beritaazam.com

Page 16

15

Senator Minta Riau Rapatkan Barisan Dua anggota DPD RI asal Riau meminta seluruh komponen masyarakat Riau untuk merapatkan barisan guna meyakinkan pemerintah pusat agar ISG tidak dipindah.

KEPUTUSAN Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo, yang mengumumkan memindahkan penyelenggaraan Islamic Solidarity Games (III), dari semula di Provinsi Riau ke Jakarta, dinilai sebagai keputusan mengejutkan yang bersifat sepihak. Untuk keputusan sepenting itu, Menpora bukannya mengundang perwakilan panitia daerah untuk berdiskusi lebih dulu, namun langsung memutuskan tanpa memikirkan dampak kepu-

Maimanah Umar

tusan. Pemindahan lokasi ISG tersebut mendapat tanggapan serius dari para senator Riau. Anggota DPD RI asal Riau, Abdul Gafar Usman meminta Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo memikirkan kembali keputusannya memindahkan pelaksanaan Islamic Solidarity Games (ISG) III 2013 dari Pekanbaru, Riau ke Jakarta. Menurutnya, kekhawatiran Menpora hingga batalnya Riau menjadi tuan rumah bisa dicarikan solusi jika semua pihak duduk bersama mengatasi kendala dan persoalan yang ada. “Untuk menjaga perasaan pemimpin, tokoh dan seluruh masyarakat Riau, kita berharap Menpora dengan bijaksana meninjau kembali keputusannya yang memindahkan pelaksanaan ISG dari Riau ke Jakarta,” ungkap Gafar kepada AZAM Jumat (26/4). Gafar menyarankan, Gubernur Riau, DPRD serta instansi vertikal di Pemerintah Provinsi Riau agar merapatkan barisan menyakinkan kembali pemerintah pusat melalui Menpora, bahwa Riau sudah siap menyambut iven olahraga yang diikuti 57 negara OKI itu sesuai yang diharapkan. “Kita jawab dan buktikan kekhawatiran Mempora itu tidak beralasan sama sekali, mengingat berbagai persiapan sudah dilakukan Riau agar menjadi tuan rumah yang baik dan sukses,”ujar Gafar yang siap membantu melalui lembaga DPD mengatasi persoalan ini sesuai tugas dan wewenang yang dimiliki. “Kita tentunya mendukung penuh ISG ini tetap

dilaksanakan di Riau,” tegas Gafar. Gafar justru menilai, dengan dilaksanakannya ISG di luar Jakarta tepatnya di Riau, akan memberikan pandangan dan citra yang baik buat bangsa Indonesia di mata dunia internasional. “Para peserta dari berbagai negara tentunya akan menyaksikan ternyata pembangunan khususnya olahraga di Indonesia tidak hanya terpusat di Ibu Kota Jakarta, tapi juga di daerahdaerah lain sesuai dengan semangat otonomi daerah,” pungkasnya. Hal senada juga disebutkan Anggota DPD RI asal Riau lainnya Hj Maimanah Umar. Dia meminta menpora untuk meninjau keputusan tersebut. Jika tidak itu sama melukai perasaaan masyarakat Riau. Sebab, sejak jauh hari Pemerintah Provinsi Riau bersama masyarakatnya sudah mempersiapkan sarana prasarana dan sebagainya. “Saya berharap Mnpora Roy Suryo kembali mempertimbangkan keputusan yang membatalkan Riau sebagai tuan rumah ISG dengan memindahkannya ke Jakarta. “Ini jelas melukai perasaan masyarakat Riau. Sebab, jauh-jauh hari Riau sudah mempersiapkan berbagai keperluan dan kebutuhan untuk pelaksanaan ISG tersebut. Jangan seenaknya saja lah mengeluarkan keputusan yang mengejutkan tersebut,” tegas Maimanah yang juga tokoh pendidikan Riau ini. Untuk itu, dirinya mengajak seluruh unsur masyarakat Riau untuk bersama-sama berjuang agar Riau tetap menjadi tuan rumah ISG ke III. “Seharusnya sebelum men-

gambil keputusan tersebut Mempora mempertimbangkan juga berbagai kemungkinan buruk yang terjadi akibat pemindahan lokasi tuan rumah iSG ini. Jangan sampai kejadian ini menjadi preseden buruk bagi pemerintah pusat sehingga daerah merasa diabaikan dan dirugikan. Maimanah juga mendesak Pemerintah Provinsi Riau mempertanyakan persoalan ini kepada Kemenpora secara terang benderang. Lakukan pendekatan dan jelaskan kepada mereka segala pengorbanan dan persiapan yang telah dilakukan selama ini. “Sangat kita sayangkan anggaran yang sudah dipakai untuk berbagai persiapan jadi terbuang percuma. Saya berharap Kemenpora menarik lagi keputusannya supaya tidak terjadi gejolak yang lebih besar dari masyarakat Riau,” terang senator wanita ini.*

bis/ben

Gafar Usman

Kalau ISG Dipindah, Riau Rugi Besar Jika tetap dipindahkan, Riau tidak hanya akan rugi secara ekonomi, tenaga, pikiran dan waktu, tapi juga marwah (harga diri).

DEMIKIAN dijelaskan Ridar Hendri, Panitia Divisi Media dan Broadcast ISG kepada AZAM di Pekanbaru, Sabtu (27/4). Menurut Ridar, Riau akan rugi secara ekonomi karena dana APBN sebesar Rp 200 milyar yang mestinya beredar di Riau, menjadi batal dikucurkan. Begitu juga, dana yang telah digunakan Riau untuk persiapan selama satu tahun terakhir ini, akan menjadi sia-sia. Belum lagi dana tak langsung lainnya yang sedang digunakan untuk perbaikan kecil beberapa venues. Ridar mengatakan, kalangan swasta yang sudah habis-habisan mengulurkan bantuan dana dan fasilitas, juga pasti akan kecewa. Chevron, misalnya, sudah lima bulan terakhir ini bekerja keras membangun fasilitas Media Center dan Internasional Broadcast Center untuk penyiaran televisi internasional. “Pasti mereka akan kecewa,” katanya. Selain itu, panitia daerah di Riau

Ridar Hendri

yang dipimpin Gubernur HM Rusli Zainal, sudah menghabiskan banyak tenaga, pikiran dan waktu untuk mewujudkan pelaksanaan ISG di Riau.

Persiapannya pasti lebih dari 75 persen. Tinggal pelaksanaan saja. Nah, kalau dipindah ke Jakarta, tentu semuanya akan menjadi mubazir. Kerugian yang paling besar diderita Riau adalah terusiknya marwah atau harga diri. Mengapa? Karena Riau ditunjuk menjadi tuan rumah itu bukan sim silabim. Melainkan dengan perjuangan panjang Riau yang dipimpin Gubernur HM Rusli Zainal dan didukung seluruh elemen masyarakat Riau. Ridar mengingatkan kembali, bahwa lobi-lobi panjang tersebut kemudian membuat bendera ISG itu diserahterimakan kepada Gubernur Riau oleh Tuan Rumah ISG sebelumnya. Lantas, masyarakat Riau, termasuk wakil-wakil rakyat di DPRD memberikan dukungan dengan mengesahkan alokasi dana sebesar Rp 45 milyar untuk melengkapi dana APBN sebesar Rp 200 milyar tadi. “Nah, kalau bendera ISG yang ada di tangan kita tersebut, tiba-tiba saja dipindahkan secara sepihak ke tangan Gubernur Jokowi, bukan kah ini tidak mengusik marwah kita di Riau?,” katanya. Jadi, lanjutnya, saat inilah momentum yang paling tepat untuk memperlihatkan ke Pusat, bahwa masyarakat Riau itu kompak. “Kita harus bergandeng tangan mencegah pemindahan lokasi tuan rumah ISG ini dari Riau.” Menjawab AZAM, Ridar mengaku kurang setuju dengan pendapat

NO: 736 TAHUN XIV/ EDISI 30 APRIL - 6 MEI 2013

sementara pihak di Riau yang mengatakan pemindahan ISG dari Riau tak perlu ditangisi, karena tak perlu memperbaiki venues-venues lagi. “Persoalannya bukan di situ. Justru kalau di Riau, meski kita mengeluarkan sedikit dana untuk perbaikan sederhana venues, Pusat akan mengucurkan dana pelaksanaan yang Rp 200 milyar. Itu artinya venues-venues megah yang ada tak akan termanfaatkan secara optimal. Toh kalau dipindah ke Jakarta, venues-venues di Riau jug tetap memerlukan biaya perbaikan,” katanya. Kepada AZAM Ridar mengaku tak tahu persis, apakah ada motif perebutan kepentingan di balik wacana pemindahan Tuan rumah ISG tersebut. Yang pasti, katanya, kalau ISG dipindah ke Jakarta, semua panitia daerah pasti diganti dengan orang Jakarta. Sebagian panitia Pusat pun mungkin diganti. Termasuk panitia-panitia strategis. Sebab, beberapa panitia Pusat sempat menelepon Ridar, dan mengatakan bahwa mereka akan mundur jika ISG dilangsungkan di Jakarta. Mereka juga mengatakan, bahwa Ketua KOI Rita Subowo mengaku tak nyaman dengan wacana pemindahan tuan rumah ISG ini. “Kalau urusan olahraga dipolitisasi begini, ke depan saya jadi malas ngurusnya,” kata Rita kepada seorang panitia Pusat yang menelepon Ridar.*

ybs


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.