

Berita Seputar Indonesia

Tujuan
1. menjelaskan pengertian berita;
2. mengidentifikasi unsur-unsur teks berita yang kamu dengar dan kamu baca.
TerjadiGempaM5,1
SumbaTimurNTT
Gempa bumi dengan kekuatan magnitudo 4,5 sudah mengguncangkan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gempa yang terjadi tidak menimbulkan Tsunami.
Hal ini sesuai informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Senin (17/6/2019). Dalam penjelasan BMKG, gempa bumi terjadi pukul 03.13 WIB.
Pusat gempa berada di 16 km barat daya Karera, Sumba Timur. Titik koordinat berada pada 10.41 LS-120.08 BT dengan kedalaman gempa sekitar 10 km. Saat gempa terjadi, masyarakat Sumba Timur mengalami kepanikan, sebab terjadi secara tibatiba.
Dari teks diatas
Apa yang dimaksud Teks Berita...
Apa saja unsur-unsur Teks Berita...
Sebutkan Ciri-ciri berita
Pilih salah satu foto

buatlah berita sesuai dengan foto

IKLAN, SARANA KOMUNIKASI
Tujuan
Menjelaskan pengertian, fungsi, serta mengidentifikasi unsur-unsur teks iklan, slogan, atau poster dari berbagai sumber.

Media cetak maupun media

DariGambardiatas, apayangdimaksud Iklan?
Apasajastrukturdari
Apafungsiiklan?
Bagaimanaciri-ciri iklan?

Dariketigagambardiatas, buatlahtabelperbedaan danfungsinya



Setelah mengetahui perbedaannya, Buatlah Poster mengenai Lingkungan Sekolah
Teks Eksposisi
Apa itu Teks Eksposisi?
Teks eksposisi sebenarnya adalah jenis teks nonfiksi yang berisi tentang penjelasan dari suatu informasi atau pengetahuan.

Mengenali Unsur-unsur Teks Eksposisi

Mengenali informasi teks eksposisi (gagasan dan fakta) dan pola-pola pengembangannya dalam artikel ilmiah populer.
Gagasan dan Fakta dalam Teks Eksposisi
Perhatikan teks berikut!
TumbangPenyebab Macet
Pohon
Derasnya hujan disertai angin kencang membuat banyak pohon
tumbang Pohon tumbang itu kerap kali menghalangi jalan raya sehingga menimbulkan kemacetan.
Pada Rabu, 12 Maret, hujan deras dan angin kencang telah menumbangkan sebuah pohon di depan sekolah Al Azhar Pohon besar tersebut tepatnya telah menutup jalur bus Transjakarta yang menuju
Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Untungnya, tidak ada korban jiwa atas kejadian ini Namun, bus

Transjakarta dari arah CSW menuju Bundaran Senayan terpaksa melewati jalanan umum
Ironisnya, dinas pertamanan yang bertanggung jawab atas pohon tumbang tersebut belum kunjung tiba setelah waktu yang cukup lama.
Pohon tumbang itu menghalangi jalan raya sehingga jalanan ramai oleh
kendaraan-kendaraan yang saling berebut jalur dan menyebabkan kemacetan
Carilahfaktadan argumentasidalamteks diatas
Setelah menemukan fakta dan argumentasi jawablah pertanyaan berikut
1. Apa yang dimaksud dengan teks eksposisi?
2. Bagaimana ciri-ciri teks eksposisi?
3. Mengapa debat digolongkan ke dalam teks eksposisi?

4. Apa saja unsur-unsur utama teks eksposisi?
5. Apa fungsi fakta dalam teks eksposisi?
Klasifikasikan kaidah bahasa pada teks diatas!
Kegiatan 2
1. Bacalah sebuah teks eksposisi lain, baik dari media cetak maupun dari internet.
2. Catatlah judul, penulis, dan sumber teks tersebut.

3. Tunjukkan bagian-bagiannya yang meliputi tesis, rangkaian argumen, serta penegasan ulang teks itu.
4. Sajikan laporan kegiatanmu itu seperti format berikut.
Judul teks : ….
Penulis : ….
Sumber : ….
Bagian-bagian Teks Kutipan
a. Tesis
b. Rangkaian argumen
c. Penegasan ulang
Teks harus berbeda satu sama lain
Indahnya Berpuisi
Tujuan

Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan
mampu : Mengartikan puisi dan merinci unsur-unsurnya dari kegiatan membaca dan mendengarkan.

Doa Sehelai Daun Kering
Oleh: MH Ainun Nadjib (Cak Nun)
Janganku suaraku, ya 'Aziz
Sedangkan firmanMupun diabaikan
Jangankan ucapanku, ya Qawiy
Sedangkan ayatMupun disepelekan
Jangankan cintaku, ya Dzul Quwwah
Sedangkan kasih sayangMupun dibuang
Jangankan sapaanku, ya Matin
Sedangkan solusi tawaranMupun diremehkan
Betapa naifnya harapanku untuk diterima oleh mereka
Sedangkan jasa penciptaanMupun dihapus
Betapa lucunya dambaanku untuk didengarkan oleh mereka
Sedangkan kitabMu diingkari oleh seribu peradaban
Betapa tidak wajar aku merasa berhak untuk mereka hormati
Sedangkan rahman rahimMu diingat hanya sangat sesekali
Betapa tak masuk akal keinginanku untuk tak mereka sakiti
Sedangkan kekasihMu Muhammad dilempar batu
Sedangkan IbrahimMu dibakar
Sedangkan YunusMu dicampakkan ke laut
Sedangkan NuhMu dibiarkan kesepian
Akan tetapi wahai Qadir Muqtadir
Wahai Jabbar Mutakabbir
Engkau Maha Agung dan aku kerdil
Engkau Maha Dahsyat dan aku picisan
Engkau Maha Kuat dan aku lemah
Engkau Maha Kaya dan aku papa
Engkau Maha Suci dan aku kumuh
Engkau Maha Tinggi dan aku rendah serendah-rendahnya
Akan tetapi wahai Qahir wahai Qahhar
Rasul kekasihMu maíshum dan aku bergelimang hawaí
Nabi utusanmu terpelihara sedangkan aku terjerembab-jerembab
Wahai Mannan wahai Karim
Wahai Fattah wahai Halim
Aku setitik debu namun bersujud kepadaMu
Aku sehelai daun kering namun bertasbih kepadaMu
Aku budak yang kesepian namun yakin pada kasih sayang dan pembelaanMu
Dari Puisi diatas, Apa yang dimaksud puisi?
Unsur apa yang terdapat pada puisi?
Sebutkan Ciri-ciri puisi...
Kegiatan 2
Amati sekitar lingkungan sekolah, Buatlah puisi dengan tema lingkungan sekolah

Amati sekitar lingkungan sekolah, Buatlah puisi rakyat, syair,ode dengan tema lingkungan sekolah

Kegiatan 4
Bingkailahpuisitersebut
Ulasan Tentang Karya Ulasan Tentang Karya Ulasan Tentang Karya Kita Kita Kita

Tujuan Tujuan Tujuan
pengertian serta ciri-ciri teks ulasan berdasarkan isi dan objek ulasannya.
PerhatikanTeksBerikut
Tunjukan Struktur Teks Pada
Teks Ulasan Berikut :
Judul film : Keluarga Cemara
Tahun : 2019

Sutradara : Yandy Laurens
Film Keluarga Cemara dulunya pernah tayang saat tahun 1996.
Kemudian dikemas ulang hingga menjadi cerita yang lebih menarik. Namun dalam film kali ini tidak lupa dengan pembawaan yang klasiknya. Dalam film ini bercerita tentang sebuah keluarga bahagia.
Kemudian lambat laun Abah mengalami bangkrut karena sudah ditipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab.
Saat itulah konflik mulai terjadi. Keluarga Abah ini mulai mendapatkan ujian. Kemudian Abah memutuskan untuk pindah ke peninggalan orang tua di kampung. Lalu kehidupan mereka kini berubah sangat drastis. Abah dan Emak harus mencari pendapatan tambahan untuk mencukupi kebutuhan sehari – harinya. Tidak hanya itu, anak – anak susah untuk beradaptasi.
Pada film Keluarga Cemara dinilai sangat epik dalam menyuguhkan ceritanya. Kemudian dibagian akhir cerita mampu membuat para penonton berederai air mata. Ditambah dengan soundtrack lagu dari Bunga Citra Lestari, akan memperkuat emosional penonton.
Film Keluarga Cemara menyadarkan kita untuk selalu menjaga dan melindungi keluarga. Hal ini karena keluarga adalah tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan. Sehingga banyak pesan moral yang disampaikan oleh film ini.

Datalah Aspek Kebahasaan Teks Ulasan Film Keluarga
Bacalah Cerpen berikut, ulaslah cerpen tersebut sesuai dengan struktur Teks Ulasan
Duaratus tahun kemudian, seorang nenek berkata kepada cucunya, sambil menunjuk diriku.
“Lihatlah orang bodoh itu,” katanya, “ia berdiri terus disitu, menunggu kekasihnya sampai menjadi patung.”
Kulihat gadis disampingnya, menggandeng neneknya dengan hati-hati. Agaknya nenek itu sengaja membawa gadis manis cucunya itu kesini untuk memberinya pelajaran.
“Jangan pernah engkau sudi menunggu kekasih yang meninggalkanmu tanpa kepastian untuk kembali. Nanti engkau juga akan menjadi patung seperti dia.” Gadis itu memandangku dengan takjub. Berbeda dengan pandangan neneknya yang penuh pelecehan.
“Tapi nek, bukankah itu berarti dia sangat setia?”
“Itu bukan setia namanya. Itu bodoh.”
“Katanya kalau kita mencinai seseorang, kita harus setia kepadanya.”
Nenek itu mengalihkan pandang dariku, menatap gadis itu dengan tajam.
“Cinta itu ada dua. Yang pertama cinta buta. Yang kedua cinta pakai Otak. Yang pertama biasanya membuat kita menderita. Yang kedua biasanya membuat kita selamat.”
Lantas nenek itu menuding kepadaku.
“Cinta orang bodoh itu termasuk cinta buta. Sudi amat dia menunggu kekasihnya ditempat ini sampai menjadi patung.”
Gadis itu masih menatapku dengan takjub.
“Tapi barangkali dia bahagia nek.”
Neneknya menjawab sambil melongos, dan melangkah pergi.
“Aku tidak tahu, apakah orang yang menunggu selama dua ratus tahun masih bisa bahagia. Apalagi sampai jadi patung.”
Aku melihat mereka pergi menjauh. Aku ingin mengatakan sesuatu kepada mereka. Tapi aku memang sudah menjadi patung. Seluruh tubuhku mulai dari ujung jari kaki sampai ujung rambutku telah menjadi batu. segenap urat syaraf, darah, kulit, usus, jantung dan paru-paru, apapun dari tubuhku telah menjadi batu, sehingga akupun menjadi patung. Aku tinggal pikiranku. Menatap ke satu arah tanpa bisa menoleh. Di arah itulah, di mana selama duaratus tahun aku menatap matahari turun perlahan-perlahan ke balik gunung, aku menunggu dia muncul seperti yang dia janjikan duaratus tahun yang lalu.
“Kamu mau kemana, sayang?”
“Tunggulah disini, aku pergi cuma sebentar.”
“Ke mana?”
“sebentar.”
“Mau ngapain?”
“Aku pergi cuma sebentar, tunggulah disini, aku segera kembali setelah iblis itu mati.”
“Jadi dikau akan pergi memburu iblis, sayang?”
“Ya, aku harus membunuhnya, setelah itu aku baru bisa pacaran dengan tenang. apakah kamu akan menunggu aku sayang?”
Aku tidak menjawab, namun dia tahu aku akan menunggunya sampai mati. Aku terus menerus berdiri di tempat ini menunggu senja tiba seperti dijanjikannya.
“Aku tidak akan terlalu lama, aku akan muncul di ujung jalan itu ketika senja. Aku akan muncul ketika matahari yang jingga dan membara turun di antara dua gunung itu. Dikau akan melihatku sebagai siluet. Muncul sebagai bayang-bayang hitam berambut panjang yang berlari menujumu. Tunggulah aku disini, di luar desa ini, aku akan muncul di ujung jalan itu menenteng kepala iblis sebagai hadiah untuk perkawinan kita.”
Dia memang tahu segalanya. Hampir tiada hal yang tiada diketahuinya seperti dia tahu bahwa iblis sebetulnya tidak pernah mati. Pada saat itu pun aku tahu betapa aku akan terus menerus menunggui kedatanganya sampai mati. Namun barangkali inilah yang tidak pernah diketahuinya: ternyata aku tidak mati-mati. Aku terus menerus menunggu dari senja ke senja sampai dua ratus tahun sampai lamalama menjadi patung. aku terus menerus menanti dan mengharapkannya, siapa tahu dia muncul dari ujung jalan setapak itu sebagai siluet wanita berambut panjang yang menenteng kepala iblis.
Orang-orang desa yang lewat menuju ke sawah dengan santun selalu bertanya.
“Janjian nih?”
“Iya mang.”
“Ke mana sih dia?”
“Pergi sebentar mau membunuh iblis.”
“Aduh jang, Iblis mah kagak bisa dibunuh.”
“Biarinlah mang, sudah maunya begitu.”
“Jadi mau menunggu terus nih?”
“Iya mang, namanya juga pacar.”
Bagus Jang, tunggu saja, namanya juga pacar, katanya kapan kembali?”
“Katanya sih setelah senja tiba.”
“Senja kapan?”
“Senja setelah iblis itu dibunuh.”
Orang-orang desa dengan santun menyimpan ketawanya sampai di kejauhan, meskipun aku selalu bisa mendengarnya. Lama-lama aku terbiasa. Dan lama-lama orang-orang desa pun tidak bertanya-tanya lagi. Semua orang tahu kenapa aku berdiri di pertigaan itu, menatap terus menerus ke arah cakarawala dimana matahari senja selalu tenggelam di utara dua gunung itu, seperti lukisan anak-anak sekolah dasar.
“Kenapa orang itu?"
“Oh, dia orang yang sedang menunggu kekasihnya.”
“Memangnya kemana kekasihnya itu?”
“katanya pergi untuk membunuh iblis.”
“Jadi dia menunggu kekasihnya?”
“Iya.”
“Dan kekasihnya itu baru akan pulang setelah membunuh iblis?”
“Iya.”
“Kasihan,”
“Kok kasihan?”
“Barangkali kekasihnya sudah kawin sama orang lain.”
***
Aku terus menerus berada di sana, di pertigaan di luar desa menghadap sawah membentang seperti permadani. Kemudian tumbuh pohon beringin di pertigaan itu. Akarnya membelit-belit badanku. Aku tidak bisa berkutik karena telah menjadi patung. Tiada yang bisa kulakukan selain menunggu. Hidup tidak memberiku banyak pilihan selain mencintai dia. Aku akan terus menerus menunggu dari senja ke senja. Lagi pula aku sungguh menyukai langit senja, membayangkan dia akan muncul dari balik cakarawala di latar belakangi langit ungu dengan mega-mega yang terpencar dalam semburat cahaya jingga yang membakar.
Sudah dua ratus tahun aku menatap ke barat, sudah dua ratus tahun aku menatap senja demi senja yang gemilang dengan permainan warna dan cahaya. Menatap senja bagaikan menatap dirinya. Kubayangkan di balik cakrawala itu ia bertempur melawan iblis yang tidak akan pernah mati. Dengan pedang samurainya yang berkilat ia bagaikan menari-nari di tengah api jelmaan iblis yang berusaha membakar dan menghanguskannya. Segala hal bisa kubayangkan tentang apa saja yang mungkin terjadi dibalik cakrawala itu. Kenapa tidak? Semenjak menjadi patung, aku tinggal pikiran. Seluruh tubuhku membatu sehingga aku tidak bisa bergerak kemana-mana. Akar-akar pohon melilit tubuhku tanpa aku bisa berkutik. Pohon beringin tumbuh menjadi besar sehingga membuat tempatku berdiri mematung itu rindang. Banyak orang suka berteduh disini, menghindar dari terik panas matahari. Mereka menambatkan kuda atau kerbaunya ke tubuhku, lantas tidur di bawah pohon beringin. Mereka akan bangun setelah senja tiba.
“Hei lihat, patung itu menatap senja.”
“Ya, Kata orang-orang tua desa ini, patung itu dulunya orang betulan.”
“Orang betulan?”
“Ya, Orang betulan yang berdiri disitu, menunggu kekasihnya yang pergi untuk membunuh iblis.”
“Membunuh Iblis?”
“Iya.”
“Sedangkan sampai sekarang pun iblis tidak mati-mati.”
“Lha iya, konyol betul orang itu. Barangkali kekasihnya itupun sudah mati sekarang. Lha wong iblis masih berkeliaran.”
“Ya, begitulah, tapi orang ini pokoknya menunggu.”
“Orang itu patung ini?”
“Iya, patung ini”
“Jangan-jangan dia mendengar kita.”
Aku memang mendengarnya. Aku mendengar segalanya tumbuh. aku mendengar burung berkicau diatas kepalaku. Aku mendengar desis ular merayap diantara akar-akar yang mebelit kakiku. Aku mendengar desaku tumbuh menjadi kota, sawah-sawah berubah menjadi pasar. Dan di belakang pasar itu tumbuh gedung-gedung yang megah. Matahari senja yang turun selalu terjepit diantara gedung-gedung bertingkat itu. Jalanan setapak di depanku kini beraspal, dan diujungnya bersambung dengan jalan tol. Hanya tinggal aku dan pohon beringin yang masih tertinggal dari masa lalu. Muncul jalan kereta api entah darimana, dan dibelakang punggungku nampaknya dibangun stasiun. Aku hanya mengirangira karena aku tidak bisa menoleh. Tapi kulihat orang-orang menggendong ransel, menyeret kopor dan berjalan tergesa-gesa karena takut terlambat. Dunia telah menjadi tempat yang sangat riuh. Aku terus menerus menatap kedepan menunggu seorang wanita yang indah muncul pada suatu senja sambil menenteng kepala iblis. Kemudian para petugas dari kotapraja membuat pagar disekeliling pohon beringin itu. Mereka menancapkan sebuah papan didekat pagar bertuliskan keterangan tentang diriku. Di dalam stasiun, kios-kios koran dan majalah juga menjual buku kecil yang menceritakan riwayat hidupku. Sambil menunggu kereta api orang-orang suka melewatkan waktu memandangku. Mereka mengeja keterangan dipapan itu, atau membaca buku kecil yang dijual murah itu sambil menatap diriku. Ada yang menggeleng-gelengkan kepala, ada yang mengangkat bahu, ada yang bibirnya mencibir. Banyak juga yang senang berfoto-foto dengan latar belakang aku. Pasangan-pasangan berpelukan didepanku, minta tolong kepada orang-orang yang lewat supaya dipotret. Rombongan turis juga suka bergerombol, berfoto bersama didepanku sambil tertawa-tawa. Pemandu mereka biasa berteriak-teriak lewat corong pengeras suara.
“Inilah patung Lelaki Yang Menunggu Kekasihnya. Patung ini tidak dipahat oleh siapapun karena dia berasal dari manusia yang hidup. Duaratus tahun yang lalu ia berpisah
ditempat ini dari kekasihnya, yang pergi untuk …”
Suatu ketika kulihat gadis manis yang datang bersama neneknya itu, tapi kali ini ia datang bersama seorang lelaki yang nampaknya juga akan berpergian naik kereta api.
“Lihatlah patung ini, ” ujar lelaki itu, “Dia orang yang menunggu kekasihnya sampai jadi patung.”
“Aku tahu,” kata gadis itu, “nenekku yang cerita.”
“Kamu bisa seperti dia?”
“Maksudmu?”
“Bisa menunggu aku sampai aku kembali?”
“Aku selalu setia padamu, kapan kamu kembali?”
“Kalau tugasku sudah selesai.”
“Apa tugasmu?”
“Membunuh Iblis.”
“Tapi iblis tidak pernah mati!”
“Aku tidak peduli. Harus selalu ada orang yang membunuh iblis, meskipun iblis tidak akan pernah mati.”Terdengar peluit kereta api. Mereka berpelukan dan berciuman. Lantas lelaki itu memasuki stasiun. Kulihat gadis itu melambai-lambaikan tangan.
Esoknya dia datang lagi. Duduk dibangku yang ada dihadapanku sambil meberi makan burung-burung dara. Sebentar-sebentar dia melihat jam tangannya.
Aku tahu, dia akan terus menunggu di bangku itu, sampai jadi patung.
Jakarta, 23 januari 1999
Berbahasa Persuasif
Menelaah saran, ajakan, arahan, dan pertimbangan atas permasalahan aktual dari teks persuasi yang kamu dengar dan baca

ManfaatJalanKaki
Masih banyak yang berasumsi bahwa jalan kaki tidak bermanfaat Padahal, olahraga yang ringan dan murah ini mengandung sejumlah manfaat baik bagi tubuh kita
Menurut sebuah studi yang dikutip dari situs Alodokter, berolahraga jalan kaki selama 30 menit ternyata mampu menurunkan risiko penyakit jantung
sebanyak 40 persen Berdasarkan data tersebut, berarti olahraga jalan kaki dapat memicu jantung untuk terus berdenyut lebih kencang, sehingga jantung pun menguat, dan sirkulasi darah pun kian meningkat
Selain itu, berjalan kaki secara teratur juga dapat menurunkan kolesterol dalam tubuh Hal ini dikarenakan berjalan kaki akan menuntut tubuh
bergerak secara konstan yang mengakibatkan lemak dan kolesterol pun akan semakin menurun
Oleh karena itu, biasakanlah berolahraga jalan kaki minimal selama 30 menit
Membiasakan olahraga secara teratur dapat membantu agar tubuh makin sehat dan terhindar dari serangan jantung serta penyakit yang disebabkan oleh kolesterol
1. Apa yang dimaksud dengan teks persuasi?
2. Hal apa saja yang membedakan teks persuasi dengan jenis teks lainnya?
3. Apa yang diharapkan penulis teks persuasi untuk pembacanya?
4. Apa fungsi fakta di dalam teks persuasi?
5. Mengapa cuplikan teks tersebut persuasif? Jelaskan!
Kegiatan 2
struktur teks persuasif
Buatlah kerangka teks persuasif tentang menjaga lingkungan sekolah, lalu kembangkan menjadi teks persuasif

Kegiatan 3
Menulis Teks Persuasif
Setelah Teks sudah selesai.
Silahkan dihias lalu
ditempel di mading sekolah setiap hari
maksimal menempel 3 karya

Drama-Drama Kehidupan
Mengenal dan mendalami unsur-unsur drama (tradisional dan modern) yang disajikan dalam bentuk pentas atau naskah.
Tujuan1. Drama apakah yang pernah kamu tonton?



2. Apa yang membuatmu tertarik dengan drama?

Kegiatan 1

Carilah naskah drama Ayahku Pulang
Karya Ismail Marzuki
Dari naskah tersebut analisislah sesuai dengan unsur-unsur drama secara lengkap
Setelah membaca teks drama, sebutkan perbedaan antara sandiwara, lakon, tonil, tablo, sendratari
Analisislahberdasarkanstruktur besertabuktinyadarinaskah

AyahkuPulang

Kembangkan Kegemaran Membaca
Tujuan
Menggali dan menemukan informasi
dari buku fiksi dan nonfiksi yang kamu baca.
Carilah satu buku fiksi, satu buku non fiksi

Sebutkan alasan mengapa
memilih buku tersebut
untuk dibaca. Lalu ceritakan kembali isi buku yang telah
dibaca, baik fiksi maupun non fiksi