4 minute read

Mahasiswa magang

Magang.. pasti sudah enggak asing dong dengan kalimat ini, hehehe. Mahasiswa angkatan 2018 bernama Cakra Arif Samudera atau biasa dipanggil kak Cakra ini magang di PTPN, loohh. Penasaran enggak sih sama cerita kak Cakra mengenai magang yang dijalaninya? Nah, kali ini tim reporter berkesempatan untuk sharing nih dengan Kak Cakra, yuk simak!! Bisa diceritakan enggak kak, Cakra Arif Samudera bagaimana awal mula kak Cakra bisa magang di PTPN? Lalu boleh dijelasin PTPN itu perusahaan apa? Awalnya aku keterima magang ini, itu dibantu sama pihak fakultas. Dalam artian program ini dari universitas. Jadi pusat karir yang diketuai oleh Bu Nirmala itu mengadakan kegiatan PMMB (Program Magang Mahasiswa Bersertifikat). Yang mana, keuntungannya dinaungi FHCI yang bekerjasama dengan 8 kementerian. Keuntungan lainnya, dapat uang saku yang nominalnya berbeda tergantung perusahaan. Lalu, mendapat sertifikat yang mana dibelakangnya ada kurikulum hasil penilaian untuk anak magangnya. Disamping dapat sertifikat, juga ada konsekuensinya. Kalau magang mandiri kebanyakan hanya 1-3 bulan, tapi kalau magang PMMB itu 6 bulan. Terus bawa nama baik universitas pula, jadi nanti kalau ada laporan jelek, bakal dapat laporan ke Bu Nirmala. PTPN itu salah satu perusahaan BUMN karena FHCI kerja sama dengan BUMN. Bisnisnya itu mengedepankan agribisnis. Sejarahnya, kebunkebun VOC yang ada di Indonesia dijadikan satu, yang kemudian menjadi PT Perkebunan Nusantara. PTPN 1-12 itu termasuk label BUMN, sama dengan anak perusahaannya juga. PTPN 12 itu komoditinya ada kopi, karet, teh, gula, dan juga kakao. atas aja dan hal itu jadi lebih mudah untuk aku Bagaimana sih kak caranya biar bisa magang di PTPN? Alhamdulillah rezeki, karena kalau di PMMB itu sistemnya enggak ada kayak seleksi wawancara atau tes IQ. Nah, dia itu cara seleksinya kaya kampus mengajar, jadi nanti upload administrasi data, terus sistemnya bakal nge arsir mana saja yang sesuai, jadi kayak di match up kan ke perusahaanSebenarnya aku tuh enggak match up ke perusahaan manapun, jadi di pengumuman pertama itu enggak ada namaku.

Karena enggak keterima di awal, terus tiba-tiba Bu Nirmala nge-japri karena perusahaan minta backup an selain yang keterima. Nah, jadi aku kepilih karena kalau enggak salah, Bu Nirmala milihnya secara telepon, dan ternyata perusahaan minta ada seleksi tambahan yaitu wawancara. Lalu waktu hari H, dapat surat edaran ternyata lulus. Terus ada pengarahan, dan ya, selamat datang. Sistem magangnya sendiri itu bagaimana ya kak, bisa dijelaskan kah? Awal-awal aku masuk itu enggak langsung dikasih tugas, dulu aku tunggu 1-2 jam baru dikasih tugas. Dalam artian juga terasa atmosfernya kayak kita itu harus nagih tugas yang bakal dikerjakan apa. Jadi kayak kita itu lebih menunjukkan self eksistensi disitu. Misalnya kayak kalau kita nganggur kita tanya apa yang harus kita kerjain, kalau misal ada dan bingung juga kita harus tanya. Kalau sudah dapat tugasnya, itu ada tugas yang dikerjakan sehari, ada yang juga sampai berhari-hari. Kalau dari aku projeknya itu ngambil salah satu job profile atau job discussion, aku bolak-balik review dan aku dapat referensi dari PTPN lain yang dia sudah pakai job desk itu. Jadi aku bisa jadikan referensi, terus bakal dipatenkan dari pihak mentor, yang bakal tulis fixnya dari referensireferensi yang aku rekap. Lalu juga ada perizinan, ini balik lagi dari PMMB beda sama program mandiri. Karena kan lebih membawa tanggung jawab universitas, jadi jangan sering bolos. Nah, sistem izinnya aku itu bilang ke mentor. Dari mentorku sendiri menyarankan untuk tidak izin tapi tapi langsung meninggalkan kantor. Terus kalau anak magang sistem liburnya sama seperti perusahaan. Contoh tanggal 20 keatas anak magang wajib masuk, dan enggak ada cuti natal. Ada enggak sih suka duka yang kakak rasakan dari magang ini? Sukanya dapat uang saku, dukanya itu sebenarnya banyak tapi bisa diatasi dengan self healing dari uang saku itu. Jadi kalian ngerasa kayak, “ayo apresiasi diri sendiri beli apa, kasih self reward ke diri sendiri”, tapi self rewardnya banyak karena suka dukanya juga banyak. Kalian akan merasa teman-temanmu yang anak klinis, yang belum magang bisa bebas melakukan aktivitasnya dari pagi sampai sore. Tapi kalau anak magang dari pagi sampai sore harus stay di kantor dengan notabene belum tentu dapat pekerjaan banyak juga. Kadangkala aku pun satu hari bisa enggak dapat kerja tapi aku ngerjain tugas kampus entah tugas apa saja itu. Jadikan nganggur, otomatis ngantuk, manusiawi lah kayak kita kelas online pernah ngantuk, nah itu ditahan-tahan sampai pulang bawaannya ingin tidur tapi pasti ada ajakan buat cangs. Tapi kan secara ego ingin tidur, ya sudah karena ego, aku pilih tidur. Lamakelamaan bakal jadi habits, tapi bukan juga karena kan kita enggak bisa maksain diri sendiri. Terus pasti akan ada omongan dari teman kalau susah diajak main, tapi ya aku buat guyonan aja. Memang nanti bakal beda aktivitas kita karena kita cuma punya istirahat di hari minggu saja.

Advertisement

Untuk magang sendiri, itu wajib atau tidak sih kak? Apa itu wajib untuk mahasiswa semester 7 di Fakultas Psikologi Hang Tuah atau bagaimana kak? Ada enggak sih suka duka yang kakak rasakan dari magang ini? Kalau misalnya di semester 7, itu sepertinya ada 2 versi yaitu versi online dan juga versi sebelum Corona terjadi. Jadikan nanti ada mata kuliah psikologi terapan, kalau misalkan sebelum Corona setelah UTS outputnya itu magang atau PKL disuruh laporan buat PKL. Terus kalo misalkan waktu sebelum Corona itu disuruh cari sendiri, dan nanti dibantu tapi belum tentu kuotanya untuk satu angkatan. Karena sebelum Corona itu wajib buat dilakukan. Kalau sesudah Corona diangkatanku yang memutuskan boleh mengadakan magang itu cuma anak PIO, anak PIO itu enggak diwajibkan tapi dikembalikan lagi ke mahasiswanya mau pilih magang di perusahaan atau enggak. Sedangkan klinis dan perkembangan itu outputnya webinar. Tapi webinar itu juga enggak mudah karena harus approve dulu judul sama materi, kalau misalkan lihat kuesionernya ada alat ukurnya juga, materi juga harus interaktif. Terus kalau Pendidikan itu psikoedukasi, jadi kalian kerja sama dengan sekolah bikin materi, x-banner, terus presentasi disana buat hasilnya. Sedangkan yang sosial itu ouputnya ke penelitian kualitatif.

This article is from: