FG 1 LTK UTS (E-boklet MPKT FG 1 Kelas 11 FMIPA)

FG 1 MPKT KELAS 11 FMIPA UI

E-BOOKLET VERSI 1.0 | APRIL 2022

Azhari Ramadhani Asyifa Alfiyanti (2106725596) (2106637044)

Zakiya Rozqi Auliya' (2106723741) 2

Naufal Rizky R. Jauza Denya T. (2106705625) (2106725961)

Riski Fajar Kamarudin Naeela Mareta Ayudhia (2106724776) (2106652631)

Halaman Judul 1 Anggota Kelompok 2 Daftar Isi 3

4 Pendahuluan Jati Diriku sebagai 5 Cendekia Warga Negara Indonesia 1 2 yang Setia pada Pancasila Warga Negara Indonesia 1 8 yang Baik dan Antikorupsi Menjadi Generasi Muda 2 4 yang Pandai Berwirausaha Penutup 27 Referensi 28

PENDAHULUAN Berdasarkan UU Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan, pemuda merupakan penduduk usia 16-30 tahun. Dalam rentang usia tersebut, tingkat produktivitas manusia mencapai puncak tertingginya, sehingga sangat perlu untuk dimanfaatkan potensinya demi kemajuan bangsa. Pemuda merupakan harapan besar bangsa Indonesia dalam menuju Indonesia Emas 2045.

Pemuda merupakan generasi emas yang akan menjadi tonggak utama perubahan bangsa dalam mewujudkan visi misi Indonesia Emas 2045. Visi tersebut terdiri dari empat pilar, yaitu (1) Pembangunan Manusia serta Penguasaan IPTEK, (2) Pembangunan Ekonomi Berkelanjutan, (3) Pemerataan Pembangunan, serta (4) Pemantapan Ketahanan Nasional dan Tata Kelola Pemerintahan. Keempat pilar tersebut sangat membutuhkan sumber daya manusia yang unggul, berkarakter, berpemikiran maju, kreatif, inovatif, tangguh, dan mampu bersaing.

Dalam membentuk generasi emas Indonesia, diperlukan pembentukan jati diri seorang cendekia untuk membentuk kemampuan intelektual para pemuda. Para pemuda juga sangat perlu untuk memperdalam wawasan kebangsaan Indonesia untuk memupuk jiwa nasionalisme. Selain itu, juga diperlukan pengetahuan terkait peran sebagai warga negara Indonesia, agar terbentuk karakter warga negara yang antikorupsi dan aktif membawa nama baik bangsa dalam dunia Internasional. Serta, para pemuda harus menanamkan jiwa wirausahawan agar mampu mengembangkan potensi negara Indonesia.

4

JATI DIRIKU SEBAGAI CENDEKIA 5

SUBPOKOK BAHASAN

KARAKTER

Karakter erat kaitannya dengan bagaimana seseorang berperilaku di masyarakat.

Bung Hatta (dalam Takwin, 2012) menekankan pentingnya pembentukan karakter bersama dengan pembangunan rasa kebangsaan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan.

NILAI-NILAI UI

UI mempunyai sembilan nilai, yaitu kejujuran, keadilan, keterpercayaan, kemartabatan dan/atau penghormatan, tanggung jawab dan akuntabilitas, kebersamaan, keterbukaan, kebebasan akademik dan otonomi keilmuan, dan kepatuhan pada aturan, prosedur, dan panduan-panduan UI, serta panduan lainnya.

Nilai-nilai ini dapat menjadi bagian dari pembentukan karakter dan juga turut berperan dalam membentuk jati diri seorang cendekia.

FILSAFAT

Ilmu filsafat sebagai ilmu untuk berpikir dengan mengkaji hal fundamental yang tanpa disadari terjadi di sekitar kita (Persson, 2018). Untuk memahami ilmu ini diperlukan dasar kemampuan berpikir kritis dan penalaran filosofis. Dengan mempelajari filsafat, kita dilatih untuk memahami permasalahan dari pendekatan maupun teori.

LOGIKA

Logika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘logos’ yang memiliki arti seperti ucapan, kata, pengertian, pikiran, dan ilmu pengetahuan (Luce, 1958). Logika juga dapat dikatakan sebagai keterampilan untuk dapat memahami proses berpikir dan bernalar secara tepat.

ETIKA

Etika merupakan salah satu cabang filsafat (aksiologi) yang memfokuskan pada nilai (value) dan moral manusia yang berkaitan dengan perilaku manusia. Kaidah etika juga diharapkan dapat dijadikan petunjuk dalam bertindak dan berperilaku.

6

KETERKAITAN SUBPOKOK BAHASAN DENGAN JATI DIRIKU SEBAGAI CENDEKIA

Seorang cendekia identik dengan seseorang yang memiliki kecerdasan berpikir. Namun, kecerdasan secara intelektual saja tidak cukup untuk beradaptasi di zaman ini, diperlukan juga kecerdasan secara emosional. Jati diri sebagai seorang cendekia dapat dikembangkan melalui kelima subpokok bahasan yang sedang dibahas.

Membangun jati diri sebagai cendekia dapat dimulai dengan menguatkan kecerdasan intelektual, yaitu dengan berpikir kritis seperti cara pikir filsafat dengan tetap menggunakan logika berpikir yang tepat. Kemudian untuk membentuk kecerdasan emosional dapat dibangun dengan memban karakter yang baik, menerapkan nilai-nilai UI, dan selalu beretika baik dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima subpokok bahasan yang ada dapat menjadi panduan dalam berpikir, bersikap, dan bertindak. Apabila kelima subpokok ini berhasil diterapkan secara maksimal dalam kehidupan sehari-hari, maka akan tercerminlah jati diri seorang cendekiawan. Terlebih pula sebagai seorang mahasiswa yang merupakan calon penerus bangsa, hendaklah dapat mulai menumbuhkan jati diri seorang cendekia.

7

1. PENGARUH LINGKUNGAN MASA KANAK-KANAK TERHADAP KARAKTER SAAT DEWASA

Pendidikan karakter sudah sepatutnya diberikan sejak dini untuk membentuk individu yang berbudi luhur. Namun, seringkali dijumpai individu yang tidak mencerminkan karakter yang baik. Hal tersebut dapat disebabkan karena adanya faktor lingkungan pada masa kanak-kanak yang kurang baik selama masa pertumbuhannya. Oleh karena itu, peran orang tua dan orang yang mengasuh anak sangat penting dalam membangun karakter manusia sejak dini.

2. MEMBANGUN DAYA BERPIKIR FILSAFAT UNTUK MAHASISWA

Sebagai seorang mahasiswa, kita diharapkan memiliki kecerdasan intelektual, yang dapat dibentuk dengan berpikir filsafat. Refleksi rasional yang dimaksud merupakan perenungan ilmiah yang hanya berdasarkan pada rasio dan penalaran. Teknik berpikir filsafat ini tidaklah hanya dapat digunakan dalam dunia akademik, tetapi juga dapat diterapkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Teknik berpikir filsafat ini dapat kita terapkan untuk membuka pemikiran kita dalam melihat fenomenafenomena yang terjadi di sekitar kita dan membantu mencari solusi akan permasalahan yang ada di negara kita.

8

3. KURANGNYA UTILISASI LOGIKA PADA PROSES PENENTUAN KEPUTUSAN PADA GEN Z

Logika merupakan alat berpikir secara rasional dan kritis pengambil keputusan paling dasar yang ada pada diri manusia. Pemikiran rasional adalah pemikiran untuk menganalisis informasi dan data yang berhubungan dengan permasalahan yang kita punya untuk dapat mendapatkan konklusi yang membantu dalam pengambilan keputusan. Dasardasar logika tersebut akan sangat berguna pada semua aspek hidup manusia seperti dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti halnya kita dapat dengan mudah menyadari suatu permasalahan yang muncul dan dapat mengambil keputusan yang tepat mengenai solusi penyelesaiannya.

4. ETIKA BERSOSIAL MEDIA BAGI GENERASI MUDA

Etika merupakan salah satu cabang filsafat dengan fokusnya pada nilai dan moral manusia yang berhubungan dengan setiap tindakannya. Pada zaman di mana teknologi komunikasi semakin canggih, kita dapat melihat banyak pengguna sosial media yang bertindak tanpa memedulikan etika. Hal ini salah satunya dapat terjadi karena sosial media dapat menyembunyikan identitas pengguna, membuat penggunanya merasa lebih bebas bertindak.

9

REFLEKSI

Sebagai mahasiswa Universitas Indonesia hendaknya mulai berbenah diri agar dapat memiliki jati diri cendekia yang terpelajar. Seluruh pokok bahasan yang telah dibahas merupakan bagian penting dari karakter seorang cendekia.

Seorang cendekia hanyalah orang yang sombong akan ilmunya jika tidak memiliki karakter dan etika; seorang cendekia hanyalah merupakan perpustakaan berjalan jika tidak dapat menggunakan logikanya; seorang cendekia memerlukan filsafat agar dapat memiliki sudut pandang lain terhadap ilmunya; dan sebagai seorang cendekia di lingkungan UI maka kita harus mengikuti nilai-nilai yang ada.

10

11

WARGA NEGARA INDONESIA YANG SETIA PADA PANCASILA 12

PANCASILA

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Menjadi bagian dari warga negara Indonesia, tentu kita harus mengenal kelima sila Pancasila dan mengimplementasikannya ke dalam setiap bidang negara dan juga dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kebangsaan penting untuk dipelajari sehingga dapat terbentuklah jati diri warga negara yang setia kepada Pancasila.

13

POIN- POIN PENTING IMPLEMETASI NILAI-NILAI PANCASILA PANCASILA SEBAGAI PANDANGAN HIDUP DAN FONDASI PERILAKU BANGSA Sebagai norma dasar yang berasal dari nilai-nilai luhur budaya bangsa, Pancasila merupakan pedoman hidup bangsa Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila harus diimplementasikan dalam kehidupan seluruh rakyat Indonesia.

Nilai-nilai Pancasila juga merupakan fondasi dari pembentukan karakter bangsa Indonesia dan diharapkan dapat menjadi pedoman dalam berperilaku.

Nilai di dalam Pancasila tidak terpisahkan satu sama lain sehingga tiap nilai menguatkan pemahaman satu sama lain dan saling berhubungan.

PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN BANGSA INDONESIA SEBAGAI WARGA GLOBAL Sebagai warga dunia, bangsa Indonesia diharapkan dapat turut mengambil perannya dalam perkembangan dunia.

14

Selain itu, bangsa Indonesia diharapkan dapat menghadapi pengaruh globalisasi dengan memperkuat identitas nasional bangsa Indonesia dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara serta dalam hubungannya dengan bangsa lain secara regional, nasional, dan internasional (Hariyanti, 2020).

KETERKAITAN ANTARA SUBPOKOK BAHASAN DENGAN 'JATI DIRIKU SEBAGAI WNI YANG SETIA PADA PANCASILA'

Jati diri sebagai WNI yang setia pada Pancasila adalah penerapan dan pembudayaan Pancasila itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari kita baik bernegara maupun bermasyarakat. Nilai-nilai dasar inilah yang menjadi corak hidup budaya bangsa Indonesia. Nilai ini juga menjadi hal utama yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia berbangsa dan bernegara serta dalam interaksi dengan negara lain secara Internasional. Hal ini wajib dimiliki dan dipelajari bangsa Indonesia dengan tujuan menciptakan kehidupan berbangsa dan bermasyarakat dalam kebhinekaan sehingga tercapai kedamaian dan ketenteraman.

15

1. PENTINGNYA IMPLEMENTASI NILAI PANCASILA PADA GEN Z DI ERA SOCIETY 5.0

Menurut Seymour (2019), Gen Z merupakan generasi dalam kelompok masyarakat yang lahir pada saat revolusi kemajuan teknologi yang pesat sudah terjadi. Gen Z diuntungkan dengan kepemilikan akses instan pada teknologi yang luas dan menjadi generasi yang paling aktif dalam era Society 5.0 yang terjadi saat ini. Perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat sikap nasionalisme pada generasi muda semakin luntur seiring dengan berjalannya waktu. Hal tersebut berimbas pada krisis identitas bangsa yang dialami generasi muda sebagai bangsa Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya pendidikan yang memberikan penerapan sikap yang dinamis sesuai dengan kebutuhan zaman agar senantiasa dapat menjaga nilai-nilai Pancasila tetap tertanam dalam sanubari generasi penerus bangsa.

2. MENJAGA KEUTUHAN NEGARA DARI BERBAGAI AJARAN RADIKALISME

16

Salah satu manifestasi dari sektarianisme sebagai salah satu ancaman yang muncul karena keberagaman di Indonesia adalah adanya sikap tidak ingin menghargai budaya atau kepercayaan lain yang dianut dirinya yang akhirnya dapat mengantarkan kepada perilaku radikal (Cahyono, 2019). Radikalisme tersebut merupakan tindakan yang dapat menghancurkan nilai persatuan bangsa yang dibentuk oleh ideologi bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kehadiran Pancasila sangat penting sebagai dasar pemersatu kebhinekaan bangsa Indonesia.

REFLEKSI TERHADAP 'JATI DIRIKU SEBAGAI WNI YANG SETIA PADA PANCASILA' Memaknai ideologi Pancasila kita tidak boleh setengah-setengah. Pancasila adalah rumusan dari bapak- bapak pendiri bangsa – founding fathers- kita dan merupakan warisan kita dalam kehidupan bernegara.

Pancasila menjadi perekat di antara perbedaan suku, bahasa, agama dan keyakinan yang begitu beragam dan menyatu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia Kini penting diingatkan lagi bahwa menjiwai Pancasila itu tidak boleh setengah hati. Karena biar bagaimana pun, kelima silanya terangkum menjadi satu kesatuan nilai.

Menjadi tantangan aktual bagi kita semua untuk menghidupkan Pancasila dalam jiwa setiap kita, agar tidak hanya menjadi teks mati di atas kertas atau lembaran menempel di dinding.

17

WARGA NEGARA INDONESIA YANG BAIK DAN ANTIKORUPSI

18

MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

KEWARGANEGARAAN

Kewarganegaraan dapat didefinisikan sebagai identitas yang berasal dari pengakuan dari pemerintahan negara terkait sebagai warga negara.

WARGA NEGARA

Adapun warga negara merupakan setiap inidividu yang disahkan sebagai warga negara oleh undang-undang negara.

HAK WARGA NEGARA

Hak warga negara merupakan suatu hal yang sudah dimiliki oleh setiap individu sejak lahir dan dibawa dalam kehidupan bermasyarakt. Negara memiliki kewajiban untuk menjamin serta melindungi hak-hak warganegara sesuai dengan peraturan yang berlaku di negara Indonesia.

KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Kewajiban warga negara yang tercantum dalam UUD NRI diantaranya, menjunjung hukum dan pemerintahan, pembelaan negara, serta menjaga pertahanan dan keamanan negara. Pelaksanaan hak dan kewajiban harus dibarengi agar keduanya seimbang.

19

Salah satu dampak negatif globalisasi dapat berupa bertambahnya konflik antarnegara ataupun internal yang disebabkan oleh kemudahan akses informasi yang menyebabkan pertentangan antarnegara Hal di atas dapat dicegah oleh diri masing-masing dengan bijak dalam menyaring informasi yang sekiranya kurang bermanfaat.

Untuk mengamankan posisi dalam persaingan di dunia global, strategi yang dapat dilakukan adalah dengan dengan melakukan kerja sama melalui pembentukan kesatuan negara regional yang diharapkan dapat meningkatkan ketahanan nasional tiap negara anggota.

20

Lopa (1997) dalam Suhendi (2015) menyebutkan bahwa faktor yang menyebabkan seseorang melakukan tindak korupsi didorong dari kondisi ekonomi untuk mempertahankan hidup yang berlanjut untuk hidup dalam kemewahan.

Tindak pidana korupsi ini memberi dampak di beberapa bidang, diantaranya : a. merusak tatanan demokrasi b. merugikan perekonomian negara c. mengurangi pemenuhan hak warga negara Maka, untuk mencegah terjadi nya korupsi diperlukan kesadaran seluruh komponen masyarakat Indonesia

Sebagai warga negara Indonesia yang baik kita perlu menyadari bahwa korupsi memberi dampak buruk bagi negara termasuk bagi diri kita sendiri maka, perlu adanya kesadaran dari diri sendiri untuk tidak berbuat kecurangan, tidak melebihkan takaran, selalu bersikap adil, belajar merasa cukup, dan tidak menyalahgunakan kewenangan maupun tidak mengambil hak orang lain.

21

Tindak korupsi seolah-olah sudah mengakar dan menjadi hal yang lumrah bagi kehidupan kita seharihari. Jika hal ini tetap dibiarkan, bukan tidak mungkin cepat atau lambat korupsi akan memakan habis bangsa ini. Dengan demikian, kita diharapkan dapat memerangi dan memberantas korupsi tanpa membenarkan segala bentuk perilaku tersebut.

Sebagai mahasiswa, kita juga diharapkan dapat menjadi pelopor dalam kegiatan anti korupsi dengan menanamkan idealisme yang dibangun dengan dasar intelektual sehingga dapat bersumbangsih dalam aspirasi kebijakan yang berpotensi untuk terjadinya tindakan korupsi (Suryani, 2013).

22

REFLEKSI

Untuk menjadi warga negara Indonesia yang baik, kita dapat dapat memulainya dengan cerdas secara intelektual maupun spiritual dalam menerapkan peraturan yang sudah diatur di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, kita diharapkan dapat menyeimbangkan antara hak dan kewajiban, menghindari tindakan korupsi, ikut berpartisipasi membawa nama Indonesia pada dunia internasional dengan berlandaskan politik bebas aktif, dan seraya menyaring setiap arus globalisasi yang masuk ke Indonesia. Dengan menerapkan hal-hal tersebut, diharapkan warga negara dapat berpartisipasi memajukan bangsa dalam kehidupan bermasyarakat baik di tingkat nasional maupun internasional.

23

MENJADI GENERASI MUDA YANG PANDAI BERWIRAUSAHA

24

KEWIRAUSAHAAN

Kewirausahaan identik dengan bagaimana seseorang dapat melihat peluang untuk mengembangkan sirkulasi ekonomis yang dapat menguntungkan.

Sejalan dengan hal ini, Bapak Sandiaga Uno (2021) mengatakan bahwa dalam mengembangkan usaha, kerja keras dan mentalitas jiwa wirausaha sangat dibutuhkan dalam mengejar kesuksesan.

Tidak hanya itu, untuk dapat menjadi wirausahawan yang baik, seseorang harus memiliki sifat-sifat seperti berani mengambil risiko, dapat melihat peluang, memiliki tekad yang kuat, tekun, dan memiliki jiwa kepemimpinan agar dapat berkolaborasi dan bekerjasama.

25

IDE BISNIS

Saat ini teknologi komunikasi sudah berkembang pesat hingga mampu meniadakan batas dalam berkomunikasi. Kemudahan dalam berkomunikasi sangat mendukung untuk diciptakannya bisnis-bisnis berbasis teknologi.

Hal ini menjadi motivasi kami untuk membuat rencana bisnis CeritainYuk! CeritainYuk! merupakan platform kesehatan mental yang menyediakan jasa ruang bercerita dan konsultasi dengan psikolog. CeritainYuk! diharapkan mampu meningkatkan Indeks Kebahagiaan masyarakat Indonesia dan mengurangi jumlah angka bunuh diri di Indonesia.

26

PENUTUP

Indonesia Emas 2045 hanya dapat diwujudkan jika sejak saat ini kita mulai bergerak untuk menjadi generasi emas yang diharapkan bangsa Indonesia. Sebagai seorang mahasiswa, untuk menjadi generasi emas sangatlah mudah. Kita dapat memulainya dengan membiasakan beretika dan berkarakter yang baik, mampu berpikir kritis layaknya teknik berpikir filsafat dan mengikuti kaidah logika. Dalam kehidupan kewarganegaraan, kita dapat hidup bermasyarakat sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, mengetahui peran sebagai warga negara, dan aktif dalam membawa nama baik Indonesia di dunia internasional. Dengan demikian kita dapat mengenali potensi bangsa dan memanfaatkannya untuk meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.

27

REFERENSI Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2019). Ringkasan Eksekutif Visi Indonesia 2045.

Diakses dari https://old.bappenas.go.id/files/Visi%20Indonesia%202045/Ringkasa n%20Eksekutif%20Visi%20Indonesia%202045_Final.pdf Badan Pusat Statistik. (2002, Januari 19). Indeks Kebahagiaan 2021.https://www.bps.go.id/publication/2021/12/27/ba1b0f0377056 9b5ac3ef58 e/indeks-kebahagiaan-2021.html Cahyono, D. (2019). Peran Pancasila Dalam Menangkal Radikalisme Agama Di Indonesia.

Center for Open Science. http://dx.doi.org/10.31219/osf.io/qr7pe Fatimah, Siti & Dinie Anggraeni Dewi. (2021). Pengimplementasian Nilai-Nilai Pancasila Dalam Membangun Karakter Jati Diri Anak Bangsa. Antropocene: Jurnal Penelitian Ilmu Humaniora, Vol. 1 (5), 1-7.

Hariyanti, T. (2020).

Pancasila as The Cultural Traits for Indonesian National Religious Identity in The Era of Globalization. EduLite: Journal of English Education, Literature and Culture, 5(2), 359. https://doi.org/10.30659/e.5.2.359-36 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2018). Generasi Emas 2045.

Diakses dari https://paska.kemdikbud.go.id/wpcontent/uploads/2018/08/170822-V.2-Generasi-Emas-2045-.pdf

28

REFERENSI Lopa, B. (1997). Masalah Korupsi dan pemecahannya. Jakarta: Kipas Putih Aksara.

Persson, I. (2018). The Fundamental Problem of Philosophy: Its Point. Journal of Practical Ethics, 6(1).

Seymour, E. (2019). Gen Z: Born to Be Digital. Student Union: VOA News Sobur, H.A Kadir. (2015). Logika dan Penalaran dalam Perspektif Ilmu Pengetahuan. TAJDID, 14(2), 389-403.

Suhendi, C., & Zaenuddin, Z. (2016). Analisis Survey Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tindak Pidana Korupsi Aparat Pemerintah Daerah Dan Pencegahannya Di Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Akuntansi Indonesia, 4(1), 51. https://doi.org/10.30659/jai.4.1.51-65 Suryani, I. (2015). Penanaman Nilai-nilai Anti Korupsi di Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi sebagai Upaya Preventif Pencegahan Korupsi. dalam Jurnal Visi Komunikasi, 14(02), 285- 301.

Takwin, Prasetyawati, dkk. (2017). Buku Ajar MPKT A. Depok: Penerbit Universitas Indonesia.

29

FG 1 MPKT KELAS 11 FMIPA UI

Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya.

Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia.

- Ir. Soekarno -

E-BOOKLET VERSI 1.0 | APRIL 2022