MAJALAH KARTINI 2009

KARTINI MAJALAH WANITA

New Look!

Edisi Khusus 2009 RP.22.800-

100 WANITA TERINSPIRATIF

DAFTAR ISI. 01

Debat Seru & Jenaka 5 Anggota Tim Panelis 100 Wanita Terinspiratif 2009

05

Dra Hj Rustiningsih, M.Si

06

Sri Mulyani Kapten Wara Sri Kustinah

08

Brigjen TNI (K) Hermawati Retno Lestari Priansari Marsudi

09

Perjuangan Wanita Dari Masa Ke Masa

11

Rieke Dyah Pitaloka

13

Warna Baru Dari Wulan Tilaar

17

Diana Agustadi Sasongko

19

Nani Zulminarni Bersama PEKKA Membantu Para Janda

20

Sumninah Pahlawan Buruh Batik Perempuan Di Klaten

21 23 24

Helvy Tiana Rosa, S.S., M.Hum Dewiq Menciptakan Lagu Dari Curhatan Bunga Citra Lestari Gita Gutawa Yang Muda Yang Berkarya

25

Pingkan Mandagi

27

Angelina Jolie

29

5 Srikandi “Kelompok Sahita” Ika Butoni Siti Hatijah

31

Ardista Dwiasri

33

Tuti N.Roosdiono

34

Mira Lesmana

36

Rayya Makarim

35

Memiliki Power Untuk Berkreasi

Debat Seru & Jenaka 5 Anggota Tim Panelis 100 Wanita Terinspiratif 2009

Ruang Syailendra, Hotal Dharmawangsa, Jakarta Selatan sore itu berubah menjadi riuh berkat debat seru yang diiringi tawa jenaka tim panelis 100 wanita terinspiratif yang di selenggarakan MAJALAH KARTINI. Memang bukan hal mudah menyeleksi wanita yang layak mendapat kriteria itu. Namun akhirnya, proses penyeleksian itu berhasil menggulirkan 100 nama yang diharapkan menginspirasi kita semua.

1

Seperti tahun lalu, MajalahKARTINI memilih 100 wanita terinspiratif. Kami pun menerbitkan kembali edisi khusus serupa. Untuk tahun ini KARTINI kembali menggali ‘mutiara-mutiara’ tak ternilai, yaitu srikandi Indonesia yang mengukir prestasi di bidangnya masing-masing. Untuk itulah, di sore yang cerah itu lima anggota tim panelis, yaitu Linda Agum Gumelar, Mien R Uno, Seto Mulyadi, Imam B Prasodjo dan Endang Werdiningsih, Wakil Pemimpin Redaksi Majalah KARTINI berkumpul. Sesi pertama diawali dengan menyamakan kriteria seleksi yang disepakati seperti apa figur yang inspiratif. la seorang pionir di bidangnya? Ataukah ia yang berhasil memberdaya kan dirinya, dari nobody menjadi somebody? Ataukah ia yang tak hanya memajukan diri sendiri, tetapi mengajak orang di sekitarnya untuk beroleh hidup berkualitas?

Imam Prasodjo, sosiolog tamatan Brown University, Rhode Island, AS ini mengajukan parameter penilaian: obyektivitas figur (ragam aktivitas, jabatan), lalu subyektivitas (nilai-nilai moral yang layak diteladani), kemudian besar kontribusi yang ]]diberikan figur tersebut secara kuantitatif maupun kualitatif. Anggota panelis menyepakatinya. Begitu Melly Trirahmi, Redaktur Pelaksana Majalah KARTI NI memaparkan slides para kandidat, wah, seru! Diskusi berjalan cukup hangat, masingmasing melontarkan pendapat. Meski begitu, sesekali gelak tawamengiringi debat dan diskusi. Hasilnya, 100 nama wanita istimewa mengisi 9 kategori: PEMERINTAHAN, POLITIK, USAHA, SOSIAL, PROFESI, ILMU PENGETAHUAN, LINGKUNGAN, SENI BUDAYA & KREATIF, serta OLAHRAGA yang menguatkan pilihan pembaca. (*)

WALI KOTA WANITA PERTAMA DI IBU KOTA

Terlahir sebagai puteri ketiga dari sepuluh bersaudara pasangan (Purn) Kolonel Purn H.D. Moerdjani dan Hj. Ni’mah ini, Sylviana Murni menganggap religiusitas sangat penting dalam kehidupan keluarga. Mendapat didikan langsung dari orang tua yang TNI, ia tumbuh menjadi wanita asli Betawi yang disiplin dan kritis. la berpendapat, apa yang dicapainya dalam karier tidak terlepas dari kegemarannya berorganisasi Bahkan, mantan None Jakarta 1981 ini mengatakan, kegiatan berorganisasi sebagai the first university daripada pendidikan formal seperti, sekolah dan kampus. Prinsip inilah yang membuatnya hingga kini mempunyai segudang jabatan organisasi di luar jabatannya sebagai Wali Kota.

AKTIF BERORGANISASI Sekadar diketahui, sejak SMP, Sylviana sudah menjadi pengurus Karang Taruna di kampungnya, Kelurahan Pisangan Timur, Jakarta Timur, hingga 1975.

Kemudian menjadi Sekretaris OSIS SMAN XII, Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Jayabaya (19771979), Kabid Ekstern Kohati HMI Cabang Jakarta (1978), Waka Kohati PB HMI (1981), Kabid Organisasi Himpunan Wanita Karya Jakarta Timur (1983-1984), Sekretaris Generasi Muda Kosgoro DKI (1987-1992), Sekretaris Bamus Betawi (1988-2001), Sekretaris Umum Persatuan Wanita Betawi (PWB) pada 1988-1993. Bahkan, posisi Ketua Peranan Wanita Iwarda sejak 1990 masih dijabatnya hingga kini.

Termasuk, menjabat Ketua II Bidang Hubungan Kerja sama antar Lembaga Bamus Betawi (2001-2005) dan Wakil Ketua III Pengda PMI DKI (2001-sekarang). Lulus kuliah, ia masih melanjutkan aktivitas di berbagai organisasi, baik organisasi budaya di antaranya, organisasi kebetawian, wanita dan sosial seperti penanggulangannarkoba, GNOTA, Kowani, dan masih banyak lagi. “Organisasi sudah menjadi bagian dari hidup saya,” imbuh wanita kelahiran Jakarta, 11 Oktober 1958 ini.

Dr Hj Sylviana Murni SH, MSi Ibu dua anak ini juga memiliki kesadaran gender yang tinggi. Ini

terbukti dari semangatnya mendirikan organisasi baru yang lebih kental dengan unsur ke Betawian pada 1984. Bersama beberapa tokoh wanita Betawi di antaranya, Sylviana dan Nini Bowo memben tuk Persatuan Wanita Betawi (PWB) pada 21 April 1984 yang sekarang diketual Ny Hj Poppy Suryani Petra Lumbun. Kiprah PWB lanjutnya, turut sebagai anggota Badan Kerja sama Organisasi yang diakui di tingkat nasional.nisasi-organisasi Wanita (BKOW) sebagai lembaga perempuan Awal kariernya dimulai saat Sylviana menjadi Pegawai Negeri Sipil di Pemprov DKI Jakarta sejak 1985 sebagai staf penatar BP-7 DKI (1985-1987), staf Biro Bina Mental (Bintal) pada 1987-1989, Kasubag Pendidikan Luar Sekolah Biro Bintal (1989-1991), Kasubag Seni Budaya Biro Bintal (1991-1995),

2

Selama kariernya ia mempunyai pengalaman tak terlupakan ketika menerima tantangan dan kepercayaan sebagai anggota DPRD. Kesempatan ini datang menjelang Reformasi 1998, Sylviana sempat cuti di luar tanggungan negara karena terpilih menjadi anggota DPRD DKI Periode 19971999. Ketika terbit peraturan pemerintah (PP) yang mengharuskan PNS tidak memihak atau netral dari partai politik, ia memilih kembali menjadi PNS. Itu dilakukannya dengan dua pertimbangan.

“Pertama, karena memang saya berasal dari PNS. Kedua, saya merasa bukan politisi tapi lebih sebagai organisatoris,” ceritanya. Akibat keputusan itu, sebelum terdaftar lagi sebagai PNS, Sylviana sempat dua bulan menganggur. Karena berdasarkan ketentuan yang berlaku, setelah berhenti menjadi anggota dewan tidak bisa langsung kembali ke posisi yang lama di PNS, di mana sebagai pegawai negeri waktu itu ia sudah mencapai tingkat Eselon IV.

3

BUKAN POLITISI, TAPI ORGANISASI “Kebetulan karena kebijakan restrukturisasi, ada pejabat dari unsur TNI yang dikembalikan ke kesatuannya. Saya akhirnya ditarik ke Biro Dinas Sosial dan ditetapkan menjadi kepala pada 1999. Itu terjadi setelah dua bulan saya lepas dari anggota dewan, imbuhnya.

Sylviana bersyukur, saat menjadi anggota dewan dari Fraksi Golkar dirinya pernah menjadi ketua Tim Pemrakarsa Peraturan Daerah (Perda) tentang pemanfaatan lahan untuk pembangunan. Namun karena satu dan lain hal, prakarsa pembuatan Perda itu pun tidak berlanjut.

MEJA DEMOKRASI KELUARGA Sejak menjabat sebagai Wali Kota Jakarta Pusat, kesibukannya semakin padat. Namun, ia tidak pernah kehilangan cara untuk berkomunikasi dengan keluarga. Sebagai istri sekaligus ibu ia mempunyai cara sendiri agar komunikasi keluarga tetap berjalan dengan baik.“Waktu kecil, bapak saya punya meja makan besar untuk anggota keluarga kami yang berjumlah sepuluh orang. Meja tersebut bukan sekadar tempat makan, tapi juga sarana untuk berkomunikasi antara anak dan orang tua. Di situlah kami boleh protes kepada orang tua,” kenangnya.

Lantaran meja itu sering dijadikan tempat untuk mengeluarkan unek-unek akhirnya diberi julukan meja demokrasi. “Kalau sudah tidak duduk di depan meja itu, berarti kami sudah tak bisa lagi protes. Di Iuar acara makan, kami tetap harus patuh dan hormat kepada orang tua” imbuh Sylviana.

Didikan orang tuanya itu begitu membekas di hatinya hingga dewasa. Setelah menikah ia juga menerapkan hal yang sama kepada anak-anaknya. Meski sibuk, dalam sehari sylviana selalu meluangkan waktu berkumpul bersama keluarga di meja demokrasi tersebut.

Dua anaknya, Shandy Aditya, BiB dan Monica Andalusia diberi kebebasan berpendapat, mengkritik atau memprotes orang tuanya. Sylvia merasa beruntung, karena sang suami, H. Gde Sardjana, Dipl. Ing, SE. M.M. sangat mendukung penerapan meja demokrasi itu. “Saya sampai merasa bahwa suami saya seperti titisan almarhum bapak saya, kata wanita yang hobi bowling ini.

Dalam menjalani hidup dan tugasnya, Sylviana mempunyai motto 2R yaitu, regulasi dan religi. Artinya, kalau mau selamat di dunia, harus mengikuti regulasi. Kalau mau selamat di akhirat harus mengikuti nilai-nilai agama. “Saya bisa seperti ini, karena dukungan keluarga.

Makanya, sesibuk apa pun komitmen dengan keluarga harus selalu dipegang, tandasnya.

Menurutnya, kesuksesan yang sebenarnya adalah berhasil di keluarga dan masyarakat. “Dalam menjalankan tugas bukan hanya milik keluarga, tapi juga masyarakat, karenanya saya harus memberi servis maksimal kepada masyarakat. Nah, sebelum terjun ke masyarakat saya harus menguatkan dulu pondasi keluarga.

InsyaAllah keluarga bisa tetap utuh walau saya sibuk mengemban tugas,” katanya bersemangat (Ririn Indriani)

4

JABATAN HANYA ALAT UNTUK MENGABDI dari UN Economic and Social for Asia and the Pacific ESCAP (2001), lalu Suara Merdeka Otonomi Award (2006) dan Tasrif Award dari Aliansi Jurnalis Independen (2007) itu. “Dalam perjalanan berpolitik, saya menghadapi banyak sekali tempaan. Dari isu gender yang ditiupkan lawan politik saya, yang meragukan kepemimpinan seorang perempuan. Patutkah perempuan menjadi pemimpin, sampai masalah lebih akut, yaitu upaya-upaya penggembosan partai. Kesemua itu makin mendewasakan saya dalam berpolitik. Saya yakin di balik masalah dan tantangan, pasti ada kesempatan atau peluang. Jadi, pantang mundur sebelum melangkah: | Tekad kuat, kreativitas tinggi, komitmen dan semangat juang yang terus menyala akhirnya berbuah manis. Rustri berhasil menjadi Bupati Kebumen dua periode 2000-2005, lalu 20052009 lalu berduet dengan Gubernur Bibit Waluyo sebagai Wakil Gubernur Provinsi Jawa Tengah.

Jelas tergambar, Rustriningsih satu dari ikon perempuan Indonesia yang layak menja: di pemimpin.

“Memimpin kabupaten yang berskala kecil, lalu ke skala provinsi, yaitu Jawa Tengah dengan lebih luas coverage-nya, menurut saya substansi permasalahan dan kapasitas jabatan.

5

a seorang srikandi, menjadi perempuan pertama yang menjabat Bupati Kebumen, Jawa Tengah.

Kiprah berpolitik alumni S2 Magister Administrasi Negara Universitas Gadjah Mada (UGM) ini diawali dengan menjadi Ketua DPC PDIP di kabupaten penghasil sarang burung walet alami. Apakah jabatan itu diraihnya sebagai hadiah, warisan atau sekadar pinjaman? Tidak.

Jabatan itu diraih Rustri, sapaan wanita kelahiran Kebumen, 3 Juli 1967 ini, dengan berjuang sebagai politikus sejati. Dari usia belia ia telah menggauli politik di bawah bimbingan mendiang ayahnya, kader PNI Sukanto Ciptodiharjo.

Tak akan lekang dari ingatan si penari menak jingga ini, bagaimana ia seusai makan malam asyik berdiskusi tentang permasalahan negeri, maupun pentingnya menjunjung tinggi prinsip “satu kata dengan perbuatan” Secara konkret ia menyaksikan kegigihan ayahnya memperjuangkan butirbutir pemikiran PNI sampai merelakan rumahnya menjadi base camp. Rustri pun terbentuk menjadi kader partai yang bernas.

Di usia muda, baru 21 tahun, karena kecakapannya ia dipilih menjadi

“Ayah saya berperan besar membentuk pribadi saya menjadi seperti sekarang, ujar peraih penghargaan sebagai Outsanding Woman in Local Government, Certificate of Recognition tetap sama, yaitu bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, ujar Rustri. “Yang menjadi masalahnya adalah bagaimana pelayanan publik bisa diwujudkan secara prima. Langkah itu tak lain dengan menjalankan prinsip good governance di pilar-pilar pemerintah yang strategis, mengedepankan prinsip transparansi, mengajak partisipasi masyarakat, menumbuhkan kepercayaan di hati rakyat bahwa langkah pemerintah itu bisa diawasi, layak dipercaya dan harus didukung. Bila komunikasi pemerintah-masyarakat berjalan baik, 504 masalah sudah terpecahkan? Dengan jabatan baru sebagai wakil gubernur, Rustriningsih merasa tak ada yang harus berubah pada dirinya. Prinsip hidupnya tetap sama. Bahwa hidup adalah sebuah arena yang harus diperjuangkan dengan sungguh-sungguh. Sedangkan jabatan semata hanya alat untuk bersilaturahmi, berkumpul, menyampaikan dan menarik aspirasi banyak orang untuk kemudian dicarikan solusinya. “Singkat kata, bagi saya, jabatan 2 adalah alat untuk insyaAllah berbuat lebih banyak lagi hat yang bermanfaat untuk sesama, tegas pendamping setia Ir H Soni Achmad Saleh Ashari Noorjatno, dan ibu yang penuh perhatian bagi kedua anaknya, Muhammad Alif Daneswara dan Sabhira Hemalianingsih serta seorang anak angkat yang mereka cintai. (Melly)

Kapten Wara Sri Kustinah

Menaklukan Darfur, Afrika Mungkin tak pernah terpikir sebelumnya untuk menjadi tentara. Dulu Sri ingin sekali menjadi dokter gigi, tapi rupanya Tuhan berkehendak lain Setelah melalui serangkain tes akhirnya la dinyatakan lulus menjadi wara. Saat berpangkat Sersan Satu (Sertu) Sri mendapat kesempatan mengikuti pendidikan Yunior ATC pada tahun 1995 di Pendidikan Penerbangan Sipil (Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia) selama satu tahun. Inilah satu-satunya sekolah yang mendidik calon-calon ATC (ir Traffic Controller).

Kemudian pada tahun 1997 Sri kembali ke tempat yang sama untuk mengambil pendidikan Senior ATC dan berhasil memilki Lisence Senior ATC yang berlaku secara internasional. Selanjutnya berbekal ijazah D-III melanjutkan N pendidikan di Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) pa da tahun 1998 di Solo, Jawa Tengah. Kini ia berpangkat kapten dan masih ingin mengikuti pendidikan lain yang bisa dicapainya. Suatu hari pada September 2008 Sri mendapat panggilan untuk mengikuti tes misi PBB yang diselenggarakan Markas Besar TNI. Ia berhasil lulus tes dan menjadi satusatunya wanita yang diutus negara untuk bergabung dalam misi PBB. Pada November 2008, berangkatlah istri dari Muchsil ini ke misi PBB UNAMID (United Nation African Union/Hybrid Operation Mission in Darfur). Misi ini merupakan misi terbesar sepanjang sejarah PBB karena melibatkan banyak negara dan puluhan ribu personil. Darfur telah mengalami konflik antarsaudara selama bertahun-tahun.

Sesampainya di Sudan, lebih tepatnya di kota El Fasher, Darfur, ia ditugaskan di bagian aviation. Sebagai Unit Flight Follow, bertugas memonitor dan mengatur operasi penerbangan misi PBB UNAMID. (Fiona)

6

SRI MULYANI Sang Ekonom. yang Mendunia

etahun menjabat Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas Kabinet Indonesia Bersatu, mantan Executive DIrector IMF ini dipercaya menjabat Menteri Keuangan menggantikan Yusuf Anwar dalam reshuffle kabinet.

Selama menjabat Menteri Keuangan, ia dinobatkan sebagai Finance Minister of the Year hingga dua kali. Pertama, pada tahun 2007 terbaik di Asia yang diberikan harian Emerging Markets dan terpilih kembali pada 2008 lalu.

Emerging Markets, harian internasional keuangan, ekonomi dan investasi, memilih Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral terbaik dari berbagai kawasan, yakni Amerika Latin, Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur dan Asia.

Sri Mulyani Indrawati atau akrab dipanggil Mbak Ani, mengawali karier ekonominya sebagai dosen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE-UI).

Kemudian sempat aktif menjadi penasihat pemerintah bersama sejumlah ekonom terkemuka lain dalam wadah Dewan Ekonomi Nasional (DEN) pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid. Di samping itu ia juga memimpin Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI. Pada Agustus 2001 ia hijrah ke Atlanta, Georgia, Amerika Serikat (AS).

7

BRIGJEN TNI (K) HERMAWATI KOWAD BERPOTENSI SAMA DENGAN MILITER PRIA Wanita kelahiran Magetan, 26 Januari 1955 ini sebenarnya bercita-cita menjadi guru.

Karenanya, setelah lulus Sekolah Menengah Atas ia melanjutkan pendidikan di FakultasEkonomi Perusahaan Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Negeri Surabaya, Jawa Timur. “Tapi dalam perjalanan, saya merasa punya kekurangan, yaitu nggak bisa ngomong “’ secara jelas alias cadel.

Inilah yang membuat saya ragu, karena nggak terlalu pede menjadi guru,” kenangnya. Di tengah keraguannya itu, Hermawati disarankan kakak sepupunya yang berprofesi sebagai Wanita Ang katan Udara (WARA) untuk mengikuti tes masuk Sekolah Perwira Militer Sukarela Wanita TNI (SEPAMILSUK WAN TNI), tahun 1977.

“Lulus dari sekolah tersebut tahun 1978, saya langsung ditugaskan sebagai Staf Personil di Tenang Markas Besar Angkatan Darat, Jakar| ta dengan pangkat Letnan Dua. Tugas saya di biro data, menghimpun data-data personil TNI AD” terang ibu dua anak ini.

Agar kariernya terus berkembang maksimal, ia mengikuti berbagai pendidikan militer lainnya, yaitu Kursus Informasi dan Pengolahan Data (SUS INFOLAHTA, 1980), SUSJURPA DALWASKU (1981), SUSLAPA KU (1991) dan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD, 1995).

“Seleksi masuk SESKOAD berat sekali.

Pelajarannya kebanyakan seputar teori tempur seperti taktik, strategi, teknik bertempur.

Makanya saya bangga bisa lolos dan berkesempatan menimba ilmu di sana, imbuhnya.

Berkat pendidikan tersebut Hermawati dipercaya mengepalai divisi administratif, di antaranya: KAUR DALWASGAR SPERSAD (1983), KAUR MINKU SPERSAD (1987), KASI BIN KAR DITKUAD (1991), KASUBDIT BUKKU DITKUAD (1998), KAKUDAM JAYA (1999), KASUBDIT BINCAB DITKUAD (2003) DAN KARO KEUANGAN SETJEN WANTANNAS (2007sekarang).

Menurutnya, penugasan KOWAD hingga kini memang masih di bagian administratif, Berbeda dengan TNI AD pria yang bertugas di satuan tempur atau lapangan. “Tugas di ad ministratif kenaikan pangkatnya lebih lamban.

Inilah yang menjadi alasan mengapa KOWAD jarang yang meraih pangkat bintang. Saya berharap kelak mendapat kesempatan tu gas yang sama dengan pria,” pungkasnya. (Ririn Indriani)

Sejak lama, diplomsi selalu menjadi dl dominasi kaum Prla, Namun kondisi itu, sedikit demi sedikit diubah oleh perempuan perempuan yang mampu menunjukan kualitas prima. Salah satunya, Retno L. P Marsudi, la memulai tugas Internaslonalnya a ketika dilantik Presiden spy sebagai Duta Besar Luar Blasa yangluar biasa berkuasa penuh di Amerika dan Eropa, Retno Lestari Priansari Marsudi Ketua Delegasi Dubes RI Dirjen Amerika dan Eropa Dengan jabatan sebagai Ketua Delegasi Dubes Republik Indonesia Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, setiap hari Retno harus tahu semua aktivitas 82 negara di dua benua besar. Ia juga mengepalai 6 divisi. Amerika dan Eropa memang telah lama menjadi partner Indonesia dalam banyak bidang. Selain itu ia menilai, mereka pasar potensial untuk Indonesia seperti perdagangan, investasi, pariwisata, dan teknologi.

Perempuan yang kerap berjoging sejauh 5 kilometer setiap hari ini telah menangani banyak proyek kerja sama ekonomi dengan beberapa negara di Amerika dan Eropa. Selanjutnya, ia berusaha menjaga hubungan baik di bidang politik agar berimbas positif pada hubungan ekonomi yang sehat Indonesia-Amerop (AmerikaEropa). Menurutnya, banyak negara di Amerika Utara dan Eropa Barat membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. Sementara di Indonesia banyak orang membutuhkan pekerjaan.

Sayangnya, meski kondisinya cocok, tenaga kerja Indonesia dianggap tidak memenuhi standar pekerja yang diinginkan.

Kendala lain adalah bahasa. Tenaga kerja Indonesia tidak mampu berbahasa asing dengan baik. Mengantisipasi kondisi ini, Retno mengupayakan kerja sama bilateral dengan setiap negara di Amerop, berupa pengadaan training sesuai standar yang diinginkan Amerop.

Meski tanggung jawabnya besar dan luar biasa sibuk, Retno tetap punya waktu dan menikmatinya bersama keluarga, yaitu suami dan anak-anaknya tercinta. Namun begitu ia tidak memungkiri sulitnya mencari waktu kebersamaan itu karena harus bepergian dinas.

Syukurlah, keJuarga, kata Retno, memahami kondisi yang ada dan terus memberi dukungan. (“)

8

Jika tak mampu membayar utang, kerapkali anak Perjuangan Wanita gadis petani dijadikan sebagai ganti untuk pembayar utang Itu. kaum PPII juga pernah mengadakan pertemuan kaun ibu di Lasem, Jawa Tengah untuk memberi Dari Masa Ke Masa dengan penerangan kepada buruh wanita di pabrik-pabrik

Sejarah panjang pergulatan pergerakan wanita indonesia mengalami pasang surut, namun meereka banyak memberikan kontribusinya bagi kemajuan bangsanya, khususnya bagi kaum wanita sendiri. Pada awalnya pergerakan wanita indonesia dilakukan oleh perorangan .

Pelopor pergerakan wanita pada masa itu adalah RA Kartini kutnya berubah nama menjadi Perikatan Perhimpunan Istri dalam memajukan pendidikan bagi Indonesia (PPII).

Kaur ana “ejuang | Tema pokok perjuangan PPII agaknya la menggugah kesadaran masyarakat masih berpusat pada nasib kaum wanita. pada saat itu dengan mengganti pola pikir Malahan setahun setelah kongres di Jakarkeliru yang menyebutkan bahwa wanita ta, organisasi ini membentuk Badan Pem

9

tidak perlu mengecap pendidikan, dengan pola pikir kemajuan yang menuntut kaum wanita juga harus merasakan pendidikan di sekolah. Tidak hanya di sekolah rendah, melainkan harus melanjutkan ke sekolah yang lebih tinggi, seperti halnya kaum pria. berantasan Perdagangan Perempuan dan Anak-anak (BPPPA), diketuai Nyonya Sukemi. Sasarannya antara lain memerangi apa yang disebut “sindikat mindring”, di mana seseorang meminjamkan uang kepada para petani dengan bunga tinggi

batik. Sayang, scjak kongres 1935 di Jakarta keutuhan tubuh PPII mulai goyah. Karena dalam kongres itu dibicarakan, untuk pertama kali, persoalan monogami dan poligami yang mendapat tantangan dari bebera pa organisasi anggota secara prinsipil. Selama masa pendudukan Jepang organisasi wanita tak banyak berkutik. Karena selain banyak anggota yang harus menyembunyikan diri dari serdadu Jepang yang beringas, juga karena penguasa Dai Nippon hanya mengakui satu organisasi wanita yang dibentuknya, yaitu Fujinkai. Tanggal 17 Desember 1945 dilangsungkan kongres wanita Indonesia di Klaten. Inilah pertemuan antarorganisasi kaum ibu yang pertama sejak Indonesia merdeka. Organisasi yang ada sejak Aisyiah, Wanita Taman Siswa, Perwani, Wanita Katolik dan lain-lain, hadir. Usaha melebur organisasiorganisasi itu menjadi satu badan tunggal, tak

berhasil. Hanya Perwani dan Wani yang NY bersedia dilebur menjadi satu organisa32 Si nasional bernama Perwari (Persatuan 1 ‘ Wanita RI) di bawah pimpinan Maria Ulfah dan Nyonya S. Kartowiyono.

Namun dalam kongres wanita di Solo 1946, berhasil dibentuk federasi bernama Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Dalam Kowani ikut berfederasi beberaga Organisasi wanita antara lain Perwari, Aisyiah, PPII, Muslimat NU, Persatuan Wanita Kristen Indonesia, Wanita Katolik, Persit, Bayangkari, Pertiwi, Jalasenastri, Dian Ekawati, Wanita Marhaen, dan sebagainya. Ketika berlangsung pertemuan besar wanita Indonesia akhir Agustus hingga awal September 1949 di Yogya, Kowani telah mempunyai 82 Organisasi yang boleh dikatakan berasal dari Sabang Sampai Merauke,

Lepas Dari Keterbelengguan Dari kerja keras antargenerasi yang dilakukan oleh pejuang terdahulu, banyak sekali manfaat yang sudah bisa dirasakan. Wanita tak lagi berada dalam sebuah keterbelengguan, melainkan bisa mengembangkan dirinya secara maksimal di berbagai sendi kehidupan.

Di dunia pendidikan, wanita telah mendapatkan hak yang sama dengan laki-laki. Tidak hanya di tingkat SD dan SMP, di kampus-kampus jumlah mahasiswinya juga tidak kalah dengan jumlahmahasiswanya. Yang meraih gelar doktor hingga profesor pun sudah tak terhitung banyaknya.

Juga dalam berkarier, cukup banyak wanita karier. Malahan beberapa di antaranya ada yang bisa meraih pucuk pimpinan. Di pemerintahan, keberadaan wanita tak bisa dipandang sebelah mata. Sejak Indonesia merdeka pada 1945 hingga sekarang cukup banyak menteri wanita. Malahan jabatan presiden pernah diraih dengan tampilnya Megawati Soekarnoputri - sebagai Presiden RI. Angka keterwakilan wanita di kursi legislatif, walau perla han, tetap! mengalami kenaikan dari waktu ke waktu. Dari hanya 9 orang (3,8 persen dari semuaa - kota) pada 1950-1955, beberapa waktu lalu mampu na k menjadi 45 orang (976). Kini pemerintah mendorong pen’ngkatan keterwakilan wanita di parlemen sebesar 30 So. Apakah keterwakilan sebesar itu bisa penuhi? Itu semua tergantung perjuangan dan kegigihan wanita itu sendiri.

10

DARI PANGGUNG HIBURAN KE

PANGGUNG POLITIK

Tak bisa dipungkiri berkat aktingnya sebagai Oneng namanya melambung.

Debut Rieke sebagai aktris tidak hanya di layar sinetron saja, ia juga aktif di teater.

Rieke ikut pementasan teater yang berjudul ‘Cipoa’ garapan Putu Wijaya. Tak hanya itu, wanita kelahiran Garut, 9 Januari 1974 ini pun merambah ke layar lebar. Rieke memulai debut layar lebar sebagai Dwi, perempuan yang dipoligami dalam film Berbagi Suami dan film antologi karya empat sutradara perempuan, Perempuan Punya Cerita.

Di tengah kesibukannya sebagai aktris, rupanya istri dari Doni Gahral ini mempunyai perhatian yang besar terhadap keadaan politik dan isu-isu seputar kaum perempuan. Rieke juga aktif dan tak segan ikut demo untuk menyuarakan suara dan keprihatinannya. Untuk menampung segala aspirasinya, ia membentuk Yayasan Pitaloka yang bergerak di bidang kemasyarakatan dan sosial.

Tidak hanya lewat aksi saja, juga lewat tulisan-tulisannya, jebolan pascasarjana Filsafat Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia ini pun menuangkan aspirasinya. Sempat gagal di pemilu sebelumnya, pemilu 1999 ini Rieke kembali mencalonkan diri sebagai calon legislatif PDIP Dapil Jawa Barat. Lewat parlemen, ia berharap bisa lebih mengaspirasikan apa yang menjadi pemikirannya selama ini. (Opi)

11

Jauh-jauh tahun sebelum euforia para artis untuk berpolitik, Nurul Oomaril Arifin sudah merintisnya. Pada pemilu 2009 ini ia bertarung kembali dalam percaturan politik Indonesia. Artis yang cukup senior di era 80’an ini benarbenar konsentrasi dalam dunia perpolitikan. Kiprahnya ini sebagai perpanjangan kariernya setelah berkecimpung dalam dunia selebritis. Apalagi dirinya merupakan lulusan pascasarjana jurusan ilmu politik Universitas Indonesia.

Aksinya dilandaskan pada kebutuhan masyarakat. Baginya, tindakan ini dapat mengidentifikasikan permasalahan sesungguhnya yang terjadi di masyarakat. Kn Nurul bergabung dalam partai Golongan Karya bersemangat memperjuangkan isu-isu seputar Narkoba dan HIV/AIDS. Ibu dua anak ini mendapat penghargaan dari RS M.H. Thamrin Award sebagai Artis Peduli AIDS. Untuk bidang narkoba, Nurul menerima penghargaan utama dari Badan Narkotika Nasional Indonesia sebagai Artis Peduli Narkoba. Selain dua hal yang menjadi perhatiannya, istri presenter dan jurnalis Mayong Suryalaksono ini juga peduli dengan peran perempuan. la aktif di sejumlah organisasi dan banyak menyuarakan kepentingankepentingan perempuan. Baginya, sudah saatnya perempuan menyadari posisinya yang kerap ditindas. Pentingnya perempuan memulai perubahan yang dimulai dari diri sendiri, dari hal yang 4 paling kecil, dan mulai dari sekarang.

Sementara dalam bidang politik, artis yang tenar dalam film Nagabonar. ini memandang, tiada demokrasi tanpa menyertakan perempuan Perempuan di ranah publik dapat menjadi role model bagi perempuan lainnya, termasuk di generasi mendatang.

Baginya, pengalaman man hidup antara perempuan dan laki laki berbeda maka kepentingan dan ke butuhan perempuan akan lebih mudah dipahami dengan baik oleh perempuan itu sendiri. Perempuan bisa memberi efek politik yang lebih ‘feminin’ pada proses politik maupun kebijakan politik: tidak konfrontatif, penuh kekerasan, lebih konsesual dan konstruktif. Karenanya, wanita kelahiran 16 Juli 1966 ini ingin mengubah image parpol sebagai parpol ramah perempuan. Parpol bisa memanfaatkan keahlian perempuan untuk hal-hal yang terkait dengan kepentingan perempuan. Semakin ban yaknya kandidat perempuan maka pemilih perempuan akan memiliki lebih

12

WARNA BARU DARI WULAN TILAAR

GENERASI PENERUS MARTHA TILAAR Menyandang nama besar tilaar yang menaungi bisnis raksasakeluarga tidaklah mudah. Juga bagi Wulan Tilaar Widarto, putri ketiga Martha Tilaar dan HR Tilaar Widarto.

Beruntung ia menyukai tantangan. perlahan tapi pasti ia menciptakan inovasi untuk mengembangkan Martha Tilaar Gallery.

13

Menduduki jabatan sebagai Deputy General Manager PT Martha Beauty Gallery bukan dicapaiWulan Tilaar begitu saja.

Meski anak bos pemilik PT Martina Berto, ketika baru bergabung awal Januari 2005, toh ia harus memulai dari bawah. Ketika itu sepulangnya dari Ohio, AS. la sempat gamang masuk ke perusamana, pertanyaan yang terus-haan ibunya. Harus mulai menerus mengganggunya. Kelahiran 13 Juli 1977 itu akhirnya memilih mengisi bidang yang paling dikuasainya, desain grafis. Ilmu itu dipelajarinya di College Of Mount St. Joseph Cincinnati, Ohio. “Saya ingin memulai dari sesuatu yang saya bisa,” ungkap ibu dua anak itu rendah hati.

Sayangnya, PT Martina Berto yang sudah memiliki struktur kepengurusan perusahaan lengkap membuat Wulan kurang dilibatkan secara menyeluruh. Hasilnya, ia kurang mendapat tantangan. Hanya bertahan 4 bulan, master dari Universitas Boston ini mencari lahan baru yang lebih menantang. Pilihannya berlabuh ke PT Martha Beauty Gallery yang membawahi Martha Tilaar Salon & Day Spa, Puspita Martha International Beauty School, Cipta Busana Martha Tilaar dan Art & Beauty Martha Tilaar. “Martha Beauty Gallery ini merupakan anak perusahaan yang lebih kecil dibandingkan lainnya. Jadi, aku berpikir di sini dapat terlibat langsung dan menyeluruh.”

MENGHADIRKAN WARNA BARU

1

Memasuki bidang baru, membuat Wulan harus belajar dari awal. Pertama-tama, ungkap istri Kunto Widarto itu, harus menyiapkan diri dengan kualifikasi yang sesuai bidang kecantikan. Pada 2007, ia mengambil diploma CDESCO. “Waktu pertama kali masuk sih, saya ganti desain interiornya agar lebih menarik dan segar. Juga mengganti alat-alat lama dengan yang baru dan berusaha menciptakan inovasi terbaru dalam bisnis kecantikan.” la juga membenahi salon dan sekolah Martha Tilaar.

Peningkatan sumber daya manusia pada staf menjadi perhatiannya. Untuk menambah pengetahuan mereka, wanita muda ini

14

juga bekerja sama dengan beberapa sekolah dan alat-alat kecantikan untuk memberi pengetahuan praktis mengenai hal tersebut. Bahkan untuk semakin meningkatkan motivasi keria setiap tiga bulan sekali dipilih therapist of the month dan thempist of the year. Peraih penghargaannya akan mendapatkan yambahan pengetahuan dengan mengunjungi tempat-tempat spa di Bali.

“Kemudian, saya jatuh cinta pada developing new treatment” ungkap Wulan dengan wajah sumringah. “Itu akan memberi warna baru bagi Salon & Day Spa Martha Tilaar, namun tetap harus berpegang pada trademark Sari Ayu yang tradisonal Indonesia.” Keinginannya yang besar menghadirkan warna baru mem buat pengasuh rubrik kecantikan di salah satu media online ini mulai mengeksplorasi hal-hal yang dapat menarik customer baru.

Pilihannya, menu-menu baru sesuai tren dunia kecantikan, tapi yang berunsur natural alami seperti mandi kopi, cokelat, facial caviar dan sebagainya. Ketika kosmetik mineral tengah tren, Wulan pun memper kenalkan menu terbaru facial gold dan body treatment ginger gold (jahe emas). Selain itu, ada balinese treatment melengkapi jenis perawatan yang sudah lebih dulu populer, seperti lulur kendedes ratus, lulur kuning ataupun dewi sri spa treatment. “Apa yang sudah ada akan terus ada, tapi harus juga up to date dengan yang baru, ujar wanita yang kerap jadi pembicara atau juri di berbagai acara kecantikan ini.

Inovasi-inovasi yang diciptakan membuat Wulan semakin bergairah terus menciptakan terobosan-terobosan lain. Tak heran setiap tahun ia rajin mengunjungi Cosmoprof, sebuah Pameran kosmetik terbesar di Asia dan Eropa. Dari sanalah ia banyak mendapatkan ide-ide untuk menciptakan menu-menu lainnya, Hasilnya banyak customer baru berdatangan untuk mencopa.

Dengan kesuksesan yang diraihnya saat int, Wulan masih memiliki obsesi untuk dapat menguasai pasar Asia dan mtermasional, meskipun produk Martha Tilaar kini sudah beredar di kawasan Asia dan spanya sekitar 10 spa, tersebar di luar ne. geri.”Rencana selanjutnya kami akan membuka di Rusia, Ha noi, dan Malaysia lagi” katanya mantap.

SIPEMALU YANG KAGUMI IBU Titaar, menyar di wanita yang penuh kasih, memiliki semangat tingg dan komitmen kuat terhadap apa yang dilakukan. Semangat dan kreativitas sang ibu diakuinya ingin diikutinya. “Saya terinspirasi untuk membuktikan saya pun bisa, tegasnya. Sebagai putri keluarga Tilaar, sejak kecil ia dikondisikan untuk familiar dengan industri bisnis kecantikan ini. Bersama ketiga saudaranya, Bryan Emil Tilaar, Pinkan Tilaar dan Kilala Tilaar, ia sering dilibatkan secara tidak langsung. Misalnya pulang sekolah mampir ke salon dan sekolah kecantikan sang ibu. Atau saat liburan sekolah diajak mengunjungi pabrik, dan beranjak remaja mulai ikut menjaga stan pameran yang d’ikuti Martha Tilaar khususnya untuk stan Belia.

Lantaran sifatnya yang pemalu awalnya sempat diragukan. Tapi dengan keberhasilannya mengelola PT Martha Beauty Gallery, orang pun yakin akan kemampuannya. Ia juga dilibatkan dalam Pemilihan Miss Indonesia.

Walau begitu, Wulan mengaku tidak ada apa-apanya dibandingkan sang ibu. “Semangat, komitmen, dan kreativitas yang dimiliki ibu masih jauh dari apa yang saya miliki,” ujar wanita berparas ayu itu. “Tapi saya akan berproses terus dan terus belajar” (DY)

15

Kalau waktunya lebih banyak dihabiskan di lu rumah, istri Kunto Widarto ini tetap dapat men: jalankan perannya sebagai ibu. Memandikan dan mengantarkan sekolah buah hatinya menjadi pekerjaan yang selalu dilakukannya sendiri. “Dulu saya barain sama perusahaan, minta jam kerjanya mulai pukul 10 pa| biar saya bisa mengantar anak-anak ke sekolah” Selain itu ia memberikan akhir pekan sepenuhnya buat suami dan kedua putrinya, Anjani Antolia Widarto dan Atira Aurela Widarto. Nonton atau sekadar makan bersama merupakan aktivitas yang sering dilakukan bersama keluarga.

Wulan juga selalu berusaha meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Di tengah jadwalnya yang padat merayap, ia menyempatkan diri melakukan perawatan tubuh. Rambut menjadi prioritas baginya. Hairspa atau creambath selalu dilakukan minimal seminggu sekali. Jika ada waktu kosong, Wulan mengaku menyempatkan diri untuk facial dua kali sebulan. Untuk menjaga kebugaran tubuhnya, ia lebih memutih yoga atau pilates di rumah.

Sepadat apapun jadwalnya, merawat tubuh kata Wulan, menjadi hal yang tak boleh dilewatkan. Juga harus diimbangi dengan kecantikan diri dari dalam.

Secantik apa pun tampilan luar seorang perempuan, jika tidak dimbangs dengan kecantikan di dalam, maka kecantikan yang sesungguhnya tidak akan terpancar. (Widi Kusuma/DY)

16

DIANA AGUSTADI SASONGKO SATU SEKOLAH DULU AGAR LEBIH FOKUS. Ia memang istri Kepala Staf AD (Kasad), namun kiprah sosialnya telah dimulai jauh sebelum suami tercinta menjadi orang tertinggi di Angkatan Darat. Masyarakat kolong Jembatan Tiga, Jakarta Barat lah yang menggugah hatinya untuk berbuat lebih. Baginya, “Masalah sosial adalah masalah kita bersama yang harus ditangani bersama-sama.

Kalau setiap orang mau mengulurkan tangan dan punya sedikit andil tentunya akan sangat membantu meringankan beban masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian masalah sosial dan ekonomi akan dapat diatasi, tuturnya.

Namun dengan rendah hati ia mengakui tidak bekerja sendirian. “Kita merupakan satu tim, tegasnya.

Ada Ibu Lies Suyudi (istri mantan Menkes-Red) serta beberapa perempuan lainnya. Awalnya adalah sebuah sekolah kecil dengan beberapa anak saja, lalu berkembang menjadi puluhan sehingga Diana dan teman-temannya tergerak membentuk sekolah anak jalanan Mutiara Hati. Kini tercatat 320 anak bersekolah di sana dari tingkat TK hingga SMA. “Karena ada peristiwa kebakaran, lalu penggusuran, anak-anak didik kami sekarang tinggal 270-an” jelas ibu yang ikut terjun mengajar ini. Mengingat kesehatan juga penting, secara berkala sebulan sekali ia mendatangkan dokter untuk memeriksa kesehatan ‘anaktang, anaknya” Perhatian Diana pada pendidikan tergugah saat Meng, pingi sang suami saat bertugas ke daerah-daerah. Baik ity as Aceh, Malang, Papua, Ambon dan beberapa daerah lainnya kecuali ke daerah operasi yang memang tidak Memungking keluarga dibawa serta. Diana melihat pendidikan masi, fa masalah, masih banyak anak-anak tak atau putus sekolap.

Padahal menurut istri mantan Panglima Daerah XVI Patri. mura itu, kunci sukses suatu bangsa adalah peningkatan Sum. ber daya manusia. Karenanya, peningkatan kualitas pendigi. kan yang harus diperhatikan. Pada saat di daerah itu, ia bary merintisnya bersama anggota Persatuan Istri Tentara TNj AD (Persit), mengajari para ibu dan anak baca tulis saja. Setelah suaminya bertugas di DKI, barulah ia dapat mewujudkan ke. inginannya membantu anak-anak secara lebih terarah sampaj akhirnya terbentuk Sekolah Mutiara Hati.

“Sampai sekarang kami hanya memiliki satu sekolah saja, Menurut kami, satu sekolah akan membuat kami lebih fokus memerhatikan kualitasnya. Tetapi saya berharap apabila sumber dana, sumber daya manusia dan sarana serta prasarana ada, dapat ditingkatkan agar dapat lebih banyak menolong dengan jangkauan wilayah yang lebih luas,” ujarnya.

Baru-baru ini Diana meresmikan panti asuhan dan panti jompo Al Ihsani yang didirikan di Karawang. Sejak lama ia sudah menjadi orang tua asuh bagi anak-anak jalanan dan yatim piatu. “Sebenarnya keinginan mendirikan panti ini sudah lama. Setelah ada rezeki saya wujudkan niat tersebut.

17

Saat ini sebagai Ketua Pusat Kartika Chandrakirana (Persit Pusat), Diana juga memfokuskan perhatian pada pembinaan anggota. Pada ulang tahun Persit Ke-62, ia mencanangkan program bakti sosial ke LP dan rumah sakit serta daerah-daerah terpencil seperti di Papua, Aceh dan perbatasan di Atambua, NTT. Selain memberi bantuan sosial berupa buku-buku dan obat-obatan, ia mendengar keluh kesah para istri tentara.

Keluh kesah soal pendidikanlah mendapat perhatiannya. Bahkan ia tak segan memberi solusi konkret.

Ketika di Atambua misalnya, seorang ibu menceritakan putrinya yang cukup berprestasi dan cita-citanya menjadi bidan. Sayang ia tak bisa membiayai kelanjutan pendidikan sang anak. Sertamerta Diana bilang, bersedia menjadi orang tua asuh. “Nanti, kalau putri Ibu lulus SMA, bisa menghubungi saya melalui Komandan di sini, ya.

Saya akan bantu putri Ibu melanjutkan pendidikannya, katanya tulus.

Di antara kesibukan sebagai Ketua Persit Pusat dan kegiatan sosial, Diana menegaskan kewajiban utamanya mendampingi sang suami dan ibu bagi putra-putrinya: Letda Inf. Infantrianto Yoga Wirotama, Retno Maruti dan Aji Prasetyo. “Sebagai istri saya berusaha mendorong Bapak agar dapat memberikan yang terbaik dan seluruh kemampuannya dalam setiap pelaksanaan tugas. Dan semua usaha yang kami lakukan selalu diiringi dengan doa agar tugas apa pun yang diamanahkan pada kami dapat menjadi amal ibadah,” ucapnya rendah hati. (DY)

18

Nani Zulminarni Bersama PEKKA Membantu Para Janda

Berkat keuletannya, single parent dengan tiga putra ini, PEKKA berhasil menghimpun lebih dari 370 Kelompok Simpan Pinjam di delapan provinsi seluruh Indonesia. Lebih dari delapan ribu janda dan kepala keluarga perempuan, seorang perempuan yang menyandang status janda kerap dengan 28 Lembaga Keuangan kali harus menjalani kehidupan yang lebih berat. Selain status Mikro dan 500 perempuan pemiyang disandangnya, ia pun menjadi kepala keluarga. Persoalan ini mpin basis menjadi anggotanya. mengusik batin Nani Zulminarni. Ia tergerak memberdayakan para janda dengan mendirikan PEKKA (Perempuan Kepala Keluarga) sebuah lembaga pemberdayaan kepala keluarga perempuan. | Bersama PEKKA yang berdiri tahun 2000, ia mendorong para janda untuk mengelola secara swadana dan swadaya koperasi mereka, juga menyuarakan hak-hak mereka. Ia juga beupaya menyadarkan para anggotanya akan harkat perempuan dan bahwa status janda tidak seharusnya menghambat mereka untuk berhasil. Hasilnya, ratusan janda di berbagai provinsi telah mendapatkan akta cerai dan akta kelahiran anak anak mereka.

Perjuangan Nani bersama PEKKA membawanya menjadi satu dari 1.000 perempuan yang layak menjadi kandidat peraih penghargaan Nobel. Di samping itu wanita yang juga memimpin Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) dan Ketua Badan Pengurus Asosiasi Pendamping Perempuan Usaha Kecil (ASSPUK) ini memeroleh penghargaan sebagai inovator dari Ashoka Global.

Di tingkat internasional, ia aktif sebagai anggota dewan eksekutif Asian South Pasific Bureau for Adult Education (ASPBAE), anggota komite eksekutif South East Asia Popular Communication Programmes (SEAPOP), anggota Just Associate (JASS) sebuah jaringan aktivis berkantor pusat di Washington dan anggota Social Watch Network, yang bertugas memonitor berbagai program penanggulangan kemiskinan yang dijalankan di negara asal anggota.

Wanita asal Ketapang, Kalimantan Barat ini masih menyimpan keinginan untuk melembagakan upaya pemberdayaan para janda, sehingga ada center-center di kampung-kampung seluruh Indonesia. (Widi Kusuma)

19

Sumninah Pahlawan Buruh Batik Perempuan Di Klaten wanita warga dusun Kebon Konang, Bayat, Klaten Ini sukses memberdayakan buruh batik di desanya.

Meski hanya menyelesaikan SD melalui ujian persamaan, namun pemikiran: nya untuk pemberdayaan perempuan patut diacungi jempol. Ia mencetuskan karya sederhana berupa penerapan sistem simpan pinjam bagi buruh batik di desanya. Idenya tersebut ditiru oleh negara-negara lain setelah Ia menyam| paikan kisahnya di Human Home Worker Conference, di Thai: land. Setiap anggota yang mengikuti simpan pinjam hanya perlu menyisihkan uang Rp200 setiap bulan. Dana tersebut | kemudian dikembangkan menjadi dana sehat. Anggota h yang sakit bisa berobat gratis di Puskesmas. Puskesmas | akan membebankan biaya pengobatan tersebut pada kel| ompok. Ide Suminah ini bermula dari usulan lembaga pem| berdaya masyarakat Bina Swadaya gugus wilayah Boyolali, ) mengingat minimnya pendapatan buruh batik di desanya. la pun mengumpulkan ibu-ibu untuk membuat basis pem| berdayaan perempuan pengusaha kecil. | Usaha ini ternyata tidak mudah, karena para suami menganggap istri mereka lebih banyak berkumpul dan bergosip daripada bekerja. Juga mendapat tentangan dari aparat pemerintah desa. Dalam kelompok itu ia merangkap jadi motivator, ketua, bendahara sekaligus sekretaris kelompok.

Dengan pengetahuan yang minim ia berusaha membuat pembukuan sederhana untuk mencatat keuangan kelom’ pok. Sepuluh tahun kemudian, ada perubahan manajerial dalam kelompok yang ia bentuk. Dan akhirnya KSM Sidomukti pun mendaulatnya menjadi bendahara. Sebab ia dikenal | tegas dan galak terhadap kreditor nakal. Pelatihan manajerial kelompok Swadaya Masyarakat yang diselenggarakan Bina Swadaya wilayah Boyolali mensyaratkan setiap kelompok memiliki kepemimpinan. Akhirnya dibentuk beberapa kelompok, Wana Arta untuk simpan pinjam, Karya Busana Ha - - untuk ibu-ibu penjahit batik dan r kelompok Harapan untuk ibu| ‘ ibu pedagang makanan. | | Kerja keras Suminah akhirae. nya membuahkan hasil. Tahun Mat IN Ke 2006 KSM Sidomukti mendapatSAN kan Sisa Hasil Usaha (SHU) sebe. N L sar Rp21.000.000, modal untuk PKN mengelola usaha batik dan me| IN Nag Sin pencelup sendiri. (daria)

20

muda, cerdas, kreatif dan bersahaja.

Itulah kalimat yang tepat untuk menggambarkan sosok Helvy Tiana Rosa. Perempuan kelahiran Medan, 1 April 1970 ini meraih gelar Sarjana Sastra dari Fakultas Sastra Universitas Indonesia (UI). Gelar magister diperolehnya dari Jurusan Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya di universitas yang sama. Sehari-hari ia menjadi dosen di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta.

MEMBIDANI KELAHIRAN PENULIS BARU Di luar aktivitasnya di bidang akademis, ia adalah penulis muda produktif yang handal dan mempunyai segudang prestasi. Bagaimana tidak, buku perdananya, sebuah kumpulan cerpen remaja: Ketika Mas Gagah Pergi (Pustaka Annida, 1997), terjual habis 5.000 eksemplar hanya dalam waktu seminggu setelah diterbitkan. Terus mengalami cetak ulang hingga sekarang.

Tahun 1980-1990 ia memenangkan berbagai perlombaan menulis tingkat provinsi dan nasional.

Namun menurutnya yang paling berkesan saat fisabilillah menjadi Juara Lomba Cipta Puisi Yayasan Igra, tingkat nasional (1992), dengan HB Jassin sebagai Ketua Dewan Juri. Jaring-Jaring Merah terpilih sebagai salah satu cerpen terbaik Majalah Sastra Horison dalam satu dekade (1990-2000).

Buku Lelaki Kabut dan Boneka (Dolls and The Man of Mist) juga mendapat Anugrah Pena Nasional sebagai buku terpuji (2002). Sedangkan Bukavu masuk nominasi Khatulistiwa Literary Award (2008).

HELVY TIANA ROSA, S.S., M.HUM PENULIS MUDA YANG MENGAJAK KAUM MUDA MENULIS

Mantan Redaktur dan Pemimpin Redaksi Majalah Annida (1991-2001) ini, tahun 1990 mendirikan Teater Bening—sebuah teater kampus di FSUI yang seluruh anggotanya adalah perempuan, menulis naskah dan menyutradarai pementasan teater tersebut di Gedung Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Auditorium Fakultas Sastra UI serta keliling Jawa dan Sumatera.

Ia juga pendiri sekaligus Ketua Umum Forum Lingkar Pena/FLP (1997-2005), sebuah forum penulis muda yang kini beranggotakan lebih 7.000 orang dan tersebar di 125 kota di Indonesia dan mancanegara.

Sebagai sastrawan muda Indonesia, ia telah menulis lebih dari 45 buku. Mulai kumpulan cerpen, novel, drama, esai, puisi, hingga sejumlah analogi bersama. Sejak menjadi penulis di tahun 1990, telah banyak penghargaan berhasil disabetnya. Cerpen-cerpennya banyak yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa asing seperti inggris, jerman, perancis, arab, jepang dan swedia.

21

“Waktu berdiri anggotanya tak sampai 30 orang dan produktif dan kreatif itulah, baru saya yang menerbitkan buku,” kenang Ibu dua anak Ini. The Straits Times dan Koran Selama delapan tahun memimpin FLP, secara sukarela, Tempo menjulukinya Lokomotif Helwy berkeliling Indonesia untuk menyemangati dan turut Penulis Muda Indonesia (2003). mem bidani kelahiran penulis baru, dengan memberikan berbagai pelatihan menulis. la percaya setiap orang bisa menjadi penulis asal nyemiliki tekad dan mau berlatih. Kerja keras dan kegigihannya

melahirkan

penulis

penulis

baru

Helvy memotivasi banyak kalangan di kota maupun mengantar FLP menyabet Danamon tempat terpencil. Mulai dari pelajar, mahasiswa, guru, karyawan, petani, anak jalanan, hingga buruh, Tak hanya di Award 2008 - sebuah penghargaan dalam negeri, lajuga memberi workshop penulisan di luar tingkat nasional bagi mereka yang negeri. Salah satunya untuk FLP Hong Kong, yang seluruh dianggap pejuang dan secara signifikan pesertanya adalah Tenaga Kerja Wanita (TKW) dan berhasil berhasil melakukan pemberdayaan menerbitkan lebih dari 20 buku! Sungguh sebuah kerja keras terhadap masyarakat sekitar. yang sangat mengagumkan.

LOKOMOTIF PENULIS MUDA INDONESIA

Helvy juga pernah terpilih sebagai Ikon Perempuan Indonesia versi Majalah Gatra (2007), Wanita Indonesia Inspiratif versi Tabloid Wanita Indonesia (2008), tokoh Bersama teman-temannya di FLP, istri Tomi perbukuan IBF Award IKAPI (2006), tokoh Satryatomoseorang jurnalis TV ini, lalu mendirikan dan sastra Eramuslim Award (2006), Muslimah mengelola Rumah baCA dan HAsilkan karYA (Rumah Cahaya) Berprestasi versi Majalah Amanah (2000), yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Menurutnya, Perempuan Indonesia Berprestasi dari tempat tersebut bukan sekadar taman bacaan, tapi juga Menteri Pemberdayaan Perempuan RI dan tempat untuk menghasilkan karya. Bersama teman- Tabloid Nova (2004). Di tahun yang sama temannya di FLP, Helvy memberi pelatihan menulis gratis ia meraih pula Ummi Award dari Majalah pada berbagai kalangan, terutama kaum dhuafa. Termasuk Ummi, disusul penghargaan Muslimah pula anak-anak jalanan agar mereka memiliki tambahan skill. Teladan versi Majalah Alia (2006) dan masih banyak lagi penghargaan lainnya.

Di Aceh, para penggerak Rumah Cahaya menjadikan membaca dan menulis sebagai salah satu bentuk terapi bagi Berkat prestasinya tersebut, Helvy korban DOM dan tsunami. Prinsip Rumah Cahaya “tidak harus sering diundang berbicara dalam tua untuk menulis dan menerbitkan buku” memunculkan berbagai forum sastra dan budaya di terbentuknya FLP Kids, bagi anak di bawah usia 13 tahun. Diawali Indonesia, Malaysia, Singapura, Brunei, karya anak sulungnya, Abdurahman Faiz yang saat itu berusia 8 Thailand, Hong Kong, Jepang, Mesir, tahun dan kini dikenal sebagai penyair cilik. Karya-karya para Amerika Serikat dan negara-negara lain. anggota FLP Kids yang berusia 5-13 tahun pun dibukukan dan menginspirasi banyak anak Indonesia untuk melakukan hal sama. la juga kerap menjadi juri sayembara penulisan tingkat nasional seperti, Dalam perkembangannya, FLP menggurita hingga Khatulistiwa Literary Award, berbagai ke berbagai pelosok Indonesia, dari Aceh sampai Papua. sayembara yang diadakan Pusat Kepengurusannya ada di tingkat pusat, wilayah, cabang hingga Bahasa Departemen Pendidikan ranting, tersebar di 125 kota di Indonesia dan mancanegara, di Nasional, maupun di luar negeri seperti antaranya Kanada, Belanda, Inggris, Mesir, Jepang, Hong Kong, Gold.. en Point Award yang diadakan Amerika dan Singapura, beranggotakan sekitar 7.000 orang. Dewan Kesenian Nasional: Singapura.

Di usia FLP yang ke-11 tahun, lebih dari 700 judul Prestasi dan dedikasi Helvy di dunia buku karya anggotanya terbit dan bisa ditemukan di berbagai sastrajuga membuatnya dipercaya mewakili toko buku. Selain memiliki penerbitan sendiri, FLP juga para sastrawan, duduk di Komi 8 te Sastra bekerja sama dengan lebih dari 40 penerbit. Para penulisnya Dewan Kesenian Jakarta (2003-2006) dan yang awalnya dipandang sebelah mata, mulai berkembang terpilih: “ sebagai Anggota Majelis Sastra Asia dan mampu meraih prestasi di tingkat lokal dan nasional. Tenggara (2006-seka! : rang). PenghargaanAnggota FLP yang tadinya mayoritas para santri daerah penghargaan yang didapatkan Dosen. dan remaja muslim kota itu, kini meluas hingga menembus Berprestasi Universitas Negeri Jakarta samua kalangan. Kebersamaan mereka diteguhkan oleh 2008 ini, bukan semata kualitas tetapi motto: menulis untuk mencerahkan diri dan masyarakat. juga karena perannya dalam perkembaSelama 11 tahun keberadaannya, FLP telah meluncurkan lebih ngan budaya baca tulis di Indonesia. (Ririn dari 1.000 judul buku. Lantaran kegiatannya yang begitu Indriani)

22

Di tangan Dewig, selain lahir lagu-lagu hit juga terbukti membawa penyanyinya naik daun. Sebagai pencipta lagu, banyak sudah karyanya yang meledak, di antaranya Dunia Belum Berakhir (Shaden), Bukan Cinta Biasa (Siti Nurhaliza), Temui Aku (Audy), Setelah Kau Pergi (Bunga Citra Lestari-OST Dealova), Dosa Termanis dan Pencuri Hati (Tere), Cinta di Ujung Jalan (Agnes Monica), Sunny (Bunga Citra Lestari), Jenuh (Rio Febrian), 50 Tahun (Warna), Bukan Permainan (Gita Gutawa), | Love You (Dewi Sandra), Masih Bisa Cinta (Iwan Fals), Klik (Ussy) dan OK, (T2). Hampir semua lagu diminati remaja hingga dewasa. Untuk prestasinya ini, di ajang SCTV Music Award 2008 lalu memperoleh penghargaan sebagai Hits Maker Terfavorit. Tak heran, saat ini banyak penyanyi baru atau pun penyanyi lama datang kepadanya dan minta diciptakan lagu. Saat ini publik memang lebih mengenal wanita kelahiran Makassar, 15

Bahkan menurutnya, dari mendengarkan curhatan ia tidak hanya mendapatkan inspirasi, tapi juga banyak pelajaran. Di antaranya, merasa bisa lebih bersyukur karena hidupnya berjalan smooth, lancar, minim masalah dan bisa belajar memecahkan masalah sendiri.

Suksesnya berkiprah sebagai penyanyi dan pencipta lagu diakui Dewig, tak lepas dari campur tangan suaminya, Pay Siburian, gitaris dari grup band BIP. Pay, tidak hanya berperan s€bagai suami, tetapi juga sebagai guru terbaik untuk dirinya. Dari Pay, kata Dewig, ia banyak belajar mengenai filosofi bermusik. Bahwa bermain musik itu harus dengan hati, karena indahnya karya itu akan balik lagi ke hati. (Opi)

Juni 1975 ini sebagai pencipta lagu, padahal dahulunya hanyalah penabuh drum dan penyanyi. Setelah menikah dengan Pay, gitaris grup band BIP ia memutuskan mundur dari menyanyi. Namun itu sungguh keputusan yang tepat. Karier Dewig justru bersinar sebagai pencipta lagu.

Bunga Citra Lestari, Penyanyi & Bintang film

Ada banyak alasan kenapa lagu-lagu ciptaannya meledak. Salah satunya, karena liriknya yang mudah dicerna dan seakan-akan mewakili perasaan seseorang.

Menurut penyuka musik blues ini, semua ciptaannya memang merupakan kisah nyata. Ia tidak pernah menulis lagu yang tidak berdasarkan hal yangn nyata. Dengan kata lain berdasarkan curhatan orang-orang yang datang dan tanpa sungkan menceritakan semua masalah kepadanya.

“Dari dulu, aku memang tempat curhatan. Tiap hari ada saja teman yang datang untuk curhat masalahnya, puncaknya ketika aku sama Pay, semakin banyak saja yang suka curhat. Aku nggak tau kenapa, mungkin mereka merasa nyaman dengan aku. Tanpa disengaja ketika orang-orang ini curhat, aku merekam semua masalahnya, aku catat di HP-ku. Begitu sudah mendapatkan keywordnya aku langsung bisa mengembangkan, tuturnya.

“Alhamdulillah yang curhatannya aku jadikan lagu meledak.

Sebagai balas budi, aku traktrir mereka,” ujar wanita yang sekarang menghindari menerima curhat via telepon ini.

DEWIQ

MENCIPTAKAN LAGU DARI CURHATAN

Menyanyi Untuk Lingkungan

Memulai karier sebagai bintang lagilagi laris di pasaran, Lagu-la sa disapa, gunya di barisan atas tangga lagu, radio Maupun televisi Mampu bertahan Beberapa waktu lalu, Unge baru saja meluncur perjudul Saos Kacang yang dibintanginya bersa Fkan film keempatnya Ma Sang suami, Asraf ke negeri Jiran. Asyik menjadi penyanyi dan bintang film, wanita kelahiran 22 Maret 1983 ini juga menarik produsen sebuah merek Ma at dikannya ikon cinta lingkungan di kalangan anak muda. Sebagai ikon, artis yang namanya kerap disingkat BCL ini wajib mengampanyek kepedulian lingkungan.

Ia Bentuk kampanye yang dilakukan putri pasangan Muchlis Rusli Emmy Syarif ini adalah lewat lagu. Di album keduanya artis yang mengenyam pendidikan SMP di Lhokseumawe Aceh ini memasukkan lagu bertema lingkungan.

Bukan hanya sebagai tanggung jawab kepada produsen yang mengontraknya, tapi juga tanggung jawab pada kelestarian lingkungan untuk generasi akan datang.

Jika dulu orang lebih mengenal nama Melly Goeslaw sebagai hits maker lagu-lagu, kini blantika musik Indonesia memiliki satu lagi wanita pencipta lagu berbakat, yaitu Cynthia Dwi Bayu Wardhani atau yang lebih dikenal dengan Dewig.

23

“Bukan

hanya

itu,

ia

juga

menyadari

bahayanya pemanasan global. cara pribadi, ia punmemetik manfaat, misalnya bila sebelumnya BCL termasuk orang yang boros penggunaan listrik, kini ia mulai hemat. gila dulu membiarkan teve menyala mesti tidak ditonton, membiarkan kabel charger handphone terus tertancap di sumber listrik atau membiarkan lampu menyala

tak

tinggal

dengan

berguna,

kini

kebiasaan

selamat

buruk

itu.

“Padahal itu pemborosan. Itu baru contoh sederhana, tetapi dosa itu nggak disengaja karena aku waktu itu belum paham, ujarnya. Penyanyi yang terkenal dengan tembang Sunny ini mengaku bersemangat dengan tugas barunya itu. Semangat tersebut diharapkan menular pada lagu barunya.

Lewat lagu tersebut, ia berharap dapat lebih menyuarakan sikap peduli lingkungan yang selama ini sempat terabaikan. (Tika)

Gita Gutawa Yang Muda Yang berkarya

Penyanyi muda bernama lengkap Aluna Sagita Gutawa ini bersinar di usia muda. Gita— putri komposer musik Erwin Gutawa dan Lutfi Andriani ini memperkuat kemampuan bermusiknya dengan mendalami piano jazz dan gitar akustik belajar vokal di bawah asuhan Aida Awenchen dan Chatarina Leimena. la piawai membawakan lagu ber-genre pop klasik dengan nada tinggi dan merdu. Prestasinya luar biasa. Album pertamanya Gita Gutawa meraih Platinum Awards, disusul dengan prestasinya mengisi soundtrack beberapa film, di antaranya film Love dan Laskar Pelangi.

Pada 2008 prestasinya, meraih G and untuk seluruh kategori pada The 6th International! Nile Children Song Festival (INCSF) di Cairo, Mesir, 29 Januari-3

-3 Februari 2008 dalam Guest Sta la juga beroleh penghargaan Penyanyi Pendatang Baru Terbaik dan Album Terbaik AMI Award 2008, kemudian anug. rah sebagat Young and Talented Artist dari Insert, Artis paling bersinar 2008 dari Espresso dan penghargaan New Kids On the Block dari raajal .h Rolling Stone, Pop Soto Terfavorit SCTV Music Award 2008, Album Pap terfavorit SCTV Music Award 2008. Hebatnya, Ia tetap berprestasi di sekolah sebagai lulusan terbaik. (Darta)

24

PINGKAN MANDAGI

Kecintaannya pada terjun payung bermula karena hampir seluruh keluarga besar Mandagi adalah penerjun. ang ayah, Theo Mandagi merupakan penerjun payung handal. Kini, setelah terjun lebih dari 1.250 kali Pingkan Mandagi masih tetap berjaya di udara. Terakhir, pada PON XVII di Kalimantan Timur beberapa waktu lalu ia memperoleh 2 emas untuk kategori ketepatan mendarat perorangan, dan beregu putri bersama Tutik Lestari Waroka.

25

Bagi Pingkan, pengalamannya bertanding di PON memang membawa kesan tersendiri. Maklum ia dan timnya sudah 5 kali berturutturut mengikuti PON dan 4 kali berhasil meraih medali emas. Meski prestasinya luar biasa, tak membuat perempuan yang spesialisasinya di kelas ketepatan mendarat dan kerja sama di udara ini menjadi angkuh. Ia tak pernah mempunyai target pencapaian. “Target itu hanya akan membuat saya stres. Apalagi cabang ketepatan mendarat adalah olahraga yang lebih ke pengendalian emosi dan konsentrasi ketimbang fisik. Tapi saya selalu berusaha yang terbaik dalam setiap pertandingan”

Tiga bulan yang lalu Pingkan bertolak dari kediamannya di Bandung ke Menado. “Saya resmi diangkat oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagai pelatih terjun payung. Jadi saat ini saya berkantor di Dinas Pemuda dan Olahraga di Manado, tutur perempuan yang pernah menjadi dosen di jurusan desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desairt, Institut Teknologi Nasional, Bandung ini.

Di kantor barunya, ia diminta menyusun program bagi kemajuan olahraga terjun pa yung di Sulawesi Utara, dan sekaligus diangkat sebagai staf bagian keuangan dan perencanaan di Dinas Pemuda dan Olahraga Sulawesi Utara.

Sebagai penerjun yang telah lama berkiprah, terselip harapan-harapan Pingkan untuk kemajuan terjun payung Indonesia. “Saya ingin membuat pendidikan terjun payung bagi generasi muda. Saya juga ingin membuat terjun payung menjadi olahraga yang terjangkau dan populer di masyarakat,” harapnya. Ia juga ingin agar prestasi penerjun payung di Indonesia bisa setara dengan penerjun di negara-negara lain. Meski usia terus beranjak naik, Pingkan belum berencana meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya itu, Menurutnya, olahraga ini tidak mengenal batas usia, Yang jadi batasan adalah kesehatan mental dan fisik. (““)

Ingin Populerkan Terjun Payung Pingkan Mandagi wanita penerjun payung handal sebagai prestasi telah diraih. Meski usia terus bertambah, hingga kininamanya tetap berkibar di udara. “olahraga tidak mengenal batas usia”begitu katanya.

26

Angelina Jolie

Penyelamat Para Pengungsi Tidak hanya piawai berakting, Angelina Jolie Voight ternyata piawai memainkan peran kemanusiaannya. Sebagai artis, Jolie bersyukur dengan materi dan ketenaran yang ia miliki. Namun sebagai umat manusia, ia merasa malu dengan kemewahan yang dia miliki jika dirinya tidak bermanfaat. Artis cantik ini menentukan langkah dengan ikut memperbaiki kehidupan para pengungsi.

Semakin hari Jolie semakin terlibat mempromosikan kasuskasus kemanusiaan di level politik. Secara rutin ia menghadiri World Refugee Day di Washington DC. Juga menjadi pembicara di World Economi Forum di Dayos. Minatnya pada peningkatan kehidupan para pengungsi membuatnya gencar melobi para politikus di Washington DC. Setahun kemudian, Jolie mengumumkan berdirinya National Center for Refugee and Immigrant Children, organisasi internasional yang memfasilitasi pengadopsian anak-anak pengungsi yatim piatu untuk kehidupan yang lebih baik. Secara pribadi, Jolie menyumbangkan kekayaannya sebesar US$ 5 juta untuk pendanaan selama 2 tahun. Jolie juga menyumbangkan sejumlah uang untuk biaya pengobatan anak-anak yang jiwanya rapuh di negara ketiga.

Pada 2006, Jolie meresmikan berdirinya Yayasan Jolie/Pitt yang memberikan donasi untuk Global Action for Children dan Doctors Without Borders, masingmasing sebesar US $ 1 juta.

Selain itu, ia juga menjadi wakil direktur Education Partnership for Children of Conflict yang membantu pendidikan untuk pengungsi anak-anak.

Kiprah Jolie untuk kemanusiaan diakui lembaga-lembaga intenasional dan membuatnya diganjar berbagai penghargaan.

Dalam kehidupan pribadinya, selain 3 anak kandung, ia mengadopsi 3 anak yang berasal dari 3 negara berbeda. (Ayu)

27

Pembuatan film Tomb Rider menjadi momentum bagi Angelina Jolie. Selain, ketenaran yang melejit dan honor yang melangit, untuk pertama kalinya, secara pribadi, ia tersentuh dengan krisis kemanusiaan.

Sekembalinya dari lokasi syuting di Kamboja, Jolie mengunjungi UNHCR, lembaga PBB yang mengurusi para pengungsi. Dan melalui lembaga tersebut Jolie menelusuri negara-negara yang membutuhkan bantuan pendampingan bagi para pengungsi yang akan pindah ke tempat menetap baru.

Tidak sampai satu bulan, Jolie langsung merancang perjalanan ke beberapa negara untuk mengunjungi kamp-kamp pengungsian. Februari 2001, ia melakukan kunjungan pertamanya sebagai relawan UNHCR. Misi pertamanya adalah Sierra Leone dan Tanzania. Perjalanan itu memberikan shock therapy yang begitu kuat hingga artis pemeran Lara Croft ini tidak bisa makan berhari-hari.

“Saya terkejut dengan apa yang saya lihat. Saya tidak tahu ada kehidupan yang begitu menderita sementara saya hidup nyaman bergelimang harta di tempat lain, katanya sedih. “Kita tidak bisa menutup mata atas keadaan ini.

Saya yakin semua orang berhak atas kehidupan yang setara dan keadilan, kesempatan untuk hidup yang berarti. Saya ingin semua orang yakin bahwa akan selalu ada teman yang membantu saat kita dalam kesulitan.

Saya akan menjadi teman seperti itu,” urai Jolie saat pengesahan dirinya sebagai Duta Kehormatan UNHCR di Jenewa pada 2001. ‘ ‘ Pu Jolie sudah banyak melakukan misi kemanusiaan di seluruh dunia. Mengunjungi para pengungsi di lebih dari 20 negara. la berharap semakin banyak pihak yang peduli.”Saya rasa mereka (para pengungsi) harus dihargai atas perjuangan dan atas apa yang bisa mereka selamatkan, tegasnya. Ia membukukan perjalanannya lina Jae dalam buku berjudul Notes from My Travels.

28

5 Srikandi “Kelompok Sahita” Berkesenian Menyuarakan Hati Perempuan

Tepuk tangan dan derai tawa penonton mengiringi aksi panggung teater-tari 5 perempuan anggota Kelompok Sahita. Demikian sambutan penikmat teater-tari yang dipagelarkan oleh perempuan-perempuan istimewa asal Solo, Jawa Tengah. Lewat olah kesenian, tanpa disadari, pe

san yang disampaikan para ibu rumah tangga itu dapat diterima penonton. Dan memang itulah misi pendirian Sahita pada 22 Juni 2001 lalu. “Sebagai anggota masyarakat, kami ingin mengekspresikan dan mengaktualisasi diri sebagai the agent of change melalui media teater tari,” ujar Wahyu Widayati ‘Inonk: pemimpin Sahita yang juga staf Taman Budaya Surakarta.

“Semoga pesan ini dapat memperbaiki keadaan dalam tataran komunal besar, tapi setidaknya diawali dari diri pribadi sendiri” Melalui gerak, dialog, tembang dan musik dengan mulut itu mereka berharap respons terhadap isu-isu sosial, budaya dan lingkungan ini dapat komunikatif dan diterima khalayak. “Respons tersebut kami sampaikan dengan karakter khas Sahita yang renta, naif, narsis, serta menertawakan kegetiran nasib dan satire. Tentunya melalui kacamata perempuan dan wong cilik,” tambah Sri Lestari “Cempluk’” yang mengakrabi kesenian ketika bergabung di Teater Peron FKIP UNS dan Teater Gapit Surakarta. Selain sebagai pelatih di teater anak Bekecot, dia Juga pernah mendukung karya Sardono W, Kusumo, Elly Luthan, Irawati Kusumorasri, Wiwik HW, Max Baihagi, Suprapto Suryodarmo dan Garin Nugroho, Sebut saja karya pertama mereka Srimpi Srimpet, mengkritis masyarakat sekarang yang cuma pandai omong, lalu Srimpi Ketawang Lima Ganep yang merespons seni tradisi yang terasa mati suri. Kemudian Alas Banon mengingatkan bahaya global warming dan berbagai bencana akibat menipisnya lahan hijau dan tanah resapan, serta lingkungan yang rusak. Sedangkan Gedruk adalah respons terhadap merajalelanya konsumerisme akibat efek globalisasi yang lebih menyukai produk luar ketimbang dalam negeri. Masih banyak lagi karya mereka dan seperti dikatakan anggota Sahita lainnya, Sri Setyo Asih “Thing Thong” staf pengajar ISI Surakarta yang mantan penari Bedaya Ketawang Kraton Kasunanan Surakarta itu, “Kami berharap bisa selalu kreatif, inovatif, produktif, eksis dan ikut mewarnai indahnya budaya nasional Internasional. Selain ingin menjadikan wanita Indonesia bangga dengan produk dan budaya negeri sendiri. Juga menggugah kebanggaan menjadi ibu sebagai orang terdekat yang akan mewarnai dan menentukan kualitas anak sebagai generasi penerus.”

29

Ika Butoni

Penggagas Bali Fashion Week perjalana

banyak orang dari berbagai negeri. Ibu satu anak in desainer di rumah mode L Estelle di Jerman. Se tahun di rumah mode tersebut, dia mendirikan perancangan. Tahun 1985 ia bergabung deng Development Council (HKTDC) pada Trade Exhibitio mulai diekspor ke Eropa. Saat ini, Ika menggelar Fas setahun di Hong Kong. Dia merupakan perancang H

Karya Ika kreatif dan selalu berbeda dalam tiap mengeksplorasi kekayaan budaya Indonesia da tahun 2000, Ika mulai menggagas Bali Fashi diprogramkan setiap tahun. BFW adalah peristiwa diselenggarakan Yayasan Mode Bali yang didir Pemikiran positif dan inspiratif wanita-wanita istimewa ini Pagelarannya akan mengombinasikan unsur fe diharapkan dapat memberikan sumbangsih agar perempuan lebih berdaya, juga menggugah masyarakat punya kepedulian Selain jadi ajang bisnis, BFW juga jadi aj dan empati tinggi memperbaiki kualitas kehidupan. “Semoga mempresentasikan bakat mereka ke dunia internasio aktivitas kami berkesenian memberi manfaat,” tandas Atik pada ekspor. MenurutIka, Bali tetap dijadikan tua Sulistyaning Kenconosari, vokalis keroncong di Sahita, yang juga popularitasnya di dunia internasional. Baru-baru aktif melukis sampai sekarang.“Itu kami lakukan di sela jadwal ini tampil di Hong Kong Fashion Week 2009 mew kesibukan kami masing-masing, mengantar anak misalnya, mengusung tema “On The Desert Road to Alexan Menyenangkan sekali jika karya bersama kami ini bisa berkenan pun mengharumkan Indonesia di kancah mode du di hati masyarakat” (MT)

an dan interaksi dengan ni memulai karier sebagai etelah bekerja beberapa n perusahaan pelayanan gan Hong Kong Trade on. Tahun 1990 karyanya shion Trade Fairs dua kali HKTDC yang paling lama.

Siti Hatijah Pelestari Tarian Topeng Gettak Madura Siti Hatijah sudah diakul di Madura. Ia wanita yang mengabdikan dirinya pada dunia | tari tradisional, tari Topeng Gettak Madura sejak tahun 1972. Kesenian tari Topeng Gettak tidak terlepas dari keberadaan kesenian topeng dalang yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Madura.

Siti Hatijah mempunyai darah seni dari kedua orang tuanya yang mengembangkan kesenian mocopat. Dorongan dari orang tuanya tersebut diwujudkan dengan cara mengirim Tijah (panggilan Siti Hatijah) ke STKW (Sekolah Tinggi Kesenian Wilwatikta) di Surabaya. Di sanalah Tijah banyak mempelajari ilmu kesenian, terutama seni tari.

Di STKW pula ia banyak bergaul dengan pekerja seni dari berbagai wilayah di Jawa Timur. “Sebelum masuk STKW pun saya sudah menari. Sejak kecil, mulai SD, SMP hingga SMA, saya sering menari terutama tarian tradisional, katanya.

rancangan. la berusaha an budaya asing. Sejak ion Week (BFW) yang a dagang tahunan, yang rikan dan dipimpin Ika. esyen dan seni budaya.

Setelah lulus dari STKW, bakat seni Tijah semakin terasah. Ditambah lagi, saat itu dia bertemu Alimuddin, anggota TNI di lingkungan Kodim 0826 Pameka 2 ng ke| mudian menjadi suaminya. Suaminya itu m. : S3 Me g | dorongan penuh kepada Tijah. | 3 3” 2 Kg

jang perancang muda onal yang berkonsentrasi an rumah, karena faktor u ini, desainer Indonesia wakili Indonesia dengan ndria”. Nama Ika Butoni unia. (Daria)

Karier istri kepala Desa Laden, Kecamata ”” -amekasan ini di bidang tari tradisional pernah men —.pai pun| cak. Dia dikirim ke Taiwan mewakili Indonesia khususnya di bidang kesenian pada acara Pramuka sedunia, “Saya juga pernah dikirim untuk melatih Tari Pecut se Jawa Timur dalam acara Jambore Nasional tahun 1991, kata wanita yang berusia 47 tahun ini. |

30

31

Ardista Dwiasri

Sebagai Pelaku Bisnis dan Desainer umurnya baru 29 tahun, seorang wanita Indonesia, namun namanya terkenal di dunia fesyen New York dan beberapa negara bagian di Amerika Serikat. Ia termasuk salah satu desainer berbakat yang makin diperhitungkan di negeri Paman Sam. Sepanjang Maret hingga akhir tahun 2007 lebih dari lima belas surat kabar dan majalah ternama memuat profil dan karyanya. Antara lain The New York Times, Vogue Japan, Daily Candy, Fasion Week Daily, dan Coutorture. Beberapa industri fesyen mencatat karyanyaa rumit, penuh detail, serta inovatif Hasil rancangannya tak hanya dipajang di butik-butik di New York tempat tinggalnya, tapi juga di Los Angeles, New Jersey, Michigan, Massachusetts, Illinois, Florida dan lain-lain. Model rancangannya ready to wear membuatnya bisa dengan cepat dipajang di berbagai tempat. Jangan heran jika rancangannya ditemukan pula di sejumlah butik terkenal di Perancis, Turki, Jepang, hingga Korea. Sayangnya belum sampai ke Indonesia, karena menurutnya, ia sedang membangun jaringan di negaranegara maju terlebih dulu untuk pasar utama produknya.

Bungsu dari dua bersaudara anak pasangan Purnardi dan Indah Djuita menapaki dunia fesyen setelah berkenalan dengan perancang kenamaan Diane von Furstenber. Setelah itu ja makin intensif karena bisa bekerja paruh waktu di perusahaan mode GAP dan Ann Taylor. Tahun berikutnya ia sudah bisa menjadi asisten perancang kenamaan New York Tommy Hilfger. Di sini Ardistia menjadi technical designer yang makin memahirkannya pada detail. Awal tahun 2007 ia memutuskan keluar dari Tommy Hilfiger untuk mengibarkan bendera sendiri dengan nama Ardistia New York. Ardistia memulainya lewat pergelaran busana di New York, Paris, dan memamerkan karyanya di showroom bersama para desainer di sana. (Daria)

32

Tuti N.Roosdiono Sebagai orang yang lahir dan dibesarkan dalam tradisi jawa, Tuti N. Roosdiono sangat mengenal budaya Jawa. Wanita kelahiran Solo ini sejak balita sudah tertarik pada seni tarl, khususnya seni tari tradisional jawa. Tak heran kesenian jawa telah mengakar dalam jiwanya. Melihat seni tradisional jawa, khususnya wayang yang kian merana, Tuti berinisiatif meng hidupkannya kembali.

Lewat mitra wayang orang, sebuah paguyuban wayang orang, istri Anangga Roosdiono ini menghimpun kekuatan untuk mensosialisasikan wayang orang pada kalangan awam. Bukan dengan memberi penjelasan mengenai seluk beluk wayang, misalnya sejarah dan lain sebagainya, tapi melibatkan mereka dalam pertunjukan wayang.

Bersama grup wayang orang Bharata, teman-teman Tuti yang berasal dari berbagai suku dan profesi berlatih bersama-sama. Mereka bahkan melibatkan serta anak atau cucu mereka dalam pertunjukan itu. Sederet nama sosialita seperti Atillah Soeryadjaya, Yani Arifin, Ita Arifin, Tatik Hendropriyono, Nunun Dorojatun, lin Sahitapy, Rima Melati, Joice dan banyak lagi tercatat sebagai pemain. “Awalnya mereka malu, ragu. Apa saya bisa? Saya tidak pernah nari, begitu kata mereka, Tapi saya yakinkan, mereka pasti bisa asal mau berlatih. Dan ternyata mereka lama-lama senang juga. Semangat sekali latihan” Berkat usahanya memotivasi teman-temannya, Per tunjukan yang digelar Agustus 2008 lalu di Gedung Kesenian Jakarta, sukses. Tiket terjual habis. “Rencananya kami akan rutin menggelarnya setiap tahun,” (Atika)

33

Namanya tak asing lagi ditelinga pencinta film. Banyak sudah film film yang sukses di layar lebar Indonesia maupun mancanegara dilahirkan pemilik nama lengkap Mira Lesmanawati ini. Yang terakhir dan paling fenomenal adalah film Laskar Pelangi. Sebuah film yang disemangati idealisme untuk memotivasi anak bangsa untuk bersekolah dan menggapai impiannya.

Mira Lesmana

Dan membicarakan Laskar Pelangi tak akan lengkap tanpa menyebut Mira Lesmana, sang produser. Film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Andrea Hirata itu menjadi fenomenal. Bagaimana tidak, dalam waktu 10 hari penontonnya mencapai 1,1 juta orang dan mendapat sambutan luar biasa saat diputar di Festival Film Internasional, Berlin.

Profesi sutradara yang kini digelutinya tak lepas dari keberaniarr nya melakukan gebrakan. “Aku dan teman-teman sudah belajar penyutradaraan tapi tidak bisa membuat film. Terlalu banyak yang harus dilewati untuk menjadi sutradara. Undang-undang film waktu itu mengatakan untuk jadi sutradara harus pernah jadi asisten sutradara 4 kali, untuk jadi asisten setelah 4 kali jadi pencatat skrip dan sebagainya. Lalu kapan aku bisa mulai? Akhirnya aku nekat keluar dari production house tempat aku bekerja dan mendirikan Miles Production bersama Nan T Achnas, Riri Riza dan Riza Mantovani, cerita Mira. Kuldesak adalah film perdana Miles Production.

“Terus-terang begitu baca berita di internet, film ini sudah ditonton satu juta orang

Berani Lakukan Gebrakan lebih dalam tempo 10 hari, aku merasa kaget. Surprise banget,” ucap Mira senang. Kini ia sedang menggarap seguel Laskar Pelangi yakni Sang Pemimpi, masih dari novel karya Andrea Hirata. Jika tidak ada halangan, Sang Pemimpi akan dirilis pada Desember 2009.

Mira yang terlahir dalam keluarga pemusik, sang ayah musisi Jazz senior Jack Lesmana dan ibunya penyanyi Nien Lesmana mengakui bermusik bukanlah bakatnya. Ia mempelajari ilmu perfilman dari kampusnya terdahulu LPKJ yang sekarang bernama IKJ (Institut Kesenian Jakarta). Film yang dihasilkan wanita kelahiran 9 Agustus 1964 ini selalu mendapat respons positif, sebut saja Ada Apa Dengan Cinta (2000), Petualangan Sherina (2000), Eliana-Eliana (2002), Rumah Ketujuh (2003), Soe Hok Gie (2005) dan yang paling menggebrak adalah Laskar Pelangi (2008). (Fiona)

34

Miliki Power Untuk Berkreasi

Rayya adalah penulis skenario andal. Film-film yang dibuatkan skripnya adalah film bermutu. Sebutlah Rumah Ketujuh, Pasir Berbisik, Banyuyu Biru dan terakhir Jemal, yang meraih penghargaan untuk Best Feature Film di 19th African, Asian, Latin American Film Festival, Milan.

Menjadi penulis skenario memang jalan yang telah ditentukan bagi master bidang sastra abad ke-20 dan Konteks Intelekual di Goldsmiths College, University of London itu. Lebih dari itu karena sejak kecil sudah dikelilingi keluarga penikmat film, wajar saja jika membuat skenario film begitu ia sukai. “Sejak masih anak-anak aku sudah sangat terbiasa menonton.

Sehingga saat kuliah senang sekali dapat menemukan mata kuliah yang menarik perhatianku.

Aku mengambil kelas bramatic Writing dan ternyata cocok denganku,” ungkerhe lahiran Boston 34 tahun lalu itu. Ada hal yang begitu membuatnya menyukai profesinya sebagai penulis skenario film.

“Aku se perti diizinkan untuk menjadi seperti penguasa, karena aku berkuasa untuk menciptakan sebuah dunia dengan tokoh-tokohnya sesuai imajinasiku.

Aku suka power ini karena ada kebebasan dalam menggali kreativitasku.

Hal ini sungguh menantang,” tandas BA jurusan film dari Vassar College, New York yang menjadi penulis skenario sejak 1998.

35

Bila ditanya yang mana dari karyanya yangpaling disukai, dipastikan ia akan sulit menjawab nya. Sebab ia menggambarkan dirinya dan skenarionya bagaikan ibu dan anak. Akan tetapi Rayya mengakui, jika harus memilih akan pilih film Jermal sebagai karya yang mempunyai ikatan khusus dengannya. “Saya mengikuti proses pembuatan film ini dari tahap ide cerita sampai publisitasnya.”

(Fiona)

Rayya Makarim

36

KARTINI Majalah Wanita 2009