3 minute read

TheRealWorld

Erlavianda

Kalau Yura Yunita punya lagu judulnya dunia tipu-tipu, bedanya kali ini kita akan ngebahas kebalikannya. Nah... move on dulu yuk dari yang tipu-tipu kita beralih ke “dunia nyata”. Yaps, kita akan ngobrolin gimana sih berproses dari dunia perkuliahan hingga meniti karir setelah lulus sebagai sarjana psikologi. Yuk kenalan dulu sama kak Erlavianda Tarita Putri dari angkatan 2018. Kakak cantik satu ini biasa dipanggil kak Erla. Dari segudang pengalaman yang luar biasa hingga prestasi gemilangnya yang lulus 3,5 tahun pastinya temen-temen pengen ngikutin jejaknya kan??? Mari, simak obrolan lengkap bareng kak Erla biar temen-temen bisa planning kedepannya!

Advertisement

Apa kak Erla pernah mengikut organisasi? Jika iya, apaka sesuai dengan target duni kerja dalam pandangan kakak?

Kalau untuk target kerja wakt itu belum ada, tapi dari awa semester 1 memang suda menargetkan untuk akt organisasi. Dari situ uda mengubah pola mindset untuk d akademik OK, di organisasi jug OK. Awalnya aku ga langsung joi organisasi, waktu masih awa awal nyoba ikut kepanitiaan dul (fasilogi). Terus ikutan oprec BEM keterima di divisi bendahara ( periode).

Apakah sebelum memasuki dunia perkuliahan kak

Erla memiliki target yang berbeda dan bagaimana proses kakak bisa menyesuaikan dengan target baru kakak?

Kalau target yang berbeda sih waktu itu belum ada, tapi lebih ingin mengembangkan potensi soft skill yang aku miliki. Dari ikut BEM jadi bendahara akhirnya jadi bisa ikut berbagai kegiatan, nah dari kegiatan itu ngalir aja menyesuaikan dengan kegiatan lain. Waktu itu aku juga sempat mikir, “aku bisa gak ya?” tapi kalau pas udah di jalanin bisa-bisa aja. Asalkan dari diri kita juga bisa time management untuk perkuliahan dan organisasi yang kita jalani. Kebetulan juga waktu itu aku ga di BEM aja, aku ada UKM penalaran juga sama organisasi di luar. Ini emang pastinya pusing ya, tapi buktinya juga kalau dijalani dengan sepenuh hati tetep oke-oke aja.

Kalau untuk target dalam kuliah pasti ada. Nah waktu aku semester 1 karena pakai beasiswa TNI-AL IPK semester itu harus di atas 3. Nah aku pas semester 1 itu 3,2 mepet banget. Dari situ aku berpikir gimana caranya setiap semester harus naik. Aku evaluasilah pembelajaran ku di semester 1, entah itu karena kurang aktif, dan yang lain-lain. Dari semester 1 itu aku bikin list kecil trus aku tempelin di tembok “Erla setiap semester harus naik IPK-nya, harus tercapai

3,5 dan bisa untuk kuliah 3,5 tahun.” Waktu itu aku juga sempat ga yakin untuk bisa mencapai itu, tapi untungnya dengan usaha ku aku bisa mencapai IPK

3.5. Meskipun emang agak-agak sulit tapi tetep aja berusaha untuk bisa survive

Apa Suka duka selama kuliah sampai lulus kuliah itu gimana kak?

Karena dari awal udah nargetin untuk lulus 3,5 tahun, aku pribadi bikin waktu lebih tertata untuk akademik & organisasi yang dimana juga sebagai tim inti di BEM ga mungkin aku untuk ilang-ilangan. Nah dari situ juga akhirnya aku komunikasikan ke kakak tingkat gimana nih caranya biar skripsiku lancar, biar cepet lulus, IPK bisa naik. Jadi mungkin duka nya sebelum lulus si, pas lagi skripsian. Saran aku juga buat adikadik dari maba ataupun yang udah semester 5 fokus di seriusin untuk matkul kuali dan kuanti. Biar nanti pas kalian skripsian itu ga kaget dan bingung. Ibarat kata si kalian udah mulai duluan gitu belajarnya biar nanti pas di skripsian itu tinggal revisi-revisi aja, sama pastinya kalian harus siapkan mental, karna skripsi itu butuh mental yang waras.

Dibalik itu pasti ada sukanya. Kayak aku ngerasa lebih berkembang dari sebelumnya, selain itu karena aku di BEM aku juga jadi banyak punya koneksi kakak tingkat, bikin pola pikirku jadi lebih bertambah, menambah sudut pandangku juga tentang psikologi. Suka duka pas lulus kuliah, dulu itu aku sempet punya pikiran “kayaknya nanti setelah lulus gampang nih nyari kerjaan, dan lain-lain” tapi ternyata ga semudah yang aku bayangkan. Ada cerita juga, dulu itu aku niatnya itu lanjut S2 karena ada beberapa hal dan kurikulum baru yang mana S2 profesi psikolog ditiadakan. Jadinya waktu itu aku lagi mikir after aku graduation, nah karna aku waktu itu kuliah tim pandemi yang dimana semuanya itu serba online. Jadi waktu itu aku ga kedapatan magang secara offline. Jadinya sekarang aku nambah skill ku di bagian HRD, join internship sebagai Talent Acquisition Intern di salah satu Financial Technology. Selain itu aku juga lagi jalanin freelance sebagai Associate Tester di Tes Bakat Indonesia.

Adakah tips and trick dari kak Erla untuk bisa beradaptasi dengan dunia kerja?

Kalau aku lebih ngerubah mindset, jadi walaupun kita intership itu tuh kita udah yang kayak bener-bener kerja nyata gitu Jadi kalau kamu udah di dunia kerja itu harus ngelakuin dan memberikan yang terbaik untuk perusahaanmu. Tapi selain itu kamu juga harus belajar mandiri, seumpama kamu ga bisa atau ada kesulitan kamu bisa tanya sama mentormu dengan baik. Tapi kalau misalnya kurang dalam bagian skill, kamu bisa belajar dari youtube, buku, atau kursus. Intinya adalah kamu harus mau belajar secara mandiri dan juga harus terus ngembangin skill-skill yang kamu punya. Karena semakin bertambahnya tahun pasti ada aja perubahan dalam eranya.

Lagu A Million Dreams adalah salah satu lagu populer dari Soundtrack film The Greatest Showman pada tahun 2017. Lagu ini diciptakan oleh

Benj Pasek dan Justin Paul yang dimana keduanya merupakan pencipta lagu berkebangsaan

Amerika dan bekerja sama dalam proyek beberapa film musikal hingga memenangkan penghargaan Academy Award, Golden Globe, dan Tony Award.

Penyanyi dari lagu A Million Dreams ini merupakan aktor dan aktris dari film The Greatest Showman sendiri yaitu Ziv Zaifman sebagai karakter

P.T Barnum diusia kecil, Hugh

Jackman sebagai karakter P.T.

Barnum diusia dewasa, dan Michelle Williams sebagai karakter Charity Barnum.

This article is from: