
2 minute read
PSYCHOPRENEUR
Bagi mahasiswa psikologi, siapa sih yang gak tahu
Psychoprenuer itu apa? Pasti tahu dong. Tempat untuk mahasiswa membeli makanan dan minuman yang sehat, selain itu tempatnya juga ada di dalam fakultas yang dikelola oleh BEM. Mau tahu lebih jauh tentang Psychopreneur? yuk, simak informasinya.
Advertisement
Bagaimana awal mula
Psychopreneur dibuka kembali setelah pandemi?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi
Kreatif): “Psychopreneur saat ini buka dari aku dulu di BEM Kementerian
Ekotif dan dibantu sama temanteman pengurus BEM yang kebanyakan dari mereka pindah jobdesk. Salah satunya dari kementerian Orsi (Olahraga dan Seni) pindah ke Ekotif. Nah, sebelumnya aku dari angkatan 2020 yang waktu itu masih hangat-hangatnya penyebaran penyakit covid 19 dan pemerintah melarang untuk keluar rumah. Jujur, aku sama teman-temanku tidak sempat ke kampus buat cek kondisi
Psychopreneur itu seperti apa dan tempatnya dimana.
Selang dua tahun berlalu, akhirnya pandemi covid 19 lumayan menurun dan aku sama teman-temanku bisa melihat Psychopreneur itu seperti apa.
Mengejutkannya, Psychopreneur kotor sekali dan terbengkalai. Akhirnya aku sama temantemanku berniat untuk membersihkan dan menata kembali agar Psychopreneur layak untuk ditempati.
Yang ikut andil dalam membangun/membuka kembali
Psychopreneur itu siapa saja?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi Kreatif): Dari dulu, turun-temurun sih. Rata-rata seluruh pengurus BEM ikut andil dalam membangun
Psychopreneur ini. Psychopreneur juga terdapat jadwal piket bersih-bersih yang dilakuin sama pengurus BEM.
Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan
Psychopreneur sendiri agar Mahasiswa tertarik untuk membeli?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi Kreatif): Dulu
Psychopreneur itu tidak ada modal buat dagangan dan kebetulan bendahara BEM kasih uang buat biaya pemasukkan pertama kali
Psychopreneur dibuka, kalau tidak salah sekitar seratus ribu. Uang seratus ribu itu dibelikan untuk alat-alat tulis mahasiswa dan tidak seberapa laku, kebanyakan teman-teman mahasiswa membawa sendiri dari rumah. Sebenarnya, kebanyakan dari mahasiswa sini itu suka makan atau ngemil jajan, akhirnya aku sama teman-temanku memutuskan untuk jualan makanan, minuman dan jajan-jajanan. Kebetulan juga, aku dari dulu sudah jualan jajan-jajanan seperti risol mayo, sosis solo dan jajan pasar lainnya yang asli buatanku sendiri dan aku jualin ke Psychopreneur. Dan Alhamdulillah aku pribadi yang mengeluarkan modal seterusnya dan dapat keuntungan yang lumayan banyak.
Yang ikut andil dalam membangun/membuka kembali Psychopreneur itu siapa saja?
Kep.Kementerian Ekotif
(Ekonomi Kreatif): Dari dulu, turun-temurun sih.
Rata-rata seluruh pengurus BEM ikut andil dalam membangun
Psychopreneur ini.
Psychopreneur juga terdapat jadwal piket bersih-bersih yang dilakuin sama pengurus BEM.
Suka dan duka yang kakak alami selama Psychopreneur ini dijalani?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi Kreatif): Suka dan dukanya pasti ada. Dukanya, di Psychopreneur ini karena kekurangan pengurus BEM laki-laki untuk angkatangkat barang berat seperti angkat galon ke lantai atas, karena posisinya
Psychopreneur ada di lantai dua dan harus menaiki tangga saat ke lantai dua. Sukanya, Alhamdulillah dapat keuntungan lumayan banyak dengan menjual makanan, minuman dan lain-lain.
Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Psychopreneur sendiri agar Mahasiswa tertarik untuk membeli?
Tidak ada modal buat dagangan dan kebetulan bendahara BEM kasih uang buat biaya pemasukkan pertama kali Psychopreneur dibuka, kalau tidak salah sekitar seratus ribu. Uang seratus ribu itu dibelikan untuk alat-alat tulis mahasiswa dan tidak seberapa laku, kebanyakan teman-teman mahasiswa membawa sendiri dari rumah. Sebenarnya, kebanyakan dari mahasiswa sini itu suka makan atau ngemil jajan, akhirnya aku sama teman-temanku memutuskan untuk jualan makanan, minuman dan jajan-jajanan. Kebetulan juga, aku dari dulu sudah jualan jajan-jajanan seperti risol mayo, sosis solo dan jajan pasar lainnya yang asli buatanku sendiri dan aku jualin ke Psychopreneur. Dan
Alhamdulillah aku pribadi yang mengeluarkan modal seterusnya dan dapat keuntungan yang lumayan banyak.
Yang ikut andil dalam membangun/membuka kembali Psychopreneur itu siapa saja?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi Kreatif): Dari dulu, turun-temurun sih. Rata-rata seluruh pengurus BEM ikut andil dalam membangun Psychopreneur ini. Psychopreneur juga terdapat jadwal piket bersih-bersih yang dilakuin sama pengurus BEM.
Suka dan duka yang kakak alami selama Psychopreneur ini dijalani?
Kep.Kementerian Ekotif (Ekonomi Kreatif): Suka dan dukanya pasti ada. Dukanya, di Psychopreneur ini karena kekurangan pengurus BEM laki-laki untuk angkat-angkat barang berat seperti angkat galon ke lantai atas, karena posisinya Psychopreneur ada di lantai dua dan harus menaiki tangga saat ke lantai dua. Sukanya, Alhamdulillah dapat keuntungan lumayan banyak dengan menjual makanan, minuman dan lain-lain.