencegahan terjadinya masalah yang didasarkan atas identifikasi titik-titik kritis di dalam tahap penanganan dan proses produksi.
“Ini baru tercipta pasar dengan penguatan masing-masing komponen dan bisa disebut ekonomi semesta,” tandasnya.
Adapun program 2016 ini Dinkop UMKM Jatim sudah menyiapkan 60 trainer (incubator bisnis), 500 peserta (magang), 100 UMKM (kemitraan) dan 300 UMKM tambahan lewat pameran.
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Jatim harus terus tumbuh dan berkembang. Sebab, fokus utamanya konsep Jatimnomic meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat terutama rakyat kecil lewat pembangunan UMKM.
Menurut doktor ilmu pengerasan jalan ini, UMKM faktanya paling tahan banting menghadapi
gonjang-ganjing ekonomi yang terjadi pada 2015, akibat kebijakan Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan BI Rate. “UMKM faktanya cukup tahan menghadapi krisis, dibanding sektor usaha lain,” kata Made.
Bahkan triwulan IV tahun 2015, cukup positif dari aspek pengembangan UMKM. Dimana kuartal IV akhir Desember, ujar Made, mencatat 29,8 persen dari industri pengolahan di Jatim. Kekebalan sektor UMKM terhadap gonjang-ganjing ekonomi telah teruji, makanya untuk memperkuat UMKM berbasis pertanian non pertanian yang pengembangannya sudah sampai ke desa-desa tersebut perlu dikonkretkan keberpihakannya.
Agar UMKM terus bergeliat sejalan dilaksana-
kannya program Jatimnomic, Dinas Koperasi dan UMKM, tandas Made, telah melakukan Memorandum Of Understanding (MOU) dengan Bank Jatim, Bank UMKM dan Jamkrida untuk akses pembiayaan. “Saya di Dinas Koperasi dan UMKM tentunya akan mengkonkretkan aspek produksi UMKM yang didukung oleh pembiayaan kompetitif, meliputi bunga bank yang murah, ditunjang syarat yang mudah serta pemasaran produk yang akurat. Untuk itu sektor UMKM diperkuat, supaya tiga pilar ekonomi di Jatim,” terangnya.
Tiga pilar itu meliputi; Pertama adalah mencakup produksi. “Produksi mampu ditingkatkan kualitas maupun kapasitas produksinya tanpa harus melakukan pengurangan jumlah pegawai,” sambungnya. Pilar kedua, erat kaitannya dengan soal pembi-
tidak aktif dari total keberadaan koperasi aktif sekitar 200 ribu,” ujarnya.
KliniK Koperasi UMKM
Sejak tahun 2008, pihak Dinas Koperasi UMKM Jatim mendirikan klinik koperasi UMKM ketika itu masih mencakup empat layanan yang melibatkan konsultan bisnis melalui asosiasi Business Development Services (BDS) Coorporate Jatim.
Arief menuturkan di antara empat layanan awal klinik UMKM yakni layanan informasi, layanan advokasi, layanan pendampingan dan layanan pelatihan singkat.
Karena itu terbentuknya kelompok fungsional program inklusif keuangan di Jatim mulai Madura, Situbondo mewakili Tapal Kuda, Pacitan mewakili Mataraman, Surabaya mewakili masyarakat Arek dan Mojokerto merupakan sosialisasi lanjutan di penghujung 2015.
“Tujuan klinik layanan UMKM ini sebuah pengembangan bisnis, dimana mendominasi kelompok perempuan berjumlah 8.506 kelompok terbentuk dengan wadah Koperasi Wanita (Kopwan),” katanya. Kopwan yang berbasis kelompok fungsional, katanya, ditandai dari Kelompok Yasinan, Fatayat, Aisiyah yang terkumpul sebanyak 3.500 unit Lembaga Keuangan Mikro (LKM) baru yang berbentuk Koperasi Wanita Syariah.
ikut membantu memfasilitasi pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Jawa Timur.
Cooperative trading hoUse (Cth)
Selain Klinik KUMKM Jatim, Diskop UMKM Provinsi Jatim juga memiliki layanan unggulan dalam menghadapi MEA yang diluncurkan sejak tahun 2015. Yakni, Cooperative Trading House (CTH).
Kepala Bidang Usaha Diskop UMKM Provinsi Jatim Mas Purnomo Hadi menjelaskan, dengan terbukanya pasar bebas Asean Economic Community (AEC) atau MEA di tahun 2015, merupakan peluang
trading house direalisasikan,” ungkapnya.
CTH juga harus memberi jaminan bahwa pembeli, baik luar negeri maupun domestik, dapat dipercaya. Untuk itu Trading House perlu mengidentifikasi calon pembeli. Cara ini dilakukan untuk mengurangi risiko kalau berhadapan dengan bad buyers (pembeli nakal). Belum semua Koperasi dan UMKM anggota trading house terbiasa dalam melakukan negosiasi dengan pembeli luar negeri.
Untuk keperluan ini Trading House harus mengambil inisiatif dalam melakukan negosiasi dimana hasil negosiasi segera disampaikan ke Koperasi dan
ayaan, dengan memberikan ‘loan agreement’. Satu pembiayaan dapat membuat UMKM mampu menambah dua orang pekerja baru. Sedangkan pilar ketiga, berkaitan dengan pemasaran. Pemasaran informasi, itu diperoleh melalui kegiatan pameran misalnya. Dengan diikutsertakannya para pelaku UMKM yang sudah baik (berhasil mengembangkan usahanya) dalam event seperti pameran tentunya sangat banyak yang bisa diperolehnya. Selain mengajak UMKM ikut pada pameran, dalam kerangka menjadikan UMKM di Jatim mampu lebih cepat mengembangkan usahanya, Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, tegas Made Sukartha, juga lakukan MOU dengan pengusaha ritel seperti Carrefour, Transmarket. Berdasar MOU itu UMKM dapat membuka outlet dan mendisplay produk-produk unggulannya .
Untuk meningkatkan kemampuan UMKM di tengah padatnya kompetitor, Asean Economic Community (MEA), Dinas Koperasi dan UMKM juga melakukan MOU dengan pihak Perguruan Tinggi Negeri/Swasta (PTN/PTS) seperti ITS, UNAIR, UNIBRAW dan Universitas Ciputra. MOU dilakukan terkait dengan upaya pembekalan dan peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) serta kompetensi pelaku UMKM. Tak sebatas itu, dalam rangka mendukung peran Jatimnomic, Dinas Koperasi dan UMKM Jatim, menjalin kerjasama antar pengusaha, dan dengan propinsi lain melalui Kantor Perwakilan Dagang (KPD) yang tersebar di 17 propinsi. Made Sukartha menambahkan saat ini telah terjadi peningkatkan daya saing UMKM bertarung di pasar global. Upaya dilakukan UMKM mampu bersaing di era MEA ini adalah dengan cara memfasilitasi penerapan standarisasi 4 Hazard Analysis Critical Control atau HACCP, termasuk memfasilitasi UMKM untuk memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Kesiapan pelaku usaha menghadapi tantangan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga dibarengi adanya wadah yang mendukung, misalnya keberadaan koperasi di Jatim.
Sekretaris Dinas Koperasi dan UMKM Jatim Moh Zainal Arief menambahkan, saat ini total koperasi di Jatim mencapai 31.053 unit, yang aktif sekitar 27.000 dan yang tidak aktif 3.710 (11 persen).
“Kalau secara nasional, sekitar 30 persen-nya
“Hingga sekarang Klinik Koperasi UMKM menjadi 12 layanan tambahan yakni akses pembiayaan, akses pemasaran produk, pusat pustaka enterpreneur, mobile klinik, IT entrepreneur, pendampingan pengurusan ekspor, dan pendampingan penghitungan dan pengisisan pajak terbuka,” imbuhnya.
Klinik Koperasi dan UMKM Jawa Timur memang didirikan oleh Dinas Koperasi dan Usaha mikro, Kecil dan Menengah Provinsi Jawa Timur memberikan layanan gratis setiap hari kepada Masyarakat dan Pelaku UMKM di Jawa Timur, dengan 12 Layanan. Yakni, Layanan Konsultasi Bisnis, Layanan Informasi Bisnis, Layanan Advokasi/Pendampingan, Layanan Pelatihan Singkat/Short Course, Layanan Akses Pembiayaan, Layanan Akses Pemasaran Produk, Layanan Pusat Pustaka Entrepreneur, Layanan Mobile Klinik, Layanan IT Entrepreneur, Layanan Pendampingan Pengurusan Ekspor, Layanan Pendampingan Penghitungan dan Pengisian Pajak serta Layanan Pendampingan Pengurusan SNI dan HAKI.
Jadwal Update pelatihan tahUn 2016 KliniK KUMKM JatiM:
1. Selasa, 22 Maret 2016 : Membuat Kartu Nama dan Brosur Usaha.
2. Kamis, 14 April 2016 Seni Kerajinan Glass Painting.
3. Selasa, 26 April 2016 Seni Pembuatan Hantaran.
4. Kamis, 28 April 2016 Teknis Praktis Manajemen Usaha UMKM Metode Kanvas Generation.
5. Selasa, 03 Mei 2016 : Membuat Desain Grafis Kemasan Produk UMKM.
6. Selasa, 10 Mei 2016 Sulam Pita.
7. Kamis, 12 Mei 2016 Pembuatan Kue Kering.
8. Kamis, 19 Mei 2016 Perencanaan Keuangan Keluarga dan Usaha Metode ILO.
9. Kamis, 02 Juni 2016 Seni Kerajinan Lukis Kain.
10. Selasa, 07 Juni 2016 Branding dan Promosi Usaha menggunakan Social Media.
11. Kamis, 16 Juni 2016 Seni Kerajinan Glass Painting.
Kepala Bidang UMKM Diskop UMKM Provinsi Jatim Achmad Basuki menjelaskan, maksud dan tujuan pendidikan Klinik KUKM Jatim adalah memberikan peran yang nyata kepada Lembaga Jasa Pengembangan Bisnis atau Business Development Services (BDS) dan para praktisi serta pelaku KUMKM yang ahli pada bidang usaha unggulan tertentu untuk
bisnis sekaligus ancaman bagi Koperasi dan UMKM. Sehingga setiap pelaku usaha dituntut meningkatkan daya saingnya.
Bagi Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Jawa Timur, hal ini menjadi tantangan untuk meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM, baik dari sisi produk yang dihasilkan maupun pemasaran produknya.
Untuk itu, diperlukan lembaga independen yang profesional untuk menangani produk Koperasi dan UMKM secara terintegrasi dan membangun sistem kerja yang bisa difungsikan sebagai media untuk meningkatkan potensi Koperasi dan UMKM dalam mengatasi berbagai kelemahannya terutama masalah produk mulai dari hulu sampai hilir.
“Salah satunya adalah membangun Cooperative Trading House produk koperasi dan UMKM. Yaitu, lembaga yang berfungsi melakukan mediasi pengembangan produk, kemasan dan pemasaran berbagai produk,” tuturnya.
CTH didirikan dengan maksud membangun satu sistem terpadu untuk menangani masalah Pasar Produk Koperasi dan UMKM anggotanya yang secara sistemik menjembatani para produsen dengan akses pasar yang lebih luas.
Menurut dia, tujuan CTH secara spesifik adalah memediasi antara produsen dengan calon buyer potensial, khususnya buyer non ritel. Kemudian, memfasilitasi pengembangan jaringan usaha dengan pasar dalam negeri maupun pasar ekspor. Serta, memberikan konsultasi dan bimbingan teknis sesuai kebutuhan kepada podusen dan trader dari kalangan KUMKM anggota trading house, serta menyampaikan informasi tentang dinamika dan trend pasar, kualitas produk serta kemasan dalam rangka mendapatkan pasar non ritel khususnya maupun secara ritel.
“CTH juga memfasilitasi kebutuhan KUMKM anggota trading house dalam rangka mengakses teknologi produksi, distribusi dan pemasaran serta menjembatani berhubungan dengan sumber pendanaan,” imbuhnya.
Agar kegiatan Trading House dapat berjalan lancar maka penelitian pasar perlu dilakukan terlebih dahulu. Hasil penelitian ini kemudian diolah dan disesuaikan dengan karakteristik dan kemampuan Koperasi dan UMKM anggota trading house.
“Kalau hasilnya layak, maka informasi ini segera disampaikan kepada Koperasi dan UMKM anggota
UMKM anggota trading house.
“Salah satu kelemahan Koperasi dan UMKM berkaitan adalah pemasaran. Dalam hal ini Trading House harus mampu menyusun jaringan pemasaran, utamanya jaringan pemasaran luar negeri, sehingga omset produksi Koperasi dan UMKM anggota trading house relatif stabil dan tidak fluktuatif,” paparnya.
Salah satu hasil dari negosiasi adalah spesifikasi dari produk yang akan diproduksi oleh Koperasi dan UMKM anggota trading house. Untuk menjamin agar spesifikasi tersebut sesuai dengan permintaan, maka Trading House harus mengupayakan agar teknologi maupun pengemasan yang dilakukan Koperasi dan UMKM anggota trading house sesuai dengan permintaan.
Selama krisis ekonomi berlangsung, sangat dirasakan betapa Koperasi dan UMKM mengalami kesulitan serius dalam mendapatkan bahan baku maupun bahan penolong, yang sebagian besar harus diimpor.
“Dalam kaitan ini Trading House harus membantu dalam pengadaan bahan baku dan bahan penolong sehingga pengiriman barang dapat tepat waktu. Salah satu kelemahan menonjol dari Koperasi dan UMKM anggota trading house adalah minimnya informasi pasar luar negeri. Trading House harus bertindak sebagai pemasok informasi pasar luar negeri ke Koperasi dan UMKM anggota trading house sehingga Koperasi dan UMKM anggota trading house mempunyai gambaran tentang bisnis luar negeri termasuk pemasarannya.
Untuk itu, CTH harus mempunyai jaringan dengan berbagai instansi lain. Karena itu CTH dapat bekerjasama dengan berbagai instansi lain untuk mengadakan pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan tenaga kerja. Trading House tidak harus menyediakan modal bagi Koperasi dan UMKM anggota trading house. Langkah yang dapat ditempuh adalah dengan menjalin kerjasama dengan penyandang dana sehingga Koperasi dan UMKM anggota trading house mempunyai akses untuk mendapatkan modal manakala mereka mengalami kesulitan dalam modal. Informasi lebih lengkap silahkan datang ke kantor Cooperative Trading House (CTH) di Ruko Juanda Business Centre (JBC), Jl. Taya Bandara juanda Blok C-1, Telp (031) 8548911 atau website www.cooperativetradinghouse.com adv/antok
Besarnya kebutuhan pangan Indonesia mendorong PT Petrokimia Gresik (PG) untuk berkontribusi lebih terhadap program swasembada pangan pemerintah. Selain menyediakan pupuk bersubsidi, PG juga berkomitmen untuk mengakselerasi produktivitas tanaman pertanian, salah satunya, melalui pengembangan Petro Hibrid yaitu benih padi hibrida dg potensi produksi tinggi.
Panen raya benih Padi unggul Petro hibrid ds mrenek, kec maos, kab cilacaP - jawa tengah 12 maret 2016
Direktur Utama PG Nugroho Christijanto menyatakan bahwa Petro Hibrid merupakan benih padi unggul jenis hibrida varietas HIPA 18 hasil kerjasama PG dan Balai Besar Padi Sukamandi, Jawa Barat. Benih unggul ini memiliki usia panen berkisar 113 hari (kurang dari 3 bulan).
“Dengan daya tumbuh minimal 85%, benih ini berpotensi mendongkrak produktivitas pada kisaran 10,3 ton gabah kering giling (GKG) per hektar (ha),” ujar Dirut PG Nugroho Christijanto pada saat panen raya Petro Hibrid di Cilacap, Sabtu (12/3).
Lebih lanjut Dirut PG Nugroho Christijanto menyebutkan bahwa, selain potensi tersebut, Petro Hibrid juga lebih tahan terhadap serangan wereng batang cokelat biotipe 1 (satu), “juga tahan terhadap penyakit blas 073 dan 173,” tambahnya
Petro Hibrid sendiri pertama kali dikembangkan oleh PG pada Juni 2014. Setelah melewati berbagai proses, pada Desember 2015 dilakukan penandatanganan perjanjian lisensi ekslusif benih padi hibrida varietas HIPA 18 antara PG dan Balai Besar Padi Sukamandi.
Sejak saat itu, PG mulai gencar menyosialisasikannya melalui demonstration plot (demplot) kepada petani di sejumlah daerah, termasuk di Cilacap, Jawa Tengah. Di sini, PG memperkirakan panen mencapai 10,5 GKP/ha. Angka ini jauh dari rata-rata produktivitas Kec Maos (6,15 ton/ha), Kab Cilacap (5,74 ton/ha), maupun Jawa Tengah (5,36 ton/ha).
Sebelumnya, uji coba serupa juga telah digelar di Magetan pada November 2015 dengan produktivitas panen
mencapai 10,6 GKP/ha. Selain Cilacap dan Magetan, demplot serupa saat ini juga sedang dilakukan di sejumlah daerah seperti Pati, Madiun, Malang, dan Blitar. Adapun potensi panen di daerah-daerah ini diperkirakan mencapai 10,1 - 10,5 ton GKP/ha.
Hasil panen yang maksimal ini juga berkat pola pemupukan berimbang anjuran PG, yaitu 5:3:2 atau 500 kg pupuk Petroganik, 300 kg pupuk NPK Phonska, dan 200 kg pupuk Urea untuk setiap satu hektar sawah. Formula ini telah berulang kali terbukti mampu meningkatkan produktivitas panen 1-2 ton GKP/ha lebih tinggi.
Dirut PG Nugroho Christijanto menambahkan, selain Petro Hibrid dan pemupukan berimbang, faktor lain yang mempengaruhi produktivitas padi dari benih jenis hibrida adalah pemilihan lokasi yang tepat dan kemampuan petani dalam melakukan budidaya.
“Wilayahnya harus sesuai, bukan endemi wereng, dan dekat dengan irigasi. Selain itu, petani juga harus mampu menerapkan budidaya yang baik,” tegasnya.
Walaupun masih pada tahap sosialisasi atau pre-marketing, benih padi unggul Petro Hibrid merupakan bentuk dukungan PG terhadap program swasembada pangan pemerintah. Selain benih dan pupuk, PG juga masih memiliki produk lainnya di sektor pangan seperti Petrochik untuk unggas, Petro Biofeed untuk ternak, Petro Fish untuk ikan, benih jagung Petro hi Corn, benih cabe Petro Chili, dan sebagainya.
Oleh karena itu, agar swasembada pangan nasional tercapai, PG merancang berbagai program, seperti sosialisasi, demplot, berpartisipasi dalam program Gerakan Peningkatan Produktivitas Pangan berbasis Korporasi (GP3K), pembinaan petani muda, pengembangan klaster agribisnis atau pertanian terpadu, dan sebagainya.
“Kami ingin terus berkembang, tidak hanya fokus pada pupuk saja, namun juga turut berkontribusi terhadap kemajuan sektor pertanian di Indonesia secara umum,” tutup Dirut PG Nugroho Christijanto. adv
MeMberikan informasi yang positif untuk pembangunan di Kabupaten Gresik. Itulah harapan Ketua DPRD Gresik, H.Abdul Hamid melihat peran media online yang sangat berkembang saat ini. Di era globalisasi, dan keterbukaan informasi seperti sekarang ini, keberadaan media online sangat dibutuhkan dalam rangka penyebarluasan berbagai informasi.
Yang juga tidak kalah pentingnya, insan pers dan media merupakan perpanjangan tangan DPRD dalam penyampaian seluruh kebijakan dan program pembangunan, khususnya yang berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat.
Untuk itu, keberadaan insan pers dan media khususnya media online harus bisa diterima dengan baik oleh seluruh lapisan yang ada, sehingga mereka dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan maksimal.
“Semua media yang ada di Kabupaten Gresik, senantiasa memberikan informasi positif dan berorientasi membangun masyarakat,” ujar Ketua DPRD Gresik, H.Abdul Hamid, Kamis (17/03/2016).
Untuk itu, lanjut politisi asal Partai Golkar Gresik itu. Tidak sewajarnya insan pers dan media mendapat perlakuan yang buruk, seperti contoh aksi premanisme dari berbagai oknum tertentu.
“Saya mengajak seluruh pihak, untuk turut bersama-sama dan saling memberikan dukungan dalam membangun dan memajukan daerah, khususnya Kabupaten Gresik yang kita cintai ini,” tutur Abdul Hamid.
Pada kesempatan itu, H.Abdul Hamid juga cukup konsen dengan adanya media online. Artinya, DPRD Gresik dalam memberikan informasi ke publik tidak hanya fokus di media elektronik dan cetak saja, tetapi media online sangat dibutuhkan. Sebab, informasinya bisa diakses ke setiap saat.
“Informasi yang disampaikan melalui media online sangat dibutuhkan masyarakat. Asal semua itu bisa dipertanggungjawabkan dan tidak terindikasi pornografi yang berlawanan dengan hukum,” paparnya.
Hal senada juga dikatakan Wakil Ketua DPRD Gresik dari F-PPP, Nur Qolib. Menurutnya, keberadaan media online memang memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi baik di sektor pembangunan maupun sektor lainnya.
partisipasi masyarakat. Menjadi sarana penyampaian kebijakan bagi pemerintah daerah kepada publik serta mendorong fungsi masyarakat menjalankan kontrol sosial bagi kebijakan pemerintah dan DPRD,” imbuhnya.
Sementara itu, politis asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Gresik, Nur Saidah mengatakan, kesuksesan program pemerintah daerah salah satunya ditunjang dengan peran-peran DPRD. Dimana, dengan fungsinya yakni budgeting, pengawasan dan legislasi, DPRD memiliki pengaruh besar dalam program daerah.
Menurutnya, media online (beritajatim.com) terus berjalan maju seiring semangat media yang mencerdaskan kehidupan masyarakat.
“Ya media online mempunyai peran penting untuk mempublikasikan pembangunan di daerah Gresik, sekaligus sebagai fungsi kontrol pemerintah dan masyarakat,” paparnya.
Masih menurut Nur Qolib, peran media online dalam hal ini beritajatim.com terhadap pembangunan di Gresik, menjadikan sarana dan promosi bagi daerah Kabupaten Gresik untuk lebih dikenal didunia luar baik dari segi pembangunan sumber daya manusia, dan potensi-potensi daerah. Tak hanya itu, media online juga menjadikan masyarakat pembaca sebagai kontrol sosial yang kontruktif untuk mengawal setap kebijakan dari pemerintah dan DPRD.
“Media ini merupakan saluran aspirasi masyarakat sekaligus memperluas komunikasi dan
“Makanya, fungsi-fungsi DPRD harus lebih diperkuat dan dipertajam, agar pembangunan daerah berjalan lebih baik. Kami terus memaksimalkan peran dan fungsi kita di Dewan, agar program pemerintah berjalan baik dan pro rakyat. Karena itu, peran media online untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat,” tukasnya. Lebih lanjut dia menerangkan, ada hal yang khusus harus dilakukan wartawan (media) untuk menjadi pelayan publik yang sebenarnya. Jurnalis harus bisa menanamkan kasih sayang, dan cinta terhadap pekerjaan mereka yang bekerja sematamata untuk kepentingan rakyat. Jika pers ingin mendapat kepercayaan dan menjadi pembela publik, wartawan harus menjadi penjaga dan pengembang peradaban.
Pers ini punya kebijaksanaan dalam memberikan informasi yang layak kepada masyarakat sesuai fungsinya. Seperti untuk memberikan pendidikan, menjaga peradaban dalam hal ini fungsi sosial, fungsi ekonomi dan politik. Selanjutnya wartawan juga harus mampu menjadi penjaga demokrasi, sekaligus membangun agar demokrasi menjadi lebih dewasa dan sehat. “Media online harus menjalankan kontrol bagi pemerintahan sekaligus menjadi mitra dalam penyebarluasan informasi. Kita butuh alat kontrol, agar membuat kita lebih baik ke depannya,” ungkapnya. Menurutnya, adanya kontrol yang positif dari media menjadi bahan masukan bagi DPRD Gresik untuk bisa berbenah dan bekerja dengan baik lagi. “Kita sangat terbantu sekali dengan keberadaan rekan-rekan wartawan. Dengan memberikan masukan yang positif,” kata Nur Saidah. Selama ini komunikasi yang terjalin antara DPRD Gresik dengan wartawan berjalan maksimal. Ia berharap ke depannya hubungannya akan semakin mesra. Bahkan, untuk mendekatkan diri dengan para pemburu berita, DPRD membuka diri saat berlangsungnya rapat hearing (dengar pendapat), maupun rapat paripurna.
“Ruang paripurna menjadi bagian ruang publik bagi masyarakat untuk diskusi. Gambaran Gresik kecil itu bisa tergambar dari ruang DPRD ini,” tambah Nur Saidah.
Terakhir lanjut Nur Saidah, seorang wartawan tidak hanya memiliki pengetahuan tinggi, tetapi insan pers juga wajib menjadi wartawan yang bertanggung jawab dalam menjalankan tugasnya sebagai penyambung lidah rakyat. adv/ deni ali Setiono
inovaSi baru dinaS perikanan dan keLauTan provinSi jaTim
inovaSi baru diluncurkan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur. Dua program inovasi baru dan satu-satunya di Indonesia itu adalah Underwater Restocking (penebaran di dasar laut) dan ‘Menjebol’ Dokumen Kapal.
Underwater Restocking merupakan penebaran benih ikan dengan cara ditebar ke dalam rumah ikan yang ditenggelamkan ke dasar laut tiga bulan sebelumnya. Menurut hasil monitoring, cara ini efektif karena benih ikan langsung diantar ke rumah ikan yang telah dipenuhi lumut atau tritip dan plankton sebagai sumber makanan benih ikan.
Sehingga, benih ikan bisa besar dan berkembang biak di dalam rumah ikan tersebut. Jenis ikan yang ditebar adalah ikan bernilai ekonomis tinggi, yaitu ikan kerapu yang merupakan jenis ikan karang.
“Secara statistik menggambarkan volume produksi perikanan tangkap mulai mengalami peningkatan. Testimoni nelayan bahwa underwater restocking di rumah ikan ini memberikan dampak cukup bagus untuk hasil tangkapannya,” kata Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, Heru Tjahjono di kantornya.
Hasil tangkapan ikan, menurut dia, berukuran lebih besar dari sebelumnya dan berjenis ekonomi tinggi. Juga, banyak tertangkap jenis ikan yang sebelumnya tidak pernah ditemui. Nelayan tradisional sudah tidak perlu lagi menangkap ikan ke perairan yang jauh, sehingga bisa menghemat BBM.
Sebelumnya, penebaran benih ikan di atas permukaan laut kurang signifikan, karena volume produksi atau tangkapan ikan nelayan masih menurun. Kualitas tangkapan ikan juga masih sangat rendah. “Oleh karena itu, kami pakai cara baru. Sejak tahun kemarin kami mulai program underwater restocking, selain menenggelamkan rumah ikan di tengah laut, kami juga siapkan benih ikan untuk ditebar di dasar laut pula,” tuturnya.
Inovasi yang disebut-sebut pertama kalinya di dunia ini, kata Heru, adalah cara yang dianggap efektif dalam meningkatkan sumber daya ikan yang akhir-akhir ini jumlahnya terus menurun. Apalagi penangkapan sumber daya ikan telah mengalami over fishing dan over exploited alias berlebihan. Hal ini dibuktikan dengan volume produksi perikanan tangkap sejak 2009 menunjukkan grafik menurun.
“Nah kami sudah mulai sejak akhir tahun kemarin, dengan menyalurkan hibah kolam pembenihan serta alat menyelam kepada kelompok nelayan di Desa Bangsring, Banyuwangi, dan Alhamdulillah hasilnya sekarang sudah cukup bagus,” ujar pejabat yang pernah jadi Bupati Tulungagung dua periode ini.
Bahkan, lanjut Heru, saat ini di desa tersebut menjadi salah satu destinasi wisata diving atau menyelam yang diminati wisatawan dalam negeri dan luar negeri. Para wisatawan yang ingin menyelam tidak hanya sekedar menyelam, tapi juga antusias ketika diberi bekal ratusan kantong benih ikan yang bisa mereka tebarkan di dasar laut. “Secara tidak langsung, dengan bisa menjadi tempat
wisata dan tetap menjaga environtmen (lingkungan) dan Sumber Daya ikan juga tetap berkelanjutan,” jelasnya.
Dengan demikian, masyarakat nelayan selain menangkap ikan juga punya tambahan penghasilan dengan menjadi pemandu wisata. Kelompokkelompok nelayan itu, dari Dinas Perikanan dan Kelautan mendapatkan bantuan hibah seperti pakaian selam untuk melepas benih. Tahun 2016, program tersebut semakin ditingkatkan lagi di wilayah perairan Banyuwangi, Probolinggo, Situbondo dan Malang. “Jadi nelayan ada penghasilan tambahan yang lumayan, tahun baru kemarin, saya dapat laporan pendapatan nelayan di desa Bangsring itu mencapai Rp 100 juta,” ucapnya bangga.
Selain itu, Diskanla pada tahun 2016 ini juga mempunyai program bertajuk ‘Menjebol Dokumen Kapal’. Menjebol adalah kepanjangan dari Menjemput Bola sebagai inovasi dan fasilitasi dalam pengurusan dokumen kapal penangkapan ikan.
Mulai dari Surat Ukur, Pas Tahunan, Sertifikat Kelaikan dan Pengawakan Kapal Perikanan melalui kerjasama dengan Dishub LLAJ Jatim dan Kantor ADPEL Tanjung Perak sejak tahun 2012 sampai dengan sekarang.
“Sehingga nelayan di daerah yang punya kapal tidak perlu lagi mengurus dokumen kapal ke Surabaya. Petugas kami yang akan mendatangi sentra-sentra nelayan, agar nelayan bisa tenang ketika melaut karena kapalnya sudah punya izin lengkap,” jelasnya.
Berdasarkan catatannya, sejak 2012 sampai 2015, jumlah kapal yang telah diselesaikan surat
kapalnya sebanyak 3.000 unit dari 6.500 unit kapal dengan ukuran 10-30 GT.
Langkah Dinas Perikanan dan Kelautan menyebar benih ikan untuk menstabilkan ekosistem laut Jawa Timur, sekaligus sebagai wujud percepatan pemulihan sumber daya ikan, mendapat pujian.
“Penyebaran benih ikan adalah inovasi yang tidak boleh dihentikan agar ekosistem laut terjaga,” ujar Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Akhmad Sukardi di sela acara peningkatan pelayanan publik dan penataan Bidang Perikanan dan Kelautan Jatim di Surabaya.
Menurut dia, inovasi tersebut dinilai sangat kreatif karena selain mampu menstabilkan ekosistem laut, juga mampu memberikan manfaat bagi nelayan dalam jangka waktu yang panjang. Pemerintah, lanjut dia, tak akan pernah berhenti memberikan stimulus yang keberadaannya bisa dinikmati oleh masyarakat pesisir, terutama bagi nelayan kurang mampu.
Selain secara khusus mengapresiasi inovasi yang disebut ‘Underwater Restocking’ tersebut, pihaknya juga memaparkan manfaat inovasi menjebol dokumen kapal. “Menjebol dokumen ini sama dengan menjemput bola dokumen kapal yang dinilai berat dalam hal kepengurusannya,” katanya. Teknis kerjanya, kata dia, Dinas Perikanan dan Kelautan turun langsung ke wilayah pesisir pantai atau laut untuk memberikan pemahaman terkait prosedur dokumen kapal.
“Inovasi ini memberi kemudahan kepada nelayan yang akan mengurus dokumen kapal agar perizinan dan legalitasnya terjamin,” pungkasnya. adv/antok
Sosial Olahraga Lingkungan Pendidikan Budaya