Edisi 02 - Buletin Opini Kami

Page 1

Edisi 02 13 Desember 2021

Tragedi Memalukan di Dunia Pendidikan, Ambil Hikmah Jauhi Ghibah !

K

Source : Pixabay

ita sekarang berada di zaman informasi tanpa sekat ruang dan waktu. Sebuah kejadian di belahan bumi lain, sebut saja di Amerika misalnya, atau Jepang dan sebagainya, pada menit itu pula bisa kita akses informasinya tanpa perlu menunggu waktu yang lama. Hal ini tercipta dengan mudah setelah berkembangnya teknologi informasi dan media sosial (medsos) di tangan mayoritas masyarakat dunia. Bagai pedang bermata dua, satu sisi kemudahan penyebaran informasi, patut disyukuri karena media mencari

informasi keilmuan terbuka luas, komunikasi bisnis sangat terbantu. Namun, di sisi lain, lewat medsos pula, orang bisa menjadi mudah melanggar norma­norma agama maupun tatanan sosial masyarakat. Dahulu untuk bisa membicarakan keburukan orang lain seseorang harus menunggu bertemu dan bertatap muka dulu dengan lawan bicaranya, bicaranya juga terbatas dengan waktu dan itu pun pendengarnya juga terbatas. Kini, dengan hadirnya medsos, seseorang bisa menceritakan kekurangan orang lain hanya dengan apa yang ada dalam genggaman tangan, melalui tulisan, gambar, atau video yang bisa diproduksi dalam hitungan menit. Dalam waktu sebentar saja konten itu lalu menyebar ke mana­mana. Jutaan orang bisa mengakses dan hebatnya lagi, gunjingan di media sosial tidak akan pernah hilang sebelum dihapus. Beberapa hari terakhir, publik digegerkan dengan prilaku tidak senonoh


02

Buletin Opini Kami - By BEM STAI Darul Hikmah Bangkalan

dari seorang yang disebut­sebut sebagai guru agama pada sebuah lembaga pendidikan di Bandung, Jawa barat. Menurut berita yang beredar, pelaku merupakan guru sekaligus pemilik yayasan Manarul Huda Antapani & Madani Boarding School Cibiru. Dalam banyak media disebutkan kalau pelaku adalah pemangku pesantren. Namun banyak pihak yang menyangkal bahwa pelaku bukanlah pengasuh pesantren sebagaimana berita yang beredar, namun Boarding school. Semacam sekolah berasrama karena namanya sudah jelas Madani Boarding School. Dalam beritanya pelaku telah memperkosa 13 perempuan yang tak lain adalah muridnya. Aksi bejat ini mengakibatkan 8 korban hamil dan melahirkan 9 bayi. Salah satu korban yang melahirkan dua kali. Rata­rata usia para korban tersebut antara 13­17 tahun. Berita ini banyak diberitakan oleh berbagai media online bahkan televisi nasional. Sontak beragam reaksi pun muncul di medsos, mulai dari kecaman, umpatan bahkan kata­kata kotor tanda geram masyarakat terhadap aksi keji tersebut. Belum genap seminggu dari berita tentang pencabulan pada sebuah lembaga pendidikan di Bandung, kabar pilu dan memalukan datang lagi dari Tasikmalaya Jawa barat, Kasus pencabulan yang sama melibatkan oknum guru dipesantren. Menurut berita

yang dirilis oleh detiknews (Kamis 9­12­ 2021) Korbannya merupakan sejumlah santriwati, Usia korban berkisar 15 sampai 17 tahun. Ada yang di MTS, Aliyah dan SMP. Pada minggu yang sama kejadian serupa di Cilacap Jawa tengah, tindakan seorang guru agama Sekolah dasar yang mencabuli belasan siswinya. Bahkan parahnya tindakan pencabulan oleh guru tersebut alasannya ialah karena main­main. Kejadian ini tentu bukan kali pertama, banyak kasus serupa dilokasi berbeda, pencabulan oleh oknum guru kepada siswa atau oleh seorang oknum ustadz dan kiyai kepada santrinya. Rentetan peristiwa diatas benar­ benar telah mencoreng wajah dunia pendidikan, terlebih pendidikan agama dan pesantren yang selama ini menjadi icon pengetahuan agama dan penanaman pendidikan karakter juga akhlak. Hal ini sedikit banyak pasti berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan pesantren kedepan, namun demikian masyarakat tetap harus bijak dalam menyikapi aksi keji yang dilakukan oleh seorang oknum, jangan kemudian ulah satu orang ini kita jadikan sebagai sampel untuk menggeneralisir seluruh pesantren dan lembaga pendidikan di Nusantara ini, justru hal ini mesti kita jadikan pelajaran untuk lebih selektif dan bijak dalam memilih tempat pendidikan bagi anak.


Edisi 02 - 13 Desember 2021

namanya oknum menyimpang dalam profesi apapun tentu ada. di TNI­Polri ada oknum yang kadang melakukan penyimpangan, dokter dan akademisi juga ada. Di kalangan politisi juga ada. dan kali ini dunia pendidikan termasuk pesantren kena getahnya, yaitu dari oknum guru. Siapapun kita pasti punya aib dan dosa yang dirahasiakan oleh Allah SWT, seandainya hijab tentang aib kita ditampakkan oleh Allah, mungkin apa yang kita lakukan jauh lebih buruk dari apa yang telah diperbuat oleh mereka para pelaku, mari jangan berlebihan dalam menilai apalagi menghakimi dosa orang lain, bukankah semakin kita bully dosa para pelaku kadarnya semakin berkurang karena kita gunjing, sebaliknya dengan kita siapakah yang akan memaafkan dosa menggunjing kita. Menyikapi persoalan ini rasulullah SAW pernah menyatakan bahwa dosa ghibah itu lebih berat dari dosa zina: ُ ‫اﻟ ِْﻐﻴﺒَﺔ ُ أ َ​َﺷﺪ ِﻣ َﻦ اﻟﺰّ ِﻧَﺎ ِﻗﻴﻞ َ َو َﻛ ْﻴ َﻒ؟ َﻗﺎلَ اﻟﺮ‬ ُ ‫ﺟﻞ‬ ِ ‫ َوإِن ﺻ‬،‫ﻮب اﻟﻠ ُﻪ َﻋﻠَ ْﻴ ِﻪ‬ ‫ﺎﺣ َﺐ‬ ُ ُ‫ ﻓَ َﻴﺘ‬،‫ﻮب‬ ُ ُ‫َﻳ ْﺰ ِﻧﻲ ﺛ ُﻢ َﻳﺘ‬ َ ِ ‫اﻟ ِْﻐﻴﺒَ ِﺔ َﻻ ﻳُﻐْ ﻔَﺮ ُ ﻟَ ُﻪ ﺣﱴ َﻳﻐْ ِﻔﺮ ﻟَ ُﻪ ﺻ‬ ‫ﺎﺣﺒ ُ ُﻪ‬ َ َ َ Artinya, “Ghibah itu lebih berat dari zina.’” Seorang sahabat bertanya, ‘Bagaimana bisa?’ Rasulullah SAW menjelaskan, ‘Seorang laki-laki yang berzina lalu bertobat, maka Allah bisa langsung menerima tobatnya. Namun pelaku ghibah tidak akan diampuni

03

sampai dimaafkan oleh orang yang dighibahnya". Hal ini penting untuk diketahui agar kita punya control dan balance pada diri kita untuk tidak berlebihan dalam mencela kesalahan dan dosa yang telah diperbuat orang lain. Perlu penulis tegaskan bahwa statement diatas bukanlah bentuk pembelaan penulis terhadap pelaku pencabulan dan apalagi pemerkosaan, tidak pula berarti penulis membenarkan tindakan pencabulan, terlebih jika itu dilakukan oleh seorang pendidik terhadap anak didiknya, jauh sekali dari kata pantas, bahkan itu tergolong sebuah kebiadaban, penulis sangat setuju tindakan amoral para pelaku itu dihukum seberat mungkin, sebagai pelajaran bagi masyarakat untuk tidak meniru tindakan serupa dikemudian hari. Tugas kita sebagai pelajar maupun pendidik adalah berusaha semaksimal mungkin untuk terus memperbaiki kualitas diri, baik sebagai pelajar terutama sebagai pendidik sembari berdoa semoga Allah SWT menjauhkan dari prilaku demikian, karena betapapun besarnya kesalahan yang dilakukan orang lain kita tidak berhak menghakimi dan apalagi mengadilinya. Bagaimanapun mencela orang lain karena sebuah dosa itu tidak diperbolehkan: ‫ﻣﻦ ﻋ ﺃﺧﺎﻩ ﺑﺬﻧﺐ ﻟﻢ ﻳﻤﺖ ﺣﱴ ﻳﻌﻤﻠﻪ‬


04

Tragedi Memalukan di Dunia Pendidikan, Ambil Hikmah Jauhi Ghibah !

"Barangsiapa yang mencela saudaranya karena perbuatan dosa maka dia tidak akan mati sebelum melakukan dosa yang sama." Dalam riwayat lain ada atsar dari Hasan Al­Bashri seorang pemuka tabiin, yang berbunyi: ‫ﻛﺎﻧﻮا ﻳﻘﻮﻟﻮﻥ ﻣﻦ ﺭﻣﻰ ﺃﺧﺎﻩ ﺑﺬﻧﺐ ﻗﺪ ﺗﺎﺏ ﻣﻨﻪ ﻟﻢ‬ ‫ﻳﻤﺖ ﺣﱴ ﻳﺒﺘﻠﻴﻪ اﻟﻠﻪ ﺑﻪ‬ "Barangsiapa yang menuduh saudaranya dengan dosa, padahal ia telah bertaubat, maka ia tidak akan mati hingga Allah menguji dengan dosa tersebut". Tidak sedikit bukti yang ada, oknum pejabat melalukan korupsi lalu ada pejabat lain yang menghujat dan mencela, anehnya setelah pencela dapat giliran menjadi pejabat ternyata melakukan korupsi yang lebih parah. Demikian pula dengan kasus ini, apapun faktanya, terlepas dari apakah lembaga pendidikan tersebut pesantren atau bukan, guru atau pendidik dalam kasus tersebut guru agama atau bukan, yang jelas kita tidak boleh terlalu bersemangat untuk menelanjangi kesalahan dan aib orang lain, khawatir suatu saat kita kena batunya terjerumus dalam kesalahan yang sama, atau mungkin lebih parah. Naudzubillah...

Susunan Direksi Penerbit Departemen Media BEM STAI Darul Hikmah Bangkalan Penasehat & Penanggung Jawab Farid Najibulloh Pemimpin Redaksi Ibnuh Sulaiman Editor Ilham Ramadhani Ibnuh Sulaiman Content Writer Khoirunnisa Ibnuh Sulaiman Design & Layout Ibnuh Sulaiman Alamat Direksi Kampus STAI Darul Hikmah Bangkalan - Jln. Raya Langkap Burneh Bangkalan (Ponpes Darul Hikmah Bangkalan)

Tentang Penulis Mufaizin, adalah Alumni STAIDHI yang memiliki kegemaran membaca, diskusi dan ragam kegiatan ilmiah. Meski menyandang gelar sebagai Magister Pendidikan, ia juga menyukai dunia bisnis dan aktivitas ekonomi terutama dalam bidang marketing. Sehingga saat ini dua bidang tersebut digelutinya secara bersamaan.


Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.