RADAR LAMPUNG | Minggu, 17 Maret 2013

Page 1

17 MARET 2013

28 HALAMAN/Rp3.000,-

Tower Patah, Biarpet Kumat BANDARLAMPUNG – Penyakit lama biarpet kumat lagi. Sejak Jumat hingga kemarin (15-16/3), pemadaman listrik beberapa kali terjadi. Hal ini memicu keluhan dari sejumlah warga. ’’Jelas, saya kecewa Mas. Masak dalam sehari terjadi empat kali pemadaman listrik. Padahal saya sudah membayar tepat waktu, tetapi masih dipadamkan juga,” keluh Mustakim, warga Sukarame, Bandarlampung, kemarin. Menurutnya, pemadaman listrik terjadi pada pagi, sore, dan malam hari. Saat malam hari, pemadaman bahkan terjadi beberapa kali. ’’Saya nggak tahu kenapa dipadamkan. Tetapi, informasinya, ada kerusakan teknis,” ujar dia. Mustakim berharap PLN Distribusi Lampung dapat mengantisipasi gangguan-gangguan teknis. Sebab, bukan satu-dua kali gangguan semacam ini terjadi. ’’Ini bukan pertama lho Mas, tetapi sering terjadi. Kadang seminggu dan sebulan, pasti listrik mati,” tukasnya. Terpisah, Sekretaris Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda

FOTO AJI SAKTIYANTO

MASIH TAKUT DAN TRAUMA: Hingga kemarin, sekitar 1.311 petambak masih menghuni GOR PT CPB di Desa Adiwarna, Denteteladas, Tuba.

Trauma, Ribuan Warga Masih Mengungsi TULANGBAWANG – Pascabentrok yang melibatkan petambak Forum Silaturahmi (Forsil) dan Plasma Peduli Kemitraan (P2K) pada Selasa (12/3), sebanyak 1.311 anggota P2K masih menghuni lokasi pengungsian yang dipusatkan di Gedung Olahraga (GOR) PT Central Pertiwi Bahari (CPB). Mereka terpaksa mendiami tempat pengungsian itu lantaran masih takut dan trauma dengan bentrok yang mengakibatkan tiga petambak tewas tersebut. Selain GOR CPB, sebanyak 613 karyawan

perusahaan juga terpaksa diungsikan ke Central Housing di Jl. Kresna, Desa Adiwarna, Denteteladas, Tulangbawang. Sementara ribuan petambak lainnya memilih mengungsi ke luar areal tambak, ke tempat-tempat yang mereka anggap aman. Mereka memilih jalan itu karena tersiar isu akan ada serangan susulan kepada para karyawan CPB dan petambak P2K yang masih bertahan di areal perusahaan.

Dari pantauan Radar Lampung di lokasi bentrokan kemarin (16/3), areal pertambakan masih terlihat lengang. Di lokasi bentrok yaitu di pertigaan antara kanal dan gudang PLO CPB, masih terlihat sisa-sisa bentrokan. Di sana, gelas bekas air mineral masih berserakan. Selain itu, di lokasi tersebut juga masih terdapat kayu dan bambu yang diperkirakan digunakan saat bentrok berlangsung. Rumah petambak P2K yang berada di empat blok

hampir seluruhnya rusak saat bentrok terjadi. Salah seorang pengungsi yang tidak mau disebutkan identitasnya karena takut menjadi sasaran kubu lawan mengaku tak mengetahui persis bentrok yang terjadi. ’’Saya tidak tahu saat penyerangannya. Tetapi karena lihat tetangga lari, kami ikut lari,” ujarnya kepada Radar Lampung. Dia menyatakan, sebagian kerabatnya ada yang terpaksa lari ke Sungainibung Baca TRAUMA Hal. 2

Baca TOWER Hal. 2

LNP Bidik Rekor Muri

Teroris Tak Bisa Transfer Uang

Makan Udang dengan Peserta Terbanyak BANDARLAMPUNG – Radar Lampung Group terus membuat gebrakan sebagai bentuk apresiasi kepada para pembacanya. Setelah Radar Tanggamus berhasil memecahkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) melalui kegiatan minum kopi dengan peserta terbanyak pada tahun lalu, giliran Lampung NewsPaper (LNP) membidik gelar serupa.

Kembali ke Pola Klasik Fa’i JAKARTA - Tim penyidik Detasemen Khusus 88 Mabes Polri masih mendalami jaringan perampok Tambora yang ternyata pencari dana kegiatan teror. Tiga jenazah terduga teroris sudah dibawa ke RS Polri untuk diautopsi. Sedangkan empat yang lain masih diperiksa di sebuah tempat yang dirahasiakan. ’’Sudah bisa dipastikan bahwa ini memang aksi terorisme. Tujuan mereka merampok untuk mencari dana operasi atau fa’i,” ujar Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Suhardi Alius di Mabes Polri kemarin (16/3). Meski libur, Suhardi tetap berkantor untuk menjelaskan detail operasi penangkapan itu. ’’Kalau ada yang menyebut ini rekayasa karena Densus sedang disorot, itu saya kira tidak tepat dan berlebihan,” tukasnya. Menurut mantan Wakapolda Metro Jaya ini, pengungkapan perampokan toko emas di Tambora itu awalnya benar-benar diduga kriminal murni.

Indonesia (Hipmi) Lampung Rizaldi Adrian Rachmat mengaku memahami pemadaman listik bukan keinginan PLN. Sebab, setiap pemadaman tentu akan menyebabkan kerugian bagi pihak PLN. ’’Saya paham kondisi pemadaman. Tak ada satu pun orang atau perusahaan yang ingin listrik padam, termasuk PLN,” ujar Rizaldi saat dihubungi via ponselnya.

Bedanya, rekor Muri akan dipecahkan melalui kegiatan makan udang dengan peserta terbanyak. Rencananya, kegiatan tersebut dirangkai dengan jalan sehat hari ini di Lapangan Saburai, Bandarlampung, dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-1 koran bersegmentasi ekonomi Baca LNP Hal. 2

FOTO AFP

DUEL UDARA: Pemain Everton Kevin Mirallas (kanan) melakukan duel udara dengan James Milner (Manchester City) dalam laga Premier League tadi malam.

(2) EVERTON

MAN. CITY (0)

NERAKA DI GOODISON PARK

LIVERPOOL – Bukan Old Trafford (kandang Manchester United), Stamford Bridge (home ground Chelsea), atau Anfieldnya Liverpool yang menjadi momok bagi Baca TERORIS Hal. 2 seorang Roberto Mancini. Goodison Park-

lah yang layak ditahbiskan sebagai stadion neraka bagi pelatih Manchester City itu. Bagaimana tidak, dari empat kali memimpin City bertamu ke kandang Everton di pentas Premier League, Mancini selalu

tersungkur. Kekalahan keempat diderita tadi malam WIB (16/3). Skuad Mancini dipaksa menyerah dua gol tanpa balas. Overall, catatan pertemuan Mancini dengan tim asuhan David Moyes tersebut juga lumayan parah. Dari delapan laga, termasuk tadi malam, pelatih berpaspor Italia itu hanya mampu menang 1 kali, seri 1 kali, dan 6 laga lainnya berakhir dengan kekalahan. Baca NERAKA Hal. 2 FOTO JPNN

INDAH Pengunjung melihat keindahan dan keunikan ikan arwana di Pontianak Convention Center (PCC) kemarin. Sebanyak 72 ekor arwana dipamerkan dan sebagian dijual di even yang diadakan setiap tahun ini.

Octav Dirgantara Setiadji, 30 Tahun Mengajar Silat di Jerman

Uang Pensiun untuk Dirikan Sigepi Institut Pencak silat ternyata sudah mendunia. Buktinya, bela diri itu kini ada di mana-mana. Salah satunya di Berlin, Jerman. Lewat Sigepi (Silat Gerakan Pilihan) Institut, pencak silat cukup diminati warga setempat. Berikut catatan wartawan Jawa Pos (grup Radar Lampung) M. Salsabyl yang belum lama ini menemui pendiri Sigepi, Octav Dirgantara Setiadji, di Berlin. CUACA Berlin malam itu (6/3) cukup membuat Octav Dirgantara Setiadji (66) kedinginan. Meski sudah lebih dari 30 tahun tinggal di Jerman, dia tetap tidak mampu menahan hawa dingin yang menusuk tulang. Dengan jaket tebal yang membungkus tubuh, Octav buru-buru masuk ke gedung di kawasan Rheinstrasse, Berlin. Suasana agak hangat terasa di lantai dua gedung itu. Ya, di salah satu ruangan di lantai tersebut terdapat markas Sigepi Institut. Begitu keluar dari lift, tamu langsung http://www.radarlampung.co.id

FOTO M. SALSABYL/JPNN

ketemu front office dengan meja counter dan beberapa kursi tunggu. Dinding-dinding ruangan itu dihiasi foto-foto Octav pada masa muda ketika badannya masih tegap. Banyak juga potret para pesilat bule, murid Octav. Setelah menjabat tangan Jawa Pos, Octav langsung duduk di mejanya, membuka komputer dan browsing internet. ’’Ini yang saya ceritakan tadi. Yang ini video di YouTube ujian Sigepi. Itu foto-foto murid saya dari berbagai tempat. Kami berkomunikasi lewat internet,” ujarnya sambil terus membuka tautan-tautan di website resmi Sigepi Institut. Tak lama kemudian, seorang perempuan memasuki ruangan. Melihat sosok Octav, dia langsung mendekat ke konter. Perempuan berambut cokelat itu memberikan salam ala pencak silat kepada Octav. Badannya dibungkukkan dengan telapak tangan kanan di dada. Sapaan tersebut disambut Octav dengan jabat tangan dan ciuman pipi.

MAHAGURU: Octav Dirgantara Setiadji (tengah, baju hitam) di antara murid-muridnya di markas Sigepi Institut.

Baca UANG Hal. 2 Berlangganan, Hubungi: 0721 - 782306-7410327


Turn static files into dynamic content formats.

Create a flipbook
Issuu converts static files into: digital portfolios, online yearbooks, online catalogs, digital photo albums and more. Sign up and create your flipbook.